Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

“ALAT‐ALAT KONSERVASI”

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

FAHRIL 2103041

ANDI MEYLANI 2103043

ASRI HARYANI 2103045


ARNOL WIJAYA 2103047

MUTMAINNAH TOMSIO 2103049

ANGGUN FAJAR KARTIKA 2103051

APRYANTI LESTALUHU 2103053

LA ORI 2103055

WA SUNARTI 2103057

RAHMI AL AFTYA QUR’ANI 2103059

SULFIA MELATI SULPAKAR 20035031

SOPIA BINTI SALEH 2103061

DORKAR WEDYA L 2103064

KELAS B

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN GIGI


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini . Tanpa pertolongan-Nya mungkin Kami tidak akan sanggup
menyelesaikannya dengan baik . Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW .
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Alat
Konservasi Gigi” , yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber .
Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan . Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan
Makalah ini memuat tentang “Alat Konservasi Gigi” walaupun makalah ini
kurang sempurna dan memerlukan perbaikan, tapi juga memiliki detail yang cukup jelas
bagi pembaca.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak /ibu Dosen yang telah
membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara menyusun karya
tulis ilmiah yang baik.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada para
pembaca . Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan . Kami
membutuhkan kritik dan saran dari para pembaca yang membangun .
Terima Kasih

Penyusun Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………….…………….…….. i

DAFTAR ISI …………………….………….……… ii

BAB 1

1.1 Latar Belakang ………………………..….………. 1

1.2 Tujuan dan Manfaat ……………………...……… 2

1.3 Rumusan Masalah …………………….….………. 3

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Instrument Putar ………………………………..… 4

2.2 Instrumen Gengam ……………………………..… 10

2.3 Instrumen Isolasi daerah kerja ……………..….... 20

2.4 Pemeliharaan Instrumen …………………..…….. 21

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan ……………………………………….. 24

3.2 Saran ……………………………………………… 24

DAFTAR PUSTAKA ………………………………… 25


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pada dasarnya restorasi adalah penggantian jaringan keras gigi yang telah rusak dengan

bahan yang diletakkan pada gigi tersebut untuk waktu yang tidak terbatas. Untuk mencegah

kerusakan gigi maka sedapat mungkin dipertahankan dengan suatu restorasi. Restorasi terdiri

dari beberapa jenis antara lain restorasi plastis seperti amalgam, resin komposit, GIC, dan

restorasi jenis nonplastis yaitu inlay (Yanti dan Nasti, 2002).

Menurut Rainhart (1989) dalam Yanti dan Nasti, persentase restorasi meningkat sesuai

dengan bertambahnya umur. Selain itu karena kebutuhan estetika semakin luas, penggunaan

restorasi resin komposit telah banyak dilakukan di lokasi posterior (Jordan, 1993). Oleh karena

itu diperlukan instrument-instrumen untuk mendukung kerja dari restorasi maupun preparasi

suatu kavitas untuk mencapai hasil yang maksimum. Sebelum melakukan restorasi diperlukan

terlebih dahulu pembuatan suatu kavitas atau dipreparasi terlebih dahulu.

Sebelum mempertimbangkan pembuatan suatu kavitas, instrument yang diperlukan

hendaknya Disiapkan lebih dahulu sehingga pada pelaksanaan nantinya sudah tersedia alat yang

sesuai. Sering terjadi rancangan preparasi dengan mudah ditentukan tetapi pelaksanaannya tidak

mungkin dilakukan. Operator terpengaruh oleh instrument yang ada tetapi tidak mau dijadikan

kambing hitam atas tidak baiknya hasil preparasi karena teknik atau pemilihan alat yang salah.

Kadang-kadang dilupakan bahwa sesungguhnya kavitas-kavitas kecil harus ditangani oleh

isntrumen yang kecil pula, baik waktu preparasi kavitas maupun waktu restorasi.
Hambatan besar dalam bekerja di rongga mulut adalah terbatasnya akses, baik secara

visual maupun fisik. Kendala ini banyak sekali diatasi dengan menyudutkan ujung kerja

instrument terhadap gagangnya, dan ujung aktif instrument ditempatkan dekat sekali dengan

poros gagang sehingga operator dapat mengendalikannya dengan baik. Jika ujung tersebut

terletak jauh dari poros, pengendaliannya oleh operator menjadi kurang baik dan akan mudah

selip. Instrument yang tangkainya (shaft) dibengkokkan sehingga ujung aktifnya didekatkan

kembali dengan porosnya disebut instrument menyudut (contra-angle) dan merupakan

instrument yang terbanyak dipakai. Instrument lurus sebetulnya paling efisien tetapi tidak dapat

digunakan dengan bebas di dalam mulut; jika tidak ada masalah dalam aksesnya, misalnya dalam

pekerjaan laboratorium, instrument ini lebih disukai

Pada garis besarnya instrument dibagi dalam dua kategori yakni instrument putar atau

instrument rotatif (rotary instrument), dan instrument genggam (hand isntrumen). Sebagaimana

halnya dengan aspek lain dalam kehidupan, sepanjang keadaannya memungkinkan orang akan

selalu memakai instrument mekanik. Sebagian besar prosedur operatif dalam mulut dilaksankan

dengan menggunakan instrument putar sehingga instrument jenis ini akan dibahas lebih dahulu.

1.2 TUJUAN DAN MANFAAT

1. Mahasiswa mengetahui intrumens-intrumen gigi

2. Mahasiswa mengetahui intrumen untuk konservasi gigi

3. Mahasiswa mengetahui fungsi instrumen-intrumen tersebut

4. Mahasiswa mengetahui pemakaian instrumen secara teoritis

5. Mahasiswa mengetahui cara-cara untuk mensterilkan, merawat dan menjaga intrumen-

intrumen tersebut
1.3 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pembagian instrumen dalam konservasi gigi ?

2. Bagaimana penggunaannya ?

3. Bagaimana fungsi masing-masing alat tersebut ?

4. Bagaimana cara merawat ?

5. Bagaimana cara mensterilkan ?

6. Bagaimana cara agar alat-alat tersebut nyaman dipakai saat kerja ?


BAB II

PEMBAHASAN

Instrumen dipakai untuk memeriksa, membersihkan, memotong, dan merestorasi gigi.

tipe utamanya adalah instrumen genggam dan instrumen rotatif yang digerakkan dengan henpis.

Tipe lain yang tidak termasuk tipe di atas adalah cahaya sinar optik untuk iluminasi, sinar untuk

polimerisasi bahan-bahan tertentu, dan skeler ultrasonik (Pickard, 2002: 95)

2.1 Instrument Putar

Instrument ini dibagi menjadi berkecepatan tinggi dan berkecepatan rendah. Instrumen

yang berkecepatan tinggi digunakan bagi pembuangan jaringan keras gigi dan tumpatan lama,

sedangkan instrument yang berkecepatan rendah terutama digunakan untuk pembuangan karies,

penghalusan, penyempurnaan dan pemolesan. Metode lain untuk menentukan klasifikasi

instrumen-instrumen putar adalah menurut kecepatannya. Walaupun semua instrumen dapat

digunakan pada berbagai kecepatan, ada dua rentang kecepatan dasar yang umum digunakan,

yaitu kecepatan tinggi (100.000 – 300.000 rpm) dan kecepatan rendah (500 - 1500 rpm) (Baum,

1997: 61).

2.1.1. Instrumen Kecepatan Tinggi

Instrumen kecepatan tinggi adalah turbin yang digerakan udara dan umumnya digunakan

bagi preparasi kavitas karena dapat dengan cepat membuang email, dentin, dan bahan tambal

tanpa kesukaran. Kecepatan turbin, bergantung kepada macamnya, biasanya berkisar antara

250.000-450.000 rpm. Generasi turbin sekarang mempunyai kecepatan sedikit di atas 250.000,
mempunyai turbin yang luas agar kekuatannya lebih besar dan kepalanya dibuat menguncup agar

ujung bur mudah dilihat (Pittford)

Gambar : Dental High Speed Fiber Optic

Alat ini disebut OEM dental high speed fiber optic handpiece-140 memiliki kecepatan rotasi

lebih dari 400.000 round/min, iluminasi lebih dari 25.000 lux (3.3V) dengan daya tahan lampu

lebih dari 3000 jam; berbahan dasar vitreous badan serat optic dengan tekanan udara 200-220

Kpa. Alat ini memiliki tiga lubang semprot dengan tekanan udara operasi: 0,25 0,27 Mpa.

Tingkat kebisingan kurang dari 68 desibel dan harus disterilisasikan dengan autoclave di 135oC

(Fatimatuzzahro dan Apriyono, 2012:138)

Selama pemakaian hendaknya diperhatikan; semprotan pendingin harus selalu cukup

untuk mencegah terlalu panasnya kepala bur. Selain itu semprotan air ini tak boleh terhalang

oleh tonjol gigi sehingga air tidak dapat mencapai kavitas yang sedang didalamkan. Keuntungan

pendingin dengan semprotan air adalah dapat membersihkannya semua debris tanpa harus

menghentikan semua pekerjaan, air kemudian dibuang dari daerah operasi oleh alat penyedot.
Gambar : Henpis berturbin

Bur untuk turbin mempunyai beberapa tipe dasar, yaitu bur dengan ujung pemotong

sferik yang biasanya dikenal dengan nama bur bulat, dan bur dengan ujung pemotong silidris

atau bor fissure. Bor bulat banyak digunakan untuk membuat kavitas kecil dan membuat

modifikasi tertentu pada kavitas besar. Untuk kavitas yang lebih besar dan preparasi extrakorona,

digunakan bur fissure, bur ini bisa berisisi parallel atau meruncing dan ujungnya juga berfungsi

sebagai pemotong yang baik.

Gambar : Bur bulat tungsten carbide, bur fissure tungsten carbide, bur fissure intan sejajar

Bagian pemotong turbin terbuat dari tungsten carbide atau partikel intan. Kedua macam

bur ini digunakan untuk prreparasi intarkorona. Untuk ekstrakorona, bur intan lebih baik karena

tidak regas dalam bentuknya yang panjang pipih.


Bur tungsten carbide dibentuk dengan menyolderkan tungsten carbide/komposit cobalt

ke atas tangkai bur yang terbuat dari baja sebelum alur pemotongnya diasah sampai ujung.

Ketika masih baru daya potong bur ini sangat efisien, tetapi akhirnya bur tersebut akan menjadi

tumpul. Kamampuannya biasanya mencapai puluhan kavitas. Jika sudah tumpul seperti ini daya

potongnya tidak lagi efektif dan sebaiknya dibuang. Blade bur tungsten carbide biasanya

mempunyai tepi yang tidak terputus-putus da ini disebut bur plain cut dan bur ini akan

menghasilkan permukaan gigi yang halus.

Bur intan terdiri atas partikel intan berbagai ukuran yang diletakan secar elektrik pada

tangkai yang terbuat dari baja polos. Efisiensi daya potongnya tergantung pada bersih tidaknya

permukaan bur dan partikel gigi (yang dapat dibersihkan oleh semprotan air pendingin. Daya

tahannya biasanya lebih lama daripada bur tungsten carbide. Bur turbin mempunyai tangkai

berdiameter 1,6mm (1/16 in) dan panjang 19 mm (3/4 in). Untuk memudahkan preparasi

ekstrakorona maka bur untuk keperluan ini biasanya dibuat lebih panjang, karena kepala turbin

akan menyentuh gigi antagonisnya dan mata bur yang ekstra panjang bisa menimbulkan

kerusakan bagian gigi yang sebenarnya tak perlu disentuh. Menurut Pittford (1993:33) Diameter

kepala bur tak pernah besar karena:

1. Memang tidak perlu dan sebagai bur yang berkecepatan tinggi dengan diameter kecil

pun dapat mengambil jaringan gigi dengan cepat.

2. Diameter besar yang berputar dalam kecepatan tinggi akan membebani bantalan dan

lubang turbinnya. Bur besar yang yang retensinya dalam lubang turbinnya dengan

sistem genggam bisa terlepas dan membahayakan.

2.1.2 Instrumen Kecepatan Rendah

Instrumen kecepatan rendah telah terlebih dahulu dipakai ketimbang henpis dengan

turbin udara tetapi kini tidak lagi rutin dipakai dalam preparasi kavitas karena mmbutuhkan
waktu dan tenaga yang lebih banyak. Namun dengan demikian kekerasan email tidak selalu

dapat diapresisasi oleh operator modern yang mungkin belum pernah melakukan preparasi

kavitas seluruhnya dengan instrumen kecepatan rendah. Intrumen kecepatan rendah digunakan

bagi prosedur seperti pengerokan karies, menyempurnakan alur retensi dikavitas, penyelesaian

akhir kavitas dan restorasi, serta pemolesan.

Gambar : bur bulat yang dipasang pada henpis menyudut kecepatan rendah

Henpis kecepatan rendah bisa berbentuk henpis menyudut dan henpis lurus. Yang

terakhir ini jarang digunakan dalam rongga mulut karena keterbatasan akses, tetapi banyak

digunakan dalam pekerjaan laboratorium. Selama ini , prinsip desain henpis tidak banyak

megalami perubahan. Pegangan henpis terbuat dari logam yang pas dengan tangkai pemutarnya,

dan putaran ini diteruskan ke kepala henpis melalui gear. Kini, sumber putaran biasanya

diperoleh dari motor elektrik atau motor udara kecil kemudian dialirkan melalui selang lentur.

Dahulu dipakai tali dan kerekan yang dihubungkan dengan mesin besar.

Dalam kepala henpis, pegangan untuk bur bisa berupa Grendel (latch-joint) atau dengan

chuck genggam (friction grip chuck). Pada pangkal bur terdapart satu permukaan yang rata yang

bisa pas dengan gir serta satu dudukan gerendel dalam satu alur pada bur untuk mencegah

lepasnya bur dari henpis.


Gambar : bur bulat, bur fissure rata, bur fissure kuncup, bur inverted

Sebagian orang memakai mandril bersekrup sementara disk yang lentur cenderung

dipasangkan pada mandril yang tinggal pasang (snap-on) (Mandril Moore) karena penggantinya

lebih mudah. Kecuali disk lentur yang dapat digunakan untuk memotong bagian restorasi yang

dapat dijangkau di gigi anterior, roda dan disk ini kebanyakan dipakai di laboratorium.

Gambar : Bur sikat

Henpis kecepatan rendah biasanya mempunyai kepala yang dapat ditukar-tukar yang

fungsinya untuk merendahkan atau mempercepat kecepatan; kepala henpis untuk meningkatkan

kecepatan hanya dapat dipasangi bur turbin karena kecepatan dapat mencapai 160.000 rpm.
Disamping itu, kepala henpis dengan bantalan tertutup juga dibuat bagi prosedur pemolesan

sehingga masuknya partikel abrasive yang dapat merusak mekanisme kerja dapat dicegah. Untuk

menghaluskan permukaan yang dapat diambil dengan disk digunakan disk fine grit. Sedangkan

untuk menghaluskan restorasi pada permukaan fasioproksimal dan linguoproksimal digunakan

finishing strip (Ariningrum, 2001:33)

2.2 Instrumen Gengam

Banyak instrumen jenis ini dikembangkan sebelum menyebar luasnya instrumen rotatif,

sehingga variasinya banyak tetapi kini tak banyak operator yang menggunakan ragamnya yang

banyak tersebut. Pembahasanya didasarkan pada guna masing-masing alat.

1. Instrument untuk Pemeriksaan

a. Kaca Mulut

Kaca mulut terdiri dari kaca bulat yang terpasang pada gagang. Alat ini memungkinkan

operator melihat bagian distal gigi, merupakan refraktor bagi pipi dan lidah, dan sering sekedar

digunakan untuk memantulkan cahaya ke permukaan gigi.

Gambar : Kaca Mulut


Permukaan kaca biasanya datar; kaca mulut yang permukaannya di depan lebih

bermanfaat daripada yang dibelakang karena bayangan lebih tajam, walaupun konsekuensinya

tergoresnya permukaan lebih serius. Operator yang berpengalaman mula-mula akan sukar sekali

bekerja karena semua gerakan terlihat terbalik.

b. Sonde

Sonde yang paling banyak dipakai adalah sonde tegak lurus dengan ujung runcing. Sonde

inin digunakan untuk memeriksa keutuhan permukaan gigi dan tepi restorasi. Juga digunakan

untuk menilai kekerasan dentin selama preparasi kavitas dalam perawatan karies. Untuk

mendeteksi karies di permukaan proksimal, dipakai sonde lengkung pendek dan difungsikan

kedua kedua ujungnnya (sonde Briault).

Gambar : Sonde; lurus, briault, periodontal berskala, furkasi, periodontal CPITN

Sonde biasanya juga digunakan untuk mengukur kedalaman poket periodontium. Untuk

kepentingan ini digunakan sonde khusus dengan ujung tumpul dan diberi skala millimeter

sehingga kedalaman poket dapat diukur dengan lebih akurat.

c. Pinset
Pinset mempunyai paruh bergerigi yang besudut terhadap pegangannya. Alat ini

digunakan untuk memegang kapas dan mengangkat benda-benda kecil dari dan ke arah kerja.

gambar : Pinset

Pinset juga tersedia dalam bentuk yang dapat dikunci yang keuntungannnya dapat

memegang butiran-butura kecil, pin atau guta perca pegisi saluran akar selama diinginnkan.

2. Instrumen untuk Preparasi

a. Pahat

Berguna sekali bagi penyelasaian tepi email kavitas; yang bilahnya satu bidang dengan

tangkainya disebut pahat-kapak. Pahat digunakan untuk membuang email yang terdukung yang

timbul ketika melakukan preparasi kavitas dengan instrumen putar, dan harus digunakan

sekalipun kavitas tekah dibuat dengan menggunakan bur tungsten carbide karena prisman email

tak terdukung mungkin masih ada.


Gambar : Pahat sudut ganda dan Pahat pemotong tepi gingiva

b. Eskavator

Alat ini dirancang untuk mengerok dentin terkendali karena bentuk ujung pemotongnya

demikian rupa sehingga tidak akan berpenetrasi terlalu dalam, hal yang sama pada penggunaan

pahat untuk pembuatan bevel. Eskavator juga

digunakan untuk membentuk dan memotong bahan tumpat yang masih lunak. Kedua

ujung eskavator dibuat agar berfungsi sehingga bisa juga dipakai bagi yang kidal.

Gambar : Eskavator

3. Instrumen Penumpatan dan Pembentukan Tumpatan

Pemampatan (plugger)

Gambar : Plastis datar


Alat ini berbentuk silinder lecil digunakan untuk menekan tumpatan ke dalam kavitas

yang telah selesai, terutama amalgam. Pemampatan amalgam kini mempunyai ujung yang rata

agar tidak ada amalgam yang tersangkut sementara dijaman amalgam masih dicampur secara

manual, pemampatan yang dipakai adalah pemampatan yang bergerigi.

Plastis

untuk memasukkan, manipulasi dan membentuk bahan tumpatan plastis seperti semen, bahan

tumpat sewarna gigii amalgam

Pengukir

Gambar : Pengukir Hollenbach dan Ward no.2

Instrumen ini difungsikan untuk mengukir bahan tambal lunak, misalnya amalgam

sebelum mengeras, atau bahan inlay sesuda mengeras. Biasanya berfungsi dikedua sisi dan telah

dibuat dengan berbagai desain; dua alat yang sering digunakan yaitu: Hollenbach ½ dan Ward

no. 2.

Burniser

Gambar : Burniser buah pir


Alat ini menyerupai pemampat tetapi ujungnya bulat, tidak datar. Burnisher dapat

digunakan untuk memoles, dan untuk menghilangkan goresan yang tertinggal di permukaan

ukiran, ketika ukiran amalgam selesai.

Amalgam Consender

Amalgam consender digunakan dalam Konservasi gigi untuk memadatkan atau

mengepak isi campuran bahan ke dalam rongga preparasi.

Spatula

Gambar : Spatula

1. Semen Spatel, Untuk mengaduk semen atau fletcherdi atas mixing slab

2. Agate Spatel, Untuk mengaduk bahan tambalan silikat atau komposit

Gambar : agate spatel

Mixing slab (glass plate)


Gambar : Mixing slab

Untuk mengaduk fletcher, semen fosfat silikat dan tumpatan sementara

Semen stopper

Gambar : cemen stopper

Untuk memasukkan dan meratakan semen lining (basis) ke dalam kavitas.

Amalgam Stopper

Untuk menekan atau memampat amalgam di dalam kavitas agar padat

Pistol Amalgam

Gambar : amalgam pistol

Untuk memasukkan amalgam ke dalam kavitas terutama untuk rahang atas


Amalgam Karver

Gambar : amalgam carver

Untuk mengukir atau membuat tumpatan amalgam yang disesuaikan dengan bentuk anatomi gigi

yang ditumpat.

Amalgamator

Gambar : amalgamator

Untuk mengaduk amalgam yang tersedia dalam bentuk kapsul

Mortar dan Pestle

Gambar : Mortar dan pestle


Untuk mengaduk alloy dan air raksa

Matriks

Dipakai sebagai dinding sementara pada waktu penambalan kavitas kelas dua untuk dua

permukaan seperti mesio oklusal, disto oklusal dan untuk tiga permukaan mesio disto oklusal.

Celluloid Strip

Gambar : celluloid strip

Sebagai dinding sementara penambalan sewarna gigi.

4. Penggunaan Instrumen Genggam

Menurut Pickard (2002: 99) Suatu instrumen genggam dapat digunakan dalam salah satu dari

tiga cara di bawah ini :

1) Pegangan pensil (pen grip) merupakan cara yang paling banyak digunakan. Cara ini

memungkinkan penekanan ringan atau berat dan sangat baik dalam mengendalikan gerak

pada area yang luas. Jari tengah tengah dan jari manis bertindak sebagai pendukung.
2) Pegangan telapak tangan (palm grip). Pada cara ini instrumen dipegang diantara ibu jari

dan telunjuk dan gagang instrumen terletak ditelapak tangan dan dicengkeram dengan

jari-jari yang lain. Ibu jari dipakai sebagai dukungan. Pegangan ini digunakan pada gigi

atas, dapat menghasilkan gerakan dengan tekanan kuat pada daerah yang terbatas tetapi

tidak terkendali.

3) Pegangan jari (finger grip) merupakan modifikasi pegangan telapak tangan. Cara ini

manfaatnya terbatas da dipakai jika pegangan telapak tangan tak berhasil memberikan

garis akses yang benar.


2.3 Instrumen Isolasi daerah kerja

Gambar : cotton rolls


Isolasi daerah kerja dari sekitar lingkungan rongga mulut bila rubber dam tidak

digunakan. Berbentuk silindris berdiameter 1.3 cm dan panjang 3.8 sampai 15 cm.

Gambar : cotton rolls holder

Digunakan untuk mendukung pemakaian cotton rolls diposisikan disekeliling bukal dan

lingual dari gigi mandibular.

Gambar : Aplikasi pemakaian rubber dam


Rubber dam berfungsi untuk mengisolasi saliva dari daerah kerja, mengisolasi daeerah kerja dari

lingkungan rongga mulut supaya tidak terpapar bahan-bahan kerja. Rubber dalam pemsangannya

lebih rumit dari pada cotton rolls.

Gambar : saliva adjector dan HVE

Digunakan untuk menyedot saliva sewaktu pengerjaan, kekurangannya adalah tidak

dianjurkan bagi pasien anak-anak karena instrument ini terus berada di dalam mulut selama

pengerjaan.

2.4 Pemeliharaan Instrumen

Instrumen akan tahan bertahun-tahun jika dipelihara dengan baik. Hendaknya pemakaian

instrumen sesuai dengan gunanya, penyalahan-gunaan akan menyebabkan rusaknya alat, aus,

atau patah.

Henpis harus dibersihkan setelah dipakai dan diminyaki sesuai dengan anjuran pabriknya.

Instrumen juga jangan dipanaskan pada api terbuka karena kekuatannya akan berkurang dan

akan mudah sekali bengkok walau dipakai secara normal.


Pahat, eskavator, dan skeler secar teratur harus diasah agar ketajaman ujung kerjanya

dapat dijaga. Biasnya dilakukan secara manual dengan batu asahan (Arkansas); ini merupakan

prosedur yang sulit dan rumit bagi operator yang tidak berpengalaman. Bevel pahat diletakan

mendatar pada batu asahan dengan bilah memebentuk sudut 50-60 derajat. Ketajamannya diuji

dengan mengerokannya pada kuku jari operator. Eskavator ditajamkan pada permukaan datarnya

dengan beberapa kali gerakan menekan pada batu asahan. Skeler sabit ditajamkan disisi-sisnya

agar ketebalannya yang cukup dapat dipertahankan sekaligus mencegah bengkoknya alat pada

saat membersihkan kalkulus.

Gambar A : Menguji ketajaman Gambar B : menajamkan pahat

Gambar : alat penajam tipe oscilating, menajamkan hachet email


Cara lain dengan menggunakan disk ampelas (sand paper disk) yang dipasang pada

mandril. Cara ini lebih cepat, tetapi yang belum berpengalaman akan cenderung memotong

terlalu banyak dan menimbulkan panas yang berlebihan sehingga akan melunakan ujung

pemotong.
BAB III

PENUTUP

4.1 SIMPULAN

1. Klasifikasi Menurut Kecepatan, yaitu kecepatan tinggi (100.000 – 300.000 rpm)

dan kecepatan rendah (500 - 1500 rpm).

2. Klasifikasi Instrumen Putar: Bor-Bor Gigi, Alat-Alat Pengikis (Abrasif), Alat-Alat

Pemoles

3. Mayoritas instrumen genggam memiliki tiga bagian, yaitu bilah (blade), tungkai

(shank), dan gagang

4. Penggunaan instrumen genggam : Pegangan pensil (pen grip), Pegangan telapak

tangan (palm grip), Pegangan jari (finger grip).

5. Pemeliharaan instrumen genggam: Penajaman kembali, Mensterilkan instrumen

genggam.

6. Instrumen finishing : bur dan poin, disk, Lembaran abrasif

7. Instrumen akan tahan bertahun-tahun jika dipelihara dengan baik. Hendaknya

pemakaian instrumen sesuai dengan gunanya, penyalahan-gunaan akan menyebabkan

rusaknya alat, aus, atau patah.

4.2 SARAN

Intrumen yang dipakai dalam konservasi gigi harus nyaman bagi pasien maupun operator

dan menunjang pekerjaan operator


DAFTAR PUSTAKA

Ariningrum, Ratih. 2001. “Pertimbangan-Pertimbangan yang Mendasari Segi Estetika Pada

Tumpatan Komposit Gigi Anterior”. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia

Vol.8/no.3/2001.

Baum, dkk.1997. Buku Ajar Konservasi Gigi (Terjemahan: R. Tarigan). Jakarta: EGC

Eccles, J.D dan R.M Green. 1994. Konservasi Gigi (terjemahan Lilian Yuwono). Jakarta: Widya

Medika

Fatimahtuzzahro, Nadie dan Dwi kartika Apriyono. 2012. “Perkembangan Alat-alat

Endodontik”. Bagian Konservasi Gigi FKG Universitas Jember. CDK-190 vol. 39 no.2

tahun 2012

Pickard H.M, dkk.2002. Manual Konservasi Restoratif menurut Pickard (terjemahan: Narlan

Sumawinata). Jakarta: Widya Medika

Pittford, T.R. 1993. Restorasi Gigi (terjemahan: Narlan Sumawinata). Jakarta: EGC

Yanti, Nevi dan Lia Silvianty Nasti.2002. “Jenis Restorasi pada Pasien di Klini Gigi Bagian Ilmu

Konservasi Gigi FKG USU Medan” Dentika Dental Journal vol. 7, no. 1 tahun 2002.

Anda mungkin juga menyukai