AUDITING II
01
Fakultas Ekonomi S1 Akuntansi 01610003 TIM DOSEN
dan Bisnis
Abstract Kompetensi
Modul ini membahas mengenai Mahasiswa dapat menjelaskan
dasar-dasar audit dan peran dasar-dasar audit dan peran
auditing dalam mengurangi risiko auditing dalam mengurangi risiko
I. Pengertian Auditing
Dari definisi di atas, dapat diketahui beberapa ciri dari auditing, yaitu berikut ini.
Audit Berbasis Risiko (Risk Based Audit) adalah metodologi pemeriksaan yang
dipergunakan untuk memberikan jaminan bahwa risiko telah dikelola di dalam
batasan risiko yang telah ditetapkan manajemen pada tingkatan korporasi.
Pendekatan audit ini berfokus dalam mengevaluasi risiko-risiko baik strategis,
finansial, operasional, regulasi dan lainnya yang dihadapi oleh organisasi. Dalam Audit
berbasis risiko, risiko-risiko yang tinggi diaudit, sehingga kemudian manajemen bisa
mengetahui area baru mana yang berisiko dan area mana yang kontrolnya harus diperbaiki.
Kerangka kerja internal dan tata kelola yang baik telah tersedia secara cukup dan
berfungsi dengan baik guna mengendalikan risiko.
Gambar di atas menunjukkan keterkaitan antara risiko (i) dan pengendalian (control).
Menghadapi risiko, manajemen mengembangkan dan memelihara Pengendalian internal
untuk menangkal (mitigate) risiko tersebut.
Pada baris risiko bawaan (inherent risk) berisi semua faktor risiko bisnis dan kecurangan
(business and fraud risk factors) yang dapat menyebabkan laporan keuangan di salah
sajikan secara material ( tanpa mempertimbangkan mitigasi oleh Pengendalian internal).
Gambar 1.2 menyajikan peran auditor. Auditor berupaya menentukan apakah laporan
keuangan entitas bebas dari salah saji yang material. Untuk itu, ia melakukan penilaian
risiko (ia mengkaji potensial salah saji yang material dalam laporan keuangan).
Dalam menilai risiko bawaan (inherent risk), auditor ingin mengetahui: Di mana salh saji
material mungkin terjadi dalam laporan keuangan? Dalam menilai risiko pengendalian
(control risk), auditor ingin mengetahui: Apakah pengendalian intern yang dibangun
menangkal risiko bawaan yang diidentifikasi? Hasilnya (akhir dari tahap penilaian risiko)
auditor menilai risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan.
Auditor kemudian melaksakakan prosedur audit yang bersifat responsif atau menanggapi
hasil penilaian risiko tersebut. Prosedur audit itu dirancang untuk menekan risiko audit ke
tingkat rendah yang tepat (appropriate low level) atau ke tingkat rendah yang dapat diterima
auditor.
200.17 Asurans yang layak Untuk memperoleh asurans yang layak, auditor
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat
untuk menekan risiko audit ke tingkat rendah yang
dapat diterima, dengan demikian memungkinkan
auditor menarik kesimpulan yang layak untuk
digunakan sebagai dasar pemberian pendapat
auditor (aline A28-A52)
Makna audit berbasis risiko tersirat dalam Bagan Proses Audit. Suatu audit berbasis
risiko mengandung tiga langkah kunci seperti disajikan di Tabel 1.3
Tabel 1.3
Tiga Langkah Audit Berbasis Risiko
Tabel 1.4
Pertanyaan utama dalam Tiga Tahap Audit Berbasis Risiko
Peristiwa apa yang jika trejadi, berpotensi mengakibatkan salah saji materila dalam
laporan keuangan?
Apakah peristiwa yang diidentifikasi dalam tahap 1, memang terjadi dan mengakibatkan
salah saji yang material dalam laporan keuangan?
Tahap 3 → Reporting/Pelaporan
Opini audit apa yang tepat (berdasarkan bukti audit yang diperoleh), yang harus diberikan
atas laporan keuangan?
“Tujuan auditor adalah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang risiko (salah saji
material) yang dinilai dengan merancang dan mengimplementasikan tanggapan yang tepat terhadap
risiko tersebut”
Tanggapan auditor terhadap risiko yang dinilai untuk risiko salah saji material,
didokumentasikan dalam suatu rencana audit yang:
1. Berisi tanggapan menyeluruh atas risiko yang diidentifikasi pada tingkat laporan
keuangan
2. Menanganai area lapporan keuangan yang material, dan
3. Berisi sifat, luasnya, dan penjadwalan prosedur audit spesifik untuk menanggai risiko
salah saji material, pada tingkat asersi.
Dokumentasi
Dokumentasi audit yang cukup, diharuskan agar auditor yang berpengalaman, yang
tidak berhubungan dengan audit ini, memahami:
1. Sifat, jadwal waktu, dan luasnya prosedur audit yang dilaksanakan;
2. Hasil pelaksanaan prosedur tersebut dan bukti audit yang diperoleh; dan
3. Hal-hal penting yang timbul selama audit berlangsung, kesimpulan yang diarik, dan
kearifan profesional yang diterapkan untuk sampai pada kesimpulan itu.
• Arens, A.A., R.J. Elder, M.S. Beasley, dan C.E. Hogan (2017), Auditing and
Assurance Services, 16th ed., Harlow: Pearson Education.
• Hayes, Rick,. Wallage, Philip dan Gortemaker, Hans. 2017. Prinsip-prinsip
Pengauditan. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.
• Theodorus M, Tuanakotta. (2013). Audit Berbasis ISA (International Standards on
Auditing). Jakarta: Salemba Empat.
• Theodorus M, Tuanakotta. (2015). Audit Kontemporer). Jakarta: Salemba Empat.
• Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). IAPI, 2014