Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING

STICK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA


PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA
DAN BUDI PEKERTI (POKOK BAHASAN
MENGENAL MALAIKAT) DI KELAS IV
SDN KERTAWANA

PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menulis Skripsi Pada
Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh:
LUTPIANI SUARDI
NIM. 1801273

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM TASIKMALAYA
2022
HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING


STICK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA DAN BUDI
PEKERTI (POKOK BAHASAN MENGENAL
MALAIKAT) DI KELAS IV SDN KERTAWANA

LUTPIANI SUARDI
NIM. 1801273

Menyetujui,

Ketua Prodi PAI Sekretaris Prodi PAI

Asep Wildan, M.Pd. H. Udin Zaenudin, M.Ed.


NIDN. 2129087601 NIDN. 2107037702
A. IDENTITAS PENGUSUL
Nama : LUTPIANI SUARDI
NIM : 1801273
B. JUDUL SKRIPSI
Judul : Pengaruh Model Pembelajaran Talking Stick Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Dan Budi
Pekerti (Pokok Bahasan Mengenal Malaikat) Di Kelas IV SDN
Kertawana.
C. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran yang sangat penting bagi
kehidupan manusia. Dengan pendidikan manusia dapat memperoleh berbagai
pengetahuan dan dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya untuk
dapat diterapkan didalam kehidupan sehari-hari. Didalam pendidikan Sekolah
Dasar, siswa mulai mempelajari dan memahami apa saja yang terjadi didalam
kehidupannya yang berkaitan dengan materi yang telah diajarakan di sekolah
( Lisdayanti 2014 :7).

Saat ini metode pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah masih banyak


yang menerapkan metode pembelajaran konvensional, metode yang berpusat pada
guru (teacher centered), guru sebagai satu-satunya orang yang menjadi sumber
perhatian ketika proses pembelajaran dilakukan, semestinya seorang pendidik juga
harus mampu memfasilitasi daya nalar peserta didik supaya dapat
mengembangkan sendiri potensi yang dimiliki dengan menggunakan metode
pembelajaran yang bisa membuat peserta didik menjadi lebih aktif ketika proses
pembelajaran dilaksakan serta pembelajaran itu harus berpusat pada peserta didik
(student centered), dengan metode seperti itu diharapkan hasil pembelajaran akan
lebih baik daripada pembelajaran yang menggunakan metode konvensional.

Pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan akan


membawa peserta didik pada suasana yang nyaman ketika mengikuti
pembelajaran, peserta didik tidak akan merasa jenuh saat belajar. Tentunya
pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan harus

1
menggunakan model pembelajaran yang tepat saat menyampaikan materi
pembelajaran. Penyampaian materi pembelajaran akan dengan mudah
disampaikan dan mudah diserap oleh peserta didik apabila menggunakan media
dan metode pembelajaran yang tepat dengan materi yang akan dipelajari.

Berdasarkan hasil observasi awal peneliti pada salah satu Sekolah Dasar
Negeri (SDN) Kertawana di Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya,
terlihat bahwa pemahaman peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI) masih ada yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang ditentukan, hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara dengan
seorang tenaga pengajar PAI di sekolah tersebut. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut maka diperlukan penangananan secara serius untuk dapat membantu
peserta didik dalam memahami materi pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
dengan mudah dan cepat.

Kesulitan guru dalam memberikan pembelajaran yang aktif dan kreatif karena
kurang tepatnya didalam menggunakan metode atau model pembelajaran. Guru di
era sekarang berbeda dengan guru di masa lalu. Guru di masa lalu diibaratkan
menyuapi ilmu pada anak didiknya dengan banyak berceramah, sedangkan guru di
masa sekarang merupakan fasilitator dan motivator.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan diatas yaitu


dengan menerapkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan yaitu Model
Pembelaajaran Kooperatif tipe Talking Stick.

Talking Stick (tongkat berbicara) adalah model yang awalnya dipergunakan


oleh penduduk asli Amerika untuk megajak semua orang berbicara atau
menyampaikan pendapat dalam suatu forum atau pertemuan antar suku (Huda
dlam Hanafi 2015 : 12). Strategi pembelajaran ini berbantukan tongkat, dimana
siswa pemegang tongkat harus menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Pembelajaran Talking Stick sangat tepat jika diterapkan di Sekolah Dasar.
Disamping melatih kemampuan berbicara, pembeljaran dengan bantuan tongkat

2
ini akan menciptakan suasana yang membangkitkan semangat dan partisipasi aktif
peserta didik.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan


penelitian dan memfokuskan penelitian dengan model pembelajaran Talking Stick
untuk meningkatkan pemahaman peserta didik pada pokok bahasan mengenal
Malaikat Alloh pada mata pelajaran PAI di Sekolah Dasar Negeri (SDN)
Kertawana, penelitian ini berjudul : “Pengaruh Model Pembelajaran Talking Stick
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Mengenal Malaikat Di
SDN. Kertawana”.

2. Batasan Masalah
Peneliti memfokuskan penelitian ini pada permasalahan rendahnya
pemahaman peserta didik Sekolah Dasar (SD). Untuk mengukur pemahaman
peserta didik tersebut peneliti menggunakan indikator-indikator pemahaman
menurut para ahli, dengan melakukan tes terhadap peserta didik. Batasan masalah
pada penelitian ini difokuskan kepada peserta didik kelas IV SDN. Kertawana
Kabupaten Tasikmalaya.
3. Rumusan Masalah
a. Bagaimana penerapan model pembelajaran Talking Stick pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Dan Budi Pekerti?

b. Bagaimanakah pengaruh model pembelajaran Talking Stick terhadap


prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti (Pokok bahasan Mengenal Malaikat) di Kelas IV SDN.
Kertawana?

c. Seberapa besar tingkat pemahaman peserta didik di Kelas IV SDN.


Kertawana dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick?

4. Tujuan Penelitian
a. Untuk memperoleh informasi penerapan model pembelajaran Talking Stick
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Dan Budi Pekerti.

3
b. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Talking Stick terhadap
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti (Pokok bahasan Mengenal Malaikat) di Kelas IV SDN. Kertawana.

c. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman peserta didik di Kelas IV


SDN. Kertawana dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick.

5. Manfaat Penelitian
a. Penelitian ini dapat memberikan informasi dalam ilmu pengetahuan di
bidang pendidikan, khususnya dalam meningkatkan hasil belajar peserta
didik.
b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam
memilih model pembelajaran inovatif dalam upaya menciptakan suasana
belajar yang kondusif, supaya dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik.
c. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi, masukan dan bahan
pertimbangan untuk penelitian selanjutnya, baik untuk pengembangan
pembelajaran maupun penyelesaian tugas akhir.

D. TINJAUAN PUSTAKA
1. Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan pedoman bagi tenaga pendidik dalam
melangsungkan kegiatan belajar mengajar dikelas. Model ini mencakup
pendekatan, strategi, hingga metode pembelajaran. Banyak model pembelajaran
telah dikembangkan oleh guru yang pada dasarnya untuk memberikan kemudahan
bagi siswa dalam memahami dan menguasai pelajaran. Pengembangan model
pembelajaran sangat tergantung dari karakteristik mata pelajaran ataupun materi
yang akan diberikan kepada siswa, sehingga tidak ada model pembelajaran
tertentu yang diyakini sebagai model pembelajaran yang paling baik. Dalam
sebuah buku Model-model Pembelajaran karya Shilpi A. Oktavia (2020:12-13)
ada beberapa pengertian model pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli.

4
Menurut Joyce, Weil dan Calhun (dalam Warsono dan Haryanto
2013:172), model pembelajaran adalah deskripsi lingkungan pembelajaran yang
meliputi perilaku guru dalam melangsungkan pembelajaran.

Sedangkan Udin (dalam Hermawan 2006:3) berpendapat bahwa model


pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar guna mencapai tujuan
belajar.

Menurut Trianto (2015:51), model pembelajaran adalah suatu perencanaan


atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan
pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial.

Model pembelajaran merupakan suatu rancangan (desain) yang


menggambarkan proses rinci penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan
terjadinya interaksi pembelajaran agar terjadi perubahan atau perkembangan diri
peserta didik. (Sukmadinata dan Syaodih, 2012:151).

2. Model Talking Stick

Talking adalah sebuah kata yang diambil dari bahasa inggris yang artinya
berbicara. Talking stick (tongkat berbicara) adalah metode yang pada mulanya
digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang berbicara
atau menyampaikan pendapat dalam suatu forum (pertemuan antar susku).

Menurut Maufur (2009:88), model pembelajaran talking stick merupakan


sebuah model pembelajaran yang berguna untuk melatih keberanian siswa dalam
menjawab dan berbicara kepada orang lain. Sedangkan penggunaan tongkat
secara bergiliran sebagai media untuk merangsang siswa bertindak cepat dan
tepat, sekaligus untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi.

Model pembelajaran Talking Stick merupakan model pembelajaran yang


berbasis permainan sehingga membuat siswa bersemangat dalam belajar dan
melatih siswa untuk menghargai hak orang lain. Talking Stick dipakai sebagai
tanda seseorang mempunyai hak suara (berbicara) yang diberikan secara
bergiliran atau bergantian. Strategi pembelajaran ini dilakukan dengan bantuan

5
tongkat, siswa yang memegang tongkat harus menjawab pertanyaan dari guru
setelah siswaa mempelajari materi pokoknya. Kemudian secara estafet tongkat
tersebut berpindah ke tangan siswa lainnya secara bergiliran, demikian seterusnya
sampai seluruh siswa mendapat tongkat. Pembelajaran Talking Stick sangat cocok
diterapkan baagi siswa SD, SMP, dan SMA/SMK. Selain untuk melatih berbicara,
pembelajaran ini akan menciptakan suasana yang menyenangkan dan memebuat
siswa aktif.

Pembelajaran dengan strategi Talking Stick mendorong siswa untuk berani


mengemukakan pendapat. Strategi ini diawali dengan penjelasan guru mengenai
materi pokok yang akan dipelajari. Kemudian dengan bantuan stick (tongkat) yang
bergulir siswa dituntun untuk merefleksikan atau mengulang kembali materi yang
sudah dipelajari dengan cara menjawab pertanyaan dari guru. Siapa yang
memegang tongkat, dialah yang wajib menjawab pertanyaan (talking).

E. PENELITIAN TERDAHULU
Nadia Nurfadhilla dari IAIN Metro dalam penelitiannya yang berjudul
“Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Talking Stick Terhadap Hasil
Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 2 Sidomulyo
Tahun Pelajaran 2018/2019” menyatakan bahwa berdasarkan hasil kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan dan berdasarkan analisis data penelitian dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran Talking Stick berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa, karena saat proses pembelajaran terdapat unsur pemainan dan kerja
kelompok antar peserta didik, sehingga dapat menumbuhkan rasa persaingan
antara siswa dan pembelajaran dikelas dapat lebih menarik.

Kesimpulan tersebut berdasarkan fakta dari hasil penelitian yang dilakukan


oleh peneliti pada kelas eksperimen (VA) dengan diperoleh peningkatan hasil
belajar sebesar 22,2 dengan nilai rata-rata pretest= 46,8 dan nilai rata-rata
posttest= 69. Sedangkan pada kelas kontrol (VB) diperoleh peningkatan hasil
belajar sebesar 16,75 dengan nilai rata-rata pretest= 41,25 dan nilai rata-rata
posttest= 58. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara peningkatan hasil
belajar siswa kelas VA melalui model pembelajaran talking stick dengan siswa
kelas VB yang belajar melalui pembelajaran konvensional.

6
Persamaan penelitian terdahulu dengan peneliti yaitu sama-sama meneliti
tentang pengaruh model pembelajaran Talking Stick. Sedangkan perbedaannya
yaitu peneliti terdahulu menggunakan mata pelajaran IPA dikelas V SDN. 2
Sidomulyo, sedangkan peneliti menggunakan mata pelajaran Pendidikan Agama
dan Budi Pekerti di SDN. Kertawana.

F. KERANGKA PEMIKIRAN
Sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti harus menentukan
serangkaian urutan kegiatan penelitian terlebih dahulu, kegiatan tersebut disebut
dengan kerangka pemikiran atau kerangka berfikir. Urutan tersebut bisa dimulai
dari menentukan permasalahan yang akan dibahas, mencari solusi,
mengumpulkan variabel data, dan lain-lain.

Menurut Widayat dan Amirullah (2002:16). Kerangka pemikiran merupakan


model konseptual tentang hubungan anatara teori dengan berbagai faktor yang
diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka berfikir berguna
membangun suatu hipotesis sehingga dapat disebut sebagai dasar penyusun
hipotesis.

Secara umum kerangka pemikiran adalah garis besar alur logika berjalannya
penelitian yang dapat digambarkan menggunakan suatu diagram yang didalamnya
menjelaskan mengenai keterkaitan antar variabel.

Penggunaan Model Pembelajaran


Talking Stick (X)

Pengaruh Kendala

Prestasi Belajar
Siswa (Y)

7
G. METODOLOGI
Metode penelitian adalah cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid,
dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan
tertentu sehingga kedepannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan,
dan mengantisipasi masalah.

Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu metode kuasi
eksperimen. Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode
penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap
yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono 2014:72).

Dengan demikian metode eksperimen ini dapat digunakan untuk mengetahui


pengaruh dari suatu perlakuan yang dilakukan kepada sekelompok siswa
kemudian peniliti dapat memperoleh suatu data atau hasil sebagai bahan evaluasi
dari tindakan yang telah dilakukan.

Peneliti telah melakukan observasi pada salah satu Sekolah Dasar (SD) Negeri
di Kabupaten Tasikmalaya tepatnya di SDN Kertawana, kemudian melakukan
interview. Dengan melakukan interview kepada guru mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI) didapatkan kesimpulan bahwa terdapat kekurangan dalam
penyampaian materi pelajaran yang disampaikan guru mata pelajaran PAI kepada
peserta didik, sehingga pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran
PAI masih ada yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
ditentukan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka diperlukan
penangananan secara serius untuk dapat membantu peserta didik dalam
memahami materi pelajaran.

1. Sifat Penelitian

Penelitian eksperimen (Experiment Research) adalah penelitian yang


bertujuan untuk mencari pengaruh dari perlakuan (sebab-akibat). Dalam penelitian
ini variabel bebas yaitu model pembelajaran talking stick dan variabel terikat nya
yaitu pemahaman peserta didik.

8
2. Desain Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua kelompok yang berbeda perlakuannya, dua
kelompok tersebut yaitu kelompok kontrol dan kelompok eskperimen. Pada
kelompok kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional sedangkan
pada kelompok eksperimen menggunakan model pembelajaran talking stick.

Desain penelitian yang peneliti gunakan yaitu Pretest-Postest Grup Kontrol


Tidak secara Random (Nonrandomized Control Group Pretest-posttest Design).
Adapun desain penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Grup Pretes Variabel Bebas Postes

Eksperimen (VA) Y1 X Y2

Kontrol (VB) Y1 - Y2

Nonrandomized Control Group Pretest-posttest Design Sukardi


(2007:187)

Pretes-postes Grup Kontrol Tidak secara Random (Nonrandomized


Control Group Pretest-posttest Design) membandingkan dua kelompok yaitu
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pembelajaran di kelas ekperimen diberikan
perlakuan (X) berupa penerapan model pembelajaran talking stick. Sedangkan
pada kelas kontrol tidak diberikan, pada kelas kontrol dilakukan pembelajaran
secara konvensional atau pembelajaran yang biasa dilakukan dalam kelas
tersebut. Kedua kelas diberikan pretes (Y1) dan postes (Y2) dengan soal tes
yang sama, dimana pretes dilakukan sebelum pembelajaran dan postes
dilakukan sesudah pembelajaran.

3. Variabel Penelitian

Variabel X atau variabel bebas dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran
talking stick, sedangkan variabel Y atau variabel terikat dalam penelitian ini yaitu
pemahaman siswa.

9
H. JADWAL KEGIATAN
Penelitian ini akan dilaksanakan dimulai pada bulan Januari 2022. Adapun jadwal penelitian secara rinci akan digambarkan
dalam tabel sebagai berikut :

NO KEGIATAN JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI


1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Observasi
A
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
Proposal Penelitian
1. Persiapan
B
2. Penyusunan Proposal
3. Persiapan Penelitian
Pelaksanaan Penelitian
1. Persiapan
C
2. Pelaksanaan
3. Evaluasi
Laporan Skripsi
1. Persiapan
D
2. Penyusunan Laporan
3. Evaluasi

10
I. DAFTAR PUSTAKA
Baraldi. A., dan Blonda. P., 1998, A Survey of Fuzzy Clustering Algorithms for
Pattern Recognition, IEEE Trans, Vol.29, 778 - 785., Swiss.

Barakbah. A.R., 2006, Cluster Analysis, Soft Computation Research Group,


EEPIS-ITS, Surabaya.

Berry. M.J.A. dan Linoff. G.S., 2000, Mastering Data Mining, The Art and
Science of Customer Relationship Management, Wiley Computer
Publishing, Canada.
Sukardi. (2013). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bumi Aksara.
Jakarta.gvhu89op’/

https://www.google.com/amp/s/m.kumparan.com/amp/berita-hari-ini/pengertian-
model-pembelajaran-menurut-para-ahli-beserta-ciri-dan-contohnya-
1vFWkJ68iIV

Agus Suprijono, Cooverative Learning : Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta: Pustaka


Pelajar 2010), hlm. 109.

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://repository.metr
ouniv.ac.id/id/eprint/1256/1/SKRIPSI%2520WINDA%2520NOVIASARI.
pdf&ved=2ahUKEwjzwaOzvJP2AhU3gtgFHSK

Aris Ashoimin. (2017). 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013.


Ar-ruzz Media Depok, hlm. 197-199.

11

Anda mungkin juga menyukai