Anda di halaman 1dari 42

FAKTOR PEMILIHAN LENSA PROGESIVE

PADA PENDERITA PRESBYOPIA

Proposal Karya TulisIlmiah

Diajukan untuk Penyusunan Karya Tulis Ilmiah

Diploma III Refraksi Optisi STIKES HAKLI Semarang

Oleh

DIAN NAMIRA ARDIANTY

17449

PROGRAM STUDI D-III REFRAKSI OPTISI

STIKES HAKLI SEMARANG

2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “ Faktor Pemilihan Lensa Progesive Pada

Penderita Presbyop ” yang dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.

Tujuan penulisan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini sebagai salah satu syarat

yang harus dipenuhi untuk penyusunan Karya Tulis Ilmiah guna memperoleh

ijazah DIII Program Studi Refraksi Optisi STIKES HAKLI Semarang.

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di SD Tunas Harum Bangsa ini, penulis

tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Kesempatan ini penulis

menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Titiek Rahajoe, SKM selaku Ketua Yayasan HAKLI Semarang.

2. H. Ngestiono, SKM,M.Kes selaku Ketua STIKES HAKLI Semarang.

3. dr. H. Adhi Kuntoro, M. Kesselaku Ketua Prodi Refraksi Optisi

STIKES HAKLI Semarang.

4. Wahjoe Handini SKM, M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah

berkenan meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan

bimbingan selama penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah.

5. R. Djoko Harmasto , SH selaku dosen pembimbing yang telah

berkenan meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan

bimbingan selama penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah.

ii
6. Orangtua dan keluarga tercinta yang selalu memberikan dorongan

semangat dan do’a restunya, sehingga dapat terselesaikannya Proposal

Karya Tulis Ilmiah.

7. Dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan seluruhnya yang

telah membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah

ini masih memiliki kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan

kritik dan saran yang sifatnya membangun guna membuat Proposal Karya Tulis

Ilmiah ini menjadi lebih baik. Semoga Proposal Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat

dan menambah pengetahuan bagi semua pihak yang membacanya.

Semarang, 24 April 2019

Penulis,

Dian Namira Ardianty

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................... 3
E. Ruang Lingkup .................................................................... 4
F. Keaslian Penelitian............................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Presbyopia ........................................................................... 6
B. Daya Tarik Produk............................................................... 10
C. Minat Beli ............................................................................ 11
D. Fashion ................................................................................ 12
E. Pekerjaan ............................................................................. 15
F. Lensa ................................................................................... 17
G. Tinjauan Umum Lensa Progresive ..................................... 18
H. Kerangka Teori ................................................................... 28

BAB III METODE PENELITIAN


A. Kerangka Konsep................................................................. 29
B. Rancangan Penelitian........................................................... 29
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional...................... 31
D. Jadwal Penelitian.................................................................. 33

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia memiliki lima panca indra, salah satunya yaitu mata. Mata

merupakan salah satu alat indra yang mana sangat berperan penting dalam

kehidupan manusia, karena dengan mata kita dapat menikmati batapa indahnya

ciptaan Tuhan dan dapat melakukan segala aktivitas dengan baik. Seseorang yang

dapat melihat benda dengan sempurna disebut Emetropya. Sedangkan seseorang

yag mengalami tajam penglihatannya berkurang maka aktifitas sehari-hari akan

terganggu keadaan gangguan penglihatan disebut Ametropya. (1)


Amettropya

disebabkan karena adanya gangguan atau keruskaan pada media refrakta,

amteropia dibagi menjadi 3 , yaitu Myopya, Hypermetropy, dan Astigmtisme.

Manusia selalu mengalami perubahan-perubahan dalam hidup baik secara

individu ataupun social. Perubahan pada manusia secara individu dapat kita lihat

dari penurunan fungsi-fungsi organ tubuh. Misalnya penurunan fungsi penglihatan

pada seseorang di usia 40 tahun, hal ini menyebabkan seseorang tidak lagi dapat

membaca dan beraktifitas dengan focus dekatnya.

Proses menua adalah keadaan yang tidak dapat dihindarkan. Manusia

seperti halnya semua makhluk hidup didunia ini mempunyai batas keberadaannya

dan akan berakhir dengan kematian. Perubahan-perubahan pada usia lanjut dan

kemunduran kesehatannya kadang-kadang sukar dibedakan dari kelainan patologi

yang terjadi akibat penyakit. Hampir semua produksi dan pengeluaran hormone

1
2

dalam tubuh dipengaruhi oleh enzim-enzim yang sangat dipengaruhi oleh proses

menjadi tua.

Presbyopi merupakan kelainan pada mata yang kita kenal dengan sebutan

mata tua, di mana si penderita tidak dapat meliha benda dari jarak dekat dan dari

jarak jauh maupun membaca tulisan dengan ukuran yang kecil seperti tulisan yang

terdapat dalam koran atau majalah dengan jelas. Bertambahnya usia akan

mempengaruhi fungsi organ pada mata seseorang. Fungsi kerja pupil akan

mengalami penurunan 2/3 dari pupil orang dewasa atau muda, penurunan tersebut

meliputi ukuran-ukuran pupil dan kemampuan melihat dari jarak jauh. Hal ini

disebabkan karena elastisitas lensa mata berkurang sehingga daya akomodasi

lensa mata lemah karena usia tua, yang pada umumnya diderita oleh orang-orang

yang sudah mulai memasuki usia 40 tahun. Namun keadaan tersebut dapat dibantu

dengan menggunakan kacamata. Kacamata adalah alat yang dapat membantu

seseorang untuk dapat membaca dan melihat dengan jelas, selain itu kacamata

juga memiliki fungsi yaitu menghindari kontak mata langsung dari paparan sinar

matahari.

Koreksi presbiopia dapat menggunakan lensa plus atau convex berupa

kacamata single vision, dan bifocal. Berkembangnya ilmu kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi dalam ilmu refraksi telah menciptakan beberbagai

penemuan baru salah satunya untuk perehabilitasi kelainan refraksi pada mata

dengan menggunakan lensa progesive. Karena kacamata progressive mempunyai

banyak keuntungan jika dibandingkan dengan pemakaian single vision dan


3

bifocal, meskipun sampai saat ini masih banyak pula yang menggunakan single

vision ataupun double focus.

Berdsarkan latar belakang itulah, penulis tertarik untuk membahas tentang

“ Faktor Pemilihan Lensa Progresive pada Penderita Presbyopi “.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka penulis merumuskan masalah yang di

kaji adalah “Bagaimana cara pemilihan lensa dan faktor penentu dalam

pemilihan yang baik untuk penderita presbiopia?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui cara pemilihan lensa untuk penderita presbyopi

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui jumlah penderita presbyop .

b. Mengetaui cara pemilian lensa yang baik

c. Sebagai faktor penentu dalam pemilian lensa progesive pada

penderita presbyop yang baik untuk penderita presbiopi.

D. Mengetahui Manfaat Penelitian

1. Manfaat untuk penulis


4

Penulis lebih memahami tentang lensa progesive dan dapat

memberikan arahan kepada pasien dalam menentukan lensa yang akan

digunakan agar nyaman dan tidak terjadi kesalaan

2. Bagi Institusi

a. Dokumen untuk institusi tentang karya ilmiah.

b. Menambah refrensi untuk akademik khususnya mata kuliah Refraksi

Optisi.

3. Bagi Pemba ca

Pembaca pada umumnya dan refraksionis lebih mengenal

lensa progressive, dapat membantu dalam aktivitas tanpa harus

kesusahan melihat jauh, menengah dan dekat, serta dapat memberikan

edukasi yang baik untuk para pemula pengguna lensa progressive.

E. Ruang Lingkup

1. Ruang Lingkup Materi

Dalam penyusunan karya tulis ini ruang lingkup materi dibatasi pada

materi klinik refraksi, khhususnya yang berorientasi pada persoalan

penentuan lensa progesive penderita presbyop.

2. Ruang Lingkup Masalah

Dalam penyusunan karya tulis ini ruang lingkup masalah dibatasi pada

penentunan pemilihan lensa pada penderita presbyopia, khususnya

lensa progesive

3. Ruang Lingkup Tempat


5

Tempat pengambilan data dilakukan di Stikes Hakli Semarang.

4. Ruang Lingkup Waktu

Waktu pengambilan data dilakukan pada bulan Januari 2019.

F. Keaslian Penelitian

Keaslian penelitian dapat di lihat pada tabel

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

NO Penulis/Judul/Tahun Metodologi dan Variabel Hasil


1 Muhammad Riski Variabel terikat dalam Fitting pada kacamata
Pratama/ Fitting penelitian ini adalah progressivemiopia
kacamata progressive kacamata progressive yang presbyopia. Langkah-
pada penderita myopia nyaman langkah menentukan PV
presbyopia di optik Variable bebas dalam (Pupil Vertikal) pada
Mitra Husada penelitian ini proses fitting kartu layout. Proses
Semarang/2016 kaca mata pada penderita fitting awal mulai dan.
miopia presbyopia di Optik Tahap fitting akhir
Pro Ungaran.

2 Nungki Dyah Variable terikat dalam


Suwandari/ Keputusan penelitian ini adalah
konsumen dalam keputusan pembelian
melakukan pembelian
lensa progesif di Optik Variabel bebasnya adalah
Pranoto Alun-Alun desain,harga dan promosi
Blok A1 Solo/2018
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

 Presbiopia

1. Pengertian Presbiopia

Presbyopia adalah suatu perkembangan normal yang

berhubungan dengan erat usia lanjut, dimana akomodasi yang di

perlukan untuk melihat dekat perlahan-lahan berkurang.(1)

Pada umumnya presbyopia muncul pada usia 40 tahun. Jika

seseorang mengalami keluhan saat membaca dengan jarak nomal,

tulisan terlihat kabur, setelah membaca, mata akan terasa lelah, berair

dan sering terasa pedas(4), hal ini menunjukan bahwa seseorang

tersebut dapat disebut presbiopua.. Jika seseorang sudah menderita

presbyopia, maka orang tersebut memerlukan kacamata baca dengan

dioptri plus untuk membaca dalam jarak dekat. Yang dimaksud

dengan jarak dekat tersebut ± 33 cm. Dioptri kacamata baca yang

dibutuhkan mulai dari + 1,00 sampai dengan + 3,00 D dengan

estimasi:(8)

+ 1,00 D untuk usia 40 tahun

+ 1,50 D untuk usia 45 tahun

+ 2.00 D untuk usia 50 tahun

+ 2.50 D untuk usia 55 tahun

+ 3.00 D untuk usia 60 tahun


Gambar 2.1 Mata Presbyopia

2. Penyebab

Presbyopia tidak termasuk dalam golongan kelainan refraksi

karena penyebabnya bukanlah kelainan pada media refrakta melainkan

berkurangnya daya akomodasi otot siliar. Akomodasi adalah

kemampuan lensa untuk mencembung yang terjadi akibat kontraksi

otot siliar.(1) Akibat dari akomodasi tersebut menyebabkan daya

pembiasan lensa semakin kuat sehingga bayangan jatuh tepat pada

retina. Akomodasi terjadi saat seseorang melihat pada jarak dekat.

Sebaliknya saat seseorang melihat pada jarak jauh, otot siliar akan

relaksasi.

Penyebab lainnya adalah berkurangnya daya elastisitas lensa

kristalin.Layaknya bola bekel, saat bola tersebut masih baru jika

dipantulkan maka dapat memantul tinggi. Semakin lama bola tersebut

dipakai, bola bekel tersebut akan semakin keras sehingga jika

dipantulkan tidak akan memantul setinggi saat masih baru. Begitu juga

dengan lensa kristalin, semakin tua usia orang maka semakin tua juga
8

usia lensa kristalin orang tersebut. Hal itu mempengaruhi kekenyalan

atau daya elastisitas lensa kristalin sehingga saat otot kontraksi, lensa

tidak dapat mencembung secara maksimal.

3. Jenis

Terdapat beberapa jenis presbyopia antara lain :( 3 )

1. Presbyopia insipien

Merupakan tahap awal perkembangan presbyopia mulai dari

anamnesa diketahui bahwa pasien memerlukan kacamata untuk

membaca dekat tetapi jika dilakukan pemeriksaan tidak tampak

kelainannya.

2. Presbyopia fungsional

Merupakan tahapan presbyopiadimana amplitude akomodasi yang

semakin menurun dan akan didapatkan kelainan ketika diperiksa.

3. Presbyopia absolut

Merupakan peningkatan derajat presbyopia dari presbyopia

fungsional, dimana proses akomodasi sudah tidak terjadi sama

sekali.

4. Presbyopia premature

Merupakan jenis presbyopia yang terjadi dini sebelum 40 tahun

dan biasanya dipengaruhi faktor lingkungan, nutrisi, penyakit atau

obat – obatan.
9

5. Presbyopia nokturnal

Merupakan kesulitan saat membaca pada jarak dekat dengan

kondisi gelap disebabkan oleh peningkatan diameter pupil.

4. Akomodasi

Akomodasi merupakan kemampuan lensa untuk mencembung yang

terjadi akibat akomodasi otot siliar.Pada presbiopia terjadi gangguan

akomodasi, hal ini diakibatkan karena :

a. Kelemahan otot akomodasi

Lensa mata tidak kenyal atau berkurang elastisitasnya akibat

kaku (sklerosis).

b. Mata normal pada saat melihat jauh mata tidak berakomodasi,

sedangkan pada waktu melihat dekat mata akan

mengumpulkan sinar ke daerah bintik kuning dengan

melakukan akomodasi.

5. Gejala dan Keluhan Presbiopia

a. Gejala-gejala presbiopia adalah :

i. Jarak baca mundur

ii. Tidak mampu melakukar kerja dengan jarak pandang

dekat

iii. Terang yang lebih dibutuhkan saat membaca

iv. Lebih nyaman membaca pada pagi hari di bandingkan h

hngmalam hari

b. Keluhan Presbiopia adalah :


10

Pasien saat membaca dengan jarak nomal, tulisan terlihat kabur,

Setelah membaca, mata akan terasa lelah, berair dan sering terasa

pedas. (2)

6. Konsep dan Rehabilitasi Presbiopia

Pasien presbiopia dapat diberikan kacamata baca (s+) yang akan

membantu penglihatan dekat.

 Daya Tarik Produk

Produk menurut Kotler (2009) memiliki pengertian sebagai

segala sesuatu yang ditawarkan produsen ke pasar dengan tujuan untuk

memenuhi kebutuhan atau keinginan konsumen. Bila dilihat dari

pemahaman produsen, produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan atau

dijual kepada konsumen sebagai usaha untuk mencapai tujuan bisnis atau

organisasi dengan cara memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

Dalam melakukan pembelian produk untuk memenuhi kebutuhan dan

keinginannya, konsumen pun melakukan pertimbangan dan melakukan

pembelian pada produk yang menurut konsumen tersebut memiliki daya

tarik.Produk yang diterima konsumen adalah produk yang memiliki

kelebihan atau kriteria seperti yang disebutkan di atas. Kelebihan produk

tersebutlah yang membuat konsumen akhirnya memilih untuk

membelinya ,dan dari kelebihan itulah bisa disebut sebagai daya tarik

produk.

Definisi daya tarik produk menurut Fandy Tjiptono (1997) adalah

segala sesuatu yang ditawarkan produsen kepada konsumen dengan


11

tujuan produknya dapat menjadi sorotan, diminta, dicari, dibeli, dan

dikonsumsi oleh konsumen untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan

konsumen. Jika mutu suatu produk buruk maka daya tarik suatu produk

itu akan rendah, dan begitu juga sebaliknya jika mutu suatu produk itu

baik maka daya tarik suatu produk itu akan tinggi.

 Minat Beli

Minat beli merupakan perilaku dari konsumen yang timbul

karena respon konsumen tersebut terhadap objek yang menunjukkan

keinginan konsumen untuk melakukan pembelian produk (Kotler &

Keller, 2009). Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa minat

beli memiliki arti sebagai pernyataan dari seorang konsumen yang

menunjukkan keinginannyauntuk membeli suatu produk tertentu.

Minat beli adalah salah satu bagian dari komponen perilaku

dalam sikap mengkonsumsi. Simamora (2002) mengungkapkan bahwa

minat adalah hal yang berhubungan dengan sikap, individu yang

memiliki minat pada sesuatu akan memiliki dorongan tersendiri atau

bentuk tingkah laku dengan tujuan memperoleh objek yang diminati

tersebut. Dari penjabaran pengertian dari minat beli dapat disimpulkan

bahwa sebelum terjadinya pembelian akan timbul minat beli terlebih

dahulu dari konsumen. Jadi minat beli merupakan tahapan dimana

konsumen memiliki hasrat untuk membeli produk, namun belum

melakukan pembelian. Minat beli konsumen terhadap suatu produk

dapat dipengaruhi banyak hal, salah satunya adalah karena produk


12

tersebut memiliki daya tarik tersendiri di mata konsumen.Daya tarik

produk dapat menjadi pertimbangan konsumen dalam melakukan

pembelian. Meningkatnya daya tarik pada suatu produk dapat

meningkatkan tingkat konsumsi juga yang dalam hal ini, tingkat

konsumsi dapat diartikan juga sebagai minat beli konsumen

 Fashion

Fashion adalah segala sesuatu yang dikenakan pada tubuh, baik

dengan maksud melindungi tubuh maupun memperindah

penampilan .Dalam dunia fashion terdapat istilah fashionable dan

unfashionable untuk menjelaskan apakah seseorang tersebut

mengikuti perkembangan mode terbaru atau tidak.Fashion juga dapat

mempengaruhi bagaimana sikap seseorang tersebut. Fashion tidak

hanya tentang bagaimana cara kita berpakaian, namun di jaman

sekarang kacamatapun juga menjadi salah satu untuk mendukung

penampilan seseorang. Tren kacamata selalu berubah bak

perputaran mode yang selalu bertransformasi dari masa ke

masa.Pergerakannya pun sekilat dengan mode yang selalu

menampilkan model terkini mengikuti dengan perkembangan zaman.

Dulu item kacamata dimiliki untuk sebuah alasan kebutuhan.

Namun seiring dengan perkembangan zaman, kacamata pun menjadi

bagian penting dari fashion.Bahkan, tampilannya pun tak hanya

mengedepankan model semata, tapi juga memertimbangkan warna,

bentuk, dan materialnya.Tak heran, kehadiran model kacamata pun


13

kian marak dengan fleksibilitas tangkai serta keindahan frame yang

disuguhkan. Belum lagi rangkaian warna yang colourful dan siap

memercantik sang pemakai. Tak hanya itu kebutuhan visual pun bias

kita dapatkan ketika menggunakan kacamata. Walaupun mata anda

sehat, tapi pengaruh sinar radiasi dari gadget dalam jangka panjang

bisa mempengaruhi kesehatan mata anda.Jika mata anda tidak rabun,

maka sebagai penunjang penampilan gunakan kacamata dengan lensa

anti radiasi tanpa minus/plus/silinder untuk melindungi sepasang aset

berharga anda.

Seiring perkembangan teknologi tidak hanya kacamata yang

memiliki banyak pilihan frame, lensa pun juga memiliki inovasi baru

khususnya lensaa untuk penderita presbyopia. Pada umumnya

penderita presbyopia menggunakan lensa bifocal kyptok dan bifocal

flattop.Saat ini sudah ada lensa multifocal atau yang sering kita sebut

dengan lensa progesive. Lensa progesive memiliki banyak focus, para

pengguna kacamata dengan lensa ini dapat melihat berbagai jarak

yang dibutuhkan mulai dari jarak jauh jarak sedang dan jarak dekat

hingga 25 cm. Sehingga dirasakan lebih nyaman karena mirip dengan

mata asli, dibandingkan dengan lensa bifocal yang hanya memiliki

dua focus yaitu focus untuk jarak jauh dan focus untuk jarak dekat

atau baca, tentunya lensa Multifocus ini lebih memenuhi kebutuhan

penggunannya terutama orang yang sangat produktif dan memiliki

mobilitas tinggi. Dan dari segi kosmetik lensa progesive juga akan
14

menambah kesan lebih muda kepada pemakai kacamatanya, karena

lensa progesive tidak memiliki pembatas lensa antasa focus jauh dekat

dan menengahnya.

Selain itu lensa progesive juga memiliki nilai estetika tersendiri

saat pemakaiannya.Istilah estetika sangat dekat dan erat hubungannya

dengan kata seni, pada saat yang sama para ahli banyak yang

mengkategorikan kedua hal tersebut kedalam definisi yang sama, akan

tetapi tidak sedikit yang menyatakan bahwa estetika adalah sebuah

bentuk dari keindahan. Lensa juga memiliki nilai estetika tersendiri.

Nilai estetika yang ada pada lensa dapat diartikan dari kejernihan

lensa, desain lensa dan focus lensa yang mana dapat menambah kesan

lebih baik dan tampilan lebih fresh pada penggunanya. Dalam

perkembangan teknologi kacamata, telah muncul inovasi baru lensa

yaitu lensa progesive. Lensa progesive mempunyai desain yang lebih

moderen dan tanpa batas segment membuat pemakainya bisa melihat

obyek dari jarak jauh, jarak menengah, dan jarak dekat tanpa

mengurangi estetika pemakainnya. Selain itu lensa progesive juga

dapat menambah penampilan seseorang menjadi lebih muda dan tidak

terlihat tua.
15

 Pekerjaan

Pekerjaan adalah sesuatu yang dikerjakan untuk mendapatkan

nafkah atau pencaharian masyarakat yang sibuk dengan kegiatan atau

pekerjan sehari-hari akan memiliki waktu yang lebih untuk memperoleh

informasi (Depkes RI, 2001 ).

Kacamata merupakan salah satu alat bantu pengelihatan

seseorang yang mengalami gangguan pada fokus jauh dan dekatnya.

Pekerjaan seseorang berpengaruh terhadap pemilihan lensa . Karena

pemilihan lensa dapat menentukan kenyamanan seseorang. Pada

umumnya seseorang yang menderita presbyopi menggunakan lensa

bifocal atau single vison. Namun apabila seseorang yang pekerjaannya

berhubungan dengan komputer atau dengan mobilitas tinggi untuk

menggerakan kepalanya menggunakan lensa bifokal kurang nyaman.

Karena untuk pembagian fokusnya penglihatannya tidak sesuai. Untuk

pekerjaan dengan fokus intermediet yang mana mengaruskan seseorang

untuk memfokuskan didaerah dekat dan menengah secara bergantian

tiap saat akan lebih nyaman jika menggunakan lensa progesive.

Lensa progesive adalah satu-satunya lensa yang memberikan

kenyamanan dan kejernihan lapangan pandang jarak menengah

berapapun addisi yang diberikan untuk penglihatan dekat. Lensa

Progesive memang memiliki kekuatan lensa yang sengaja didesain

untuk koreksi penglihatan menengah. Lensa progesive tetap mampu


16

memberikan kenyamanan dan kejelasan pada penghlihatan jarak

menengah, sedangkan hal ini tidak didapatkan pada lensa bifocal.(8)

Lensa Progresive mempunyai fokus kontinu dari jauh ke dekat,

yaitu meliputi jangkauan penglihatan menengah yang penuh, maka

lensa sangat cocok untuk pekerjaan dimana pasien perlu melihat jelas

untuk semua jarak. Ini berlaku untuk hampir semua pekerjaan dan

hobi, khususnya untuk mereka yang bekerja dibelakang meja (dengan

komputer), penggunaan lensa progesive dapat kita lihat pada gambar .


17

Gambar 2.2 Penggunaan Lensa Progresive

Dari gambar 2.2 Penggunaan lensa progesive dapat kita ketahui

bahwa ranvangan lensa progesive dapat menyesuaikan dengan baik

pada fungsi penglihatan normal. Artinya jika kita melihat keatas

penglihatan jauh, lalu mata diarahkan sedikit kebawah ketika melihat

objek menengah, dan lebih kebawah untuk melihat objek dekat(7) .

 Lensa

a. Single Vision / Monofokal / Fokus Tunggal.

Adalah lensa kacamata yang hanya memiliki satu fokus dalam tiap

keping lensa.Penderita miopia, hipermetropia, maupun astigmatisma,

yang belum mengalami presbiopia, biasanya menggunakan lensa jenis

ini.Penderita presbiopia juga banyak yang menggunakan lensa jenis ini

untuk dipakai sebagai kacamata khusus untuk membaca dekat

(kacamata baca), karena dapat memberi area baca (area jarak dekat

yang dapat dilihat dengan jelas) yang relatif luas. Lensa cylindris,

meski pada hakekatnya memiliki lebih dari 1 fokus, juga dianggap

termasuk dalam jenis lensa single vision.

b. Bifokal / Dobel Fokus.


18

Adalah lensa kacamata yang memiliki 2 fokus dalam tiap keping

lensa.Pada lensa ini, terdapat lensa anakan (biasa disebut segmen) yang

memiliki fokus lebih pendek dari pada lensa utamanya.Lensa anakan

ini biasanya diposisikan di sisi bawah bidang kacamata. Pengguna

lensa ini adalah para penderita presbiopia yang tidak mau repot

memakai dan melepas kacamata pada saat ingin membaca dan

kemudian melihat jauh, atau sebaliknya.

c. Trifokal/TripelFokus

Yaitu lensa yang memiliki 3 fokus dalam tiap keping lensa.

Bentuknya hampir sama dengan lensa bifokal, hanya terdapat

tambahan lensa anakan ke 2 yang fokusnya lebih pendek dari lensa

utama, namun lebih panjang dari lensa anakan. Tambahan lensa

anakan ini diposisikan diatas lensa anakan pertama, dan berfungsi

untuk memberikan perbaikan penglihatan jarak menengah (1 s/d 3

meter) bagi penderita presbiopia derajat tinggi yang tidak puas dengan

unjuk kerja lensa bifokal.

 Tinjauan Umum Lensa Progressive

1. Pengertian Lensa Progressive

Troy E. Fannin dan Theodore P. Grosvenor dalam bukunya

Clinical Optics mengartikan lensa progressive sebagai berikut : “lensa

progressive sebenarnya suatu lensa kepingan tunggal yang memiliki

bagian jarak jauh dan jarak baca dengan kekuatan cukup stabil serta

bebas aberasi; dengan daerah progressive yang memotong garis


19

melintang sebesar lensa dan menghubungkan antara bagian jauh dengan

bagian dekat”.(2) Lensa progressive dapat di lihat di gambar.

Gambar 2.3 Progressive Lens Zones

Ukuran dioptri pada lensa progesive akan mengalami perubahan

secara teratur dari ukuran jauh ke ukuran baca sehingga pengguna lensa

progesive diuntungkan dengan tidak terjadinya loncatan bayangan yang

biasa ditemui pada lensa bifocal. (7)

Corridor progressive atau intermediate merupakan progressive

zona dimana kekuatan lensa terus bertambah sampai kedaerah baca

secara bertahap dan sangat lembut gradasinya.Perpindahan tersebut

tidak tampak garis pemisah segmen, sehingga boleh dikatakan terbebas

dari distorsi (gangguan) seperti Image Jump (loncatan bayangan, Image

Displacement (kesalahan penempatan bayangan) maupun aberasi

(penyimpangan bayangan).

Lensa progressive masih menyisakan kekurangan/ kelemahan pada

sisi lateral (samping luar) lensa tersebut yang dikenal sebagai daerah
20

aberasi, karena pengaruh astigmatisme. Penyebabnya ialah lensa

progressive biasanya pada bagian permukaan depannya dibuat tidak

spheris(aspheris), yaitusuatu proses untuk membentuk daerah-daerah

yang mempunyai kekurangan bias dan astigmatisme yang beragam serta

bertahap. (9)

Tidak mungkin, secara matematika maupun fisika untuk merancang

atau membuat lensa progressive tanpa menghasilkan pula bagian-

bagian yang masih menyisakan astigmatisme pada sisi lateral dalam

area lensa progressive tersebut.(15)

Lensa progressive jauh lebih nyaman dibandingkan lensa bifocal

maupun trifocal yang mana masih memberikan efek distorsi image

jump atau magnification jump yang cukup mengganggu penglihatan.

Maka lensa progressive unggul dalam memberikan ketajaman

penglihatan, memaksimalkan pada semua jarak, tanpa batas segmen

yang mengganggu, peningkatan ukuran dioptri terjalin secara halus dan

harmonis, serta dapat berfungsi pula sebagai lensa kosmetika pada

penderita presbiopia sehingga tampak seperti lensa single vision.(9)

2. Bagian-Bagian Lensa Progressive

Lensa progressive pada umumnya mempunyai struktur bagian yang

tidak berbeda jauh satu sama lain. Baik bagian yang mampu

memberikan penglihatan tajam/jelas, maupun-maupun bagian

distorsi/astigmatisma yang mengganggu kenyamanan penglihatan pada


21

bagian perifer/lateral.Seterusnya tentang bagian-bagian lensa

progressive sebagai berikut:

a. Lengkung permukaan datar

Semua bahan lensa progressive umumnya di paksa dalam

bentuk blank/semifinished, artinya permukaan depan sudah selesai di

gosok (finish), sedangkan bagian belakangnya belum. Lengkung

permukaan depan lensa dibuat tidak spheris (asperis) guna

memperoleh perubahan dioptri yang teratur mulai dari bagian atas ke

bawah lensa sehingga diperoleh sifat-sifat progressive tambah maju

yang spheres. Biasa terbuat dari bahan jenis keramik yang di

tempelkan dengan metode fuset pada lensa induk.

Daerah progressive terbentuk atas kumpulan/gabungan belahan

belahan kerucut yaitu daerah yang melintang sepanjang garis

horizontal memanjang dari atas (bagian penglihatan jauh) hingga ke

(bagian bawah bagian penglihatan dekat) lensa tersebut.

b. Lengkung permukaan belakang

Lengkungan permukaan belakang untuk mendapatkan dioptri

sesuai resep kacamata yang di inginkan, umumnya semua lensa

progressive di bagian belakang (base curve) lensa tersebut yang di

gosok.Bahan lensa biasa terbentuk toric untuk mencetak lensa

astigmatisma.Prosesnya semua harus dengan mesin gosok otomatis

di laboraturium surfacing lensa.


22

c. Daerah Astigmatisma

Mata bergerak, melirik ke samping temporal/lateral/perifer akan

tampak bagian lensa yang mengandung astigmatisma

(cylinder),sehingga objek yang di lihat tampak seolah-olah

bergerak/melayang/bergelombang/berombak/buram. Besar kecilnya

efek cylinder bergantung pada besar kecilnya efek dioptri/ukuran

lensa progressive tersebut.

d. Daerah Penglihatan Jauh

Daerah penglihatan jauh lensa progressive ialah daerah yang

cukup luas, umumnya hampir setengan dari bagian lensa progressive

yang di batasi oleh daerah astigmatisma dan daerah transisi

progressive (progressive tradisional zona area). Daerah ini

mempunyai spheres/asperis dan berfungsi untuk melihat jauh ke

depan maupun ke samping.

e. Pusat Penglihatan Jauh (Optical Center)

Pusat penglihatan jauh (optical center) merupakan penglihatan

jauh yang sangat vital perannya pada saat pemasangan lensa

progressive.

f. Daerah Perpindahan Dioptri

Daerah perpindahan dioptric dikenal juga dengan sebuah

corridor progressive yang terletak antara pusat penglihatan jauh

pada pusat penglihatan jarak dekat (baca).Gunanya untuk melihat

objek-objek pada jarak menengah / sedang.Perubahan dioptri yang


23

halus dan harmonis di daerah ini menyebabkan peningkatan gradasi

dengan kekuatan magnifikasi menjadi tidak tajam lagi, sehingga

bebas dari loncatan pandangan.

g. Pusat Penglihatan Dekat

Pusat penglihatan dekat adalah besar ukuran adisi penuh lensa

progressive terletak di pusat penglihatan dekat.

h. Daerah Penglihatan Dekat (Near Points)

Daerah penglihatan dekat (near points) berfungsi untuk melihat

objek dekat dimulai dari titik pusat penglihatan dekat hingga bagian

bawah lensa.Luas area penglihatan dekat sekitar 8 mm, maka saat

pasangan harus di usahakan agar tidak terpotong.

3. Tanda-Tanda Dan Marking Lensa Progressive

3. Tanda-tanda lensa progressive

Lensa progressive mempunyai tanda-tanda yang di gunakan

untuk mengenali merk dan membantu dalam fitting serta

pemeriksaan.Tanda-tanda ini bersifat permanen dan tidak dapat di

hilangkan. Tanda-tanda permanen terebut di uraikan sebagai berikut:

1. Micro etching adalah tanda permanen yang dapat berupa

lingkaran, segitiga, kotak maupun tergantung pabrik yang

mengeluarkan. karakteristik jenis progressive dan tipe produk

suatu pabrik
24

2. Adisi adalah tanda yang terletah di bawah micro etching bagian

temporal yang menunjukan power adisi lensa progressive

tersebut.

3. Mataerial adalah tanda yang menunjukan indeks bias bahan base

curve lensa progressive.

Tanda-tanda Micro Eching dapat dilihat di gambar 2.4

4. Marking lensa progressive

Marking lensa progressive merupakan tanda pada lensa

progressive yang sifatnya sementara dan dapat dihilangkan. Tanda-

tanda sementara di uraikan sebagai berikut:


25

i. Lingkaran referensi prisma yang berupa titik terletak di tengah-

tengah antara micro etching nasal dan temporal.

ii. Fitting cross merupakan cross (+) yang terletak 2-4 mm di atas

lingkaran referensi prisma untuk menunjukan fitting.

iii. Lingkaran referensi jauh berupa lingkaran dengan diameter ±

8mm terletak di atas fitting cross dengan garis lingkar

menyinggung fittingcross digunakan untuk melihat jauh dengan

menggunakan lensometer.

iv. Lingkaran referensi dekat berupa lingkaran dengan diameter

±5mm dengan titik pusat berada ordinat turun vertikal kebawah

12-14 mm dari lingkaran referensi prisma, desentrasi 2,5 mm ke

nasal. Marking pada Lensa Progressive dapat di lihat di gambar

2.5
26

Gambar 2.5 Marking pada Lensa Progressive

4. Desain Lensa Progressive

Desain lensa progressive harus memenuhi kebutuhan presbiopia

agar dapat melihat kebawah, ke daerah baca dengan mudah.Daerah

baca dan menengah harus cukup lebar untuk mengurangi gerakan

kepala yang berlebihan, serta cukup efektif untuk melihat dengan baik.

Daerah pinggir di buat dengan aberasi yang minimal memudahkan

adaptasi.(9) Desain lensa progressive bermacam-macam antara lain:

a. Berdasarkan fisik

Berdasarkan fisik ada 2 yaitu :

1) Desain simetris : Lensa progressive yang mempunyai desain

sama antara kanan dan kiri Desentralisasi nasal utuk zona dekat

diperoleh dari rotasi lensa yang sama besarnya tetapi

berlawanan arah. Contoh : lensa kanan diputar 10◦ searah jarum

jam.

2) Desain asimetris : merupakan bentuk dari lensa kanan dan kiri

yang mempunyai desain berbeda dimana daerah addisi baca

terletak di sebelah nasal lensa. Desain itu tidak dibutuhkan rotasi

lensa.

b. Bedarsarkan Optik atau Daerah Progressivenya


27

Secara umum dikenal 2 jenis desain progressive, yaitu :

1) Hard Desain (desain keras)

Desain ini menempatkan daerah lapang pandang yang

sangat luas pada area penglihatan jauh sehingga mampu melihat

objek sampai detail.Demikian halnya pada area sedang dan

dekat terbebas dari abrasi dan distorsi, Namun efek

astigmatisnya yang sangat tinggi di bagian lateral/tepi lensa.

2) Soft Desain (desain lunak)

Desain ini mampu mengurangi efek astigmatisme dan

distorsi pada bagian lateral serendah mungkin dengan

menyebarluaskan efek negative tersebut pada semua penjuru

bagian lensa, namun daerah lapang pandang jauh lensa

cenderung dikurangi olehnya.

Namun teknologi pembuatan lensa progressive selalu

berkembang terus.Tahun-tahun terakhir ini telah berhasil

diciptakan soft desain terbaru (Advanced Soft Design). Desain

ini mampu menghadirkan perubahan power yang lebih lembut,

daerah baca yang ditempatkan sedikit lebih tinggi sehingga

posisi baca lebih alami dan nyaman, abrasi di pinggir lensa

semakin berkurang sehingga proses adaptasi lebih mudah.

c. Berdasarkan Transitional Progressive Zone

Secara umum dibagi menjadi :


28

1) Lensa Progressive Konvesional adalah lensa progressive untuk

frame standar dimana lensa progressive ini mempunyai

panjang transitional progressive zone atau panjang corridor

progressive 18 mm. jenis progressive ini bisa dipakai pada

frame yang mempunyai tinggi frame minimalnya 28-30 mm

dan minimum fitting height 20-22 mm.

2) Lensa progressive short corridor yaitu lensa progressive

untuk frame kecil dimana lensa progressive ini mempunyai

panjang transitional progressive zone atau panjang corridor

progressive 14 mm. jenis progressive ini bisa dipakai papa

frame-frame kecil dengan tinggi frame minimal 24 mm dan

minimum fitting height 16 mm. Progressive Short Design dan

Standart Designdapat di lihat di gambar 2.6 :


29

Gambar 2.6 :Progressive Short Design dan Standart Design.

H.Konsep Teori
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

PEMERIKSAAN Presbiopi Emetrop Pemilihan Lensa

Faktor Pemilihan Lensa

1. Daya Tarik
2. Fashion
3. Pekerjaan

Progesive

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

B. Rencana Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan study kasus

pada Pemilihan Lensa Progressive Penderita Presbiopia yang di dapat

pada saat penelitian.

2. Pendekatan Waktu Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan Sampel diperoleh melalui penelitian yang

dilakukan.

30
3. Metode Penelitian

Metode penelitian yang di lakukan adalah penelitian deskriptif dan

pendekatan study kasus pada Gambaran Pemilian Lensa Progressive

Penderita Presbiopia yang di dapat .

a. Data Primer : Data yang diperoleh secara langsung di lapangan.

Data diperoleh dari hasil kuesioner dan wawancara langsung

dengan pasien

b. Data Sekunder : data yang diperoleh secara tidak langsung dari

lapangan dalam hal ini berupa literature maupun teori-teori serta

data pasien

4. Populasi dan Semple Penelitian

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal

minat yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2006). Populasi dalam

penelitian ini adah semua pasien pengguna lensa progesive.

b. Sample

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih melalui cara

tertentu yang mewakili karakteristik tertentu, jelas dan lengkap

yang dianggap mewakili populasi (Arifin, 2008). Sampel dalam

penelitian ini menggunakan metode incidental ,yang mana sampel

yang diperoleh peneliti secara kebetulan saja tanpa adanya

penelitian terdahulu dan peneliti meyakini bahwa orang tersebut

31
layak dijadikan sumber informasi penelitian. Sampel dalam

penelitian inii diambil dari pasien penderita Presbyop yang sudah

menggunkan lensa progesive. Sample pada penelitian ini

didapatkan dari perhitungan rumus slovin, yaitu :

N
n=
1+ N e 2

124
n= 2
1+124 ( 0,01 )

n=55,35 dibulatkan menjadi 55

Keterangan :

n = Jumlah Sample

N = Jumpah Populasi

e = Batas Toleransi Kesalahan 10% (0,1)

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian

a. Variabel terikat

Variabel terikat adalah merupakan variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas15). Variabel terikat

dalam penelitian ini adalah lensa progressive yang nyaman.

a. Definisi operasionalnya adalah mendapatkan lensa kaca mata

yang nyaman untuk melihat, dapat memperluas lapang pandang

dan menambah nilai kosmetiknya.

32
b. Variable bebas

1. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau timbul variabel

terikat(15). Variabel bebas dalam penelitian ini faktor

pemelihan lensa kaca mata pada penderita presbiopia.

2. Definisi operasionalnya adalah mengetahui faktor apa saja yang

mempengaruhi dalam pemilihan lensa progesive, yaitu daya tarik,

fashion, dan pekerjaan.

3. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa

kuesioner, chek list dan formulir pemeriksaan refraksi subjektif.

4. Tehnik Pengolahan dan Analisis Data

3. Editing

Hal ini dilakukan setelah data yang di kumpulkan melalui proses

wawancara telah terkumpul semua. Editing di lakukan dengan

maksud untuk mengoreksi data-data yang tidak sesuai dengan

keperluan.

b.Analisa data

Analisa data dalam Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan analisa

deskriptif yaitu menggambarkan hasil dari study kasus tentang

Pemilihan Lensa Progesive pada penderita Presbyopia.

33
C. Jadwal Penelitian

Penelitian dilakukan dengan jadwal dan kegiatan penelitian dapat dilihat pada

Tabel 3.1.

No. Waktu Kegiatan

1.

2.

3.

4.

Tabel 3.1 Jadwal dan kegiatan penelitian.

34
35

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas,S..Kelainan Refraksi dan Kacamata.Fakultas. Edisi Kedua.

Kedokteran.Universitas Indonesia.Jakarta. Balai Penerbit FKUI. 2006

2. Fanin, TE dan TheoDore GV.Cilinical Otics.Butherworth-

heinman.USA.1996

3. Boris Im,dan Brook CW..system for ophthalmic Dispensing 1st Edition. The

Professional Pres: Chicago. 1979

4. Yuwono, Hendra Jaya.. Lensa Progressive, Sekilas Pandang. Dalam Dunia

Optik Edisi V: Jakarta. 2006

5. Ilyas, Sidarta, Kelainan refraksi Dan Kacamata. Edisi Kedua, Balai

Penerbit FKUI: Jakarta,2009

6. Meister, DJ. Fundamentals of Progessive Lens Design. Dalam Vision Care

News Vol 6 nomor 9. San Fransisco : September 2006.

7. Essilor International RC Paris. Opthalmic Optic Files, Progressive Addition

Lenses. (Diunduh 5 April 2016). Tersedia dari :

http://www.essiloracademy.eu

8. http://himawanjunianto.blogspot.com.2016.07 ”Perbedaan Lensa Bifocal

Dan Lensa”. Diakses pada 8 Oktober 2018. 15:06 WIB

9. Ilyas,S..Kelainan Refraksi dan Kacamata.Fakultas. Edisi Kedua.

Kedokteran.Universitas Indonesia.Jakarta. Balai Penerbit FKUI. 2006

10. Yuwono, Hendra Jaya..Lensa Progressive, Sekilas Pandang. Dalam Dunia

Optik Edisi V: Jakarta. 2006


36

11. Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta :Bandung . 1997

12. Sekaran, Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Penerbit Erlangga.

Jakarta.2005
37

Anda mungkin juga menyukai