Anda di halaman 1dari 8

Muslim Fisabilillah

Namaku Rana Aqilla Humairah panggil saja


Qilla. Seorang gadis yang sama sekali tidak paham agama
yang masih duduk dibangku kelas delapan SMP Negeri.
Ayahku seorang dosen sedangkan ibuku seorang dokter,
orang tua ku selalu sibuk degan pekerjaannya masing
masing. Bisa dibilang Aku adalah anak yang kurang
perharian. Setiap hari-hariku hanya diisi dengan
kekosongan, dan pastinya kesepian. Sebenarnya aku bisa
saja bermain bersama teman-temanku, tapi aku tidak mau
karena aku memiliki kepribadian yang introvert. Setiap
hari sepulang sekolah aku hanya bermain handphone terus-
menerus, tak ada semangat hidup sama sekali di dalam
diriku, “Entahlah aku juga bingung dengan diriku ini”
pikirku disetiap malam. Suatu hari aku baru pulang
sekolah dan lanjut membersihkan diriku, akupun duduk
bersantai di sofa yang ada di kamarku dan mulai membuka
membuka layar ponsel ku dan melihat-lihat konten lucu
yang ada di ponsel. Hingga saat itu lewatlah video dakwah
di beranda instagram, yang bertuliskan keistimewaan
sholat lima waktu “Aku tidak pernah sholat, tidak pernah
beribadah sama sekali walau hanya sebatas beristighfar
kepada Allah, padahal sangat jelas aku beraga Islam,
apakah ini adalah sebuah Hidayah” batinku dalam hati.

Tak lama kemudian terdengar suara Adzan Ashar,


aku berpikir bahwa aku akan sholat Ashar hari ini. Aku
bergegas mencari buku panduan sholat di rak bukuku “Ya
aku menemukannya” ucapku, aku membuka buku itu dan
mulai membaca tata cara berwudhu dan sholat. Akupun
mulai berwudhu sesuai dengan panduan di buku tersebut
dari awal hingga akhir. Aku mulai memakai mukena yang
bertahun-tahun tersimpan dia dalam lemari ku tanpa
tersentuh sedikitpun, aku mulai membaca niat sholat Ashar
sesuai dengan panduan buku tadi. Selesai sholat aku
melanjutkan dengan membaca Dzikir yang selama ini tak
pernah terucap sekalipun oleh ku.

Masih terbesit dalam pikiranku, apakah ini


Hidayah dari Allah sehingga membuat hatiku tergerak
untuk menunaikan sholat. Aku merasa selama ini aku salah
karena tidak memanfaatkan waktuku dengan baik, “Aku
ingin membaca AL-Qur’an” ucapku pelan. Setelah
melaksanakan sholat akupun melanjutkannya dengan
membaca Al-Qur’an “Untung saja aku dulu pernah belajar
Al-Qur’an, jadi aku bisa membacanya” ucapku. Aku mulai
membaca surat pembuka yaitu surat Al-Fatihah,kebetulan
Qur’an ku mempunyai terjemahan sehingga aku bisa
memahami lebih dalam tentang kndungan Al-Qur’an.
Selesai membaca Al-Qur’an aku mencari konten konten
dakwah yang pasti bermanfaat untuk diri ku, aku sangat
tentram dan damai saat mengingat nama Allah. Airmata
bercucuran membasahi pipiku “MasyaaAllah” ucapku
berderai air mata. “Aku ingin berubah, aku tidak boleh
seperti ini terus menerus pasti bisa” gumam ku dengan
penuh rasa optimis. Setelah melihat – lihat vidio dakwah,
aku melanjutkan dengan membersihkan kamar, membuka
lemari lalu aku mengeluarkan semua jilbab dan gamis –
gamis yang kupunya. Aku mulai belajar merubah gaya
hidupku sesuai dengan fitrahnya seorang wanita muslimah.
Sekarang setiap hari aku melaksanakan kewajiban ku
sebagai seorang muslim, aku mulai memanfaatkan
handpone ku sebagai sarana sarana belajar baik itu ilmu
umum maupun ilmu agama.

Hingga suatu hari ibuku bertanya kepada


kepadaku “Tumben kamu ngaji nak?” tanya ibuku sambil
menatap ku,”Bukankah kita ini beragama Islam Bu?”
jawab ku dengan pelan. Ibuku yang mendengar itu pun
langsung menangis dan memelukku sambil berkata “Anak
ibu sudah dewasa, sudah berubah, maafin ibu nak, ibu dan
ayah gak pernah perhatiin kamu sejak kamu kelas empat
sekolah dasar, maafin ibu nak” Ujar ibu ku. Aku senang
mendengar ucapan ibu barusan, kupikir selama ini orang
tua ku tidak akan pernah peduli dengan aku lagi, ternyata
itu salah. Waktu itu sudah menjelang waktu isya’, ayah ku
menyuruh ku untuk segera mengambil air wudhu dan kita
akan melaksanakan sholat berjama’ah. Betapa senangnya
aku ketika ingin melaksanakan shalat berjama’ah dengan
ayah dan ibu ku. “Allahuakbar” ayah ku mengucap takbir,
rasanya senang sekali aku bisa melaksanakan sholat
berjama’ah dengan orang tua ku, “Ini adalah sholat
berjama’ah pertama kali yang ku lakukan bersama ayah
dan ibu ku” gumam ku.

Selesai sholat aku pun melanjutkannya dengan bertadarus


Al-Qur’an bersama dengan ibu ku. tak terasa sudah
malam, ibu ku menyuruh ku untuk segera tidur karna
besok aku harus pergi sekolah. Pukul 06.00 aku berangkat
ke sekolah usai melakukan rutinitas pagi ku. Entah kenapa
aku sangat bersemangat hari ini, mungkin karena aku
merasa sangat senang. Saat menuju kelas aku mendengar
salah seorang teman ku yang berbicara kotor dan kasar
kepada teman ku yang berbeda agama dengan kami atau
biasa disebut nonis (non islam).

Aku yang mengetahui hal itu tidak tinggal diam


melihatnya. Aku berbica kepada mereka dengan pelan dan
sopan bahwa tidak boleh mengejek teman yang berbeda
agama dengan mereka. “Aku tidak terima ini” ucap teman
nonis ku, “Aku tidak peduli” ucap teman ku satunya. Aku
pun bertanya kepada mereka “kalian ini kenapa kok
bertengkar,kenapa saling ejek?” tanya ku pada mereka,
“Awalnya kita hanya bercanda biasa tapi dia kelewatan”
kata teman nonis ku sambil menatap teman ku satunya,
“Hm..kalian ini seperti anak kecil yang sedang bertengkar
merebutkan es krim” ujar ku, Merera berdua hanya diam.
“Bukan kah Indonesia ini terdiri dari beragam agama,
apakah guru kita di sekolah tidak mengajarkan toleransi
antar umat beragama?” Tanya ku pada mereka berdua, “Ya
kami salah” ucap mereka bersamaan, “Aku minta maaf
karena sudah mengejekmu tadi” ucap teman ku meminta
maaf kedapa teman nonis ku, “Ya aku juga meminta maaf
kepada mu” jawab teman nonis ku. Mereka bersalaman
dan saling meminta maaf dengan wajah yang ceria. “Kalo
begini kan enak” ucap ku sambil tertawa, “Terimakasih ya
Qill sudah mengingatkan kami” ucap teman ku, “Iya sama
sama lain kali jangan diulangi lagi loh ya” jawab ku, “Siap
Qilla” jawab mereka bersamaan dengan tertawa. Setelah
pulang sekolah aku pun melaksanakan rutinitas ku seperti
biasa yang sudah mulai berubah menjadi lebih baik dari
sebelumnya seiring berjalannya waktu. “Alhamdulillah”
ucapan syukur ku hari ini atas semua rejeki yang diberikan
Allah.

Tak disangka ibu dan ayah ku sudah berada


dirumah sebelum waktunya pulang kerja. “Tumben ibu
sama ayah udah pulang?” tanya ku pada mereka, “Iya nak
ibu sama ayah ambil cuti hari ini buat nemenin kamu
dirumah biar gak sendirian” jawab ibu ku sambil
tersenyum pada ku, “Iya Qill, jadi kita bisa full nemenin
kamu hari ini” sahut ayah ku, “Wahh makasih ya, ibu sama
ayah mau luangin waktu buat aku” ucap ku kegirangan,
“Kamu suka Qill?” tanya ayah ku padaku, “Ya jelas suka
dong hehe” jawab ku tersenyum, “Alhamdulillah kalau
kamu seneng” ucap ayah ku. “Kamu udah sholat ashar apa
belum?” tanya ibu ku pada ku, “Belum bu habis ini” jawab
ku sambil menaruh sepatuku di rak sepatu, “Segera sholat
sana Qill” pinta ayah ku pada ku, “Iya siap Pak bos” sahut
ku, “Bisa aja kamu Qill” ujar ayah ku sambil tertawa.

Usai sholat ashar aku, ibu, dan ayah pergi ke meja makan
untuk makan bersama sama. “MasyaaAllah seneng banget
aku hari ini bisa makan bareng – bareng sama ayah dan
ibu” ucap ku, “Iya nak alhamdulillah” sahut ibu ku, “Haha
iya alhamdulillah kita bisa makan sama – sama lagi setelah
sekian lama” ujar ayah ku. Kami pun menikmati makanan
yang dibeli oleh ibu ku, iya dibeli karena ibu ku tidak
sempat masak, tapi aku sudah sangat senang karena aku
sudah bisa menikmati rasanya makan bersama – sama
dengan ayah dan ibu ku setelah sekian lama.

Setelah selesai makan aku melanjutkan dengan


belajar, “Aku harus mengulang kembali pelajaran yang di
ajarkan disekolah hari ini” ucap ku. Tak terasa sudah
menjelang maghrib, “Sudah adzan maghrib” kata ibu ku,
“Iya Bu” sahut ku, “Ayo segera ambil wudhu habis itu kita
sholat jama’ah lagi bareng bareng” kata ayah ku, “Wah
alhamdulillah ya aku bisa sholat jama’ah lagi bareng –
bareng sama ayah dan ibu” ucap ku, “Barakallah
alhamdulillah” sahut ayah ku tersenyum pada ku. Usai
sholat maghrib aku tadarus Al-Qur’an bersama yah dan ibu
ku, sampai terdengar suara adzan isya’ dan kami pun
segera menunaikan sholat isya bersama sama. Setelah
selesai sholat ibu ku pun menyuruh ku untuk segera tidur
karena besok aku harus bangun pagi membantu ibu ku
memasak dan juga membersihkan rumah. Sebelum tidur
aku mengambil air wudhu sesuai dengan sunnah – sunah
Rasullullah sebelum tidur. Ayah ku mengetuk pintu kamar
ku, aku pun membukanya, “Ada apa yah?” tanya ku
padanya, “Qill ayah mau ngomong sesuatu sama kamu”
jawab ayah ku, “Ayah mau ngomong apa?” tanya ku lagi,
“Ayah mau minta maaf ya Qill ke kamu, udah lama ayah
sama ibu gak perhatiin kamu sama sekali, bahkan sebatas
nanya makan aja nggak pernah, ayah sama ibu terlalu
sibuk sama pekerjaan sampai lupa sama anak nya sendiri”
ucap ayah ku, “Gak apa – apa kok, Qilla gak masalah” ujar
ku sambil tersenyum pada ayah ku, “Qilla ayah perhatiin
kamu sekarang berubah ya,jadi lebih dewasa dan sikap
kamu jadi lebih baik dari sebelumnya” kata ayah ku,
“Hehe alhamdulillah Qilla bisa ngelawan rasa malas Qilla
dan bisa berubah jadi lebih baik dari sebelumnya” sahut ku
,”Siapa yang ngajarin kamu nak?” tanya ayah ku pada ku,
“Qilla belajar sendiri Yah, Qilla mulai belajar dari hal –
hal kecil, Qilla juga mulai manfaatin handpone buat sarana
mencari ilmu, bukan cuma buat main doang hehe” jawab
ku. Ayah ku tersenyum pada, aku pun senang melihat
senyuman yang terukir diwajah ayah ku, “MasyaaAllah
anak ayah” ucap ayah ku, “Iya alhamdulillah ya hehe”
sahut ku dengan tersenyum, “Pertahanin ya Qill, kamu
harus bisa istiqomah dijalan Allah, kamu harus bisa bedain
mana yang salah, mana yang benar, dan mana yang perlu
diperbaiki biar lebih baik dari sebelumnya” ucap ayah ku,
“Iya in syaa Allah Yah” jawab ku, “Ayah salut sama kamu
Qill, kamu bisa berubah dan bisa melawan rasa malas, itu
gak mudah buat anak zaman sekarang” ucap ayah ku,
“Hehe alhamdulillah ini juga atas izin Allah, Qilla juga
masih belajar buat jadi yang lebih baik lagi kedepannya”
jawab ku tersenyum.

Tiba – tiba ibu ku masuk ke kamar ku lalu duduk di


samping ku. “Barakallah nak ibu seneng banget
dengernya” ucap ibu ku, “Ayah denger kamu dapat
ranking satu ya?” tanya ayah ku pada ku, “Alhamdulillah
iya” jawab ku, “Eitss tapi kamu gak boleh mudah puas ya
nak, terus belajar, belajar, dan belajar sampai akhir hayat,
karena belajar itu hukumnya wajib untuk seliruh umat
muslim” kata ayah ku, “Iya ayah Qilla tersayang” jawab
ku, “MasyaaAllah barakallah anak ibu” sahut ibu ku,
“Qilla juga harus tahu ya nak, kalau menjadi lebih baik
dari sebelumnya itu memang baik, tapi merasa lebih baik
dari yang lain itu tidak baik, Qilla harus tetep rendah hati”
ucap ayah ku, “Iyah ayah” jawab ku tersenyum. Sebelum
tidur mereka berpesan kepada ku “Jadilah anak yang bisa
membawa kedua orang tua mu ke surga nya Allah kelak ya
nak” pesan ayah dan ibu ku sebelum mereka meninggalkan
kamar ku, “Iya in syaa Allah” jawab ku tersenyum.
Mereka pun meningalkan kamar ku dan pergi tidur,
“Jangan lupa doa sebelum tidur” ucap ayah ku pada ku,
“Siap ayah” jawab ku.

Anda mungkin juga menyukai