Anda di halaman 1dari 21

TABLIGH KH. DRS.

AGUS R SANUSI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SANTRI


(Study Deskriptif tentang Dakwah KH. Drs. Agus R Sanusi dalam
pembinaan akhlak santri Sindang Resmi)

A. Latar Belakang Masalah

Setiap agama yang timbul dalam kehidupan manusia di dunia dapat

dipastikan mempunyai tujuan untuk menyebarkan ajaran kebenaran kepada

seluruh umat manusia. Merujuk kepada Agama islam adalah agama dakwah,

yang menugaskan umatnya untuk menyebarkan dan menyiarkan Islam kepada

seluruh umat manusia sebagai rahmatan lil’alamin. Implikasi dari pernyataan

Islam sebagai agama dakwah menuntut umatnya agar selalu menyampaikan

dakwah. (Munir, 2003 :5)

Tabligh merupakan seruan kepada al-islam, yang bagian dari tugas suci

umat Islam karna dakwah merupakan kegiatan yang tidak pernah usai selama

kehidupan dunia masih berlangsung dan akan terus melekat dalam situasi dan

kondisi apapun bentuk dan coraknya.

Tabligh dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, yaitu dengan

tabligh bil-lisan tabligh bil-qolam dan tabligh bil-hal asalakan tujuannya sama,

sehingga tabligh kepada Allah adalah mengajak dan menyeru manusia untuk

melaksanakan perintah Allah berupa iman kepda-Nya dan seluruh ajaranya

para Rasul-Nya. (Fawaaz, 1999 : 31)

Tabligh secara terorganisir merupakan langkah yang tepat untuk

dilakukan. Ditinjau dari objek dakwah yang beragam, maka akan terasa berat

bila dakwah dilakukan secara personal. Lain halnya jika kegiatan dakwah

1
2

tersebut dilakukan dengan metode yang terolah secara tepat.oleh karena itu

untuk melakukan kegitan berdakwah maka diperlukan metode-metode yang

representatif dengan menggunakan bahasa yang lugas, menarik, bijaksana

sehingga komunikasi menjadi menarik.

Sebagai landasan etik Allah SWT berfirman dalam surat an-nahl ayat 125:

‫يل َربِّكَ بِ ۡٱل ِح ۡك َم ِة َو ۡٱل َم ۡو ِعظَ ِة ۡٱل َح َسنَ ۖ ِة َو ٰ َج ِد ۡلهُم بِٱلَّتِي ِه َي َأ ۡح َس ۚ ُن ِإ َّن َربَّكَ هُ َو‬ ُ ‫ۡٱد‬
ِ ِ‫ع ِإلَ ٰى َسب‬

َ‫ض َّل عَن َسبِيلِ ِهۦ َوهُ َو َأ ۡعلَ ُم بِ ۡٱل ُم ۡهتَ ِدين‬
َ ‫َأ ۡعلَ ُم بِ َمن‬

Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang

tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang

mendapat petunjuk” (QS.An-Nahl:125)

Dariayat tersebut dapat diambil pemahaman bahwa metode

tabligh itu melputi tiga cangkupan, yaitu :

1. Al-hikmah

2. Al-mau’idzoh al-hasanah

3. Al-mujadalah bil-al-lati hiya ahsan

Dariketiga metode diatas salah satunya yaitu metode bil-lisan

yaitu metode al-mau’idzoh hasah. Al- mau’idzoh hasanah yang

berarti tutur kata yang baik, nasehat yang baik dan harus di

rasakan oleh sasaran tabligh sebagai salah satu bimbingan ajakan

dan pengarahan penuh perhitungan.


3

Sasaran tabligh mempunyai peran dan kedudukan yang sama jika

dibandingkan dengan komponen atau unsur tabligh yang lain oleh

karena itu, pentingnya sarana tabligh sebagai salah satu unsur

tabligh, maka sudah seharusnya dalam proses tabligh, unsur tabligh

tersebut harus digunakan dan dimanfaatkan secara baik, tepat

dan benar.

Akhlak menepati kedudukan yang tinggi dalam islam. Diantara

rislah agama yang paling penting, adalah menyempurnakan akhlak

yang mulia, sebagaimana sabda rasullah yang artinya :

“sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang

mulia”HR. Tirmizi dan ahmad

Perintah untuk berdakwah memperbaiki akhlak manusia tersebut

buka hanya tugas dan kewajiban nabi muhammad SAW, akan tetapi

juga menjadi tugas dan kewajiban umat muslim Islam, “Dengan

hikmah dan pelajaran yang baik” (Depag RI, 42 : 1989).

Pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional Islam untuk

mempelajari, memahami, mendalami, menghayati dan mengamalkan

ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan

sebagai pedoman perilaku sehari-hari. (Rofiq dkk, 2005:1)

tabligh yang berada di pondok pesantren bukan hanya belajar

mengajar semata, akan tetapi didalamnya terdapat berbagai


4

meacam metode tabligh, salah satunya yaitu tabligh dengan

menggunakan metode mau’idzoh hasanah.

Mau’idzoh hasanah secara bahsa berarti nasehat, bimbingan,

pendidikan dan peringatan. Kata hasanah merupakan akronim dari

kata sayyi’ah (keburukan), hasanah berarti kebaikan atau baik.

(Munzier Suparta, 2003: 17)Mau’idzatull hasanah wa mujahadah

billati hiya ahsan.” Metode ini biasa digunakan untuk tokoh-

tokoh khusu (pemimpin), misalnya para bupati, adipati, para

raja, maupun para tokoh-tokoh masyarakat setempat. Dasar metode

ini dalah QS. An-Nahl : 125.

Orang muslim meyakinkan bahwa sesama muslim adalah sauadara

seagamanya, mempunyai hak-hak dan etika-etika yang harus

diterapkan terhadapnya, kemudaian ia melaksanakannya kepada

saudara seagamanya, karena ia berkeyakinan bahwa itu adalah

ibadah kepada Allah SWT. Dan sebagai upaya pendekatan

kepadanya. Hak-hak dan etika ini diwajibkan Allah SWT kepada

orang muslim agar ia mengerjakannya kepada saudara seagamanya.

Jadi, menunaikan hak- hak tersebut adalah bentuk ketaatan

kepada Allah SWT dan sebagai upaya pendekatan kepadanya tanpa

diragukan sedikit pun.

Diantara hak-hak dan etika-etika tersebut adalah sebagai

berikut :
5

1. Berprilaku bijaksana terhadap saudara sesama muslim.

2. Berprilaku amanah terhadap saudara sesama muslim.

3. Berpeilaku atau berpandangan masa depan.

Pesantren memiliki pola tabligh tersendiri, walaupun dengan

cara yang berbeda namun memiliki tujuan yang sama yaitu

memanusiakan manusia. Pesantren Sindang Resmi salah satu pesantren

yang berbeda di Cigondewah Kaler karena metoda yang di pakai

untuk pembinaan akhlak terhadap santri memakai konsep talim

mutaalim adapun yang menjadi cirikhasnya lebih mendalami ilmu

nahwu dan shorof.

Misi pendidikan islam tidak hanya terbatas pada transpormasi ilmu

pengetahuan yang menjurus pada peningkatan kemampuan intelektual semata,

tetapi juga internalisasi nilai-nilai spiritual religius dalama proses pembinaan

akhlak, yang justru harus mendapat prioritas dan ditempatkan pada posisi

tertinggi. Oleh karena itu pendidikan akhlak harus ditanamkan kepada anak

sejak dini.

KH. Drs. Agus R Sanusi adalah tokoh ulama dari Cigondewah Kaler anak

dari Alm. Abuya KH. Saefudin Marzuki dimana almarhum adalah pendiri dari

pesantren Sindang Resmi yang kemudian dikelola dan diturunkan ke KH. Drs

Agus R Sanusi yang mempunyai kharismatik yang tinggi, beliau mampu

dikenal tidak hanya di Cigondewah Kaler saja tapi juga dihampir seluruh kota

yang ada di Jawa Barat.


6

KH. Drs. Agus R Sanusi adalah tokoh yang mencoba memberikan solusi

tentang bagaimana menciptakan pendidikan yang tidak hanya berorientasi

pada keduniawian saja, akan tetapi berorientasi akhirat. Karya al-zarnuji yang

terkenal yakni” kitab ta’limul al-muta’lim, thariq Al-taallum’, Merupakan

salah satu karya kelasik dibidang pendidikan yang telah banyak dipelajari dan

dikaji oleh para penuntut ilmu, terutama di pondok pesantren. Materi kitab ini

sarat dengan muatan-muatan pendidikan moral spiritual. “Tasawuf” yang jika

direalisasikan dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan masalah diatas maka penulis berusaha membahas

mengenai : “Tabligh KH. Drs. Agus R Sanusi dalam pembinaan

Akhlak Santri (Study Deskriptif tentang Dakwah.KH. Drs. Agus R

Sanusi dalam pembinaan akhlak santri SindangResmi)”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana stimulus pada aktivitas dakwah yang dilakukan

Drs.KH.Agus R Sanusi dalam pembinaan akhlak santri ?

2. Bagaimana organism pada aktivitas dakwah yang dilakukan

Drs.KH.Agus R Sanusi dalam pembinaan akhlak santri ?

3. Bagaimana respon santri pada aktivitas dakwah yang dilakukan

Drs.KH.Agus R Sanusi dalam pembinaan akhlak santri ?

C. Tujuan dan KegunaanPenelitian

a. TujuanPenelitian
7

1. Untuk mengetahui stimulus padaaktivitasdakwah yang

dilakukan Drs.KH.Agus R Sanusi dalam pembinaan akhlak

santri

2. Untuk mengetahui organism pada aktivitas dakwah yang

dilakukan Drs.KH.Agus R Sanusi dalam pembinaan akhlak

santri

3. Untuk mengetahui respon santri pada aktivitas dakwah yang

dilakukan Drs.KH.Agus R Sanusi dalam pembinaan akhlak

santri.

b. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis, yaitu untuk mengembangkan ilmu

pengetahuan serta menambah khasanah keilmuan khususnya

dalam bidang Komunikasi Penyiaran Islam Fakutas Dakwah

dan Komunikasi. Dalam menyebarkan ajaran-ajaran Islam

yang sesuai syari’at agama sehingga pengetahuan akan

berkembang sesuai dengan zamannya dan tidak menghilangkan

ciri khas keilmuan para cendikiawan muslim terdahulu.

2. Kegunaan Praktis, yaitu sebagai sarana untuk mengetahui

proses kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh para ilmuan

dikalangan pendidikan non-formal sebagai salah satu

penyebaran ajaran keagamaan. Serta dapat memberi masukan

dan sumbangan pemikiran dalam meningkatkan metode dakwah


8

dan menyebarkan Syari’at Islam di pondok pesantren

Sindang Resmi di Cigondewah Kaler.

D. LandasanPemikiran

a. Hasil Pemikiran Sebelumnya

Hasil pemikiran sebelumnya merupakan proses penelusuran

penelitian-penelitian yang pernah dilakukan pada masalalu

yang berkaitan dengan tema atau teori penelitian. Penelitian

yang berjudul “Dakwah Drs.KH.Agus R Sanusi dalam pembinaan

akhlak santri” ini memiliki kemiripan dengan beberapa

penelitian sebelumnya terutama dalam hal metode dalam

pembinaan akhlak santri. Oleh karena itu, untuk menghindari

unsur “plagiat” penulis akan menyajikan beberapa hasil

penelitian yang memeliki relevansi dengan peneliatian yang

dilakukan peneliti terkait dengan metode dakwah muidzoh

hasanah dalam pembinaan akhlak santri antara lain :

1.DesriIndralia. 2017 Peranan Dakwah Dalam Membina Akhlak

Santri Di Pondok Pesantren AL-Lathfiyyah .Hasil penelitian

menyimpulkan ;Tujuan pembinaan akhlak terhadap santri di

pondok pesantren AL-Lathfiyyah Palembang adalah untuk

membentuk moral dengan baik, keras kemauan dalam beribadah,

sopan dalam berbicara , beradab, ikhlas, jujur, dan memiliki

akhlaqul karimah. Selain itu, disampaikan juga oleh ketua

yayasan pondok pesantren AL-Lathfiyyah Palembang dalam


9

membina akhlaq santri dapat diketahui seperti akhlak

terhadap Allah SWT, akhlak kepada rasul, akhlak terhadap al

qur’an, akhlak pribadi, akhlak terhadap manusia, akhlak

kepada guru, akhlak berteman.

Disamping itu untuk membina akhlak santri di pondok

pesantren Al-Lathfiyyah menggunakan beberapa indicator

yaitu: program pokok, program penunjang, program bimbingan

mental. Dan juga di jelaskan kegiatan dakwah yang dilakukan

dalam membina akhlak santri.

2. Dedeh Mahmudah. 2008 Efektivitas Metode Dakwah Mauidzoh

Hasanah Dalam Pembinaan Akhlak Santri At-taqwa Putra Bekasi.

Hasil penelitian menyimpulkan dakwah yang dilakukan oleh

pondok pesantren At-taqwa putra Bekasi adalah secara umum

efektif. Terbukti dengan menggunakan metode dakwah mauidzoh

hasanah yang dilakukan oleh pondok pesantren dapat merubah

sikap dan prilaku santri menuju arah yang lebih baik. Karena

santri merasakan secara langsung manfaat dari pelaksanaan

metode dakwah mauidzoh hasanah itu antara lain; santri

mendapat bimbingan rohani serta dapat merasakan perubahan

prilaku. Metode dakwah yang dilakukan pondok pesantren

Attaqwa putra menggunakan lima ungkapan yaitu : Nasihat,

Tabsyir, Tandzir, Wasiatdankisah.

b. Krangka teoritis
10

Dakwah secara bahasa (etimologi) merupakan sebuah kata dari

bahasa Arab dalam bentuk masdar. Kata dakwah berasal dari

kata da’a, yad’u, da’watan, yang berarti seruan,

panggilan, undangan, atau do’a. (Enjang As, 2009:3).

Abdul Aziz dalam Enjang As (2009:3-4) menjelaskan,

bahwa: “Dakwah secara etimologis berarti (1) Memanggil;

(2) Menyeru; (3) Menegaskan atau membela sesuatu; (4)

Perbuatan atau Perkataan untuk menarik manusia kepada

sesuatu; dan (5) Memohon dan meminta, atau do’a. Artinya,

proses penyampaian pesan-pesan tertentu berupa ajakan,

seruan, undangan, untuk mengikuti pesan tersebut atau menyeru

dengan tujuan untuk mendorong seseorang supaya melakukan

cita-cita tertentu”.

Ibnu Taimiyah dalam Enjang As (2009:5) menjelaskan,

bahwa: “Menyeru atau seruan yang dimaksud dari kata Dakwah

dalam arti umum adalah seruan kepada Al-Islam, yaitu seruan

untuk beriman kepada-Nya dan kepada pada ajaran yang dibawa

kepada utusan-Nya, membenarkan berita yang mereka sampaikan

serta menaati perintah mereka. Hal itu mencakup ajakan untuk

mengucapkan dua kalimat syahadat , mendirikan sholat,

menunaikan zakat, dan melaksakan ibadah haji. Juga mencakup

ajakan untuk beriman kepada Allah, Malaikat-Nya, para utusan-

Nya, hari kebangkitan, dan beriman kepada qodho dan qodarnya


11

yang baik maupun yang buruk.Serta ajakan untuk beriman

kepada-Nya seolah-olah melihat-Nya”.

Syekh Ali Mahfuz dalam A Ilyas Ismail (2011:28-

29)menjelaskan, bahwa: “dakwah adalah mengajak manusia

kepada kebaikan dan petunjuk Allah SWT, menyeru mereka kepada

kebiasaan yang baik dan melarang mereka dari kebiasaan buruk

supaya mendapatkan keberuntungan di dunia dan akhirat.

Pengertian dakwah yang di maksud menurut Ali Mahfuz lebih

sekedar ceramah dan pidato, walaupun memang secara lisan

dakwah dapat di identikan dengan keduanya. Lebih dari itu

dakwah juga meliputi tulisan (bil al-qalam) dan perbuatan

sekaligus keteladanan (bi al-hal wa la-qudwah)”.

Dakwah sekarang dipahami bukan hanya proses penyampaian

pesan Islam dalam bentuk ceramah, khutbah di podium atau

mimbar saja, yang biasa dilakukan para penceramah atau

mubaligh, akan tetapi dakwah merupakan berbagai aktivitas

keislaman yang memberikan dorongan, percontohan, penyadaran

baik berupa aktivitas lisan/tulisan (Ahsanulqaulan) maupun

aktivitas badan/perbuatan nyata (Ahsanuamalan) dalam rangka

merealisasikan nilai-nilai ajaran Islam yang dilaksanakan

oleh seluruh umat Islam sesuai dengan kedudukan atau

profesinya masing-masing, untuk mewujudkan kehidupan individu

dan kelompok yang salam, hasanah, toyyibah (adil, makmur,


12

sejahtera), dan memperoleh ridha Allah. (Enjang AS, dan

Aliyudin, 2009: 52-53).

Teori S-O-R (Stimulus-Organisme-Respons) ini lahir karena adanya

pengaruh dari ilmu psikologi, hal ini karena objek kajian psikologi terutama

yang berhubungan dengan behavioristic dan komunikasi adalah sama, yaitu

jiwa manusia yang meliputi sikap, opini, perilaku, kognisi afeksi dan konasi.

Komponen dalam model S-O-R : ( Effendy, 2013 :254)

a. Stimulus, yaitu berupa rangsangan yang di dalamnya mengandung

pesan-pesan atau gagasan.

b. Organism, yaitu individu atau komunikan yang akan menjadi objek

proses komunikasi persuasif.

c. Respons, yaitu berupa efek yang akan terjadi sebagai sebuah akibat

dari adanya stimulus.

Pada prosesnya  perubahan sikap dapat berubah, jika hanya stimulus yang

menerpa benar-benar melebihi stimulus semula. Prof. Dr. Ma’rat dalam

bukunya “Sikap Manusia, Perubahan serta Pengukurannya”, mengutip

pendapat Hovland, Janis dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelah

sikap yang baru ada tiga variable penting yaitu : 

a. perhatian, komunikasi akan terjadi jika ada perhatian dari komunikan

(organisme).

b.    pengertian, yaitu bagaimana komunikan mengerti akan stimuli yang di

berikan.
13

c. penerimaan. Hal ini jika komunikan telah mengolah stimuli dan

menerimannya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap ( Framanik,

2012 : 58)

Materi atau pesan dakwah adalah pesan-pesan yang berupa

ajaran Islam atau segala sesuatu yang harus disampaikan subjek

kepada objek dakwah, yaitu keseluruhan ajaran Islam yang ada di

dalam Kitabullah dan Sunnah Rasulullah.Secara umum, materi

dakwah bisa diklarifikasikan menjadi empat masalah

pokok :Masalah Aqidah, Masalah Syari’at, Masalah Muamalah,

Masalah Akhlak

Media(Wasilah) DakwahSecara bahasa, wasilah berasal dari

bahasa Arab yang berarti: al-wuslah, al-ittisal yaitu segala

hal yang dapat mengantarkan tercapainya kepada sesuatu yang

dimaksud. Sedangkan secara istilah adalah segala sesuatu yang

dapat mendekatkan kepada suatu lainnya. Alat yang digunakan

sebagai perantara untuk melaksanakan kegiatan dakwah

diantaranya berupa: lisan, tulisan, visual, audio, dan

keteladanan.dengan demikian, media dakwah adalah alat yang

bersifat objektif yang bisa menjadi saluran untuk menghubungkan

ide dengan umat, suatu elemen yang vital dan merupakan urat

nadi dalam totalitas dakwah yang keberadaannya sangat penting

dalam menentukan perjalanan dakwah.


14

Metode(Uslub) DakwahSecara bahasa, kata metode dalam bahasa

latin berasal dari dua akar kata, yaitu meta yang berarti

melalui hodos yang berarti jalan atau cara. Sedangkan secara

istilah metode dapat diartikan sebagai suatu cara yang bisa

ditempuh atau cara yang ditentuin secara jelas untuk mencapai

dan menyelesaiakn suatu tujuan, rencana, sistem, tata pikir

manusia. Atau bisa di artikan sebagai suatu cara yang

sistematis dan umum terutama dalam mencapai kebenaran ilmiah.

Jadi metode dakwah (ushlub al-da’wah) adalah segala cara yang

harus ditempuh dalam menegakkan dakwah untuk mencapai tujuan

yang yang telah ditentukan, yaitu terciptanya kondisi kehidupan

mad’u yang al-salam, baik di dunia maupun di akhirat, dengan

menjalani syari’at Islam secara keseluruhan (Tata

Sukayat,2015: 22-30).

Banyaksekali metode dakwah yang bisa digunakan dalam sebuah

tradisi,namun untuk berbicara metode dakwah dalam permaian

sepak bola api ini masuk kedalam metode Media (wasilah)

Dakwah .

Materi dakwah, yang dalam komunikasi disebut dengan istilah

pesan, supaya dapat menarik perhatian pendengar, ada beberapa

prinsip yang harus dipertimbangkan di antaranya :


15

a) Tunjukan bahwa topik itu berhubungan erat dengan

kepentingan khalayak. Jadi ambilah bahan-bahan

pembicaraan yang berkaitan dengan mereka.

b) Hindarilan satu jenis teknik pengembangan bahasan.

c) Gunakan berbagai teknik kutipen, analogi- contoh

puisi, definisi dan pribahasa.Gunakan contoh yang

spesifik dan konkrit.

d) Ceritakan kisah kisah yang menarik. Untuk itu anda

dapat menggunkan karya-karya sastra, peristiwa-

peristiwa sejara, kejadian aktual dalam koran atau

majalah, pengalaman pribadi atau pengalaman orang

lain.

e) Organisasikan bahan-bahan itu atau berikan makna

kepadanya secara orisinil, kreatif dan inovatif

(Jalaludin Rahmat, 2000 :115)

Sementara menurut Quraish Shihab (1993 : 200)

mengatakan bahwah pokok-pokok materi dakwah itu

tercermin dalam tiga hal, yaitu :

1) Memaparkan ide-ide agama sehingga dapat

mengembangkan gairah generasi muda untuk

mengetahui hakikatnya melalui partisipasi positif

mereka.
16

2) Sumbangan agama ditunjuk kepada masyarakat luas

yang sedang membangun, khususnya dibidanag

sosial, ekonomi, dan budaya.

3) Studi tentang pokok-pokok agama yang menjadikan

landasan bersama demi mewujudkan kerjasama antar

agama tanpa mengabaikan identitas masing-masing.

4) Pengertian Akhlak

Secara etimologis, kata akhlak berasal dari bahasa arab dalam bentuk

jama’, sedang mufradnya adalah khuluq yang dalam kamus munjid berarti

budi pekerti ataun peranggai atau tingkah laku. Istilah akhlak mengandung arti

persesuaian dengan kata khalq yang berarti pencipta, dan makhluk yang

berarti yang di ciptakan (Ma’luf,t,t;194)

E. Langkah-Langkah Penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di pondok pesantren

SindangResmi.Alasan memilih tempat ini adalah sebagai

berikut:

a. Data yang dibutuhkan tersedia di pondok pesantren

SidangResmi

b. Lokasi erjangkau oleh peneliti sehingga dapat menghemat

waktu, biaya, dan tenaga

2. Metode penelitian
17

Dalampenelitian ini peneliti menggunakan pendekatan

kualitatif dengan metode deskriptif, yaitu:

a. Kualitatif

Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang tidak

memerlukan perhitungan dan lebih mudah bila berhadapan

dengan kenyataan ganda, metode yang menyajikan secara

langsung hakekat hubungan antara penelitian dan respon,

lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak

penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola yang

dihadapi (Lexy J, 2001: 39).

Adapun menurut pernyataan yang lain penelian

kualitatif merupakan sebuah penelitian yang  digunakan

untuk mengungkapkan permasalahan dalam kehidupan kerja

organisasi pemerintah, swasta, kemasyarakatan, kepemudaan,

olah raga, seni dan budaya, dan lain-lain, sehingga dapat

dijadikan suatu kebijakan untuk dilaksanakan demi

kesejahteraan bersama. Menurut Sugiyono, (2008: 205)

“bahwa masalah dalam penelitian kualitatif bersifat

sementara, tentative dan akan berkembang atau berganti

setelah peneliti berada dilapangan”.

Dengan metode ini, penajaman akan difokuskan pada

Metode dakwah yang dilakukan pondok pesantren Baitul

Hikmah Haurkunig
18

b. Deskriptif

Deskriptif adalah data yang dikumpulkan berupa kata-

kata, gambaran dan bukan angka-angka (Noeng, 1996: 5).

Dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang

keadaan-keadaan nyata, ondisi informasi tentang dakwah

yang dilakukan di pondok pesantren Baitul Hikmah

Haurkunig. Metode inibertujuan untuk menggambarkan sifat

suatu keadaan yang berjalan pada penelitiandan memberikan

sebab-sebab dari satu gejala tertentu.

F. Jenis data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

data kulaitatif seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa data

yang diperlukan berupa kata-kata bukan angka-angka, yaitu jenis

data yang terkumpul dari penelitian secara langsung dilapangan

dan dideskripsikan atau digambarkan secara terperinci. Adapun

data-data yang dibutuhkan penelitian meliputi:

a. Data tentang pelaksanaan dakwah dalam kajian di pondok

pesantren SindangResmi.

b. Data tentang jenis metode dakwah yang digunakan oleh para

da’i di pondok pesantren SindangResmi.

G. Sumber data
19

Sumber data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah subjek

darimana data dapat diperoleh (Arikunto, 2006 : 129), adapun

data-data tersebut adalah:

a. Data primer, yaitu data yang didapat dari hasil wawancara

langsung dengan pihak .

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari buku-buku,

artikel, skripsi, dokumentasi, informasi dan lain sebagainya

yang berkaitan dengan masalah penelitian.

H. Teknik pengumpulan data

Sedangkan Sugiyono (2008: 63) ada empat macam tehnik

pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, dokumentasi dan

gabungan atau triangulasi. Tapi peneliti hanya menggunakan tiga

tehnik pengumpulan data saja yang meliputi:

a. Observasi

Observasi berarti pengamatan dan pencatatan dengan

sistematik terhadap fenomena yang diselidiki. Observasi yang

dilakukan peneliti adalan observasi partisipasi yaitu

peneliti melakukan pengamatan dengan mengikuti pengajian.

b. Wawancara

Wawancara adalah pengumpulan data yang dilakukan

dengan proses tanya jawab yang diselidiki dengan sistematik

dan berlandaskan kepada tujuan penyelidikan (Sutrisno,


20

1989 : 193). Wawancara berbentuk tanya jawab secara lisan

antara dua orang atau lebih yang dilakukan secara langsung.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data melalui

dokumen-dokumen, foto-foto. Ini dilakukan untuk memperoleh

data-data mengenai hal yang akan diteliti, dan juga

berhubungan dengan objek penelitian.

I. Analisis data

Menurut Ardhana (dalam Lexy J. Moleong 2002: 103)

menjelaskan bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan

data, mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori, dan

satuan uraian dasar. Tahapan analisis data kulaitatif adalah

sebagai berikut:

a. Membaca atau mempelajari data yang sudah didapatkan, menandai

kata kunci, dan gagasan yang ada dalam data.

b. Memilah dan memilih data yang sudah didapatkan.

c. Mempelajari kata-kata yang diperoleh hasil wawancara maupun

observasi, untuk menemukan tema-tema yang berasal dari data.

Adapun menurut Sugiono (2001 : 246) langkah-langkah dalam

analisis data kualitatif yang dilakukan dalah sebagai berikut:

a. Pengumpulan data, yaitu data dari hasil wawancara, catatan

lapangan, dan study dokumentasi.


21

b. Reduksi data, yaitu data yang telah dikumpulkan kemudian

dilakukan pemilihan data mana yang akan digunakan.

c. Penyajian data, yaitu setelah direduksi data yang ada

kemudian disajikan secara jelas.

d. Penarikan kesimpulan, yaitu setelah penyajian data, kemudian

akan dilakukan sebuah penarikan kesimpulan atau inti dari

semua penelitian yang telah dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai