Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MEKANISASI PERTANIAN

“ALSINTAN PENANAMAN TANAMAN PADI (DENGAN


MENGGUNAKAN TANGAN) DI DESA TANOPONGGOL KECAMATAN
ANGKOLA BARAT KABUPATEN TAPANULI SELATAN”

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Ir. Aryunis, M.P.

DISUSUN OLEH :
Husnul Hotima Siregar
D1A019017

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
kami yang berjudul “ALSINTAN PENANAMAN TANAMAN PADI DI DESA
TANOPONGGOL KECAMATAN ANGKOLA BARAT KABUPATEN
TAPANULI SELATAN”
Pada makalah ini kami banyak mengambil dari berbagai sumber dan
refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak .oleh sebab itu, dalam kesempatan ini
kami mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari
sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk semua pihak yang membaca…

Tano ponggol, 9 Mei 2021

HUSNUL HOTIMA SIREGAR

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. 1


KATA PENGANTAR ................................................................................ 2
DAFTAR ISI ...............................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................... 4
1.1 Latar belakang ...................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 5
1.3 Tujuan ................................................................................................... 5
1.4 Manfaat ................................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 6
BAB III METODELOGI ............................................................................ 8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 9
4.1 HASIL .................................................................................................. 9
4.2 PEMBAHASAN ................................................................................ 12
BAB V PENUTUP ...................................................................................16
5.1 kesimpulan ...........................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................17

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Padi merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban
manusia, tanaman padi juga merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas
penduduk dunia setelah serealia, jagung dan gandum (Food and Agriculture
Organization, 2018). Berdasarkan laporan di atas menunjukan tingginya vitalitas
tanaman padi terhadap keberlangsungan peradaban penduduk dunia, tidak terlepas
dengan Indonesia yang mayoritas penduduknya bergantung pada tanaman padi
sebagai sumber pangan utama sehari-hari. Maka dari itu tanaman padi menjadi
salah satu komoditas penting dan mempunyai nilai strategis bagi masyarakat
Indonesia.
Swasembada beras menjadi sasaran utama di dalam kebijakan pangan
nasional ditandai dengan penerapan berbagai kebijakan peningkatan produksi
padi. Menurut Atekan (2009), ketersedian beras dalam jumlah yang cukup
menjadi tuntutan untuk memberikan jaminan terhadap ketahanan pangan dan
stabilitas keamanan. Oleh karena itu beras selalu di tempatkan sebagai komoditas
utama dalam penyusunan konsep dan implementasi kebijakan perekonomian
Indonesia.
Sistem budidaya padi biasanya didahului oleh membuat
p e r s e m a i a n . Pembuatan persemaian memerlukan suatu persiapan yang
sebaik-baiknya, sebabbenih di persemaian ini akan menentukan pertumbuhan
padi di sawah, kemudianpengolahan tanah yang bertujuan mengubah keadaan
tanah pertanian dengan alattertentu hingga memperoleh susunan tanah (struktur
tanah) yang dikehendaki olehtanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa tahap yaitu pembersihan,pencangkulan, pembajakan, penggaruan,
dan perataan.Dalam penanaman bibitpadi harus diperhatikan sebelumnya
adalah persiapan lahan, umur bibit, dan tahapp e n a n a m a n . Dalam
p e m e l i h a r a a n m e l i p u t i p e n y u l a m a n d a n p e n y i a n g a n , pengairan,
pemupukan, penyulaman dan penyiangan, dan pengendalian hama danpenyakit.

4
1.2 Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah pembahasan makalah ini ialah :

1. Bagaimana cara menanam padi ?


2. Alat-alat apa yang bisa digunakan untuk menanam Padi ?

1.3 Tujuan
Dalam pembuatan makalah ini bertujuan agar:

1. Mahasiswa mengetahui Bagaimana cara menanam padi


2. Mahasiswa dapat mengetahui Alat-alat apa yang bisa digunakan untuk
menanam Padi

1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu untuk memberikan informasi
tentang penanaman Padi untuk menciptakan penanaman yang sesuai untuk
pertumbuhan tanaman dengan usaha seminim-minimnya. Selain itu, kita
dapat mengetahui alat atau mesin yang sesuai yang bisa digunakan untuk
menanam Padi.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Penanaman merupakan usaha penempatan biji atau benih di dalam tanah


pada kedalaman tertentu atau menyebarkan biji diatas permukaan tanah atau
menanamkan didalam tanah. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan
perkecambahan serta pertumbuhan biji yang baik. Kemampuan suatu benih untuk
tumbuh setelah ditanam bergantung pada varietas benih, kondisi tanah dan air
serta lingkungan hidupnya. Apabila tanah ditanam dengan menggaunakan alat
tanam, maka mekanisme kerja dan alat akan mempengaruhi penempatan benih di
dalam tanah yaitu berpengaruh pada kedalama tanaman, jumlah benih per lubang,
jarak antar lubang dalam baris dan jarak antar baris (Kadirman, 2017)

Budidaya tanaman padi desa tanoponggol masih menggunakan tangan


belum mempunyai alat yang canggih untuk pembibitan, penanaman, pemupukan.
Untuk pengolahan lahan sudah ada mesin bajak beroda dua.

Budidaya padi secara umum dilakukan dengan tujuan mendapatkan


produksi dan kualitas sebaik mungkin dengan mengoptimalkan serta
mengefisienkan sumberdaya yang tersedia. Banyak upaya telah dilakukan untuk
mengembangkan varietas tanaman yang mempunyai produktifitas tinggi dan
beberapa keunggulan komparatif lainnya. Banyak pula upaya pengembangan
teknologi untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lingkungan sebagai
media dan pendukung pertumbuhan tanaman. Beberapa bentuk teknologi 7
budidaya padi yang telah dilakukan antara lain teknologi budidaya padi organik
atau lebih sering disebut budidaya padi metode System Rice of Intensifikasi / SRI
(Karyaningsih dkk., 2008), sistem legowo (Utama dkk., 2007), sistem tanam
benih langsung, sistem tanpa olah tanah dan lain-lain. Teknik budidaya yang baik
untuk pertumbuhan tanaman sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil yang
sesuai dengan harapan. Hal ini harus dimulai dari awal, yaitu sejak dilakukan
persemaian sampai tanaman itu bisa dipanen. Dalam proses pertumbuhan tanaman
hingga berbuah ini harus dipelihara yang baik, terutama harus diusahakan agar

6
tanaman terhindar dari serangan hama dan penyakit yang sering kali menurunkan
produksi (Arafah, 2010).

Tanaman padi adalah sejenis tumbuhan yang sangat mudah di temukan,


apalagi kita yang tinggal di pedesaan. Hamparan persawah dipenuhi dengan
tanaman padi. Sebagian besar menjadikan padi sebagai sumber bahan makanan
pokok. Padi merupakan tanaman yang termasuk genus Oryza L. yang meliputi
kurang lebih 25 spesies, terbesar di daerah tropisdan di daerah subtropis, seperti
Asia dan Afrika. Padi yang sekarang ada merupakan persilangan antara Oryza
officianalis dan Oryza sativa F.Ina (Mubaroq, 2013).

Tanaman Padi adalah termasuk jenis tanaman rumput-rumputan. Tanaman padi


mempunyai klasifikasi sebagai berikut :
1. Divisio : Spermatophyta
2. Sub divisio : Angiospermae
3. Kelas : Monocotyledoneae,
4. Ordo : Poales,
5. Famili : Graminae
6. Genus : Oryza Linn
7. Species : Oryza sativaL

7
BAB III
METODOLOGI

3.1 Tempat dan waktu

Tempat : Di desa tanoponggol kecamatan angkola barat kabupaten


tapanuli selatan
Waktu : 10.00 WIB

3.2 Bahan dan Alat

Bahan : buku, pena, sepatu But


Alat : cangkul,

3.3 cara kerja


 Pergi ke lokasi dan melakukan berbagai rangkaian tindakan pengelolaan
lahan
 Memperhatikan Bagaimana cara menanam dengan menggunakan tangan
 Melakukan pengambilan beberapa dokumentasi kegiatan

8
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Budidaya Tanaman Padi
 Persiapan lahan

Persiapan lahan Pengolahan tanah sawah di Indonesia pada umumnya


sudah dilakukan dengan cara modern menggunakan mesin seperti traktor agar
pengeluaran dalam hal ini biaya untuk pengolahan sawah lebih efektif jika
dibandingkan dengan pengolahan tanah sawah dengan cara konvensional
menggunakan hewan ternak (Chamidah et al., 2012). Tujuan dari pengolahan
tanah adalah untuk menciptakan media tanam yang baik untuk pertumbuhan
maupun perkembangan tanaman padi (Musaqa, 2006). Pengolahan tanah yang
baik membutuhkan waktu sekitar empat minggu. Lahan terlebih dahulu digenangi
air kurang lebih selama tujuh hari.
Tahapan pengolahan tanah terdiri dari pembajakan, garu, dan perataan.
Pengolahan pada tanah berat terdiri dari dua kali bajak, dua kali garu, kemudian
diratakan. Pengolahan pada tanah ringan dapat dilakukan dengan satu kali bajak
dan dua kali garu untuk selanjutnya dilakukan perataan. Lapisan olah memiliki
kedalaman antara 15 – 20 cm (Purwono dan Purnamawati, 2007).

9
 Pemilihan benih
Pemilihan benih Benih padi yang memiliki sertifikat disarankan untuk
digunakan dalam budidaya padi. Benih padi direndam terlebih dahulu dalam
larutan air garam (200 gram garam per liter air) sebelum dilakukan
penyemaian. Benih yang sudah tidak bagus ditandai dengan mengambang di
atas rendaman larutan air garam
 Penyemaian
Penyemaian Lahan yang digunakan untuk penyemaian dibuat bersamaan
dengan lahan yang disiapkan untuk penanaman. Setiap satu hektar luas tanam
dibutuhkan lahan penyemaian dengan luas 500 m2 . Lahan persemaian
tersebut selanjutnya dibuat bedengan dengan lebar 1 – 1,25 m sedangkan
panjangnya mengikuti panjang petakan agar memudahkan penebaran benih.
Benih disebar secara merata di atas bedengan setelah bedengan diratakan.
Sekam sisa penggilingan padi atau yang biasa disebut dengan jerami
selanjutnya disebarkan di atas benih dengan tujuan agar benih terlindungi dari
hujan dan burung.
 Penanaman
Penanaman adalah memindahkan bibit yang telah siap tanam ke lahan
persawahan dengan memperhatikan umur bibit, jarak tanam, jumlah bibit yang
ditanam dalam setiap rumpun, dan kedalaman bibit yang dibenamkan
(Hidayatulloh et al., 2012). Penanaman dapat dilakukan setelah persemaian
memasuki umur antara 20 hingga 25 hari. Persemaian terlebih dahulu
digenangi dengan air dengan tujuan untuk mempermudah pencabutan benih
yang telah disemai (Musaqa, 2006)

10
Penanaman adalah memindahkan bibit yang telah siap tanam ke lahan
persawahan dengan memperhatikan umur bibit, jarak tanam, jumlah bibit yang
ditanam dalam setiap rumpun, dan kedalaman bibit yang dibenamkan
(Hidayatulloh et al., 2012). Penanaman dapat dilakukan setelah persemaian
memasuki umur antara 20 hingga 25 hari. Persemaian terlebih dahulu digenangi
dengan air dengan tujuan untuk mempermudah pencabutan benih yang telah
disemai (Musaqa, 2006). Kondisi lahan pada saat penanaman yaitu dalam25 cm x
25 cm atau 30 cm x 15 cm untuk jarak tenam tegel atau jarak tanam jajar legowo
40 cm x 20 cm x 20 cm. Bibit yang ditanam dalam satu lubang berkisar tiga
batang. Air selanjutnya dimasukkan ke dalam lahan setelah 30 hari penanaman.
Penyulaman dilakukan pada saat tujuh hari setelah tanam (HST) apabila
ditemukan bibit yang mati (Purwono dan Purnamawati, 2007).

11
4.2 Pembahasan

Cara Menanam Padi

Untuk mendapatkan tanaman padi yang berkualitas, tentu diperlukan cara tanam
padi dan  proses penanaman yang baik dan benar, persiapan apa yang perlu di
perhatikan dalam membudidayakan tanaman padi. Berikut ini beberapa langkah
dalam cara menanam padi yang harus di perhatikan agar cara budidaya padi
sampai panen berikut ini:

Persiapan media tanam

Media tanam untuk menanam padi haruslah disiapkan minimal dua minggu
sebelum penanaman. Persiapan dilakukan dengan mengolah tanah sebagai media
tanam. Tanah harus dipastikan bebas dari gulma dan rumput liar. Jangan sampai
pertumbuhan tanaman padi terganggu karena harus berbagi nutrisi dan air dengan
rumput-rumput liar. Jika sudah bebas dari tanaman liar, basahi tanah dengan air
lalu lakukan pembajakan. Pembajakan dilakukan untuk mempersiapkan tanah
dalam keadaan lunak dan gembur serta cocok untuk penanaman. Di zaman

12
modern ini pembajakan tidak lagi dilakukan dengan mencangkul tetapi dengan
menggunakan sapi ataupun traktor. Setelah melalui pembajakan, kembali genangi
media tanam dengan air. Air diberikan dalam jumlah banyak untuk menutupi
seluruh lahan dengan ketinggian hingga 10 cm. Biarkan air pada media tanam
terus menggenang. Air yang menggenang selama dua minggu akan menyebabkan
media tanam menjadi berlumbur dan racun pun dapat hilang karena ternetralisir.

Pemilihan bibit

Bibit pada tanaman padi harus melalui pengujian terlebih dahulu untuk
menentukan kualitasnya. Pengujian dilakukan dengan merendam sekitar 100 butir
benih padi dalam air. Setelah dua jam periksalah benih tersebut. Cara menanam
benih padi yaitu dengan Pemeriksaan benih dilakukan dengan mengidentifikasi
perubahan pada benih. Jika terdapat lebih dari 90 butir benih atau lebih dari 90%
benih mengeluarkan kecambah, maka artinya benih tersebut berkualitas unggul
dan bermutu tinggi. Tentu benih yang berkualitas unggul dan bermutu tinggi
inilah yang layak untuk dibudidayakan. Sedangkan jika benih tidak menunjukkan
tanda seperti yang disebutkan diatas, artinya benih tersebut tidak disarankan untuk
dibudidayakan. Setelah menentukan benih yang akan dijadikan bibit, maka dapat
dilakukan persemaian segera.

Persemaian

Persemaian dilakukan setelah menentukan bibit yang unggul. Bibit unggul


tersebut kemudian akan disemai di wadah persemaian. Wadah persemaian terlebih
dahulu harus disiapkan. Kebutuhan wadah semai diberikan dalam perbandingan
sebesar 1 : 20. Misalkan akan menggunakan lahan sawah sebesar 1 hektar maka
wadah persemaiannya sekitar 500 m2. Lahan pada wadah persemaian haruslah
juga berair dan berlumpur. Berikan pupuk urea dan pupuk TSP pada lahan
persemaian dengan dosis masing-masing 10 gr per 1 m 2. Jika lahan persemaian
sudah siap, sebarkan benih yang telah berkecambah dengan merata.

13
Penanaman

Proses penanaman dilakukan setelah benih pada proses persemaian telah tumbuh
daun sempurna sebanyak tiga hingga empat helai. Jangka waktu dari persemaian
ke bibit siap tanam umumnya sekitar 12 hingga 14 hari saja. Jika sudah siap
tanam, pindahkan bibit dari lahan semai ke lahan tanam. Pemidahan dilakukan
dengan hati-hati dan tidak merusak tanaman. Penanaman dilakukan pada lubang-
lubang tanam yang telah disiapkan. Khusus untuk tanaman padi dalam satu lubang
dapat ditanam dua bibit sekaligus. Penanaman dilakukan dengan memasukkan
bagian akar membentuk huruf L agar akar dapat tumbuh dengan sempurna.
Kedalaman bibit ditanam pun ditentukan berkisar pada rentang 1 cm hingga 15
cm. Masa penanaman padi lebih baik dilakukan dua kali dalam setahun
berdasarkan masa penanamannya yang ideal.

Perawatan lahan

Perawatan dilakukan dengan tiga hal yaitu penyiangan, pengairan, dan


pemupukan. Penyiangan dilakukan dengan menjaga kebersihan lahan dari
tanaman pengganggu. Penyiangan harus dilakukan rutin setiap periode waktu
tertentu. Bisa dilakukan dua minggu sekali atau tiga minggu sekali. Pengairan
diberikan sesuai kebutuhan. Seperti pada tanaman lainnya, pastikan tidak ada
kekurangan atau kelebihan air. Selanjutnya untuk pemupukan, dilakukan pertama
kali setelah tanaman padi berusia satu minggu. Jenis pupuk yang diberikan adalah
pupuk urea dengan dosis 100 kg per hektar dan pupuk TPS dengan dosis 50 kg
per hektar. Pemupukan selanjutnya dilakukan setelah 25 hari hingga 30 hari
setelah penanaman. Diberikan kembali pupuk urea dengan dosis 50 kg per hektar
dan pupuk Phonska dengan dosis 100 kg per hektar.

Pencegahan hama dan penyakit

Hama dan penyakit dapat dicegah dengan memberikan pestisida.

Pemanenan

14
Panen dilakukan dengan tanda-tanda padi yang sudah menguning dan merunduk.
Gunakan sabit gerigi untuk memanen dan letakkan hasil panen pada tikar dengan
merontokkan beras dari dalam bulir-bulir padi yang ada.

4.3 Agroekosistem

Agroekosistem yang ada di desa tano ponggol kecamatan angkola barat


kabupaten tapanuli selatan adalah kangkung tapi lebih diDominasi ekosistem
persawahan

15
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Sistem pengetahuan tradisional dalam budidaya pertanian padi yang
dilakukan oleh masyarakat tanoponggol hingga saat ini masih bisa ditemukan.
Pertanian padi yang dilakukan secara tradisional dan juga bibit padi yang lokal
masih tetap dipertahankan. Dan belum ada alat yang ditemukan masih
menggunakan tangan

Pengolahan tanah awalnya dilakukan secara konvensioal atau secara


tradisional, dengan menggunakan tenaga hewan ternak (sapi, kerbau, dan kuda).
Seiring dengan perkembangan zaman, pengolahan tanah konvensional diganti
dengan pengolahan secara modern menggunakan teknologi yang canggih. Alat-
alat sederhana yang umumnya digunakan untuk mengolah tanah seperti cangkul,
parang, sabit dan lain-lain

16
DAFTAR PUSTAKA

Mentri Pertanian RI, 2013. Peraturan Menteri Pertanian Republik


Indonesia.Diakases 19 Oktober 2017

Alat dan Mesin Pertanian. Buku Teks Bahan Ajar Siswa

Hardjosentono, M. 1996. Mesin-mesin Pertanian. Bumi Aksara : Jakarta.


Sukirno, MS.1999. Mekanisasi Pertanian.Pokok Bahasan Alat Mesin Pertanian
dan Pengelolaannya. Diklat Kuliah. UGM, Yogyakarta.

Kadirman, 2017, Ilmu pertanian

17

Anda mungkin juga menyukai