“ALAT‐ALAT KONSERVASI”
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
FAHRIL 2103041
LA ORI 2103055
WA SUNARTI 2103057
KELAS B
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini . Tanpa pertolongan-Nya mungkin Kami tidak akan sanggup
menyelesaikannya dengan baik . Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW .
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Alat
Konservasi Gigi” , yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber .
Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan . Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan
Makalah ini memuat tentang “Alat Konservasi Gigi” walaupun makalah ini
kurang sempurna dan memerlukan perbaikan, tapi juga memiliki detail yang cukup jelas
bagi pembaca.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak /ibu Dosen yang telah
membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara menyusun karya
tulis ilmiah yang baik.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada para
pembaca . Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan . Kami
membutuhkan kritik dan saran dari para pembaca yang membangun .
Terima Kasih
Penyusun Kelompok 1
DAFTAR ISI
BAB 1
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
PENDAHULUAN
Pada dasarnya restorasi adalah penggantian jaringan keras gigi yang telah rusak dengan
bahan yang diletakkan pada gigi tersebut untuk waktu yang tidak terbatas. Untuk mencegah
kerusakan gigi maka sedapat mungkin dipertahankan dengan suatu restorasi. Restorasi terdiri
dari beberapa jenis antara lain restorasi plastis seperti amalgam, resin komposit, GIC, dan
Menurut Rainhart (1989) dalam Yanti dan Nasti, persentase restorasi meningkat sesuai
dengan bertambahnya umur. Selain itu karena kebutuhan estetika semakin luas, penggunaan
restorasi resin komposit telah banyak dilakukan di lokasi posterior (Jordan, 1993). Oleh karena
itu diperlukan instrument-instrumen untuk mendukung kerja dari restorasi maupun preparasi
suatu kavitas untuk mencapai hasil yang maksimum. Sebelum melakukan restorasi diperlukan
hendaknya Disiapkan lebih dahulu sehingga pada pelaksanaan nantinya sudah tersedia alat yang
sesuai. Sering terjadi rancangan preparasi dengan mudah ditentukan tetapi pelaksanaannya tidak
mungkin dilakukan. Operator terpengaruh oleh instrument yang ada tetapi tidak mau dijadikan
kambing hitam atas tidak baiknya hasil preparasi karena teknik atau pemilihan alat yang salah.
isntrumen yang kecil pula, baik waktu preparasi kavitas maupun waktu restorasi.
Hambatan besar dalam bekerja di rongga mulut adalah terbatasnya akses, baik secara
visual maupun fisik. Kendala ini banyak sekali diatasi dengan menyudutkan ujung kerja
instrument terhadap gagangnya, dan ujung aktif instrument ditempatkan dekat sekali dengan
poros gagang sehingga operator dapat mengendalikannya dengan baik. Jika ujung tersebut
terletak jauh dari poros, pengendaliannya oleh operator menjadi kurang baik dan akan mudah
selip. Instrument yang tangkainya (shaft) dibengkokkan sehingga ujung aktifnya didekatkan
instrument yang terbanyak dipakai. Instrument lurus sebetulnya paling efisien tetapi tidak dapat
digunakan dengan bebas di dalam mulut; jika tidak ada masalah dalam aksesnya, misalnya dalam
Pada garis besarnya instrument dibagi dalam dua kategori yakni instrument putar atau
instrument rotatif (rotary instrument), dan instrument genggam (hand isntrumen). Sebagaimana
halnya dengan aspek lain dalam kehidupan, sepanjang keadaannya memungkinkan orang akan
selalu memakai instrument mekanik. Sebagian besar prosedur operatif dalam mulut dilaksankan
dengan menggunakan instrument putar sehingga instrument jenis ini akan dibahas lebih dahulu.
intrumen tersebut
1.3 RUMUSAN MASALAH
2. Bagaimana penggunaannya ?
PEMBAHASAN
tipe utamanya adalah instrumen genggam dan instrumen rotatif yang digerakkan dengan henpis.
Tipe lain yang tidak termasuk tipe di atas adalah cahaya sinar optik untuk iluminasi, sinar untuk
Instrument ini dibagi menjadi berkecepatan tinggi dan berkecepatan rendah. Instrumen
yang berkecepatan tinggi digunakan bagi pembuangan jaringan keras gigi dan tumpatan lama,
sedangkan instrument yang berkecepatan rendah terutama digunakan untuk pembuangan karies,
digunakan pada berbagai kecepatan, ada dua rentang kecepatan dasar yang umum digunakan,
yaitu kecepatan tinggi (100.000 – 300.000 rpm) dan kecepatan rendah (500 - 1500 rpm) (Baum,
1997: 61).
Instrumen kecepatan tinggi adalah turbin yang digerakan udara dan umumnya digunakan
bagi preparasi kavitas karena dapat dengan cepat membuang email, dentin, dan bahan tambal
tanpa kesukaran. Kecepatan turbin, bergantung kepada macamnya, biasanya berkisar antara
250.000-450.000 rpm. Generasi turbin sekarang mempunyai kecepatan sedikit di atas 250.000,
mempunyai turbin yang luas agar kekuatannya lebih besar dan kepalanya dibuat menguncup agar
Alat ini disebut OEM dental high speed fiber optic handpiece-140 memiliki kecepatan rotasi
lebih dari 400.000 round/min, iluminasi lebih dari 25.000 lux (3.3V) dengan daya tahan lampu
lebih dari 3000 jam; berbahan dasar vitreous badan serat optic dengan tekanan udara 200-220
Kpa. Alat ini memiliki tiga lubang semprot dengan tekanan udara operasi: 0,25 0,27 Mpa.
Tingkat kebisingan kurang dari 68 desibel dan harus disterilisasikan dengan autoclave di 135oC
untuk mencegah terlalu panasnya kepala bur. Selain itu semprotan air ini tak boleh terhalang
oleh tonjol gigi sehingga air tidak dapat mencapai kavitas yang sedang didalamkan. Keuntungan
pendingin dengan semprotan air adalah dapat membersihkannya semua debris tanpa harus
menghentikan semua pekerjaan, air kemudian dibuang dari daerah operasi oleh alat penyedot.
Gambar : Henpis berturbin
Bur untuk turbin mempunyai beberapa tipe dasar, yaitu bur dengan ujung pemotong
sferik yang biasanya dikenal dengan nama bur bulat, dan bur dengan ujung pemotong silidris
atau bor fissure. Bor bulat banyak digunakan untuk membuat kavitas kecil dan membuat
modifikasi tertentu pada kavitas besar. Untuk kavitas yang lebih besar dan preparasi extrakorona,
digunakan bur fissure, bur ini bisa berisisi parallel atau meruncing dan ujungnya juga berfungsi
Gambar : Bur bulat tungsten carbide, bur fissure tungsten carbide, bur fissure intan sejajar
Bagian pemotong turbin terbuat dari tungsten carbide atau partikel intan. Kedua macam
bur ini digunakan untuk prreparasi intarkorona. Untuk ekstrakorona, bur intan lebih baik karena
ke atas tangkai bur yang terbuat dari baja sebelum alur pemotongnya diasah sampai ujung.
Ketika masih baru daya potong bur ini sangat efisien, tetapi akhirnya bur tersebut akan menjadi
tumpul. Kamampuannya biasanya mencapai puluhan kavitas. Jika sudah tumpul seperti ini daya
potongnya tidak lagi efektif dan sebaiknya dibuang. Blade bur tungsten carbide biasanya
mempunyai tepi yang tidak terputus-putus da ini disebut bur plain cut dan bur ini akan
Bur intan terdiri atas partikel intan berbagai ukuran yang diletakan secar elektrik pada
tangkai yang terbuat dari baja polos. Efisiensi daya potongnya tergantung pada bersih tidaknya
permukaan bur dan partikel gigi (yang dapat dibersihkan oleh semprotan air pendingin. Daya
tahannya biasanya lebih lama daripada bur tungsten carbide. Bur turbin mempunyai tangkai
berdiameter 1,6mm (1/16 in) dan panjang 19 mm (3/4 in). Untuk memudahkan preparasi
ekstrakorona maka bur untuk keperluan ini biasanya dibuat lebih panjang, karena kepala turbin
akan menyentuh gigi antagonisnya dan mata bur yang ekstra panjang bisa menimbulkan
kerusakan bagian gigi yang sebenarnya tak perlu disentuh. Menurut Pittford (1993:33) Diameter
1. Memang tidak perlu dan sebagai bur yang berkecepatan tinggi dengan diameter kecil
2. Diameter besar yang berputar dalam kecepatan tinggi akan membebani bantalan dan
lubang turbinnya. Bur besar yang yang retensinya dalam lubang turbinnya dengan
Instrumen kecepatan rendah telah terlebih dahulu dipakai ketimbang henpis dengan
turbin udara tetapi kini tidak lagi rutin dipakai dalam preparasi kavitas karena mmbutuhkan
waktu dan tenaga yang lebih banyak. Namun dengan demikian kekerasan email tidak selalu
dapat diapresisasi oleh operator modern yang mungkin belum pernah melakukan preparasi
kavitas seluruhnya dengan instrumen kecepatan rendah. Intrumen kecepatan rendah digunakan
bagi prosedur seperti pengerokan karies, menyempurnakan alur retensi dikavitas, penyelesaian
Gambar : bur bulat yang dipasang pada henpis menyudut kecepatan rendah
Henpis kecepatan rendah bisa berbentuk henpis menyudut dan henpis lurus. Yang
terakhir ini jarang digunakan dalam rongga mulut karena keterbatasan akses, tetapi banyak
digunakan dalam pekerjaan laboratorium. Selama ini , prinsip desain henpis tidak banyak
megalami perubahan. Pegangan henpis terbuat dari logam yang pas dengan tangkai pemutarnya,
dan putaran ini diteruskan ke kepala henpis melalui gear. Kini, sumber putaran biasanya
diperoleh dari motor elektrik atau motor udara kecil kemudian dialirkan melalui selang lentur.
Dahulu dipakai tali dan kerekan yang dihubungkan dengan mesin besar.
Dalam kepala henpis, pegangan untuk bur bisa berupa Grendel (latch-joint) atau dengan
chuck genggam (friction grip chuck). Pada pangkal bur terdapart satu permukaan yang rata yang
bisa pas dengan gir serta satu dudukan gerendel dalam satu alur pada bur untuk mencegah
Sebagian orang memakai mandril bersekrup sementara disk yang lentur cenderung
dipasangkan pada mandril yang tinggal pasang (snap-on) (Mandril Moore) karena penggantinya
lebih mudah. Kecuali disk lentur yang dapat digunakan untuk memotong bagian restorasi yang
dapat dijangkau di gigi anterior, roda dan disk ini kebanyakan dipakai di laboratorium.
Henpis kecepatan rendah biasanya mempunyai kepala yang dapat ditukar-tukar yang
fungsinya untuk merendahkan atau mempercepat kecepatan; kepala henpis untuk meningkatkan
kecepatan hanya dapat dipasangi bur turbin karena kecepatan dapat mencapai 160.000 rpm.
Disamping itu, kepala henpis dengan bantalan tertutup juga dibuat bagi prosedur pemolesan
sehingga masuknya partikel abrasive yang dapat merusak mekanisme kerja dapat dicegah. Untuk
menghaluskan permukaan yang dapat diambil dengan disk digunakan disk fine grit. Sedangkan
Banyak instrumen jenis ini dikembangkan sebelum menyebar luasnya instrumen rotatif,
sehingga variasinya banyak tetapi kini tak banyak operator yang menggunakan ragamnya yang
a. Kaca Mulut
Kaca mulut terdiri dari kaca bulat yang terpasang pada gagang. Alat ini memungkinkan
operator melihat bagian distal gigi, merupakan refraktor bagi pipi dan lidah, dan sering sekedar
bermanfaat daripada yang dibelakang karena bayangan lebih tajam, walaupun konsekuensinya
tergoresnya permukaan lebih serius. Operator yang berpengalaman mula-mula akan sukar sekali
b. Sonde
Sonde yang paling banyak dipakai adalah sonde tegak lurus dengan ujung runcing. Sonde
inin digunakan untuk memeriksa keutuhan permukaan gigi dan tepi restorasi. Juga digunakan
untuk menilai kekerasan dentin selama preparasi kavitas dalam perawatan karies. Untuk
mendeteksi karies di permukaan proksimal, dipakai sonde lengkung pendek dan difungsikan
Sonde biasanya juga digunakan untuk mengukur kedalaman poket periodontium. Untuk
kepentingan ini digunakan sonde khusus dengan ujung tumpul dan diberi skala millimeter
c. Pinset
Pinset mempunyai paruh bergerigi yang besudut terhadap pegangannya. Alat ini
digunakan untuk memegang kapas dan mengangkat benda-benda kecil dari dan ke arah kerja.
gambar : Pinset
Pinset juga tersedia dalam bentuk yang dapat dikunci yang keuntungannnya dapat
memegang butiran-butura kecil, pin atau guta perca pegisi saluran akar selama diinginnkan.
a. Pahat
Berguna sekali bagi penyelasaian tepi email kavitas; yang bilahnya satu bidang dengan
tangkainya disebut pahat-kapak. Pahat digunakan untuk membuang email yang terdukung yang
timbul ketika melakukan preparasi kavitas dengan instrumen putar, dan harus digunakan
sekalipun kavitas tekah dibuat dengan menggunakan bur tungsten carbide karena prisman email
b. Eskavator
Alat ini dirancang untuk mengerok dentin terkendali karena bentuk ujung pemotongnya
demikian rupa sehingga tidak akan berpenetrasi terlalu dalam, hal yang sama pada penggunaan
digunakan untuk membentuk dan memotong bahan tumpat yang masih lunak. Kedua
ujung eskavator dibuat agar berfungsi sehingga bisa juga dipakai bagi yang kidal.
Gambar : Eskavator
Pemampatan (plugger)
yang telah selesai, terutama amalgam. Pemampatan amalgam kini mempunyai ujung yang rata
agar tidak ada amalgam yang tersangkut sementara dijaman amalgam masih dicampur secara
Plastis
untuk memasukkan, manipulasi dan membentuk bahan tumpatan plastis seperti semen, bahan
Pengukir
Instrumen ini difungsikan untuk mengukir bahan tambal lunak, misalnya amalgam
sebelum mengeras, atau bahan inlay sesuda mengeras. Biasanya berfungsi dikedua sisi dan telah
dibuat dengan berbagai desain; dua alat yang sering digunakan yaitu: Hollenbach ½ dan Ward
no. 2.
Burniser
digunakan untuk memoles, dan untuk menghilangkan goresan yang tertinggal di permukaan
Amalgam Consender
Spatula
Gambar : Spatula
1. Semen Spatel, Untuk mengaduk semen atau fletcherdi atas mixing slab
Semen stopper
Amalgam Stopper
Pistol Amalgam
Untuk mengukir atau membuat tumpatan amalgam yang disesuaikan dengan bentuk anatomi gigi
yang ditumpat.
Amalgamator
Gambar : amalgamator
Matriks
Dipakai sebagai dinding sementara pada waktu penambalan kavitas kelas dua untuk dua
permukaan seperti mesio oklusal, disto oklusal dan untuk tiga permukaan mesio disto oklusal.
Celluloid Strip
Menurut Pickard (2002: 99) Suatu instrumen genggam dapat digunakan dalam salah satu dari
1) Pegangan pensil (pen grip) merupakan cara yang paling banyak digunakan. Cara ini
memungkinkan penekanan ringan atau berat dan sangat baik dalam mengendalikan gerak
pada area yang luas. Jari tengah tengah dan jari manis bertindak sebagai pendukung.
2) Pegangan telapak tangan (palm grip). Pada cara ini instrumen dipegang diantara ibu jari
dan telunjuk dan gagang instrumen terletak ditelapak tangan dan dicengkeram dengan
jari-jari yang lain. Ibu jari dipakai sebagai dukungan. Pegangan ini digunakan pada gigi
atas, dapat menghasilkan gerakan dengan tekanan kuat pada daerah yang terbatas tetapi
tidak terkendali.
3) Pegangan jari (finger grip) merupakan modifikasi pegangan telapak tangan. Cara ini
manfaatnya terbatas da dipakai jika pegangan telapak tangan tak berhasil memberikan
digunakan. Berbentuk silindris berdiameter 1.3 cm dan panjang 3.8 sampai 15 cm.
Digunakan untuk mendukung pemakaian cotton rolls diposisikan disekeliling bukal dan
lingkungan rongga mulut supaya tidak terpapar bahan-bahan kerja. Rubber dalam pemsangannya
dianjurkan bagi pasien anak-anak karena instrument ini terus berada di dalam mulut selama
pengerjaan.
Instrumen akan tahan bertahun-tahun jika dipelihara dengan baik. Hendaknya pemakaian
instrumen sesuai dengan gunanya, penyalahan-gunaan akan menyebabkan rusaknya alat, aus,
atau patah.
Henpis harus dibersihkan setelah dipakai dan diminyaki sesuai dengan anjuran pabriknya.
Instrumen juga jangan dipanaskan pada api terbuka karena kekuatannya akan berkurang dan
dapat dijaga. Biasnya dilakukan secara manual dengan batu asahan (Arkansas); ini merupakan
prosedur yang sulit dan rumit bagi operator yang tidak berpengalaman. Bevel pahat diletakan
mendatar pada batu asahan dengan bilah memebentuk sudut 50-60 derajat. Ketajamannya diuji
dengan mengerokannya pada kuku jari operator. Eskavator ditajamkan pada permukaan datarnya
dengan beberapa kali gerakan menekan pada batu asahan. Skeler sabit ditajamkan disisi-sisnya
agar ketebalannya yang cukup dapat dipertahankan sekaligus mencegah bengkoknya alat pada
mandril. Cara ini lebih cepat, tetapi yang belum berpengalaman akan cenderung memotong
terlalu banyak dan menimbulkan panas yang berlebihan sehingga akan melunakan ujung
pemotong.
BAB III
PENUTUP
4.1 SIMPULAN
Pemoles
3. Mayoritas instrumen genggam memiliki tiga bagian, yaitu bilah (blade), tungkai
genggam.
4.2 SARAN
Intrumen yang dipakai dalam konservasi gigi harus nyaman bagi pasien maupun operator
Vol.8/no.3/2001.
Baum, dkk.1997. Buku Ajar Konservasi Gigi (Terjemahan: R. Tarigan). Jakarta: EGC
Eccles, J.D dan R.M Green. 1994. Konservasi Gigi (terjemahan Lilian Yuwono). Jakarta: Widya
Medika
Endodontik”. Bagian Konservasi Gigi FKG Universitas Jember. CDK-190 vol. 39 no.2
tahun 2012
Pickard H.M, dkk.2002. Manual Konservasi Restoratif menurut Pickard (terjemahan: Narlan
Pittford, T.R. 1993. Restorasi Gigi (terjemahan: Narlan Sumawinata). Jakarta: EGC
Yanti, Nevi dan Lia Silvianty Nasti.2002. “Jenis Restorasi pada Pasien di Klini Gigi Bagian Ilmu
Konservasi Gigi FKG USU Medan” Dentika Dental Journal vol. 7, no. 1 tahun 2002.