Anda di halaman 1dari 21

Nama : Rahmat Bhurham W.

Kelas : XI ATP A

STATISTIKA

Statistika adalah cabang dari matematika yang mempelajari cara mengumpulkan data, menyusun data,
menyajikan data, mengolah dan menganalisis data, menarik kesimpulan, dan menafsirkan parameter.
Kegiatan Statistika meliputi:

1. Mengumpulkan data
2. Menyusun data
3. Menyajikan data
4. Mengolah dan Menganalisis data
5. Menarik kesimpulan
6. Menafsirkan

1. Pengertian Datum dan Data

    Di Kelas IX Anda telah mempelajari pengertian datum dan data. Agar tidak lupa pelajari uraian berikut.
Misalkan, hasil pengukuran berat badan 5 murid adalah 43 kg, 46 kg, 44 kg, 55 kg, dan 60 kg. Adapun
tingkat kesehatan dari kelima murid itu adalah baik, baik, baik, buruk, dan buruk. Data pengukuran berat
badan, yaitu 43 kg, 46 kg, 44 kg, 55 kg, dan 60 kg disebut fakta dalam bentuk angka. Adapun hasil
pemeriksaan kesehatan, yaitu baik dan buruk disebut fakta dalam bentuk kategori. Selanjutnya, fakta
tunggal dinamakan datum. Adapun kumpulan datum dinamakan data. 
Pengertian Populasi dan Sampel 
Misal, seorang peneliti ingin meneliti tinggi badan rata-rata siswa SMA di Kabupaten Tegal. Kemudian, ia
kumpulkan data tentang tinggi badan seluruh siswa SMA di Kabupaten Tegal. Data tinggi badan seluruh
siswa SMA di Kabupaten Tegal disebut populasi. Namun, karena ada beberapa kendala seperti
keterbatasan waktu, dan biaya, maka data tinggi badan seluruh siswa SMA di Kabupaten Tegal akan sulit
diperoleh. Untuk mengatasinya, dilakukan pengambilan tinggi badan dari beberapa siswa SMA di
Kabupaten Tegal yang dapat mewakili keseluruhan siswa SMA di Kabupaten Tegal. Data tersebut
dinamakan data dengan nilai perkiraan, sedangkan sebagian siswa SMA yang dijadikan objek penelitian
disebut sampel. Agar diperoleh hasil yang berlaku secara umum maka dalam pengambilan sampel,
diusahakan agar sampel dapat mewakili populasi.

3. Pengumpulan Data

Menurut sifatnya, data dibagi menjadi 2 golongan, yaitu


sebagai berikut.
1)  Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau
     bilangan. Data kuantitatif terbagi atas dua bagian, yaitu
     data cacahan dan data ukuran.
     a) Data cacahan (data diskrit) adalah data yang diperoleh
         dengan cara membilang. Misalnya, data tentang
         banyak anak dalam keluarga.
     b) Data ukuran (data kontinu) adalah data yang diperoleh
         dengan cara mengukur. Misalnya, data tentang
         ukuran tinggi badan murid.
2)  Data kualitatif adalah data yang bukan berbentuk bilangan.
     Data kualitatif berupa ciri, sifat, atau gambaran dari kualitas
     objek. Sebagai contoh, data mengenai kualitas pelayanan,
     yaitu baik, sedang, dan kurang.
Cara untuk mengumpulkan data, antara lain adalah melakukan
wawancara, mengisi lembar pertanyaan (questionery), melakukan pengamatan (observasi), atau
menggunakan data yang sudah ada, misalnya rataan hitung nilai rapor.  

Penyajian Data dalam Bentuk Diagram


1. Diagram Garis

Penyajian data statistik dengan menggunakan diagram berbentuk garis lurus disebut diagram garis lurus
atau diagram garis. Diagram garis biasanya digunakan untuk menyajikan data statistik yang diperoleh
berdasarkan pengamatan dari waktu ke waktu secara berurutan.
2. Diagram Batang
Diagram batang umumnya digunakan untuk menggambarkan perkembangan nilai suatu objek penelitian
dalam kurun waktu tertentu. Diagram batang menunjukkan keterangan-keterangan dengan batang-batang
tegak atau mendatar dan sama lebar dengan batang-batang terpisah
3. Diagram Lingkaran
Diagram lingkaran adalah penyajian data statistik dengan menggunakan gambar yang berbentuk lingkaran.
Bagian-bagian dari daerah lingkaran menunjukkan bagian-bagian atau persen dari keseluruhan. Untuk
membuat diagram lingkaran, terlebih dahulu ditentukan besarnya persentase tiap objek terhadap
keseluruhan data dan besarnya sudut pusat sektor lingkaran.

Penyajian Data dalm Bentuk Tabel Distribusi Histrogram, Poligon, dan Ogif

1. Distribusi Frekuensi Tunggal


Data tunggal seringkali dinyatakan dalam bentuk daftar bilangan, namun kadangkala dinyatakan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi. Tabel distribusi frekuensi tunggal merupakan cara untuk menyusun data
yang relatif sedikit.
2. Distribusi Frekuensi Kelompok 
Data yang berukuran besar (n > 30) lebih tepat disajikan dalam tabel distribusi frekuensi kelompok, yaitu
cara penyajian data yang datanya disusun dalam kelas-kelas tertentu. Langkah-langkah penyusunan tabel
distribusi frekuensi adalah sebagai berikut.

 Langkah ke-1 menentukan Jangkauan (J) = Xmax - Xmin

 Langkah ke-2 menentukan banyak interval (K) dengan rumus "Sturgess" yaitu: K= 1 + 3,3 log n
dengan n adalah banyak data. Banyak kelas harus merupakan bilangan bulat positif hasil
pembulatan ke bawah.

 Langkah ke-3 menentukan panjang interval kelas (I) dengan menggunakan rumus:
         J
          I = ––––
                 K

 Langkah ke-4 menentukan batas-batas kelas. Data terkecil harus merupakan batas bawah interval
kelas pertama atau data terbesar adalah batas atas interval kelas terakhir.

 Langkah ke-5 memasukkan data ke dalam kelas-kelas yang sesuai dan menentukan nilai frekuensi
setiap kelas dengan sistem turus

3. Histogram 
Dari suatu data yang diperoleh dapat disusun dalam tabel distribusi frekuensi dan disajikan dalam bentuk
diagram yang disebut histogram. Jika pada diagram batang, gambar batang-batangnya terpisah maka
pada histogram gambar batang-batangnya berimpit.
4. Poligon 
Apabila pada titik-titik tengah dari histogram dihubungkan dengan garis dan batang-batangnya dihapus,
maka akan diperoleh poligon frekuensi. Berdasarkan contoh di atas dapat dibuat poligon frekuensinya
seperti gambar berikut ini.
5. Distribusi Frekuensi Kumulatif 
Daftar distribusi kumulatif ada dua macam, yaitu sebagai berikut.
a. Daftar distribusi kumulatif kurang dari (menggunakan tepi atas).
b. Daftar distribusi kumulatif lebih dari (menggunakan tepi bawah).
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh data berikut ini.
6. Ogive (Ogif)
Grafik yang menunjukkan frekuensi kumulatif kurang dari atau frekuensi kumulatif lebih dari disebut poligon
kumulatif. Poligon kumulatif dibuat mulus, yang hasilnya disebut ogif. Ada dua macam ogif, yaitu sebagai
berikut.
a. Ogif frekuensi kumulatif kurang dari disebut ogif positif.
b. Ogif frekuensi kumulatif lebih dari disebut ogif negatif.

Ukuran Pemusatan Data


1. Rata-Rata
2. Median

1) Median untuk data tunggal


    Median adalah suatu nilai tengah yang telah diurutkan. Median dilambangkan Me.
    Untuk menentukan nilai  Median  data tunggal dapat dilakukan dengan cara:
    a) mengurutkan data kemudian dicari nilai tengah,
    b) jika banyaknya data besar, setelah data diurutkan, digunakan rumus:

      Untuk n ganjil  : Me = X1/2(n + 1)

                                           Xn/2  + Xn/2 +1


      Untuk n genap: Me =   ––––––––––––
                                                   2
      Keterangan:
      xn/2 = data pada urutan ke-n/2 setelah diurutkan.

      Contoh:
      Tentukan median dari data: 2, 5, 4, 5, 6, 7, 5, 9, 8, 4, 6, 7, 8
      Jawab:
      Data diurutkan menjadi: 2, 4, 4, 5, 5, 5, 6, 6, 7, 7, 8, 8, 9
      Median = data ke-(13 + 1)/2 = data ke-7
      Jadi mediannya = 6

2) Median untuk data kelompok


Jika data yang tersedia merupakan data kelompok, artinya data itu dikelompokkan ke dalam interval-
interval kelas yang sama panjang. Untuk mengetahui nilai mediannya dapat ditentukan dengan rumus
berikut ini.

Keterangan:
Kelas median adalah kelas yang terdapat data X1/2 n
L = tepi bawah kelas median
c = lebar kelas
n = banyaknya data
F = frekuensi kumulatif kurang dari sebelum kelas median
f  = frekuensi kelas median
3. Modus

Modus ialah nilai yang paling sering muncul atau nilai yang mempunyai frekuensi tertinggi. Jika suatu data
hanya mempunyai satu modus disebut unimodal dan bila memiliki dua modus disebut bimodal, sedangkan
jika memiliki modus lebih dari dua disebut multimodal. Modus dilambangkan dengan Mo.

1) Modus data tunggal


    Modus dari data tunggal adalah data yang sering muncul atau data dengan
    frekuensi tertinggi.
    Perhatikan contoh soal berikut ini.
    Contoh:
    Tentukan modus dari data di bawah ini.
    2, 1, 4, 1, 1, 5, 7, 8, 9, 5, 5, 10
    Jawab:
    Data yang sering muncul adalah 1 dan 5. Jadi modusnya adalah 1 dan 5.

2. Modus data kelompok


    Modus data kelompok dirumuskan sebagai berikut:

   Keterangan:
   L   = tepi bawah kelas modus
   c    = lebar kelas
   d1 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
   d2 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya  

Ukuran letak Data


Kuartil (Q)

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, bahwa median membagi data yang telah diurutkan menjadi dua
bagian yang sama banyak. Adapun kuartil adalah membagi data yang telah diurutkan menjadi empat
bagian yang sama banyak.
1) Kuartil data tunggal
    Urutkan data dari yang kecil ke yang besar, kemudian tentukan kuartil dengan rumus sebagai berikut:
 

 
    Contoh:
    Tentukan Q1, Q2, dan Q3 dari data : 3, 4, 7, 8, 7, 4, 8, 4, 6, 9, 10, 8, 3, 7, 12.
     Jawab:
     Langkah 1: urutkan data dari  kecil ke besar sehingga diperoleh
                      3, 3, 4, 4, 4, 6, 7, 7, 7, 8, 8, 8, 9, 10, 12.
                                                 1(15+1)
     Langkah 2: Letak data Q1=–––––––– = 4
                           4
                      Jadi Q1 terletak pada data ke-empat yaitu 4

                                                 2(15+1)
     Langkah 3: Letak data Q2=–––––––– = 8
                           4
                      Jadi Q2 terletak pada data ke-delapan yaitu 7

                                                 3(15+1)
     Langkah 4: Letak data Q1=–––––––– = 12
                           4
                      Jadi Q3 terletak pada data ke-duabelas yaitu 8

2) Kuartil data kelompok

Nilai kuartil dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan:
Qi = kuartil ke-i (1, 2, atau 3)
L  = tepi bawah kelas kuartil ke-i
n = banyaknya data
F = frekuensi kumulatif kelas sebelum kelas kuartil
c = lebar kelas
f = frekuensi kelas kuartil 

Ukuran Penyebaran Data

Ukuran pemusatan yaitu mean, median dan modus, merupakan informasi yang memberikan penjelasan
kecenderungan data sebagai wakil dari beberapa data yang ada. Adapun ukuran penyebaran data
memberikan gambaran seberapa besar data menyebar dari titik-titik pemusatan.

1. Jangkauan (Range)

Ukuran penyebaran yang paling sederhana (kasar) adalah jangkauan (range) atau rentangan nilai, yaitu
selisih antara data terbesar dan data terkecil.
1) Range data tunggal
    Untuk range data tunggal dirumuskan dengan:

    R = xmaks – xmin

    Contoh :
    Tentukan range dari data-data di bawah ini.
     6, 7, 3, 4, 8, 3, 7, 6, 10, 15, 20

     Jawab:
     Dari data di atas diperoleh xmaks = 20 dan xmin = 3
     Jadi, R = xmaks – xmin
                 = 20 – 3 = 17

2) Range data kelompok


Untuk data kelompok, nilai tertinggi diambil dari nilai tengah kelas tertinggi dan nilai terendah diambil dari
nilai kelas yang terendah.

2. Simpangan Rata-Rata (Deviasi Rata-Rata)

    Simpangan rata-rata suatu data adalah nilai rata-rata dari selisih setiap data dengan nilai rataan hitung.

     1) Simpangan rata-rata data tunggal


         Simpangan rata-rata data tunggal dirumuskan sebagai berikut.

        
2. Simpangan Rata-Rata (Deviasi Rata-Rata)
    Simpangan rata-rata suatu data adalah nilai rata-rata dari selisih setiap data dengan nilai rataan hitung.

     1) Simpangan rata-rata data tunggal


         Simpangan rata-rata data tunggal dirumuskan sebagai berikut.

        

2) Simpangan rata-rata data kelompok 


         Simpangan rata-rata data kelompok dirumuskan:

          
3. Simpangan Baku (Deviasi Standar) dan Ragam

Sebelum membahas simpangan baku atau deviasi standar, perhatikan contoh berikut. Kamu tentu tahu
bahwa setiap orang memakai sepatu yang berbeda ukurannya. Ada yang berukuran 30, 32, 33, ... , 39, 40,
dan 41. Perbedaan ini dimanfaatkan oleh ahli-ahli statistika untuk melihat penyebaran data dalam suatu
populasi. Perbedaan ukuran sepatu biasanya berhubungan dengan tinggi badan manusia. Seorang ahli
matematika Jerman, Karl Ganss mempelajari penyebaran dari berbagai macam data. Ia menemukan istilah
deviasi standar untuk menjelaskan penyebaran yang terjadi. Saat ini, ilmuwan menggunakan deviasi
standar atau simpangan baku untuk mengestimasi akurasi pengukuran. Deviasi standar adalah akar dari
jumlah kuadrat deviasi dibagi banyaknya data.

1) Simpangan baku dan ragam data tunggal


    Simpangan baku/deviasi standar data tunggal dirumuskan sebagai berikut.

        

        
2) Ragam dan Simpangan baku data kelompok Ragam ( ) dan Simpangan baku (s) data kelompok
dirumuskan sebagai berikut.
Kaidah Pencacahan

Aturan Perkalian

Misalkan, dari 3 orang siswa, yaitu Algi, Bianda, dan Cahyadi akan dipilih untuk menjadi ketua kelas,
sekretaris, dan bendahara dengan aturan bahwa seseorang tidak boleh merangkap jabatan pengurus
kelas. Banyak cara 3 orang dipilih menjadi pengurus kelas tersebut akan dipelajari melalui uraian berikut.
Amati Gambar 1.

Gambar 1. Aturan perkalian pemilihan pengurus kelas.


a. Untuk ketua kelas (K)

Posisi ketua kelas dapat dipilih dari 3 orang, yaitu Algi (A), Bianda (B), atau Cahyadi (C).

Jadi, posisi ketua kelas dapat dipilih dengan 3 cara.

b. Untuk Sekretaris (S)

Jika posisi ketua kelas sudah terisi oleh seseorang maka posisi sekretaris hanya dapat dipilih dari 2 orang
yang belum terpilih menjadi pengurus kelas. 

Jadi, posisi sekretaris dapat dipilih dengan 2 cara.

c. Untuk Bendahara (H)

Jika posisi ketua kelas dan sekretaris sudah terisi maka posisi bendahara hanya ada satu pilihan, yaitu
dijabat oleh orang yang belum terpilih menjadi pengurus kelas.

Jadi, posisi bendahara dapat dipilih dengan 1 cara.


Dengan demikian, banyak cara yang dilakukan untuk memilih 3 orang pengurus kelas dari 3 orang
kandidat adalah :

3 × 2 × 1 = 6 cara.

Uraian tersebut akan lebih jelas apabila mengamati skema berikut.

Dari uraian tersebut, dapatkah Anda menyatakan aturan perkalian? Cobalah nyatakan aturan perkalian itu
dengan kata-kata Anda sendiri.

Aturan Perkalian :

Misalkan,

• operasi 1 dapat dilaksanakan dalam n1 cara;


• operasi 2 dapat dilaksanakan dalam n2 cara;
• operasi k dapat dilaksanakan dalam nk cara.

Banyak cara k operasi dapat dilaksanakan secara berurutan adalah n = n1 × n2 × n3 ... × nk.

Contoh Soal 1 :

Berapa cara yang dapat diperoleh untuk memilih posisi seorang tekong, apit kiri, dan apit kanan dari 15
atlet sepak takraw pelatnas SEA GAMES jika tidak ada posisi yang rangkap? (Tekong adalah pemain
sepak takraw yang melakukan sepak permulaan).

Jawaban :

• Untuk posisi tekong.

Posisi tekong dapat dipilih dengan 15 cara dari 15 atlet pelatnas yang tersedia.

• Untuk posisi apit kiri.

Dapat dipilih dengan 14 cara dari 14 atlet yang ada (1 atlet lagi tidak terpilih karena menjadi tekong).
• Untuk posisi apit kanan.

Cara untuk memilih apit kanan hanya dengan 13 cara dari 13 atlet yang ada (2 atlet tidak dapat dipilih
karena telah menjadi tekong dan apit kiri).

Dengan demikian, banyak cara yang dilakukan untuk memilih posisi dalam regu sepak takraw adalah  15 ×
14 × 13 = 2.730 cara.

Ingatlah :

Apabila terdapat n buah tempat yang akan diduduki oleh n orang, terdapat :

n × (n – 1) × (n – 2) × ... × 1 cara orang menduduki tempat tersebut.

2. Faktorial

Anda telah mempelajari, banyak cara yang dilakukan untuk memilih 3 orang pengurus kelas dari 3 orang
kandidat adalah 3 × 2 × 1 = 6 cara.

Selanjutnya, 3 × 2 × 1 dapat dinyatakan dengan 3! (dibaca 3 faktorial). Jadi,

3! = 3 × 2 × 1 = 6

Dengan penalaran yang sama,

4! = 4 × 3 × 2 × 1 = 4 × 3! = 4 × 6 = 24
5! = 5 × 4 × 3 × 2 × 1 = 5 × 4! = 5 × 24 = 120
6! = 6 × 5! = 6 × 120 = 720

Uraian tersebut memperjelas definisi berikut.

Definisi :

a. n! = n × (n – 1) × (n – 2) ... × 3 × 2 × 1, dengan n bilangan asli, untuk n ≥ 2.


b. 1! = 1
c. 0! = 1

Contoh Soal 2 :

Hitunglah :

a. 7!
b. 17! / 0!16!
c. 12! / 2!8!
d. 8! / 5!
Penyelesaian :

Contoh Soal 3 :

Nyatakan bentuk-bentuk berikut ke dalam faktorial:

a. 157 × 156 × 155 b. 8!(9 × 10) c. n(n – 1)(n – 2)

Penyelesaian :

Contoh Soal 4 :

3. Tentukan nilai n dari (n + 3)! = 10(n + 2)!

Pembahasan :

(n + 3)! = 10(n + 2)! ↔ (n +3)(n + 2)! = 10(n + 2)!


↔ n + 3 = 10 0
↔ n = 7

Anda mungkin juga menyukai