Anda di halaman 1dari 10

Tenaga kerja anak (eksploitasi anak)

1) Tuliskan kasus dengan lengkap, jelas, dan detail.


2) Temukan alasan atau penyebab terjadinya kasus tersebut.
3) Temukan tujuan tindakan tersebut.
4) Berdasarkan penelitianmu, jelaskan akibat yang dirasakan atau dialami
korban.
5) Temukan undang-undang atau hukum yang berhubungan dengan tindakan
tersebut dan jelaskan tindakan hukum terhadap kasus tersebut.
6) Jelaskan cara mencegah dan mengatasi tindakan eksploitasi anak.
7) Jelaskanlah pandangan iman Kristen terhadap tindakan eksploitasi anak-anak
berdasarkan Alkitab.

Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)


1) Tuliskan kasus dengan lengkap, jelas, dan detail.
2) Temukan alasan atau penyebab terjadinya kasus tersebut.
3) Temukan tujuan tindakan tersebut.
4) Berdasarkan penelitianmu, jelaskan akibat yang dirasakan atau dialami
korban.
5) Temukan undang-undang atau hukum yang berhubungan dengan tindakan
tersebut dan jelaskan tindakan hukum terhadap kasus tersebut.
6) Jelaskan cara mencegah dan mengatasi tindakan kekerasan dalam rumah
tangga.
7) Jelaskanlah pandangan iman Kristen terhadap tindakan kekerasan dalam
rumah tangga berdasarkan Alkitab.
Suruh Anak Ngemis di Perempatan
Jalan, 2 IRT Ditangkap
Ade Putra, Okezone · Rabu 19 Februari 2020 10:10 WIB

PONTIANAK – Dua warga yang tinggal di Pontianak Timur diamankan petugas


gabungan Komisi Perlindungan Perempuan dan Anak Daerah (KPPAD) Kalimantan
Barat dan Dinas Sosial Pontianak, Senin (17/2/2020) malam.
Kedua ibu rumah tangga berinisial AG dan LE itu diamankan karena diduga kuat
mengeksploitasi anaknya. Mereka menyuruh anak-anaknya menjadi pengemis di
perempatan Jalan Dr Soetomo dan Danau Sentarum, Pontianak Kota.
Komisioner KPPAD Kalbar, Divisi Data Informasi dan Pelayanan Pengaduan, Alik R
Rosyad mengatakan, penertiban ini merupakan yang keempat kalinya. Sebelumnya,
Dinas Sosial Pontianak pernah mengamankan satu di antara mereka dalam kasus
serupa.
“Salah satu dari ibu ini sudah pernah dibina oleh Dinsos. Jadi, kami berkesimpulan
bahwa tidak ada efek jera ibu ini. Karena ketika diamankan dan dibina, tapi tidak
pernah berhenti,” ujar Alik, Rabu (19/2/2020).
Setelah diamankan, KPPAD Kalbar sebenarnya akan mendorong agar kasus ini
diproses secara hukum. Sebab jika mengacu pada Undang-Undang (UU) Nomor 35
Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, terutama pada pasal 76 I, keduanya dapat
dikatakan secara sah dan terbukti melanggar peraturan anak di bidang ekonomi.
"Berdasarkan UU itu, keduanya terancam pidana kurungan badan selama 10 tahun dan
denda sebesar Rp200 juta," tutur Alik.
Namun, setelah dimintai keterangan oleh kepolisian dan Dinsos Pontianak, keduanya
meminta maaf dan berjanji kepada seluruh pihak bahwa mereka tidak lagi mengulangi
perbuatan yang sama.
"Atas pertimbangan kemanusiaan, kemudian mereka punya anak yang harus
dipelihara dan dijaga, kami bersepakat tidak meneruskan proses hukumnya," ucapnya.
Meski begitu, kedua ibu rumah tangga ini dimintai untuk menandatangani surat
pernyataan dan perjanjian untuk tidak mengulangi perbuatannnya. Apabila keduanya
ingkar janji, ditegaskan Alik, pihaknya tidak akan memberikan toleransi dalam bentuk
apapun. “Kita akan proses hukum," tuturnya.
Alik menambahkan, anak dari AG masih berusia sepuluh tahun. Sementara anak LE
masih berumur sembilan tahun. Dalam sepekan, AR dan LE ini memperkerjakan
anak-anaknya sebanyak empat kali. Walau tidak bisa dipastikan hari apa saja, mereka
akan turun ke jalan sehabis magrib hingga pukul 22.00 WIB.
"Hasil pemeriksaan, pendapatan yang mereka peroleh bisa mencapai Rp80 ribu lebih,
sekali turun,” kata Alik.
Hasil pemantauan di lapangan, hal serupa kerap terjadi. Anak-anak yang masih
berusia sekolah ini menyebar di berbagai wilayah, seperti di persimpangan Jalan
Tanjungpura-Imam Bonjol. Di lokasi ini, hampir setiap malam terdapat anak yang
meminta-minta. Biasanya mereka berjumlah lebih dari lima orang. Masing-masing
akan standby di setiap persimpangan.
Terungkap! Suami di Sumsel Bunuh-
Masukkan Istri ke Karung demi Kuasai
Harta
M Syahbana - detikNews
Senin, 18 Okt 2021 12:47 WIB

Penemuan mayat wanita dalam karung buat geger warga Pagar Alam, Sumse. (Dok. Istimewa)

Palembang - Polisi menangkap Samsu Sulaiman (68), yang diduga membunuh


istrinya, W (63) di Pagar Alam, Sumatera Selatan (Sumsel). Pembunuhan diduga
dipicu Samsu yang ingin menguasai harta bawaan istrinya itu.
"Motifnya karena ingin menguasai harta korban," kata Kapolres Pagar Alam AKBP
Arif Harsono kepada wartawan, Senin (18/10/2021).
Arif mengatakan pembunuhan itu diduga sudah direncanakan pelaku sebelumnya.
Penyidikan masih terus dilakukan.
"Dugaan sementara, pembunuhan ini sudah direncanakan korban. Nanti pasti akan
dijelaskan masih didalami," jelas Arif.
Sebelumnya, polisi menjelaskan korban dan pelaku merupakan pasangan suami istri.
Keduanya baru menikah 1,5 bulan lalu.
"Korban dan pelaku ini baru menikah satu setengah bulan lalu," kata Kasat Reskrim
Polres Pagar Alam AKP Najamudin.
Polisi menyebut Samsu ditangkap di Prabumulih pada dini hari tadi. Dia mengatakan
korban membawa banyak harta saat menikah dengan Samsu yang bekerja sebagai
pengumpul barang bekas.
"Korban ini pada saat menikah dengan pelaku banyak bawa harta, keduanya sama-
sama sudah tua. Domisili pelaku dan korban berbeda, korban di Pagar Alam Selatan.
Pelaku di Pagar Alam Utara, tak jauh dari lokasi penemuan mayat," jelasnya.
Kasus ini mencuat setelah warga menemukan mayat wanita di semak-semak Simpang
Petani, Kelurahan Beringin Jaya, Pagar Alam, sekitar pukul 10.00 WIB, Minggu
(17/10). Mayat itu ditemukan dalam karung dengan kondisi lebam.
"Iya benar, mayat seorang (wanita) ditemukan dalam sebuah karung di semak-semak.
Identitas korban sejauh ini belum bisa teridentifikasi karena tangannya sudah lebam
dan mukanya sudah bentuk tengkorak," kata Kapolres Pagar Alam AKBP Arif.
Korban diduga telah meninggal lebih dari 10 hari. Namun polisi belum memastikan
berapa lama mayat tersebut berada di TKP.
"Dugaan kita korban meninggalnya sudah lebih dari 10 hari, tapi kita belum tahu
posisi di semak itu sudah berapa lama," katanya.
Korban diduga dianiaya terlebih dahulu sebelum tewas. Menurut polisi, ada luka
robek akibat benda tajam di bagian perut korban yang sudah membusuk serta ikatan
tali di bagian kaki dan tangan mayat di dalam karung itu.
Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kemen PPPA, Nahar menjelaskan eksploitasi
secara ekonomi dan atau seksual terhadap anak di bawah umur dapat dijerat dengan Pasal
76I Jo Pasal 88  Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Sesuai Pasal 76 I Undang-Undang 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, setiap orang
dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, bahkan turut serta
melakukan eksploitasi secara ekonomi dan atau seksual terhadap Anak. Para pelaku akan
berhadapan dengan ancaman pidana maksimal 10 tahun dan denda hingga 200 juta rupiah.
Selain Pasal 76I Jo Pasal 88 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, para pelaku juga
dapat dikenakan ketentuan Pasal 296 KUHP tentang dengan sengaja menyebabkan atau
memudahkan perbuatan cabul sebagai pencarian atau kebiasaan dan atau Pasal 506 KUHP
tentang Prostitusi jika memenuhi unsur menarik keuntungan dari perbuatan cabul dan
menjadikannya sebagai pencarian.
Kasus ini juga dapat didalami lebih lanjut untuk mengetahui kaitan dengan praktek
perdagangan orang dan pelanggaran UU ITE sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Perdagangan Orang (TPPO), Pasal 27 Ayat (1) Jo Pasal 45 Ayat (1) Undang-Undang
Nomor 19 Tahun 2016 tentang ITE. 

Pada Pasal 44 UU penghapusan KDRT dituliskan bahwa siapa saja yang melakukan
perbuatan kekerasan fisik di dalam rumah tangga akan dijatuhkan hukuman penjara paling
lama lima tahun atau dengan membayar denda paling banyak lima belas juta rupiah,
tergantung dari seberapa berat hukuman yang diberikan hakim.
Apabila kekerasan yang dilakukan menyebabkan korbannya sakit atau menderita luka
berat, maka pelaku diancam dengan hukuman kurungan penjara paling lama sepuluh tahun
atau dengna paling banyak tiga puluh juta rupiah.
Jika korban yang mendapat perlakuan KDRT hingga kehilangan nyawa, pelaku bisa
dipidana dengan kurungan penjara paling lama lima belas tahun atau dengan denda
sebanyak empat puluh lima juta rupiah.
Namun, jika korban yang mendapatkan perlakuan KDRT ringan yang tidak menghalangi
dirinya melakukan kegiatan sehari-hari, maka pelaku akan mendapat hukuman penjara
paling lama empat bulan, atau dengan denda paling banyak lima juta rupiah.
Pada Pasal berikutnya, yaitu Pasal 45 UU penghapusan KDRT ditetapkan bahwa apabila
seorang suami atau istri melakukan kekerasan psikis akan mendapatkan hukuman penjara
paling lama tiga tahun atau denda paling banyak sembilan juta rupiah.
Apabila suami atau istri mendapat perlakuan KDRT ringan, yang tidak menghambatnya
melakukan kegiatan sehari-hari maka pidana bagi pelaku adalah kurungan penjara
maksimal selama empat bulan atau denda paling banyak tiga juta rupiah.
Lanjut di Pasal 46 UU penghapusan KDRT dituliskan bahwa apabila seseorang dalam
lingkup rumah tangga melakukan kekerasan seksual akan mendapatkan hukuman penjara
maksimal dua belas tahun atau denda paling banyak tiga puluh juta rupiah.
Pasal 47 UU penghapusan KDRT dituliskan jika seseorang memaksa orang yang berada
dalam rumah tangganya untuk melakukan hubungan seksual maka dijatuhi hukuman
penjara maksimal lima belas tahun atau dengan denda paling banyak tiga ratus juta rupiah.
Berikut adalah kiat mencegah terjadinya KDRT :

1. Mengamalkan ajaran agama. Semua agama memiliki tujuan yang baik, tidak ada
satupun agama yang mengajarkan untuk melakukan kekerasan, sehingga ketika
agama menjadi pondasi dalam sebuah keluarga maka akan terhindar dari KDRT.
2. Komunikasi. Komunikasi dalam keluarga harus dibangun dengan baik setiap
harinya, yang dapat dimulai dari hal yang sepele seperti berpamitan. Dalam
komunikasi yang baik terdapat keterbukaan satu sama lain yang menyebabkan
munculnya rasa saling memahami dan saling percaya yang dapat menjadi pondasi
dalam penyelesaian masalah.
3. Pendidikan sejak dini. Anak diajarkan untuk tidak memukul, tidak berkata kasar,
hingga bagaimana mengatasi rasa marah. Pendidikan sejak dini diharapkan dapat
membentuk karakter anak yang akan dibawa dan diaplikasikan hingga dewasa.
4. Mediasi. Jika terdapat permasalahan yang serius hingga tidak dapat ditangani,
sebaiknya meminta mediasi kepada pihak ketiga yang dipercaya oleh kedua belah
pihak.
5. Penyuluhan tentang KDRT. Pemerintah mempunyai produk hukum positif berupa
Undang-undang penghapusan KDRT yang dapat disosialisasikan kepada
masyarakat luas sehingga masyarakat dapat lebih memahami dampak dan kiat
terhindar dari KDRT.

Mengatasi terjadinya KDRT :

-Cara pertama yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi KDRT adalah menyikapinya
dengan tegas. Apalagi, jika pasangan mulai menunjukkan perilaku atau perkataan yang
kasar. Jika hal ini terjadi, kamu dapat menyuruhnya berhenti dengan sikap yang tegas.
Kamu juga berhak menuntut pasangan untuk meminta maaf.

-Langkah mengatasi KDRT selanjutnya dapat kamu lakukan dengan meminta bantuan ahli.
Hal ini dapat dilakukan jika kamu maupun pasangan masih sama-sama ingin
mempertahankan pernikahan. Bicarakan masalah rumah tanggamu kepada psikolog di
rumah sakit terdekat. Selain psikolog, kamu dapat menemui konselor pernikahan untuk
mencari jalan keluar terbaik. 

-Jangan menanggung masalah dalam rumah tangga ini sendirian, apalagi berkaitan dengan
KDRT. Ceritakan bentuk kekerasan yang sering kamu terima dari pasangan pada keluarga
atau sahabat terdekat yang bisa kamu percayai.

-Jika sudah melakukan tindakan preventif yang telah disebutkan, tapi kekerasan dalam
rumah tangga masih berlangsung, bahkan semakin bertambah parah, segera rencanakan
tindakan keselamatan berikut:

 Hubungi Komisi Perlindungan Perempuan untuk meminta pertolongan.

 Kumpulkan semua bukti kekerasan fisik, seperti hasil visum, catatan tanggal
peristiwa kekerasan, serta rekaman suara atau video.

 Jika KDRT telah mengancam nyawa, kemasi barang-barang berharga milikmu,


kemudian bawa anak-anak untuk meninggalkan rumah.
 Lapor polisi untuk mendapatkan perlindungan secara hukum.

Pikirkan kelanjutan rumah tanggamu dan pasangan dengan mempertimbangkan


keselamatan serta kondisi mental kamu dan anak-anak. Jika memang tidak ada
kemungkinan lagi untuk mempertahankan, meninggalkannya adalah cara yang paling tepat.

Eksploitasi anak harus dihentikan. Segala bentuk upaya atau kegiatan seseorang atau
sekelompok orang terhadap anak demi keuntungan pihak seseorang atau kelompok orang
orang tersebut tetapi merugikan anak, harus dicegah dan dihentikan.

Dari pemberitaan, di Indonesia masih banyak terjadi eksploitasi anak, bahkan dilakukan
oleh orang terdekatnya atau keluarganya sendiri. Maka, segala macam langkah untuk
mencegah atau meminimalisasi kasus eksploitasi anak layak didukung.

Tak bisa tugas dan tanggung jawab itu dibebankan kepada pemerintah, dalam hal ini
melalui Komisi Perlindungan Anak. Partisipasi warga juga dibutuhkan. Kami juga
mendukung agar segenap warga untuk ikut serta mencegah terjadinya praktik eksploitasi
anak di bawah umur. Apalagi, kini disinyalir masih marak kasus eksploitasi anak di
beberapa wilayah. Upaya meminimalisir praktik eksploitasi anak memerlukan kerja sama
dari berbagai pihak.

Tak cukup hanya menjaring anak jalanan (anjal) melalui operasi anjal dan pengamen.
Mesti ada langkah-langkah lanjutan, termasuk pembinaan hingga pengenaan sanksi.
Kepentingan anak agar dapat menjalankan hidup lebih baik perlu jadi perhatian kita
bersama. Mereka berhak mendapatkan hak pendidikan, hak kesehatan, serta bantuan
ekonomi khususnya dari keluarga pra sejahtera.

Alkitab menjelaskan kita harus memberi tempat yang penting untuk anak. Maka dari itu
banyak ayat dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru membicarakan anak-anak.

Perjanjian Lama
 Anak-anak merupakan bagian dari Perjanjian Allah (Kejadian 1:28; UI.4:9-10; 6: 7-
9, Yos:24:15
 Anak-anak merupakan pernyataan berkat Allah: Mazmur 127:3-5; bandingkan
dengan 1 Samuel 1:10-11.
 Anak-anak adalah kudus: Ezra 9:2
 Anak adalah mahkota orang tua (Amsal 17:6)
 Berkat Allah kepada anak-anak: Mazmur 25:13;37:25;89:5;107:13;112:2;144:12;
Yesaya 44:3
Perjanjian Baru
 Dalam perjanjian baru kita perlu memperhatikan apa yang menjadi sikap Yesus
terhadap Anak-anak. Menurut Tuhan Yesus, anak kecil adalah cara untuk menerima
kerajaan Surga (Matius 18:1-4). Tuhan Yesus merindukan kehadiran anak-anak
yang dianggap sebagai pengganggu untuk memberkati meeka (Markus 10:13-16);
dan menyembuhkan mereka (Lukas 9:37-43). merupakan peringatan dari Tuhan
Yesus yang sangat keras dapat berhubungan dengan anak-anak: Matius 18:6.
 Sesuai dengan apa yang diutarakan Perjanjian lama, Perjanjian Baru juga
menegaskan apabila anak-anak adalah suatu bagian dari perjanjian Allah (Kisah
Para Rasul 2:39).
 Sesuai dengan apa yang ada di perjanjian lama pula, diperjanjian baru akan
menjadikan kehadiran anak menjadi salah satu tanda dari berkat Allah (Lukas
1:7,25)
 Allah telah memberikan pujian-pujian di dalam hati anak-anak Matius 21:15-16
Sesuai dengan perjanjian lama dan perjanjian baru, tidak ada ajaran Alkitab yang
memperbolehkan seseorang pun menyiksa anak-anak terlebih mengeksploitasinya.
Banyaknya kasus kekerasan yang menjadinya kompleks dan sulit untuk diatasi. Selain
usaha untuk mengurangi kekerasan ada baiknya juga untuk memberikan korban kekerasan
eksploitasi untuk dibantu dan diperhatikan untuk menolong memulihkannya dari fisik
sampai psikisnya dan menjadi tujuan hidup orang kristen.

Dari pelanggaran tersebut sebenarnya ada ayat alkitab tentang pelanggaran ham. Tetapi
sebenarnya jelas jika kekerasan dalam rumah tangga tidak diijinkan dan tidak berkenan
dengan ajaran agama Kristen.
Efesus 5:21mengatakan “dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut
akan Kristus.”
Ayat ini mengajarkan untuk saling merendahkan diri dan tidak untuk saling
membanggakan dan menilai jika diri sendiri yang benar dan paling berkuasa dalam
keluarga. Namun dalam ayat ini mengajarkan bagaimana harus selalu bersikap rendah diri
baik bagi istri maupun bagi suami.
Efesus 5:22-24 mengatakan “22Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada
Tuhan, 23 karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat.
Dialah yang menyelamatkan tubuh. 24 Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada
Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.”
Dalam ayat ini memang menjelaskan jika seorang istri harus tunduk kepada suami, namun
tidak juga suami harus bersikap semena-mena kepada istri yang mana harus juga
menghargainya dan tidak membuat tindak fisikyang menyakiti dari istri tersebut.
Efesus 5:25-33 mengatakan “25Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah
mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya 26untuk menguduskannya,
sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, 27supaya
dengan demikianIah menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa
cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
28Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa
yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. 29Sebab tidak pernah orang membenci
tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap
jemaat, 30 karena kita adalah anggota tubuh-Nya. 31 Sebab itu laki-laki akan
meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu
menjadi satu daging. 32Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan
Kristus dan jemaat. 33Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah
isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya.”
Dalam ayat ini sangat jelas bukan jika suami tidak seharusnya bertindak semaunya kepada
istrinya melainkan harus memiliki kasih sabagaimana Kristus mengasihi jemaat. Ayat ini
juga mengajarkan jika suami harus rela berkorban untuk istrinya tanpa alasan apapun.
perilaku tersebut juga termasuk dalam contoh kebudayaan yang sesuai dengan iman
kristen. Sangat jelas sekali dengan beberapa ayat diatas jika kekerasan dalam rumah tangga
sangat bertentangan dengan ajaran agama Kristen. Bahkan hal tersebut sudah disampaikan
dalam Alkitab.

Anda mungkin juga menyukai