Anda di halaman 1dari 10

TIARA APRILLIA PUTRI

2010070150032
S1 FARMASI KLINIS
DOSEN PENGAMPU: Apt. SISKA FERLINDA, M.Farm
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG 2022/2023
SINDROM CUSHING
 Mekanisme kerja obat :  Indikasi:
 obat golongan antihistamin  gejala alergi seperti hay fever,
generasi pertama yang bekerja urtikaria, migren.
dengan cara menghambat kerja zat  Kontraindikasi:
histamin. Histamin adalah zat alami  bayi baru lahir atau prematur,
yang akan menyebabkan hipertrofi prostat, porfiria, pasien
munculnya keluhan dan gejala saat usia lanjut; lihat juga keterangan di
seseorang terpapar zat pemicu atas.
alergi (alergen). Ketika kerja
histamin terhambat, keluhan dan  Interaksi:
gejala alergi akan mereda.  alkohol, depresan SSP, atropin,
 Perlu diingat bahwa cyproheptadine antidepresan trisiklik, penghambat
tidak dapat menyembuhkan alergi, MAO.
melainkan hanya meredakan  Efek Samping:
gejalanya. Cara terbaik mencegah  mual, muntah, mulut kering, diare,
munculnya gejala alergi adalah anemia hemolitik, leukopenia,
menghindari zat atau bahan, agranulositosis, trombositopenia;
lihat juga keterangan di atas.
 Dosis:  Peringatan:
 alergi: dosis lazim 4 mg 3-4  asma bronkial, hipertiroid, hipertensi,
kehamilan ,menyusui,mengganggu
kali sehari; rentang dosis: 4-20 keterampilan mengemudi dan
mg sehari maksimal 32 mg menjalankan mesin
sehari;
 Dewasa: Dosis awal 4 mg, 3–4
kali sehari. Dosis perawatan 4–
20 mg per hari. Dosis maksimal
32 mg per hari.
 Anak di bawah 2 tahun tidak
dianjurkan; 2-6 tahun 2 mg 2-3
kali/hari, maksimal 12 mg/hari;
7-14 tahun 4 mg 2-3 kali/hari,
maksimal 16 mg/hari.
 Migren: 4 mg diikuti dengan 4
mg setelah 30 menit bila perlu;
dosis penunjang: 4 mg tiap 4-6
jam.
 Mekanisme kerja obat  Indikasi:
 Ketoconazole adalah obat antijamur  mukosa sistemik, kandidiasis
jenis azole. Obat mukokutan resisten yang kronis,
ini digunakan untuk mengobati infeksi mukosa saluran cerna resisten serius,
jamur di kulit, seperti panu, kurap, kutu kandidiasis vaginal resisten yang kronis,
air, kandidiasis, dermatitis seboroik, dan infeksi dermatofita pada kulit atau kuku
ketombe yang berkaitan dengan tangan (tidak pada kuku kaki);
jamur. Ketoconazole tersedia dalam profilaksis mikosa pada pasien
bentuk krim, tablet, dan sampo. imunosupresan; kandidiasis mukokutan
 Ketoconazole bekerja dengan cara kronis yang tidak responsif terhadap
menghambat pembentukan ergosterol nistatin dan obat-obat lain; infeksi
dan enzim tertentu yang dibutuhkan mikosis sistemik (kandidiasis,
jamur untuk tumbuh dan bertahan paraksidioidomikasis, cocci
hidup. dioidomycosis, hiptoplasmosis).
.

 Kontraindikasi:
 gangguan hati; kehamilan
(teratogenesitas pada hewan, pada
kemasan cantumkan peringatan
kehamilan) dan menyusui; pemberian
bersamaan dengan terfenadin atau
astemizol.
 Dosis:  Efek Samping:
 DEWASA 200 mg, 1 kali  mual,
sehari. Jika diperlukan, dosis  muntah,
dapat ditingkatkan menjadi 400  nyeri perut;
mg, 1 kali.
 sakit kepala;
 ANAK usia >2 tahun 3,3-6,6
mg/kgBB, 1 kali sehari  ruam
 pusing
 Mekanisme Kerja obat  Indikasi
 Metyrapone adalah obat  Sebagai obat diagnostik,
diagnostik yang bekerja dengan Metyrapone digunakan untuk
cara menghambat enzim 11β- mengobati kondisi medis
hidroksilase dalam korteks tertentu terutama masalah
adrenal sehingga menghambat kelenjar adrenal. Berikut
sintesis produksi kortisol dan beberapa kondisi yang
kortikosteron. Aktivitas ini menggunakan Metyrapone
meningkatkan produksi hormon dalam perawatannya:
adrenokortikotropik (ACTH)  Sindrom Cushing.
yang berujung pada peningkatan  Edema Resisten.
prekursor kortisol dalam urin.
Dari hasil tes Metyrapone,
dokter dapat mengetahui apakah  Kontraindikasi
kelenjar adrenal pasien  Hipersensitif.
menghasilkan jumlah kortisol Insufisiensi kortikal adrenal.
yang tepat.
 DOSIS  EFEK SAMPING
 Dewasa  Merasa sakit.
 Dosis tunggal 30 mg/kg  Pusing.
pada tengah malam.  Mengantuk.
 Dosis maksimum 3 g.  Kelelahan.
 Tes dosis ganda 750 mg tiap  Sakit kepala.
4 jam untuk 6 dosis.  Tekanan darah rendah.

 Dosis Anak tunggal 30


mg/kg pada tengah malam.
Tes dosis ganda 15 mg/kg
tiap 4 jam untuk 6 dosis.
Dosis minimal 250 mg.
Dosis maksimum 750 mg.
 Mekanisme kerja obat Indikasi
 Aminoglutethimide mengurangi  Untuk penekanan fungsi adrenal
produksi D5-pregnenolon dan
memblokir beberapa langkah lain dalam pada pasien tertentu dengan
sintesis steroid, termasuk hidroksilasi sindrom Cushing, neoplasma ganas
C-11, C-18, dan C-21 dan hidroksilasi payudara wanita, dan karsinoma
yang diperlukan untuk aromatisasi payudara.
androgen menjadi estrogen, yang
dimediasi melalui pengikatan Kontraindikasi
aminoglutethimide kompleks sitokrom
P-450. Secara khusus, obat mengikat  hipersesitivitas terhadap zat aktif
dan menghambat aromatase yang
penting untuk generasi estrogen dari
androstenedion dan testosteron.
Penurunan sekresi kortisol adrenal
diikuti oleh peningkatan sekresi hormon
adrenokortikotropik hipofisis (ACTH),
yang akan mengatasi blokade sintesis
steroid adrenokortikal oleh
aminoglutethimide.
 Dosis  Efek samping
 Dosis tergantung pada indikasi.  pernapasan, hipoventilasi,
Terapi adrenostatik dimulai hipotensi, syok hipovolemik
dengan dosis 4 x 250 mg per karena dehidrasi, mengantuk,
hari, yang sebaiknya diberikan lesu, koma, ataksia, pusing,
dengan interval 6 jam. Efeknya kelelahan, mual, dan muntah.
harus diperiksa dengan
menentukan kadar kortisol
serum. Jika penekanan yang
diinginkan tidak tercapai, dosis
dapat ditingkatkan dengan
penambahan 250 mg pada
interval 1 hingga 2 minggu
hingga dosis total 2 g/hari. Jika
efek samping terjadi,
pengurangan dosis mungkin
diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai