Anda di halaman 1dari 12

Makalah Jenis-jenis Komunikasi

Materi Pertemuan ke 2

Kelas : 2D
Kelompok :
1. FADILA MALIKA 211030121379
2. HAFIZ SATRIO DWI YUDHANTO 211030121389
3. SOHIDIN BAGUS PRADOPO 211030121392

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG KOTA
TANGERANG SELATAN TAHUN 2022
JI. Pajajaran No. 1 Pamulang, Tangerang Selatan-Banten

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunianya penulis
dapat menyelesaikan Makalah ini. Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas kuliah.

Meskipun dalam penyusunan makalah ini penulis banyak menemukan hambatan dan
kesulitan, tetapi karena motivasi dan dorongan dari berbagai pihak makalah ini dapat
terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa pada penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan.
Oleh karena itu penulis mengharapkan sumbang saran dan keritik dari semua pihak yang
membaca makalah ini yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya. Tidak
lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak atas dukungannya sehingga
terwujudnya makalah ini.

Tangerang Selatan, 8 Maret 2022

ii
Daftar Isi

HALAMAN JUDUL ……………………………………………….. i


KATA PENGANTAR ……………………………………………… ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………..…. 1

• A. Latar Belakang ………………………………………..….. 1


• B. Rumusan Masalah ………………………………….....….. 2
• C. Tujuan ……………………………………………..……… 2

BAB II ISI ...................................……………………………………..3

• 2.1 Komunikasi .................…………………………………....3


• 2.2 Komunikasi Verbal …............…...………………………..3
• C. Komunikasi Nonverbal ………………….………………...4

BAB III PENUTUP ……………………………………………….....8

• A. Simpulan ………………………………………………….8
• B. Saran ………………………………………………………8

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………….......9

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting. Bukan hanya dalam
kehidupan organisasi, namun dalam kehidupan manusia secara umum. Komunikasi
merupakan hal yang esensial dalam kehidupan kita. Kita semua berinteraksi dengan
sesama dengan cara melakukan komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan dengan cara
yang sederhana sampai yang kompleks, dan teknologi kini telah merubah cara manusia
berkomunikasi secara drastis.
Komunikasi tidak terbatas pada kata-kata yang terucap belaka, melainkan bentuk dari
apa saja interaksi, senyuman, anggukan kepala yang membenarkan hati, sikap badan,
ungkapan minat, sikap dan perasaan yang sama. Diterimanya pengertian yang sama
adalah merupakan kunci dalam komunikasi. Tanpa penerimaan sesuatu dengan pengertian
yang sama, maka yang terjadi adalah “dialog antara orang satu”.
Organisasi atau Organization bersumber dari kata kerja bahasa latin Organizare“to
form as or into a whole consisting of interdependent or coordinated parts (membentuk
sebagai atau menjadi keseluruhan dari bagian-bagian yang saling bergantung atau
terkoordinasi). Organisasi adalah sarana dimana manajemen mengkoordinasikan sumber
bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan
wewenang.
Tujuan organisasi tidak akan tercapai apabila tanpa manajemen dan komunikasi.
Manajemen tidak akan mungkin ada tanpa organisasi. Manajemen ada, jika ada tujuan
yang akan dicapai dan diselesaikan. Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi
terletak pada peninjauannya yang terfokus pada manusia-manusia yng terlibat dalam
mencapai tujuan organisasi.
Tujuan organisasi juga tidak terlepas dari peran pemimpin. Pemimpin yang baik adalah
pemimpin yang mampu menguasai komunikasi dengan baik pula. Dengan penguasaan
komunikasi yang baik seorang pemimpin memiliki nilai tambah, baik dalam
kehidupannya secara umum, maupun dalam mengkontribusikan dirinya di tempat kerja,
sehingga lebih produktif.
Komunikasi juga dikatakan sebagai inti dari kepemimpinan. Kepemimpinan yang
efektif dapat dicapai melalui proses komunikasi yang dilakukan oleh pemimpin kepada
anggotanya. Visi pemimpin bisa saja bagus, namun tanpa komunikasi yang efektif, maka
visi tersebut tidak akan pernah bisa terwujud. Dalam mengkomunikasikan visi, maka

1
pemimpin harus bisa menyampaikan suatu gambaran di masa depan yang mendorong
antusiasme serta komitmen orang lain.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari komunikasi verbal?
2. Apa pengertian dari komunikasi nonverbal?
3. Apa saja kategori dari komunikasi verbal dan nonverbal?

1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ilmiah ini adalah untuk mengetahui pengertian dari
komunikasi dalam organisasi, proses komunikasi, apa saja hambatan komunikasi,
bagaimana mengatasi hambatan komunikasi, apa saja jenis-jenis komunikasi.

BAB II

2
ISI

2.1 Komunikasi

Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku dan memungkinkan


individu untuk berhubungan dengan orang lain dan dunia sekitarnya. Menurut Potter dan
Perry (1993), komunikasi terjadi pada tiga tingkatan yaitu intrapersonal, interpersonal dan
publik. Makalah ini difokuskan pada komunikasi interpersonal yang terapeutik.
Komunikasi interpersonal adalah interaksi yang terjadi antara sedikitnya dua orang atau
dalam kelompok kecil, terutama dalam keperawatan. Komunikasi interpersonal yang sehat
memungkinkan penyelesaian masalah, berbagai ide, pengambilan keputusan, dan
pertumbuhan personal. Menurut Potter dan Perry (1993), Swansburg (1990), Szilagyi (1984),
dan Tappen (1995) ada tiga jenis komunikasi yaitu verbal, tertulisa dan non-verbal yang
dimanifestasikan secara terapeutik.
Menurut Hovland, Jains dan Kelley, komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang
(komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata- kata) dengan tujuan
untuk membentuk perilaku orang- orang lainnya (khalayak). Komunikasi adalah proses
penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain- lain. Melalui penggunaaan
symbol- symbol seperti kata- kata, gambar- gambar, angka- angka dan lain- lain. Wibowo
berpendapat, komunikasi merupakan aktifitas menyampaikan apa yang ada dipikiran, konsep
yang kita miliki dan keinginan yang ingin kita sampaikan pada orang lain. Atau sebagai seni
mempengaruhi orang lain untuk memperoleh apa yang kita inginkan. Sedangkan Astrid
berpendapat komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti/ makna
yang perlu dipahami bersama oleh pihak yang terlihat dalam kegiatan komunikasi.
2.2 Komunikasi verbal
Komunikasi verbal (kata-kata) adalah lambang-lambang bersifat abstrak yang dibuat dan
disepakati oleh sekelompok tertentu kemudian diberikan makna tertentu pula. Bahasa verbal
merupakan sarana yang paling utama dalam rangka menyatakan rasa, pikiran dan juga apa
yang kita maksudkan.20 Kata-kata yang digunakan dalam bahasa verbal mewakili segala
aspek realita individual.
Komunikasi verbal ialah salah satu bentuk komunikasi yang disampaikan oleh seseorang
kepada orang lain baik melalui cara tertulis (written) ataupun cara lisan (oral). Komunikasi
verbal dapat mempermudah seseorang dalam menyampaikan pemikiran, ide-ide ataupun
keputusan.
Penggunaan komunikasi verbal menggunakan lisan dapat dilakukan menggunakan media,
misalkan komunikasi lisan yang menggunakan media telepon/handphone. Sedangkan
penggunaan komunikasi verbal menggunakan tulisan dilakukan secara tidak langsung antara
seseorang dengan orang lain yang dalam penyampaiannya menggunakan media surat,
gambar, lukisan grafik, tabel dan lain sebagainya.

3
Pemanipulasian kata-kata manusia bisa mengkomunikasikan berbagai macam pesan yang
pelik sekalipun, misalnya perhitungan matematika, sastra, Undang-Undang, juga ilmu
pengetahuan yang lain. Oleh karena itu, komunikator diharapkan mampu menguasai cara
melaksanakan komunikasi verbal sehingga tidak menjadi penghalang semantik ketika proses
komunikasi berlangsung dengan komunikan di dalam pelatihan.
Dalam komunikasi lisan, informasi/pesan disampaikan secara lisan/oral atau verbal melalui
apa yang diucapkan dari mulut atau dikatakan, dan bagaimana mengatakannya. Arti kata yang
diucapkan akan menjadi semakin jelas ketika ucapan tersebut diikuti dengan tekanan suara
seperti tinggi rendah suara dan lemah lembutnya suara, keras tidaknya suara, juga perubahan
nada suara. Informasi/pesan yang disampaikan secara lisan, melalui ucapan kata-kata atau
kalimat disebut berbicara. Berbicara ialah salah satu upaya pengungkapan perasaan, gagasan,
dan ide dengan ucapan, kata-kata atau tulisan dalam bentuk tertentu.
Jenis komunikasi verbal ada beberapa macam, yaitu :
1. Berbicara dan menulis Berbicara adalah komunikasi verbal vocal, sedangkan menulis
adalah komunikasi verbal non vocal. Presentasi dalam rapat adalah contoh dari komunikasi
verbal vocal. Surat menyurat adalah contoh dari komunikasi verbal non vocal.
2. Mendengarkan dan membaca Mendengar dan mendengarkan adalah dua hal yang
berbeda. Mendengar mengandung arti hanya mengambil getaran bunyi, sedangkan
mendengarkan adalah mengambil makna dari apa yang didengar. Mendengarkan melibatkan
unsur mendengar, memperhatikan, memahami dan mengingat. Membaca adalah satu cara
untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang ditulis.

2.3 Komunikasi nonverbal

Tanpa kita sadari, kita secara tidak sengaja mengirimkan banyak pesan non-verbal dalam
kehidupan sehari-hari. Tanpa disadari, sebenarnya kita telah banyak berkomunikasi dan
mengirimkan pesan non-verbal padahal tanpa disadari bahwa pesan tersebut berarti pagi
orang lain atau penerimanya.

Dalam komunikasi non verbal, pesan tersebut dilakukan dalam bentuk tanpa kata-kata.
Komunikasi non verbal lebih banyak dipakai jika dibandingkan dengan komunikasi verbal
dalam realitas kehidupan. Ketika komunikasi berlangsung, hampir secara otomatis
komunikasi non verbal pun ikut terpakai. Komunikasi non verbal ini lebih dominan jujur
dalam pengungkapan karena dilakukan secara spontan. Melalui komunikasi verbal ini, orang

4
dapat menarik kesimpulan tentang beragam perasaan seseorang, baik perasaan senang,
kangen, benci, cinta dan lain sebagainya.

Blake dan Haroldsen menyatakan bahwa komunikasi non-verbal merupakan penyampaian


dari informasi/pesan meliputi tidak adanya simbol-simbol atau perwujudan suara. Yang
termasuk ke dalam bentuk komunikasi non-verbal ialah kontak mata, ekspresi wajah, gerak
tubuh, kedekatan jarak, suara yang bukan kata atau pribahasa, sentuhan, dan cara
berpakaian.28 Komunikasi nonverbal adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan
dalam rangka pencapaian keberhasilan pelatihan. Karena para peserta latihan tidak hanya
memperhatikan kata-kata yang diucapkan oleh pelatih, namun juga mencermati lambang-
lambang lain selain kata-kata. Bagaimana seorang pelatih menampilkan diri dari segi pakaian,
sikap, nada suara, aspek waktu, penggunaan fasilitas pelatihan yang termasuk ke dalam
bagian dari komunikasi non verbal yang harus dikelola dengan baik.
Jadi komunikasi non verbal merupakan jenis komunikasi yang disajikan tanpa kata-kata
dalam proses penyampaian informasinya seperti kontak mata, ekspresi wajah, gerak tubuh,
kedekatan jarak, suara yang bukan kata atau pribahasa, sentuhan, dan cara berpakaian.
Menurut Mark L. Knapp sebagaimana dalam tulisan Jalaluddin, komunikasi non verbal
memiliki beberapa fungsi, diantaranya repetisi, substitusi, kontradiksi, komplemen dan juga
aksentuasi.
1. Repetisi. Repetisi mempunyai makna pengulangan kembali gagasan-gagasan yang
telah diungkapkan melalui komunikasi verbal. Contohnya adalah setelah kita mengutarakan
penolakan, kemudian diikuti dengan geleng-geleng kepala.
2. Substitusi. Substitusi bermakna penggantian lambang/simbol verbal. Dalam hal ini
misalnya penunjukan “persetujuan” dengan cara diam seribu kata, tanpa sepatah katapun
dengan cara kepala mengangguk-angguk.
3. Kontradiksi. Kontradiksi berarti penolakan atau pemberian makna berbeda kepada
pesan verbal. Contohnya jika kita memuji prestasi rekan kerja kita dengan cara mencibirkan
bibir kemudian berata “Hebat, kamu memang brilliant”.
4. Komplemen. Sebagai pelengkap dan memperkaya makna dari pesan verbal. Hal ini
bisa ditunjukkan dengan air muka yang dapat menggambarkan tingkat penderitaan yang tidak
dapat diungkapkan melalui kata-kata.
5. Aksentuasi. Aksentuasi bermakna penegasan atau penggarisbawahan dari pesan
verbal. Hal ini dapat ditunjukkan dengan cara memukul meja dengan keras yang menandakan
bahwa terdapat kejengkelan terhadap sesuatu.

5
Ada beberapa kategori komunikasi non verbal, diantaranya:
1. Penampilan
Penampilan diri dalam pergaulan dan hubungan dengan orang lain memiliki peranan yang
amat penting baik dalam perkembangan keakraban, saling percaya, bahkan mempermudah
komunikasi. Penampilan yang ramah, semangat tinggi, perhatian, penuh gairah harus dimiliki
seorang pelatih diklat dengan menjauhi sikap yang pemarah, emosional dan tidak simpati
harus dijauhinya.
Hal yang tak kalah penting adalah persoalan pakaian dan aksesoris. Perihal kerapian dalam
hal berpakaian juga akan mencerminkan kepribadian seseorang. Pakaian dan aksesoris juga
dapat menjadikannya sebagai kesan pertama sehingga kita harus berhati-hati dalam
memilihnya.
Walaupun tidak termasuk dalam stereotipe, individu dinilai dari jenis pakaian yang
digunakannya. Sebagai contoh, seseorang seringkali menyukai orang lain hanya karena
persoalan cara berpakaian yang menarik perhatiannya. Contoh lainnya adalah penampilan
menarik dan pakaian rapi pelamar pekerjaan cenderung akan lebih gampang mendapatkan
pekerjaan.
2. Gerakan Tubuh atau Kinestetik, yang termasuk dalam katergori ini diantaranya:
Orientasi tubuh, derajat komunikator mengatur dirnya untuk menghadap atau menjauh dari
komunikan dengan tubuh, kaki ataupun kepala.
Postur tubuh. Cara seseorang berdiri, bergerak, berjalan dapat menjelaskan ekspresi dirinya.
Postur tubuh ini dapat merefleksikan konsep diri, emosi bahkan tingkat kesehatannya. Wajah
dan kontak mata. Wajah adalah sumber yang kaya dengan komunikasi dikarenakan ekspresi
dari wajah merupakan cerminan dari suasana hati seseorang. Sedangkan kontak mata akan
menimbulkan signal alami dalam melaksanakan komunikasi. Kontak mata selama terjadinya
komunikasi menandakan bahwa orang tersebut terlibat serta menghargai lawannya disertai
keinginan untuk memperhatikan, tidak hanya sebatas mendengarkan.
Gerak Isyarat. Gerak isyarat (gesture) ialah sumber informasi yang baik dalam komunikasi
non verbal. Gerak isyarat bisa digunakan untuk mempertegas pembicaraan seperti
menghentakkan kaki menggerak-gerakkan tangan selama berbicara dalam sebuah pelatihan
tersebut menunjukkan bahwa orang tersebut dalam keadaan bingung ataupun stres ataupun
sebagai salah satu cara yang dilakukan dalam rangka menepis dan menghilangkan rasa
bingung dan stres tersebut.

6
3. Vokalik/Suara/Paralanguage
Suara merupakan salah satu bagian dari komunikasi non verbal. Suara adalah parabahasa
(paralanguage) yakni cara bagaimana kata-kata dan kalimat dilafalkan. Suara dapat
mengkomunikasikan sesuatu yang bisa dilakukan dengan cara nada bicara, tinggi suara,
kecepatan berbicara, besar suara, keras dan lemahnya suara, kualitas suara, intonasi, berapa
lama dan panjang istirahat dan juga ketidaklancaran.32 Semua hal tersebut mempunyai
peranan yang sangat penting dalam melemahkan dan menguatkan pesan yang akan
disampaikan kepada seseorang atau lawan bicara.
Sebagai seorang komunikator dalam sebuah pelatihan hendaknya menghindari suara yang
melengking dan tergesa-gesa. Kewibawaan seorang komunikator juga didapat dengan
pemberian kesan suara dan gaya bicara yang ramah, tenang, meyakinkan dan tidak
menyinggung perasaan. Hal ini juga memberikan kesan bahwa komunikator tersebut
memiliki kredibilitas yang kuat. 4. Sentuhan
Sentuhan juga dapat mengkomunikasikan banyak pesan yang terkandung di dalamnya.
Sentuhan juga dapat mewakili penyampaian rasa perhatian, persahabatan, seksual dan juga
keagresifan. Pesan yang diperoleh dari adanya sentuhan juga akan memberikan pengaruh
terhadap bagaimana cara seseorang di dalam memberikan arti pada setiap sentuhan, di
samping arti sentuhan sebenarnya yang dimaksud oleh komunikator itu.
Sentuhan ini merupakan bentuk komunikasi personal yang sifatnya spontan. Bentuk
perhatian, dukungan, simpati dan kasih sayang dapat dilakukan dengan jalan sentuhan.34
Yang termasuk dalam sentuhan ini misalnya genggaman tangan, salaman, pukulan, sentuhan
di panggung, mengelus, berciuman dan lain-lain.

BAB III

PENUTUP

7
3.1 Kesimpulan
1. Komunikasi adalah segala proses kegiatan antar dua orang ( dua pihak) atau lebih
untuk berbagi informasi, ide, dan perasaan. Sesuatu itu dinamakan komunikasi karena
karakteristiknya yang unik, merupakan suatu proses dinamis, terikat konteks,
simbolik. Dalam praktiknya, fungsi-fungsi tersebut dapat muncul bersamaan. Dengan
kata lain, setiap peristiwa komunikasai memiliki satu fungsi atau lebih. Proses
konumikasi melibatkan serangkaian kegiatan yang berlangsung terus –menerus.
Kegiatan itu meliputi penyandian atau pengkodean, pengiriman kode, serta
penerimaan dan pemahaman kode.
2. Unsur –unsur yang terlibat dalam komunikasi adalah komunikastor dan komunikan,
pesan, saluran,konteks, balikan, serta gangguan. Agar komunikasi dapat berhasil
dengan baik, Dalam berkomunikasi, suatu kondisi yang berbeda menutut perlakuan
yang berlainan.Atas dasar itu maka komunikasi dapat dikelompokkan atas beberapa
jenis sesuai sudut pandangnya. Ditinjau ditinjau dari situasinya, komunikasi terbagi
atas komunikasi formal, informal, dan semiformal. Dilihat dari simbol yang
dipakainya, komunikasi dapat dikelompokkan atas komunikasi verbal dan nonverbal.
3. Dipandang dari ada tidaknya media yang digunakan, komunikasi terdiri atas
komunikasi bermedia dan tak bermedia. Bertolak dari sasarannya komunikasi dapat
digolongkan atas komunikasi intrapersonal, interpersonal, wawancara, serta
komunikasi dalam kelompok kecil dan besar( komunikasi massa/ publik).

Saran

Sebagai komunikator jika berkomunkasi hendaknya dapat menyesuaikan dengan


situasi yang ada dengan komunikan. Agar tidak terjadi kesalahpahaman antar
komunikaro dan komunikan.

Daftar Pustaka

8
Pohan, D. D., & Fitria, U. S. (2021). Jenis Jenis Komunikasi. Cybernetics: Journal
Educational Research and Social Studies, 29-37.

Khotimah, I. H. (2007). Komunikasi Verbal Dan Nonverbal Dalam Diklat. Sari, 10.

Jenny Marlindawani Purba, S. (2003). KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN.


SUMATERA UTARA: Digitized by USU digital library.

Kurniati, D. P. (2016). MODUL KOMUNIKASI VERBAL DAN NON VERBAL. Bali: Program
Studi Kesehatan Masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai