Anda di halaman 1dari 187

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI DARI RUMAH PADA MASA

PANDEMI COVID-19 DI SD NEGERI GULANGPONGGE 01


GUNUNGWUNGKAL PATI

TESIS

Oleh

Suci Ariyani
NIM. MP-19029

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER (S2)


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
2020

i
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER (S2)
Jl. Con ge Ngembalrejo Kotak Pos 51 Telp. (0291) 432677 Fax. 441613 Kudus
Email: ppsstainkudus@gmail.com, pascasarjana@stainnkudus.ac.id
Website: www.stainkudus.ac.id.

NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING


PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

Nama : SUCI ARIYANI


NPM : MP-19029
KONSENTRASI : MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
JUDUL TESIS : PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI DARI
RUMAH (BDR) PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI SD NEGERI
GULANGPONGGE 01 GUNUNGWUNGKAL PATI

Kudus, September 2020


Mengetahui
Ka. Prodi MPI

Dr. Fifi Nafiaturrahmah, M.Pd.I


NIP. 198602262015032007

ii
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER (S2)
Jl. Con ge Ngembalrejo Kotak Pos 51 Telp. (0291) 432677 Fax. 441613 Kudus
Email: ppsstainkudus@gmail.com, pascasarjana@stainnkudus.ac.id
Website: www.stainkudus.ac.id.

HALAMAN PENGESAHAN TESIS

Diberitahukan dengan hormat bahwa mahasiswa siswa yang bernama,


Suci Aryani, MP-19029, Judul Tesis: Pelaksanaan Pembelajaran Dari Rumah
(BDR) Pada Masa Pandemi Covid-19 Di SD Negeri Gulangpongge 01
Gunungwungkal Pati. Telah diseminarkan pada hari Selasa tanggal 03 November
2020 Dan telah direvisi pada hari Selasa Tanggal 17 November 2020 Oleh karena
itu dapat di sahkan dan dapat dilanjutkan untuk proses penyusunan tesis.
Demikian pengesahan ini diberikan kepada mahasiswa agara dapat
menjadikan periksa dan maklum adanya.

Kudus, Maret 2021


Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Abdurrohman Kasdi, Lc., M.Si. Dr. M. Nur Ghufron, S.Ag., M.Si.
NIP. 197602252003121002 NIP. 197811012005011002

iii
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Dengan penuh kejujuran dan tanggungjawab, saya Suci Ariyani, NIM. MP-19029
menyatakan dengan susungguhnya bahwa Tesis ini:
1. Seluruhnya merupakan karya saya sendiri dan belum pernah diterbitkan
dalam bentuk dan untuk keperluan apapun; dan
2. Tidak berisi material yang perah ditulis orang lain kecuali informasi yang
terdapat dalam referensi yang dijadikan rujukan dalam penulisan tesis ini.

Saya bersedia menerima sanksi apabila di kemudian hari ditemukan ketidakbenaran


pernyataan saya ini.

Kudus, …………. 2021


Yang Menyatakan,

(Suci Ariyani)

iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto
1. Hai orang-orang yang beriman apabila dikatakan kepadamu: Berlapang-
lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberikan
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu, maka berdirilah,
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Mujadilah ayat 11)
2. “Sesungguhnya keutamaan orang yang berilmu dibanding ahli ibadah, seperti
keutamaan bulan di malam purnama dibanding seluruh bintang-bintang.” (HR.
Abu Dawud dan Ibnu Majjah)

Persembahan
Kupersembahkan karya ini kepada:
1. Suami tercinta.
2. Putriku tersayang.
3. Teman-teman seperjuangan mahasiswa
Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Kudus.

v
ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah 1) Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran


Pendidikan Agama Islam (PAI) dari rumah siswa SDN Gulangpongge 01
Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati. 2) Untuk mengetahui kekurangan dan
kelebihan Belajar dari Rumah (BDR) Pendidikan Agama Islam (PAI) pada siswa
SDN Gulangpongge 01 Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah Pelaksanaan
pembelajaran dari Rumah (BDR) di SDN Gulangpongge 01 Gunungwungkal Pati.
Hasil penelitian adalah 1) Pelaksanaan Belajar dari Rumah (BDR) di SDN
Gulangpongge 01 telah berjalan dengan baik. Guru telah mempersiapkan
pembelajaran dengan menyiapkan RPP, bahan ajar, melalui metode pembelajaran
daring dan luring. Guru melakukan pembelajaran secara daring dan luring.
Pembelajaran daring dilakukan menggunakan aplikasi whatsapp group, google
classroom dan youtube. Pembelajaran luring dilakukan dengan cara berkunjung ke
rumah siswa secara berkelompok. Guru membentuk kelompok-kelompok siswa
berdasarkan kedekatan tempat tinggal masing-masing siswa. 2) Kelebihan dan
kekurangan dari Belajar dari Rumah (BDR) di SDN Gulangpongge 01 adalah
sebagai berikut; (a) Kelebihan belajar dari rumah (BDR) dalam pembelajaran
dari rumah adalah; 1) Materi tetap bisa tersampaikan walaupun siswa tidak
bertemu langsung dengan guru. 2) Pembelajaran masih tetap bisa dilakukan
dengan pendampingan orang tua. 3) Anak mampu belajar mandiri dengan bantuan
teknologi komunikasi. (b) Kekurangan belajar dari rumah (BDR) dalam
pembelajaran dari rumah adalah; 1) Tidak semua anak mempunyai sarana dan
prasarana untuk mendukung belajar dari rumah (BDR) 2) Ada beberapa siswa
yang mempunyai motivasi rendah dan kurang maksimal dalam belajar karena tidak
bertemu dengan guru. 3) Kurangnya jaringan internet di daerah Gulangpongge
Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati yang sedikit banyak akan berpengaruh
terhadap proses pembelajaran.

Kata Kunci: Belajar dari Rumah (BDR), Pandemi Covid-19, SDN


Gulangpongge 01

vi
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang memiliki segala maha, yang telah
mengutus Rasulnya membawa keterangan faktual dan petunjuk untuk menerangkan
hal-hal yang belum diketahui oleh umat manusia untuk menuju jalan ridho Allah
SWT. Peneliti akhirnya dapat menyelesaikan tesis berjudul: Pelaksanaan
Pembelajaran dari Rumah (BDR) Pada Masa Pandemi Covid-19 Di SD Negeri
Gulangpongge 01 Gunungwungkal Pati.
Penulisan ini tidak akan berjalan dengan lancar tanpa bantuan dari orang-
orang di sekeliling peneliti. Untuk itulah pada kesempatan ini tidak lupa peneliti
ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Mundakir, M.Ag. Rektor Institut Agama Islam Negeri Kudus
yang telah memberikan fasilitas sehingga saya dapat mengikuti kuliah
Pascasarjana di Institut Agama Islam Negeri Kudus.
2. Bapak Dr. H. Abdurrohman Kasdi, Lc., M.Si. Direktur Pascasarjana Institut
Agama Islam Negeri Kudus, yang telah memberikan kemudahan dalam
penelitian.
3. Ibu Dr. Fifi Nafiaturrahmah, M.Pd.I. Ketua Program Studi Manajemen
Pendidikan Islam Program Pascasarjana yang memberikan bantuan berguna
dalam menyelesaikan penyusunan tesis ini.
4. Bapak Dr. M. Nur Ghufron, S.Ag., M.Si. selaku pembimbing I yang telah
menyediakan waktu selama proses pengajuan judul sampai dengan selesainya
pembuatan tesis ini.
5. Dosen, serta staf sekretariat Pascasarjana Intitut Agama Islam Negeri Kudus,
yang telah banyak membimbing dan memberikan ilmu pengetahuan kepada
peneliti.
6. Kepada semua guru SDN Gulangpongge 01 Kecamatan Gunungwungkal
Kabupaten Pati.
7. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu-persatu.

vii
Peneliti sangat mengharap saran dan kritik yang membangun untuk
perbaikan tesis ini.

Kudus, April 2021


Peneliti

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………...………………………………………………ii
HALAMAN PENGESAHAN TESIS .................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS .................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Batasan Masalah/Fokus Penelitian............................................................... 4
C. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6
D. Tujuan penelitian .......................................................................................... 6
E. Manfaat penelitian ........................................................................................ 7
F. Sistematika Penulisan .................................................................................. 7
BAB II ................................................................................................................... 10
KAJIAN TEORI ................................................................................................... 10
A. Pembelajaran dari Rumah (BDR) .............................................................. 10
B. Pendidikan Agama Islam (PAI) ................................................................. 25
C. Pandemi Covid – 19 ................................................................................... 30
D. Kajian Penelitian yang Relevan ................................................................. 33
E. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 38
BAB III ................................................................................................................. 42
METODE PENELITIAN ...................................................................................... 42
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian................................................................. 42
B. Lokasi Penelitian ........................................................................................ 43

ix
C. Subyek dan Obyek Penelitian .................................................................... 44
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 46
F. Pengujian Keabsahan Data ......................................................................... 48
G. Teknik Analisis Data .................................................................................. 50
BAB IV ................................................................................................................. 55
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 55
A. Profil Lokasi Penelitian .............................................................................. 55
1. Gambaran Objek Penelitian ....................................................................... 55
B. Hasil Penelitian .......................................................................................... 63
1. Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dari rumah
siswa SDN Gulangpongge 01 Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten
Pati. ............................................................................................................ 63
2. Kekurangan dan Kelebihan Belajar dari Rumah (BDR) Pendidikan Agama
Islam (PAI) pada siswa SDN Gulangpongge 01 Kecamatan
Gunungwungkal Kabupaten Pati. .............................................................. 76
C. Pembahasan ................................................................................................ 92
1. Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dari rumah
siswa SDN Gulangpongge 01 Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten
Pati. ............................................................................................................ 92
2. Kelebihan dan Kekurangan Belajar dari Rumah (BDR) Pendidikan Agama
Islam (PAI) pada siswa SDN Gulangpongge 01 Kecamatan
Gunungwungkal Kabupaten Pati. .............................................................. 98
BAB V................................................................................................................. 110
PENUTUP ........................................................................................................... 110
A. Simpulan .................................................................................................. 110
B. Saran ......................................................................................................... 111
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 113
Lampiran-lampiran .............................................................................................. 117

x
DAFTAR TABEL

Tabel 3.2. Daftar Koding observasi ............................................................ 47


Tabel 3.3. Daftar Koding wawancara ......................................................... 47
Tabel 4.1. Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan SDN Gulangpongge
01 ………………………………………………………………………… 59
Tabel 4.2. Keadaan Guru dan Tenaga Pendidikan ………………………... 60
Tabel 4.3. Data Siswa SD Negeri Gulangpongge 01 …………………….. 61
Tabel 4.4. Sarana dan Prasarana SD Negeri Gulangpongge 01 Tahun
2020/2021 ……………………………………………………………… 62

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Ketentuan Penyelenggaraan Belajar dari Rumah (BDR)


Berdasarkan Zonasi Pandemi Covid -19 …………………………………. 2
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir …………………………………… 40
Gambar 3.1. Bagan Pengolahan data ............................................................ 50

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran.1. Daftar Koding Observasi ....................................................... 122


Lampiran 2. Lembar Instrumen Observasi Pelaksanaan Kegiatan
Pembelajaran Daring ………………………………………........................... 123
Lampiran 3. Pengamatan tentang kekurangan dan kelebihan pembelajaran
dari rumah ……………………………..……………................................. 124
Lampiran 4. Daftar Koding Instrumen Wawancara …….......................... 125
Lampiran 5. Instrumen wawancara Kepala Sekolah ……........................... 126
Lampiran 6. Instrumen wawancara Guru ……........................................... 128
Lampiran 7. Instrumen wawancara Wali Siswa ….................................... 129
Lampiran 8. Instrumen wawancara Operator sekolah …............................ 130
Lampiran 9. Instrumen Wawancara Operator Sekolah (Tim IT) …………. 131
Lampiran 10. Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Daring
……………………………………………………………………. 134
Lampiran 11. Hasil Wawancara Kepala Sekolah ………………………… 136
Lampiran 12. Hasil Wawancara Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) …. 141
Lampiran 13. Hasil Wawancara Wali Siswa 1 …………………………… 145
Lampiran 14. Hasil Wawancara Wali Siswa 2 …………………………… 148
Lampiran 15. Hasil Wawancara Wali Siswa 3 …………………………… 151
Lampiran 16. Hasil Wawancara Wali Siswa 4 …………………………… 155
Lampiran 17. Hasil Wawancara Wali Siswa 5 …………………………… 158
Lampiran 18. Hasil Wawancara Kepala Sekolah Kedua ………………. 161
Lampiran 19. Hasil Wawancara Guru Pendidikan Agama Islam (PAI)
Kedua ……………………………………………………………………. 164
Lampiran 20. Hasil wawancara dengan operator sekolah sebagai bagian
IT ………………………………………………………………………… 167
Lampiran 21. Foto Kegiatan Penelitian ………………………………….. 172
Lampiran 22. Foto Kegiatan Pembelajaran Dari Rumah (BDR) ………… 174
Lampiran 23. Screenshot contoh penyampaian materi oleh guru ……… 177

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Wabah Corona Virus Disease (Covid-19) yang melanda lebih dari 200
Negara di Dunia, telah memberikan tantangan tersendiri bagi lembaga
pendidikan, khususnya pendidikan dasar. Mengantisipasi penularan virus
tersebut pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan, seperti isolasi,
social and physical distancing hingga pembatasan sosial berskala besar
(PSBB). Tindakan pemerintah tersebut mempunyai tujuan untuk mengurangi
laju penyebaran wabah Corona Virus.1
Kondisi ini mengharuskan warganya untuk tetap stay at home, bekerja,
beribadah dan belajar di rumah. Kondisi demikian menuntut lembaga
pendidikan untuk melakukan inovasi dalam proses pembelajaran. Salah satu
bentuk inovasi tersebut ialah dengan melakukan pembelajaran secara online
atau daring (dalam jaringan). Akan tetapi, dalam pembelajaran daring ini tidak
terlepas dari permasalahan yang menjadi hambatan dalam pelaksanaannya,
termasuk pembelajaran daring kepada siswa di sekolah. Oleh karenya,
diperlukan berbagai jalan keluar sebagai solusi dan juga langkah yang diambil
di masa yang akan datang sebagai proyeksinya. Hambatan, solusi dan proyeksi
pembelajaran daring pada siswa penting untuk diketahui, mengingat sistem
pembelajaran ini digunakan oleh guru pada jenjang pendidikan dasar, sebagai
akibat dari kejadian luar biasa yaitu wabah Covid-19.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan dan Kementerian Agama RI. 2, menerapkan kebijakan belajar dan
bekerja dari rumah (Work from Home) mulai pertengahan Maret 2020. SDN
Gulangpongge 01 Gunungwungkal Pati sebagai salah satu sekolah yang berada

1
Nopiyanto, Y. E. (2020). Hambatan Guru Pendidikan Jasmani Generasi 80-an dalam
Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19. Jurnal Sporta Saintika, 5(2), 139-148.
2
Work From Home, Akses Data Kantor Dari Rumah https://jateng.
kemenag.go.id/warta/berita/detail/work-from-home-akses-data-kantor-dari-rumah

1
2

di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, merespon penerapan


belajar dan bekerja dari rumah (WFH) ini dengan mengeluarkan beberapa
kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Sekolah.
Ketentuan tentang penyelenggaraan Belajar dari Rumah (BDR)
Berdasarkan Zonasi Pandemi Covid -19 telah ditentukan oleh Pemerintah
dalam hal ini adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ketentuan ini
dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 1.1 Ketentuan Penyelenggaraan Belajar dari Rumah (BDR)


Berdasarkan Zonasi Pandemi Covid -19

Untuk jenjang SD disiapkan modul pembelajaran untuk guru, orang tua,


dan siswa untuk mempermudah proses BDR. Petunjuk untuk berkoordinasi
dengan orang tua sebagai mitra, serta penjelasan mengenai aktivitas
pembelajaran siswa sehingga guru bisa tetap memberikan pendampingan.
Petunjuk untuk mendampingi anak belajar dari rumah. Terdapat rangkuman
aktivitas pembelajaran mingguan untuk membantu orang tua menyiapkan hal
yang dibutuhkan anak dalam pembelajaran. Modul siswa dilengkapi dengan
penjelasan aktivitas pembelajaran yang terperinci bagi siswa dan orang tua
3

serta alokasi waktu sehingga memudahkan para siswa terlibat aktif dalam
pembelajaran. 3
Observasi awal dilakukan untuk memperoleh data awal tentang
fenomena pembelajaran dari rumah bagi siswa SDN Gulangpongge 01
Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati. Hasil pengamatan langsung
terhadap pembelajaran yang dilakukan pada Guru Agama Islam. 4 Data awal
diperoleh dari pengamatan dan wawancara tersebut. Pembelajaran yang
dilakukan oleh guru sangat menarik untuk diteliti lebih jauh.
Kondisi ini menjadi hal yang menarik dikaji mengingat sistem
pembelajaran daring ini pertama kali dilakukan oleh seluruh siswa secara
serempak. Kemendikbud memberikan sarana sebagai media pembelajaran
daring di Sekolah Dasar. Berdasarkan laporan tersebut, kajian mengenai
hambatan, solusi dan proyeksi sistem pembelajaran daring bagi siswa belum
pernah dilakukan. Hambatan, solusi dan proyeksi pembelajaran daring
merupakan aspek penting yang harus dikaji secara mendalam. Adanya
hambatan pada proses pembelajaran dapat menurunkan minat belajar siswa.
Tujuan pembelajaran akan tercapai dengan maksimal jika suasana
belajar yang dialami siswa dirasakan nyaman. Siswa akan mudah menerima
materi pelajaran jika suasana belajar mendukung. Pembelajaran dari rumah
merupakan pembelajaran yang kurang memenuhi persyaratan tersebut.
Masing-masing siswa dalam belajar dari rumah pasti mempunyai lingkungan
belajar yang beragam. Ada sebagian siswa yang suasana rumahnya nyaman dan
mendukung untuk belajar. Ada pula siswa yang lingkungan rumahnya kurang
mendukung untuk pembelajaran. Keragaman lingkungan belajar siswa inilah
yang seharusnya menjadi perhatian guru dalam penyampaian sebuah materi.
Ketersediaan sarana dan prasarana yang dimiliki masing-masing siswa
sangat beragam. Hampir semua siswa memiliki televisi ketika materi

3
Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19.
https://covid19.go.id/storage/app/media/Materi%20Edukasi/20200807-pembelajaran-di-masa-
covid-19-2.pdf
4
Observasi Pembelajaran Ibu Lukluk Unsiyah, S.Pd.I Guru Pendidikan Agama Islam (PAI)
SDN Gulangpongge 01 pada tanggal 12 September 2020 Pukul 10.00
4

pembelajaran disampaikan melalui Televisi. Namun tidak semua siswa


memiliki ponsel sendiri. Ada siswa yang menumpang ponsel milik orang tua
bahkan ada orang tua siswa yang sama sekali tidak memiliki ponsel.
Ketersediaan jaringan internet juga menjadikan kendala tersediri manakala
materi disampaikan secara daring. Kondisi yang demikian sudah selaknya
menjadi perhatian bagi sekolah untuk senantiasa memantau kendala yang
dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran dari Rumah (BDR).
Pelaksanaan pembelajaran dari rumah (BDR) memiliki keunggulan dan
juga sekaligus kelemahan. Ketersediaan sarana dan prasarana menjadi
permasalahan tersendiri bagi terlaksananya pembelajaran dari rumah (BDR).
Tidak semua siswa mampu mengakses materi yang diberikan guru. Pada
prinsipnya pembelajaran dari rumah tidak serta merta dapat menggantikan
pertemuan siswa dengan guru dalam sebuah proses pembelajaran. Ketersediaan
jaringan internet yang memadai juga menjadi hal penting yang harus
diperhatikan dalam pelaksanaan Pembelajaran dari Rumah (BDR) Pendidikan
Agama Islam (PAI). Tanpa jaringan internet yang memadai guru dan siswa
akan kesulitan dalam mengakses materi pelajaran. guru juga akn kesulitan
dalam menyampaikan materi pelajaran.
Berdasarkan fenomena yang terjadi di tengah pandemi Covid-19
peneliti ingin mengetahui pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI) di Sekolah Dasar. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan
judul Pelaksanaan Pembelajaran dari Rumah (BDR) Pendidikan Agama Islam
(PAI) pada siswa SDN Gulangpongge 01 Kecamatan Gunungwungkal
Kabupaten Pati.

B. Batasan Masalah/Fokus Penelitian


Fokus penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran dari rumah
(BDR) pada siswa SDN Gulangpongge 01 Kecamatan Gunungwungkal
Kabupaten Pati pada masa pandemi Covid 19. Pelaksanaan pembelajaran dari
rumah (BDR) yang akan diteliti adalah pelaksanaan pembelajaran dari rumah
(BDR) pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di kelas IV sampai
5

VI. Pemilihan kelas ini didasarkan pada pertimbangan bahwa kelas IV, V, dan
VI merupakan kelas tinggi di SD. Pelaksanaan pembelajaran daring di kelas
tinggi akan memudahkan dalam pengumpulan data penelitian.
Pembelajaran dengan metode baru tanpa adanya pertemuan antara
siswa dan guru tentunya mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan
pembelajaran dari rumah antara lain adalah orang tua dapat mendampingi
belajar anak dengan leluasa. Namun daripada kelebihannya Pembelajaran dari
rumah lebih banyak kelemahannya. Guru kesulitan mengelola pembelajaran
jarak jauh dan cenderung fokus pada penuntasan kurikulum. Waktu
pembelajaran berkurang sehingga guru tidak mungkin memenuhi beban jam
mengajar. Guru kesulitan komunikasi dengan orang tua sebagai mitra di rumah.
Dari sisi orang tua juga banyak kendala. Tidak semua orang tua mampu
mendampingi anak belajar di rumah karena ada tanggung jawab lainnya (kerja,
urusan rumah, dsb). Kesulitan orang tua dalam memahami pelajaran dan
memotivasi anak saat mendampingi belajar di rumah. Siswa juga mengalami
kendala dalam pembelajaran dari rumah. Siswa kesulitan konsentrasi belajar
dari rumah dan mengeluhkan beratnya penugasan soal dari guru. Peningkatan
rasa stress dan jenuh akibat isolasi berkelanjutan berpotensi menimbulkan rasa
cemas dan depresi bagi anak. 5
Penelitian ini akan difokuskan pada pembelajaran Agama Islam di kelas
4, 5, dan 6 di SDN Gulangpongge 01 Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten
Pati. Pemilihan kelas ini dilandasi adanya kesesuaian pembelajaran dari rumah
dengan tingkatan kelas tersebut. Untuk tingkat SD dibagi menjadi dua kategori,
yaitu kelas 1, 2, dan 3, serta kelas 4, 5 dan 6. Bagi kategori kelas 1,2 dan 3,
pembelajaran dilaksanakan dengan sistem aplikasi daring yang dibuat oleh wali
murid masing-masing yang telah disimulasikan sebelumnya. Melalui metode
ini, materi disampaikan secara langsung oleh guru atau bisa ditunda bagi yang

5
Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19.
https://covid19.go.id/storage/app/media/Materi%20Edukasi/20200807-pembelajaran-di-masa-
covid-19-2.pdf
6

terkendala. Aplikasi daring juga membuka ruang diskusi bagi peserta didik
yang ingin bertanya di waktu yang sama.
Selanjutnya untuk kategori kelas 4,5 dan 6, pembelajaran dilaksanakan
dengan sistem diskusi terarah melalui aplikasi daring yang sudah dibuat oleh
guru kelas. Khusus untuk kelas 6 yang akan menghadapi ujian sekolah (US),
aplikasi daring sudah dibuat oleh guru mata pelajaran. Melalui metode ini, guru
menggunakan metode Blended Learning, di mana siswa diajak untuk
mengeksplorasi sumber belajar dari situs internet dengan sistem penilaian yang
dapat dipantau secara langsung, interaktif, terukur, dan menyenangkan.
Beberapa situs yang digunakan antara lain Kahoot, Quizzizz, dan Edmodo. 6

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang sudah dijabarkan diatas,
maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran PAI dari rumah siswa SDN
Gulangpongge 01 Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati?
2. Apa kekurangan dan kelebihan Belajar dari Rumah (BDR) Pendidikan
Agama Islam (PAI) Pada siswa SDN Gulangpongge 01 Kecamatan
Gunungwungkal Kabupaten Pati?

D. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas peneliti menetapkan tujuan
penelitian. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI) dari rumah siswa SDN Gulangpongge 01 Kecamatan
Gunungwungkal Kabupaten Pati.
2. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan Belajar dari Rumah (BDR)
Pendidikan Agama Islam (PAI) pada siswa SDN Gulangpongge 01
Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati.

6
Begini Metode Pembelajaran Jarak Jauh di Sekolah Indonesia Riyadh
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/03/begini-metode-pembelajaran-jarak-jauh-di-
sekolah-indonesia-riyadh
7

E. Manfaat penelitian
1. Manfaat teoritis
a. Peneliti dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam
pelaksanaan pembelajaran di masa Pandemi penyakit.
b. Dapat memberikan masukan dan informasi secara teoritis, sesuai tema
dan judul tesis, terutama masalah “Pelaksanaan Pembelajaran dari
rumah (BDR) Pendidikan Agama Islam (PAI) Di SDN Gulangpongge
01 Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati tahun pelajaran 2020-
2021.
2. Manfaat praktis
a. Bagi peneliti, sebagai penambah bekal untuk terjun didalam dunia
pendidikan, serta untuk menambah pengalaman dalam pengembangan
pengetahuan.
b. Bagi guru, untuk memberikan informasi pelaksanaan pembelajaran dari
rumah (BDR) belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) guna mengambil
langkah-langkah perbaikan didalam pembelajaran dan layanan
bimbingan belajar.
c. Bagi siswa, sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka meningkatkan
kualitas pencapaian hasil belajar siswa di masa darurat.
d. Bagi sekolah, sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil suatu
kebijakan yang berkaitan dengan pembelajaran di masa pandemi Covid-
19.

F. Sistematika Penulisan
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang akan meneliti tentang
fenomena yang terjadi dalam pelaksananan pembelajaran dari rumah (BDR) di
SDN Gulangpongg 01 Gunungwungkal Pati. Adapun sistematika penulisannya
sebagai berikut:
8

1. Bagian awal
Bagian awal dari penelitian ini terdiri dari; halaman judul, halaman
pengesahan, kata pengantar, moto dan persembahan, daftar isi, daftar tabel,
daftar gambar, daftar lampiran dan abstrak.
2. Bagian isi
Bab I. Pendahuluan
Bagian Pendahuluan terdiri dari; Latar Belakang Masalah,
Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Sistematika
Penulisan.
Bab II Kajian Pustaka
Bagian Kajian Pustaka terdiri dari; Deskripsi Teori, Penelitian
terdahulu, Kerangka Berfikir, Hipotesis. Kajian Pustaka dirujuk dari
berbagai sumber yang relevan dengan rumusan masalah yang akan diteliti.
Bab III Metode Penelitian
Bagian Metode Penelitian terdiri dari; Jenis dan Pendekatan,
Populasi dan Sampel, Desain dan Definisi Operasional Variabel, Uji
Validitas dan Reliabilitas Instrumen, Teknik Pengumpulan Data, Teknik
Analisis Data.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bagian Hasil dan Pembahasan terdiri dari; temuan hasil penelitian,
pembahasan hasil penelitian. Temuan hasil penelitian berasal dari hasil
dokumentasi, observasi dan wawancara dengan berbagai stakeholder. Data
dari hasil temuan akan dibahas dalam pembahasan masalah.
Bab V Penutup
Bagian penutup terdiri dari; simpulan hasil penelitian, saran-saran.
Simpulan yang ditampilkan sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan
penelitian yang telah ditetapkan di Bab I. saran-saran yang diberikan harus
sejalan dengan saran kepada penerima manfaat dari penelitian ini.
Daftar Pustaka
9

Bagian ini memuat sitasi dari semua rujukan yang dikutip oleh
peneleti sesuai dengan kaidah selingkung yang telah ditetapkan dalam
pedoman penulisan tesis.
3. Bagian akhir
Bagian akhir penelitian ini terdiri lampiran-lampiran hasil penelitian.
Lampiran hasil penelitian terdiri dari dokumen izin penelitian. instrumen
pengambilan data, dan data yang berhasil dikumpulkan sesuai intrumen
yang telah disusun.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pembelajaran dari Rumah (BDR)


1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu proses yang dialami seseorang melalui
kegiatan yang dilakukannya untuk mencapai tujuan tertentu, sehingga
dimungkinkan terjadinya perubahan dalam pengetahuannya, sikapnya, dan
keterampilanya, kebiasaannya, pengalamannya, minatnya, penghargaan dan
penyesuaian dirinya. Dalam proses belajar tidak mengenal batas usia akan
tetapi belajar dilakukan sepanjang hayat, artinya seseorang yang sudah
lanjut usia dapat melakukan kegiatan belajar. 1
Pendapat yang lain mengemukakan bahwa belajar merupakan suatu
proses usaha sadar diri seseorang untuk melakukan sebuah perubahan pada
dirinya, dari tidak tahu menjadi tahu, tidak memiliki sikap yang baik
menjadi baik, dari yang tidak memiliki keterampilan jadi memiliki
keterampilan melakukan sesuatu. 2
Sedangkan menurut Susanto 3 menyatakan bahwa belajar adalah suatu
kegiatan yang dilakukan secara sengaja dan dalam keadaan sadar oleh
seseorang untuk memperoleh informasi yang berupa konsep pemahaman,
maupun pengetahuan yang baru yang akan mengakibatkan perubahan sikap
menjadi lebih baik dalam berfikir, merasa, atau bertindak. Belajar
merupakan proses yang dilakukan secara sadar. Peroses tersebut
memungkinkan siswa memperoleh pengalaman belajar.
4
Tobroni mengemukakan bahwa belajar ialah proses yang bersifat
dari dalam, yang tidak dapat dilihat melalui sisi nyata. Sedangkan menurut

1
Jamaludin, dkk., Pembelajaran Perspektif Islam (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015),
7
2
Parwati. Belajar dan Pembelajaran. (Depok: Rajawali Pres, 2018), 25
3
Susanto, Ahmad. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. (Jakarta: Prenadamedia
Group) 2013.
4
Thobroni, M. Belajar & Pembelajaran Teori dan Praktik. (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
2017), 16

10
11

Suyono dan hariyanto5 menggemukakan bahwa belajar merupakan kegiatan


untuk mendapatkan pengetahuan, meningkatkan psikomotor, memperbaiki
6
perilaku, sikap, dan menguatkan kepribadian. Menurut Kompri
menyatakan bahwa belajar merupakan tindakan atau perilaku pada siswa
yang kompleks, yang dialami oleh siswa itu sendiri.
Menurut behavioris ialah suatu proses yang dilakukan orang untuk
merespons situmuni eksternal pandangan ini merupakan perubahan penting
dari model-model sebelumnya, yang menekankan pada kesadaran dan
intropeksi dan belum menghasilkan banyak temuan yang dapat
digeneralisasikan tentang bagaimana orang belajar.
Belajar atau learning merupakan fokus utama dalam psikologi
pendidikan Suryabrata dan Masrun dan Martianah menyatakan bahwa.
“Belajar merupakan sebuah proses untuk melakukan perubahan
perilaku seseorang, baik lahiriah maupun batiniah. Perubahan menuju
kebaikan, dari yang jelek menjadi baik. Proses perubahan tersebut sifatnya
relatf permanen dalam artian bahwa kebaikan yang diperoleh berlangsung
lama dan proses perubahan tersebut secara adaptif, tidak mengabaikan
kondisi lingkungannya”.
Berdasarkan pendapat diatas maka, belajar merupakan suatu proses,
suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya
mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar
bukan suatu penugasan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan.

2. Ciri-ciri Belajar
Proses belajar tentunya terdapat prinsip-prinsip yang dilakukan
sebelum melaksanakan belajar agar belajar menjadi efektif. Berikut prinsip-
7
prinsip dalam belajar menurut Suprijono dalam Thobroni prinsip dalam

5
Suyono dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar. (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2017), 5.
6
Kompri. Belajar Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. (Yogyakarta: Media Akademi,
2017), 5.
7
Thobroni, M. Belajar & Pembelajaran Teori dan Praktik. (Yogyakarta: AR-RUZZ
MEDIA, 2017), 19.
12

belajar adalah suatu perubahan perilaku sebagai hasil dari proses belajar
yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Sebagai hasil dari tindakan rasional instrumental, yaitu merupakan
perubahan yang didasari oleh pelaku.
b. Kontinou atau selaras dengan sikap yang lainnya.
c. Fungsional atau bermanfaat untuk bekal hidup.
d. Merupakan tindakan yang bersifat positif atau berakumulasi.
e. Aktif sebagai usaha yang sudah direncanakan dan dilakukan.
f. Bersifat tidak berubah-ubah permanen atau tetap, sebagaimana yang
dikemukakan oleh Wittig sebagai “any relatively permanent change in
an organism’s behavioral repertoire that accurs as a result of
experience”.
8
Menurut Daryanto mengemukakan prinsip-prinsip belajar yaitu
antara lain:
a. Dalam belajar siswa diharuskan ikut berpartisipasi aktif, meningkatkan
minat serta dibimbing untik mencapai tujuan instuksional.
b. Bersifat menyeluruh dan materi terdapat struktur, yang disajikan secara
sederhana agar siswa mudah menyerap pengetahuan yang disampaikan.
c. Dapat menimbulkan motivasi dalam diri siswa.
d. Proses kontinu, maka menjelaskan dengan tahap demi tahap sesuai
dengan perkembangannya.
e. Belajar merupakan proses organisasi, penyesuaian, dan discovery.
f. Dapat memunculkan pengetahuan tertentu sesuai dengan tujuan dari
pembelajaran.
g. Membutuhkan sarana yang baik, sehingga belajar menjadi lebih
nyaman.
h. Dibutuhkan adanya interaksi antara siswa dengan lingkungan.
i. Adanya keterkaitan antara pengertian yang satu dengan yang lain,
sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan.

8
Daryanto. Belajar dan Mengajar. (Jakarta: CV. Yrama Widya, 2010), 14.
13

j. Repitasi perlu diadakan ulangan beberapa kali agar pengertian dan


keterampilan dapat dipahami oleh siswa.

Berdasarkan dari penjabaran prinsip-prinsip belajar diatas dapat


dapat disampaikan sebagai berikut dalam belajar memiliki prinsip-
prinsip tersebut sebagaian besar terletak didalam diri individu, seperti
kesiapan, motivasi, dan pengalaman sendiri. Prinsip belajar tersewbut
dapat mempengaruhi proses siswa dalam belajar.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Munadi dalam Rusman9, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
hasil belajar ada dua yaitu faktor internal dan eksternal, yaitu sebagai
berikut:
a. Faktor intetrnal
1) Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah faktor kondisi tubuh, semisal kondisi
tubuh tidak dalam keadaan bagus maka akan mempengaruhi proses
belajar siswa.
2) Faktor psikologis
Psikologis siswa menentukan keberhasilan hasil belajarnya.
Faktor psikologis meliputi kecerdasan (IQ), minat, bakat, motivasi,
dan kemampuan daya berpikir.
b. Faktor eksternal
1) Faktor lingkungan
Faktor lingkungan akan mempengaruhi terhadap seseorang
dalam perkembangan tubuh, begitu pula dengan belajar peserta didik
akan merasa nyaman dan senang jika lingkungan belajar aman, rapi,
bersih, dan menarik.
2) Faktor instrumental

9
Rusman. 2017. Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
(Jakarta: Kencana, 2017), 130.
14

Faktor instrumental merupakan letak dan pemanfaatan sudah


disusun sesuai dengan hasil belajar yang diinginkan. Faktor
instrumental meliputi kurikulum, sarana, prasarana, dan guru.

4. Macam-macam cara belajar


Pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai cara. Pembelajaran
dapat dilakukan dengan cara luring (luar jaringan) maupun daring (dalam
jaringan).
a. Pembelajaran Luring (Luar Jaringan)
Istilah luring adalah kepanjangan dari “luar jaringan” sebagai
pengganti kata offline. Kata “luring” merupakan lawan kata dari
“daring”. Pembelajaran luring dapat diartikan sebagai bentuk
pembelajaran yang sama sekali tidak dalam kondisi terhubung jaringan
internet maupun intranet. Sistem pembelajaran luring (luar jaringan)
artinya pembelajaran dengan memakai media, seperti televisi dan radio.
10

Pembelajaran Luring dilaksanakan tanpa menggunakan internet.


Jika peserta didik menulis artikel atau mengerjakan tugas di Microsoft
Word dan tidak menyambungkannya dengan jaringan internet, maka itu
adalah contoh aktivitas luring dan Jika siswa melakukan offline
conference dengan bertemu secara langsung tanpa menggunakan
internet, hal itu adalah contoh aktivitas luring. Pembelajaran luring lebih
mengedepankan tatap muka. Guru dan siswa bertatap muka langsung di
kelas maupun di luar kelas.
b. Pembelajaran Daring (Dalam Jaringan)
Akibat pandemi COVID-19, banyak sekolah dan perguruan tinggi
ditutup. Seperti dalam cuitan UNICEF Amerika Serikat tertanggal 9
Maret di bawah, hampir 300 juta peserta didik terkena dampak penutupan

10
Penerapan Sistem Pembelajaran Daring Dan Luring di Tengah Pandemi Covid-19
https://www.stit-alkifayahriau.ac.id/penerapan-sistem-pembelajaran-daring-dan-luring-di-tengah-
pandemi-covid-19/
15

institusi pendidikan tersebut. Beberapa daerah di Indonesia, yaitu Jakarta


dan Surakarta, juga telah siap siaga menghadapi COVID-19 dengan
menutup sekolah-sekolah di dua daerah tersebut. Pandemi Covid-19 di
Indonesia juga belum bisa teratasi setelah berjalan kurang lebih 6 bulan.
Masih banyak daerah yang berada pada zona merah. Daerah yang berada
pada zona tersebut tidak boleh sama sekali menyelenggarakan
pembelajaran tatap muka. Alternatif solusinya adalah pembelajaran
daring.
Pembelajaran daring memang membutuhkan tanggungjawab,
kemandirian dan ketekunan pribadi, karena tidak ada yang mengontrol
selain dirinya sendiri. Mereka harus mendownload dan membaca materi,
menjawab quiz/soal serta mensubmit tugas secara mandiri. Kapabilitas
pembelajaran online akan memberikan kinerja mahasiswa yang lebih
bagus dibanding dengan pembelajaran konvensional, karena selain
berpengetahuan mereka juga melek teknologi. 11
Pembelajaran daring memang memberikan media pembelajaran
yang variatif seperti media video pembelajaran yang terhubung ke
youtube, media video conference, media jurnal ilmiah atau topik yang
tersistem secara digital. Tetapi kemajuan teknologi pembelajaran harus
didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai, seperti meratanya
jaringan internet ke sekolah-sekolah yang ada di pedesaan.
Pembelajaran daring akan berjalan dengan baik apabila akses
internet bisa menjangkau ke seluruh daerah, sehingga pendidikan secara
online betul-betul dapat dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat.
Pemerintah melalui Kemenristekdikti akan terus mendorong untuk
diselenggarakannya perkuliahan online di berbagai perguruan tinggi
negeri maupun swasta, sebagai langkah awal menyambut revolusi
industri 4.0.

11
Hakiman. Pembelajaran Daring. https://iain-surakarta.ac.id/%EF%BB%BFpembelajaran-
daring/Diakses: 14 September 2020
16

1) Macam-macam media pembelajaran dari rumah.


Tujuan dari pelaksanaan Belajar Dari Rumah (BDR) adalah
memastikan pemenuhan hak peserta didik untuk mendapatkan
layanan pendidikan selama darurat Covid-19. Kegiatan Belajar Dari
Rumah ini dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar
yang bermakna bagi peserta didik, tanpa terbebani tuntutan
menuntaskan seluruh capaian kurikulum. Adapun Metode dan
Media yang dapat dilaksanakan antara lain Pembelajaran Jarak Jauh
Dalam Jaringan (Daring) dan Pembelajaran Jarak Jauh Luar Jaringan
(Luring). 12
Staf Ahli Kemendikbud RI Bidang Regulasi Chatarina
Muliana Girsang mengatakan, pilihannya saat ini yang utama adalah
memutus mata rantai Covid-19 dengan kondisi yang ada semaksimal
mungkin, dengan tetap berupaya memenuhi layanan pendidikan.
"Prinsipnya keselamatan dan kesehatan lahir batin peserta didik,
pendidik, kepala sekolah dan seluruh warga satuan pendidikan
adalah menjadi pertimbangan yang utama dalam pelaksanaan belajar
dari rumah," kata dia.
2) Platform yang dapat digunakan dalam pembelajaran dari
rumah.
Kemendikbud sebagai institusi resmi yang menaungi dunia
pendidikan telah mengeluarkan regulasi resmi tentang platform yang
dapat digunakan dalam pembelajaran dari rumah. Kemendikbud
berdasarkan Surat Edaran 15 tahun 2020 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat
Penyebaran Covid-19 memberikan 23 Rekomendasi Pembelajaran
daring antara lain:

12
Kasih, Ayunda Pininta. 23 Sumber Belajar Rekomendasi Kemendikbud Selama Belajar
dari Rumah", https://www.kompas.com/edu/read/2020/07/09/101608071/23-sumber-belajar-
rekomendasi-kemendikbud-selama-belajar-dari-rumah?page=all.
17

a) Rumah Belajar oleh Pusdatin Kemendikbud https://belajar.


kemdikbud.go.id
b) TV edukasi Kemendikbud https://tve.kemdikbud.go.id/live/
c) Pembelajaran Digital oleh Pusdatin dan SEAMOLEC
Kemendikbud http://rumahbelajar.id/
d) Tatap muka daring program Sapa Duta Rumah Belajar Pusdatin
Kemendikbud pusdatin.webex.com
e) LMS SIAJAR oleh SEAMOLEC-Kemendikbud http://lms.
seamolec.org
f) Aplikasi daring untuk paket A,B,C http://setara.kemdikbud.
go.id
g) Guru Berbagi http://guruberbagi.kemdikbud.go.id
h) Membaca Digital http://aksi.puspendik.kemdikbud.go.id/
membacadigital
i) Video Pembelajaran http://video.kemdikbud.go.id
j) Suara Edukasi Kemendikbud http://suaraedukasi.kemdikbud.
go.id
k) Radio Edukasi Kemendikbud https://radioedukasi.kemdikbud.
go.id/
l) Sahabat keluarga sebagai sumber informasi dan bahan ajar
pengasuhan dan pendidikan keluarga http://sahabatkeluarga.
kemdikbud.go.id/laman/
m) Ruang Guru Kemendikbud http://anggunpaud.
kemdikbud.go.id/
n) Buku Sekolah Elektronik http://bse.kemdikbud.go.id
o) Mobile Edukasi Bahan Ajar Multimedia https://m-
edukasi.kemdikbud.go.id/medukasi/
p) Modul Pendidikan Kesetaraan https://emodul.kemdikbud.go.id/
q) Sumber bahan ajar siswa SD, SMP, SMA, dan SMK
https://sumberbelajar.seamolec.org/
18

r) Kursus daring untuk Guru dari SEAMOLEC http://mooc.


seamolec.org/
s) Kelas daring untuk siswa dan Mahasiswa http://elearning.
seamolec.org/
t) Repositori Institusi Kemendikbud http://repositori.kemdikbud.
go.id
u) Jurnal daring Kemendikbud https://perpustakaan.
kemdikbud.go.id/ jurnal-kemendikbud/
v) Buku digital "open-access" http://pustakadigital. kemdikbud.
go.id
w) EPERPUSDIKBUD (Google Play) http://bit.ly/eperpusdikbud
13
Menurut terdapat berbagai platform digital yang dapat
dimanfaatkan pada masa pandemi covid -19. Aplikasi tersebut antara
lain adalah:
a) Ruangguru
Aplikasi ini merupakan layanan belajar berbasis teknologi
modern. Ada beberapa layanan yang tersedia antara lain kelas
virtual, platform, ujian daring, video belajar berlangganan,
market, dan les privat. Aplikasi ini dapat diunduh di:
https://ruangguru.com/belajar
b) Zenius
Aplikasi ini memilki program belajar mandiri di rumah dan
tersedia puluhan ribu video materi lengkap untuk siswa jenjang
SD, SMP, dan SMA. Konten belajar daring yang disediakan oleh
Zenius banyak diminati oleh siswa dan dapat diunduh di:
https://www.zenius.net/
c) Sekolahmu
Sekolahmu adalah aplikasi layanan sekolah tanpa batas, di
dalamnya tersedia layanan live streaming untuk mata pelajaran

13
Supriyanto, Dedi. Aplikasi Pembelajaran Daring. http://p4tkbahasa.
kemdikbud.go.id/2020/04/27/aplikasi-pembelajaran-daring/
19

tertentu sesuai jenjang yang telah disediakan. Ratusan sekolah


dan organisasi pun sudah bergabung dan mendapat banyak
manfaat. Nah, ini alamat yang dapat dikunjungi:
https://www.sekolah.mu/
d) Google for Suite Education
Google Suite for Education memberikan serangkaian alat
berbasis cloud bagi lembaga pendidikan dasar dan menengah,
pendidikan tinggi nonprofit, dan homeschool. Alat dan layanan
tersebut meliputi aplikasi pesan dan kolaborasi, seperti Gmail,
Google Drive, Calendar, Classroom, dan sebagainya.
e) Aplikasi telekonferensi
Ada beberapa aplikasi telekonferensi terkini yang sedang
ramai dan sudah cukup banyak dikenal masyarakat seperti Zoom
Cloud Meetings, Google Hangouts Meet, Facebook Messenger
Desktop, Skype, Cisco Webex, dan Jitsi Meet. Semua aplikasi
tersebut bisa diperoleh dan digunakan dengan mudah untuk
program telekonferensi.
Platform digital yang dapat digunakan oleh guru dan siswa
sangat beragam. Kementerian pendidikan telah
merekomendasikan konten-konten yang dapat diakses oleh siswa.
Konten tersebut dapat dijadikan referensi dan merupakan sumber
belajar yang akurat di masa pandemi Covid-19 saat ini. Guru
dapat memberikan link pembelajaran yang dianggap sesuai
dengan materi dalam kurikulum.
3) Paltform yang digunakan dalam pembelajaran daring di SDN
Gulangpongge 01 Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati
Pembelajaran dari rumah (BDR) di SDN Gulangpongge 01
Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati sebagian besar
dilaksanakan dengan metode daring (dalam jaringan). Metode
pembelajaran daring dilaksanakan dengan cara penyampaian materi
oleh guru melalui berbagai platform daring dan penugasan sesuai
20

dengan materi. Guru menyampaikan materi menggunakan Laptop


atau Gadget dan siswa mengaksesnya melalui Gadget atau
smartphone masing-masing.
Platform yang digunakan antara lain melalui whatsapp
group, google classroom, office 365, pemanfaatan portal Rumah
Belajar Kemdikbud, dan media video youtube. Pemanfaatan
berbagai platform tersebut disesuaikan dengan peruntukan masing-
masing. whatsapp group digunakan sebagai media diskusi atau
penyampaian tugas. google classroom digunakan untuk memberikan
tugas dan penilaian baik itu penilaian tugas maupun portofolio siswa.
Office 365 terutama aplikasi microsoft form digunakan untuk
membuat soal online. Portal Rumah Belajar maupun video youtube
digunakan untuk mengakses materi pembelajaran.
WhatsApp adalah aplikasi pesan instan untuk smartphone,
jika dilihat dari fungsinya WhatsApp sama dengan aplikasi SMS
yang biasa Anda pergunakan di ponsel lama. Tetapi WhatsApp tidak
menggunakan pulsa, melainkan data internet. Jadi, di aplikasi ini tak
perlu khawatir soal panjang pendeknya karakter. Tidak ada batasan,
selama data internet anda memadai. 14
Meskipun merupakan aplikasi pesan instan, ada yang unik
dari WhatsApp. Jadi, sistem pengenalan kontak, verifikasi dan
pengiriman pesan tetap dilakukan melalui nomor ponsel yang sudah
terlebih dahulu didaftarkan. Cara ini berbeda dengan BBM yang
menggunakan PIN, ataupun LINE yang selain nomor ponsel juga
mendukung email, dan nama pengguna.
WhatsApp bisa Anda unduh di aplikasi PlayStore. Di setiap
smartphone android terbaru secara default tersedia aplikasi toko
yang namanya Play Store. Anda dapat menemukan WhatsApp di
aplikasi toko tersebut. Atau bagi pengguna iOS bisa mengunduhnya

14
Winarso, Bambang. Apa Itu WhatsApp, Sejarah dan Fitur-fitur Unggulannya?
https://dailysocial.id/post/apa-itu-whatsapp
21

di aplikasi App Store. WhatsApp juga tersedia untuk Nokia S40,


S60, BlackBerry dan Windows Phone. Informasi selengkapnya bisa
Anda peroleh di situs resmi WhatsApp.
Pada pembelajaran daring aplikasi whatsapp digunakan guru
dalam berkomunikasi untuk memberikan tugas. Kegunaan aplikasi
whatsapp sangat beragam. Whatsapp dapat digunakan untuk
mengirim foto tugas tertulis, video, dan dapat juga memanfaatkan
video call jika tugas berbentuk unjuk kerja dari siswa. Guru juga
dapat mengecek kehadiran siswa melalui aplikasi tersebut.
Whatsapp merupakan media yang memungkinkan terjadinya
komunikasi interaktif antara siswa, guru, dan wali siswa.
Google Classroom adalah layanan web gratis, yang
dikembangkan oleh Google untuk sekolah, yang bertujuan untuk
menyederhanakan membuat, mendistribusikan, dan menilai tugas
tanpa harus bertatap muka. Tujuan utama Google Classroom adalah
untuk merampingkan proses berbagi file antara guru dan siswa.
Platform ini mulai populer di kalangan pendidik dan peserta didik
sejak awal tahun 2020, tepatnya sejak imbauan untuk belajar dari
rumah karena pandemi.
Platform ini memiliki berbagai fasilitas dalam
mengaksesnya. Di sisi kiri terdapat kolom tugas yang akan datang
dan tigas apa yang sudah masuk batas pengumpulan hari ini
(deadline). Di atas header atau judul mata pelajaran, ada tiga menu
utama yakni forum (stream), tugas (classwork), dan anggota
(people). 15
Google Classroom merupakan aplikasi kelas maya yang
dipersembahkan google untuk pembelajaran. Aplikasi ini dapat
diakses secara gratis dengan catatan pengguna memiliki akses

15
Pertiwi, Wahyunanda Kususma. Begini Cara Menggunakan Google Classroom untuk
Belajar dari Rumah”: https://tekno.kompas.com/read/2020/07/14/13200017/begini-cara-
menggunakan-google-classroom-untuk-belajar-dari-rumah?page=all.
22

internet. Google Classroom dapat digunakan guru untuk


memberikan tugas kepada siswa seklaigus untuk merekap hasil
penilaian. Aplikasi ini memiliki fitur anggota yang memungkinkan
semua siswa dan guru yang mengajar di suatu kelas untuk menjadi
anggota. Semua anggota kelas harus memiliki akun gmail. Aplikasi
ini memiliki fitur tugas kelas yang memungkinkan guru untuk
memberikan tugas kepada semua siswa dan dapat dicek mana siswa
yang sudah mengerjakan dan yang belum mengerjakan. Aplikasi ini
juga memiliki fitur forum yang bermanfaat untuk memfasilitasi
siswa untuk berinteraksi antar teman dan guru.
Penggunaan office 365 melalui fitur microsoft form juga
dimanfaatkan oleh guru dan siswa. Microsoft Forms adalah bagian
baru dari Office 365 Pendidikan yang memungkinkan guru dan
siswa untuk dengan cepat dan mudah membuat kuis kustom, survei,
kuesioner, pendaftaran, dan banyak lagi.16 di SDN Gulangpongge 01
Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati aplikasi ini digunakan
untuk membuat soal online. Aplikasi ini dipilih karena mudah
digunakan dan fiturnya cukup lengkap. Aplikasi ini sangat
membantu guru dalam membuat penilaian dan melakukan analisis
hasil penilaian.
Dalam pembelajaran aplikasi microsoft form digunakan
untuk membuat soal online. Fitur ini memiliki keunggulan dalam hal
kelengkapan simbol dibandingkan fitur sejenis dari penyedia yang
lain. Microsoft form dalam pembelajaran dimanfaatkan dalam
pembuatan soal online. Soal dapat berupa soal pilihan ganda, isian
dan uraian. Aplikasi ini juga menyajikan penilaian secara otomatis,
dan dapat menampilkan analisis hasil penilaian.
Fitur Rumah Belajar juga sangat bermanfaat dalam
memberikan materi pelajaran kepada siswa. Rumah Belajar adalah

16
Pengertian Microsoft Form. https://flow.microsoft.com/id- id/connectors/ shared_
microsoftforms/microsoft-forms/
23

salah satu portal pembelajaran berbasis TIK online yang


dikembangkan oleh Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi
(Pustekkom). Pustekkom adalah salah satu unsur pendukung
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) di bidang
teknologi informasi dan komunikasi pendidikan dan kebudayaan
yang bertanggung jawab kepada Menteri melalui Sekretariat
Jenderal sesuai dengan Permendikbud RI. No. 11 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. 17
Rumah Belajar menyediakan berbagai macam fitur utama
yang dapat dimanfaatkan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat
dalam mengakses bahan belajar dan melakukan komunikasi serta
interaksi antar komunitas. Fitur utama yang dapat dimanfaatkan
dalam pembelajaran online diantaranya adalah Sumber Belajar,
Buku Sekolah Elektronik, Bank Soal, Laboratorium Maya, Peta
Budaya, Wahana Jelajah Angkasa, Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan, dan Kelas Maya. Selain itu, terdapat pula beberapa
fitur pendukung, seperti Karya Komunitas, Karya Guru, dan Karya
Bahasa dan Sastra.
Semua fitur tersebut dapat dimanfaatkan oleh peserta didik,
guru, dan juga masyarakat luas di manapun dan kapanpun. Hal ini
sejalan dan seirama dengan tag line dan motto Rumah Belajar yaitu
“Belajar untuk Semua. Belajar di Mana Saja, Kapan Saja, dengan
Siapa Saja”.
Rumah belajar dimanfaatkan untuk mengakses materi
pelajaran. Fitur ini dilengkapi dengan video pembelajaran dan media
pembelajaran interaktif. Video pembelajaran digunakan untuk
memberikan penjelasan tentang sebuah materi. Media pembelajaran

17
Gaos, Cecep. Rumah Belajar Rumah Masa Depan Pendidikan Indonesia.
http://pena.belajar.kemdikbud.go.id/2018/09/rumah-belajar-rumah-masa-depan-pendidikan-
indonesia/
24

interaktif adalah multimedia yang memungkinkan siswa untuk


belajar secara mandiri dan disertai dengan evaluasi.
Video pembelajaran berbasis youtube juga menjadi
pelengkap materi pembelajaran. YouTube adalah sebuah situs web
video sharing (berbagi video) yang populer dimana para pengguna
dapat memuat, menonton, dan berbagi klip video secara gratis.
Didirikan pada bulan februari 2005 oleh 3 orang mantan karyawan
PayPal, yaitu Chad Hurley, Steve Chen dan Jawed Karim. Umumnya
video-video di YouTube adalah video klip film, TV, serta video
buatan para penggunanya sendiri. 18
Salah satu layanan dari Google ini, memfasilitasi
penggunanya untuk mengupload video dan bisa diakses oleh
pengguna yang lain dari seluruh dunia secara gratis. Bisa dikatakan
YouTube adalah database video yang paling populer di dunia
internet, atau bahkan mungkin yang paling lengkap dan variatif.
Pada awalnya YouTube memang bukan dikembangkan oleh Google,
tapi Google mengakuisinya lalu kemudian menggabungkannya
dengan layananlayanan Google yang lain.
Pada pembelajaran aplikasi youtube bermanfaat untuk
mengakses materi pembelajaran. Materi yang diakses adalah materi
yang sesuai dengan kurikulum yang sedang dipelajari. Penjelasan
yang ada di youtube akan membantu tingkan pemahaman siswa
tentang sebuah konsep. Dalam mengakses youtube guru harus
selekstif karena konten yang ada didalamnya sangat beragam. Dalam
mengakses youtube siswa harus didampingi orang tua agar mereka
selektif dalam memilih materi yang sesuai.

18
Fatty Faiqah, dkk. Youtube Sebagai Sarana Komunikasi Bagi Komunitas
Makassarvidgram. Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 5 No.2 Juli - Desember 2016
25

B. Pendidikan Agama Islam (PAI)


Substansi pendidikan Islam yang tercermin dalam substansi rumusan
tujuan pendidikan nasional, yaitu “manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan akhlak mulia,” dalam perspektif agama-agama
bahwa manusia yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia adalah
kenyataan yang sejak awal menjadi proyeksi disajikan pendidikan agama,
karena secara ikhtiar dapat dicapai dengan pendidikan agama, khususnya PAI
bagi umat Islam. Secara normatif, karena itu adalah kewajiban umat Islam
untuk melakukan regenerasi kader-kader Islam yang memahami ajaran-ajaran
Agama Islam. Secara yuridis, karena UUD 1945 memandang itu bagian dari
hak warga Negara. Secara psikologis kebutuhan dasar beragama
(berpendidikan agama) merupakan salah satu dari banyak kebutuhan dasar
manusia, dan secara sistemik pengembangan manusia Indonesia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan YME serta berakhlak mulia merupakan tujuan
utama pendidikan Islam dan Pendidikan nasional. Ini berarti bahwa pendidikan
Islam merupakan satu kesatuan yang integral dari pendidikan nasional.19
Secara garis besar bahwa dapat dikatakan pengajaran pendidikan agama
Islam di sekolah mulai dari tingkat dasar sampai tingkat atas mempunyai target
antara lain: pertama, Siswa taat beribadah, berzikir, berdoa serta mampu
menjadi imam; kedua, Siswa mampu membaca al-Quran dan menuliskannya
dengan benar serta berusaha memahami kandungan makna, terutama yang
berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek); ketiga, Siswa
memiliki kerpibadian muslim (berakhlak mulia); keempat, Siswa memahami,
menghayati dan mengambil manfaat tarikh Islam; dan kelima, Siswa mampu
menerapkan prinsip-prinsip muamalah dan syariah Islam dengan baik dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945.

19
Sunengsih, N. (2020). Analisis Kebijakan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi
Pendidikan Agama Islam dalam Kurikulum Nasional. Al Ulya: Jurnal Pendidikan Islam, 5(1), https-
doi.
26

1. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah


Dasar
Secara umum tujuan pendidikan agama islam adalah untuk
membentuk peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT
serta berakhlak mulia. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh
beberapa tokoh pendidikan agama islam seperti Al Attas”menjelaskan
bahwa tujuan pendidikan Islam adalah untuk menjadi manusia yang baik”,
kemudian al-Abrasyai menjelaskan bahwa ”tujuan pendidikan untuk
membentuk manusia berakhlak mulia. Kemudian dalam konfrensi dunia
Islam pertama tentang pendidikan Islam tahun 1975 berkesimpulan bahwa
tujuan umum pendidikaan Islam adalah manusia yang menyerahkan diri
kepada Allah secara mutlak . Secara lebih rinci Al-Abrasy menjelaskan
bahwa tujuan akhir pendidikan Islam adalah 1) pembinaan akhlak; 2)
menyiapkan anak didik untuk hidup didunia dan akhirat; 3) penguasaan
ilmu; dan 4) keterampilan bekerja didalam masyarakat. Berbagai kriteria
ini dijadikan sebagai pedoman dalam penjabaran Pendidikan Islam.
Tujuan ialah suatu yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha
atau kegiatan selesai. Maka pendidikan merupakan suatu usaha dan
kegiatan yang berproses melalui tahap-tahap dan tingkatan-tingkatan,
sehingga tujuannya bertahap dan bertingkat. Tujuan pendidikan bukanlah
suatu benda yang berbentuk tetap dan statis, tetapi ia merupakan suatu
keseluruhan dari kepribadian seseorang, berkenaan dengan seluruh aspek
kehidupannya.
Dari sini dapat diketahui betapa pentingnya kedudukan pendidikan
agama dalam membangun manusia Indonesia seutuhnya, dapat dibuktikan
dengan ditempatkannya unsur-unsur agama dalam sendi-sendi kehidupan
berbangsa dan bernegara. Pendidikan agama merupakan bagian terpenting
dari Pendidikan karakter. Pendidikan agama mengajarkan nilai-nilai
kebaikan bagi siswa. Watak dan karakter siswa akan terbentuk melalui
Pendidikan dan pembiasaan yang dilakukan di sekolah.
27

Pendidikan agama Islam di sekolah atau madrasah bertujuan untuk


menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan
pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman
peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang
terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa, serta
untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Pendidikan agama Islam juga mempunyai tujuan pembentukan
kepribadian muslim, yaitu suatu kepribadian yang seluruh aspeknya
dijiwai oleh ajaran Islam. Pembelajaran menanamkan nilai-nilai karakter
bagi siswa. Mata pelajaran PAI dan PPKn merupakan mata pelajaran yang
mempunyai beban untuk menanamkan nilai-nilai karakter bagi siswa.
Sedangkan tujuan pendidikan agama Islam sendiri diarahkan pada
pencapaian tujuan, yakni tujuan jangka panjang (tujuan umum/tujuan
khusus) dan tujuan jangka pendek atau tujuan khusus adalah merupakan
hasil penjabaran dari tujuan pendidikan jangka panjang tadi atau tujuan
hidup. Karena tujuan umum tersebut akan sulit dicapai tanpa dijabarkan
secara operasional dan terperinci secara specifik dalam suatu pengajaran.

2. Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI)


Menurut Zuhairi20 Kurikulum adalah semua pengetahuan,
kegiatan-kegiatan atau pengalaman-pengalaman belajar yang diatur
dengan sistematis metodis, yang diterima anak untuk mencapai suatu
tujuan. Secara tradisional kurikulum diartikan sebagai mata pelajaran yang
diajarkan disekolah. Sedangkan difinisi kurikulum yang populer ialah
segala pengalaman anak di sekolah di bawah bimbingan sekolah. Sesuai
dengan pengertian kurikulum secara umum, maka dapatlah diambil suatu
pengertian kurikulum pendidikan agama Islam yaitu bahan-bahan
pendidikan agama Islam berupa kegiatan, pengetahuan dan pengalaman
yang dengan sengaja dan sistematis yang diberikan kepada anak didik

20
Zuhairini, et.al, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Malang, Biro Ilmiah Fakultas
Tarbiyah IAIN Sunan Ampel, 1983) hal. 59.
28

dalam rangka mencapai tujuan pendidikan agama Islam. Dengan demikian


kurikulum pendidikan agama Islam adalah merupakan totalitas dari suatu
lembaga pendidikan baik di dalam kelas maupun di luar kelas yang
berdasarkan ajaran agaman Islam.
Materi ajar dalam Pendidikan Agama Islam memiliki kaitan erat
dengan rumusan tujuan Pendidikan Agama Islam. Untuk mencapai tujuan
tersebut maka ruang lingkup materi ajar pada dasarnya mencakup tujuh
unsur pokok, yaitu al-Qur’anHadits, keimanan, syariah, ibadah,
muamalah, akhlak, dan Tarikh (sejarah Islam) yang menekankan pada
perkembangan politik. Al-Qur’an-Hadits merupakan sumber utama ajaran
Islam, dalam arti sumber akidah (keimanan), syariah, ibadah, muamalah,
dan akhlak sehingga kajiannya berada dalam setiap unsur tersebut. Akidah
(keimanan)merupakan akar atau pokok agama. Ibadah, muamalah, dan
akhlak bertitik tolak dari akidah, dalam arti sebagai manifestasi dan
konsekuensi dari akidah (keimanan dan keyakinan hidup). Syariah
merupakan sistem norma yang mengatur hubungan manusia dengan Allah,
dengan sesama manusia, dan dengan makhluk lainnya. Dalam
hubungannya dengan Allah diatur dalam ibadah, misalnya thaharah, salat,
zakat, puasa, dan haji. Dalam hubungannya dengan sesama manusia dan
lainnya diatur dalam muamalah dalam arti luas. Akhlak merupakan aspek
sikap hidup atau kepribadian manusia, bagaimana sistem norma yang
mengatur hubungan manusia dengan Allah, manusia dengan manusia dan
lainnya itu menjadi sikap hidup dan kepribadian manusia dalam
menjalankan sistem kehidupannya yang dilandasi dengan akidah yang
kokoh. Sedangkan tarikh adalah perkembangan perjalanan hidup manusia
muslim dari masa ke masa dalam usaha bersyariah (beribadah dan
bermuamalah) dan berakhlak serta dalam mengembangkan sistem
kehidupannya yang dilandasi oleh akidah. 21

21
Ayuhana, Maherlina Muna. (2015). Perkembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Sekolah Dasar Di Indonesia (Analisis Tujuan Dan Materi Ajar Kurikulum 1994, 2004, 2006, 2013)
Jurnal Tarbawi Vol. 12. No. 2. Juli – Desember 2015
29

Pada saat sekarang ini banyak kita temukan di lingkungan sosial


perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam. Contohnya saja
seperti kejahatan, pergaulan bebas, serta perilaku yang tidak baik lainnya.
Berbagai perubahan telah menyebabkan terjadinya pergeseran nilai dan
budaya masyarakat sehingga dirasakan betapa masyarakat memiliki krisis
nilai.
Melihat berbagai macam krisis tersebut, terutama krisis moral
memberikan petunjuk bahwa pembelajaran PAI belum berhasil seperti
yang diharapkan. Sebab PAI memberikan kontribusi terhadap
pembentukan akhlak. Hal itu disebabkan pembelajaran PAI lebih
menekankan pada ranah kognitif sedangkan ranah afektif dan
psikomotoriknya kurang diperhatikan.
Untuk mencapai tujuan Pendidikan Islam yang tidak hanya
menekankan pengetahuan saja, maka diperlukan sebuah kurikulum yang
dapat mendukung agar tercapainya tujuan tersebut. Salah satunya yaitu
dengan diberlakukannya kurikulum 2013. Dimana kurikulum 2013
merupakan kurikulum yang mencakup ranah afektif, kognitif, dan
psikomotor secara terpadu. Jika kita lihat di lapangan, bahwa perubahan
kurikulum tersebut berdampak pada proses pembelajaran. Dimana banyak
guru yang tidak siap, bahkan tidak bisa mengimplementasikan kurikulum
itu sendiri, terutama pada mata pelajaran PAI. Dibeberapa sekolah, setelah
diadakan uji coba untuk melaksanakan kurikulum 2013. Dengan
perubahan kurikulum ini banyak guru-guru yang merasa kesulitan karena
tidak tahu bagaimana mengimplementasikannya. Padahal, sukses tidaknya
implementasi kurikulum sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru yang
akan menerapkan dan mengaktualisasikan kurikulum tersebut dalam
pembelajaran. Kemampuan guru tersebut terutama berkaitan dengan
pengetahuan dan pemahaman mereka terhadap implementasi kurikulum.
30

C. Pandemi Covid – 19
1. Pengertian Pandemi
Menurut WHO (World Health Organization atau Badan
Kesehatan Dunia) secara resmi mendeklarasikan virus corona (COVID-
22
19) sebagai pandemi pada tanggal 9 Maret 2020. Menurut dari segi
istilah pandemi adalah wabah yang menyebar ke seluruh dunia. Dengan
kata lain wabah ini menjadi permasalahan bagi warga dunia. Pandemi
merupakan cara penyebaran penyakit yang meluas penularannya ke
seluruh dunia.
Menurut 23 dari segi bahasa pandemi adalah suatu wabah penyakit
global. Dengan kata lain penyakit ini sudah menyebar dan menjangkiti
masyarakat dunia. WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa
penyakit dikatakan pandemi jika penyebarannya melampaui batas, dan
menyebar ke seluruh dunia. Penyakit Covid -19 menyebar ke hampir
semua negara di dunia. Penyebarannya menyasar ke semua negara baik itu
negara maju maupun negara berkembang.
24
Novel coronavirus (2019-nCoV) adalah virus baru penyebab
penyakit saluran pernafasan. Virus ini berasal dari Cina. Novel
coronavirus merupakan satu keluarga dengan virus penyebab SARS dan
MERS. Virus corona adalah sejenis virus umum yang menyebabkan
infeksi pada hidung, sinus atau tenggorokan bagian atas. Biasanya, virus
corona menyebabkan gejala pilek biasa yang dapat diobati dengan mudah
dengan obat-obatan dan istirahat yang cukup. Virus corona pertama kali
teridentifikasi pada tahun 1960-an. Akan tetapi, virus ini tidak diketahui
dari mana asalnya. Umumnya, virus ini menginfeksi hewan dan manusia.
Virus corona pada manusia paling umum menular dari orang yang
terinfeksi ke orang lain melalui berbagai cara. Virus ini dapat menular

22
Winarno FG. Covid-19 Pelajaran Berharga dari Sebuah Pandemi. (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2020), 3
23
Budiman dkk. 19 Covid Pandemi dalam 19 Perspektif. (Pare-pare: IAIN Pare-pare
Nusantara Press, 2020), 141
24
https://www.kemkes.go.id/resources/download/info-terkini/Coronavirus/files79199Flyer-
2020-coronavirus-masyarakat.pdf
31

dengan mudah melalui udara dengan batuk dan bersin. Namun, bisa juga
melalui kontak langsung seperti berjabat tangan, menyentuh benda dan
lain sebagainya.
Virus corona merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan
penyakit flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti MERS dan
SARS. Secara global, virus corona baru muncul secara berkala di berbagai
daerah, termasuk SARS pada 2002 dan MERS pada 2012.
2. Pandemi Covid-19 di Dunia
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) pertama kali ditemukan
di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular sangat
cepat dan telah menyebar hampir ke semua negara, termasuk Indonesia,
hanya dalam waktu beberapa bulan saja. Sehingga WHO pada tanggal 11
Maret 2020 menetapkan wabah ini sebagai pandemi global.
Pada 9 Januari 2020, WHO melaporkan bahwa coronavirus (baru)
yang baru diidentifikasi oleh otoritas Cina. Virus ini ditemukan pertama
kali di kota Wuhan. Virus ini yaitu SARS-CoV dan MERS-CoV.
Coronavirus sindrom pernapasan akut (SARS-CoV) pertama kali
ditemukan di Cina pada November 2002. Ini menyebabkan wabah di
seluruh dunia pada 2002-2003, dengan 774 kematian dari 8.098 kasus.
Kendati begitu, sejak 2004 belum ada laporan mengenai kasus infeksi
SARS-CoV di seluruh dunia. 25
Saat ini Corona menjadi pembicaraan yang hangat. Di belahan
bumi manapun, corona masih mendominasi ruang publik. Dalam waktu
singkat saja, namanya menjadi trending topik, dibicarakan di sana-sini,
dan diberitakan secara masif di media cetak maupun elektronik. Severe
Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV-2) yang lebih
dikenal dengan nama virus corona adalah jenis baru dari coronavirus yang
menyebabkan penyakit menular ke manusia.

25
Mengenal Wuhan, Kota asal Virus Corona. http://indonesiabaik.id/
motion_grafis/mengenal-wuhan-kota-asal-virus-corona
32

Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis


coronavirus yang baru ditemukan. Walaupun lebih banyak menyerang ke
lansia, virus ini sebenarnya bisa juga menyerang siapa saja, mulai dari
bayi, anak-anak, hingga orang dewasa. Virus corona ini bisa menyebabkan
ganguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat,
hingga kematian.
Pandemi virus corona telah menyebar secara luas di dunia. Istilah
pandemi terkesan menakutkan tapi sebenarnya itu tidak ada kaitannya
dengan keganasan penyakit tapi lebih pada penyebarannya yang meluas.
Ingat, pada umumnya virus corona menyebabkan gejala yang ringan atau
sedang, seperti demam dan batuk, dan kebanyakan bisa sembuh dalam
beberapa minggu. Tapi bagi sebagian orang yang berisiko tinggi (kelompok
lanjut usia dan orang dengan masalah kesehatan menahun, seperti penyakit
jantung, tekanan darah tinggi, atau diabetes), virus corona dapat
menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
3. Pandemi Covid-19 di Indonesia
Pandemi Covid-19 di Indonesia dimulai pada tanggal 2 Maret 2020
dengan ditemukannya kasus positif untuk pertama kalinya. Penyakit ini
berkembang atau menular cukup pesat di Indonesia. Pada tanggal 16 April
2020 telah terkonfirmasi positif sebanyak 5.516 orang. Penyebaran yang
tidak terkendali tersebut sangat berpengaruh pada berbagai sendi kehidupan
masyarakat Indonesia. Sektor yang sangat terpengaruh adalah sektor
ekonomi dan sektor pendidikan. Hampir semua institusi pendidikan
diliburkan atau belajar dari rumah (BDR).
Pandemi Covid-19 di Indonesia telah menyebar sampai ke sumua
provinsi dan kabupaten kota di Indonesia. Sudah semua provinsi dan semua
kabupaten/kota terdampak Covid-19. Update data terakhir sampai penelitian
ini ditulis adalah Positif 433.836, Sembuh 364.417, Meninggal 14.540.
Melihat data tersebut penyebaran Covid-19 di Indonesia tergolong tinggi. 26

26
Data terkini penderita Covid-19 di Indonesia https://www.covid19.go.id
33

D. Kajian Penelitian yang Relevan


Penelitian “Pelaksanaan Pembelajaran Dari Rumah (BDR) Pada Masa
Pandemi Covid-19 Di SD Negeri Gulangpongge 01 Gunungwungkal Pati”
dikuatkan oleh penelitian terdahulu diantara lain:
27
1. Jaelani, A. dkk meneliti dengan judul Penggunaan Media Online
Dalam Proses Kegiatan Belajar Mengajar PAI Dimasa Pandemi Covid-
19. Hasil penelitiannya adalah sebagai berikut. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hambatan, solusi dan proyeksi pembelajaran daring
masa pandemi Covid-19 pada mahasiswa Jurusan/Prodi PAI, PIAUD,
PBA dan Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sunan Gunung Djati Bandung. Metode penelitian menggunakan metode
survey dengan mengajukan sebanyak 9 pertanyaan terhadap 265 orang
responden. Berdasarkan data ditemukan bahwa 99,6% responden
melakukan pembelajaran daring, dan 86% dilaksanakan sesuai jadwal
perkuliahan yang ditetapkan oleh fakultas. Informasi materi yang
diperloleh melalui pembelajaran daring cukup diterima oleh mahasiswa
(65%). Lebih dari 6 media pembelajaran yang digunakan selama
pembelajaran daring, dan mayoritas (>60%) menggunakan Google
Classroom. Lebih dari 60% responden terbiasa melakukan pembelajaran
dengan sistem daring sehingga sebanyak 50% menyatakan bahwa sistem
daring dapat mempermudah proses pembelajaran dan pembimbingan
dalam kondisi tertentu. Walaupun sistem ini dapat dijadikan solusi bagi
kondisi tertentu, beberapa hambatan seperti jaringan internet yang tidak
stabil (23%) dan kuota terbatas (21%) menjadi dua aspek besar yang
mengganggu proses pembelajaran daring. Hambatan tersebut tentunya
berpengaruh terhadap kondisi psikis responden (>90%), namun
sebanyak 72% responden memiliki aktivitas lain untuk menanggulangi
gangguan tersebut. Dalam kondisi adanya wabah Covid-19,

27
Jaelani, A. dkk. Penggunaan Media Online Dalam Proses Kegiatan Belajar Mengajar PAI
Dimasa Pandemi Covid-19 (Studi Pustaka dan Observasi Online). Jurnal IKA: Ikatan Alumni PGSD
UNARS, 8(1), 12-24.
34

pembelajaran daring dapat digunakan dengan pertimbangan


memperhatikan kondisi mahasiswa dan dosen, sehingga akan terbiasa
menyesuaikan dengan sistem daring, pembelajaran dapat terlaksana
dengan baik. Selain itu, sistem daring ini dapat dijadikan pengalaman
tambahan bagi mahasiswa sebagai calon guru di masa depan.
2. Rahman, S. F., & Ariyanto, M. D. 28 meneliti dengan judul Problematika
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Masa Pandemi
Covid-19 di SMP Islam Nurussalam Al-Khoir Mojolaban Sukoharjo
Tahun Pelajaran 2019/2020. Hasil penelitiannya adalah sebagai berikut.
Pada saat ini seluruh negara yang berada dipenjuru dunia sedang ditimpa
musibah besar yang disebabkan oleh virus Covid-19. Virus Covid-19 ini
ternyata berdampak dalam dunia pendidikan tidak terkecuali pada
pembelajaran pendidikan agama Islam. Dalam kondisi darurat seperti ini
pembelajaran pendidikan agama Islam tetap memiliki peran yang sangat
penting bagi peserta didik pada saat menghadapi pandemi Covid-19.
Karena pada hakikatnya tujuan pembelajaran pendidikan agama Islam
untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan
pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi
manusia muslim yang beriman dan bertaqwa Allah SWT serta berakhlak
mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
problematika pembelajaran pendidikan agama Islam dalam kegiatan
belajar mengajar secara daring (dalam jaringan) pada saat pandemi
Covid-19. Penelitian ini menggunakan metode penelitian lapangan (Field
Research) dan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Adapun
teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan
cara wawancara dan observasi. Sedangakan analisis data dalam
penelitian ini menggunakan data kualitatif yang disajikan tanpa

28
Rahman, S. F., & Ariyanto, M. D. (2020). Problematika Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI) pada Masa Pandemi Covid-19 di SMP Islam Nurussalam Al-Khoir Mojolaban
Sukoharjo Tahun Pelajaran 2019/2020 (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Surakarta).
35

perhitungan angka. Responden penelitian ini adalah salah satu wali kelas
dan peserta didik kelas VIII di SMP Islam Nussalam Al-Khoir
Mojolaban Sukoharjo.
3. Syahfitri, R dkk 29 Meneliti dengan judul Implementasi E-Learning Pada
Mata Pelajaran PAI Dimasa Pandemi Covid-19. Hasil penelitiannya
adalah sebagai berikut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
dan mendapatkan informasi implementasi E-learning dan kendala proses
belajar mengajar secara online di rumah akibat dari adanya pandemi
COVID-19. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus eksplorasi
dan pendekatan penelitiannya menggunakan metode studi kasus
kualitatif yang digunakan untuk mendapatkan informasi terkait kendala
dan akibat yang dihasilkan dari pandemi COVID-19 terhadap kegiatan
proses belajar mengajar dibeberapa sekolah di kota Medan. Dalam
penelitian ini, responden yang diminta untuk melakukan wawancara
dalah sebanyak 5 orang guru yang ada dibeberapa sekolah di kota Medan.
Untuk tujuan kerahasiaan, responden diberi inisial R1, R2, R3, R4, dan
R5. Penelitian ini menggunakan metode wawancara melaui sosial media
dengan mengajukan bebrapa pertanyaan yang disusun untuk
dikembangkan berdasarkan literatur terkait. Hasil dari penelitian ini yaitu
terdapat beberapa kendala yang dialami oleh murid, guru dan orang tua
dalam kegiatan belajar mengajar online yaitu penguasaan teknologi
masih kurang, penambahan biaya kuota internet yang bertambah, adanya
pekerjan tambahan bagi orang tua dalam mendampingi anak belajar,
komunikasi dan sosialisasi antar siswa, guru dan orang tua menjadi
berkurang dan jam kerja yang menjadi tidak terbatas bagi guru karena
harus berkomunikasi dan berkoordinasi dengan orang tua, guru lain, dan
kepala sekolah. Dan dari sisi negatifnya juga menyebabkan anak terlalu
dimanjakan dengan gadget sehingga nilai social dan prilaku kurang

29
Syahfitri, R., dkk. (2020). Implementasi E-Learning Pada Mata Pelajaran PAI Dimasa
Pandemi Covid-19. Al-Ulum: Jurnal Pendidikan Islam, 1(1).
36

efektif karena proses pengajaran keagamaan yang sudah diberikan tidak


maksimal dijalankan.
30
4. Kholyssa Mauly, Y., & Abidin, Z meneliti dengan judul Metode
Pembelajaran Daring Menggunakan Aplikasi Online pada Masa
Pandemi Covid-19 di SMPIT Az-Zahra Sragen Tahun Pembelajaran
2019/2020. Hasil penelitiannya adalah sebagai berikut. Virus Corona
melanda seluruh negara di dunia, termasuk negara Indonesia. Sehingga
pembelajaran yang pada awalnya dilakukan secara langsung dan bertatap
muka di dalam kelas dialihkan menjadi pembelajaran secara online atau
daring. Hal ini juga sesuai dengan permendikbud yang ditetapkan oleh
menteri pendidikan Indonesia bahwa untuk menghambat penyebaran
virus Corona pembelajaran dialihkan menjadi belajar online atau daring
dirumah masing-masing. Di SMPIT Az-Zahra juga menerapkan metode
pembelajaran daring dengan memanfaatkan berbagai macam aplikasi
online seperti Zoom, Whatsapp Group, Google Form, dan Voice Note
pada mata pelajaran, aplikasi Whatsapp dirasa paling cocok untuk
menerapkan pembelajaran daring di SMPIT Az-Zahra Sragen aplikasi
tersebut merupakan yang paling banyak digunakan oleh guru karena
aplikasi ini sudah familiar digunakan oleh siswa maupun guru sehingga
lebih mudah untuk mengaplikasikannya. Penelitian ini dilakukan dengan
survei melalui wawancara online menggunakan Google Form kepada
seluruh guru di SMPIT Az-Zahra Sragen. Hasil data yang diperoleh
peneliti menunjukkan bahwa pembelajaran daring merupakan satu-
satunya metode yang dapat diterapkan pada kondisi pandemi Covid-19
seperti saat ini, guru dapat mengevaluasi siswa melalui penugasan untuk
mengetahui sampai mana tingkat pemahaman siswa dalam menerima
materi yang disampaikan secara online, tetapi sebagian guru juga menilai
bahwa pembelajaran daring dirasa kurang efektif karena adanya kendala

30
Kholyssa Mauly, Y., & Abidin, Z. (2020). Metode Pembelajaran Daring Menggunakan
Aplikasi Online pada Masa Pandemi Covid-19 di SMPIT Az-Zahra Sragen Tahun Pembelajaran
2019/2020 (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
37

pada kekuatan sinyal dan fasilitas yang dimiliki oleh siswa berupa gadget
atau laptop pribadi, kebiasaan siswa dalam melalkukan belajar daring,
hingga pada absensi siswa. Pemanfaatan aplikasi online juga disesuaikan
dengan materi apa yang akan disampaikan.
31
5. Sa'dullah, M. Meneliti dengan judul Pandemi Covid-19 Dan
Implikasinya Terhadap Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Studi
Kasus Pada Siswa SMP N 1 Banyubiru Kabupaten Semarang) Tahun
2020. Hasil penelitiannya adalah sebagai berikut. Hasil penelitiannya
adalah sebagai berikut. Covid-19 memberikan efek di setiap bidang
kehidupan masyarakat indonesia, salah satu sektornya adalah dunia
pedidikan. Pendidikan di indonesia seakan mendapatkan guncangan
yang menjadikan tatanan baru dalam proses pembelajaran. Implikasinya
menjadikan proses pembelajaran menjadi pembelajaran jarak jauh, mau
tidak mau harus diterapkan mengingat instruksi Kemendikbud untuk
tetap melanjutkan pembelajaran di tengah wabah Covid-19. Guru di
semua jenjang pendidikan dituntut untuk membuat perencanaan
pembelajaran yang baru terkait dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ),
dimana sebelumnya belum pernah diberlakukan. Dari keterbatasan guru
Pendidikan Agama Islam di tingkat SMP yang notabenya terbiasa
mengadakan pembelajaran tatap muka, harus menjadikan pembelajaran
menjadi pembelajaran jarak jauh. Guru di SMP N 1 Banyubiru sebagai
responden penelitian ternyata memiliki keunggulan dalam
mempersiapkan proses pembelajaran di masa covid-19 ini. Dalam PJJ
mereka mampu untuk terus bekerja dengan mengoptimalkan semua
potensi yang ada melalui media elektronik. kesulitan dan juga
kemudahan dalam penerapan PJJ memang tidak dapat dihindari,
mengingat jarak dan akses siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
tidak berjalan seperti yang diinginkan. Hal ini juga menjadi daya tarik

31
Sa'dullah, M. (2020). Pandemi Covid-19 Dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Pada Siswa Smp N 1 Banyubiru Kabupaten Semarang)
Tahun 2020 (Doctoral dissertation, IAIN SALATIGA).
38

untuk dilakaukan penelitian terkait proses pembelajaran jarak jauh di


SMP N 1 Banyubiru.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para pakar dan
peneliti terdahulu yang mengalami keberhasilan, maka peneliti akan melakukan
penelitian yang sama tentang pelaksanaan pembelajaran jarak jauh atau belajar
dari rumah. Namun demikian penelitian tentang pelaksanaan belajar dari rumah
(BDR) di SDN Gulangpongge 01 Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati
berbeda dengan penelitian terdahulu.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu adalah
sebagai berikut. Dari sisi subjek penelitiannya berbeda, penelitian terdahulu
menyoroti permasalahan pada siswa SMP. Penelitian sekarang meneliti
pembelajaran dari rumah pada siswa SD. Penelitian sekarang meneliti kelebihan
dan kekurangan pelaksanaan belajar dari rumah (BDR) pada siswa kelas 4-6.
Berdasarkan metode penelitiannya penelitian terdahulu Sebagian besar
menggunakan metode survey dan studi kasus, sedangkan penelitian sekarang
menggunakan metode kualitatif. Penelitian terdahulu meneliti tentang
permasalahan yang terjadi pada pelaksananaan pembelajaran jarak jauh atau
belajar dari rumah, sedangkan penelitian sekarang meneliti tentang bagaimana
kelebihan dan kekurangan pelaksanaan belajar dari rumah (BDR).

E. Kerangka Berpikir
Pengamatan awal tentang kegiatan pembelajaran pada siswa di SDN
Gulangpongge 01 Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati di masa pandemi
Covid-19 dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) menjadi dasar
dilaksanakannya penelitian ini. Ada hal-hal menarik yang akan diteliti lebih
dalam tentang pembelajaran dari rumah (BDR) di sekolah tersebut. Berdasarkan
indentifikasi permasalahan diatas, peneliti tertarik meneliti pelaksanaan
pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di masa pandemi Covid-19 pada
siswa kelas IV, V dan VI di SDN Gulangpongge 01 Kecamatan Gunungwungkal
Kabupaten Pati. Penelitian ini akan menggali data tentang fenomena
39

pelaksanaan pembelajaran di SDN Gulangpongge 01 Kecamatan


Gunungwungkal Kabupaten Pati.
Kenyamanan dalam pembelajaran dari rumah (BDR) pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah bagaimana pemanfaatan
internet dalam mendukung pembelajaran dari rumah. Ketersediaan sarana dan
prasarana yang dimiliki oleh sekolah, guru, dan siswa menjadi faktor penentu
keberhasilan pembelajaran dari rumah. Sarana dan prasarana yang mendukung
pembelajaran antara lain koneksi internet, ketersediaan Gadget atau smartphone,
dan penguasaan berbagai aplikasi pembelajaran daring oleh guru dan siswa.
Penelitian deskriptif kualitatif digunakan untuk mengetahui
pelaksanaan pembelajaran dari rumah (BDR) Pendidikan Agama Islam (PAI)
yang dialami siswa, terutama dalam hal kenyamanan belajar bagi siswa.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,
motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah
dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah 32
Gambaran kerangka berpikir dapat dilihat dalam bagan sebagai
berikut:

32
Moleong, J. Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2014), 6.
40

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Berpikir

Idenfikasi masalah
Wabah Corona Virus Disease (Covid-19) yang
mengharuskan adanya Social Distancing. Siswa harus
belajar dari rumah (BDR).

Pelaksanaan belajar dari rumah (BDR) Kelebihan dan kekurangan belajar


materi PAI: dari rumah (BDR) materi PAI.
1. Pelaksanaan belajar dari rumah (BDR) 1. Faktor internal (siswa)
2. Platform pembelajaran yang digunakan 2. Faktor eksternal (luar diri
siswa)

Penelitian deskriptif kualitatif

Bagan di atas menunjukkan bahwa masa pandemi Covid-19


memerlukan penanganan khusus dalam hal pembelajaran. Siswa akan
mengalami pembelajaran yang berbeda dengan kebiasaan sebelumnya. Guru dan
siswa harus mnyesuaikan diri dengan kondisi agar mencegah penyebaran virus
Covid-19 di Indonesia. Penelitian deskriptif kualitatisf akan mengupas tuntas
tentang bagaimana pelaksanaan pembelajaran dari rumah (BDR) di SDN
Gulangpongge 01 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Metode
penyampaian pembelajaran , teknik yang dilakukan guru dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran akan digali datanya secara maksimal. Kelebihan dan
kekurangan sebuah pembelajaran dalam tatanan kehidupan yang baru tentu
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dan kekurangan pembelajaran
41

dari rumah (BDR) di SDN Gulangpongge 01 pada mata pelajaran Pendidikan


Agama Islam (PAI) akan dibahas dalam penelitian ini.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bertujuan
untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran dari rumah (BDR) belajar
siswa pada materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Penelitian
kualitatif merupakan Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus
yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah 1
Menurut Sugiyono2 menyatakan bahwa metode penelitian kualitatif
adalah metode penelitian yang didasari oleh filsafat postpositivisme, yang
digunakan untuk meneliti pada keadaan objek yang bersifat alamiah, dimana
peneliti bertindak sebagai pemegang kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan secara triangulasi, analisis data bersifat kualitatif dan hasil dari
penelitian lebih terfokuskan kepada makna dari pada generalisasi.
Pendekatan yang dilakukan adalah deskriptif kualitatif yang
dilakukan dengan menguraikan fakta-fakta data yang diperoleh dari sumber
data-data tersebut selanjutnya dianalisis dengan pelaksanaan pembelajaran dari
rumah (BDR) belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) dan faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar siswa pada SDN Gulangpongge 01 Kecamatan
Gunungwungkal Kabupaten Pati. Penelitian ini akan memberikan gambaran
lengkap tentang pelaksanaan pembelajaran dari rumah (BDR) di SDN
Gulangpongge 01 Gunungwungkal Pati.

1
Moleong, J. Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014),
6.
2
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta,
2016), 9.

42
43

B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Gulangpongge 01 Kecamatan
Gunungwungkal Kabupaten Pati tahun ajaran 2020/2021 dengan sasaran
penelitian yaitu siswa kelas IV sampai VI SDN Gulangpongge 01 Kecamatan
Gunungwungkal Kabupaten Pati. Alasan pemilihan sekolah ini karena di SD
tersebut ditemukan fenomena yang menarik tentang pelaksanaan pembelajaran
dari rumah (BDR) belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) pada masa pandemi
Covid -19. Di Sekolah tersebut pembelajaran menggunakan kurikulum 2013.
Alasan mengambil tempat di SDN Gulangpongge 01 Kecamatan
Gunungwungkal Kabupaten Pati, karena sebelumnya sudah melakukan
observasi dan wawancara kepada guru dan mendapati adanya fenomena unik
tentang pelaksanaan pembelajaran dari rumah (BDR) di sekolah tersebut.
Subjek penelitian yang diteliti adalah siswa SDN Gulangpongge 01
Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati yang melaksanakan pembelajaran
dari rumah (BDR) pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Dalam
hal ini peneliti ingin mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran dari rumah
(BDR) materi Pendidikan Agama Islam (PAI). Peneliti juga akan memaparkan
apa saja yang dialami siswa beserta kelebihan dan kekurangan belajar dari
rumah (BDR) siswa SDN Gulangpongge 01 Kecamatan Gunungwungkal
Kabupaten Pati.
Sekolah ini merupakan sekolah di bawah Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Pati. Sekolah terletak ± 37 KM dari pusat kota
Kabupaten Pati. Sekolah ini beralamat di RT 02 RW 01 Desa Gulangpongge
Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati. Sekolah ini merupakan sekolah
negeri dengan jumlah siswa 94 orang. Sekolah memiliki 6 kelas yaitu kelas I –
Kelas VI. Jumlah guru yang mengajar di sekolah ini terdiri dari 6 guru kelas, 3
guru mata pelajaran dan 1 Kepala sekolah. Sekolah ini mempunyai seorang
penjaga sekolah yang membantu kegiatan sekolah.
44

C. Subyek dan Obyek Penelitian


Subjek dalam penelitian ini yaitu kepala sekolah, guru, wali siswa dan
siswa. Obyek penelitian adalah siswa kelas IV, V, dan VI SDN Gulangpongge
01. Peneliti melakukan wawancara dengan guru untuk mengetahui
pelaksanaan pembelajaran dari rumah (BDR) pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam
(PAI) serta kelebihan dan kekurangan pembelajaran dari rumah (BDR) mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Selanjutnya subjek penelitian ini
adalah siswa, pemilihan subjek berdasarkan adanya kelebihan dan kekurangan
dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) menurut hasil pengamatan
di SDN Gulangpongge 01 Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati.
Penelitian ini akan menjelskan pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI) di SDN Gulangpongge 01.

D. Sumber Data
3
Soewadji menyatakan data adalah suatu rekaman atau gambaran atau
keterangan yang mengenai hal atau fakta. Data yang akan peneliti gunakan
adalah data berupa anggapan dan fakta melalui hasil wawancara, angket, dan
hasil observasi.
Menurut Arikunto4 mengidentifikasi sumber data peneliti dengan
mengklasifikasikan dalam tiga P, yaitu:
1. Person, yaitu sumber data yang memberikan data berupa tulisan maupun
lisan, tulisan melalui angket dan lisan melalui wawancara. Pada penelitian
ini, sumber data berasal dari wawancara dengan guru dan siswa. Serta
angket yang akan diberikan kepada siswa dan guru
2. Place, yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam
dan bergerak. Pada penelitian ini sumber data bertempat di SDN
Gulangpongge 01 Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati.

3
Soewadji, Jusuf. Pengantar Metodelogi Penelitian. (Jakarta: Penerbit Mitra Wacana, 2012),
145.
4
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), 172.
45

3. Paper, yaitu sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka,
gambar, atau simbol-simbol. Pada penelitian ini sumber data berupa hasil
wawancara, hasil angket, dan foto saat penelitian berlangsung.

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari:


1. Observasi
Observasi menurut Creswell5 merupakan observasi yang
didalamnya peneliti langsung turun ke lapangan untuk mengamati perilaku
dan aktivitas individu-individu di lokasi penelitian. Dalam pengamatan ini,
peneliti merekam/mencatat baik dengan cara terstruktur maupun
6
semistruktur. Nasution dalam Sugiyono menyatakan bahwa, observasi
adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja
berdasarkan data yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh
melalui observasi. Metode observasi digunakan dalam penelitian ini untuk
menjaring data tentang pelaksanaan pembelajaran dari rumah (BDR) belajar
materi Pendidikan Agama Islam (PAI) di SDN Gulangpongge 01 Kecamatan
Gunungwungkal Pati.
2. Wawancara
Sugiyono7 wawancara adalah pertemuan antara dua orang yang
bertukar informasi atau ide melalui sesi tanya jawab sehingga dapat diubah
menjadi sebuah makna dalam suatu topik tertentu. Informan didalam
penelitian ini yaitu guru dan siswa SDN Gulangpongge 01 Kecamatan
Gunungwungkal Kabupaten Pati yang dimana siswa mengalami suatu
pelaksanaan pembelajaran dari rumah (BDR) belajar Pendidikan Agama
Islam (PAI), dan guru merupakan seorang yang mengetahui pelaksanaan
pembelajaran dari rumah (BDR) yang dialami oleh siswa didalam
pembelajaran.

5
Creswell, John W. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed.
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016), 267.
6
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta,
2016), 64.
7
Sugiyono. 231.
46

3. Dokumentasi
Berkaitan dengan dokumentasi Harsono,8 berpendapat bahwa
dokumentasi adalah laporan tertulis dari suatu peristiwa yang isinya terdiri
atas penjelasan dan pemikiran terhadap peristiwa itu dan ditulis dengan
sengaaja untuk menyimpan atau merumuskan keterangan-keterangan
mengenai peristiwa tersebut. Metode dokumentasi dipakai untuk
mengumpulkan data dari sumber-sumber dokumen yang mungkin
mendukung bahkan berlawanan dengan hasil wawancara.

E. Teknik Pengumpulan Data


Menurut Sugiyono9, mengemukakan bahwa instrumen penelitian
merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun
fenomena sosial yang diamati, yang mana fenomena tersebut disebut dengan
variabel penelitian. Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah instrument
utama.
Instrumen bantu didalam ini adalah pedoman wawancara, pedoman
observasi, serta pedoman dokumentasi, dan angket untuk mengumpulkan data
tentang pelaksanaan pembelajaran dari rumah (BDR) pada materi Pendidikan
Agama Islam (PAI) dan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan
pembelajaran dari rumah (BDR) belajar pada siswa SDN Gulangpongge 01
Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati.
Penelitian ini menggunakan pengumpulan data berupa observasi,
wawancara, angket, dan dokumentasi.
1. Observasi
Observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara hadir
langsung dan mengamati fenomena yang terjadi dalam pembelajaran PAI

8
Harsono. Pendekatan, Jenis, Dan Metode Penelitian Pendidikan. (Jakarta: Eurika
Pendidikan, 2008), 165.
9
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta,
2016), 102.
47

di SDN Gulangpongge 01. Peneliti mengamati pembelajaran yang


dilakukan oleh guru PAI baik itu daring maupun luring.

Tabel 3.1 Koding Instrumen Observasi

No Sub fokus Objek/kegiatan/fokus Kode


yang diobservasi
1 Pelaksanaan Kegiatan Ob. 1
pembelajaran dari pembelajaran dari
rumah Pendidikan rumah
Agama Islam
(PAI)
2 Kekurangan dan Pengamatan tentang Ob. 2
kelebihan kekurangan dan
pembelajaran dari kelebihan
rumah Pendidikan pembelajaran dari
Agama Islam rumah
(PAI)

2. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengetahui informasi tentang
pelaksanaan pembelajaran dari rumah (BDR) apa yang dialami siswa pada
masa pandemi Covid-19 di SDN Gulangpongge 01 pada materi Pendidikan
Agama Islam. Informan atau pihak yang akan diwawancarai adalah kepala
sekolah, guru, dan wali siswa.
Tabel 3.2 Daftar Koding Instrumen Observasi

No Responden Kode Keterangan


Instrumen
1 Kepala W1 KS. Wawancara pertama Kepala Sekolah 1
Sekolah W2 KS. Wawancara kedua Kepala Sekolah 1 dst...
2 Guru W1 GR. Wawancara pertama guru 1
PAI W2 GR. Wawancara kedua guru 1, dst...
3 Wali Siswa 1 W1 WS. 001 Wawancara pertama Wali Siswa 1
W2 WS. 001 Wawancara kedua Wali Siswa 1, dst...
4 Wali Siswa 2 W1 WS. 002 Wawancara pertama Wali Siswa 2
W2 WS. 002 Wawancara kedua Wali Siswa 2, dst...
5 Wali Siswa 3 W1 WS. 003 Wawancara pertama Wali Siswa 3
W2 WS. 003 Wawancara kedua Wali Siswa 3, dst...
6 Wali Siswa 4 W1 WS. 003 Wawancara pertama Wali Siswa 4
48

W2 WS. 003 Wawancara kedua Wali Siswa 4, dst...


7 Wali Siswa 5 W1 WS. 003 Wawancara pertama Wali Siswa 5
W2 WS. 003 Wawancara kedua Wali Siswa 5, dst...
8 Operator W1 OP. 001 Wawancara pertama Operator sekolah
Sekolah W2 OP. 001 Wawancara kedua Operator Sekolah, dst...

3. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan dengan
mengumpulkan dokumen yang berkaitan dengan pelaksananaan Belajar
dari Rumah (BDR) di SDN Gulangpongge 01 Kecamatan Gunungwungkal
Kabupaten Pati. Dokumen yang dikumpulkan berupa foto-foto kegiatan
dan dokumen tertulis yang berkaitan dengan pelaksanaan BDR.

F. Pengujian Keabsahan Data


Menurut Sugiyono10 menyatakan bahwa pengujian keabsahan data
dilakukan dengan memperpanjang pengamatan, meningkatkan ketekunan,
triangulasi, analisis kasus negatif, menggunakan bahan referensi, dan
mengadakan member check. Peneliti melakukan pengecekan keabsahan data
menggunakan meningkatkan ketekunan dan triangulasi. Untuk lebih rinci
peneliti menguraikan sebagai berikut:
1. Meningkatkan ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara
cermat dan berkesinambungan. Melalui cara tersebut maka kepastian data
dan urutan peristiwa tersebut dapat direkam secara pasti dan sistematis.
Dengan meningkatkan ketekunan, peneliti dapat melakukan pengecekan
kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak. Peneliti
dapat meningkatkan ketekunan dengan cara membaca berbagai referensi
buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi yang terkait dengan temuan
yang terkait dengan temuan yang diteliti. Diharapkan wawasan peneliti akan
semakin luas dan tajam, sehingga dapat digunakan untuk memeriksa data

10
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2013,
368.
49

yang ditemukannya untuk memastikan bahwa data yang ditemukan itu benar
dapat dipercaya atau tidak. Demikian juga dengan meningkatkan ketekunan,
maka peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis
tentang apa yang telah diamatinya. Didalam melakukan peningkatan
ketekunan peneliti menggunakan cara membaca dan meneliti kembali data-
data yang telah didapat selama penelitian yang berupa data penggunaan
model kontekstual berbantu media audio visuak dan minat belajar siswa
yang diperoleh melalui wawancara, angket, dan dokumen lain yang
mendukung guru memperoleh kepastian data supaya tidak terjadi kesalahan
saat melakukan analisis data.
2. Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas dapat diartikan sebagai
pengecekan data yang didapat dari berbagai sumber dengan cara apapun,
dan berbagai waktu. Triangulasi terbagi dalam tiga macam yaitu: triangulasi
sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan triangulasi waktu. Teknik
triangulasi data, merupakan teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekkan atau sebagai
pembanding data yang diperoleh. 11
Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi
sumber dan triangulasi teknik. Penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan data dan menggunakan metode studi dokumen hasil pekerjaan
seluruh siswa sehingga dapat mengetahui pelaksanaan pembelajaran dari
rumah (BDR) yang dialami siswa, serta melakukan wawancara kepada guru
dan siswa mengenai pelaksanaan pembelajaran dari rumah (BDR) yang
paling sering dialami siswa. Selain itu menggunakan triangulasi teknik,
dengan satu sumber yang dilakukan melaui pengumpulan data dengan
menggunkan beberapa teknik yaitu studi dokumen hasil pelaksanaan
pembelajaran dari rumah, wawancara, dan angket, setelah mengetahui
pelaksanaan pembelajaran dari rumah (BDR) dalam materi Pendidikan

11
Moleong, J. Lexy. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2014), 32
50

Agama Islam (PAI). Wawancara mengenai pelaksanaan pembelajaran dari


rumah (BDR) difokuskan pada bagaimana kenyamanan siswa dalam
belajar.

G. Teknik Analisis Data


Menurut Milles dan Huberman dalam Sugiyono 12 menyatakan analisis
data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang, dan terus menerus.
Aktivitas dalam analisis data yaitu, data reduction, data display, dan conclution
drawing/verification. Seperti gambar pada berikut ini.

Gambar 3.1. Bagan Proses Analisis Data

Data
Data
collection
display

Data Conclusion
reduction drawing/
verifying

1. Pengumpulan Data (data collection)


Pengumpulan data merupakan bagian yang paling utama dan
sangat penting dari kegiatan menganalisis data. Pengumpulan data
diperoleh dari wawancara, angket, dan dokumentasi. Dalam proses

12
Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung: Alfabeta, 2017), 20.
51

pengumpulan data sebelum memasuki lapangan, tahap sebelumnya


yaitu peneliti menentukan objek dan menyiapkan segala perlengkapan-
perlengkapan penelitian terlebih dahulu, hal ini bertujuan agar ketika
memasuki lapangan dapat berjalan secara terstruktur ketika melakukan
penelitian, tahap pengumpulan data ini nantinya digunakan sebagai
Persiapan peneliti ketika memasuki lapangan.
Peneliti dalam mengumpulkan data, sebelum peneliti menyusun
latar belakang peneliti terlebih dahulu melakukan penelitian tahap awal
yaitu peneliti melakukan observasi ke SDN Gulangpongge 01
Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati untuk mengetahui apakah
ada sebuah permasalahan yang terjadi di SD tersebut, yang kemudian
dari data hasil observasi tersebut didapati sebuah permasalahan yang
terjadi di SDN Gulangpongge 01 Kecamatan Gunungwungkal
Kabupaten Pati mengenai siswa yang mengalami pelaksanaan
pembelajaran dari rumah (BDR) belajar Pendidikan Agama Islam
(PAI), kemudian peneliti mengolah permasalahan tersebut menjadi
sebuah latar belakang, yang kemudian oleh peneliti diolah untuk proses
penyusunan penelitian tahap kedua.
Dalam proses penelitian tahap kedua, langkah peneliti yang
pertama ialah melakukan proses wawancara dengan Kepala Sekolah,
guru Tim IT dalam hal ini adalah operator sekolah dan wali siswa
SDN Gulangpongge 01 Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati,
kemudian langkah kedua peneliti melakukan proses pembagian angket
yang diisi oleh guru dan siswa kemudian peneliti
mendokumentasikannya. Dari hasil pengumpulan data tersebut
kemudian diolah dan dianalisis menjadi sebuah penjabaran berupa
deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek yaitu
guru, dan siswa SDN Gulangpongge 01 Kecamatan Gunungwungkal
Kabupaten Pati, untuk mengetahui siswa yang mengalami pelaksanaan
pembelajaran dari rumah (BDR) belajar Pendidikan Agama Islam
(PAI) dapat dilakukan melalui guru yang mengetahui pelaksanaan
52

pembelajaran dari rumah (BDR) belajar Pendidikan Agama Islam


(PAI) yang dialami oleh siswa tersebut.
Data observasi tentang pembelajaran diperoleh dari pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Peneliti mengikuti proses
pembelajaran dan mengambil dokumentasi berupa foto maupun video.
Data tersebut dikumpulkan untuk memperoleh gambaran pelaksanaan
pembelajaran di SDN Gulangpongge 01 pada masa Pandemi Covid 19.
2. Reduksi Data (data reduction)
Reduksi data adalah proses berfikir sensitif yang menuntut
penggunaan kecerdasaan, keluasan, dan wawasan yang tinggi dari
peneliti. Reduksi data dilakukan dengan membuat ringkasan, mencatat,
dan lain sebagainya dengan maksud menyaring informasi yang tidak
sesuai. Dalam mereduksi data dilakukan saat tahap pekerjaan lapangan
yang dilakukan pada saat penelitian sedang berlangsung.
Data yang didapatkan dari lapangan seperti hasil wawancara,
data tersebut masih bersifat kompleks sehingga dalam penelitian perlu
dilakukan reduksi data dengan cara merangkum, memilih, dan
memfokuskan hal-hal yang bersifat jelas untuk mempermudah dalam
melakukan proses analisis data. Dalam mereduksi data peneliti dipandu
dengan tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian. Dalam
penelitian ini tujuan yang akan dicapai yaitu untuk mendiskripsikan
pelaksanaan pembelajaran dari rumah (BDR) belajar Pendidikan
Agama Islam (PAI) yang dialami siswa SDN Gulangpongge 01
Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati dan untuk mengetahui
faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran dari rumah
(BDR) materi Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam pembelajaran
pada siswa SDN Gulangpongge 01 Kecamatan Gunungwungkal
Kabupaten Pati.
53

3. Display Data (data display)


Display data merupakan suatu data yang disusun secara
sistematis kemudian dibuat kesimpulan. Penyajian data dalam
penelitian ini digunakan deskripsi teks naratif untuk menjelaskan dari
hasil penelitian yang dilakukan. Setelah melakukan reduksi data,
peneliti melakukan penyajian data, data-data yang sudah dikumpulkan
baik data dari hasil dokumentasi selanjutnya diuraikan menjadi sebuah
kalimat.
Berdasarkan data telah terkumpul kemudian dianalisis,
sedangkan langkah selanjutnya yang peneliti lakukan yaitu peneliti
memberikan display, mengenai pelaksanaan pembelajaran dari rumah
(BDR) materi Pendidikan Agama Islam (PAI) yang dialami siswa SDN
Gulangpongge 01 Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati dan
faktor-faktor kenyamanan belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) pada
siswa. Kenyamanan belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) dan faktor
yang mempengaruhi kenyamanan belajar Pendidikan Agama Islam
(PAI) tersebut ditemukan melalui wawancara, dan dokumentasi.
Data berupa hasil instrumen observasi video wawancara
ditampilkan dalam trasnkrip percakapan. Transkrip tersebut yang
nantinya akan diolah dan dianalisis. Hasil analisis itu akan dijadikan
bahan untuk menarik kesimpulan.
4. Verifikasi dan Penegasan Kesimpulan
Verifikasi dan penegasan kesimpulan merupakan pengecekan
kembali catatan-catatan yang telah dibuat dan selanjutnya membuat
kesimpulan sementara dari data-data yang telah dikumpulkan, dan
merupakan kegiatan akhir dari proses analisis data. Peneliti ini dapat
menarik kesimpulan dari keseluruhan proses kegiatan penelitian.
Penarikan dari penelitian ini berupa kesimpulan deskripsi hasil
penelitian. Dalam penelitian yang dilakukan peneliti akan melihat
kembali hasil catatan-catatan mengenai pelaksanaan pembelajaran dari
rumah (BDR) materi Pendidikan Agama Islam (PAI) pada siswa SDN
54

Gulangpongge 01 Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati,


kemudian langkah selanjutnya yaitu peneliti membuat kesimpulan yang
sesuai dengan data yang telah di analisis.
Penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dari penelitian
ini. Data-data yang telah direduksi akan menjadi data pokok yang
menjadi inti dari permasalahan yang telah dikemukakan dalam rumusan
masalah. Penarikan kesimpulan adalah hal penting yang akan menjadi
jawaban atas rumusan masalah yang telah dikemukakan tentang
pelaksanaan Pembelajaran dari rumah (BDR) di SDN Gulangpongge
01 Gunungwungkal Pati.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Lokasi Penelitian


1. Gambaran Objek Penelitian
a. Profil SD Negeri Gulangpongge 01
1) Identitas SD Negeri Gulangpongge 01
SD Negeri Gulangpongge 01 Kecamatan Gunungwungkal
Kabupaten Pati merupakan salah satu sekolah negeri di kecamatan
Gunungwungkal. Sekolah ini mampu menyelenggarakan
pendidikan untuk anak usia sekolah dasar dengan tingkat kualitas
pembelajaran dan kualitas lulusan yang berada di atas rata -rata dari
sekolah lain. Dan dari segi outcome, siswa dari sekolah ini banyak
diterima di sekolah lanjutan negeri yang favorit di Kabupaten Pati,
dan rata-rata dari mereka yang diterima di sekolah tersebut
mempunyai kompetensi yang tidak kalah dari lulusan sekolah lain.
SD Negeri Gulangpongge 01 berdiri sejak tanggal 2 Januari 1964,
beralamat di RT 02 RW I Desa Gulangpongge Kecamatan
Gunungwungkal Kabupaten Pati. Berada di perdesaan di lereng
gunung Muria, berjarak 2 KM dari Kantor Korwilcam Bidang
Pendidikan Kecamatan Gunungwungkal. SD Negeri Gulangpongge
01 merupakan sekolah negeri. Profil sekolah ini adalah sebagai
berikut: Nama sekolah adalah SD Negeri Gulangpongge 01.
Sekolah ini memperoleh akreditasi A dengan NSS, 101031817012.
Sekolah ini berdiri pada tahun 1964. Luas tanah 1.500 m2 dengan
luas bangunan 1.000 m2. Alamat sekolah berada di Jl. Desa
Gulangpongge RT 02 RW I Desa Gulangpongge Kecamatan
Gunungwungkal Kabupaten Pati Kode Pos 59156. E-mail sekolah
adalah Email@sdngpongge01.sch.id. 1

1
Dokumentasi Tata Usaha SDN Gulangpongge 01 pada hari Senin tanggal 23 November
2020 pukul 08.30 WIB

55
56

Sekolah ini mempunyai prestasi yang cukup bagus di


tingkat Kecamatan Gunungwungkal dan Kabupaten Pati. Setiap
tahun sekolah ini cukup mendominasi prestasi di Kecamatan dan
selalu mewakili Kecamatan Gunungwungkal dalam berbagai ajang
kompetisi.

2) Visi Misi dan Tujuan SD Negeri Gulangpongge 01


a) Visi sekolah
Visi merupakan cita-cita yang ingin dicapai sekolah secara
umum. Adapun visi yang telah ditetapkan di SDN GUlang
pongge 01 Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati adalah
sebagai berikut, “Terwujudnya peserta didik yang cerdas,
terampil, santun, berakhlak mulia dan berwawasan global”.2
b) Misi sekolah
Dalam menjalankan kegiatan di sekolah, SDN Gulangpongge
01 menyusun misi sekolah. Visi sekolah akan dijabarkan dalam
misi sekolah sebagai berikut. 1) Menyelenggarakan pendidikan
dengan sistem MBS yang berkualitas dan terjangkau oleh
semua lapisan masyarakat. 2) Melaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan metode PAKEM dan CTL. 3)
Mengembangkan budaya kompetitif bagi siswa dalam upaya
meningkatkan prestasi dengan jujur dan adil. 4) Meningkatkan
output siswa pada ranah afektif, koqnitif dan psikomotorik
sebagai bekal dalam kehidupan di masyarakat. 5) Menanamkan
sikap dan akhlak mulia yang direfleksikan melalui santun dalam
berucap dan bersikap. 6) Melestarikan dan mengembangkan
olahraga, seni budaya dan keterampilan sesuai umat siswa. 7)

2
Dokumentasi Tata Usaha SDN Gulangpongge 01 pada hari Senin tanggal 23 November
2020 pukul 08.30 WIB
57

Menyelenggarakan pendidikan berbasis teknologi informasi


dan komunikasi. 3

c) Tujuan sekolah
Misi sekolah disusun dalam rangka pencapaian tujuan sekolah.
Tujuan sekolah ini adalah sebagai berikut. 1)
Menyelenggarakan tata kelola sekolah yang baik agar tercipta
suasana kondusif yang mendukung prestasi belajar siswa. 2)
Mengutamakan prestasi yang dinamis dengan meningkatkan
nilai rata-rata raport, hasil UN, hasil lomba akademik maupun
non akademik. 3) Menjadi juara dalam lomba-lomba akademik
dan non akademik di semua jenjang. 4) Mengembangkan
sekolah dengan pengelolaan yang baik sesuai dengan prinsip
Manajemen berbasis sekolah (MBS). 5) Menanamkan sikap
santun melalui pendidikan moral, dan akhlak mulia melalui
pendidikan agama. 6) Mengembangkan potensi akademik,
minat bakat dan kemampuan melalui layanan bimbingan dan
kegiatan ekstrakurikuler. 7) Menambah wawasan peserta didik
dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi. 4

3) Struktur Organisasi SD Negeri Gulangpongge 01


Struktur organisasi yang terdapat di SD Negeri
Gulangpongge 01 sebagai pembina adalah Korwilcam Bidang
Pendidikan Kecamatan Gunungwungkal sebagai pemangku bidang
pendidikan tertinggi di tingkat kecamatan, ditambah pengawas
sekolah dasar di kecamatan Gunungwungkal. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat struktur organisasi sebagai berikut.

3
Dokumentasi Tata Usaha SDN Gulangpongge 01 pada hari Senin tanggal 23 November
2020 pukul 08.30 WIB
4
Dokumentasi Tata Usaha SDN Gulangpongge 01 pada hari Rabu tanggal 25 November
2020 pukul 08.30 WIB
58

PEMBINA

KEPALA SEKOLAH KOMITE


SEKOLAH

BENDAHARA OPERATOR
SSEKOLAH

GR GR KL GR GR KL GR KL GR KL GOR GPAI
KLS I II KL III IV V VI

SISWA

Gambar 4.1. Struktur Organisasi SDN Gulangpongge 01


Gunungwungkal Pati 5

4) Keadaan Guru dan Karyawan SD Negeri Gulangpongge 01


Tenaga Pendidik (guru) dan Kependidikan menjadi
bagian penting dalam proses pembelajaran pada setiap lembaga
pendidikan. Tenaga Pendidik dan Kependidikan di SD Negeri
Gulangpongge 01 menjadi salah satu faktor penentu peningkatan
mutu akademik sekolah. Tenaga Pendidik dan Kependidikan di SD
Gulangpongge 01 terdiri dari tenaga PNS dan non-PNS/wiyata
bakti.
SD Negeri Gulangpongge 01 memiliki 11 guru termasuk
di dalamnya kepala sekolah. Guru SD Negeri Gulangpongge 01

5
Dokumentasi Tata Usaha SDN Gulangpongge 01 pada hari Senin tanggal 9 November
2020 pukul 08.30 WIB
59

terdiri dari 5 guru tetap/PNS dan 4 orang guru tidak tetap/wiyata


bakti. Semua guru sudah memiliki kualifikasi pendidikan sarjana/S-
1 dan ada 1 guru yang mempunyai kualifikasi S-2. Data guru dan
tenaga pendidikan dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 4.1. Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan SDN


Gulangpongge 01 6
Jenis Guru Kualifikasi Akademik
No. Status Guru
Guru Kelas Guru Mapel SMA D-2 S-1 S-2
Pegawai
1. 5 - 4 1
Negeri Sipil
Guru
2. Wiyata 1 3 4
Bakti
Tenaga
3. - - 1
Pendidikan
Jumlah 6 3 1 8 1

___________ 7
SDN Gulangpongge 01 berusaha untuk meningkatkan
kualitas pendidikan dengan mengangkat tenaga pendidik yang
sesuai dengan latar belakang pendidikanya.

6
Dokumentasi Tata Usaha SDN Gulangpongge 01 pada hari Senin tanggal 23 November
2020 pukul 08.30 WIB
7
Dokumentasi Tata Usaha SDN Gulangpongge 01 pada hari Senin tanggal 9 November
2020 pukul 08.30 WIB
60

Tabel 4.2. Keadaan Guru dan Tenaga Pendidikan

No Nama Lengkap Tempat Tanggal Jenis Alamat


Lahir Lahir Kelamin
1 Sarmidi, S.Pd. Pati 09/03/1965 L RT RW Giling Pati
2 Wiji, S.Pd.SD., Pati 01/12/1974 L RT 03 RW III Karangwage
M.Pd Trangkil Pati
3 Anggi Faisal, Pati 08/11/1987 L RT 03 RW 03 Tayu Kulon
S.Pd. Tayu Pati
4 Ngatmi, S.Pd. Pati 15/05/1986 P RT 03 RW 01
Gulangpongge
Gunungwungkal Pati
5 Nurmiati Antari, Pati 20/05/1984 P RT 02 RW 02
S. Pd. Gulangpongge
Gunungwungkal Pati
6 Sukma Kartika Pati 13/01/1993 L RT 03 RW 01 Bulungan
Abiddin, S.Pd. Tayu Pati
7 Resika Triaty, Pati 08/02/1988 P RT 05 RW 01
S.Pd. Gulangpongge
Gunungwungkal Pati
8 Diah Purborini, Pati 06/01/1991 P RT 05 RW 03
S.Pd. Gulangpongge
Gunungwungkal Pati
9 Anis Tria Pati 02/09/1992 P RT 03 RW 01
Yupita, S.Pd. Gulangpongge
Gunungwungkal Pati
10 Luk luk Pati 03/05/1993 P RT 03 RW 03 Sendangrejo
Unsiyah, S.Pd.I Tayu Pati
11 Surasi Pati 07/03/1963 L RT 02 RW 01
Gulangpongge
Gunungwungkal Pati

_________ 8
5) Keadaan Peserta Didik
Kondisi jumlah siswa SDN Gulangpongge 01 selalu
dinamis. Siswa SD Negeri Gulangpongge 01 Kecamatan
Gunungwungkal Kabupaten Pati, dalam 3 tahun terakhir jumlahnya

8
Dokumentasi Tata Usaha SDN Gulangpongge 01 pada hari Senin tanggal 9 November
2020 pukul 08.30 WIB
61

meningkat. Data siswa SD Negeri Gulangpongge 01 dalam 3 tahun


terakhir dapat ditunjukkan pada tabel sebagai berikut.

Tabel 4.3 Data Siswa SD Negeri Gulangpongge 01

Jenis Kelamin
Tahun Pelajaran Jumlah
Laki-laki Perempuan
2018/2019 47 42 89
2019/2020 48 44 92
2020/2021 49 45 94
__________ 9

6) Keadaan Sarana dan Prasarana


Sarana dan prasarana merupakan faktor yang
berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan
proses pembelajaran peserta didik di kelas. Kelengkapan sarana
prasarana menjadi faktor penunjang dalam peningkatan mutu
akademik sekolah. Keadaan sarana dan prasarana di SD Negeri
Gulangpongge 01 berdasarkan hasil observasi dan didukung oleh
data dokumentasi dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut.

9
Dokumentasi Tata Usaha SDN Gulangpongge 01 pada hari Senin tanggal 9 November
2020 pukul 08.30 WIB
62

Tabel 4.4. Sarana dan Prasarana SD Negeri Gulangpongge 01


Tahun 2020/2021
No. Jenis Sarana Prasarana Jumlah Kondisi
1. Ruang Kelas 6 Baik
2. Perpustakaan 1 Baik
3. Ruang Keterampilan 1 Baik
4. Ruang Kepala Sekolah 1 Baik
5. Ruang Guru 1 Baik
6. Dapur 1 Baik
7. Ruang Tamu 1 Baik
8. Greenhouse 1 Baik
9. Gudang 1 Baik
10. Kamar Mandi/WC Guru 2 Baik
13. Kamar Mandi/WC Siswa 4 Baik
11. Ruang UKS 1 Baik
12. Kantin 1 Baik
13. Tempat Parkir 1 Kurang baik
14. Meja Tamu 1 Baik
15. Meja Murid 120 Baik
16. Rak Buku 8 Baik
17. Papan Tulis 8 Baik
18. Almari 9 Baik
19. TV LED 7 Baik
20. TV Tabung 1 Baik
21. Laptop 5 Baik
22. Tablet (untuk siswa) 28 Baik
23. LCD Pyoyektor 4 Baik
24. Komputer desktop 1 Baik
25. Jaringan internet 1 Baik

________ 10

Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SDN Gulangpongge 01


dapat dikatakan baik. Sekolah ini memiliki sarana dan prasarana pendukung
pembelajaran. Prasarana pendukung tersebut digunakan untuk mendukung

10
Dokumentasi Tata Usaha SDN Gulangpongge 01 pada hari Senin tanggal 9 November
2020 pukul 08.30 WIB
63

pembelajaran siswa. Sekolah memiliki prasarana berupa perangkat keras


dan perangkat lunak. Sekolah ini memiliki perangkat keras yang cukup
memadai diantaranya adalah; laptop, LCD proyektor, TV LED, Perangkat
Wifi internet dan lain-lain. Sekolah ini juga memiliki prasarana berupa
perangkat lunak antara lain ada web sekolah, software pembelajaran, video
pembelajaran, dan lain-lain. Semua prasarana pembelajaran tersebut
digunakan untuk mendukung proses pembelajaran terutama ketika
pembelajaran daring atau pembelajaran dari rumah (BDR).

B. Hasil Penelitian
1. Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dari rumah
siswa SDN Gulangpongge 01 Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten
Pati.
Sebelum pelaksanaan pembelajaran guru Menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP disusun berdasarkan pelaksanaan
kurikulum darurat yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Guru menyiapkan strategi pembelajaran kombinasi antara
daring dan luring. Bahan ajar disusun dalam google classroom dan
dikomunikasikan melalui whatsapp group. Penilaian materi pada aspek
pengetahuan dapat dilaksanakan langsung pada google classroom,
sedangkan penilaian untuk aspek sikap dapat dilakukan melalui observasi
pada siswa, sedangkan aspek keterampilan dapat dinilai langsung melalui
hasil karya siswa. Instrumen perbaikan dan pengayaan disusun berdasarkan
pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru.
Pada tahap pelaksanaan guru melaksanakan beberapa tindakan.
Pembelajaran disampaikan secara daring dan luring sesuai karakteristik
materi. Pembelajaran luring juga menyesuaikan kebijakan dari Pemerintah
daerah Melalui Satgas Penanganan penyebaran Covid-19 dan kesepakatan
dengan wali siswa. Motivasi belajar siswa sebagian besar masih mempunyai
motivasi tinggi. Hal ini dibuktikan dengan tugas-tugas yang telah dikerjakan
dengan baik. Namun Sebagian kecil masih belum mengirimkan tugas sesuai
64

dengan yang diharapkan oleh guru. Pemberian nilai disesuaikan dengan


KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah. Siswa yang belum tuntas akan
diberikan perbaikan dan yang telah tuntas akan diberikan pengayaan. Hasil
belajar siswa cukup baik namun tidak sebaik Ketika pembelajaran tatap
muka. Guru memberikan umpan balik berupa penanaman nilai-nilai
karakter pada siswa. Siswa disuruh membuat video kegiatan sehari-hari
membantu orang tua di rumah.
Guru melakukan pembelajaran dan komunikasi melalui Whatsapp
group. Pelaksanaan pemberian materi pembelajaran disesuaikan dengan
jadwal pelajaran regular yang berlaku sehari-hari. Waktu yang digunakan
dalam pembelajaran agak dikurangi sehingga mengurangi beban siswa
dalam pembelajaran. Masing-masing guru dapat menyampaikan materinya
di dalam kelas maya dengan platform Google Classroom. Siswa menyimak
melalui akun masing-masing. Dalam platform ini orang bisa bertindak
sebagai guru, dan bertindak sebagai siswa.
Komunikasi yang terjalin dalam kelas online ini sudah berjalan
dengan baik. Siswa mampu menerima materi pelajaran dengan bantuan dari
orang tua untuk memahaminya. Siswa mengerjakan tugas dari guru secara
beragam. Tugas tersebut ada yang berada pada ranah afektif, koqnitif
maupun psikomotorik. Pada ranah afektif siswa melakukan pembiasaan
baik di rumah dengan data berupa foto maupun video. Data berupa tugas-
tugas pada ranah koqnitif disampaikan melalui tugas tertulis maupun unjuk
kerja. Siswa mengerjakan tugas pada ranah psikomotorik berupa produk.
Tugas tersebut dikumpulkan ke sekolah oleh masing-masing siswa.
Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah dilakukan pewawancara
dengan Bapak Sarmidi, S.Pd.11 Wawancara tersebut bertujuan untuk
menggali informasi tentang pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh
Guru Pendidikan Agama Islam (PAI). Berdasarkan percakapan dengan
narasumber dapat diketahui bahwa Pembelajaran selama masa pandemi

11
Hasil wawancara dengan Bapak Sarmidi, S.Pd. Kepala SDN Gulangpongge 01 pada hari
Rabu tanggal 25 November 2020 pukul 11.00 WIB
65

Covid-19 dilaksanakan dengan daring dan luring. Pelaksanaan


pembelajaran secara luring dengan protokol Kesehatan. Ketika penanya
menanyakan tentang motivasi belajar siswa ketika belajar dari rumah,
Kepala sekolah menjawab dengan jawaban untuk motivasi siswa ini cukup
baik dalam pembelajaran daring, mereka juga mengerjakan tugas-tugas
yang diberikan oleh guru. Berkaitan dengan pembelajaran luring mereka
juga telah mengikuti kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh
sekolah. Pewawancara melanjutkan dengan pertanyaan tentang
pembelajaran daring dan luring sudah ada timbal balik dari siswa.
Pembelajaran harus ada timbal balik antara guru dan siswa. Pewawancara
melanjutkan dengan pertanyaan, tentang bagaimana cara pembelajaran
luring. Pembelajaran luring dilaksanakan dengan membuat kelompok-
kelompok belajar di lingkungan anak di tiap-tiap perdukuhan yang ada di
desa ini. Untuk pembelajaran luring anak berkumpul di suatu tempat dengan
tetap menjaga protokol Kesehatan dan tidak terlalu banyak dan gurunya
yang berkunjung. Pembelajaran dilaksanakan dengan mengelompokkan
siswa di pos-pos yang berada di rumah siswa. Berkaitan dengan letak
geografis rumah siswa diperoleh jawaban, anak-anak berdomisili di
perdukuhan Desa Gulangpongge. Satu kelompok berada di satu lokasi
berdasarkan perdukuhan tersebut.
Hasil wawancara memperoleh informasi bahwa pelaksanaan
pembelajaran di SDN Gulangpongge 01 selama masa Pandemi ini
dilaksanakan secara daring dan luring. Pembelajaran daring dilaksanakan
melalui platform Whatsapp group, google classroom dan Microsoft from
atau google form. Pembelajaran luring dilaksanakan dengan cara guru
mengunjungi siswa secara berkelompok. Guru mengunjungi siswa dan
melakukan pembelajaran dalam kelompok-kelompok. Kelompok tersebut
terdapat di masing-masing perdukuhan.
Pelaksanaan pembelajaran dari rumah pada Mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI) berjalan dengan baik. Pembelajaran
dilaksanakan secara daring (dalam jaringan) dan luring (luar jaringan).
66

Pembelajaran daring sudah berjalan melalui aplikasi Whatsapp group,


google classroom. Pembelajaran luring dilaksanakan dengan membentuk
kelompok siswa berdasarkan tempat tinggal siswa. motivasi belajar siswa
pada umumnya baik. Siswa selalu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
oleh guru.
Hasil wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam (PAI)12
memperoleh informasi tentang pelaksanaan BDR di SDN Gulangpongge
01. Wawancara bertujuan untuk menggali informasi tentang pekasanaan
pembelajaran dari rumah dalam sudut pandang guru. Guru Pendidikan
Agama Islam (PAI) memberikan informasi bahwa telah melakukan
pembelajaran secara daring dan luring. Keterangan yang diberikan sejalan
dengan keterangan yang diberikan oleh Kepala Sekolah. Pembelajaran
daring dilaksanakan melalui platform Whatsapp group, google classroom
dan Microsoft form atau google form. Pembelajaran luring dilaksanakan
dengan cara guru mengunjungi siswa secara berkelompok. Guru
mengunjungi siswa dan melakukan pembelajaran dalam kelompok-
kelompok. Kelompok tersebut terdapat di masing-masing perdukuhan.
Keterangan yang diberikan oleh guru Pendidikan Agama Islam
(PAI) sejalan dengan keterangan yang diberikan kepala sekolah.
Pembelajaran bagi siswa SDN Gulangpongge 01 dilaksanakan secara daring
dan luring. Pembelajaran di masa pandemi Covid-19 tetap berjalan dengan
baik. Motivasi belajar siswa juga cukup baik. Sebagian besar siswa telah
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.
Hasil wawancara dengan wali siswa 113 menjawab beberapa
pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara. Wawancara dilakukan di
rumah narasumber. Wali siswa 1 memberikan informasi berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran dari rumah. Pelaksanaan pembelajaran selama
masa Pandemi Covid-19 dilaksanakan pembelajaran secara online.

12
Hasil wawancara dengan Ibu Lukluk Unsiyah, S.Pd.I Guru PAI SDN Gulangpongge 01
pada hari Rabu tanggal 25 November 2020 pukul 10.30 WIB
13
Hasil wawancara dengan Ibu Erlina Kusumawati Wali Siswa SDN Gulangpongge 01 pada
hari Rabu tanggal 25 November 2020 pukul 11.30 WIB
67

Pewawancara memberikan pertanyaan tentang, bagaimana motivasi belajar


siswa. Narasumber menjawab bahwa siswa bisa dan mau belajar.
Pertanyaan tentang apakah guru juga melakukan pembelajaran luring (diluar
jaringan). Narasumber menjawab dengan jawaban mengiyakan pertanyaan
tersebut. Ini berarti siswa juga mengikuti pembelajaran di luar jaringan.
Pertanyaan tentang bagaimana cara pembelajaran luring dijawab dengan
penjelasan oleh naras umber. Narasumber mengatakan, biasanya itu dibuat
kelompok dan gurunya mendatangi tempat yang telah ditentukan.
Pertanyaan tentang, apakah guru sering mengunjungi siswa atau tidak.
Narasumber membenarkan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan
bahwa guru sering mengunjungi siswa di rumah masing-masing.
Hasil wawancara dengan wali siswa 1 memperolah data tentang
pelaksanaan pembelajaran dari Rumah (BDR) pada pembelajaran PAI di
SDN Gulangpongge 01. Wali siswa membenarkan adanya pembelajaran
daring dan luring. BDR secara daring dilakukan dengan cara menyampaikan
materi melalui Whatsapp group, google classroom dan pembuatan soal
online. Pembelajaran luring dilaksanakan dengan cara guru mengunjungi
siswa secara berkelompok. Guru mengunjungi siswa secara berkala di
kelompok masing-masing perdukuhan sesuai tempat tinggal siswa.
Wali siswa 1 memberikan keterangan sejalan denga napa yang
dikemukakan oleh narasumber sebelumnya, bahwa pembelajaran di SDN
Gulangpongge 01 adalah secara daring dan luring. Di masa pandemi Covid
-19 dirasa pembelajaran daring dianggap aman untuk mencegah penyebaran
Virus Covid-19. Namun demikian pembelajaran tetap perlu tatap muka
karena tidak semua materi bisa diberikan secara daring. Tatap muka juga
diperlukan untuk menanamkan nilai-nilai karakter dan memberikan
motivasi kepada siswa.
Wawancara dengan wali siswa 214 dilaksanakan di rumah
narasumber. Narasumber menyambut pewawancara dengan baik dan ramah.

14
Hasil wawancara dengan Ibu Suwati Wali siswa SDN Gulangpongge 01 pada hari Rabu
tanggal 25 November 2020 pukul 11.30 WIB
68

Narasumber merupakan ibu dari siswa yang bernama Hani. Hasil


wawancara menggambarkan suasana pembelajaran pada masa pandemi.
Pewawancara menanyakan tentang bagaimana pelaksanaan pembelajaran
selama masa Pandemi Covid-19. Narasumber menjawab bahwa
pembelajaran tetap berjalan. Berkaitan dengan motivasi belajar siswa,
diperoleh bahwa motivasi belajar siswa menurun. Cara orang tua siswa
memberi semangat belajar siswa adalah dengan membantu anak ketika
mengalami kesulitan. Pembelajaran luring juga dilakukan oleh guru. guru
melaksanakan pembelajaran dengan cara berkunjung ke rumah.
Narasumber menegaskan bahwa guru melakukan kunjungan rumah. Guru
sering mengunjungi rumah siswa untuk melakukan pembelajaran. Guru
mengunjungi kelompok-kelompok siswa secara bergantian. Guru sering
mengunjungi siswa untuk memberikan materi pelajaran secara luring. Guru
memberikan materi dengan cara berkelompok.
Hasil wawancara dengan wali siswa 2 memperolah data tentang
pelaksanaan pembelajaran dari Rumah (BDR) pada pembelajaran PAI di
SDN Gulangpongge 01. Wali siswa membenarkan adanya pembelajaran
daring dan luring. BDR secara daring dilakukan dengan cara menyampaikan
materi melalui Whatsapp group, google classroom dan pembuatan soal
online. Pembelajaran luring dilaksanakan dengan cara guru mengunjungi
siswa secara berkelompok. Guru mengunjungi siswa secara berkala di
kelompok masing-masing perdukuhan sesuai tempat tinggal siswa.
Wali siswa membenarkan bahwa dilaksanakan pembelajaran
daring dan luring. Wali siswa juga berterima kasih kepada sekolah karena
di masa pandemi ini sekolah masih memberikan layanan pembelajaran
dengan baik. Kunjungan rumah dalam pembelajaran luring sangat
diperlukan karena siswa perlu untuk bertemu guru dalam rangka penanaman
nilai-nilai karakter dan pemberian motivasi belajar agar siswa tidak kendor
semangat belajarnya.
69

Hasil wawancara dengan wali siswa 315 dilakukan di rumah


Narasumber yang bertmpat tinggal di desa Gulangpongge Gunungwungkal
Pati. Pewawancara mengajukan beberapa pertanyaan dan dijawab dengan
baik oleh narasumber. Pewawancara mengajukan beberapa pertanyaan
tentang bagaimana pelaksanaan pembelajaran selama masa pandemi Covid-
19. Narasumber mengatakan bahwa pembelajaran selama pandemi ini
kurang efektif karena tidak ada tatap muka. Untuk dia pribadi ini memang
sangat menyulitkan orang tua. Berkaitan dengan motivasi belajar siswa
orang tua selalu memberikan motivasi kepada siswa, seperti kita ketahui
Namanya belajar di rumah itu kurang efektif, walaupun diberi motivasi tapi
siswa tidak bisa belajar seperti di sekolah. Berkaitan dengan pembelajaran
luring atau luar jaringan Narasumber mengatakan guru mungkin hanya
beberapa kali di awal-awal tahun. Karena kebijakan pemerintah tatap muka
dengan siswa dibatasi. Pembelajaran luring dilaksanakan guru dengan cara
mengunjungi siswa. Narasumber menjelaskan bahwa guru mengunjungi
rumah siswa secara bergantian. Guru sering mengunjungi siswa untuk
melaksanakan pembelajaran luring yaitu dengan menyampaikan
pembelajaran pada kelompok siswa di rumah salah satu siswa.
Wali siswa 3 memberikan jawaban lebih lugas dan lebih lengkap.
Wawancara tersebut menjelaskan data tentang pelaksanaan pembelajaran
dari Rumah (BDR) pada pembelajaran PAI di SDN Gulangpongge 01. Wali
siswa membenarkan adanya pembelajaran daring dan luring. BDR secara
daring dilakukan dengan cara menyampaikan materi melalui Whatsapp
group, google classroom dan pembuatan soal online. Pembelajaran luring
dilaksanakan dengan cara guru mengunjungi siswa secara berkelompok.
Guru mengunjungi siswa secara berkala di kelompok masing-masing
perdukuhan sesuai tempat tinggal siswa.
Keterangan yang diberikan wali siswa 3 lebih lugas dan detail.
Wali siswa membenarkan adanya pembelajaran daring dan luring. Wali

15
Wawancara dengan Ibu Runti Sukarsih Wali Siswa SDN Gulangpongge 01 Pada tanggal
25 November 2020 Pukul 11.00.
70

siswa 3 menganggap intensitas pembelajaran luring dengan kunjungan


rumah dirasa masih kurang. Wali siswa menghimbau agar pelaksanaan
kunjungan rumah perlu lebih diintensifkan.
16
Wawancara dengan wali siswa 4 dilakukan dengan wali siwa
dan semua pertanyaan dijawab dengan baik. Wawancara dilakukan dengan
lebih leluasa karena dilakukan di rumah narasumber. Hasil wawancaranya
menunjukkan informasi tentang pelaksanaan pembelajaran dari rumah.
Pelaksanaan pembelajaran saat pandemi Covid-19 masih lancar dan belajar
tetap di rumah. Berkaitan dengan motivasi belajar siswa, narasumber
mengatakan bahwa motivasinya masih tetap dibimbing orang tua.
Pembelajaran luring juga dilaksanakan. Kadang-kadang guru berkunjung
untuk melaksanakan pembelajaran luring. Guru secara berkala mengunjungi
rumah siswa untuk menyampaikan nmateri pelajaran. Guru kadang-kadang
mengunjungi siswa secara berkala. Berdasarkan jawaban ini berarti guru
mengadakan pembelajara luring dengan cara mengunjungi siswa secara
berkelompok.
Hasil wawancara dengan wali siswa 4 sama dengan wali siswa
sebelumnya. peneliti memperolah data tentang pelaksanaan pembelajaran
dari Rumah (BDR) pada pembelajaran PAI di SDN Gulangpongge 01. Wali
siswa membenarkan adanya pembelajaran daring dan luring. BDR secara
daring dilakukan dengan cara menyampaikan materi melalui Whatsapp
group, google classroom dan pembuatan soal online. Pembelajaran luring
dilaksanakan dengan cara guru mengunjungi siswa secara berkelompok.
Guru mengunjungi siswa secara berkala di kelompok masing-masing
perdukuhan sesuai tempat tinggal siswa.
Keterangan wali siswa 4 menguatkan pendapat wali siswa
sebelumnya. Pembelajaran di SDN Gulangpongge 01 dilaksanakan dengan
daring dan luring. Pembelajaran daring yang diberikan telah dilaksanakan
guru dan siswa dengan baik. Komunikasi antara guru dan siswa terjalin

16
Wawancara dengan Ibu Inaroh Wali Siswa SDN Gulangpongge 01 Pada tanggal 25
November 2020 Pukul 10.30.
71

dengan menggunakan aplikasi whatssapp group. Siswa melaksanakan


perintah guru dengan baik. Motivasi belajar siswa juga berjalan dengan
baik. Siswa mengerjakan tugas-tugas dari guru dengan penuh
tanggungjawab. Guru juga melakukan kunjungan rumah dalam rangka
pembelajaran luring. Pembelajaran luring ini diperlukan karena tidak semua
materi dapat disampaikan secara daring.
Hasil wawancara dengan wali siswa 517 dilakukan dengan wali
siwa dan semua pertanyaan dijawab dengan baik. Berkaitan dengan
kepemilikan handphone, narasumber menjawab bahwa masing-masing
siswa memiliki handphone. Pewawancara menanyakan tentang apakah
masing-masing siswa mampu memakai handphone dengan baik. Siswa telah
mampu menggunakan handphone dengan baik. Berkaitan dengan akses
internet, sisw ajarang yang memiliki wifi. Narasumber menjawab bahwa
siswa memakai paketan data. Pewawancara menanyakan tentang bagaimana
pemahaman siswa terhadap materi PAI. Narasumber menjelaskan bahwa
siswa dibantu pemahamannya oleh orang tua. Pewawancara menanyakan
apakah orang tua selalu mendampingi Ketika anak belajar. Orang tua selalu
mendampingi ketika anaknya belajar. Pewawancara mengakhiri
pembicaraan dengan mengucapkan terima kasih dan nanti kalau dibutuhkan
akan wawancara lagi.
Hasil wawancara dengan wali siswa 5 diperoleh data tentang
pelaksanaan pembelajaran dari Rumah (BDR) pada pembelajaran PAI di
SDN Gulangpongge 01. Wali siswa membenarkan adanya pembelajaran
daring dan luring. BDR secara daring dilakukan dengan cara menyampaikan
materi melalui Whatsapp group, google classroom dan pembuatan soal
online. Pembelajaran luring dilaksanakan dengan cara guru mengunjungi
siswa secara berkelompok. Guru mengunjungi siswa secara berkala di
kelompok masing-masing perdukuhan sesuai tempat tinggal siswa.

Wawancara dengan Ibu Rofi’ati Wali Siswa SDN Gulangpongge 01 Pada tanggal 25
17

November 2020 Pukul 11.30.


72

Informasi yang diperoleh dari wali siswa 5 sudah menguatkan


pendapat dari narasumber-narasumber sebelumnya. Pembelajaran memang
dilaksanakan dengan dua cara yaitu daring dan luring. Pembelajaran daring
dilaksanakan atau disampaikan melalui google classroom. Wali siswa
menganggap pembelajaran luring juga perlu dilaksanakan. Pertemuan guru
dengan siswa diperlukan untuk memberikan motivasi belajar kepada siswa
walaupun orang tua juga senantiasa mengingatkan siswa untuk selalu
belajar.
Kelengkapan data berupa informasi tentang pelaksanaan
pembelajaran dari rumah sangat dibutuhkan. Pewawancara melengkapi data
dilakukan juga wawancara dengan operator sekolah yang sekaligus juga
bertindak sebagai bagian IT SDN Gulangpongge 01. Hasil wawancara
18
dengan operator sekolah sekaligus bagian IT di SDN Gulangpongge 01
hasilnya menghasilkan sebuah informasi. Pewawancara menanyakan
tentang bagaimana pelaksanaan pembelajaran selama masa Pandemi Covid-
19 di SD Gulangpongge 01. Selama Covid -19 pembelajaran dilakukan
melalui daring atau PJJ kami biasa menggunakan group Whatsapp untuk
kegiatan daring. Penggunaan whatssapp group merupakan alternatif
komunikasi yang dapat dilakukan oleh guru dengan siswa. Pewawancara
menanyakan tentang metode yang digunakan guru pada masa pandemi.
Guru kadang kala menggunakan metode penugasan dan demonstrasi.
Demontrasi yang kami lakukan itu melalui video. Pewawancara
menanyakan apakah anak mengirim video tugas ketika ada tugas dari guru.
Guru memberi contoh demontrasi melalui video kemudian anak membuat
video. Pewawancara menanyakan tentang platform apa saja yang digunakan
oleh siswa. Selain whatssapp guru juga menggunakan google classroom,
karena google classroom itu aplikasinya lebih ringan. Pewawancara
menanyakan tentang kira-kira fasilitas yang disediakan di sekolah.
Narasumber menjawab fasilitas yang disediakan sekolah cukup banyak.

18
Hasil wawancara dengan Bapak Anggi Faisal, S.Pd. Operator SDN Gulangpongge 01
pada hari Sabtu tanggal 28 November 2020 pukul 10.30 WIB
73

Sekolah menyediakan kuota internet. Ada juga kuota bantuan pemerintah


ya. Kemudian apabila anak tidak memiliki HP atau gadged, sekolah
meminjami tablet kepada mereka. Pewawancara menanyakan tentang kuota
internet selain dari pemerintah pihak. Narasumber menjawab bahwa,
sekolah juga memberikan kuota data yang dianggarkan melalui dana BOS.
Wawancara dengan Tim IT SDN Gulangpongge 01 menunjukkan
informasi bahwa di SDN Gulangpongge 01 benar-benar dilaksanakan
pembelajaran daring dan luring. Operator sekolah yang bertindak sebagai
Tim IT di SDN Gulangpongge 01 menyatakan bahwa telah ikut merancang
pembelajaran daring di SDN Gulangpongge 01. Platform yang digunakan
memang benar yaitu platform Whatapp group, google classroom, Microsoft
form, google form dan Video melalui Youtube. Pemanfaatan google
classroom didasari alasan karena platform ini ringan dalam penggunaan
internet. Sekolah menyediakan semua fasilitas yang diperlukan guru baik
itu dari sisi hardware maupun software. Sekolah menyediakan jaringan
internet, yang dibiayai oleh Kemdikbud dan dibiayai oleh dana BOS. Dari
sisi hardware, sekolah menyediakan laptop dan tablet dengan spesifikasi
yang cukup tinggi.
Operator sekolah sebagai Tim IT mempunyai tanggungjawab
terhadap keberhasilan pembelajaran daring. Operator sekolah ini selalu
memastikan bahwa masing-masing kelas dapat melaksanakan pembelajaran
daring dengan baik. Operator sekolah memberikan keterangan bahwa
sekolah selalu memberikan dukungan atas apa yang dibutuhkan oleh guru
dan siswa. hal-hal yang menjadi kebutuhan selalu disediakan melalui dana
BOS maupun upaya lain seperti mengupayakan kuota data gratis dari
Kemdikbud.
Sebagai pendalaman informasi dilakukan wawancara kedua
dengan kepala sekolah 19. Hal ini dikarenakan ada data yang ingin didalami
lebih lanjut oleh mahasiswa atau peneliti. Pewawancara menanyakan

19
Wawancara kedua dengan Bapak Sarmidi, S.Pd. Kepala SDN Gulangpongge 01 pada
tanggal 5 Desember 2020 pukul 10.00.
74

tentang, ada beberapa siswa yang HP nya rusak atau kadang dibawa oleh
orang tuanya bekerja. Cara mengatasi hal tersebut dilakukan dengan
meminjam saudara. Untuk mengatasi kesulitan anak-anak yang HP nya
rusak atau dibawa orang tuanya bekerja, maka anak tersebut disuruh pinjam
kepada saudaranya. Jika saudaranya tidak punya atau tidak mau meminjami
maka sekolah menyediakan tablet yang ada di sekolah. Cara yang harus
dilakukan adalah yang mau pinjam tersebut harus menghubungi kepada
pengurus barang. Jika sudah selesai bisa dikembalikan. Pewawancara
bertanya tentang solusi pertama pinjam saudara jika tidak ada bisa pinjam
dari sekolah dan narasumber mengiyakan pernyataan tersebut.
Wawancara kedua dengan Kepala Sekolah hanya memantapkan
wawancara pertama. Hasil wawancara ini menguatkan data tentang
bagaimana cara mengatasi permasalahan yang timbul pada pelaksanaan
pembelajaran daring di SDN Gulangpongge 01. Siswa yang tidak memiliki
Gadged dipinjami pihak sekolah dengan terlebih dahulu meminta izin
dengan pengurus barang. Siswa melalukan Bon pinjam atau
menggunakannnya secara mandiri di sekolah.
Pewawancara telah melakukan pendalaman materi tentang
pelaksanaan pembelajaran pada masa pandemi Covid-19 di SDN
Gulangpongge 01. Informasi yang dibutuhkan telah diperoleh dengan jelas.
Kepala sekolah melakukan upaya maksimal terhadap kesulitan yang
dihadapi oleh siswa. upaya yang terlihat dari pihak sekolah adalah
memberikan pinjaman gadged pada siswa yang kebetulan Gadged yang
dimilikinya rusak atau sedang dipakai orang tua siswa.
Informasi yang berasal dari guru Pendidikan Agama Islam (PAI)20
juga masih perlu pendalaman. Data berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran dari rumah masih perlu dilengkapi. Pewawancara
menanyakan tentang apakah siswa bila diberikan tugas dari sekolah itu
mengerjakan secara maksimal. Ketika diberi tugas mungkin hanya beberapa

20
Wawancara dengan Ibu Lukluk Unsiyah, S.Pd.I Guru Pendidika n Agama Islam (PAI)
SDN Gulangpongge 01 pada tanggal 5 Desember 2020 Pukul 11.00
75

anak yang tidak mengirimkan tugas. Pewawancara menanyakan tentang


cara mengatasinya. Bagi anak yang tidak mengerjakan tugas tersebut,
narasumber menjawab bahwa, siswa di kasih peringatan yaitu lewat WA,
google classroom, untuk mengingatkan kembali apabila dia belum
mengerjakan tugas tersebut. Apabila masih belum mengirimkan lagi baru
kita mendatangi mereka ke rumah. Guru memberi tambahan waktu kepada
siswa yang belum mengerjakan tugas agar mereka mengerjakan tugas
dengan baik.
Wawancara kedua guru PAI menunjukkan informasi tentang
bagaimana cara mengatasi anak-anak yang tidak mengerjakan tugas dengan
baik. Guru akan mengingatkan melalui Whatsapp group dan menghubungi
orang tuanya. Jika peringatan pertama tidak dihiraukan maka guru akan
mengunjunginya di rumah masing-masing siswa yang tidak mengerjakan.
Tujuannya adalah untuk mendisiplinkan anak agar mau mengikuti dengan
baik proses pembelajaran.
Pendalaman materi kedua terhadap guru PAI terfokus pada
bagaimana cara mengatasi masalah siswa yang tidak mengerjakan tugas.
Guru PAI telah menjelaskan bahwa orang tua akan diberitahukan dari pihak
sekolah bahwa siswa yang bersangkutan sering tidak mengerjakan tugas.
Hal ini akan melatih kedisiplinan bagi siswa. Pembiasaan ini merupakan
penanaman nilai karakter yaitu tanggungjawab.
Data tentang pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI) dari rumah siswa SDN Gulangpongge 01 Kecamatan
21
Gunungwungkal Kabupaten Pati diperkuat oleh data dokumentasi . Data
yang mendukung adalah data berupa foto pembelajaran. Dokumen
pendukung lainnya adalah tangkapan layer (screenshot) dari HP atau laptop
yang dimiliki oleh guru Pendidikan Agama Islam (PAI). Dokumetasi ini
akan mendukung data atau temuan penelitian dari hasil observasi dan

21
Dokumentasi dari Ibu Lukluk Unsiyah, S.Pd.I. Guru Pendidikan Agama Islam (PAI)
SDN Gulangpongge 01 Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati.
76

wawancara. Data dokumentasi akan menguatkan data terdahulu tentang


pelaksanaan belajar dari rumah (BDR) di SDN Gulangpongge 01.

2. Kekurangan dan Kelebihan Belajar dari Rumah (BDR) Pendidikan


Agama Islam (PAI) pada siswa SDN Gulangpongge 01 Kecamatan
Gunungwungkal Kabupaten Pati.
Setiap pelaksanaan kebijakan dalam bidang Pendidikan tentu
memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan pelaksanaan pembelajaran
dari rumah di SDN Gulangpongge 01 adalah sebagai berikut. Internet dapat
diakses dengan mudah oleh siswa maupun guru. Ada bantuan kuota internet
dari Kemdikbud, sekolah, dan Sebagian siswa telah memiliki jaringan wi-fi
di rumah. Materi pelajaran dapat diakses secara fleksibel oleh siswa. Siswa
diajari untuk mengangkes materi secara digital melalui website maupun
melalui kanal youtube.
Pelaksanaan pembelajaran dari rumah di SDN Gulangpongge 01
adalah sebagai berikut. Kekurangan Ada beberapa siswa yang posisi
rumahnya memiliki akses internetnya kurang baik. Hal ini telah teratasi
dengan cara siswa minta bantuan kepada temannya. Kurangnya interaksi
dengan pengajar ini menyulitkan dalam penanaman nilai-nilai karakter dan
penyampaian materi-materi Pendidikan Agama Islam (PAI) yang bersifat
praktik. Banyak materi-materi yang kurang dipahami oleh siswa, karena
tidak adanya interaksi langsung dengan guru. Keterbatasan pengetahuan
orang tua dalam menjelaskan sebuah materi kepada anaknya. Minimnya
pengawasan belajar juga menyebabkan merosotnya kedisiplinan siswa.
Observasi 22 dilaksanakan peneliti dengan mengikuti pembelajaran
yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agam Islam (PAI). Ada kekurangan
dan kelebihan pembelajaran dari rumah (BDR) yang dilaksanakan di SDN
Gulangpongge 01 Gunungwungkal Pati. Sebagian besar siswa telah
memiliki Gadged atau smartphone. Selain memiliki mereka telah mampu

22
Observasi Pelaksanaan Pembelajaran dari rumah Guru Pendidikan Agama Islam (PAI)
25 November 2020 Pukul 09.00 WIB.
77

mengoperasionalkan dengan baik. Setiap hari guru memberikan materi


maupun tugas melalui Platform Whatssapp group dan google classroom.
Siswa menerima materi tersebut dan mengerjakan tugas jika diberikan oleh
guru. dalam pelaksanaan pembelajaran kadang ada beberapa kendala salah
satunya adalah sinyal yang kurang baik di daerah Gulangpongge.
Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah23 dilakukan dengan
mengajukan beberapa pertanyaan. Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah
adalah sebagai berikut. Beberapa pertanyaan telah dijawab oleh kepada
Kepala Sekolah. Semua pertanyaan dijawab dengan baik oleh Kepala
Sekolah. Pertanyaan yang diajukan oleh Pewawancara dijawab dengan
lancar oleh narasumber. Pertanyaan tentang, Apakah setiap anak
mempunyai smartphone sendiri dijawab narasumber hampir semua anak
memiliki Handphone sendiri walaupun ada satu dua anak yang belum.
Pertanyaan tentang, Apakah mereka sudah mampu mengoperasionalkan
Handphone yang mereka miliki dengan baik. Anak-anak sudah bisa
mengoperasionalkan Handphone karena sebelumnya mereka sudah belajar
dari guru. berkaitan dengan akses internet untuk masing-masing siswa,
dirasa sudah cukup. Narasumber mengatakan, dari siswa aksesnya sudah
cukup karena di daerah ini sudah banyak yang memiliki wi-fi. Pertanyaan
tentang Bagaimana dengan anak yang belum memiliki wifi, narasumber
menjawab anak menggunakan paketan data. Konektifitas internet untuk
guru dan siswa bagus karena Sebagian besar sudah memiliki wifi.
Pertanyaan tentang, Apakah guru mendapatkan internet secara gratisatau
tidak. Guru mendapatkan kuota internet gratis dari kementerian dan sudah
digunakan dalam pembelajaran. Pewawancara mengakiri tanya jawab
dengan mengucapkan terima kasih atas bantuan narasumber untuk
menjawab beberapa pertanyaan.
Berdasarkan wawancara dengan Kepala Sekolah diperoleh
informasi bahwa sebagian besar siwa telah memiliki Smartphone atau

23
Wawancara dengan Bapak Sarmidi, S.Pd. Kepala SDN Gulangpongge 01 pada tanggal
25 November 2020 Pukul 11.00
78

Gadged sendiri. Mereka yang memiliki smartphone telah mampu


mengoperasionalkan dengan baik. Berkaitan dengan jaringan internet ada
beberapa rumah siswa yang masih mengalami kendala jaringan internet.
Sebagian besar siswa masih menggunakan paketan data dan tidak memiliki
wifi. Guru dan siswa SDN Gulangpongge 01 memperoleh paketan data
internet secara gratis batuan dari sekolah dan bantuan dari Kemdikbud.
Kelebihan yang ada di sekolah ini adalah siswa telah memiliki
Handphone atau gadged sebagai sarana pembelajaran daring. Siswa juga
sudah mampu mengoperasikan dengan baik terhadap handphone yang
dimiliki. Ketersediaan prasarana ini sangat dibutuhkan dalam pembelejaran
daring.
Namun demikian ada juga kekurangan yang dihadapi siswa dalam
pembelajaran daring. Kendala yang paling menonjol adalah maslah jaringan
internet. Kekuatan yang dimiliki kuota data tidak begitu bagus. Hanya
Sebagian kecil siswa yang dirumahnya memiliki wifi. Siswa yang tidak
memiliki wifi kadang juga kehabisan kuota data internet. Kendala ini dapat
teratasi dengan cara siswa menumpang pada saudara yang memiliki jaringan
internet atau menumpang di rumah guru yang terdekat.
Hasil wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam (PAI)24
memperoleh informasi tentang kelebihan dan kekurangan BDR di SDN
Gulangpongge 01. Wawancara dilakukan di Kantor SDN Gulangpongge 01
dengan hasil wawancaranya berupa informasi kelebihan dan kekurangan
BDR. Berkaitan dengan materi pembelajaran, diperoleh informasi bahwa
materi mudah dipahami oleh siswa. Narasumber menjawab dengan
pernyataan bahwa kadang ada beberapa siswa yang belum paham. Ada juga
jawaban yang menunjukkan bahwa pembelajaran tidak bisa langsung tatap
muka. Ketika kita daring. Namun Ketika kita luring kita bisa langsung
menyampaikan materi. Pertanyaan tentang, berkaitan dengan penanaman
nilai-nilai karakter bagi siswa, narasumber menjawab, kurang maksimal si

24
Hasil wawancara dengan Ibu Lukluk Unsiyah, S.Pd.I Guru PAI SDN Gulangpongge 01
pada hari Rabu tanggal 25 November 2020 pukul 10.30 WIB
79

dengan adanya covid-19 ini. Pertanyaan tentang penilaian, narasumber


menjawab, pada penilaian pengetahuan, dan keterampilan kita mudah,
dalam penilaian sikap kita agak kesulitan karena tidak bertemu langsung dan
mengamati keseharian siswa. Pertanyaan tentang, Bagaimana motivasi
belajar siswa, dijawab oleh narasumber. Motivasi belajar siswa itu kurang
semangat. Pertanyaan tentang, Apakah orang tua siswa mendukung
pembelajaran daring maupun luring, narasumber menjawab, bahwa orang
tua sangat mendukung. Pewawancara mengucapkan terima kasih kepada ibu
Lukluk atas informasinya. Pewawancara mengatakan bahwa akan bertanya-
tanya kembali jika dibutuhkan.
Wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam (PAI)
memperoleh informasi tentang bagaimana kemudahan materi itu diterima
oleh siswa. Kadang ada beberapa materi yang kurang dipahami oleh siswa.
Kebanyakan adalah materi yang berhubungan dengan keterampilan atau
materi-materi praktik. Penanaman nilai-nilai karakter juga mengalami
kendala karena guru tidak dapat memantau pembiasaan yang bisa
dicontohkan oleh guru. Pendidikan karakter hanya bisa dilakukan oleh
orang tua di rumah. Penilaian aspek pengetahuan, dan keterampilan masih
bisa dilakukan namun penilaian sikap agak kesulitan karena guru tidak dapat
memantau langsung kegiatan keseharian siswa. motivasi belajar siswa
hanya sekitar 50% yang tinggi. 25% nya sedang, dan 25% lagi rendah. Siswa
yang mempunyai motivasi rendah perlu diingatkan terus-menerus tentang
mengakses materi pelajaran dan mengerjakan tugas-tugas dari guru.
Dukungan orang tua sebagaian besar siswa sudah baik. Salah satu bentuk
dukungannya adalah dengan sukarela orang tua membelikan smartphone
baru dalam rangka pembelajaran dari rumah (BDR) bagi siswa.
Informasi yang diperoleh dari guru PAI berkisar masalah kesulitan
belajar. Kelebihan pembelajaran dari rumah di SDN Gulangpongge 01
adalah pembelajaran masih berjalan dengan baik walaupun masa pandemi
Covid-19. Guru telah berupaya maksimal menyediakan konten
pembelajaran yang dapat diakses siswa. Jika materi berkaitan dengan
80

praktik, guru menyarankan agar siswa bersama orang tua membiasakan diri
dengan kegiatan keagamaan Islam dirumah. Sebagai contoh siswa dapat
belajar wudhu, sholat berjamaah atau kegiatan lain bersama orang tua.
Berkaitan dengan kekurangan pembelajaran dari rumah di SDN
Gulangpongge 01 guru mengambil beberapa Langkah. Salah tau Langkah
yang diambil adalah dengan mengunjungi siswa secara berkala. Guru dapat
menanamkan nilai-nilai karakter pada siswa melalui pembiasaan di rumah.
Melalui kunjungan rumah guru juga dapat bertemu dengan orang tua dan
mengomunikasikan perkembangan belajar siswa.
Wawancara dengan wali siswa 125 dilakukan di rumah
narasumber. Hasil wawancara dengan wali siswa 1 adalah menunjukkan
informasi pelaksanaan pembelajaran dari rumah. Pertanyaan dijawab
dengan lancar dan baik. Berkaitan dengan kepemilikan handphone apakah
masing-masing siswa mempunyai Smartphone. Berdasarkan jawaban
narasumber hampir semua siswa memiliki Handphone. Jawaban tersebut
menunjukkan bahwa semua siswa SDN Gulangpongge 01 memiliki
smartphone. Pertanyaan tentang Apakah masing-masing siswa mampu
menggunakan Smartphone dengan baik. Masing-masing siswa telah mampu
mengopersaikan Handphone dengan baik. Pertanyaan tentang Apakah
masing-masing siswa mempunyai akses internet yang cukup. Siswa
memakai paketan data dan selama pembelajaran dianggap cukup. Hal ini
menunjukkan bahwa siswa menggunakan paketan data untuk mengakses
materi melalui internet. Pertanyaan tentang Bagaimana pemahaman siswa
terhadap materi PAI. Ketika diberikan tugas oleh bu guru PAI apakah
dengan sendirinya mampu mengerjakan atau masih minta bimbingan dari
orang tua. Siswa biasanya kalau dia sudah paham langsung dikerjakan.
Kalau dia tidak paham baru dia bertanya. Kadang kalau tidak bisa anak bisa
mencari di google. Orang tua selalu mendampingi anaknya ketika belajar.
Pewawancara mengakhiri wawancara dan mengatakan, mungkin lain waktu

25
Wawancara dengan Ibu Erlina Kusumawati Wali siswa SDN Gulangpongge 01 pada hari
Rabu Tanggal 25 November 2020 pukul 10.00
81

jika diperlukan lagi saya akan bertanya. Narasumber mengatakan bahwa,


akan selalu sispa memberikan bantuan jika dibutuhkan.
Wawancara dengan wali siswa 1 memperoleh informasi yang
sejalan dengan informasi yang dikemukakan oleh guru dan kepala sekolah.
Berkaitan dengan kepemilikan smartphone Sebagian besar siswa memiliki
smartphone sendiri dan Sebagian yang lain meminjam punya orang tua.
Siswa juga sudah mampu mengoperasionalkan smartphone dengan baik.
Sebagian besar siswa menggunakan paketan data untuk mengakses internet.
Tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran memang masih
kurang, kadang siswa meminta bantuan orang tua. Kalau orang tua tidak
mampu siswa mengakses materi dengan cara searching di google. Orang tua
juga mendampingi anak ketika belajar madiri di rumah.
Kelebihan yang dimiliki dalam pelaksanaan pembelajaran dari
rumah adalah dimilikinya sarana dan prasarana oleh siswa. Hampir semua
siswa di SDN Gulangpongge 01 sudah memiliki Handphone sendiri.
Mereka tidak bergantung dengan handphone yang dimiliki oleh orang tua.
Siswa juga telah mampu mengoperasikan handphone tersebut dengan baik.
Pada intinya pembelajaran daring telah dilaksanakan dengan baik di SDN
Gulangpongge 01.
Kekurangan atau kendala yang dihadapi oleh siswa adalah
berkaitan dengan kadang terputusnya jaringan internet. Memang Sebagian
kecil siswa telah memiliki wifi di rumahnya. Sebagian siswa yang lain
masih mengandalkan paket data yang debelikan oleh orang tuanya maupun
yang diberikan oleh sekolah. Kekurangan tersebut diatasi dengan baik oleh
guru dan pihak sekolah.
Hasil wawancara dengan wali siswa 226 dilakukan di rumah nara
sumber. Wali siswa menjawab dengan baik semua pertanyaan yang
diajukan. Jawaban tersebut memberikan gambaran tentang kelebihan dan
kekurangan pelaksanaan pembelajaran di masa pandemi Covid -19. Hasil

26
Wawancara dengan Ibu Suwarti Wali siswa SDN Gulangpongge 01 pada hari Rabu
Tanggal 25 November 2020 pukul 10.15
82

wawancaranya dirangkum dalam beberapa pertanyaan. Pewawancara


bertanya dengan suasana santai karena dilaksanakan di rumah. Pertanyaan
pertama, apakah masing-masing siswa memiliki handphone. Narasumber
menjawab kalau semua siswa mempunyai smartphone. Pertanyaan tentang,
apakah masing-masing siswa bisa menggunakan handphone dengan baik
atau tidak. Narasumber menjawab bahwa siswa bisa mengoperasikan
Handphone yang dimiliki. Hal ini menunjukkan bahwa masing-masing
siswa mampu menggunakan smartphone dengan baik. Pewawancara
menanyakan apakah masing-masing siswa mempunyai akses internet yang
cukup. Penanya juga menggali informasi apakah di rumah punya wifi.
Narasumber memberikan jawaban hampir semua siswa memapakai paketan
data internet. Siswa menggunakan paketan data untuk mengakses internet
sebagai sarana belajar. Pertanyaan tentang bagaimana pemahaman siswa
terhadap materi PAI. Ketika diberikan tugas oleh guru siswa sudah bisa
mengerjakan sendiri atau minta bantuan. Berdasarkan jawaban narasumber
siswa meminta bantuan kepada orang disekitarnya. Siswa masih meminta
bantuan kepada orang tua jika mengerjakan tugas dan belum jelas.
Pertanyaan tentang, Apakah anda mendampingi siswa belajar. Siswa selalu
dibantu ketika mengerjakan tugas dari guru. Berarti siswa dibantu oleh
orang tuanya ketika mengerjakan tugas dari sekolah. Pewawancara
mengakhiri wawancara dengan ucapan terima kasih atas bantuan yang
diberikan oleh narasumber.
Wawancara dengan wali siswa 2 memperoleh informasi yang
sejalan dengan informasi yang dikemukakan oleh guru dan kepala sekolah.
Wali siswa 2 menjawab dengan baik semua pertanyaan. Berkaitan dengan
kepemilikan smartphone Sebagian besar siswa memiliki smartphone sendiri
dan Sebagian yang lain meminjam punya orang tua. Siswa juga sudah
mampu mengoperasionalkan smartphone dengan baik. Sebagian besar siswa
menggunakan paketan data untuk mengakses internet. Tingkat pemahaman
siswa terhadap materi pelajaran memang masih kurang, kadang siswa
meminta bantuan orang tua. Kalau orang tua tidak mampu siswa mengakses
83

materi dengan cara bertanya dengan orang lain atau bertanya dengan guru.
Orang tua juga mendampingi anak ketika belajar madiri di rumah.
Kelebihan yang diungkapkan oleh wali siswa 2 sejalan dengan apa
yang diungkapkan oleh wali siswa sebelumnya. Kepemilikan Handphone
oleh siswa SDN Gulangpongge 01 merupakan kelebihan dalam pelaksanaan
pembelajaran daring. Siswa juga mampu menggunakan Handphone tersebut
dengan baik. Kepemilikan dan kemampuan mengopersikan Handphone
tersebut dianggap sebagai kelebihan dalam pembelajaran daring.
Kekurangan pembelajaran dari rumah berkaitan dengan jaringan
internet. Jaringan internet di desa Gulangpongge masih kurang baik. Hanya
sebagian kecil siswa yang dirumahnya memiliki jaringan wifi yang dapat
mengakses internet dengan baik. Bagi siswa yang hanya menggunakan
kuota data biasanya menghadapi berbagai permasalahan antara lain ketika
kuota datanya habis.
Hasil wawancara dengan wali siswa 327 dilakukan di rumah
narasumber. Wali siswa sangat kooperatif menjawab semua pertanyaan
yang diajukan. Kelebihan dan kekurangan pelaksanaan pembelajaran di
masa pandemi Covid -19 menjadi fokus jawabannya. Menurut jawabannya
narasumber ini sangat kritis. Narasumber sebagai wali siswa menjawab
dengan lugas dan terkesan tidak ditutup-tutupi. Pewawancara menanyakan
apakah siswa memiliki handpone. Siswa mungkin ada beberapa yang tidak
punya tapi itu dapat meminjam pada saudara atau orang tua masing-masing.
Pewawancara menggali informasi apakah masing-masing siswa mampu
menggunakan Smartphone dengan baik. Siswa mungkin tidak semua dapat
menggunakan handphone dengan baik namun dapat didampingi oleh
keluarganya.
Wawancara dengan narasumber ini cukup intensif. Jika
dibandingkan dengan wali siswa lainnya wali siswa ini cukup intens dalam
menjawab. Pewawancara ingin menggali informasi tentang apakah masing-

27
Wawancara dengan Ibu Runti Sukarsih Wali siswa SDN Gulangpongge 01 pada hari
Rabu Tanggal 25 November 2020 pukul 10.30
84

masing siswa mempunyai akses internet yang cukup. Tidak semua siswa
mempunyai akses internet yang cukup namun mereka dapat minta bantuan
ke temannya, saudara yang mempunyai wifi atau jaringan internet yang
cukup luas. Pewawancara menanyakan tentang, pemahaman siswa terhadap
materi Pendidikan Agama Islam. Menurut narasumber, pemahaman siswa
terhadap materi Pendidikan Agama Islam atau mata pelajaran yang lain
tidak sebagus seperti yang diadakan di sekolah, karena kita sebagai orang
tua pengetahuan kita memang terbatas. Beda dengan gurunya. Jawaban ini
menunjukkan bahwa ada keterbatasan dari orang tua dalam menjelaskan
materi kepada siswa. Pewawancara menanyakan apakah selama ini orang
tua mendampingi anaknya dalam belajar. Narasumber mengatakan bahwa
selama ini orang tua memang mendampingi dalam belajar. Sebab mereka
tidak mungkin mereka belajar sendiri. Pewawancara mengakhiri wawancara
dengan mengucapkan terima kasih dan jika dibutuhkan lain kali dapat
meminta bantuan lagi.
Wawancara dengan wali siswa 3 memperoleh informasi yang
sejalan dengan informasi yang dikemukakan oleh guru dan kepala sekolah.
Wali siswa 3 menjawab dengan baik semua pertanyaan. Berkaitan dengan
kepemilikan smartphone Sebagian besar siswa memiliki smartphone sendiri
dan Sebagian yang lain meminjam punya orang tua. Siswa juga sudah
mampu mengoperasionalkan smartphone dengan baik. Sebagian besar siswa
menggunakan paketan data untuk mengakses internet. Tingkat pemahaman
siswa terhadap materi pelajaran memang masih kurang, kadang siswa
meminta bantuan orang tua. Kalau orang tua tidak mampu siswa mengakses
materi dengan cara bertanya dengan orang lain atau bertanya dengan guru.
Orang tua juga mendampingi anak ketika belajar madiri di rumah.
Kelebihan yang dimiliki oleh siswa SDN Gulangpongge 01
diungkapkan oleh wali siswa 3. Siswa SDN Gulangpongge 01 telah
memiliki Handphone sebagai sarana pendukung pembelajaran daring. Siswa
juga telah mampu mengoperasikan handphone tersebut dengan baik.
85

Kemampuan mengoperasikan handphone ini mutlak dibutuhkan untuk


melaksanakan pembelajaran daring.
Kekurangan pembelajaran dari rumah yang diungkapkan wali
siswa 3 berkaitan dengan jaringan internet. Kendala yang dihadapi adalah
Sebagian besar siswa tidak memiliki jaringan yang baik di rumahnya.
Wilayah Gulangpongge yang berada di lereng pegunungan merupakan
daerah yang belum memiliki jaringan internet yang baik. Siswa yang
menggunakan kuota data kadang jaringan internetnya terputus.
Hasil wawancara dengan wali siswa 428 dilakukan untuk
melengkapi data dari narasumber sebelumnya. Wali siswa menjawab
dengan baik semua pertanyaan yang diajukan. Jawaban tersebut
memberikan gambaran tentang kelebihan dan kekurangan pelaksanaan
pembelajaran di masa pandemi Covid -19. Pewawancara menanyakan
apakah masing-masing siswa mempunyai handphone. Narasumber
menjawab bahwa siswa di SDN Gulangpongge 01 sebagian besar telah
memiliki Handphone sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa hampir semua
siswa SDN Gulangpongge 01 mempunyai smartphone. Pewawancara
menanyakan tentang, apakah masing-masing siswa mampu menggunakan
handphone dengan baik atau tidak. Narasumber sebagai orang tua
membantu tugas yang dikerjakan anaknya ketika mereka mengalami
kesulitan. Pewawancara bertanya tentang, apakah masing-masing siswa
mempunyai jaringan internet yang baik. Pewawancara juga menanyakan
apakan siswa memiliki wifi sendiri. Narasumber mengatakan bahwa siswa
tidak punya wifi dan menggunakan paketan data. Pewawancara
menanyakan tentang bagaimana pemahaman siswa terhadap materi PAI.
Narasumber mengatakan bahwa, siswa sudah mampu menyelesaikan
sendiri. Narasumber mengatakan bahwa, kadang-kadang masih minta
bantuan orang tua. Pewawancara menyakann tentang apakah orang tua
mendampingi siswa dalam belajar. Narasumber menjawab bahwa orang tua

28
Wawancara dengan Ibu Inaroh Wali Siswa SDN Gulangpongge 01 Pada tanggal 25
November 2020 Pukul 10.30.
86

selalu mendampingi pembelajaran anaknya. Pewawancara mengakhiri


wawancara dengan mengucapkan terima kasih atas bantuan narasumber
dalam menjawab beberapa pertanyaan.
Wawancara dengan wali siswa 4 memperoleh informasi yang
sejalan dengan informasi yang dikemukakan oleh guru dan kepala sekolah.
Wali siswa 4 menjawab dengan baik semua pertanyaan. Berkaitan dengan
kepemilikan smartphone Sebagian besar siswa memiliki smartphone sendiri
dan Sebagian yang lain meminjam punya orang tua. Siswa juga sudah
mampu mengoperasionalkan smartphone dengan baik. Sebagian besar siswa
menggunakan paketan data untuk mengakses internet. Tingkat pemahaman
siswa terhadap materi pelajaran memang masih kurang, kadang siswa
meminta bantuan orang tua. Kalau orang tua tidak mampu siswa mengakses
materi dengan cara bertanya dengan orang lain atau bertanya dengan guru.
Orang tua juga mendampingi anak ketika belajar madiri di rumah.
Kelebihan yang diungkapkan oleh wali siswa 4 terhadap
pembelajaran dari rumah di SDN Gulangpongge 01 berkaitan dengan
ketersediaan sarana dan prasarana. Siswa SDN Gulangpongge 01 memiliki
Handphone sebagai sarana pembelajaran daring. Siswa juga telah mampu
menggunakan Handphone tersebut dengan baik. Siswa atau anak cenderung
mudah untuk beradaptasi dengan hal-hal baru misalnya mengoperasikan
Handphone.
Kekurangan pembelajaran dari rumah menurut wali siswa 4 adalah
berkaitan dengan jaringan internet. Masih banyak siswa yang belum
memiliki jaringan internet yang baik. Sebagian besar mereka masih
menggunakan kuota data. Kuota data yang digunakan kadang memiliki
sinyal yang kurang kuat. Kendala jaringan inilah yang kadang menghambat
pelaksanaan pembelajaran daring.
Wawancara dengan wali siswa 5 merupakan wawancara terakhir
dari narasumber wali siswa. Hasil wawancara dengan wali siswa 529

29
Wawancara dengan Ibu Rofi’ati Wali Siswa SDN Gulangpongge 01 Pada tanggal 25
November 2020 Pukul 11.30.
87

dilakukan di rumah narasumber. Wali siswa menjawab dengan baik semua


pertanyaan yang diajukan. Informasi yang diperoleh dari jawaban tersebut
memberikan gambaran tentang kelebihan dan kekurangan pelaksanaan
pembelajaran di masa pandemi Covid -19. Hasil wawancaranya dapat
dijadikan sebagai sumber informasi. Pewawancara memperkenalkan diri
dan mengajukan wawancara ini untuk memenuhi tugas tesisnya.
Pewawancara telah menyiapkan beberapa pertanyaan untuk njenengan
mohon nanti diberikan jawaban. Pertanyaan pertama berkisar tentang
bagaimana pelaksanaan pembelajaran selama masa pandemi Covid-19.
Narasumber menjawab pembelajaran berjalan dengan lancar seperti biasa,
kadang bu gurunya yang dating di rumah. Pewawancara menanyakan
tentang bagaiman motivasi belajar siswa. Narasumber memberikan
dorongan dan semangat untuk selalu belajar serta mengerjakan tugas.
Informasi tentang guru melakukan pembelajaran luring. Pewawancara juga
menanyakan apakah guru berkunjung ke rumah. Narasumber menjawab
bahwa guru berkunjung ke rumah siswa satu minggu sekali. Pewawancara
menanyakan tentang bagaimana cara pembelajara luring di rumah.
Narasumber menjawab dengan cara berkelompok. Pewawancara
menanyakan, apakah guru sering mengunjungi siswa. Guru mengunjungi
siswa satu minggu satu kali. Jawaban tersebut menunjukkan bahwa guru
melakukan kunjungan rumah dalam kapasitas siswa berkelompok untuk
menyampaikan materi.
Wawancara dengan wali siswa 5 memperoleh informasi yang
sejalan dengan informasi yang dikemukakan oleh guru dan kepala sekolah.
Wali siswa 5 menjawab dengan baik semua pertanyaan. Berkaitan dengan
kepemilikan smartphone Sebagian besar siswa memiliki smartphone sendiri
dan Sebagian yang lain meminjam punya orang tua. Siswa juga sudah
mampu mengoperasionalkan smartphone dengan baik. Sebagian besar siswa
menggunakan paketan data untuk mengakses internet. Tingkat pemahaman
siswa terhadap materi pelajaran memang masih kurang, kadang siswa
meminta bantuan orang tua. Kalau orang tua tidak mampu siswa mengakses
88

materi dengan cara bertanya dengan orang lain atau bertanya dengan guru.
Orang tua juga mendampingi anak ketika belajar madiri di rumah.
Wali siswa 5 memgungkapkan kelebihan pembelajaran dari rumah
di SDN Gulangpongge 01. Sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh wali
siswa sebelumnya siswa telah memiliki Handphone. Selain memiliki
Handphone siswa juga mampu mengoperasikan dengan baik. Siswa telah
mampu beradaptasi dengan hal-hal baru terutama berkaitan dengan
teknologi informasi.
Kekurangan pembelajaran dari rumah yang diungkapkan oleh wali
siswa 5 juga masih berkaitan dengan jaringan internet. Pada umumnya
jaringan internet di desa Gulangpongge kurang baik. Siswa yang memiliki
wifi saja yang dapat mengakses internet dengan baik. Bagi siswa yang
mengakses internet melalui kuota data belum memiliki jaringan internet
yang stabil.
Wawancara dengan operator sekolah30 yang sekaligus bertindak
sebagai bagian IT di SDN Gulangpongge 01 berkaitan dengan kelebihan dan
kekurangan pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Pewawancara
menanyakan tentang, bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran
daring. Berdasarkan keterangan narasumber untuk respon siswa cukup
bagus, 80% melakukan pembelajaran dengan baik. Hanya 20% yang
mengikuti kurang bagus, jarang mengikuti pelajaran. 20% anak itu kadang
yang di berikan teguran diberikan bimbingan lebih dan ada pendekatan
dengan orang tua. Informasi tentang kemudahan apa yang diberikan sekolah
kepada guru dan siswa dapat diketahui dalam wawancara tersebut. Bagi
guru dan siswa kemudahannya diberikan fleksibilitas waktu untuk saya,
kebetulan saya guru kelas V. saya mulai pembelajaran itu jam 8 jadi, kami
melakukan kegiatan pagi di rumah kemudian memberikan tugas di sekolah.
Kalau guru memperoleh jadwal piket di sekolah memberikan tugas di
sekolah. Siswa lebih mudah kalau jam 8 sudah selesai mandi, sarapan, dan

30
Hasil wawancara dengan Bapak Anggi Faisal, S.Pd. Operator SDN Gulangpongge 01
pada hari Sabtu tanggal 28 November 2020 pukul 10.30 WIB
89

lain sebagainya. Pewawancara menanyakan tentang kira-kira apa saja


kesulitan yang dihadapi siswa. Kesulitannya di sini daerah pegunungan
adalah masalah sinyal. Jadi anak-anak banyak mengeluhkan sinyal yang
kurang baik. Perlu mencari tempat-tempat tertentu untuk mendapatkan
sinyal yang bagus. Selain itu juga jaringan wifi di sini kadang trouble.
Pewawancara ingin mengetahui bagaimana cara mengatasi kesulitan akses
terhadap sinyal internet. Cara mengatasinya adalah dengan menyarankan
anak-anak yang sulit mencari sinyal itu menumpang ke tetangganya yang
mempunyai jaringan wifi, dan disini kebetulan ada beberapa guru yang
mempunyai jaringan wifi itu bisa menumpang ke rumah guru terdekat atau
ke tetangga-tetangga yang mempunyai wifi. Guru meminta siswa untuk
meminjam wifi yang dimiliki oleh saudara atau di rumah guru yang terdekat.
Wawancara dengan operator sekolah sebagai Tim IT di SDN
Gulangpongge 01 memperoleh beberapa informasi. Respon siswa cukup
bagus, 80% melakukan pembelajaran dengan baik. Hanya 20% yang
mengikuti kurang bagus, jarang mengikuti pelajaran. Anak yang belum
mengikuti pembelajaran dengan baik diberikan bimbingan lebih dan ada
pendekatan dengan orang tua. Waktu pengerjaan tugas-tugas juga cukup
fleksibel. Kendala yang dialami siswa adalah masalah sinyal internet. Perlu
mencari tempat-tempat tertentu untuk mendapatkan sinyal yang bagus.
Selain itu juga jaringan wifi di Gulangpongge kadang bermasalah. Cara
mengatasinya dengan menyarankan anak-anak yang sulit mencari sinyal itu
nebeng ke tetangganya yang mempunyai jaringan wifi. Kebetulan ada
beberapa guru yang mempunyai jaringan wifi itu bisa nebeng ke rumah guru
terdekat atau ke tetangga-tetangga yang mempunyai wifi. Guru meminta
siswa untuk meminjam wifi yang dimiliki oleh saudara atau di rumah guru
yang terdekat.
Kelebihan yang diungkapkan oleh Operator sekolah berkaitan
dengan dukungan sekolah pada siswa. Dukungan sekolah dalam hal ini
adalah bantuan sarana untuk mengakses pembelajaran yang disampaikan
oleh guru. Sekolah membantu berupa peminjaman hardware atau Gadged
90

yang dimiliki oleh sekolah. Kelebihan lain adalah akses materi


pembelajaran oleh siswa mencapai 80%.
Kekurangan pembelajaran dari rumah yang disampaikan oleh
Operator Sekolah berkaitan dengan jaringan internet. Kendala yang dialami
siswa adalah masalah sinyal internet yang dimiliki oleh siswa. Perlu mencari
tempat-tempat tertentu untuk mendapatkan sinyal yang bagus. Selain itu
juga jaringan wifi di Gulangpongge kadang bermasalah. Hal inilah yang
menjadi kendala pembelajaran dari rumah di SDN Gulangpongge 01.
Sebagai pendalaman informasi dilakukan wawancara lanjutan
31
kepada kepala sekolah . Hasil wawancara kedua kepada kepala sekolah
adalah sebagai berikut. Pertanyaan tentang, anak kan mendapatkan kuota
bantuan dari kementerian. Informasi yang ingin diperoleh adalah cara
mengatasi permasalahan anak yang sudah didaftarkan namun belum
mendapatkan kuota tersebut. Pada hasil wawancara diperoleh informasi
bahwa, Sekolah mengupayakan bagi anak yang tidak memiliki kuota
bantuan dari kementerian akan dibantu kuota melalui dana BOS. Pertanyaan
tentang, bantuan dari sekolah terhadap anak yang tidak mendapatkan
bantuan kuota internet dari kementerian kepala sekolah menjawab anak
akan dibantu dengan dana BOS.
Wawancara kedua dengan Kepala Sekolah bertujuan untuk
mendalami materi tentang kendala dan solusi yang diambil sekolah dalam
pembelajaran dari rumah (BDR). Solusi dari siswa yang belum
mendapatkan kouta dari Kementerian akan mendapatkannya dari sekolah
yang bersumber dari dana BOS. Dalam masa Pandemi Covid-19 sekolah
boleh menganggarkan kuota internet bagi guru dan siswa.
Kelebihan yang diungkapkan oleh Kepala sekolah berkaitan
dengan upaya kepala sekolah untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi
siswa. Ada beberapa siswa yang Handphonenya dipakai orang tuanya.

31
Wawancara dengan Bapak Sarmidi, S.Pd. Kepala SDN Gulangpongge 01 pada tanggal 5
Desember 2020 Pukul 11.00
91

Siswa yang mengalami kendala dalam hal penggunaan Handphone


disarankan untuk meminjam pada saudara atau orang disekitarnya. Kalau
solusi itu tidak bisa Kepala sekolah memutuskan untuk memberikan
pinjaman Gadged yang dimiliki oleh sekolah.
Sebagai pendalaman informasi dilakukan wawancara lanjutan
kepada guru Pendidikan Agama Islam (PAI). Hasil wawancara kedua
kepada guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dapat digunakan sebagai
pelengkap informasi pertama. Pewawancara menggali informasi tentang
materi apa yang sulit dipahami siswa ketika dilakukan secara daring. Materi
yang sulit adalah materi wudhu atau sholat yang bersifat praktik. Kadang
anak disuruh praktik dengan cara mengirim video. Lebih mudahnya
memang harus tatap muka karena Ketika disuruh mengirimkan video
kadang mereka juga tidak mengirimkan. Alangkah baiknya jika kita bertatap
muka langsung untuk melihat mereka praktik.
Wawancara kedua dengan Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) 32
diperoleh data tentang solusi mengatasi permasalahan pemahaman siswa
dengan materi-materi yang bersifat praktik. Guru memberikan tutorial
melalui video dan meminta siswa untuk berkolaborasi dengan orang tua
dalam kegiatan sehari-hari. Materi yang bisa dikolaborasikan misalnya
praktik sholat. Siswa Bersama orang tua bisa melakukan sholat berjamaah
untuk menambah pengetahuan siswa dalam materi sholat. Orang tua bisa
memberitahukan rukun dan syarat sahnya sholat.
Kelebihan yang diungkapkan oleh guru PAI pada wawancara
kedua berkaitan dengan upaya guru mengatasi permasalahan yang timbul.
Guru menempuh solusi dengan memberikan tutorial untuk menamabah
kejelasan materi bagi siswa. guru meminta siswa agar berkolaborasi dengan
orang tua untuk mempelajari materi-materi praktik.

32
Hasil wawancara dengan Ibu Lukluk Unsiyah, S.Pd.I Guru PAI SDN Gulangpongge 01
pada hari Rabu tanggal 5 Desember 2020 pukul 11.30 WIB
92

Data tentang kelebihan dan kekurangan pembelajaran Pendidikan


Agama Islam (PAI) dari rumah siswa SDN Gulangpongge 01 Kecamatan
Gunungwungkal Kabupaten Pati diperkuat oleh data dokumentasi33. Data
yang mendukung adalah data berupa foto pembelajaran. Dokumen
pendukung lainnya adalah tangkapan layer (screenshot) dari HP atau laptop
yang dimiliki oleh guru Pendidikan Agama Islam (PAI). Dokumetasi ini
akan mendukung data atau temuan penelitian dari hasil observasi dan
wawancara. Data dokumentasi akan menguatkan data terdahulu tentang
kelebihan dan kekuarangan pelaksanaan belajar dari rumah (BDR) di SDN
Gulangpongge 01.

C. Pembahasan
1. Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dari rumah
siswa SDN Gulangpongge 01 Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten
Pati.
Data berkaitan dengan pembelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI) dari rumah siswa SDN Gulangpongge 01 diperoleh dari hasil
observasi dan wawancara dengan berbagai pihak yang berkaitan di SDN
Gulangpongge 01. Observasi dilakukan dengan mengamati proses
pembelajaran baik daring maupun luring. Data tentang pembelajaran luring
dilakukan dengan mengamati guru ketika mengajar secara berkelompok di
rumah masing-masing siswa. Pengamatan proses pembelajaran daring
diperoleh dari data tangkapan layar (screenshoot). Proses ini merupakan
penjabaran dari pengertian proses pembelajaran.34
Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) telah mempersiapkan
pembelajaran dengan Menyusun RPP. Persiapan dilakukan sebelum
pembelajaran dimulai. Sebelum pembelajaran guru mempersiapkan materi,
bahan ajar, bahan ajar yang akan dipersiapkan untuk pembelajaran dari

33
Dokumentasi dari Ibu Lukluk Unsiyah, S.Pd.I. Guru Pendidikan Agama Islam (PAI)
SDN Gulangpongge 01 Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati.
34
Susanto, Ahmad. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. (Jakarta: Prenadamedia
Group) 2013.
93

rumah. Guru menggunakan berbagai media yang dapat digunakan untuk


meningkatkan pemahaman siswa. Guru juga mengondisikan siswa agar
dapat menerima pembelajaran dengan baik. 35
Ketersediaan sarana dan prasarana dalam rangka mendukung
kegiatan belajar dari rumah (BDR) merupakan sesuatu yang sangat penting.
Sarana yang harus tersedia adalah laptop, smartphone, yang mutlak harus
dimiliki oleh guru dan siswa. prasarana yang utama untuk mendukung
kegiatan belajar dari rumah (BDR) adalah jaringan internet. Segala bentuk
komunikasi tidak bisa terlaksana jika tidak ada jaringan internet. Bagi siswa
dan guru yang tidak memiliki sarana tersebut sekolah mempunyai
kewajiban untuk menyediakannya.
Berdasarkan temuan tentang pelaksanaan belajar dari rumah hasil
wawancara dengan kepala sekolah diperoleh beberapa informasi.
Pembelajaran selama masa pandemi Covid-19 di SDN Gulangpongge 01
Gunungwungkal Pati dilaksanakan dengan luring. Pelaksanaan
pembelajaran secara luring dengan protokol Kesehatan. Untuk motivasi
siswa ini cukup baik dalam pembelajaran daring, mereka juga mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Berkaitan dengan pembelajaran
luring mereka juga telah mengikuti kegiatan-kegiatan yang telah
dilaksanakan oleh sekolah. Pembelajaran daring dan luring sudah ada timbal
balik antara siswa dengan guru. Pembelajaran luring dilaksanakan dengan
membuat kelompok-kelompok belajar di lingkungan anak di tiap-tiap
perdukuhan yang ada di desa ini. Pembelajaran luring dilaksanakan dengan
cara anak berkumpul di suatu tempat dengan tetap menjaga protokol
Kesehatan dan tidak terlalu banyak dan gurunya yang berkunjung. Siswa
secara berkelompok di buat pos-pos di beberapa rumah siswa. Anak-anak
berdomisili di perdukuhan desa Gulangpongge, dan dibuat kelompok. Satu

35
Zuhairini, et.al, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Malang, Biro Ilmiah Fakultas
Tarbiyah IAIN Sunan Ampel, 1983) hal. 59.
94

kelompok dibuat satu lokasi. Pembelajaran dari dan luring telah berjalan
dengan baik di SDN Gulangpongge 01.
Kepala sekolah selalu meng-update informasi yang berasal dari
Pemerintah. Jika pemerintah melarang pembelajaran tatap muka atau luring
maka Kepala Sekolah akan memberitahukan pada guru untuk menghentikan
pembelajaran luring. Sekolah akan selalu patuh dengan peraturan yang
dikeluarkan oleh Pemerintah dalam hal ini Kemdikbud atau Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pati. Pada rentang waktu tertentu
pembelajaran tatap muka dilarang walaupun dalam kelompok kecil.
Larangan itu dilakukan ketika ada Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB). Pada masa tersebut siswa murni melakukan pembelajaran daring
(dalam jaringan). Kadang guru juga melakukan kegiatan bekerja dari rumah
atau work from home.
Hasil wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam (PAI)
memperoleh beberapa informasi berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran dari rumah. Pada masa pandemi ini pembelajaran
dilaksanakan dengan daring dan luring. Berkaitan dengan motivasi belajar
siswa, Kadang ada anak yang Ketika diberikan tugas ada yang cepat
mengerjakan dan ada yang sulit mengerjakan. Hal ini dikarenakan ada
perbedaan karakteristik masing-masing siswa. Pembelajaran luring juga
dilaksanakan oleh guru dengan cara berkunjung ke rumah siswa.
pembelajaran luring dilaksanakan dalam kelompok kecil. Biasanya dalam
satu kelompok terdiri dari 5 atau 6 orang. Guru dalam mengakses rumah
masing-masing siswa dilakukan secara terjadwal. Guru terlebih dahulu
memberitahukan lewat WA mana rumah yang akan kita kunjungi.
Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) harus senantiasa
berkumunikasi dengan guru kelas. Pada akun di google classroom maupun
di Whatssapp group36 guru PAI bergabung dengan guru kelas dan guru

36
Winarso, Bambang. Apa Itu WhatsApp, Sejarah dan Fitur-fitur Unggulannya?
https://dailysocial.id/post/apa-itu-whatsapp
95

Mata Pelajaran yang lain dalam satu kelas. Guru PAI harus bersinergi
dengan guru-guru lain agar tujuan pembelajaran tercapai. Guru
menyampaikan materi yang beragam melalui deskripsi pada google
classroom mapupun melalui video pembelajaran yang disajikan oleh guru.
Masing-masing kelas mempunyai group sendiri dan kelas sendiri. 37
Hal yang tak kalah pentingnya adalah komunikasi dengan siswa
dan wali siswa. Guru harus selalu berkomunikasi dengan siswa dan wali
siswa ketika akan melaksanakan pembelajaran luring (luar jaringan).
Pembelajaran luring berpindah-pindah dari kelompok yang satu ke
kelompok yang lain. Guru PAI menghubungi orang tua untuk
mempersiapkan tempat untuk belajar anak. Guru juga harus menghubungi
siswa agar mereka mempersiapakn diri untuk menerima pelajaran. Untuk
siswa-siswa yang kurang disiplin guru akan memberikan pendekatan secara
personal.
Hasil wawancara dengan wali siswa 1 menunjukkan bahwa belajar
dari Rumah (BDR) di SDN Gulangpongge 01 telah berjalan dengan baik.
Motivasi belajar siswa perlu ada dorongan yang maksimal dari orang tua.
Guru juga melakukan pembelajaran luring yaitu dengan berkunjung ke
rumah siswa. Siswa dikumpulan dalam satu kelompok dan guru
menyampaikan materi pelajaran.
Hasil wawancara dengan wali siswa 2 sejalan denga napa yang
dikemukakan wali siswa pertama. Hasil wawancara menunjukkan bahwa
belajar dari Rumah (BDR) di SDN Gulangpongge 01 telah berjalan dengan
baik. Motivasi belajar siswa perlu ada dorongan yang maksimal dari orang
tua. Guru juga melakukan pembelajaran luring yaitu dengan berkunjung ke
rumah siswa. Siswa dikumpulan dalam satu kelompok dan guru
menyampaikan materi pelajaran.

37
Fatty Faiqah, dkk. Youtube Sebagai Sarana Komunikasi Bagi Komunitas
Makassarvidgram. Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 5 No.2 Juli - Desember 2016
96

Hasil wawancara dengan wali siswa 3 agak berbeda dengan wali


siswa sebelumnya. Hasil wawancara menunjukkan bahwa belajar dari
Rumah (BDR) di SDN Gulangpongge 01 kurang maksimal untuk
pemahaman siswa. Pembelajaran tidak mencapai hasil maksimal jika
dibandingkan dengan pembelajaran tatap muka di sekolah. Motivasi belajar
siswa perlu ada dorongan yang maksimal dari orang tua. Guru juga
melakukan pembelajaran luring yaitu dengan berkunjung ke rumah siswa.
Siswa dikumpulan dalam satu kelompok dan guru menyampaikan materi
pelajaran. Intensitas kunjungan guru dianggap masih kurang.
Hasil wawancara dengan wali siswa 4 melengkapi data yang
diperoleh dari wali siswa sebelumnya. Wali siswa 4 menganggap
pembelajaran sudah berjalan dengan baik walaupun tidak sebaik ketika
pembelajaran tatap muka. Wali siswa 4 mengatakan bahwa guru juga sering
berkunjung ke rumah untuk memberikan materi pelajaran. Berkaitan dengan
pembelajaran wali siswa 4 mengatakan sudah berjalan dengan baik. Siswa
didampingi orang tua ketika belajar dengan cara mengakses materi dan
tugas-tugas dari guru.
Hasil wawancara dengan wali siswa 5 memperoleh data tentang
pelaksanaan pembelajaran daring di SDN Gulangpongge 01. Wali siswa 5
menganggap pembelajaran sudah berjalan dengan baik walaupun tidak
sebaik ketika pembelajaran tatap muka. Wali siswa 5 mengatakan bahwa
guru juga berkunjung ke rumah untuk memberikan materi pelajaran. Pada
intinya pembelajaran di SDN Gulangpongge 01 pada masa Pandemi Covid
-19 dilaksanakan secara daring dan luring. Pembelajaran sudah
dilaksanakan dengan baik.
Pelaksanaan pembelajaran di masa Pandemi Covid-19 di SDN
Gulangpongge 01 berdasarkan informasi dari wali siswa dilaksanakan
secara daring dan luring. Daring dilaksanakan melalui komunikasi
menggunakan platform whatsapp group dan google classroom. Wali siswa
melakukan pendampingan ketika anak belajar. Pada saat pembelajaran tatap
97

muka wali siswa meyediakan tempat di rumah salah satu siswa untuk belajar
secara berkelompok dan guru mendatangi kelompok tersebut. 38
Operator sekolah yang bertindak sebagai tim IT di SDN
Gulangpongge 01 mengatakan juga bahwa belajar dari rumah (BDR) di
SDN Gulangpongge 01 sebagian dilaksanakan secara daring. Kadang
pembelajaran dengan luring. Pembelajaran daring dilaksanakan
menggunakan platform youtube, whatsapp group dan google classroom.
Berkaitan dengan motivasi belajar siswa masih ada 20% siswa yang
mempunyai motivasi rendah dan sering tidak menyimak materi pelajaran
melalui platform daring.
Operator sekolah yang bertindak sebagai tim IT di SDN
Gulangpongge 01 bertanggungjawab terhadap kelancaran pelaksanaan
pembelajaran secara daring. Operator sekolah selalu memberikan
bimbingan secara berkala terhadap guru dan siswa yang menemukan
kesulitan dalam membuat maupun mengakses materi. Operator sekolah juga
selalu mengecek secara berkala tentang kelancaran jaringan internet di
sekolah. Operator akan segera menghubungi pihak penyedia layanan jika
ada trouble pada jaringan internet.
Berbagai permasalahan terjadi ketika pelaksanaan pembelajaran
daring. Permasalahan yang timbul antara lain adalah ketersediaan perangkat
seperti Gadged atau Handphone. Bagi siswa yang belum atau meminjam HP
orang tua beberapa dipinjami tablet yang dimiliki oleh sekolah untuk
menujang pembelajaran. Mengenai akses internet sekolah memberikan
bantuan kuota internet untuk guru dan siswa. Guru dan siswa juga mendapat
bantuan kuota internet dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Namun jika bantuan itu tidak memenuhi sekolah masih memberikan
bantuan melalui dana BOS.
Peminjaman Tablet yang merupakan inventaris dari sekolah harus
melibatkan pengurus barang. Guru atau siswa yang meminjam inventaris

38
Hakiman. Pembelajaran Daring. https://iain-surakarta.ac.id/%EF%BB%BF pembelajaran-
daring/Diakses: 14 September 2020
98

milik sekolah harus tercatat dan peminjam harus


mempertanggungjawabkannya. Keluar masuknya barang inventaris sekolah
merupakan tanggungjawab pengurus barang. Peminjam harus menjaga
keamanan maupun keawetan dari dari perangkat tersebut.
Permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran antara lain adalah
masalah ketika materi dilaksanakan secara praktik. Materi yang mengukur
ranah psikomotorik memerlukan upaya yang maksimal dari guru. Dalam hal
ini guru meminta bantuan orang tua untuk membantu meningkatkan
kemampuan siswa melalui pembiasaan di rumah. Contoh kongkritnya
adalah orang tua mengajak siswa untuk sholat berjamaah.

2. Kelebihan dan Kekurangan Belajar dari Rumah (BDR) Pendidikan


Agama Islam (PAI) pada siswa SDN Gulangpongge 01 Kecamatan
Gunungwungkal Kabupaten Pati.
Setiap proses pembelajaran dengan moda atau platform apapun
pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dan kekurangan
tersebut harus diperhatikan agar tujuan pembelajaran tercapai. Kerjasama
berbagai pihak sangat diperlukan untuk keberhasilan pembelajaran. Kepala
Sekolah dengan kemampuan manajerialnya sangat dibutuhkan untuk
pengelolaan sekolah terutama dalam rangka belajar dari rumah (BDR).
Kelebihan pelaksanaan pembelajaran dari rumah di SDN
Gulangpongge 01 ada beberapa hal. Internet dapat diakses dengan mudah
oleh siswa maupun guru. Ada bantuan kuota internet dari Kemdikbud,
sekolah, dan Sebagian siswa telah memiliki jaringan wi-fi di rumah. Materi
pelajaran dapat diakses secara fleksibel oleh siswa. Siswa diajari untuk
mengangkes materi secara digital melalui website maupun melalui kanal
youtube.
Kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran dari rumah di SDN
Gulangpongge 01 dapat dirangkum menjadi beberapa hal. Kekurangan
dalam BDR di SDN Gulangpongge 01 ada beberapa siswa yang posisi
rumahnya akses internetnya kurang baik. Hal ini telah teratasi dengan cara
99

siswa minta bantuan kepada temannya. Kurangnya interaksi dengan


pengajar ini menyulitkan dalam penanaman nilai-nilai karakter dan
penyampaian materi-materi Pendidikan Agama Islam (PAI) yang bersifat
praktik. Banyak materi-materi yang kurang dipahami oleh siswa, karena
tidak adanya interaksi langsung dengan guru. Keterbatasan pengetahuan
orang tua dalam menjelaskan sebuah materi kepada anaknya. Minimnya
pengawasan belajar juga menyebabkan merosotnya kedisiplinan siswa. 39
Temuan yang terjadi di SDN Gulangpongge 01 Kecamatan
Gunungwungkal Kabupaten Pati pada terdapat siswa yang belum mengenal
dengan baik materi Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagaimana yang
dijelaskan didalam tujuan akhir pembelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI). Hal ini dikarenakan pelaksanaan pembelajaran di masa pandemi
Covid-19 dengan banyaknya keterbatasan. Berdasarkan teori kognitif piaget
siswa usia sekolah dasar yaitu usia antara 7-11 tahun termasuk kedalam
tahap opersional konkrit, sehingga pada siswa usia sekolah dasar pada
umumnya mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI) yang bersifat abstrak, sehingga tujuan pembelajaran
PAI belum mencapai sebagaimana yang diharapkan oleh tujuan umum dan
tujuan khusus yang tercantum dalam Permendikbud. Untuk mencapai
tujuan Pendidikan Agama Islam (PAI) guru hendaknya menerapkan metode
pembelajaran yang tepat sesuai dengan kondisi pandemi.
Hasil wawancara dengan kepala sekolah memperoleh beberapa
informasi berkaitan dengan kelebihan dan kekurangan pembelajaran dari
rumah. Berkaitan dengan kepemilikan HP, hampir semua anak memiliki HP
sendiri walaupun ada satu dua anak yang belum. Berkaitan dengan
kemampuan siswa dalam mengoperasionalkan HP diperoleh informasi
bahwa, mereka (siswa) sudah bisa mengoperasionalkan HP karena
sebelumnya mereka sudah belajar dari guru. berkaitan dengan bagaimana

39
Rusman. 2017. Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
(Jakarta: Kencana, 2017), 130.
100

akses internet untuk masing-masing siswa, siswa aksesnya sudah cukup


karena di daerah ini sudah banyak yang memiliki wi-fi. Siswa yang belum
memiliki wifi menggunakan paket data. Berkaitan dengan konektifitas
internet di daerah tersebut sudah baik karena Sebagian besar guru dan siswa
memiliki wifi. Guru dan siswa mendapatkan kuota internet gratis dari
kementerian dan sudah mereka gunakan dalam pembelajaran. Ada juga
sedikit kendala karena Sebagian siswa kuota internet gratis dari kementerian
tidak mereka terima. Kendala ini diakibatkan karena mereka sering berganti
nomor HP, sehingga kouta yang diberikan tidak masuk ke HP mereka.
Kepala sekolah merupakan penyambung informasi antara
Pemerintah dengan pihak sekolah. Update informasi harus senantiasa
dilakukan agar sekolah tidak salah dalam mengambil kebijakan dalam
pelaksanaan pembelajaran. Informasi terus berubah secara dinamis
sepanjang waktu. Kepala sekolah yang tidak selalu meng-update informasi
akan ketinggalan dan mungkin akan salah dalam mengambil kebijakan.
Hasil wawancara dengan guru berkaitan dengan kelebihan dan
kekurangan pembelajaran dari rumah di SDN Gulangpongge 01 diperoleh
beberapa informasi. Dalam hal pemahaman materi, ada kesulitan karena
tidak bisa langsung tatap muka. Namun ketika luring kita bisa langsung
menyampaikan materi. Penanaman nilai-nilai karakter kurang maksimal si
40
dengan adanya covid-19 ini. Pemberian penilaian oleh guru juga
mengalami beberapa kendala. Pada penilaian pengetahuan, dan
keterampilan guru mudah, dalam penilaian sikap guru agak kesulitan karena
tidak bertemu langsung dan mengamati keseharian siswa. Motivasi belajar
siswa itu kurang semangat, karena tidak bertemu langsung dengan guru.
Saat adanya pandemi covid-19 karena guru bisa bertatap muka. Berkaitan
dengan dukungan orang tua, orang tua sangat mendukung sekali.

40
Rusman. 2017. Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
(Jakarta: Kencana, 2017), 130.
101

Guru adalah ujung tombak dalam keberhasilan pembelajaran di


kelas. Masa Pandemi Covid-19 mengubah semua tatanan kehidupan di
masyarakat. Pembelajaran di sekolah juga sangat terpengaruh akan hal
tersebut. Guru harus mempunyai strategi dan Teknik yang tepat agar siswa
dapat belajar sesuai harapan. Guru harus menyajikan pembelajaran dengan
metode yang tepat. Penguasaan akan berbagai platform daring sangat
diperlukan karena siswa tidak dapat selalu bertatap muka karena takut akan
penyebaran virus Covid-19.
Guru harus melakukan penilaian pada tiga aspek Pendidikan yaitu
afektif, koqnitif dan psikomotorik. Ranah koqnitif mungkin bisa digantikan
oleh kehadiran teknologi informasi. Ranah koqnitif hanya berkaitan dengan
pemahaman konsep sebuah ilmu pengetahuan. Guru dapat mentransfer ilmu
pengetahuan menggunakan teknologi informasi. Ranah Psikomotorik agak
kurang sempurna jika disampaikan tanpa tatap muka. Memang guru bisa
membuat tutorial berupa video agar siswa dapat menirukan praktik sesuatu.
Namun guru tidak akan bisa memandu langsung dan memberikan teguran
ketika siswa melalukukan kesalahan. ranah afektif lebih sulit lagi karena
sikap dan penanaman nilai-nilai karakter perlu pembiasaan dan contoh dari
guru. Pada intinya disini guru bertindak sebagai role model. Penilaian ranah
afektif itu harus selalu diamati secara berkelanjutan. Penanaman nilai-nilai
karakter akan sulit jika dilakukan jarak jauh.
Hasil wawancara dengan wali siswa 1 menunjukkan informasi
bahwa Sebagian besar siswa SDN Gulangpongge 01 telah memiliki
handphone atau gadged sendiri. Mereka Sebagian besar menggunakan paket
data dalam mengakses internet. Sebagian besar siswa belum memiliki akses
internet yang baik. Sebagian besar mereka menggunakan paket data ketika
mengakses internet. Orang tua siswa mendampingi siswa ketika belajar
untuk meningkatkan pemahaman siswa.
Hasil wawancara dengan wali siswa 2 menunjukkan informasi
bahwa Sebagian besar siswa SDN Gulangpongge 01 telah memiliki
handphone atau gadged sendiri. Mereka Sebagian besar menggunakan paket
102

data dalam mengakses internet. Sebagian besar siswa belum memiliki akses
internet yang baik. Sebagian besar mereka menggunakan paket data ketika
mengakses internet. Orang tua siswa mendampingi siswa ketika belajar
untuk meningkatkan pemahaman siswa.
Hasil wawancara dengan wali siswa 3 agak berbeda dengan wali
siswa yang lain. Hasil wawancara menunjukkan informasi bahwa Sebagian
besar siswa SDN Gulangpongge 01 belum memiliki handphone atau gadged
sendiri. Mereka Sebagian besar menggunakan paket data dalam mengakses
internet. Jaringan internet yang dimiliki oleh siswa belum maksimal.
Sebagian besar siswa belum memiliki akses internet yang baik. Sebagian
besar mereka menggunakan paket data ketika mengakses internet. Orang tua
siswa mendampingi siswa ketika belajar untuk meningkatkan pemahaman
siswa.
Hasil wawancara dengan wali siswa 4 menunjukkan informasi
bahwa Sebagian besar siswa SDN Gulangpongge 01 telah memiliki
handphone atau gadged sendiri. Mereka Sebagian besar menggunakan paket
data dalam mengakses internet. Sebagian besar siswa belum memiliki akses
internet yang baik. Sebagian besar mereka menggunakan paket data ketika
mengakses internet. Orang tua siswa mendampingi siswa ketika belajar
untuk meningkatkan pemahaman siswa.
Hasil wawancara dengan wali siswa 5 menunjukkan informasi
bahwa Sebagian besar siswa SDN Gulangpongge 01 telah memiliki
handphone atau gadged sendiri. Mereka Sebagian besar menggunakan paket
data dalam mengakses internet. Sebagian besar siswa belum memiliki akses
internet yang baik. Sebagian besar mereka menggunakan paket data ketika
mengakses internet. Orang tua siswa mendampingi siswa ketika belajar
untuk meningkatkan pemahaman siswa.
Pada prinsipnya hasil wawancara dengan wali siswa memperoleh
informasi bahwa pembelajaran tatap muka masih sangat penting. Wali siswa
menganggap pembelajaran tatap muka masih lebih efektif dari pada
pembelajaran daring. Wali siswa berharap pandemi segera berlalu dan
103

pembelajaran Kembali dengan suasana yang normal. Wali siswa tidak perlu
melalukan pendampingan ketika anak belajar di sekolah. Penanaman
konsep sebuah ilmu pengetahuan juga lebih baik jika disampaikan oleh guru
secara langsung. Dengan kemampuan pedagogis guru akan lebih baik dalam
menyampaikan materi pelajaran kepada siswa.
Wali siswa berpendapat bahwa tidak semua materi pelajaran bisa
disampaikan secara daring. Penilaian ranah afektif sangat membutuhkan
pembiasaan dan pengawasan dari guru. siswa tidak bisa hanya diawasi
sambil lalu. Pada pembelajaran di sekolah guru akan membuat jurnal sikap
yang selalu di perbaharui setiap saat. Perilaku siswa akan senantiasa dicatat
oleh guru. Ketika siswa berada di rumah, guru tidak bisa mengawasi
langsung aktivitas anak. Guru tidak bisa menyerahkan hal terbebut pada
orang tua. Tidak semua orang tua mempunyai kepedulian terhadap karakter
anak.
Hasil wawancara dengan operator sekolah sebagai Tim IT SDN
Gulangpongge 01 menunjukkan bahwa kesulitan yang dihadapi siswa
adalah minimnya akses internet di desa Gulangpongge. Siswa ketika
menghadapi kendala masalah jaringan internet disarankan bergabung
dengan temannya atau guru terdekat yang mempunyai jaringan wifi.
Jaringan internet memegang peranan penting dalam pembelajaran online.
Kesulitan minimnya jaringan internet di lingkungan siswa dapat
diatasi dengan menumpang kepada saudara atau tetangga yang memiliki
wifi. Siswa juga disarankan untuk menumpang di rumah guru terdekat yang
memiliki wifi. Penggunaan internet memang mutlak dibutuhkan dalam
rangka belajar dari rumah (BDR) di masa pandemi Covid-19. Bantuan dan
dukungan dari orang tua sangat dibutuhkan karena anak akan membutuhkan
biaya tambahan untuk pembelaian kuota data. Orang tua harus membelikan
kuoata data tambahan jika kuota yang diberikan kementerian dan sekolah
tidak mencukupi.
Hasil penelitian yang dilaksanakan di SDN Gulangpongge 01
Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati terdiri dari pembelajaran
104

daring dan luring. Pembelajaran luring dilaksanakan guru dengan cara


mengunjungi siswa di rumah masing-masing. Pembelajaran luring
dilaksanakan dengan cara siswa membentuk kelompok kecil dan
menempatkan diri di rumah salah satu siswa. Guru mengunjungi mereka
secara berkala. Sedangkan pembelajaran daring dilaksanakan menggunakan
beberapa platform digital. Guru menggunakan whatsapp group, google
classroom, dan aplikasi pembuat soal google form dan Microsoft form.
41
Semua platform digital ini memerlukan jaringan internet untuk
menggunakannya.
Hasil penelitian yang dilaksanakan di SDN Gulangpongge 01
Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati sejalan dengan teori
Hakiman42. Pembelajaran daring memang membutuhkan tanggungjawab,
kemandirian dan ketekunan pribadi, karena tidak ada yang mengontrol
selain dirinya sendiri. Mereka harus mendownload dan membaca materi,
menjawab quiz/soal serta mensubmit tugas secara mandiri. Kapabilitas
pembelajaran online akan memberikan kinerja mahasiswa yang lebih bagus
dibanding dengan pembelajaran konvensional, karena selain
berpengetahuan mereka juga melek teknologi.
Pelaksanaan Pembelajaran di SDN Gulangpongge 01 mengacu
pada Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan43 tentang
pelaksanaan pembelajaran pada kondisi khusus. Pembelajaran dalam
Kondisi Khusus tetap dilaksanakan berdasarkan prinsip. a) aktif yaitu
pembelajaran mendorong keterlibatan penuh Peserta Didik dalam
perkembangan belajarnya, mempelajari bagaimana dirinya dapat belajar,
merefleksikan pengalaman belajarnya, dan menanamkan pola pikir
bertumbuh; b) relasi sehat antar pihak yang terlibat yaitu pembelajaran
mendorong semua pihak yang terlibat untuk menaruh pengharapan yang

41
Hakiman. Pembelajaran Daring. https://iain-surakarta.ac.id/%EF%BB%BF pembelajaran-
daring/Diakses: 14 September 2020
42
Hakiman.
43
Kepmendikbud Nomor 719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan
Pendidikan dalam Kondisi Khusus
105

tinggi terhadap perkembangan belajar Peserta Didik, menciptakan rasa


aman, saling menghargai, percaya, dan peduli, terlepas dari keragaman latar
belakang Peserta Didik; c) inklusif yaitu pembelajaran yang bebas dari
diskriminasi Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA), tidak
meninggalkan Peserta Didik manapun, termasuk Peserta Didik
berkebutuhan khusus/penyandang disabilitas, serta memberikan
pengembangan ruang untuk identitas, kemampuan, minat, bakat, serta
kebutuhan Peserta Didik; d) keragaman budaya yaitu pembelajaran
mencerminkan dan merespon keragaman budaya Indonesia yang
menjadikannya sebagai kekuatan untuk merefleksikan pengalaman
kebhinekaan serta menghargai nilai dan budaya bangsa; e) berorientasi
sosial yaitu mendorong Peserta Didik untuk memaknai dirinya sebagai
bagian dari lingkungan serta melibatkan keluarga dan masyarakat; f)
berorientasi pada masa depan yaitu pembelajaran mendorong Peserta Didik
untuk mengeksplorasi isu dan kebutuhan masa depan, keseimbangan
ekologis, sebagai warga dunia yang bertanggung jawab dan berdaya; g)
sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan Peserta Didik yaitu pembelajaran
difokuskan pada tahapan dan kebutuhannya, berfokus pada penguasaan
kompetensi, berpusat pada Peserta Didik untuk membangun kepercayaan
dan keberhargaan dirinya; dan h) menyenangkan yaitu pembelajaran
mendorong Peserta Didik untuk senang belajar dan terus menumbuhkan
rasa tertantang bagi dirinya, sehingga dapat memotivasi diri, aktif dan
kreatif, serta bertanggung jawab pada kesepakatan yang dibuat bersama.
Pembelajaran di SDN Gulangpongge 01 berusaha untuk
menyesuaikan diri dengan Kepmendikbud. Masa pandemi sedikit banyak
akan mengurangi keterlibatan siswa dalam pembelajaran. kebutuhan Peserta
Didik yaitu pembelajaran difokuskan pada tahapan dan kebutuhannya,
berfokus pada penguasaan kompetensi, berpusat pada Peserta Didik untuk
membangun kepercayaan dan keberhargaan dirinya. Pembelajaran daring
dan luring akan memberikan kesempatan belajar bagi siswa walaupun di
masa Pandemi Covid – 19.
106

Platform digital atau platform yang berbasis internet sudah


digunakan di SDN Gulangpongge 01. Hal ini sesuai dengan teori yang
44
disampaikan oleh Winarso tentang penggunaan platform digital dalam
pembelajaran. Platform digital yang digunakan adalah whatsapp group.
Guru Pendidikan Agam Islam (PAI) mengikuti semua group di semua kelas
atau kelas I sampai kelas VI. Guru PAI menyampaikan materi atau tugas
melalui group ini. Group whatsapp ini memungkinkan adanya komunikasi
timbal balik antara guru dan siswa. Group whatsapp juga memungkinkan
adanya kolaborasi antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa, guru
dengan orang tua. Melalui group ini komunikasi terjalin dan terhubng secara
harmonis dalam rangka mendukung pembelajaran.
Penggunaan google classroom juga melengkapi khasanah
pembelajaran online di SDN Gulangpongge 01. Sesuai dengan pendapat 45
bahwa pemanfaatan google classroom dapat meningkatkan kemampuan
siswa dalam berkomunikasi timbal balik dengan guru maupun berkolaborasi
dengan teman. Google classroom merupakan kelas maya yang bisa dibuat
pada lingkup kelas maupun lingkup mata pelajaran. Pelaksanaan di SDN
Gulangpongge 01 guru Pendidikan Agama Islam (PAI) bergabung dengan
kelas-kelas mulai dari kelas I sampai kelas VI untuk menyampaikan materi
pada platform google classroom.
Kemampuan kolaborasi siswa sangat diperlukan. Siswa harus
menyimak dan memperhatikan perintah guru. guru bisa menyambungkan
materi pelajaran dengan video atau media pembelajaran yang lain (berbasis
online). Kemampuan siswa dalam memahami berbagai aplikasi digital
sangat diperlukan. Siswa tidak bisa hanya pasif menunggu materi dari guru.
mereka bisa melakukan pencarian konsep materi di internet. Siswa dapat
melakukan searching materi di google.

44
Winarso, Bambang. Apa Itu WhatsApp, Sejarah dan Fitur-fitur Unggulannya?
https://dailysocial.id/post/apa-itu-whatsapp
45
Pertiwi, Wahyunanda Kususma. Begini Cara Menggunakan Google Classroom untuk
Belajar dari Rumah”: https://tekno.kompas.com/read/ 2020/07/14/13200017/begini-cara-
menggunakan-google-classroom-untuk-belajar-dari-rumah?page=all.
107

Penguasaan akan penggunaan platform digital oleh siswa juga


sangat penting. Tanpa mengetahui penggunaan platform digital tertentu
mustahil siswa dapat mengakses informasi dengan baik. Siswa dapat
menerima pelajaran dengan baik jika menguasai platform digital yang
dipersyaratkan oleh guru. Guru perlu memberikan bimbingan secara
berkala terhadap pemahaman siswa. Guru juga harus mampu menjelaskan
dan mencarikan solusi jika siswa mengalami kesulitan.
Peranan Pemerintah sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan
pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Bantuan yang dibutuhkan antara
lain adalah penyediaan jaringan internet bagi guru dan siswa. guru sangat
membutuhkan internet untuk menyampaikan materi sedangkan siswa
membutuhkan jaringan internet untuk menerima pelajaran dan mengerjakan
tugas-tugas. Hal yang terjadi di SDN Gulangpongge 01 Gunungwungkal
Pati, Pemerintah telah memberikan bantuan kuota internet melalui
Kemdikbud. Bagi guru dan siswa yang belum menerimanya akan diberikan
bantuan dari sumber yang lain yaitu bersumber dari dana BOS.
Pemerintah dalam hal ini telah memberikan bantuan berupa kuota
internet dengan mengacu jumlah guru dan siswa yang terdaftar dalam
DAPODIK (Data Pokok Pendidikan). Semua siswa yang terdaftar dalam
portal tersebut dimungkinkan akan mendapat bantuan kuota internet sesuai
denga nomot HP yang didaftarkan. Kouta tersebut dibagi dalam dua bagian
yaitu kuota data regular dan kuoata data khusus akses portal belajar yang
telah bekerjasama dengan Kemdikbud. Kuota tersebut diperkirakan cukup
jika digunakan secara bijak dan tidak digunakan secara sembarangan.
Namun demikian program tersebut bukan tidak mungkin
mengalami kendala. Kendala yang dihadapi oleh siswa dan guru antara lain
ada beberapa siswa yang tidak menerima. Salah satu penyebabnya adalah
nomor HP yang didaftarkan sudah tidak aktif. Bisa juga nomor HP yang
didaftarkan merupakan nomor HP orang tua, sedangkan siswa
menggunakan nomor HP yang lain. Kendala lain yang dihadapi adalah sisw
amemberikan nomor HP yang tidak valid atau tidak sesuai kenyataan.
108

Dengan demikian mereka tidak dapat mersakan fasilitas yang diberikan


pemerintah dengan baik.
Selain penyediaan jaringan internet yang tak kalah pentingnya
adalah tersedianya perangkat keras berupa laptop, gadged atau smartphone.
Hampir semua siswa SDN Gulangpongge 01 Gunungwungkal Pati memiliki
smartphone. Bagi siswa yang kebetulan menggunakan HP orang tuanya
akan mengalami kendala jika tugas dilakukan secara terjadwal. Solusi yang
ditawarkan sekolah adalah meminjami siswa tersebut dengan tablet yang
dimiliki oleh sekolah. Sekolah memiliki sejumlah 27 tablet yang merupakan
bantuan Pemerintah melalui program BOS afirmasi.
Penelitian ini menguatkan penelitian terdahulu tentang
pelaksanaan belajar dari rumah (BDR). Pelaksanaan pembelajaran di
masing-masing sekolah mempunyai fenomena yang berbeda. Sekolah rata-
rata melaksanakan dengan pembelajaran daring (dalam jaringan)
dikombinasikan dengan pembelajaran luring (luar jaringan). Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI) di SDN Gulangpongge 01 juga
dilaksanakan dengan pembelajaran daring (dalam jaringan) dikombinasikan
dengan pembelajaran luring (luar jaringan).
Pelaksanaan pembelajaran yang tidak seperti biasanya tentu
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan pelaksanaan
pembelajaran dari rumah di SDN Gulangpongge 01 adalah sebagai berikut.
Internet dapat diakses dengan mudah oleh siswa maupun guru. Ada bantuan
kuota internet dari Kemdikbud, sekolah, dan Sebagian siswa telah memiliki
jaringan wi-fi di rumah. Materi pelajaran dapat diakses secara fleksibel oleh
siswa. Siswa diajari untuk mengangkes materi secara digital melalui website
maupun melalui kanal youtube. Kekurangan dalam pelaksanaan
pembelajaran dari rumah di SDN Gulangpongge 01 adalah sebagai berikut.
Kekurangan dalam BDR di SDN Gulangpongge 01 ada beberapa siswa
yang posisi rumahnya akses internetnya kurang baik. Hal ini telah teratasi
dengan cara siswa minta bantuan kepada temannya. Kurangnya interaksi
dengan pengajar ini menyulitkan dalam penanaman nilai-nilai karakter dan
109

penyampaian materi-materi Pendidikan Agama Islam (PAI) yang bersifat


praktik. Banyak materi-materi yang kurang dipahami oleh siswa, karena
tidak adanya interaksi langsung dengan guru. Keterbatasan pengetahuan
orang tua dalam menjelaskan sebuah materi kepada anaknya. Minimnya
pengawasan belajar juga menyebabkan merosotnya kedisiplinan siswa.
Kelebihan dan kekurangan pembelajaran dari rumah (BDR) di
SDN Gulangpongge 01 adalah sebagai berikut:
a. Kelebihan belajar dari rumah (BDR) dalam pembelajaran dari rumah
adalah;
1) Materi tetap bisa tersampaikan walaupun siswa tidak bertemu
langsung dengan guru.
2) Pembelajaran masih tetap bisa dilakukan dengan pendampingan
orang tua.
3) Anak mampu belajar mandiri dengan bantuan teknologi komunikasi.
b. Kekurangan belajar dari rumah (BDR) dalam pembelajaran dari rumah
adalah;
1) Tidak semua anak mempunyai sarana dan prasarana untuk
mendukung belajar dari rumah (BDR)
2) Ada beberapa siswa yang mempunyai motivasi rendah dan kurang
maksimal dalam belajar karena tidak bertemu dengan guru.
3) Kurangnya jaringan internet di daerah Gulangpongge Kecamatan
Gunungwungkal Kabupaten Pati yang sedikit banyak akan
berpengaruh terhadap proses pembelajaran.
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Pelaksanaan belajar dari rumah (BDR) di SDN Gulangpongge 01 telah
berjalan dengan baik sampai peneliti selesai melakukan penelitian. Pelaksanaan
yang baik tentunya tidak terlepas dari kendala dan kekurangan. Kepala sekolah
dan guru bersinergi untuk mengatasi permasalahan yang timbul dalam
pembelajaran. Secara umum pembelajaran di masa pandemi Covid-19 berjalan
dengan lancar.
Berdasarkan deskripsi yang telah disampaikan pada Bab IV simpulan
penelitian tentang pelaksanaan Belajar dari Rumah (BDR) di SDN
Gulangpongge 01 adalah sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Belajar dari Rumah (BDR) di SDN Gulangpongge 01 telah
berjalan dengan baik. Guru telah mempersiapkan pembelajaran dengan
menyiapkan RPP, bahan ajar, melalui metode pembelajaran daring dan
luring. Guru melakukan pembelajaran secara daring dan luring.
Pembelajaran daring dilakukan menggunakan aplikasi whatsapp group,
google classroom dan youtube. Pembelajaran luring dilakukan dengan cara
berkunjung ke rumah siswa secara berkelompok. Guru membentuk
kelompok-kelompok siswa berdasarkan kedekatan tempat tinggal masing-
masing siswa.
2. Kelebihan dan kekurangan dari Belajar dari Rumah (BDR) di SDN
Gulangpongge 01 adalah sebagai berikut;
c. Kelebihan belajar dari rumah (BDR) dalam pembelajaran dari rumah
adalah;
4) Materi tetap bisa tersampaikan walaupun siswa tidak bertemu
langsung dengan guru.
5) Pembelajaran masih tetap bisa dilakukan dengan pendampingan
orang tua.
6) Anak mampu belajar mandiri dengan bantuan teknologi komunikasi.

110
111

d. Kekurangan belajar dari rumah (BDR) dalam pembelajaran dari rumah


adalah;
4) Tidak semua anak mempunyai sarana dan prasarana untuk
mendukung belajar dari rumah (BDR)
5) Ada beberapa siswa yang mempunyai motivasi rendah dan kurang
maksimal dalam belajar karena tidak bertemu dengan guru.
6) Kurangnya jaringan internet di daerah Gulangpongge Kecamatan
Gunungwungkal Kabupaten Pati yang sedikit banyak akan
berpengaruh terhadap proses pembelajaran.

B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas maka saran untuk para pihak dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti, Pengalaman dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai
penambah bekal untuk terjun didalam dunia pendidikan, serta untuk
menambah pengalaman dalam pengembangan pengetahuan. Peneliti dapat
mengadopsi praktik baik di SDN Gulangpongge 01 Gunungwungkal Pati
untuk diterapkan di tempat lain.
2. Bagi guru, Agar para guru dapat mengambil pelajaran dari penelitian ini.
Penelitian ini dapat memberikan informasi pelaksanaan belajar dari rumah
(BDR) belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) guna mengambil langkah-
langkah perbaikan didalam pembelajaran dan layanan bimbingan belajar.
Kelebihan dan kekuarangannya dapat dijadikan kajian untuk bahan
perbaikan di masa yang akan datang.
3. Bagi siswa, Agar siswa dapat meniru hal-hal baik yang dilakukan dalam
belajar dari Rumah (BDR) di SDN Gulangpongge 01. Penelitian ini dapat
dijadikan sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka meningkatkan
kualitas pencapaian hasil belajar siswa di masa darurat. Siswa dapat
melakukan pembelajaran atau menerima materi walaupun tidak bertemu
dengan guru.
112

4. Bagi sekolah, Sekolah akan tetap berjalan walaupun di masa Pandemi


Covid-19 dengan adanya belajar dari rumah (BDR). Sekolah berkaitang
dengan manajerial maupun penyediaan sarana dan prasarana dapat belajar
dari apa yang telah dilaksanakan di SDN Gulangpongge 01 Gunungwungkal
Pati.
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2010. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.


Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Ayuhana, Maherlina Muna. (2015). Perkembangan Kurikulum Pendidikan Agama
Islam Sekolah Dasar Di Indonesia (Analisis Tujuan Dan Materi Ajar
Kurikulum 1994, 2004, 2006, 2013) Jurnal Tarbawi Vol. 12. No. 2. Juli –
Desember 2015
Budiman, Syahriyah Semaun, Muhammad Saleh, Bahtiar, Agus Muchsin, Fikri,
Muhammad Ali Rusdi Bedong, H. Islamul Haq, Nahrul Hayat, Umaima, Abd.
Karim Faiz, Nurfadhilah, Rusdianto Sudirman, Azlan Thamrin, H. Syafa’at
Anugrah, Musmulyadi, Muhammad Satar, Alfiansyah Anwar, Muhammad
Ikbal. 2020. 19 Covid Pandemi dalam 19 Perspektif. Pare-pare: IAIN Pare-
pare Nusantara Press
Creswell, John W. 2016. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Jakarta: CV. Yrama Widya.

Fatty Faiqah, Muh. Nadjib, Andi Subhan Amir. Youtube Sebagai Sarana
Komunikasi Bagi Komunitas Makassarvidgram. Jurnal Komunikasi
KAREBA Vol. 5 No.2 Juli - Desember 2016

Febrini, Deni. 2017. Psikologi belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Tanya jawab tentang pengertian


pandemi https://covid19.go.id/tanya-jawab?search=pandemi. Diakses: 12
September 2020

Hakiman. Pembelajaran Daring. https://iain-surakarta.ac.id/%EF%BB%BF


pembelajaran-daring/ Diakses: 14 September 2020

Hamalik, Oemar. 1999. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Harsono. 2008. Pendekatan, Jenis, Dan Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta:


Eurika Pendidikan

Gafar, Irpan Abd. & Muhammad Jamil. 2003. Reformulasi Rancangan


Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Jakarta: Nur Insani

113
114

Jaelani, A., Fauzi, H., Aisah, H., & Zaqiyah, Q. Y. (2020). Penggunaan Media
Online Dalam Proses Kegiatan Belajar Mengajar PAI Dimasa Pandemi
Covid-19 (Studi Pustaka dan Observasi Online). Jurnal IKA: Ikatan Alumni
PGSD UNARS, 8(1), 12-24.

Jamaludin; Komarudin, Acep; Khoerudin, Koko. 2015. Pembelajaran Perspektif


Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Kepmendikbud Nomor 719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada


Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus

Kholyssa Mauly, Y., & Abidin, Z. (2020). Metode Pembelajaran Daring


Menggunakan Aplikasi Online pada Masa Pandemi Covid-19 di SMPIT Az-
Zahra Sragen Tahun Pembelajaran 2019/2020 (Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Kompri. 2017. Belajar Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Yogyakarta: Media
Akademi.

Moleong, J. Lexy. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Muhaimin. 2002. Peradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan PAI di


Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyati. 2010. Diagnosa Kesulitan Belajar. Semarang: IKIP PGRI Semarang


Press.

Nopiyanto, Y. E. (2020). Hambatan Guru Pendidikan Jasmani Generasi 80-an


dalam Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi Covid-19. Jurnal Sporta
Saintika, 5(2), 139-148.

Kasih, Ayunda Pininta. 23 Sumber Belajar Rekomendasi Kemendikbud Selama


Belajar dari Rumah", https://www.kompas.com/edu/read/2020/07/09/
101608071/23-sumber-belajar-rekomendasi-kemendikbud-selama-belajar-
dari-rumah?page=all. Diakses: 28 September 2020.

Parwati. 2018. Belajar dan Pembelajaran. Depok: Rajawali Pres.


Pertiwi, Wahyunanda Kusuma. Begini Cara Menggunakan Google Classroom
untuk Belajar dari Rumah”: https://tekno.kompas.com
/read/2020/07/14/13200017/begini-cara-menggunakan-google-classroom-
untuk-belajar-dari-rumah?page=all. Diakses: 28 September 2020
115

Rahman, S. F., & Ariyanto, M. D. (2020). Problematika Pembelajaran Pendidikan


Agama Islam (PAI) pada Masa Pandemi Covid-19 di SMP Islam Nurussalam
Al-Khoir Mojolaban Sukoharjo Tahun Pelajaran 2019/2020 (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Rusman. 2017. Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sa'dullah, M. (2020). Pandemi Covid-19 Dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran


Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Pada Siswa Smp N 1 Banyubiru
Kabupaten Semarang) Tahun 2020 (Doctoral dissertation, IAIN
SALATIGA).

Soewadji, Jusuf. 2012. Pengantar Metodelogi Penelitian. Jakarta: Penerbit Mitra


Wacana.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sunengsih, N. (2020). Analisis Kebijakan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar
Isi Pendidikan Agama Islam dalam Kurikulum Nasional. Al Ulya: Jurnal
Pendidikan Islam, 5(1)
Supriyanto, Dedi. Aplikasi Pembelajaran Daring. http://p4tkbahasa.
kemdikbud.go.id/2020/04/27/aplikasi-pembelajaran-daring/Diakses
Tanggal: 29 September 2020

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Prenadamedia Group.

Suyono dan Hariyanto. 2017. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Syahfitri, R., Sari, D. P., Wahyuni, A., Fatimah, S., & Setiawan, H. R. (2020).
Implementasi E-Learning Pada Mata Pelajaran PAI Dimasa Pandemi Covid-
19. Al-Ulum: Jurnal Pendidikan Islam, 1(1).

Syah, Muhibbin. 2015. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Thobroni, M. 2017. Belajar & Pembelajaran Teori dan Praktik. Yogyakarta: AR-
RUZZ MEDIA.

Winarno FG. 2020. Covid-19 Pelajaran Berharga dari Sebuah Pandemi. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama
116

Zuhairini, et.al, 1983. Metodik Khusus Pendidikan Agama, Malang: Biro Ilmiah
Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel.

Winarso, Bambang. Apa Itu WhatsApp, Sejarah dan Fitur-fitur Unggulannya?


https://dailysocial.id/post/apa-itu-whatsapp. Diakses: 28 September 2020

Data terkini penderita Covid-19 di Indonesia https://www.covid19.go.id. Dikases:


7 November 2020

Work From Home, Akses Data Kantor Dari Rumah https://jateng.


kemenag.go.id/warta/berita/detail/work-from-home-akses-data-kantor-dari-
rumah

Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19.


https://covid19.go.id/storage/app/media/Materi%20Edukasi/20200807-
pembelajaran-di-masa-covid-19-2.pdf. Diakses: 12 September 2020

Novel Corona Virus. https://www.kemkes.go.id/resources/download/info-


terkini/Coronavirus/files79199Flyer-2020-coronavirus-masyarakat.pdf
Diakses: 28 September 2020

Mengenal Wuhan, Kota asal Virus Corona. http://indonesiabaik.id


/motion_grafis/mengenal-wuhan-kota-asal-virus-corona. Diakses: 28
September 2020

Begini Metode Pembelajaran Jarak Jauh di Sekolah Indonesia Riyadh


https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/03/begini-metode-
pembelajaran-jarak-jauh-di-sekolah-indonesia-riyadh Diakses: 7 November
2020
Lampiran-lampiran

117
Lampiran 1. Daftar Koding Instrumen Observasi

Koding Instrumen Observasi

No Sub fokus Objek/kegiatan/fokus Kode


yang diobservasi
1 Pelaksanaan Kegiatan Ob. 1
pembelajaran dari pembelajaran dari
rumah Pendidikan rumah
Agama Islam
(PAI)
2 Kekurangan dan Pengamatan tentang Ob. 2
kelebihan kekurangan dan
pembelajaran dari kelebihan
rumah Pendidikan pembelajaran dari
Agama Islam rumah
(PAI)

118
Lampiran 2. Lembar Instrumen Observasi Pelaksanaan Kegiatan
Pembelajaran Daring

Kode Instrumen : Ob 1
Nama observer : Suci Aryani
Tanggal Observasi :
Tempat :
Subfokus :

No Aspek yang diobservasi Hasil Observasi

Tahap persiapan
1 Persiapan RPP
2 Persiapan strategi pembelajaran
3 Penyusunan bahan ajar
4 Penyiapan penilaian
5 Penyusunan instrumen perbaikan
pengayaan
Tahap pelaksanaan
6 Penyampaian pembelajaran oleh guru
7 Motivasi belajar siswa
8 Pemberian penilaian
9 Hasil belajar siswa
10 Pemberian umpan balik

119
Lampiran 3. Lembar observasi tentang kekurangan dan kelebihan
pembelajaran dari rumah

Kode Instrumen : Ob 2
Nama observer : Suci Aryani
Tanggal Observasi :
Tempat :
Subfokus :

No Aspek yang diobservasi Hasil Observasi

Kelebihan
1 Kemudahan akses materi
2 Biaya lebih terjangkau
3 Penggunaan waktu yang fleksibel
4 Wawasan yang luas
Kekurangan
1 Keterbatasan akses internet
2 Berkurangnya interaksi dengan
pengajar
3 Kurangnya pemahaman terhadap
materi
4 Minimnya Pengawasan dalam
Belajar

120
Lampiran 4. Daftar Koding Instrumen Wawancara

No Responden Kode Keterangan


Instrumen
1 Kepala W1 KS. Wawancara pertama Kepala Sekolah 1
Sekolah W2 KS. Wawancara kedua Kepala Sekolah 1 dst...
2 Guru W1 GR. Wawancara pertama guru 1
PAI W2 GR. Wawancara kedua guru 1, dst...
3 Wali Siswa 1 W1 WS. 001 Wawancara pertama Wali Siswa 1
W2 WS. 001 Wawancara kedua Wali Siswa 1, dst...
4 Wali Siswa 2 W1 WS. 002 Wawancara pertama Wali Siswa 2
W2 WS. 002 Wawancara kedua Wali Siswa 2, dst...
5 Wali Siswa 3 W1 WS. 003 Wawancara pertama Wali Siswa 3
W2 WS. 003 Wawancara kedua Wali Siswa 3, dst...

121
Lampiran 5. Instrumen Wawancara Kepala Sekolah

Kode wawancara : ……..


Nama Pewawancara : Suci Aryani
Tanggal : ...........
Lokasi wawancara : SDN Gulangpongge 01
Isi wawancara:

Daftar Pertanyaan
No Sub fokus Pertanyaan Hasil
1 Pelaksanaan 1. Bagaimana pelaksanaan
pembelajaran pembelajaran selama Pandemi Covid
dari rumah
-19?
Pendidikan
Agama Islam 2. Bagaimana motivasi belajar siswa?
(PAI) 3. Apakah guru melakukan
pembelajaran luring?
4. Bagaimana cara pembelajaran
luring?
5. Bagaimana letak geografis rumah
masing-masing siswa?
2 Kelebihan dan 1. Apakah masing-masing siswa
kekurangan mempunyai Smartphone?
belajar dari
2. Apakah masing-masing siswa
rumah (BDR)
Pendidikan mampu menggunakan Smartphone
Agama Islam dengan baik?
(PAI)
3. Apakah masing-masing siswa
mempunyai akses internet yang
cukup?
4. Bagaimana konektivitas internet
bagi guru dan siswa?

122
123

5. Apakah guru mendapatkan akses


internet secara gratis?
Lampiran 6. Instrumen Wawancara Guru

Kode wawancara : ……..


Nama Pewawancara : Suci Aryani
Tanggal : ...........
Lokasi wawancara : SDN Gulangpongge 01
Isi wawancara:

Daftar Pertanyaan

No Sub fokus Pertanyaan Hasil


1 Pelaksanaan 1. Bagaimana pelaksanaan
belajar dari pembelajaran selama Pandemi
rumah
Covid -19?
Pendidikan
Agama Islam 2. Bagaimana motivasi belajar siswa?
(PAI) 3. Apakah guru melakukan
pembelajaran luring?
4. Bagaimana cara pembelajaran
luring?
5. Bagaimana anda mengakses rumah
masing-masing siswa?
2 Kelebihan dan 1. Apakah materi mudah dipahami oleh
kekurangan siswa?
belajar dari
2. Apakah anda mudah menanamkan
rumah (BDR)
Pendidikan nilai-nilai karakter bagi siswa?
Agama Islam 3. Apakah anda mudah dalam
(PAI)
memberikan penilaian?
4. Bagaimana motivasi belajar siswa?
5. Apakah orang tua siswa mendukung
pembelajaran daring maupun luring?

124
Lampiran 7. Instrumen Wawancara Wali Siswa

Kode wawancara : ……..


Nama Pewawancara : Suci Aryani
Tanggal : ...........
Lokasi wawancara : SDN Gulangpongge 01
Isi wawancara:

Daftar Pertanyaan
No Sub fokus Pertanyaan Hasil
1 Pelaksanaan 1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran
belajar dari selama Pandemi Covid -19?
rumah
2. Bagaimana motivasi belajar siswa?
Pendidikan
Agama Islam 3. Apakah guru melakukan pembelajaran
(PAI) luring?
4. Bagaimana cara pembelajaran luring?
5. Apakah guru sering mengunjungi
siswa?
2 Kelebihan dan 1. Apakah masing-masing siswa
kekurangan mempunyai Smartphone?
belajar dari
2. Apakah masing-masing siswa mampu
rumah (BDR)
Pendidikan menggunakan Smartphone dengan
Agama Islam baik?
(PAI)
3. Apakah masing-masing siswa
mempunyai akses internet yang
cukup?
4. Bagaimana pemahaman siswa
terhadap materi PAI?
5. Apakah anda mendampingi siswa
dalam belajar?

125
Lampiran 8. Instrumen Wawancara Operator Sekolah (Tim IT)

Kode wawancara : …………


Nama Pewawancara : Suci Aryani
Nama Narasumber : ………..
Tanggal : .............
Lokasi wawancara : SDN Gulangpongge 01
Isi wawancara:

Daftar Pertanyaan
No Sub fokus Pertanyaan Hasil
1 Pelaksanaan 1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran
belajar dari selama Pandemi Covid -19?
rumah
2. Metode apa yang digunakan oleh guru
Pendidikan
Agama Islam dalam masa Pandemi Covid -19?
(PAI) 3. Platform apa saja yang digunakan?
4. Fasilitas apa saja yang telah
disediakan oleh sekolah?

2 Kelebihan dan 1. Bagaimana rspon siswa terhadap


kekurangan pembelajaran daring?
belajar dari
2. Kemudahan apa yang diberikan
rumah (BDR)
Pendidikan sekolah terhadap guru dan siswa?
Agama Islam 3. Apa saja kesulitan yang dihadapi
(PAI)
siswa?
4. Bagaimana cara mengatasi kesulitan
tersebut?

126
Lampiran 9. Hasil Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Daring

Kode Instrumen : Ob 1
Nama observer : Suci Aryani
Tanggal Observasi : 24 November 2020
Tempat : Kantor SD Negeri Gulangpongge 01
Subfokus : Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
dari rumah siswa SDN Gulangpongge 01 Kecamatan
Gunungwungkal Kabupaten Pati.

No Aspek yang diobservasi Hasil Observasi

Tahap persiapan
1 Persiapan RPP RPP disusun berdasarkan pelaksanaan
kurikulum darurat yang dikeluarkan
oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
2 Persiapan strategi pembelajaran Guru menyiapkan strategi
pembelajaran kombinasi antara daring
dan luring.
3 Penyusunan bahan ajar Bahan ajar disusun dalam google
classroom dan dikomunikasikan
melalui whattsapp group.
4 Penyiapan penilaian Penilaian materi pada aspek
pengetahuan dapat dilaksanakan
langsung pada google classroom,
sedangkan penilaian untuk aspek sikap
dapat dilakukan melalui observasi pada
siswa, sedangkan aspek keterampilan
dapat dinilai langsung melalui hasil
karya siswa.

127
128

5 Penyusunan instrumen Instrumen perbaikan dan pengayaan


perbaikan pengayaan disusun berdasarkan pelaksanaan
pembelajaran yang telah dilakukan
oleh guru.
Tahap pelaksanaan
6 Penyampaian pembelajaran Pembelajaran disampaikan secara
oleh guru daring dan luring sesuai karakteristik
materi. Pembelajaran luring juga
menyesuaikan kebijakan dari
Pemerintah daerah Melalui Satgas
Penanganan penyebaran Covid-19 dan
kesepakatan dengan wali siswa.
7 Motivasi belajar siswa Motivasi belajar siswa sebagian besar
masih mempunyai motivasi tinggi. Hal
ini dibuktikan dengan tugas-tugas yang
telah dikerjakan dengan baik. Namun
Sebagian kecil masih belum
mengirimkan tugas sesuai dengan yang
diharapkan oleh guru.
8 Pemberian penilaian Pemberian nilai disesuaikan dengan
KKM yang telah ditetapkan oleh
sekolah. Siswa yang belum tuntas akan
diberikan perbaikan dan yang telah
tuntas akan diberikan pengayaan.
9 Hasil belajar siswa Hasil belajar siswa cukup baik namun
tidak sebaik Ketika pembelajaran tatap
muka.
10 Pemberian umpan balik Guru memberikan umpan balik berupa
penanaman nilai-nilai karakter pada
siswa. Siswa disuruh membuat video
129

kegiatan sehari-hari membantu orang


tua di rumah.
Lampiran 10. Hasil observasi tentang kekurangan dan kelebihan
pembelajaran dari rumah

Kode Instrumen : Ob 2
Nama observer : Suci Aryani
Tanggal Observasi : 24 November 2020
Tempat : Lingkungan sekolah dan lingkungan siswa
Subfokus : Kekurangan dan kelebihan Belajar dari Rumah (BDR)
Pendidikan Agama Islam (PAI) pada siswa SDN
Gulangpongge 01 Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten
Pati.

No Aspek yang diobservasi Hasil Observasi

Kelebihan
1 Kemudahan akses materi Internet dapat diakses dengan
mudah oleh siswa maupun guru.
2 Biaya lebih terjangkau Ada bantuan kuota internet dari
Kemdikbud, sekolah, dan
Sebagian siswa telah memiliki
jaringan wi-fi di rumah.
3 Penggunaan waktu yang fleksibel Materi pelajaran dapat diakses
secara fleksibel oleh siswa.
4 Wawasan yang luas Siswa diajari untuk mengangkes
materi secara digital melalui
website maupun melalui kanal
youtube.
Kekurangan
1 Keterbatasan akses internet Ada beberapa siswa yang posisi
rumahnya akses internetnya

130
131

kurang baik. Hal ini telah teratasi


dengan cara siswa minta bantuan
kepada temannya.
2 Berkurangnya interaksi dengan Kurangnya interaksi dengan
pengajar pengajar ini menyulitkan dalam
penanaman nilai-nilai karakter dan
penyampaian materi-materi
Pendidikan Agama Islam (PAI)
yang bersifat praktik.
3 Kurangnya pemahaman terhadap Banyak materi-materi yang kurang
materi dipahami oleh siswa, karena tidak
adanya interaksi langsung dengan
guru. Keterbatasan pengetahuan
orang tua dalam menjelaskan
sebuah materi kepada anaknya.
4 Minimnya Pengawasan dalam Minimnya pengawasan belajar
Belajar juga menyebabkan merosotnya
kedisiplinan siswa.
Lampiran 11. Hasil Wawancara Kepala Sekolah

Kode wawancara : W1KS


Nama Pewawancara : Suci Aryani
Nama Narasumber : Sarmidi, S.Pd.
Tanggal : 24 November 2020
Lokasi wawancara : SDN Gulangpongge 01
Isi wawancara:

Daftar Pertanyaan
No Sub fokus Pertanyaan Hasil
1 Pelaksanaan 1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Pewawancara: Assalamualaikum wr. wb.
belajar dari selama Pandemi Covid -19? Narasumber: Walaikumsalam wr.wb.
rumah
Pewawancara: sebelumnya saya mengucapkan terima
Pendidikan
Agama Islam kasih atas waktu yang diberikan sehingga saya dapat
(PAI) meminta data yang akan saya perlukan untuk keperluan
penelitian dalam membuat tesis ini. Bagaimana
pelaksanaan pembelajaran selama masa pandemi Covid-
19?

132
133

Narasumber : Pembelajaran selama masa pandemi


Covid-19 dilaksanakan dengan luring. Pelaksanaan
pembelajaran secara luring dengan protokol Kesehatan.
2. Bagaimana motivasi belajar siswa? Pewawancara: Pertanyaan yang kedua, bagaimana
motivasi belajar siswa?
Narasumber : Untuk motivasi siswa ini cukup baik
dalam pembelajaran daring, mereka juga mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Berkaitan dengan
pembelajaran luring mereka juga telah mengikuti
kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh sekolah.
3. Apakah guru melakukan Pewawancara: Berarti dalam pembelajaran daring dan
pembelajaran luring? luring sudah ada timbal balik dari siswa ya pak?
Narasumber : Iya
4. Bagaimana cara pembelajaran luring? Pewawancara: Kemudian bagaimana cara pembelajaran
luring pak?
Narasumber : Pembelajaran luring ini dilaksanakan
dengan membuat kelompok-kelompok belajar di
lingkungan anak di tiap-tiap perdukuhan yang ada di
desa ini. Untuk pembelajaran luring ini anak berkumpul
134

di suatu tempat dengan tetap menjaga protocol


Kesehatan dan tidak terlalu banyak dan gurunya yang
berkunjung.
Pewawancara: Berarti ada pos-pos ya pak?
5. Bagaimana letak geografis rumah Narasumber : iya
masing-masing siswa? Pewawancara: Bagaimana letak geografis masing-
masing siswa?
Narasumber : Anak-anak berdomisili di perdukuhan
desa Gulangpongge, dan dibuat kelompok.
Pewawancara: berarti satu kelompok satu lokasi?
Narasumber : Iya satu kelompok satu lokasi.
2 Kelebihan dan 6. Apakah masing-masing siswa Pewawancara: Apakah setiap anak mempunyai
kekurangan mempunyai Smartphone? smartphone sendiri?
belajar dari
Narasumber : Iya hampir semua anak memiliki HP
rumah (BDR)
Pendidikan sendiri walaupun ada satu dua anak yang belum.
Agama Islam 7. Apakah masing-masing siswa Pewawancara: Apakah mereka sudah mampu
(PAI)
mampu menggunakan Smartphone mengoperasionalkan HP yang mereka miliki dengan
dengan baik? baik?
135

8. Apakah masing-masing siswa Narasumber : Mereka sudah bisa mengoperasionalkan


mempunyai akses internet yang HP karena sebelumnya mereka sudah belajar dari guru.
cukup? Pewawancara: Bagaimana akses internet untuk masing-
masing siswa, apakah sudah cukup atau masih ada
kendala?
Narasumber : Dari siswa aksesnya sudah cukup karena
di daerah ini sudah banyak yang memiliki wi-fi.
Pewawancara: Bagaimana yang belum memiliki wifi
9. Bagaimana konektivitas internet apakah memakai data paketan?
bagi guru dan siswa? Narasumber : Iya
Pewawancara: Bagaimana konektifitas internet untuk
guru dan siswa?
10. Apakah guru mendapatkan akses Narasumber : Bagi guru konektifitasnya bagus karena
internet secara gratis? Sebagian besar sudah memiliki wifi.
Pewawancara: Yang terakhir pak. Apakah guru
mendapatkan internet secara gratis?
Narasumber : Guru mendapatkan kuota internet gratis
dari kementerian dan sudah mereka gunakan dalam
pembelajaran.
136

Pewawancara: Saya kira pertanyaan saya demikian,


terima kasih atas bantuannya.
Narasumber : iya sama-sama.

Gulangpongge, 25 November 2020


Kepala Sekolah

Sarmidi, S.Pd.
Lampiran 12. Hasil Wawancara Guru

Kode wawancara : W1 GR
Nama Pewawancara : Suci Aryani
Narasumber : Lukluk Unsiyah, S.Pd.I.
Tanggal : 25 November 2020
Lokasi wawancara : SDN Gulangpongge 01
Isi wawancara:

Daftar Pertanyaan

No Sub fokus Pertanyaan Hasil


1 Pelaksanaan 1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Pewawancara: Asalamualaikum wr.wb. selamat pagi bu luluk.
belajar dari selama Pandemi Covid -19? Saya ingin memperoleh data berkaitan dengan tesis yang akan saya
rumah buat. Bapaimana pelaksanaan pembelajaran di masa Pandemi
Pendidikan covid-19
Agama Islam Narasumber : pada masa pandemi ini pembelajaran dilaksanakan
(PAI) 2. Bagaimana motivasi belajar siswa? dengan daring dan luring.
Pewawancara: Bagaimana motivasi belajar siswa?

137
138

Narasumber : Kadang ada anak yang Ketika diberikan tugas ada


yang cepat mengerjakan dan ada yang sulit mengerjakan.
Pewawancara: karena perbedaan anak ya?
Narasumber : iya
3. Apakah guru melakukan Pewawancara: Apakah guru melakukan pembelajaran luring?
pembelajaran luring? Narasumber : iya
Pewawancara: dengan berkunjung ke rumah siswa
Narasumber : iya
4. Bagaimana cara pembelajaran Pewawancara: Bagaimana pembelajaran luring?
luring? Narasumber : dengan cara berkelompok-kelompok.
Pewawancara: biasanya 1 kelompok berapa orang?
Narasumber : 1 kelompok 5 atau 6 orang.
5. Bagaimana anda mengakses rumah Pewawancara: Bagaimana anda mengakses rumah masing-masing
masing-masing siswa? siswa?
Narasumber : Kita terlebih dahulu memberitahukan lewat WA
mana rumah yang akan kita kunjungi.
2 Kelebihan dan 6. Apakah materi mudah dipahami oleh Pewawancara: Apakah materi mudah dipahami oleh siswa?
kekurangan siswa? Narasumber : kadang iya, namun ada bebrapa siswa yang belum
pembelajaran paham
139

dari rumah
(BDR) Pewawancara: Apakah materi mudah dipahami oleh siswa?
Pendidikan Narasumber : ada kesulitan sih, karena tidak bisa langsung tatap
Agama Islam muka. Ketika kita daring. Namun Ketika kita luring kita bisa
(PAI) 7. Apakah anda mudah menanamkan langsung menyampaikan materi.
nilai-nilai karakter bagi siswa? Pewawancara: Apakah anda mudah menanamkan nilai-nilai
karakter bagi siswa?
8. Apakah anda mudah dalam Narasumber : kurang maksimal si dengan adanya covid-19 ini.
memberikan penilaian? Pewawancara: Apakah anda mudah dalam memberikan penilaian?
Narasumber : pada penilaian pengetahuan, dan keterampilan kita
mudah, dalam penilaian sikap kita agak kesulitan karena tidak
9. Bagaimana motivasi belajar siswa? bertemu langsung dan mengamati keseharian siswa.
Pewawancara: Bagaimana motivasi belajar siswa?
Narasumber : Motivasi belajar siswa itu kurang semangat lah. Saat
10. Apakah orang tua siswa mendukung adanya pandemi covid-19 karena kita kan gak bisa bertatap muka.
pembelajaran daring maupun luring? Pewawancara: Apakah orang tua siswa mendukung pembelajaran
daring maupun luring?
140

Narasumber : iya orang tua sangat mendukung sekali. Terima


kasih bu Lulu katas informasinya. Mungkin saya bisa bertanya-
tanya Kembali jika dibutuhkan. Wasalamualaikum wr.wb.

Gulangpongge, 25 November 2020


Guru PAI

Lukluk Unsiyah, S.Pd.I


Lampiran 13. Hasil Wawancara Wali Siswa

Kode wawancara : W1 WS 1
Nama Pewawancara : Suci Aryani
Nama Narasumber : Erlina Kusumawati
Tanggal : 25 November 2020
Lokasi wawancara : SDN Gulangpongge 01
Isi wawancara:

Daftar Pertanyaan
No Sub fokus Pertanyaan Hasil
1 Pelaksanaan 1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Pewawancara: Assalamualaikum wr. wb. Perkenalkan saya Ibu Suci
belajar dari selama Pandemi Covid -19? Aryani untuk mengajukan beberapa pertanyaan berkaitan dengan
rumah
tugas kuliah saya. Mohon nanti dijawab, njen ini kakak dari siswa ya?
Pendidikan
Agama Islam Bagaimana pelaksanaan pembelajaran selama masa Pandemi Covid-
(PAI) 19?
Narasumber : Selama masa Pandemi Covid-19 ini adik saya
mengikuti pembelajaran secara online.
2. Bagaimana motivasi belajar siswa? Pewawancara: Bagaimana motivasi belajar siswa?

141
142

Narasumber : Adik say aitu bisa dan mau belajar.


3. Apakah guru melakukan pembelajaran Pewawancara: Apakah guru juga melakukan pembelajaran luring
luring? (diluar jaringan)?
Narasumber : Iya bu.
4. Bagaimana cara pembelajaran luring? Pewawancara: Bagaimana cara pembelajaran luring?
Narasumber : Biasanya itu dibuat kelompok dan gurunya mendatangi
tempat yang telah ditentukan.
5. Apakah guru sering mengunjungi
Pewawancara: apakah guru sering mengunjungi siswa?
siswa?
Narasumber : iya bu.
2 Kelebihan dan 5. Apakah masing-masing siswa Pewawancara: Apakah masing-masing siswa mempunyai
kekurangan mempunyai Smartphone? Smartphone?
belajar dari
Narasumber : iya.
rumah (BDR)
Pendidikan 6. Apakah masing-masing siswa mampu Pewawancara: Apakah masing-masing siswa mampu menggunakan
Agama Islam menggunakan Smartphone dengan Smartphone dengan baik?
(PAI)
baik? Narasumber : iya bisa
7. Apakah masing-masing siswa Pewawancara: Apakah masing-masing siswa mempunyai akses
mempunyai akses internet yang internet yang cukup? Misalnya punya wifi?
cukup? Narasumber : oo pakai paketan data.
143

8. Bagaimana pemahaman siswa Pewawancara: Bagaimana pemahaman siswa terhadap materi PAI?
terhadap materi PAI? Ketika diberikan tugas oleh bu guru PAI apakah dengan sendirinya
mampu mengerjakan atau masih minta bimbingan dari njenengan?
Narasumber : Biasanya kalua dia sudah paham langsung dikerjakan.
Kalau dia tidak paham baru dia bertanya. Kadang kalua gak bis acari
di google.
9. Apakah anda mendampingi siswa Pewawancara: apakah anda mendampingi siswa dalam belajar?
dalam belajar? Narasumber : iya
Pewawancara: Saya kira cukup itu dulu pertanyaan dari saya,
mungkin lain waktu jika diperlukan lagi saya akan bertanya.
Narasumber : iya

Gulangpongge, 25 November 2020


Wali Siswa

Erlina Kusumawati
Lampiran 14. Hasil Wawancara Wali Siswa

Kode wawancara : W1 WS 2
Nama Pewawancara : Suci Aryani
Nama Narasumber : Suwati
Tanggal : 25 November 2020
Lokasi wawancara : SDN Gulangpongge 01
Isi wawancara:

Daftar Pertanyaan
No Sub fokus Pertanyaan Hasil
1 Pelaksanaan 1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Pewawancara: Selamat pagi, Assalamualaikum wr. wb.
belajar dari selama Pandemi Covid -19? Narasumber: Walaikumsalam wrohmatullahi wabarokatuh.
rumah
Pewawancara: Njen ibu dari mbak Hani ya
Pendidikan
Agama Islam Narasumber: Iya
(PAI) Pewawancara: Saya minta tolong dengan njenengan untuk
mengajukan beberapa pertanyaan untuk memenuhi tugas kuliah
saya. Untuk yang pertama bagaimana pelaksanaan pembelajaran
selama masa Pandemi Covid-19?

144
145

Narasumber: tetap berjalan


2. Bagaimana motivasi belajar siswa? Pewawancara: bagaimana motivasi belajar siswa? Cara njen
memberi semangat belajar?
Narasumber: dibantu Ketika mengalami kesulitan
3. Apakah guru melakukan pembelajaran Pewawancara: Apakah guru melakukan pembelajaran luring?
luring? Missal pembelajaran dengan cara berkunjung ke rumah?
Narasumber: iya guru melakukan kunjungan rumah.
4. Bagaimana cara pembelajaran luring? Pewawancara: Bagaimana caranya pembelajaran luring?
Mengunjungi satu anak saja atau bagaimana?
Narasumber: dengan cara berkelompok.
5. Apakah guru sering mengunjungi
Pewawancara: apakah guru sering mengunjungi siswa?
siswa?
Narasumber: sering.
2 Kelebihan dan 6. Apakah masing-masing siswa Pewawancara: apakah masing-masing siswa memiliki handphone?
kekurangan mempunyai Smartphone? Narasumber: punya
belajar dari
7. Apakah masing-masing siswa mampu Pewawancara: apakah masing-masing siswa bisa menggunakan
rumah (BDR)
Pendidikan menggunakan Smartphone dengan handphone dengan baik
Agama Islam baik? Narasumber: iya bisa.
(PAI)
8. Apakah masing-masing siswa Pewawancara: apakah masing-masing siswa mempunyai akses
mempunyai akses internet yang cukup? internet yang cukup? Di rumah punya wifi?
146

Narasumber: pakai paketan bu.


9. Bagaimana pemahaman siswa terhadap Pewawancara: Bagaimana pemahaman siswa terhadap materi PAI?
materi PAI? Ketika diberikan tugas bu guru misalnya? Sudah bisa mengerjakan
sendiri atau minta bantuan?
Narasumber: minta bantuan..
10. Apakah anda mendampingi siswa Pewawancara: Apakah anda mendampingi siswa belajar? Saat
dalam belajar? putrane belajar didampingi?
Narasumber: iya dibantu..
Pewawancara: Sementara itu pertanyaan dari saya mbak saya
ucapkan terima kasih.

Gulangpongge, 25 November 2020


Wali Siswa

Suwati
Lampiran 15. Hasil Wawancara Wali Siswa

Kode wawancara : W1 WS 3
Nama Pewawancara : Suci Aryani
Nama Narasumber : Runti Sukarsih
Tanggal : 25 November 2020
Lokasi wawancara : SDN Gulangpongge 01
Isi wawancara:

Daftar Pertanyaan
No Sub fokus Pertanyaan Hasil
1 Pelaksanaan 1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Pewawancara: Assalamualaikum wr. wb.?
belajar dari selama Pandemi Covid -19? Narasumber: Walaikum salam wr. wb...
rumah
Pewawancara: Terima kasih saya akan mengajukan beberapa
Pendidikan
Agama Islam pertanyaan berkaitan dengan tugas kuliah saya.
(PAI) Narasumber: iya bu
Pewawancara: Bagaimana pelaksanaan pembelajaran selama masa
pandemi Covid-19?

147
148

Narasumber: Seperti kita ketahui Bersama ya bu pembelajaran


selama pandemi ini kurang efektif ya bu karena tidak ada tatap
muka. Untuk saya pribadi ini memang sangat menyulitkan orang
tua.
2. Bagaimana motivasi belajar siswa? Pewawancara: Bagaimana motivasi belajar siswa?
Narasumber: Motivasi itu sendiri, kita sebagai orang tua selalu
memberikan motivasi kepada siswa, seperti kita ketahui Namanya
belajar di rumah itu kurang efektif, walaupun kita beri motivasi tapi
siswa tidak bisa belajar seperti di sekolah.
3. Apakah guru melakukan pembelajaran Pewawancara: Apakah guru melakukan pembelajaran luring? Atau
luring? seperti berkunjung ke rumah?
Narasumber: Mungkin hanya beberapa kali di awal-awal tahun.
Karena kebijakan pemerintah mungkin bu.
4. Bagaimana cara pembelajaran luring? Pewawancara: Bagaiman cara pembelajaran luring?
Narasumber: beberapa guru mengunjungi rumah siswa secara
bergantian.
5. Apakah guru sering mengunjungi Pewawancara: Apakah guru sering mengunjungi siswa?
siswa? Narasumber: Beberapa kali saja.
149

2 Kelebihan dan 6. Apakah masing-masing siswa Pewawancara: Apakah siswa memiliki handpone?
kekurangan mempunyai Smartphone? Narasumber: mungkin ada beberapa yang tidak punya tapi itu dapat
belajar dari
meminjam pada saudara atau orang tua masing-masing.
rumah (BDR)
Pendidikan 7. Apakah masing-masing siswa mampu Pewawancara: Apakah masing-masing siswa mampu menggunakan
Agama Islam menggunakan Smartphone dengan Smartphone dengan baik?
(PAI)
baik? Narasumber: Siswa sendiri mungkin tidak semua dapat
menggunakan handphone dengan baik namun dapat didampingi
oleh keluarganya.

8. Apakah masing-masing siswa Pewawancara: Apakah masing-masing siswa mempunyai akses

mempunyai akses internet yang cukup? internet yang cukup?


Narasumber: Saya rasa tidak semua siswa mempunyai akses internet
yang cukup namun mereka dapat minta bantuan ke temannya,
saudara yang mempunyai wifi atau jaringan internet yang cukup
luas.

9. Bagaimana pemahaman siswa terhadap Pewawancara: Bagaimana pemahaman siswa terhadap materi

materi PAI? Pendidikan Agama Islam?


Narasumber: Menurut saya sendiri pemahaman siswa terhadap
materi Pendidikan Agama Islam atau mata pelajaran yang lain tidak
150

sebagus seperti yang diadakan di sekolah, karena kita sebagai orang


tua pengetahuan kita memang terbatas. Beda dengan gurunya.
10. Apakah anda mendampingi siswa Pewawancara: Apakah selama ini orang tua mendampingi anaknya
dalam belajar? dalam belajar?
Narasumber: iya selama ini memang mendampingi dalam belajar.
Sebab mereka tidak mungkin mereka belajar sendiri.
Pewawancara: saya kira sekian dulu, sekiranya dibutuhkan lain kali
dapat meminta bantuan lagi. Sekian wasssala,ualaikum wr. wb.
Narasumber: walaikum salam warohmatullahi wabarokatuh

Gulangpongge, 25 November 2020


Wali Siswa

Runti Sukarsih
Lampiran 16. Hasil Wawancara Wali Siswa

Kode wawancara : W1 WS 4
Nama Pewawancara : Suci Aryani
Nama Narasumber : Inaroh
Tanggal : 25 November 2020
Lokasi wawancara : SDN Gulangpongge 01
Isi wawancara:

Daftar Pertanyaan
No Sub fokus Pertanyaan Hasil
1 Pelaksanaan 1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Pewawancara: Assalamualaikum ibu wali murid, perkenankan
belajar dari selama Pandemi Covid -19? saya memberikan beberapa pertanyaan berkenaan dengan tugas
rumah
akhir kuliah saya. Yang pertama bagaimana pelaksanaan
Pendidikan
Agama Islam pembelajaran saat pandemi Covid-19?
(PAI) Narasumber: Belajar masih lancer dan belajar tetap di rumah.
2. Bagaimana motivasi belajar siswa? Pewawancara: Bagaimana motivasi belajar siswa?
Narasumber: Motivasinya masih tetap dibimbing, dibimbing orang
tua.

151
152

3. Apakah guru melakukan pembelajaran Pewawancara:Apakah guru melakukan pembelajaran luring?


luring? Kunjungan rumah misalnya?
Narasumber: iya kadang-kadang.
4. Bagaimana cara pembelajaran luring? Pewawancara: bagaimana cara pembelajaran luring? Maksudnya
anak ibu saja atau dibuat kelompok?
Narasumber: Dibuat kelompok
5. Apakah guru sering mengunjungi
Pewawancara: Apakah guru sering mengunjungi siswa?
siswa?
Narasumber: kadang-kadang
2 Kelebihan dan 6. Apakah masing-masing siswa Pewawancara: Apakah masing-masing siswa mempunyai
kekurangan mempunyai Smartphone? handphone?
belajar dari
7. Apakah masing-masing siswa mampu Narasumber: iya
rumah (BDR)
Pendidikan menggunakan Smartphone dengan Pewawancara: Apakah masing-masing siswa mampu
Agama Islam baik? menggunakan handphone dengan baik?
(PAI)
Narasumber: masih dibantu sama orang tuanya.
8. Apakah masing-masing siswa Pewawancara: apakah masing-masing siswa mempunyai jaringan
mempunyai akses internet yang cukup? internet yan g baik? Misalnya punya wifi sendiri?
Narasumber: Tidak punya, ya paketan data.
9. Bagaimana pemahaman siswa terhadap
materi PAI?
153

Pewawancara: Bagaimana pemahaman siswa terhadap materi


PAI? Sudah mampu menyelkesaikan sendiri atau masih minta
bantuan orang tua?
Narasumber: kadang-kadang masih minta bantuan orang tua.

10. Apakah anda mendampingi siswa Pewawancara: Apakah anda mendampingi siswa dalam belajar?

dalam belajar? Narasumber: iya


Pewawancara: Sementara itu pertanyaan dari saya dan terima
kasih njenengan yang telah memnbantu saya. Wassalamualaikum
wr. wb.
Narasumber: walaikum salam wr. wb.

Gulangpongge, 25 November 2020


Wali Siswa

Inaroh
Lampiran 17. Hasil Wawancara Wali Siswa

Kode wawancara : W1 WS 5
Nama Pewawancara : Suci Aryani
Nama Narasumber : Rofi’ati
Tanggal : 25 November 2020
Lokasi wawancara : SDN Gulangpongge 01
Isi wawancara:

Daftar Pertanyaan
No Sub fokus Pertanyaan Hasil
1 Pelaksanaan 1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Pewawancara: Assalamualaiku wr. wb. Selamat pagi ibu wali
belajar dari selama Pandemi Covid -19? siswa.
rumah
Narasumber: walaiku salam. Wr. wb.
Pendidikan
Agama Islam Pewawancara: perkenalkan saya mengajukan wawancara ini untuk
(PAI) memenuhi tugas tesis saya. Saya telah menyiapkan beberapa
pertanyaan untuk njenengan mohon nanti diberikan jawaban.
Untuk yang pertama bagaimana pelaksanaan pembelajaran selama
masa pandemi Covid-19?

154
155

Narasumber: iya berjalan dengan lancer seperti biasa, kadang bu


gurunya yang dating di rumah.
2. Bagaimana motivasi belajar siswa? Pewawancara: yang kedua bagaiman motivasi belajar siswa?
Narasumber: dorongannya ya dikasih semangat untuk selalu
belajar dan mengerjakan tugas.
3. Apakah guru melakukan pembelajaran Pewawancara: apakah guru melakukan pembelajaran luring nggih?
luring? Berkunjung ke rumah?
Narasumber: iya
4. Bagaimana cara pembelajaran luring? Pewawancara: Bagaimana cara pembelajara luring di rumah?
Narasumber: dengan cara berkelompok
5. Apakah guru sering mengunjungi Pewawancara: apakah guru sering mengunjungi siswa?
siswa? Narasumber: sering satu minggu satu kali

2 Kelebihan dan 6. Apakah masing-masing siswa Pewawancara: Apakah masing-masing siswa memiliki
kekurangan mempunyai Smartphone? handphone?
belajar dari
Narasumber: punya, anak saya punya.
rumah (BDR)
Pendidikan 7. Apakah masing-masing siswa mampu Pewawancara: apakah masing-masing siswa mampu memakai
Agama Islam menggunakan Smartphone dengan handphone dengan baik?
(PAI)
baik? Narasumber: sudah
156

8. Apakah masing-masing siswa Pewawancara: Apakah masing-masing siswa mempunyai jaringan


mempunyai akses internet yang cukup? internet yang baik? Punya wifi mbk?
Narasumber: pakai paketan data.
9. Bagaimana pemahaman siswa terhadap Pewawancara: Bagaimana pemahaman siswa terhadap materi
materi PAI? PAI? Maksudnya Ketika diberikan materi apakah madiri atau
minta bantuan?
Narasumber: ada yang minta bantuan dan ada yang bisa sendiri.

10. Apakah anda mendampingi siswa Pewawancara: Apakah anda selalu mendampingi Ketika anak

dalam belajar? belajar?


Narasumber: iya mendampingi.
Pewawancara: iya saya kira cukup itu dulu mbak, nanti kalua
dibutuhkan saya wawancara lagi kalih njenengan.
Narasumber: iya bu.

Gulangpongge, 25 November 2020


Wali Siswa

Rofi’ati
Lampiran 18. Hasil Wawancara Kepala Sekolah Kedua

Kode wawancara : W2 KS
Nama Pewawancara : Suci Aryani
Nama Narasumber : Sarmidi, S.Pd.
Tanggal : 05 Desember 2020
Lokasi wawancara : SDN Gulangpongge 01
Isi wawancara:

Daftar Pertanyaan
No Sub fokus Pertanyaan Hasil
1 Pelaksanaan 1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Pewawancara: Assalamualaikum wr. wb. Terima kasih atas
belajar dari selama Pandemi Covid -19? pemberian waktunya sehingga saya bisa bertemu dan bisa
rumah
wawancara dengan bapak. Yang ingin saya tanyakan ada
Pendidikan
Agama Islam pertanyaan tambahan yaitu, menurut pengamatan saya ada
(PAI) beberapa siswa yang HP nya rusak atau kadang dibawa oleh orang
tuanya bekerja. Bagaimana cara mengatasi hal tersebut?
Narasumber : Untuk mengatasi kesulitan anak-anak yang HP nya
rusak atau dibawa orang tuanya bekerja, maka anak tersebut

157
158

disuruh pinjam kepada saudaranya. Jika saudaranya tidak punya


atau tidak mau meminjami maka sekolah menyediakan tablet yang
ada di sekolah. Dengan cara yang mau pinjam tersebut harum
meminjam kepada pengurus barang. Jika sudah selesai bisa
dikembalikan.
Pewawancara: Berarti solusi pertama pinjam saudara jika tidak
ada bisa pinjam dari sekolah.
Narasumber : iya
2. Bagaimana motivasi belajar siswa?
3. Apakah guru melakukan
pembelajaran luring?
4. Bagaimana cara pembelajaran luring?
5. Bagaimana letak geografis rumah
masing-masing siswa?
2 Kelebihan dan 6. Apakah masing-masing siswa
kekurangan mempunyai Smartphone?
belajar dari
7. Apakah masing-masing siswa mampu
rumah (BDR)
Pendidikan menggunakan Smartphone dengan
baik?
159

Agama Islam 8. Apakah masing-masing siswa Pewawancara: anak kan mendapatkan kuota bantuan dari
(PAI) mempunyai akses internet yang kementerian. Bagaimana mengatasi permasalahan anak yang sudah
cukup? didaftarkan naum belum mendapatkan kuota tersebut?
Narasumber : Sekolah mengupayakan bagi anak yang tidak
memiliki kuota bantuan dari kementerian akan dibantu kuota
melalui dana BOS.
Pewawancara: Berarti anak akan dibantu dengan dana BOS ya
9. Bagaimana konektivitas internet bagi pak?
guru dan siswa? Narasumber : Iya mbak.
10. Apakah guru mendapatkan akses
internet secara gratis?

Gulangpongge, 05 Desember 2020


Kepala Sekolah

Sarmidi, S.Pd.
Lampiran 19. Hasil Wawancara Guru Kedua

Kode wawancara : W2 GR
Nama Pewawancara : Suci Aryani
Narasumber : Lukluk Unsiyah, S.Pd.I.
Tanggal : 05 Desember 2020
Lokasi wawancara : SDN Gulangpongge 01
Isi wawancara:

Daftar Pertanyaan

No Sub fokus Pertanyaan Hasil


1 Pelaksanaan 1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran
belajar dari selama Pandemi Covid -19?
rumah
2. Bagaimana motivasi belajar siswa? Pewawancara: selamat pagi, terimakasih atas waktunya. Ada
Pendidikan
Agama Islam pertanyaan yang ingin saya tanyakan lebih lanjut yang berkaitan yang
(PAI) pertama apakah siswa bila diberikan tugas dari sekolah itu mengerjakan
secara maksimal.

160
161

Narasumber : Begini ya, Ketika diberi tugas mungkin hanya sedikit


anak yang tidak mengirimkan tugas.
Pewawancara: Terus bagaimana solusinya, cara mengatasinya? Bagi
anak yang tidak mengerjakan tugas tersebut?
Narasumber : Kita kasih peringatan yaitu lewat WA, google classroom,
untuk mengingatkan kembali apabila dia belum mengerjakan tugas
tersebut. Apabila masih belum mengirimkan lagi baru kita mendatangi
mereka ke rumah.
Pewawancara: Berarti diberi tambahan waktu ya?
Narasumber : Iya diberi tambahan waktu.

3. Apakah guru melakukan


pembelajaran luring?
4. Bagaimana cara pembelajaran
luring?
5. Bagaimana anda mengakses rumah
masing-masing siswa?
2 Kelebihan dan 6. Apakah materi mudah dipahami oleh Pewawancara: Kemudian materi apa yang sulit dipahami siswa Ketika
kekurangan siswa? dilakukan secara daring?
belajar dari
162

rumah (BDR) Narasumber : Mungkin materi wudhu atau sholat yang bersifat praktik.
Pendidikan Kadang anak disuruh praktik dengan cara mengirim video. Lebih
Agama Islam
mudahnya memang harus tatap muka karena Ketika disuruh
(PAI)
mengirimkan video kadang mereka juga tidak mengirimkan. Alangkah
baiknya jika kita bertatap muka langsung untuk melihat mereka
praktik.
7. Apakah anda mudah menanamkan
nilai-nilai karakter bagi siswa?
8. Apakah anda mudah dalam
memberikan penilaian?
9. Bagaimana motivasi belajar siswa?
10. Apakah orang tua siswa mendukung
pembelajaran daring maupun luring?

Gulangpongge, 05 Desember 2020


Guru PAI

Lukluk Unsiyah, S.Pd.


Lampiran 20. Instrumen Wawancara Operator Sekolah (Tim IT)

Kode wawancara : W OP 1
Nama Pewawancara : Suci Aryani
Nama Narasumber : Anggi Faisal, S.Pd.
Tanggal : 29 November 2020
Lokasi wawancara : SDN Gulangpongge 01
Isi wawancara:

Daftar Pertanyaan
No Sub fokus Pertanyaan Hasil
1 Pelaksanaan 1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Pewawancara: Selamat pagi Pak Anggi. Saya ingin
belajar dari selama Pandemi Covid -19? menanyakan beberapa pertanyaan berkaitan dengan
rumah
pembelajaran selama masa Pandemi Covid-19 di SD ini?
Pendidikan
Agama Islam Narasumber: Selama Covid -19 in pembelajaran dilakukan
(PAI) melalui daring atau PJJ kami biasa menggunakan group
Whatsapp untuk kegiatan daring.
Pewawancara: berarti whatssapp group yang sering digunakan
ya?

163
164

2. Metode apa yang digunakan oleh guru Narasumber: iya


dalam masa Pandemi Covid -19? Pewawancara: Terus metode yang digunakan guru pada masa
pandemi apa pak?
Narasumber: Kami sering menggunakan metode penugasan dan
demonstrasi. Demontrasi yang kami lakukan itu melalui video.
Pewawancara: anak mengirim video?
Narasumber: Guru memberi contoh demontrasi melalui video
3. Platform apa saja yang digunakan? kemudian anak membuat video.
Pewawancara: Platformnya apa saja yang digunakan?
Narasumber: selain whatssapp kami juga menggunakan google
classroom, karena google classroom itu aplikasinya lebih
4. Fasilitas apa saja yang telah ringan.
disediakan oleh sekolah? Pewawancara: kira-kira fasilitas yang disediakan di sekolah itu
apa saja?
Narasumber: fasilitas yang disediakan sekolah cukup banyak
ya. Sekolah menyediakan kuota internet. Ada juga kuota
bantuan pemerintah ya. Kemudian apabila anak tidak memiliki
HP atau gadged, sekolah meminjami tablet kepada mereka.
165

Pewawancara: Berarti kuota internet selain dari pemerintah


pihak SD juga memberikan?
Narasumber: Iya kan sudah dianggarkan di BOS.
2 Kelebihan dan 1. Bagaimana respon siswa terhadap Pewawancara: Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran
kekurangan pembelajaran daring? daring saat ini?
belajar dari
Narasumber: untuk respon siswa cukup bagus, 80% melakukan
rumah (BDR)
Pendidikan pembelajaran dengan baik. Hanya 20% yang mengikuti kurang
Agama Islam bagus, jarang mengikuti pelajaran. 20% anak itu kadang yang
(PAI)
kami tegur kami berikan bimbingan lebih dan ada pendekatan
dengan orang tua.
2. Kemudahan apa yang diberikan Pewawancara: Lalu kemudahan apa yang diberikan sekolah
sekolah terhadap guru dan siswa? kepada guru dan siswa?
Narasumber: Bagi guru dan siswa kemudahannya kami berikan
fleksibilitas waktu untuk saya, kebetulan saya guru kelas V.
saya mulai pembelajaran itu jam 8 jadi, kami melakukan
kegiatan pagi di rumah kemudian memberikan tugfas di
sekolah. Kalua guru kan piket di sekolah memberikan tugas di
sekolah. Siswa kan lebih mudah kalua jam 8 sduah selesai
mandi, sarapan, dan lain sebagainya.
166

3. Apa saja kesulitan yang dihadapi Pewawancara: Kira-kira apa saja kesulitan yang dihadapi pak?
siswa? Narasumber: kesulitannya di sin ikan daerah pegunungan ya bu.
Masalah sinyal kalua di sini. Jadi anak-anak banyak
mengeluhkan sinyal yang kurang baik. Perlu mencari tempat-
tempat tertentu untuk mendapatkan sinyal yang bagus. Selain
itu juga jaringan wifi di sini kadang trouble
Pewawancara: Lalu yang terakhir, bagaimana cara mengatasi
4. Bagaimana cara mengatasi kesulitan kesulitan tersebut?
tersebut? Narasumber: cara mengatasinya kami menmyarankan anak-
anak yang sulit mencari sinyal itu nebeng ke tetangganya yang
mempunyai jaringan wifi, dan disini kebetulan ada beberapa
guru yang mempunyai jaringan wifi itu bisa nebeng ke rumah
guru terdekat atau ke tetangga-tetangga yang mempunyai wifi.
Pewawancara: jadi guru yang berdomisili di sini?
Narasumber: iya itu.
Pewawancara: jadi sementara itu dulu pak, nanti kalua ada yang
perlu saya tanyakan, saya akan mohon bantuannya.
Narasumber: iya siap bu.
167

Gulangpongge, 29 November 2020


Operator Sekolah

Anggi Faisal, S.Pd.


Lampiran 21. Foto Kegiatan Penelitian

FOTO KEGIATAN PENELITIAN

Peneliti menyerahklan Surat Izin Kepala Sekolah menerima dengan


Penelitia kepada Kepala Sekolah baik dan menyampaikan selamat
dating kepada peneliti

Peneliti melakukan wawancara Peneliti mengamati persiapan guru


dengan guru Pendidikan Agama dalam membuat bahan ajar untuk
Islam (PAI) siswa

168
169

Peneliti melakukan wawancara Guru memberikan tugas kepada


dengan kepala sekolah siswa melalui daring
Lampiran 22. Foto Kegiatan Pembelajaran

FOTO KEGIATAN PEMBELAJARAN DARI RUMAH (BDR)


DI SDN GULANGPONGGE 01 GUNUNGWUNGKAL PATI

Siswa mengakses materi dengan Siswa mengakses materi dari guru


didampingi orang tua melalui aplikasi google classroom

Siswa membutuhkan Pendampingan orang tua sangat


pendampingan dari orang tua agar dibutuhkan Ketika Belajar dari
pembelajarannya terarah Rumah

170
171

Arahan dari orang tua sangat Sesekali guru melakukan


dibutuhkan karena tingkat pembelajaran secara luring dengan
pemahaman anak masih rendah cara mengunjungi siswa dalam
kelompok kecil

Guru mengunjungi siswa secara Guru mengunjungi rumah secara


bergantian bergantian

Siswa selalu merindukan Guru memberikan penanaman nilai-


bimbingan seorang guru nilai karakter pada siswa
172

Pembiasaan di rumah sangat Anak dibiasakan sholat berjamaah


membantu pemahaman materi dengan orang tua masing-masing
mpraktik sholat

Orang tua menjelaskan materi Siswa juga mengetahui tata cara sholat
praktikmsholat yang benar berjamaah termasuk syarat menjadi
Imam dalam sholat
Lampiran 23. Screenshot contoh penyampaian materi oleh guru

SCREENSHOT CONTOH PENYAMPAIAN MATERI OLEH GURU

Contoh tangkapan layar tugas dari Contoh tangkapan layar tugas dari
guru melalui youtube guru melalui youtube

Contoh tangkapan layar tugas dari Contoh tangkapan layar tugas dari
guru melalui Whatsapp group guru melalui Whatsapp group

173
174

Tampilan tugas di Google Classroom Tampilan tugas di Google Classroom

Anda mungkin juga menyukai