Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KOSMETIKOLOGI

MOISTURIZER DAN SEDIAAN RIAS WAJAH

Disusun oleh :

1. Niken Oktaviani (180105068)


2. Pardilah Setiani (180105 )
3. Riska Fitria Ningsih (180105088)
4. Tasya Yusti Hanan Permata (18010597)

KELOMPOK 5/KELAS 7A

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA

PURWOKERTO

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Farmakoterapi 4 pada Program Studi Sarjana Farmasi. Kami
berterimakasih kepada dosen pembimbing dari mata kuliah Kosmetikologi yang telah
memberikan tugas ini sehingga diharapkan dapat memberi banyak manfaat serta wawasan
bagi penulis dan pembaca mengenai moisturizer dan sediaan rias wajah.

Kami sadar makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami mengharapkan
adanya kritik dan saran yang membangun untuk dapat menyempurnakan makalah ini agar
dapat menjadi makalah yang baik serta dapat lebih menambah wawasan, semoga dengan
membaca makalah ini pembaca lebih mudah untuk memahami perihal mengenai moisturizer
dan sediaan rias wajah.

Purwokerto, November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................i

Daftar Isi......................................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan....................................................................................................1

A. Latar belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................................2

C. Tujuan ..........................................................................................................2

BAB II Pembahasan ..................................................................................................3

A. Mouisturizer ..............................................................................................3

a. Pengertian ...............................................................................................3

b. Bahan Pelembab .....................................................................................3


c. Manfaat Pelembab ..................................................................................4
d. Tipe Pelembab …………………………………………………………4
e. Dampak buruk pelembab .......................................................................7
B. Sediaan Rias Wajah...................................................................................8
a. Pengertian ...............................................................................................8
b. Macam-macam sediaan rias wajah ........................................................8
c. Contoh sediaan rias wajah.......................................................................9
d. Sediaan eyeshedow...............................................................................14
e. Sediaan bedak tabur .............................................................................17

BAB III Penutup.......................................................................................................23

A. Kesimpulan................................................................................................23
B. Saran ..........................................................................................................23

Daftar Pustaka..........................................................................................................24
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kulit merupakan bagian terbesar pada tubuh manusia yang terletak di bagian
terluar atau permukaan tubuh yang berinteraksi langsung dengan lingkungan. Dalam
kehidupan sehari-hari, kulit terus-menerus berinteraksi dengan berbagai produk atau bahan
asing, seperti kosmetik, benda-benda sekitar, dan kondisi lingkungan. Pengaruh setiap produk
memberikan interaksi yang berbeda pada setiap kulit individu. Salah satu produk yang
umumnya berinteraksi dengan kulit adalah kosmetik. Sebagian besar penggunaan kosmetik
adalah untuk mengatasi permasalah kulit, seperti kondisi kulit kering walaupun ada sebagian
individu yang memiliki jenis kulit kering pada bagian tubuh tertentu (Elvina, 2021). .

Kosmetik adalah sediaan yang diaplikasikan secara topikal dengan tujuan untuk
memperbaiki penampilan. Prinsip dasar manfaat kosmetik adalah untuk menghilangkan
kotoran kulit, mempercantik pewarnaan kulit sesuai yang diinginkan, mempertahankan
komposisi cairan kulit, melindungi dari paparan sinar ultraviolet, dan memperlambat
timbulnya kerutan. Setiap komponen yang ada di dalam kosmetik akan mengadakan ikatan
kimiawi terhadap sesama bahan kandungannya. Penggunaan suatu jenis produk kosmetik,
kalau tidak hati-hati, kekuatan ikatan kimia akan berpengaruh pada kondisi kulit. Bahkan
boleh jadi memiliki manisfestasi negatif terutama bagi seseorang yang sangat sensitive
terhadap kandungan bahan di dalam kosmetik tersebut (Jaelani, 2009).

Secara alami, kulit memiliki lapisan lemak tipis pada permukaannya yang terdiri atas
produksi kelenjar minyak yang berfungsi untuk melindungi kulit dari kelebihan penguapan
air yang akan menyebabkan dehidrasi kulit. Saat ini, banyak penelitian mengenai kosmetik
dengan tujuan menciptakan suatu produk yang inovatif untuk mengatasi permasalahan
individu dengan kondisi kulit kering. Salah satu solusi yang ditawarkan untuk mengatasi jenis
kulit kering, yaitu penggunaan kosmetik pelembab (moisturizer).
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana gambaran umum moisturizer?


2. Bagaimana bahan bahan dari pelembab?
3. Bagimana manfaat dari pelembab ?
4. Bagaimana tipe-tipe pelembab?
5. Bagaimana dampak buruk penggunaan pelembab?
6. Bagaimana formulasi pelembab dari bahan alam?
7. Bagaimana gambaran umum dari sediaan rias wajah?
8. Bagaimana macam-macam sediaan riasan wajah?
9. Bagaimana contoh dari sediaan riasan wajah?

B. Tujuan Penulisan
1. Penulis dan pembaca dapat mengetahui gambaran umum dari moisturizer.
2. Penulis dan pembaca dapat mengetahui bahan- bahan dari pelembab.
3. Penulis dan pembaca dapat mengetahui manfaat dari pelembab.
4. Penulis dan pembaca dapat mengetahui tipe-tipe pelembab
5. Penulis dan pembaca dapat mengetahui dampak buruk penggunaan pelembab
6. Penulis dan pembaca dapat mengetahui formulasi pelembab dari bahan alam
7. Penulis dan pembaca dapat mengetahui gambaran umum dari sediaan rias wajah
8. Penulis dan pembaca dapat mengetahui macam-macam sediaan riasan wajah
9. Penulis dan pembaca dapat mengetahui contoh sediaan riasan wajah
BAB II
PEMBAHASAN

A. MOISTURIZER
a. Pengertian
Pelembab merupakan produk yang ditujukan untuk meningkatkan hidrasi
kulit. Saat ini, banyak produk komersil pelembab yang ditawarkan, namun perlu
diperhatikan pemilihan pelembab bergantung pada kebutuhan dan kecocokan
pada setiap individu (Elvina, 2021). Istilah pelembab atau dikenal dengan sebutan
emolien adalah penambahan air ke dalam kulit dan meningkatkan kapasitas
pengikatan air pada SC. Lapisan SC adalah struktur yang interaktif dan dinamis,
fungsinya sebagai pelindung dan menjaga kelembaban kulit. Pelembab telah
dirancang untuk memberikan kelembaban atau mengembalikan kelembaban pada
SC. Pelembab menjadi salah satu produk yang banyak diminati oleh konsumen,
bahkan sekarang produk pelembab telah dikembangkan menggunakan bahan
alami, seperti dari tumbuhan dan vitamin. Dalam buku International Cosmetic
Ingredient Dictionary telah tercatat 125 zat yang berfungsi sebagai emolien dan
hampir 200 zat bersifat higroskopis yang digunakan untuk meningkatkan kadar
air dalam kulit. Pelembab umumnya digunakan untuk mengurangi garis-garis
halus, menghaluskan, dan melembabkan kulit. Ini mungkin dapat meningkatkan
kepercayaan diri seorang inividu, kepuasan psikologis, dan kualitas hidup.
Pelembab bekerja efektif untuk mengatasi kulit kering dan menjaga kahalusan
kulit (Elvina, 2021).
b. Bahan pelembab
Jenis bahan pelembab dapat dikategorikan dalam beberapa kelompok, yaitu
pelembab yang bersifat oklusif, humektan, dan lipid interseluler pada stratum
corneum (SC).
1. Bahan yang bersifat oklusif dan humektan adalah bahan yang paling banyak
diformulasikan dalam komponen produk pelembab karena memiliki campuran
lemak yang dapat mengembalikan kelembaban kulit.
2. Pelembab yang bersifat lipid interseluler pada SC biasanya digunakan untuk
produk pelembab yang mengatasi infeksi kulit. Mekanisme pelembab
menghidrasi kulit adalah dengan mengurangi transepideral water loss (TEWL)
dan menarik air untuk menghidrasi SC dan epidermis. Beberapa bahan yang
dapat mengurangi terjadinya TEWL yang bersifat oklusif, diantaranya
petroleum, paraffin, dimethicone, cyclo-methicone, dan minyak mineral.
Bahan yang bersifat humektan dan dapat menarik air ke kulit, diantaranya
gliserin, sorbitol, propilen glikol, hyaluronic acid, sodium, dan protein. Bahan
yang bersifat lipid interseluler pada SC, yaitu asam lemak (asam linoleat, asam
stearat, dan asam palmitat), kolestrol, dan ceramides. Golongan asam lemak
adalah bahan yang banyak digunakan pada produk pelembab yang bersifat
lipid interseluler (Crowther, 2008)

c. Manfaat pelembab
Pelembab juga memiliki beberapa manfaat selain untuk melembabkan kulit.
Beberapa fungsi lainnya, yaitu sebagai berikut (Loden, 2012):
1. Anti-inflamasi Beberapa komponen pelembab, seperti glycyrrhetinic acid,
palmitoyl-ethanolamine, telmesteine, vitis vinifera, dan ceramides yang
berpotensi sebagai anti-inflamasi yang cukup besar melalui berbagai
mekanisme, diantaranya memblokir aktivitas siklooksigenase, mengatur
sitokin, memproduksi prostanoid proinflamasi, serta menyediakan efek yang
menenangkan pada kulit yang sedang meradang, seperti pada dermatitis
atopik.
2. Antipruritik Pelembab dengan basis air dapat memberikan efek dingin pada
kulit. Pelembab ini biasanya mengadung bahan seperti mentol sebagai zat
aditifnya yang dapat memberikan sensasi dingin dan dapat mengurangi rasa
gatal.
3. Antimitotik Pelembab ini berupa minyak mineral yang memiliki sifat
antimomotik epidermal dengan derajat rendah dan dapat membawa efek
terapetik pada penyakit kulit dengan meningkatkan aktivitas mitosis
epidermal, seperti psoriasis.
4. Penyembuhan Luka Hyaluronic acid telah menujukkan efektivitas dapat
mempercepat penyembuhan luka.

d. Tipe pelembab
Komponen pelembab dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kategori, yai
tu humektan, oklusif, emolien, dan konstituen pelembab alami atau esensial protein
Tipe pelembab dan contohnya seperti yang disajikan pada Tabel .
Humektan adalah zat yang dapat menarik air jika dioleskan pada kulit. Seca
ra teoritis dapat meningkatkan hidrasi SC. Bahan humektan yang umumnya diguna
kan termasuk gliserin, sorbitol, urea, asam alfa hidroksi, dan glukosa.Selain itu, sif
at higroskopis dimiliki oleh beberapa humektan, diantaranya asam alfa hidroksi, a
monium laktat juga terbukti mengurangi terjadinya penebalan abnormal pada SC,
meningkatkan kohesi antara corneocytes, mengurangi penampilan yang terlihat pad
a ichthyosis, dan kondisi hiperkarotik lainnya. Perlu diingat, penggunaan humektan
terjadi secara transepidermal bukan berasal dari lingkungan. Karena itu, penguapan
terus terjadi dari kulit yang dapat memperburuk kondisi kulit dan menyebabkan kul
it menjadi kasar. Konsentrasi yang tinggi pada beberapa humektan, diantaranya ure
a, gliserin, dan propilen glikol dapat menjadi penyebab terjadinya iritasi dan harus
dihindari pada individu yang memiliki kulit sensitif.
Oklusif secara fisik dapat memblokir secara transepidermal terjadinya kehilanga
n air pada SC dan membantu mempertahankan kadar air. Lanolin adalah salah satu
zat digunakan sebagai oklusif dan telah lama digunakan sebagai pelembab tunggal.
Oklusif terdiri dari berbagai campuran, seperti ester, diester, hidroksi ester yang me
miliki berat molekul yang tinggi, lanolin alkohol, dan asam lanolin. Namun sampai
saat ini lanolin bisa dikatakan cukup efektif untuk meminimalkan terjadinya pengu
apan dan juga dermatitis. Oleh sebab itu, penggunaan lanolin harus dibatasi pada in
dividu yang memiliki jenis kulit yang sensitif. Selain lanolin, petrolatum juga telah
banyak digunakan sebagai pelembab. Seiring meningkatnya permasalah kesehatan
dan juga lingkungan, saat ini telah dikembangkan derivat petroleum dari minyak b
umi yang menjadi alternatif. Bahan tersebut, diantaranya dimeticon dan zinc dioxid
e. Beberapa oklusif diantaranya juga memiliki efek emolien yang lebih kemampua
nnya untuk meningkatkan kemampuan kualitas kulit secara keseluruhan.

Emolien sering digunakan ke dalam produk pelembab yang berfungsi untuk


menghaluskan kulit melalui pengisian ruang antara lapisan corneocyt. Meskipun
tidak seperti sifat bahan oklusif, emolien juga dapat berfungsi mencegah terjadinya
Penguapan air pada kulit. Umumnya emolien terdiri dari emulsi air dalam minyak
dengan komponen minyak sebesar 3-25%. (Savary, 2013).
Konsentrasi minyak dapat mempengaruhi dan mempermudah penyebaran
produk saat diaplikasikan. Bahan emolien yang umumnya digunakan dalam suatu
produk, termasuk squelene, kolestrol, dan asam lemak. Squelene adalah bahan
organik alami yang berasal dari minyak hati ikan hiu, biji bayam, gandum, dan
zaitun. Secara komersial, squelen biasanya terhidrogenasi untuk menghasilkan
turunan yang jenuh yang dikenal dengan sebutan squalene, yang tidak rentan
terhadap oksidasi. Pada konsentrasi yang digunakan dalam produk pelembab, baik
squalene dan turunan squalene telah terbukti dapat menyebabkan iritasi. Selain itu,
sintesis ceramide juga telah tersedia secara komersial dan terbukti efektif dalam
memperbaiki kulit yang kering. Untuk individu yang memiliki kulit yang lebih
berminyak produk bebas minyak telah dikembangkan dengan menggunakan
propilen glikol atau gliserin. (Kim SK, 2012).
Natural Moisturizing Factor (NMF) menggambarkan senyawa yang ditemukan
pada epidermis dimana dapat mengurangi dehidrasi kulit. NMF mengandung
kombinasi beberapa jenis bahan alami, seperti asam amino bebas, asam urokanik,
garam anorganik, gula, asam laktat, dan urea. Banyak diantaranya memiliki
efisiensi yang sangat tinggi dalam menarik dan mengikat air dari lingkungan yang
memungkinkan terjadinya hidrasi corneocyt yang memadai bahkan pada
lingkungan dengan kelembaban yang rendah. Sebagian besar NMF berasal dari
pemecahan filaggrin yang kaya akan histidin dan merupakan protein dengan
molekul yang besar dalam lapisan corneocyt yang membantu pembentukan filamen
pada keratin. Kulit yang sering dibersihkan dapat mengurangi tingkat NMF.
Kelompok pelembab anti-inflamasi, senyawa yang telah disetujui FDA. Contoh
produk produk dalam pelembab ini adalah krim MimyX, Atopiclair®, EpiCeram®.
Produk pelembab tersebut adalah produk yang dirancang untuk kulit kering dan
penyakit dermatitis atopik. Krim MimyX mengandung palmitoylethanolamide,
yaitu suatu lemak bioaktif yang ditujukan untuk pasien yang mengalami dermatitis
atopik. Atopiclair® tidak mengandung bahan aktif medis, namun berfungsi sebagai
krim hidrofilik yang terdiri atas hyaluronic, telmesteine, dan glycyrrhetinic.
EpiCeram® adalah krim yang mengandung ceramide, asam lemak bebas, dan
kolestrol. Ketiga krim ini adalah produk pelembab yang telah menunjukkan
kemampuan mengatasi dermatitis atopik (Udomptaikul, 2015).
e. Dampak buruk penggunaan pelembab
Dibandingkan dengan pemberian resep dokter untuk obat topikal lainnya,
pelembab jarang dikaitkan dengan bahaya kesehatan, bahkan ketika digunakan
pada area permukaan tubuh yang luas dan dalam periode waktu yang lama.
Berbagai ketidaknyamanan yang terkait dengan pelembab sering ditemui karena
zat apapun dapat menyebabkan reaksi pada area kulit yang sensitif pada sebagian
individu. Terjadinya iritasi kulit, yaitu karena adanya reaksi sensorik atau sensasi
subjektif dengan atau tanpa tanda atau gejala peradangan hal tersebut sering terjadi.
Tabel 2. Kemungkinan efek samping dari penggunaan pelembab

f. Pelembab dari Bahan Alam


Formulasi kosmetik dari bahan alam telah banyak dikembangkan karena
telah terbukti memberikan efek yang lebih baik, aman, dan manjur. Sifat dari
bahan-bahan tersebut dapat sebagai humektan, oklusif, dan emolien yang konsisten
sebagai pelembab. Memformulasikan kosmetik menggunakan bahan baku alami
memang sulit dan memiliki tantangan tersendiri karena harus memperoleh efek
fungsional yang sama dengan bahan sintetis. Bahan alam yang telah digunakan
dalam formulasi pelembab disajikan dalam Tabel.
Tabel 3. Daftar bahan alam yang digunakan sebagai pelembab

B. SEDIAAN RIAS WAJAH


a. Pengertian sediaan kosmetik rias wajah
Kekhasan kosmetik riasan wajah adalah bahwa kosmetik ini bertujuan
semata-mata untuk mengubah penampilan, yaitu agar tampak lenih cantik dan
noda-noda atau kelainan pada kulit tertutupi. Kosmetik dekoratif tidak perlu
menambah kesehatan kulit. Kosmetik ini dianggap memadai jika tidak merusak
kulit atau sedikit mungkin merusak kulit. Dalam kosmetik dekoratif, peran zat
pewarna dan zat pewangi sangat besar. Sejak zaman dahulu, wanita cenderung
mewarnai pipinya, rambutnya, kukunya, alisnya, dan bulu matanya, sedikit
persyaratan untuk kosmetik dekoratif antara lain adalah warna yang menarik, bau
yang harum menyenangkan, tidak lengket, tidak menyebabkan kulit tampak
berkilau, dan sudah tentu tidak merusak atau menggangu kulit, rambut, bibir,
kuku dan adnesa lainnya.
b. Pembagian macam- macam sediaan rias wajah
Pembagian macam-macam sediaan rias wajah terbagi menjadi:
a. Kosmetik dekoratif
Kosmetik dekoratif yang hanya menimbulkan efek pada permukaan dan
pemakaiannya sebentar, misalnya bedak, lipstick, pemerah pipi, eye-shadow,
dll. Dalam kosmetik dekoratif, zat pewarna memegang peran sangat besar, zat
warna untuk kosmetik dekoratif berasal dari berbagai kelompok yaitu:
1. Zat warna alam yang larut
2. Zat warna sintesis yang larut
3. Pigmen-pigmen alam
4. Pigmen-pigmen sintesis
5. Lakes alam dan sintesis
b. Sediaan kosmetika riasan wajah
Sediaan kosmetika riasan wajah merupakan kosmetika yang dibuat dan
digunakan untuk merias atau memperindah kulit. Biasanya dibuat dengan
berbagai macam warna dan aroma. Kosmetika dekoratif pada umumnya terdiri
dari:
1. Bedak dasar (Foundation)
2. Bedak (Face Powder).
3. Cat bibir
4. Pemerah pipi (rouge/blush on)
5. Pewarna kelopak mata (Eye Shadow)
6. Pembuat garis mata (Eyeliner)
7. Maskara
8. Pensil alis (Eye brow pencil)
c. Beberapa sediaan rias wajah
1. Bedak padat (Compact Powder)
Bedak padat yang perkenalkan di Amerika pada tahun 1930 telah mencapai
popularitasnya dikarenakan penggunaannya yang sangat mudah dan
penyimpanan yang nyaman. Bedak padat adalah bedak kering yang telah
dikompres menjadi padatan dan biasanya digunakan dengan spons bedak.
Komposisinya mirip dengan bedak tabur, tapi efeknya pada kulit berbeda pada
beberapa tingkat. Pengikat yang terkandung dalam bedak padat memberikan
adhesi yang besar. Sebagai hasil dari proses pengepresan, ukuran partikel rata-
rata umumnya lebih besar pada bedak padat daripada bedak tabur: efek kasar
dari butiran-butiran tersebut tentu sangat tidak diinginkan. Bedak padat harus
dapat menempel dengan mudah pada spons bedak, dan padatan bedaknya
harus cukup kompak, tidak pecah atau patah dengan penggunaan normal.
Bentuknya sangat padat, digunakan setelah pemakaian alas bedak. Bahan-
bahan yang terkandung di dalamnya membuat bedak jenis padat ini cepat
menyerap sekaligus mengurangi minyak. Bentuknya beragam, tidak mudah
tumpah hingga praktis dibawa kemanapun. Sebaiknya pulaskan tipis-tipis saja.
Bisa dipakai hingga 15 bulan.
Pada dasarnya bahan dasar yang terkandung dalam bedak padat adalah
identik dengan yang digunakan dalam bedak tabur. Namun, terdapat 2
karakteristik untuk bedak padat yang mana tidak terdapat dalam bedak tabur,
kemampuan mengikat dan mudah lepas.Dasar dari padatan bedak harus dapat
dikempa dengan mudah, kemudian bersatu bersama dan tidak bergelombang
atau retak di bawah kondisi penggunaan yang normal. Untuk mencapai kondisi
ini bahan pengikat dibutuhkan.
Bedak padat juga harus memiliki sifat mudah lepas ketika digosokkan
dengan spons bedak; ini harus mudah terlepas kepada pengguna bedak.
Tekanan yang terlalu rendah akan menghasilkan padatan yang sangat mudah
hancur; tekanan yang terlalu besar akan menghasilkan padatan yang keras
yang mana tidak mudah terlepas. Beberapa jenis bahan pengikat yang
digunakan dalam bedak wajah adalah bervariasi dan banyak. Oleh karena itu,
terdapat 5 tipe dasar pengikat yang digunakan:
a. Pengikat kering
Pengikat kering seperti logam stearat (Zink atau Magnesium) stearat telah
didiskusikan dalam bagian bedak tabur. Penggunaan dari pengikat kering
dibutuhkan untuk meningkatkan tekanan bagi kompaknya bedak pada
b. Pengikat minyak
Minyak tunggal, seperti minyak mineral isopropil miristat dan turunan
lanolin, dapat sangat berguna untuk dicampurkan dalam formula sebagai
pengikat. Mereka ditemukan digunakan secara luas dalam banyak formula
bedak padat.
c. Pengikat larut air
Pengikat larut air yang biasa digunakan di masa lalu umumnya adalah
larutan gum seperti tragakan, karaya, dan arab. Dalam kategori ini,
sintetik seperti PVP (Polyvinylpyrolidone) metil selulosa, karboksil metil
selulosa juga telah digunakan dalam larutan air. Suatu pengawet penting
dalam medium gum dan berguna dalam semua larutan pengikat dari tipe
ini untuk mengatasi pertumbuhan bakteri.
d. Pengikat tidak larut air
Pengikat tidak larut air digunakan secara luas dalam bedak padat. Minyak
mineral, lemak ester dari segala tipe, dan turunan lanolin, dapat digunakan
dan dicampur dengan jumlah yang baik dari air untuk membantu
pembentukan bedak padat yang halus dan kompak. Penambahan bahan
pembasah akan membantu untuk menyeragamkan distribusi kelembaban
bedak.
e. Pengikat emulsi
Karena kesulitan tercapainya keseragaman penggunaan pengikat tidak
larut air dalam bedak padat, peneliti telah mengembangkan bahan
pengikat emulsi yang sekarang digunakan dengan luas. Seperti emulsi
yang mengizinkan distribusi yang seragam baik pada fase minyak maupun
fase air, yang mana penting dalam kepuasan pengempaan serbuk. Karena
pengikat emulsi tidak akan kehilangan kelembaban secepat pengikat tidak
larut air, penggunaannya mengizinkan prosedur pembuatan yang lebih
halus. Penggunaan dari minyak dalam bentuk emulsi bermaksud untuk
mencegah penggumpalan yang dapat muncul ketika minyak tunggal
digunakan sebagai pengikat dalam bedak wajah
2. Pemerah pipi (blush on)
Pipi adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk mewarnai pipi
dengan sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tatarias
wajah (Depkes RI, 1985). Pemerah pipi dapat digunakan langsung dengan
melekatkan pada kulit pipi, tetapi dalam banyak hal lebih baik digunakan
setelah sediaan alas rias, baik sebelum maupun sesudah menggunakan bedak
(Depkes RI, 1985).
Pemerah pipi dibuat dalam berbagai corak warna yang bervariasi mulai
dari warnamerah jambu hingga merah tua. Pemerah pipi konvensional lazim
mengandung pigmen merah atau merah kecoklatan dengan kadar tinggi.
Pemerah pipi yang mengandung pigmen kadar rendah digunakan sebagai
pelembut warna atau pencampur untuk memperoleh efek yang menyolok.
Pemerah pipi dapat digunakan langsung dengan melekatkan pada kulit pipi,
tetapi dalam banyak hal lebih baik digunakan setelah sediaan alas rias, baik
sebelum maupun sesudah menggunakan bedak (Depkes RI, 1985).
Zat pewarna sintesis yang sering ditambahkan adalah rhodamin B,
yaitu merupakan zat warna sintetik yang umum digunakan sebagai pewarna
tekstil. Rhodamin B merupakan zat warna tambahan yang dilarang
penggunaannya dalam produk-produk pangan. Rhodamin B bersifat
karsinogenik sehingga dalam penggunaan jangka panjang dapat
menyebabkan kanker. Uji toksisitas rhodamin B telah dilakukan terhadap
mencit dan tikus dengan injeksi subkutan dan secara oral. Rhodamin B dapat
menyebabkan karsinogenik pada tikus ketika diinjeksi subkutan, yaitu timbul
sarcoma lokal. Sedangkan secara IV didapatkan LD50 89,5 mg/kg yang
ditandai dengan gejala adanya pembesaran hati, ginjal, dan limfa diikuti
perubahan anatomi berupa pembesaran organnya (Merck Index, 2006)
3. Sediaan Cat Bibir (Lipstik)
Lipstik adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk mewarnai
bibir dengan sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam
tata rias wajah yang dikemas dalam bentuk batang padat. Hakikat fungsinya
adalah untuk memberikan warna bibir menjadi merah, yang dianggap akan
memberikan ekspresi wajah sehat dan menarik (Ditjen POM, 1985).
Lipstik adalah pewarna bibir yang dikemas dalam bentuk batang
padat (roll up) yang dibentuk dari minyak, lilin dan lemak. Bila pengemasan
dilakukan dalam bentuk batang lepas disebut lip crayon yang memerlukan
bantuan pensil warna untuk memperjelas hasil usapan pada bibir. Sebenarnya
lipstik adalah juga lip crayon yang diberi pengungkit roll up untuk
memudahkan pemakaian dan hanya sedikit lebih lembut dan mudah dipakai.
Lip crayon biasanya menggunakan lebih banyak lilin dan terasa lebih padat
dan kompak.
Lipstik terdiri dari zat warna yang terdispersi dalam pembawa yang
terbuat dari campuran lilin dan minyak, dalam komposisi yang sedemikian
rupa sehingga dapat memberikan suhu lebur dan viskositas yang
dikehendaki. Suhu lebur lipstik yang ideal yang sesungguhnya diatur
suhunya hingga mendekati suhu bibir, bervariasi antara 36-38ºC. Tetapi
karena harus memperhatikan faktor ketahanan terhadap suhu cuaca
disekelilingnya, terutama suhu daerah tropik, maka suhu lebur lipstik dibuat
lebih tinggi yang dianggap lebih sesuai dan diatur pada suhu lebih kurang
62ºC, atau bisanya berkisar antara 55º-75ºC.
a. Persyaratan untuk lipstik yang diinginkan atau dituntut oleh masyarakat,
antara lain (Tranggono dan Latifah, 2007):
1. Melapisi bibir secara mencukupi
2. Dapat bertahan di bibir selama mungkin
3. Cukup melekat pada bibir, tetapi tidak sampai lengket
4. Tidak mengiritasi atau menimbulkan alergi pada bibir
5. Melembabkan bibir dan tidak mengeringkannya
6. Memberikan warna yang merata pada bibir
7. Penampilannya harus menarik, baik warna maupun bentuknya
8. Tidak meneteskan minyak, permukaannya mulus, tidak bopeng atau
berbintik bintik, atau memperlihatkan hal-hal lain yang tidak menarik.
b. Komponen utama dalam sediaan lipstick
Adapun komponen utama dalam sediaan lipstik terdiri dari minyak, lilin,
lemak dan zat warna:
1. Minyak
Minyak yang digunakan dalam lipstik harus memberikan
kelembutan, kilauan, dan berfungsi sebagai medium pendispersi zat
warna (Poucher, 2000). Minyak yang sering digunakan antara lain
minyak jarak, minyak mineral, dan minyak nabati lain. Minyak jarak
merupakan minyak nabati yang unik karena memiliki viskositas
yang tinggi dan memiliki kemampuan melarutkan staining-dye
dengan baik. Minyak jarak merupakan salah satu komponen penting
dalam banyak lipstik modern. Viskositasnya yang tinggi adalah
salah satu keuntungan dalam menunda pengendapan dari pigmen
yang tidak larut pada saat pencetakan, sehingga dispersi pigmen
benar benar merata.
2. Lilin
Lilin digunakan untuk memberi struktur batang yang kuat
pada lipstik dan menjaganya tetap padat walau dalam keadaan
hangat. Campuran lilin yang ideal akan menjaga lipstik tetap padat
setidaknya pada suhu 50 dan mampu mengikat fase minyak agar
tidak keluar atau berkeringat, tetapi juga harus tetap lembut dan
mudah dioleskan pada bibir dengan tekanan serendah mungkin.
Lilin yang digunakan antara lain carnauba wax, candelilla wax,
beeswax, ozokerites, spermaceti dan setil alkohol. Carnauba wax
merupakan salah satu lilin alami yang yang sangat keras karena
memiliki titik lebur yang tinggi yaitu 85. Biasa digunakan dalam
jumlah kecil untuk meningkatkan titik lebur dan kekerasan lipstik.
3. Lemak
Lemak yang biasa digunakan adalah campuran lemak padat
yang berfungsi untuk membentuk lapisan film pada bibir, memberi
tekstur yang lembut, meningkatkan kekuatan lipstik, dan dapat
mengurangi efek berkeringat dan pecah pada lipstik. Fungsinya
yang lain dalam proses pembuatan lipstik adalah sebagai pengikat
dalam basis antara fase minyak dan fase lilin dan sebagai bahan
pendispersi untuk pigmen. Lemak padat yang biasa digunakan
dalam basis lipstik adalah lemak coklat, lanolin, lesitin, minyak
nabati terhidrogenasi dan lain-lain.
4. Zat pewarna
Zat warna dalam lipstik dibedakan atas dua jenis yaitu
staining dye dan pigmen. Staining dye merupakan zat warna yang
larut atau terdispersi dalam basisnya, sedangkan pigmen merupakan
zat warna yang tidak larut tetapi tersuspensi dalam basisnya. Kedua
macam zat warna ini masing- masing memiliki arti tersendiri, tetapi
dalam lipstik keduanya dicampur dengan komposisi sedemikian
rupa untuk memperoleh warna yang diinginkan.
5. Zat tambahan dalam cat bibir
Zat tambahan dalam lipstik adalah zat yang ditambahkan
dalam formula lipstik untuk menghasilkan lipstik yang baik, yaitu
dengan cara menutupi kekurangan yang ada tetapi dengan syarat zat
tersebut harus inert, tidak toksik, tidak menimbulkan alergi, stabil,
dan dapat bercampur dengan bahan-bahan lain dalam formula
lipstik. Zat tambahan yang digunakan yaitu antioksidan, pengawet
dan parfum:
a. Antioksidan
Antioksidan digunakan untuk melindungi minyak dan
bahan tak jenuh lain yang rawan terhadap reaksi oksidasi. BHT,
BHA dan vitamin E adalah antioksidan yang paling sering
digunakan (Poucher, 2000). Antioksidan yang digunakan harus
memenuhi syarat (Wasitaatmadja, 1997):
1. Tidak berbau agar tidak mengganggu wangi parfum dalam
kosmetika
2. Tidak berwarna
3. Tidak toksik
4. Tidak berubah meskipun disimpan lama.
b. Pengawet
Kemungkinan bakteri atau jamur untuk tumbuh di dalam
sediaan lipstik sebenarnya sangat kecil karena lipstik tidak
mengandung air. Akan tetapi ketika lipstik diaplikasikan pada
bibir kemungkinan terjadi kontaminasi pada permukaan lipstik
sehingga terjadi pertumbuhan mikroorganisme. Oleh karena itu
perlu ditambahkan pengawet di dalam formula lipstik.
Pengawet yang sering digunakan yaitu metil paraben dan propil
paraben.
c. Parfum
Parfum digunakan untuk memberikan bau yang
menyenangkan, menutupi bau dari lemak yang digunakan
sebagai basis, dan dapat menutupi bau yang mungkin timbul
selama penyimpanan dan penggunaan lipstick.
4. Sediaan eye sedow
Eye shedow dapat dibuat dalam bentuk cream, stick, larutan,
serbuk atau pressed cake (kue padat) yang di gunakan dengan puff
atau kuas. Eye shedow digunakan dapat dalam ke adaan kering atau
basah dan di formulasi menurut tipe yang di inginkan.
Pembayang mata digunakan untuk mewarnakan kelopak
mata supaya mata kelihatan lebih menyala dan menarik. Pembayang
mata biasanya di sediakan dalam bentuk sediaan cream, pensil, cair,
dan bedak yang di padatkan. Warna yang di sediakan termaksud
warna biru,hijau,coklat, merah, putih dan kuning. Kandungan
pembayang mata terdiri dari pada lanonin, lilin lebah, ceresin,
kalsium karbonat, minyak mineral, sorbitan oleat dan talcum. Untuk
pembayang mata jenis tanpa air, pewarna di campurkan dengan agen
pencerah seperti titanium dioksid yang akan di campur petrolatum.
Terdapat juga pembayang mata jenis bergemerlapan yang di peroleh
melalui campuran aluminium tulen.
Karakter bahan-bahan dasar kosmetika mata/ eye shadow:

Anda mungkin juga menyukai