Atresia Ani 3
Atresia Ani 3
PENDAHULUA
N
membran anus sehingga anus tertutup. Defek ini tidak selalu total,
penutupannya total anus tampak sebagai lekukan kulit perineum, keadaan ini
bayi yang menderita atresia ani juga menderita anomali lain. (ejadian
tersering pada
lakilaki dan perempuan adalah anus imperforata dengan fistula antara usus
50! dari jumlah kelahiran dengan kelainan kongenital dari tahun $00' -
1
penelitian lain yang dilakukan di /D Dr. ringadi 2edan tahun $00'
3astro &ntestinal yaitu 44,'! dengan kelainan tersering berupa Atresia Ani
2
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Definisi
Atresia ani adalah suatu kelainan kongenital tanpa anus atau anus
sindroma 7A8+/9/:
;Vertebra Anal, Cardial, Esofageal, Renal, Limb<. Atresia ani yang dikenal
3
2.2 Epidemiologi
4
Angka kejadian ratarata malformasi anorektal di seluruh dunia adalah 1
dalam 5000 kelahiran e"ara umum, atresia ani lebih banyak ditemukan pada
yang paling
banyak ditemui pada bayi lakilaki, diikuti oleh fistula perineal. edangkan pada
bayi perempuan, jenis atresia ani yang paling banyak ditemui adalah atresia ani
1,$
yang merupakan bagien dari endoderm yang dilapisi oleh yolk Primitive
gut dibatasi
kloaka ini dipisahkan oleh septum urorektal yang merupakan deri)at dari
mesoderm yang berasal dari alantois. ada usia fetus di akhir minggu ke ',
5
membrane kloaka akan ruptur dan membentuk
bukaan anus di posterior dan sinus urogenital di anterior. ementara ujung dari
6
septum urorektal akan membentuk perineal body. ada akhir minggu ke *,
7
2. $ Kl#sifi%#si A!esi# Ani
Atresia ani diklasifikasikan se"ara khusus untuk laki laki dan perempuan
berdasarkan ada tidaknya fistula, letak fistula, kelainan rectum. ada laki laki,
rektouretra
sementara pada perempuan paling banyak didapatkan atresia ani dengan fistula
$.1e"ara Fungsional
sementara waktu.
b. +anpa anus dan tanpa fistula traktus yang tidak adekuat untuk jalan
keluar tinja. ada kelompok ini tidak ada mekanisme apapun untuk
a. Anomali rendah
5
/ektum mempunyai jalur desenden normal melalui otot puborektalis,
dengan
6
fungsi normal dan tidak terdapat hubungan dengan saluran
genitourinarius.
jung rektum di atas otot puborektalis dan sfingter internal tidak ada.
a. #enis (elamin
:akilaki
3olongan &
7
e)akuasi feses tidak lan"ar, penderita memerlukan
kolostomi segera.
Atresia rektum
dilakukan kolostomi.
3olongan &&
2embran anal
tenosis anus
8
ada stenosis anus, sama dengan perempuan. ada
sehingga
%,$
3olongan &
(elainan kloaka
9
F istel )agina
Fistel rekto)estibular
bila
Atresia rektum
dilakukan kolostomi.
#ika fistel tidak ada dan udara @ 1 "m dari kulit pada
• 3olongan &&
1
:ubang fistel perineum biasanya terdapat diantara )ul)a
dan tempat letak anus normal, tetapi tanda timah anus yang
tenosis anus
#ika fistel tidak ada dan udara @ 1 "m dari kulit pada
2.& P#!ofisiologi
11
Atresia ani terjadi akibat kegagalan penurunan septum anorektal pada
adanya
muntah dengan segala akibatnya. Apabila urin mengalir melalui fistel menuju
rektum, maka
ini
biasanya akan terbentuk fistula antara rektum dengan organ sekitarnya. ada
prostat ;rekto)esika< bila kelainan merupakan letak tinggi, pada letak rendah
1
1
2.' (#nifes!#si %linis
1. erut kembung
2. 2untah
$. ada pemeriksaan radiologis dengan posisi tegak serta terbalik dapat dilihat
letak rendah dimana re"tum berada pada lokasi yang normal tapi terlalu
intermedia
2.) Di#gnosis
dilakukan
1
signifikan untuk memaksa mekonium keluar melalui fistel. Fistel yang
sempit
1
membutuhkan waktu lebih lama untuk mengeluarkan mekonium, dan
dapat memberikan hasil yang tidak akurat karena rektum masih kolaps.
Dibutuhkan tekanan intraluminal yang signifikan untuk melawan tonus otot pada
memberikan
kesan rektum letak tinggi dan menyebabkan kesalahan diagnosis dan tatalaksana yang
tidak tepat.
dapat dilakukan dengan pasien dalam posisi knee"chest. Apabila udara pada
rektum terletak
di bawah os coccy$ dan pasien dalam kondisi baik tanpa kelainan kongenital
protektif.
mekonium bersamaan dengan urin atau kondisi penyulit lainnya, kolostomi lebih
1
bulan kemudian.
1
3ambar 5. Alur tatalaksana Atresua Ani pada lakilaki
perineum. &nspeksi
pada daerah perineum dapat menentukan jumlah bukaan apabila hanya ditemukan
1
satu bukaan pada daerah perineum, temuan ini mengakkan diagnosis kloaka pada
pasien, yang memiliki kemungkinan tinggi untuk mengalami defek anatomi lainnya
kehidupan.
tanpa fistel sama dengan pasien neonatus lakilaki> apabila ada keadaan penyulit
kolostomi dapat dilakukan terlebih dahulu dan terapi definitif dilakukan beberapa
bulan setelahnya.
1
2.* T#!#l#%s#n#
Kolos!omi
?ingga saat ini kolostomi yang dianggap ideal dalam tatalaksana malformasi
anorektal adalah divided descending colostomy. & ?al ini disebabkan karena kolostomi
ini memungkinkan terjadinya dekompresi yang adekuat, dan segmen kolon distal
karena proses
pembersihan kolon distal pada proses kolostomi menjadi lebih mudah. ada
pasien dengan fistel rektouretra, seringkali urin mengalami arus balik dan masuk
ke dalam
kolon. (olostomi pada lokasi yang lebih proksimal membuat waktu transit urin
dalam kolon menjadi lebih lama dan memungkinkan terjadinya absorbsi dari urin
2
masuknya feses dari stoma proksimal ke distal, dan dapat menyebabkan
terjadinya
2
infeksi, dilatasi rektal, dan impaksi feses. (esalahan lain yang sering terjadi adalah
kolostomi pada rektosigmoid bagian bawah proses ini membuat segmen distal
menjadi terlalu pendek dan sulit untuk dimobilisasi pada proses pull through.&
apabila operasi dilakukan pada usia dini dan dilakukan kolostomi yang adekuat.
melibatkan seluruh tubuh bagian bawah dari pasien dan operasi dilakukan dengan
dinding
kemih dan rektum kemudian dibebaskan dan bagian fistel pada kandung kemih
kemudian dibebaskan
sehingga segmen rektum yang terbebas "ukup panjang untuk kemudian dilakukan
dapat menghambat proses mobilisasi rektum pada tahap ini. aat rektum telah
dibebaskan, kanula dengan trokar tumpu dilewatkan melalui perineum, anterior dari
os coccy$.
/ektum distal kemudian ditahan dan diposisikan sedemikian rupa di tengah sfinkter.
tambahan di antara setiap dua jahitan.
2
Pe#+#!#n P#s"# Kolos!omi
Fungsi kolostomi akan mulai tampak pada hari ke % sampai hari ke 4 pas"aoperatif.
erawatan terhadap kolostomi sampai pasien dapat mengambil alih perawatan ini.
kantung dan melaksanakan irigasi. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
ada kolostomi trans)ersal, terdapat feses lunak dan berlendir yang mengiritasi kulit.
ada kolostomi desenden atau kolostomi sigmoid, feses agak padat dan sedikit
protektif di sekitar
dibersihkan dengan perlahan menggunakan sabun ringan dan waslap lembab serta
lembut. Adanya kelebihan barrier kulit dibersihkan. abun bertindak sebagai agen
mengangkat residu enim dari tetesan fekal. el ama kulit dibersihkan, kasa dapat
$. 2emasang (antung
toma diukur untuk menentukan ukuran kantung yang tepat. :ubang kantung
harus sekitar 0,% "m lebih besar dari stoma. (ulit dibersihkan terlebih dahulu.
Barier kulit
2
perekat dan menekanya di atas stoma. &ritasi kulit ringan memerlukan tebaran
2
%. 2engangkat Alat Drainase
dari diskus perekatnya dan keluar isinya. asien dapat memilih posisi duduk
atau
berdiri yang nyaman dan dengan perlahan mendorong kulit menjauh dari
permukaan piringan sambil menarik kantung ke atas dan menjauh dari stoma.
+ekanan perlahan men"egah kulit dari trauma dan men"egah adanya isi fekal
2
BAB III
KESI(PULA
&stilah atresia ani berasal dari bahasa Cunani yaitu a yang artinya tidak
ada dan trepsis yang berarti makanan dan nutrisi. Atresia ani adalah suatu kelainan
kongenital tanpa anus atau anus tidak sempurna, termasuk didalamnya agenesis
Diagnosis atresia ani dapat ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang.
". Bila ada fistula pada perineum maka mekoneum ;E< dan kemungkinan
terdengar
hiperperistaltik, tanpa mekonium dalam waktu $ jam setelah bayi lahir, tinja dalam
2
emeriksaan penunjang radiologi yang dapat dilakukan adalah royeksi #angensteen
2
enatalaksanaan atresia ani yang dianjurkan :eape ;1*'<6
)P%ARP*.
d. ada stenosis ani "ukup dilakukan dilatasi rutin, berbeda dengan ena
2
DA,TA- PUSTAKA