Anda di halaman 1dari 7

Definisi Model Pembelajaran

Menurut Marhaeni (2013), model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang


tergambar dalam proses pembelajaran yang disajikan secara khas oleh guru di kelas.
Sedangkan Mohamad Syarif Sumantri (2015) mengatakan model pembelajaran
merupakan kerangka konseptual yang mendeskripsikan dan melukiskan prosedur yang
sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar dan pembelajaran untuk
mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perencanaan
pembelajaran bagi guru dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran. Menurut Trianto
(2012:51) model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Model pembelajaran
mengacu pada pendekatan pembelajaran yang digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-
tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan
pembelajaran, dan pengelolaan kelas (Arend dalam Trianto, 2012). Jadi model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang berupa gambaran proses pembelajaran
yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur


sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi perancang pengajaran dan para
guru dalam melaksanakan pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran sangat
dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan diajarkan, tujuan yang akan dicapai dalam
pembelajaran tersebut, serta tingkat kemampuan peserta didik.

C.      Model-model Pembelajaran PKn di SD

Model-model pembelajaran PKn di SD menurut Fathurohhman (2012) adalah sebagai


berikut.

1.      Model Pembelajaran Kontekstual

Pengertian model pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang mendorong guru


untuk menghubungkan antara materi pembelajaran yang diajarkan kepada siswa dengan
keadaan nyata yang dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Trianto (2012) model pembelajaran CTL adalah suatu konsepsi yang membantu
guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa
membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka
sebagai anggota keluarga, warga negara, dan tenaga kerja (US.Departement of Education
the National School-to-work Office yang dikutif oleh blancbard, 2001).

Secara garis besar langkah-langkah penerapan CTL dalam kelas sebagai berikut:    

1.   Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja
sendiri, menukan sendiri, dan mengonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan
barunya.

2.   Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik

3.   Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya

4.   Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok)

5.   Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran

6.   Lakukan refleksi di akhir pertemuan

7.   Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara

Dalam Pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kontekstual ada beberapa


komponen yang dilibatkan dalam pembelajaran. Komponen-komponen CTL (contextual
teaching and learning) tersebut adalah sebagai berikut.

a.       Kontrukstivisme

Dalam CTL, siswa mampu membangun pengetahuan berdasarkan pengalaman


yang dialami dan diamati.

b.      Bertanya

Dalam CTL, siswa diharapkan mampu menumbuhkan rasa ingin tahu sehingga akan
menjadikan siswa selalu bertanya terhadap hal-hal yang baru.

c.       Inkuiri

Dalam CTL, siswa dilati

untuk menemukan konsep yang dipelajari melalui proses belajar yang sistematis.
d.      Masyarakat belajar

Dalam CTL, siswa diharapkan mampu bekerjasama atau bertukar pikiran dengan orang
lain yang tidak terbatas dalam proses pembelajaran.

e.       Pemodelan (Modelling)

CTL dapat memberikan pengalaman yang lebih nyata atau konkret kepada siswa. Melalui
pemodelan ini akan menghindarkan siswa dari pengetahuan yang bersifat abstrak dan
teoritis.

f.       Refleksi

Dalam CTL, refleksi yang diperlukan untuk mengevaluasi pengetahuan yang diperoleh
siswa melalui pengalaman yang ia dapatkan.

g.      Penilaian sebenarnya (authentic assessment)

Authentic assessment diperlukan untuk mengetahui perkembangan belajar siswa dan


dapat mengetahui apakah pengalaman belajar siswa dapat memberikan dampak postif
atau negatif.

2.      Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu yang dapat diterapkan untuk
mewujudkan kelas sebagai laboratorium demokrasi bagi siswa.

Slavin (Isjoni, 2011:15)  “In cooperative learning methods, students work together in


four member teams to master material initially presented by the teacher”. Ini berarti
bahwa cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model
pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja kelompok-kelompok kecil berjumlah 4-6
orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang peserta didik lebih bergairah dalam
belajar. Dari beberapa pengertian menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif adalah cara belajar dalam bentuk kelompok-kelompok kecil
yang saling bekerjasama dan diarahkan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang diharapkan”.

Menurut Trianto (2012) secara garis besar terdapat enam langkah utama atau tahapan di
dalam pelajaran yanng menggunakan pembelajaran kooperatif.
·      Fase pertama menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa belajar

·      Fase kedua yaitu guru menyajikan informasi pada siswa dengan cara demonstrasi
atau membuat bacaan.

·      Fase ketiga adalah mengorganisasikan wa ke dalam kelompok kooperatif.

·      Fase ke empat, membimbing kelompok erja dan belajar.

·      Fase kelima merupakan fase guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang
telah dipelajari.

·      Fase terakhir yaitu guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun
hasil belajar individu dan kelompok.

Beberapa keuntungan pembelajaran kooperatif menurut Sugianto (dalam Fathurohman,


2012) adalah:

a.       Meningkatkan kepakaan dan kesetiakawanan sosial.

b.      Memungkinkan siswa untuk saling belajar mengenai sikap, keterampilan, informasi,


perilaku sosial, dan pandangan-pandangan.

c.       Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial.

d.      Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen.

e.       Menghilangkan sifat mementingkan diri sendir atau egois.

f.       Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa.

g.      Berbagi keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan saling


membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktikkan.

h.      Meningkatkan saling percaya kepada sesama manusia.

i.        Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi berbagai perspektif.

j.        Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik.

k.      Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis


kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama, dan orientasi tugas.
Model pembelajaran kooperatif yang berkembang dan dapat diterapkan dalam proses
pembelajaran cukup bervariasi diantaranya:

a.    Model STAD (Student Teams Achievement Division)

Model STAD merupakan model pembelajaran yang paling sederhana dalam model
pembelajaran kooperatif. Langkah-langkah model STAD  adalah sebagai berikut:

1)   Siswa dibagi dalam beberapa kelompok yang terdiri 4-5 anggota.

2)   Tiap anggota tim saling membantu dalam menguasai bahan ajar.

3)   Tiap satu minggu atau dua minggu, guru mengevaluasi penguasaan siswa baik secara
individual maupun kelompok

4)   Setiap tim diberikan penilaian atas penguasaan bahan ajar kepada siswa baik individu
maupun tim.

b.    Model Jigsaw

Model pembelajaran kooperatif Jigsaw merupakan metode yang diembangkan oleh


Ellliot Aronson dkk. Langkah-langkah model pembelajaran Jigsaw adalah sebagai
berikut:

1)   Siswa dibagi dalam beberapa kelompok yang terdiri 4-5 anggota.

2)   Bahan ajar disajikan kepada siswa dan siswa bertanggung jawab untuk
mempelajarinya.

3)   Para anggota bertanggung jawab untuk mempelajari satu bahan ajar yang sama dan
selanjutnya saling berkumpul untuk mengkaji bagian bahan tersebut. Kumpulan tersebut
dinamakan “kelompok pakar” (expert group)

4)   Kelompok pakar kembali kekelompok semula (home team) dan menyampaikan


materi yang dipelajari dalam kelompok pakar.

5)   Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam kelompok asal (home team), para
siswa dievaluasi secara individual mengenai bahan yang teah dipelajari.

c.    Model GI (Group Investigation)


Model pembelajaran kooperatif GI menuntut kerjasama siswa didalam pelaksanaan
pembelajarannya. Dalam model pembelajaran GI siswa terlibat secara aktif sejak dari
pemilihan topic, perencanaan kegiatan, implementasi kegiatan, analisis, dan sistesis,
penyajian hasil akhir, dan evaluasi. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif GI
adalah sebagai berikut:

1)      Seleksi topik ataupun subtopik. Siswa dibagi kedalam kelompok yang


beranggotakan 4-5 orang.

2)      Merencanakan kerjasama berdasarkan subtopik yang telah dipilih.

3)      Siswa merencanakan rencana yang telah dirumuskan sebelumnya dengan mencari


sumber berdasarkan subtopic yang diperoleh.

4)      Analisis dan sistesis: Siswa menganalisis informasi yang diperoleh dan meringkas
topik yang telah diperoleh.

5)      Penyajian hasil akhir

6)      Evaluasi secara kelompok maupun individual

3.      Model Pembelajaran Berbasis Portofolio

Istilah portofolio berasal dari bahasa “portfolio” yang berarti dokumen arau surat-surat.


Portofolio merupakan suatu kumpulan pekerjaan siswa yang dimaksud tertentu dan
terpadu yang diseleksi menurut panduan-panduan yang ditentukan Winataputra (dalam
Fathurrohman, 2012).

           Portofolio dapat diartikan pula sebagai suatu wujud benda fisik, sebagai suatu
proses sosial pedagogis, maupun sebagai adjective. Winataputra (dalam Fathurrohman,
2012) mengemukakan bahwa portofolio merupakan suatu kumpulan pekerjaan siswa
dengan maksud tertentu dan terpadu dan disleksi menurut panduan-panduan yang
ditentukan. Panduan yang dipakai berdasarkan pada mata pelajaran dan tujuan penilaian
portofolio. Dalam pembelajaran PKn portofolio merupakan kumpulan informasi yang
disusun dengan baik, dan menggambarkan rencana kelas berkenaan dengan suatu isu
kebijakan public yang telah diputuskan untuk dikaji, baik dalam kelompok kecil maupun
kelas secara keseluruhan.
- Model Model Pembelajaran PKn di SD/MI

Menurut fathurrohman, model-model pembelajaran yang cocok mata pelajaran PKn di


Sekolah Dasar(SD) atau di Madrasah Ibtidaiyah(MI) adalah sebagai berikut:

1. Model Pembelajaran Konstektual (Contextual Teaching and Learning)

Model pembelajaran ini menggunakan prinsip Learning to do yaitu


memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan, mencoba, dan mengalami
sendiri terkait pembelajaran yang berlangsung untuk menambah pengetahuan yang
dimiliki. Tujuan dari model pembelajaran ini adalah memotivasi siswa untuk
memahami makna pelajaran yang dipelajarinya dengan mengaitkan materi tersebut
pada kehidupan sehari-hari mereka, sehingga siswa, sehingga siswa memiliki
pengetahuan atau keterampilan yang secara refleksi dapat diterapkan dari
permasalahan lainnya

Anda mungkin juga menyukai