NIM : 4441210048
Kelas : 2B Agribisnis
Tugas
1.
2. ISLAM PADA MASA KESULTANAN BANTEN
PERSPEKTIF SOSIO-HISTORIS
Tome Pires tiba di Banten pada tahun 1513, dia melihat sudah banyak orang Islam di
Banten. Islam tersebar di Banten sebelum abad ke-15. Letak Banten yang berada di dua jalur
international, membuat Banten menjadi tempat persinggahan para pedagang, yang datang dari
berbagai negara yang salah satunya berasal dari Arab. Dan kemudian datang Syarif
Hidayatullah bersama 98 orang muridnya di Banten membuat Islam menjadi lebih besar.
Karena Syarif Hidayatullalı mempunyai akhlak yg baik , oleh karena itu Bupati Banten
menikahkan dengan adik perempuannya yang bernama Nyai Kawunganten. Setelah Syarif
Hidayatullah dipanggil pulang ke Cirebon, maka tugas penyebaran Islam dialihkan kepada
Hasanudin. Penguasa yang bertahta pada saat Hasanuddin melakukan dakzahnya adalah Prabu Pucuk
Umun yang mempunyai kedudukan di Banten Girang (tiga kilometer jaraknya dari Serang ke arah
selatan). Hasanuddin memenangkan pertandingan mengadu ayamnya dengan Prabu Pucuk
Umun. Oleh karena itu, tahta Prabu Pucuk Umun diganti oleh Hasanuddin. Banyak Penduduk
Banten Girang yang tidak mau masuk Islam dan melarikan diri ke Pegunungan Selatan, yang biasa
kita sebut dengan orang Baduy. Kekuasaan dipindahkan dari Banten Girang ke Surosowan, karena
Surosowan sebagai ibukota kesultanan yang dekat pantai itu dan akan berpotensi untuk
mengembangkan pelayaran dan perdagangan. Banten menjadi semakin maju pada tahun1552,
sehingga Banten dijadikan negara bagian dari Demak dan Hasanuddin menjadi sultannya. Pada tahu
1570 Maulana Hasanuddin wafat dan dikuburkan di samping Masjid Agung.
Pada masa Sultan Ageng keagamaan masyarakat Banten ini sedang mengalami
kemajuan, yang disebabkan karena beliau mempunyai perhatian yang besar dalam
perkembangan pendidikan agama Islam. Perhatian Sultan Ageng terhadap keagaaman, tidak
membuatnya untuk mengabaikan pembangunan dalam bidang lain. Beliau juga peduli dengan
pertanian dan perdagangan, dan Banten mencapai puncak keemasannya. Intervensi Belanda
mulai merasuk kepada masyarakat Banten setelah Sultan Ageng tertangkap dan ditawan oleh
kolonial Belanda. Sultan Ageng meninggal dunia saat masih menjadi tahanan Belanda di
benteng Batavia pada tahun 1692, dan atas permintaan keluarga, Sultan Ageng Tirtayasa
akhirnya dipulangkan ke Banten dan dimakamkan di kompleks Masjid Agung Banten.
Sultan Zainul Abidin diganti oleh Sultan Abulfathi Muhammad Syifa Zainal Arifin.
Sultan Abulfathi Muhammad Syifa Zainal Arifin mempunyai istri keturunan Arab yang
bernama Ratu Syarifah Fatimah. Semasa pemerintahan Sultan Abulfathi Muhammad Syifa
Zainal Arifin selalu dipengaruhi istrinya. sehingga beliau ditentang saat menunjuk Pangeran
Gusti yang merupakan putra tertuanya menjadi putra mahkota, dan Ratu Syarifah Fatimah
justru mengangkat anak dari suami dulunya yang bernama Pangeran Syarif Abdullah. Bahkan
Ratu Syarifah juga memfitnah Sultan dan meminta Belanda untuk menangkapnya, sehingga
Sultan ditangkap dan diasingkan ke Ambon hingga meninggalnya. Sedangkan Pangeran Gusti
diasingkan ke Sailan. Karena pengangkatan Pangeran Syarif Abdullah membuat rakyat tidak
menyukai, sehingga terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh Kyai Tapa dan Ratu Bagus
Buang. Pangeran Arya Adi Santika atau adik Sultan Zainul Arifin diangkat sebagai gantinya,
namun rakyat belum puas sehingga mereka mulai melakukan pemberontakan lagi dan akhirnya
kekuasaan diserahkan kepada putra mahkota Pengeran Gusti dengan gelar Sultan Abunnasr Arif
Zainul Asikin yang merupakan putra tertua Sultan Zainul Arifin.
Setelah runtuhnya kesultanan, penyampaian agama Islam tetap terus dilanjutkan oleh
para ulama. Namun karena Belanda yang semakin kuat, maka dibikin dua tipe ulama di Banten.
Pertama adalah penghulu sebagai pejabat Negara dan kedua adalah kyai independen. Akhir dari
abad ke-19, seperti cerita Achmad Djajadiningrat, hampir semua keluarga di Banten
memberikan dukungan kepada satu atau dua anggota keluarganya untuk belajar ke Mekkah.dan
pada awal abad ke-20 menyatakan bahwa banyak guru agama di Mekkah yang berasal dari
Indonesia.
3.
a. Banten merupakan wilayah Kesultanan yang banyak melahirkan ulama besar dan para
pejuang islam. Kesultanan Banten dulunya hanya di bawah kekuasaan Kerajaan
Padjajaran yang bercorak Hindu. Banten juga merupakan kerajaan yang menjadi salah
satu wilayah yang sangat berpengaruh dalam perdagangan internasional. Banten juga
merupakan salah satu pelabuhan terpenting kerajaan ini dan wilayah lain. Posisi Banten
yang sangat strategis membuat wilayah ini menjadi tempat transit pedagang dari negara-
negara lain.
b. Pengaruh pada Kesultanan Banten sangat besar dalam membangun kebangsaan dan
membuat Banten menjadi semakin lebih maju dalam berbagai bidang. Banten semakin
sukses di jalur perdagangannya dan membuat masyarakat Banten tidak merasakan
kekurangan. Kesuksesan Kerajaan Banten inilah yang menjadi pendorong masyarakat
Banten saat ini dalam membangun wilayah.
c. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan membangun pembangunan yang
mendahulukan manfaat dari sumber daya alam serta sumber daya manusia, dan
menyerasikan sumber alam dengan manusia dalam pembangunan. Sehingga hal tersebut
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam memenuhi kepentingannya tanpa
mengorbankan kemampuan generasi mendatang.