Anda di halaman 1dari 14

Peluang dan Tantangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Menghadapi

Persaingan di Era New Normal

Suriani
Mahasiswi Program Pascasarjan STIE Nobel Indonesia Makassar,
NIM : 2019MM12173

Pendahuluan
Pandemi Covid-19 merubah tatanan masyarakat dunia. Guna mencegah penularan
wabah virus corona yang meluas, masyarakat diimbau bahkan dipaksa untuk tinggal di rumah.
Sekolah, bekerja bahkan beribadah pun dianjurkan untuk dilakukan di rumah saja. Hampir
semua negara mengimbau warganya untuk tidak beraktivitas di luar rumah jika tidak ada
kepentingan yang mendesak. Terkecuali, memang bagi mereka yang harus keluar dan
kegiatannya tidak bisa dilakukan dari rumah tetapi harus mengikuti protocol kesehatan yang
dianjurkan oleh pemerintah.
Hal ini sangat berdampak pada UMKM dalam menjalankan dan mempertahankan
usahanya pada era new normal sekarang ini. Beberapa UMKM bahkan ada yang gulung tikar
akbat dari Pandemi Covid-19 dan ada juga yang bahkan mampu menangkap peluang yang
muncul sehingga ushanya meningkat dan ada juga yang bertahan dengan dengan kondisi
keterbatasan konsumen. Mereka yang bertahan dan mampu meningkatkan usahanya adalah
mereka yang mampu menggunakan teknologi dan berkolaborasi dengan usaha lainnya di Era
New Normal seperti sekarang ini. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis mengkaji tentang
peluang dan tantangan UMKM menghadapi persaingan di Era New Nomal.

Pembahasan

A. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)


Pelaksanaan usaha yang termasuk dalam Usaha Mikro, Kecil dan Menengah telah diatur
dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM) ada beberapa pengertian dan kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. UMKM
memiliki kriteria sebagai berikut : (1) Usaha Mikro, yaitu usaha produktif milik`orang perorangan
atau badan usaha milik perorangan. (2) Usaha Kecil, yaitu usaha ekonomi produktif yang
berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar.
(3) Usaha Menengah, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan usaha kecil atau usaha besar. Selain itu, berdasarkan penjelasan kriteria UMKM pada
Undang-undang Nomor 20 tahun 2008, dapat disimpulkan bahwa kriteria yang diklasifikasi
dalam kategori usaha mikro, kecil dan menengah didasarkan pada kekayaan bersih kecuali
tanah dan bangunan tempat usaha serta hasil penjualan selama setahun (Maulida dan Ahmad,
2018).

B. Tantangan dan Peluang Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Era New Normal

Tantangan yang harus dihadapi pelaku UMKM pada era new normal sekarang ini adalah
kekurangan konsumen akibat dari mindset yang terbentuk tentang penyebaran virus Covid-19
melalui sentuhan langsung dan benda yang disentuh oleh si penderita. Hal ini menyebabkan
konsumen kurang tertarik untuk berbelanja secara langsung. Selain itu produksi terus menerus
yang dilakukan oleh UMKM menyebabkan semakin berkurangnya modal karena barang yang
diproduksi belum terjual. Selain itu sektor UMKM sangat terdampak pada aspek ekonomi, pakar
Rhenald (2020) mengingatkan jika kelompok yang paling rentan terdampak adalah sektor
informal atau UMKM yang hidupnya mengandalkan perputaran uang harian. "Kelompok ini yang
harus menjadi prioritas untuk dibantu,"
Survei yang dilakukan oleh tim dari Kadin didukung Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia
(ISEI) terhadap 136 responden menunjukkan, hanya dalam tempo sebulan sejak pandemi,
sudah terjadi penurunan omset para pelaku UMKM mencapai Rp 46 miliar. Pelaku UMKM yang
paling meraskan dampaknya adalah mereka yang tidak mengikuti perkembangan zaman dan
teknologi (UMKM Tradisional) sehingga harus bertahan dengan kondisi yang merugikan
ditengah pandemic.
Di era new normal para pelaku UMKM harus jeli melihat dan menangkap peluang.
Menurut Rhenald (2020) Sementara bagi pelaku usaha, jika di saat-saat penuh tantangan
seperti ini, selalu ada opportunity yang terbuka. Kuncinya adalah optimisme, kreativitas,
inovasi."Wabah SARS di Tiongkok pada 2003 lalu menjadi momentum pertumbuhan toko online
Taobao milik Alibaba yang kini mendunia.
Menurut Apriyanto dalam Joglosemar (2020) strategi pembangkitan bisnis UMKM yang
baru. Pandemi yang terjadi, membuka ruang untuk pengembangan model bisnis baru, yang ke
depannya dapat lebih mendorong kapasitas dan kualitas bisnis UMKM. Selain strategi berupa
menggabungkan banyak usaha dalam satu “ruang bisnis”, para pelaku UMKM juga perlu
didorong untuk lebih serius memanfaatkan berbagai simpul teknologi berbasis internet dan
memanfaatkan artificial intelligence. Pemanfaatan teknologi perlu dikenalkan dalam setiap
siklus bisnis UMKM, untuk mendorong efisiensi dan efektivitas usaha. Pemerintah dan asosiasi,
juga perlu terus menjembatani para pelaku UMKM dengan market hub yang ada. Mereka perlu
dikenalkan dan di link kan dengan berbagai platform pasar digital yang sudah dikenal luas,
sehingga bisa mengakselerasi bisnis ke depannya.
Salah satu peluang yang ditangkap oleh pelaku UMKM modern adalah melakukan
pemasaran secara digital. Menurut Urban di dalam Maulida & Ahmad (2018), Pemasaran Digital
menggunakan internet dan teknologi informasi untuk memperluas fungsi marketing tradisional.
Definisi ini berkonsentrasi pada seluruh marketing tradisional. Kita juga dapat menyatakan
bahwa pendapat seperti “interactive marketing”, “one-to-one marketing” dan “e-marketing” erat
kaitannya dengan “digital marketing”. Di era digital ini perkembangan teknologi terjadi sebuah
evolusi pada teknologi media, atau orang juga sering menyebutnya media online atau orang
lebih akrab lagi menyebutnya dengan istilah internet, media ini tentunya sudah tidak asing lagi
di telinga. Media ini juga disebut-sebut sebagai media yang sampai saat ini belum ada yang
menandingi pertumbuhan jumlah penggunanya.
Salah satu peluang yang ditangkap oleh UMKM modern adalah dengan melakukan
kolaborasi dengan UMKM lain atau platform digital untuk membantu memasarkan produk
mereka secara digital. Hal ini menimbulkan masing-masing keuntungan tersendiri diantara
UMKM yang memanfaatkan peluan ini. Usaha mikro kecil menengah (UMKM) menerima
pukulan yang cukup keras akibat Covid-19.Kondisi ini menyebabkan pemerintah pusat perlu
merumuskan bantuan dan kerjasama pemerintah daerah mengantisipasi dampak pandemi ini
terhadap pelaku usaha UMKM. Cara yang paling mudah dan cepat adalah mengarahkan
penggunaan pemasaran secara daring.Berdasarkan pantauan Bisnis.com, Kementerian
Koperasi dan UMKM pada pertengahan Maret 2020 mulai melakukan survei daring bagi pelaku
usaha UMKM.Tujuan survei tersebut adalah penyusunan dan pemetaan masalah pelaku usaha
UMKM pada masa krisis ini. Tak hanya itu, survei ini juga upaya awal Kemenkop dan UKM
menyusun rencana pemerintah memberikan bantuan subsidi bahan baku untuk UMKM
khususnya pada sektor kuliner.
Dikutip dari data sementara Kementerian Koperasi dan UKM, pada Sabtu (11/4/2020),
Kemenkop dan UKM baru menerima pengaduan dari UMKM terhadap Covid-19 sebanyak
1.417 sejak 17 Maret 2020 sampai dengan 31 Maret 2020. Jumlah ini masih akan bertambah
seiring dengan laporan pribadi pelaku usaha, maupun berdasarkan hasil pendataan pemerintah
provinsi, kabupaten dan kota.
Dari angka sementara, beberapa kendala yang dialami pelaku usaha selama masa
pandemi ini ada 68 persen mengeluhkan penjualan dan permintaan menurun. Ada 14 persen
mengeluhkan permodalan yang sulit selama masa pandemi. Ada 9 persen pelaku usaha UMKM
mengeluhkan distribusi dan operasional terlambat. Ada 5 persen mengeluhkan sulitnya bahan
baku, dan sisanya 4 persen mengeluhkan produksi yang terhambat.
Leonard Theosabrata, Direktur Utama SMESCO, Kementerian Koperasi dan UKM
Indonesia memberikan langkah-langkah mengantisipasi fenomena yang berdampak pada
performa bisnis UKM. Dia menegaskan pentingnya pelaku usaha UMKM memprioritaskan
berjalannya cash flow bisnis dibandingkan dengan memikirkan profit.“Pelaku usaha harus dapat
bertahan selama tiga sampai enam bulan kedepan. Perlu adanya perubahan proses bisnis
sementara agar cash flow bisnis tetap positif,” jelas Leonard.
Dia menambahkan, strategi yang kini bisa dilakukan adalah mengulas kembali bisnis,
mengenali serta mengandalkan customer base dan memenuhi kebutuhan, mempermudah
proses bisnis, klasifikasikan produk yang mudah dijual, digitalisasi produk usaha ke dalam
katalog yang mudah dibagikan, memperbanyak stok barang, dan memberi insentif kepada
karyawan yang mampu memberikan performa baik dalam keadaan sulit seperti saat ini.Bagi
para pemilik bisnis, Leonard juga menyataka ada beberapa langkah praktikal untuk menjaga
cash flow bisnis tetap positif. Dia mengatakan pentingnya pemilik bisnis fokus pada promosi
untuk take-away delivery, karena permintaan yang meningkat. Gunakan database pelanggan
untuk selalu mengkomunikasikan promosi yang ada melalui e-mail, SMS, ataupun
WhatsApp.Untuk kunjungan fisik, Leonard mengajak mulai melakukan transaksi non-tunai
dengan menggunakan debit atau digital payment. Di tengah keadaan seperti ini, penting untuk
meningkatkan kepercayaan konsumen dengan memposisikan diri sebagai bisnis yang
memperhatikan konsumen dan seluruh stakeholder bisnis terkait higienitas.Selain itu juga
pentingnya melindungi para karyawan dan konsumen dengan penggunaan masker, hand
sanitizer, dan pentingnya untuk terus mengkomunikasikan kebersihan di lingkungan sekitar.

Tantangan Menjalani Bisnis saat Situasi Sulit:

a.Sulit Melakukan Ekspansi


Sejumlah pelaku bisnis UKM pasti kesulitan untuk mencapai target-target yang harus
dicapai saat perekonomian nasional terganggu akibat Corona. Selain kesulitan mencapai target
tertentu, pelaku bisnis biasanya urung melakukan ekspansi.Mewabahnya Virus Corona
membuat perekonomian lesu dan sulit melakukan penjajakan produk di dalam maupun ke luar
negeri. Pelaku bisnis UKM biasanya baru bisa bergerak untuk mulai proses ekspansi setelah
wabah Virus Corona mulai reda.

b. Keuangan Perusahaan Terganggu 

Pasar yang lesu akibat dampak dari Virus Corona tidak mampu mendongkrak angka penjualan
para pelaku bisnis UKM. Imbasnya pendapatan yang diterima pun tidak sesuai harapan. Hal ini
menyebabkan keseimbangan keuangan perusahaan terganggu. Dampak terburuknya, bisnis
yang dijalankan bisa saja gulung tikar akibat dana yang ada habis sebelum bisnis tersebut
berkembang atau balik modal.

Tips Jalankan Bisnis Tetap Lancar di Masa Pandemi

Menjalankan bisnis UKM saat perekonomian Indonesia terdampak Virus Corona sangat sulit. 
Bahkan beberapa sektor usaha hampir mengalami kelumpuhan yang ujung-ujungnya
mempengaruhi perekonomian negara dan menyebabkan perlambatan aktivitas ekonomi secara
global.

Pada akhirnya, pelaku bisnis UKM harus memutar otak untuk menjaga kondisi perusahaannya
agar tetap prima, tanpa perlu saling bertatap muka dan khawatir tertular Virus Corona. Untuk
mengatasi persoalan ini, pelaku bisnis bisa menjalankan sejumlah strategi agar bisnis tetap
berjalan lancar di tengah ancaman resesi ekonomi akibat Corona.

Pastikan Cashflow Terjaga dengan Sehat

Arus kas adalah salah satu unsur yang paling penting dalam berbisnis. Sehingga suatu bisnis
harus mampu mengelola uang tunai secara optimal dan baik. Jika tidak maka risikonya bisnis
yang Anda jalankan mengalami kebangkrutan.Untuk itu penting bagi Anda untuk menjaga
kondisi arus kas agar tetap seimbang. Pengelolaan arus kas dapat menentukan hidup dan
matinya bisnis Anda.Misalnya dalam situasi seperti saat ini, pelaku bisnis rentan melakukan
penagihan atau pembayaran secara langsung kepada mitra usaha. Pasalnya, hal itu bisa
meningkatkan risiko terkena Virus Corona.
Namun pelaku usaha punya pilihan untuk membuat dokumen pernyataan penagihan atau
pembayaran secara mudah. Faktur (invoice) dapat dikirim atau diterima otomatis melalui e-
mail sebagai pemberitahuan resmi kepada mitra usaha untuk melakukan transaksi tanpa perlu
bertemu pelanggan secara fisik.

Jika menggunakan software akuntansi online Jurnal, Anda akan memperoleh kemudahan


dalam membuat faktur, dilengkapi 11 desain profesional yang berbeda sesuai kebutuhan bisnis
perusahaan. Tentu disertai rincian jumlah barang/jasa, harga satuan, dan total harga, serta
tanggal pembelian di dalam faktur. 

Fitur lain yang bisa dimanfaatkan adalah Jurnal Pay yang memudahkan Anda untuk menerima
pembayaran dari pelanggan Anda. Jurnal Pay tersedia untuk pembayaran Virtual Account (bank
transfer) dan Kartu Kredit dengan biaya minimal dan sekali pengaturan. Tidak hanya itu,
pencatatan pembukuan terhadap pembayaran yang telah diterima akan dilakukan otomatis oleh
sistem secara instan. Penagihan untuk penjualan Anda menjadi lebih mudah, cepat, dan
professional.

Rencanakan Ulang Pendapatan dan Pangkas Anggaran Biaya

Rencana anggaran biaya dalam bisnis adalah sebuah outline yang sengaja dibuat untuk
mengorganisir bisnis mereka sesuai dengan budget atau pengeluaran yang diperlukan.
Langkah ini perlu dilakukan terutama untuk mengevaluasi kinerja bisnis, apakah
menguntungkan atau justru dalam posisi rugi.

Tidak hanya itu, membuat rencana anggaran biaya terbilang sangat penting dalam bisnis untuk
mengkalkulasikan seluruh anggaran yang akan dilakukan dalam business plan di periode
selanjutnya. Tanpa adanya rencana yang jelas, pengusaha akan merasa kesulitan untuk
menentukan biaya modal yang akan digelontorkan dan target pendapatan yang ingin dicapai.

Di saat situasi ekonomi terpuruk akibat Virus Corona, pelaku bisnis harus benar-benar jeli
dalam mengambil keputusan. Diperlukan strategi yang tepat demi kelangsungan usaha.  Salah
satu cara yang bisa dilakukan adalah membuat pembukuan perusahaan yang rapi. Seluruh
transaksi keuangan, baik pemasukan, pengeluaran, dan transaksi lainnya harus terdokumentasi
dengan baik. 
Soal pembukuan, Jurnal memiliki fitur Financial Reporting. Aplikasi pembukuan ini bisa
menjadi salah satu alat yang membantu Anda melakukan proses pembukuan dengan lebih
cepat dan rapi. Sehingga, pebisnis bisa menganalisa dengan tepat mana pos-pos yang
biayanya besar dan perlu dikontrol pengeluarannya. Ujungnya, dapat mengambil keputusan
dalam pemangkasan biaya secara tepat. 

Selalu Monitor Transaksi Bisnis

Para pelaku bisnis tak terlepas dari aktivitas transaksi perbankan. Untuk menghindari risiko
terkena Virus Corona di ruang publik, Anda sebaiknya menghindari kunjungan ke kantor cabang
perbankan secara langsung dan lebih memilih transaksi via online. 

Melalui fitur Cashlink pada Jurnal, Anda dapat melakukan rekonsiliasi bank secara otomatis
tanpa perlu repot mengunjungi kantor fisik. Jurnal akan menampilkan ringkasan rekonsiliasi
bank pada semua akun kas dan bank, serta perubahan saldo kas dan bank yang belum dicatat.
Caranya, dengan mencocokkan data rekening koran dan transaksi di Jurnal pada halaman
yang sama. Jadi, tidak perlu mencetak rekening koran lagi. Data rekening koran dapat
dimasukkan ke Jurnal melalui fitur impor bank statement dan melalui direct feeds atau
penarikan data otomatis dengan menghubungkan bank dengan akun Jurnal Anda. Kemudian,
Anda juga bisa menggunakan fitur Smart Bank Reconciliation. Dengan fitur Smart Bank
Reconciliation, Jurnal akan secara otomatis memberikan rekomendasi untuk pencocokan
transaksi berdasarkanangka,tanggal, ataupun deskripsi transaksi yang sama. Dengan begitu,
proses rekonsiliasi akan semakin mudah dan cepat.

Perhatikan Kondisi Stok Barang

Penyebaran Virus Corona yang semakin agresif membuat Anda perlu berpikir dua kali untuk
mengunjungi gudang usaha secara langsung. Langkah alternatif yang perlu dilakukan adalah
memeriksa status persediaan barang secara berkala melalui jarak jauh. 

Dengan fitur Inventory dari Jurnal, Anda dapat memonitor stok barang secara real time tanpa
perlu ke gudang fisiknya. Tak hanya menghitung persediaan barang, tetapi juga mengetahui
harga jual beli rata-rata, dan menginformasikan ketersediaan stok saat itu juga.
Anda juga bisa memperoleh referensi terkait kinerja produk Anda, dan pemberitahuan stok yang
kosong. Jurnal membantu Anda mengimpor data persediaan dalam jumlah besar secara cepat
dengan template spreadsheet yang tersedia.

Jadi, sebagai pelaku bisnis UKM Anda tidak perlu cemas. Pastikan bisnis Anda tetap berjalan
dan mampu bertahan pada saat kondisi pandemi saat ini.

Sebagai aplikasi software akuntansi online, Jurnal ikut mendukung dan berkomitmen membantu
menjawab tantangan untuk menjaga produktivitas dan pertumbuhan ekonomi di tengah tuntutan
untuk mengurangi mobilitas ke tempat kerja dan keramaian umum lewat program.

10 Peluang Bisnis Baru dari Hidup "Normal" di Masa Pandemi

Kebiasaan baru di masyarakat seiring pandemi corona akan memunculkan peluang-


peluang bisnis baru. Terbuka peluang usaha aplikasi kencan online lewat Zoom.
Ketentuan jaga jarak sosial, pembatasan perjalanan, dan kebersihan di masa pandemi corona
diprediksi akan membentuk kebiasaan-kebiasaan baru di masyarakat. Sedangkan beberapa
regulasi baru untuk mencegah penyebaran virus di masyarakat berpotensi menciptakan era
baru bagi perekonomian. Bila mengacu pada perhitungan beberapa peneliti, pandemi corona
kemungkinan belum akan segera berakhir seiring belum ditemukan obat khusus ataupun
vaksin. Para peneliti telah mengeluarkan perhitungan dengan berbagai pendekatan dan asumsi
untuk memprediksi ujung dari pandemi corona. Yang terbaru, prediksi dari para peneliti
Harvard. Empat peneliti Harvard: Stephen M. Kissler, Christine Tedijanto, Edward Goldstein,
Yonatan H. Grad, dan Marc Lipsitch memprediksi gelombang baru penyebaran virus corona
saat musim dingin, setelah gelombang besar pertama. Bila imunitas yang terbentuk seiring
waktu bersifat permanen, virus akan hilang dalam lima tahun, atau lebih setelah puncak
pandemi. Jika imunitas tidak permanen, maka virus ini akan mengalami sirkulasi reguler seperti
influenza. (Baca: Ekonomi di Tengah Pandemi, Apakah Akan Terjadi Lagi Depresi Besar?)
Alhasil, perlu terus menerapkan jaga jarak sosial secara berulang (intermitten distancing).
“Intermitten distancing kemungkinan diperlukan hingga tahun 2022, kecuali fasilitas perawatan
kritis meningkat signifikan atau tersedianya vaksin,” demikian tertulis dalam laporan tersebut.
Mengacu prediksi tersebut, pola hidup dan kerja kemungkinan mengalami gangguan alias
disrupsi dalam beberapa tahun. Board of Innovation -- firma di bidang desain bisnis dan strategi
global yang memegang klien-kilen multinasional seperti Danone, Philips, dan Toyota –
memprediksi disrupsi ini akan menghasilkan kebiasaan-kebiasaan baru yang tetap bertahan
setelah pandemi berlalu. Ini menjadi peluang atau tantangan bagi pelaku bisnis. (Baca: Bahaya
Pandemi Corona di Balik “Tembok” Korea Utara) Kebiasaan baru yang dimaksud seperti
bekerja di luar kantor, keseimbangan hidup, akses ke e-commerce dan layanan pengiriman
barang, serta layanan kesehatan online alias e-health. “Orang dan organisasi akan menemukan
manfaat dari cara baru hidup dan bekerja. Ini akan menantang bisnis tradisional dan gaya hidup
yang ada (sebelum pandemi),” demikian tertulis dalam analisis Firma tersebut yang bertajuk
“Shifts in the Low Touch Economy”. EDUKASI PEDAGANG TERAPKAN BELANJA DARING
(ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/wsj.)  Berbagai Peluang Bisnis Board of Innovation (BoI)
memprediksi 10 pergeseran yang terjadi karena perubahan perilaku manusia seiring masalah
pandemi corona. Pergeseran-pergeseran ini bisa memunculkan peluang-peluang bisnis yang
baru.

Pertama, kecemasan dan depresi yang lebih besar setelah pandemi berlalu. Sebab, banyak
orang dipediksi akan merasa lebih terisolasi, kehilangan pekerjaan, menghadapi masalah
kesehatan dan  hubungan. Di tengah kondisi ini, kebutuhan atas terapi dan coaching diprediksi
membesar. Begitu juga dengan aplikasi hiburan. “Beberapa regional mulai melihat kenaikan
permintaan untuk hewan peliharaan. Gim/aplikasi online juga booming.” BoI menilai masih
banyak peluang yang bisa dikembangkan, misalnya aplikasi kencan online melalui Zoom.
(Baca: Memburu “Virus Stocks”, Saham Pencetak Untung yang Menyimpan Risiko)

Kedua, hilangnya kepercayaan terhadap kebersihan orang dan produk. Dengan penyebaran
virus corona, konsumen dan organisasi lebih berhati-hati terhadap orang dan produk yang
dihadapinya. Alhasil, kemungkinannya, akan ada ekspektasi atas bukti formal akan kebersihan
dan kesehatan.      Ini akan menghasilkan perubahan kemasan, pertukaran rekam jejak
kesehatan dan temperatur, bisnis retail/hospitality dengan jasa gratis untuk kebersihan,
preferensi produk yang natural, layanan pengantaran tanpa kontak.

Ketiga, pembatasan perjalanan, bahkan dalam negeri. Melakukan perjalanan akan terasa
berisiko karena ada kemungkinan sulit untuk pulang atau ketidakpastian soal keamanan di
negara lain. Dengan kondisi ini, pariwisata lokal diprediksi bakal berkembang. “Perjalanan ke
luar negeri hanya setimpal untuk jangka waktu yang panjang karena adanya risiko karantina..
Perjalanan ke pedesaan dan daerah terpencil menjadi perjalanan mewah.” (Baca: Corona
Selesai Akhir Tahun, Jokowi Yakin Pariwisata Bakal Booming 2021)
Keempat, optimalisasi kerja dari rumah. Perusahaan dengan dana yang ketat diprediksi akan
mengurangi ruang kantor dan infrastruktur. “Orang akan membawa peralatan khusus, mesin,
dan perlengkapan canggih audio/video masuk (ke rumah). Kebijakan dan asuransi baru akan
mengikuti.”

Kelima, meningkatnya tensi dan konflik di berbagai level. Banyak orang dan organisasi akan
memasang posisi bertahan hidup. Dalam kondisi ini, orang kemungkinan melakukan
pelanggaran kontrak atau regulasi. “Perlawanan hukum akan terjadi di mana-mana. Di saat
yang sama, pengacara akan bergeser dengan cara kerja secara digital. Ini akan memicu lebih
banyak aplikasi untuk mengotomasi pekerjaan legal.”

Keenam, peningkatan level pengangguran. Banyak orang diprediksi terpaksa memikirkan ulang
karier mereka. Dalam kondisi ini, layanan untuk kemampuan baru atau pelatihan diprediksi
mencapai puncaknya. Selain itu, banyak juga yang akan banting setir menjadi wirausahawan.

Ketujuh, terbiasa membawa pulang dan mengirim berbagai barang. Banyak bisnis retail dan
agen produk diprediksi mengubah layanannya menjadi berbasis pengiriman. Meskipun, retail
reguler tetap ada. Berdasarkan kondisi ini, kemungkinan lebih banyak layanan pengiriman
khusus misalnya makanan beku. Selain itu, rantai pasok yang lebih maju, misalnya
pengantaran untuk berbagai toko ke tujuan yang sama.

Kedelapan, kontak terbatas dengan orang tua. Hingga vaksin tersedia, interaksi dengan orang
di atas 65 tahun menjadi terbatas. Alhasil, orang-orang kemungkinan akan memikirkan ulang
model-model pertemuan sosialnya. Adopsi digital akan semakin meningkat. Komunitas-
komunitas dengan kebutuhan yang sama atau umur tertentu juga diprediksi meningkat.     

Kesembilan, identitas diri lebih mencuat dibanding identitas pekerjaan. Dalam kondisi normal,
busana adalah elemen yang membentuk dan mengkomunikasikan identitas yang diinginkan.
Ketika interaksi fisik berkurang, tampilan saat interaksi video akan menggantikan sebagian
fungsi itu. “Akan lebih banyak bermunculan eksperimen terhadap digital alter ego.” (Baca:
Menelusuri Asal Teori Konspirasi 5G dan Corona, Serta Kebenarannya)

Kesepuluh, nilai lebih terhadap imunitas konsumen. Tempat-tempat makan dengan sekat
individual dan tanpa interaksi dengan manusia -- misalnya robot pelayan -- diprediksi
meningkat. Kemungkinan lainnya, industri dengan segmen konsumen yang memiliki bukti
rekam kesehatan atau status imun. “Ini mungkin akan menjadi wilayah yang belum dipetakan
untuk sebagian besar industri; meskipun itu mungkin merupakan alibi yang bagus untuk
mengawasi industri hiburan orang dewasa. Selama beberapa dekade mereka telah berhasil
mempertahankan penyebaran HIV dan STD di industri mereka.”

Bisnis di Tengah Pandemi Corona dan 7 Strategi Pemasaran Produk

Adanya batasan keluar rumah dan karantina masing-masing membuat pelanggan semakin
terasing. Krisis yang sedang berlangsung menekan para pebisnis UKM untuk Semakin Virus
Covid-19 menyebar, semakin banyak bisnis yang menderita. terus bertahan. Ada sebagian
bisnis yang justru meningkat, sedangkan yang lainnya berjuang untuk hanya satu atau
dua penjualan. Ini berarti, Anda sebagai pebisnis harus memikirkan kembali upaya apa yang
akan dilakukan agar membuat bisnis tetap berjalan. Berikut tujuh strategi pemasaran produk
UKM yang dapat dilakukan selama masa krisis. 

1. Jangan Hanya Berjualan, Tunjukkan Dukungan

Sebagai seorang pebisnis, pertanyaan paling mendasar di pikiran biasanya“Bagaimana saya


menjual produk lebih banyak?”.  Tapi, alih-alih memikirkan penjualan secara terus menerus,
cobalah pikirkan hal seperti  “bagaimana bisnis saya dapat mendukung pelanggan di tengah
krisis Virus Corona?”. Kenyataannya, jika Anda hanya berfokus pada keuntungan di tengah
situasi saat ini belum tentu menghasilkan keuntungan pada bisnis Anda. Coba sekali-sekali
untuk menawarkan layanan atau produk Anda kepada pelanggan yang membutuhkan bantuan.

2. Gunakan Topik dan Kata Kunci untuk Penargetan yang Tepat

Virus Corona adalah berita besar. Wajar jika setiap orang membicarakannya. Bahkan
pelanggan mulai mencari sendiri apa itu Virus Corona dan membeli produk sesuai dengan
kebutuhan mereka untuk beberapa minggu kedepan agar melindungi diri dari penularan. Ini
menghadirkan peluang bagi beberapa sektor bisnis seperti layanan kesehatan, produk medis,
makanan dan minuman serta kebutuhan lainnya. 

Dengan menggunakan alat yang tepat, Anda dapat menganalisis data online untuk


mengidentifikasi siapa yang membaca konten tentang Virus Corona dan jenis konten apa yang
mereka baca. Setelah itu, Anda dapat mengelompokkan topik atau kata kunci yang mereka
minati agar bisnis Anda dapat memberikan konten yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan
mereka saat ini.

3. Tingkatkan Aplikasi dan Konten Online

Jika bisnis Anda memiliki aplikasi, Anda dapat memaksimalkan fitur dari aplikasi Anda. Fitur
yang dimaksimalkan dapat berupa fitur lama atau fitur baru yang sesuai dengan kebutuhan
pelanggan. Anda juga bisa memasukkan konten yang telah Anda buat dengan mencari topik
dan kata kunci sebelumnya ke dalam aplikasi. Tapi konten yang Anda buat harus tetap relevan
seperti contohnya, ketika Anda berjalan di bisnis kesehatan atau kebugaran, Anda dapat
membuat fitur khusus pelaporan gejala Virus Covid-19 atau Anda dapat membuat konten
tentang olahraga sederhana dan membuat makanan sehat dalam membantu pelanggan
memerangi Virus Corona.

4. Pastikan Keamanan Produk Anda Diperlihatkan saat Promosi Penjualan

Anda perlu memberi perhatian lebih terhadap segala promosi ataupun penjualan yang Anda
tawarkan. Hindari segala kesan negatif yang dapat merusak brand bisnis Anda. Anda dapat
juga memberi video kepada pelanggan bagaimana keamanan dan jaminan produk telah
dilakukan. Hal ini akan membantu mereka semakin percaya bahwa Anda memang
meminimalkan segala risiko penularan Virus Covid-19.

5. Berkomunikasi dengan Pelanggan di Berbagai Media

Jika bisnis Anda saat ini memiliki permintaan tinggi untuk produk tertentu tetapi bisnis  sulit
mendapat stok karena penutupan produksi sementara, keterlambatan logistik atau masalah
lainnya. Anda dapat menginformasikan hal-hal tersebut kepada pelanggan. Berikan informasi
tentang perkiraan waktu pengiriman, beri alasan kenapa produk sampai lebih lambat dari
biasanya dan beri tahu kendala yang Anda alami agar mereka dapat kepastian.Anda dapat
menginformasikan dan menjawab segala keluhan pelanggan di berbagai platform informasi.
Baik itu melalui website, email, media sosial, push notification maupun pesan dalam aplikasi.
Pendekatan semacam ini akan membuat pelanggan tetap bertahan pada bisnis Anda.

6. Targetkan Pelanggan Setia


Alih-alih Anda berupaya mendapat pelanggan baru, bisnis lebih baik semakin berfokus pada
pelanggan yang pernah bertransaksi dengan bisnis Anda. Pelanggan setia Anda pasti sudah
percaya pada produk yang Anda hasilkan dan mereka akan terus setia meskipun ada sedikit
kendala. Persediaan stok yang cepat habis dan keterlambatan pengiriman akan lebih
dimengerti oleh pelanggan lama dalam menantikan produk UKM Anda.

7. Buat Materi Pemasaran yang Relevan

Dengan mempertimbangkan krisis Virus Corona, memasukkan kata kunci dan visual yang
relevan dengan keadaan sekarang dalam kampanye pemasaran Anda dapat menarik perhatian.
Buat juga materi pemasaran dengan pesan yang bermanfaat agar pelanggan merasa terpikat
dan membeli produk Anda.

Tentukan strategi pemasaran mana yang cocok dan dapat Anda lakukan di masa sekarang
agar produk UKM tetap laku di pasaran. Sebelumnya, Anda juga harus memperhatikan
keuangan bisnis agar strategi yang dilakukan relevan dengan kondisi keuangan. Anda dapat
menggunakan software dan akuntansi keuangan berbasis cloud seperti Jurnal. Dengan sistem
yang otomatis dan cepat, Anda dapat dengan cepat juga menyesuaikan pemasaran dengan
segala perubahan di masa yang akan datang.

Kesimpulan

Di era new normal seperti sekarang ini Pelaku UMKM yang mampu bertahan dalam
menghadapi tantangan dan persaingan adalan mereka yang memanfaatkan teknologi dan
peluang kerjasama melalui digital market. Selain itu UMKM tradisional yang tidak begitu
menguasai teknologi dan mengikuti perkembangan zaman harus bertahan dengan
memanfaatkan kepercayaan konsumen dengan meningkatkan kualitas produk serta harus
memanfaatkan teknologi untuk mengikuti perkembangan zaman.
DAFTAR PUSTAKA

Joglosemar.news.com. 2020. Ini Tantangan dan Peluang UMKM di Era New Normal.
https://joglosemarnews.com/2020/06/ini-tantangan-dan-peluang-umkm-di-era-new-
normal/

Ruth, Martha. 2020. Munculnya 10 Peluang Bisnis Baru dari Hidup Normal di Masa Pandemi.
https://katadata.co.id/marthathertina/indepth/5e9ba43d8eabf/munculnya-10-peluang-
bisnis-baru-dari-hidup-normal-di-masa-pandemi

Maulida, Sri dan Ahmad Yunani. 2018. Peluang dan Tantangan Pengembangan Usaha Mikro
Kecil Menengah (UMKM) Dari Berbagai Aspek Ekonomi. Jurnal Ilmiah Manajemen &
Bisnis 2 (1), 181-197.

Prof.Rhenald Kasali. 2020. Tantangan dan Peluang di Era Covid-19


Sumber: https://mediaindonesia.com/read/detail/298829-profrhenald-kasali-tantangan-
dan-peluang-di-era-covid-19

Anda mungkin juga menyukai