Tugas Eksploitasi Anak
Tugas Eksploitasi Anak
Penemuan mayat wanita dalam karung buat geger warga Pagar Alam, Sumse. (Dok. Istimewa)
Pada Pasal 44 UU penghapusan KDRT dituliskan bahwa siapa saja yang melakukan
perbuatan kekerasan fisik di dalam rumah tangga akan dijatuhkan hukuman penjara paling
lama lima tahun atau dengan membayar denda paling banyak lima belas juta rupiah,
tergantung dari seberapa berat hukuman yang diberikan hakim.
Apabila kekerasan yang dilakukan menyebabkan korbannya sakit atau menderita luka
berat, maka pelaku diancam dengan hukuman kurungan penjara paling lama sepuluh tahun
atau dengna paling banyak tiga puluh juta rupiah.
Jika korban yang mendapat perlakuan KDRT hingga kehilangan nyawa, pelaku bisa
dipidana dengan kurungan penjara paling lama lima belas tahun atau dengan denda
sebanyak empat puluh lima juta rupiah.
Namun, jika korban yang mendapatkan perlakuan KDRT ringan yang tidak menghalangi
dirinya melakukan kegiatan sehari-hari, maka pelaku akan mendapat hukuman penjara
paling lama empat bulan, atau dengan denda paling banyak lima juta rupiah.
Pada Pasal berikutnya, yaitu Pasal 45 UU penghapusan KDRT ditetapkan bahwa apabila
seorang suami atau istri melakukan kekerasan psikis akan mendapatkan hukuman penjara
paling lama tiga tahun atau denda paling banyak sembilan juta rupiah.
Apabila suami atau istri mendapat perlakuan KDRT ringan, yang tidak menghambatnya
melakukan kegiatan sehari-hari maka pidana bagi pelaku adalah kurungan penjara
maksimal selama empat bulan atau denda paling banyak tiga juta rupiah.
Lanjut di Pasal 46 UU penghapusan KDRT dituliskan bahwa apabila seseorang dalam
lingkup rumah tangga melakukan kekerasan seksual akan mendapatkan hukuman penjara
maksimal dua belas tahun atau denda paling banyak tiga puluh juta rupiah.
Pasal 47 UU penghapusan KDRT dituliskan jika seseorang memaksa orang yang berada
dalam rumah tangganya untuk melakukan hubungan seksual maka dijatuhi hukuman
penjara maksimal lima belas tahun atau dengan denda paling banyak tiga ratus juta rupiah.
Berikut adalah kiat mencegah terjadinya KDRT :
1. Mengamalkan ajaran agama. Semua agama memiliki tujuan yang baik, tidak ada
satupun agama yang mengajarkan untuk melakukan kekerasan, sehingga ketika
agama menjadi pondasi dalam sebuah keluarga maka akan terhindar dari KDRT.
2. Komunikasi. Komunikasi dalam keluarga harus dibangun dengan baik setiap
harinya, yang dapat dimulai dari hal yang sepele seperti berpamitan. Dalam
komunikasi yang baik terdapat keterbukaan satu sama lain yang menyebabkan
munculnya rasa saling memahami dan saling percaya yang dapat menjadi pondasi
dalam penyelesaian masalah.
3. Pendidikan sejak dini. Anak diajarkan untuk tidak memukul, tidak berkata kasar,
hingga bagaimana mengatasi rasa marah. Pendidikan sejak dini diharapkan dapat
membentuk karakter anak yang akan dibawa dan diaplikasikan hingga dewasa.
4. Mediasi. Jika terdapat permasalahan yang serius hingga tidak dapat ditangani,
sebaiknya meminta mediasi kepada pihak ketiga yang dipercaya oleh kedua belah
pihak.
5. Penyuluhan tentang KDRT. Pemerintah mempunyai produk hukum positif berupa
Undang-undang penghapusan KDRT yang dapat disosialisasikan kepada
masyarakat luas sehingga masyarakat dapat lebih memahami dampak dan kiat
terhindar dari KDRT.
-Cara pertama yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi KDRT adalah menyikapinya
dengan tegas. Apalagi, jika pasangan mulai menunjukkan perilaku atau perkataan yang
kasar. Jika hal ini terjadi, kamu dapat menyuruhnya berhenti dengan sikap yang tegas.
Kamu juga berhak menuntut pasangan untuk meminta maaf.
-Langkah mengatasi KDRT selanjutnya dapat kamu lakukan dengan meminta bantuan ahli.
Hal ini dapat dilakukan jika kamu maupun pasangan masih sama-sama ingin
mempertahankan pernikahan. Bicarakan masalah rumah tanggamu kepada psikolog di
rumah sakit terdekat. Selain psikolog, kamu dapat menemui konselor pernikahan untuk
mencari jalan keluar terbaik.
-Jangan menanggung masalah dalam rumah tangga ini sendirian, apalagi berkaitan dengan
KDRT. Ceritakan bentuk kekerasan yang sering kamu terima dari pasangan pada keluarga
atau sahabat terdekat yang bisa kamu percayai.
-Jika sudah melakukan tindakan preventif yang telah disebutkan, tapi kekerasan dalam
rumah tangga masih berlangsung, bahkan semakin bertambah parah, segera rencanakan
tindakan keselamatan berikut:
Kumpulkan semua bukti kekerasan fisik, seperti hasil visum, catatan tanggal
peristiwa kekerasan, serta rekaman suara atau video.
Eksploitasi anak harus dihentikan. Segala bentuk upaya atau kegiatan seseorang atau
sekelompok orang terhadap anak demi keuntungan pihak seseorang atau kelompok orang
orang tersebut tetapi merugikan anak, harus dicegah dan dihentikan.
Dari pemberitaan, di Indonesia masih banyak terjadi eksploitasi anak, bahkan dilakukan
oleh orang terdekatnya atau keluarganya sendiri. Maka, segala macam langkah untuk
mencegah atau meminimalisasi kasus eksploitasi anak layak didukung.
Tak bisa tugas dan tanggung jawab itu dibebankan kepada pemerintah, dalam hal ini
melalui Komisi Perlindungan Anak. Partisipasi warga juga dibutuhkan. Kami juga
mendukung agar segenap warga untuk ikut serta mencegah terjadinya praktik eksploitasi
anak di bawah umur. Apalagi, kini disinyalir masih marak kasus eksploitasi anak di
beberapa wilayah. Upaya meminimalisir praktik eksploitasi anak memerlukan kerja sama
dari berbagai pihak.
Tak cukup hanya menjaring anak jalanan (anjal) melalui operasi anjal dan pengamen.
Mesti ada langkah-langkah lanjutan, termasuk pembinaan hingga pengenaan sanksi.
Kepentingan anak agar dapat menjalankan hidup lebih baik perlu jadi perhatian kita
bersama. Mereka berhak mendapatkan hak pendidikan, hak kesehatan, serta bantuan
ekonomi khususnya dari keluarga pra sejahtera.
Alkitab menjelaskan kita harus memberi tempat yang penting untuk anak. Maka dari itu
banyak ayat dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru membicarakan anak-anak.
Perjanjian Lama
Anak-anak merupakan bagian dari Perjanjian Allah (Kejadian 1:28; UI.4:9-10; 6: 7-
9, Yos:24:15
Anak-anak merupakan pernyataan berkat Allah: Mazmur 127:3-5; bandingkan
dengan 1 Samuel 1:10-11.
Anak-anak adalah kudus: Ezra 9:2
Anak adalah mahkota orang tua (Amsal 17:6)
Berkat Allah kepada anak-anak: Mazmur 25:13;37:25;89:5;107:13;112:2;144:12;
Yesaya 44:3
Perjanjian Baru
Dalam perjanjian baru kita perlu memperhatikan apa yang menjadi sikap Yesus
terhadap Anak-anak. Menurut Tuhan Yesus, anak kecil adalah cara untuk menerima
kerajaan Surga (Matius 18:1-4). Tuhan Yesus merindukan kehadiran anak-anak
yang dianggap sebagai pengganggu untuk memberkati meeka (Markus 10:13-16);
dan menyembuhkan mereka (Lukas 9:37-43). merupakan peringatan dari Tuhan
Yesus yang sangat keras dapat berhubungan dengan anak-anak: Matius 18:6.
Sesuai dengan apa yang diutarakan Perjanjian lama, Perjanjian Baru juga
menegaskan apabila anak-anak adalah suatu bagian dari perjanjian Allah (Kisah
Para Rasul 2:39).
Sesuai dengan apa yang ada di perjanjian lama pula, diperjanjian baru akan
menjadikan kehadiran anak menjadi salah satu tanda dari berkat Allah (Lukas
1:7,25)
Allah telah memberikan pujian-pujian di dalam hati anak-anak Matius 21:15-16
Sesuai dengan perjanjian lama dan perjanjian baru, tidak ada ajaran Alkitab yang
memperbolehkan seseorang pun menyiksa anak-anak terlebih mengeksploitasinya.
Banyaknya kasus kekerasan yang menjadinya kompleks dan sulit untuk diatasi. Selain
usaha untuk mengurangi kekerasan ada baiknya juga untuk memberikan korban kekerasan
eksploitasi untuk dibantu dan diperhatikan untuk menolong memulihkannya dari fisik
sampai psikisnya dan menjadi tujuan hidup orang kristen.
Dari pelanggaran tersebut sebenarnya ada ayat alkitab tentang pelanggaran ham. Tetapi
sebenarnya jelas jika kekerasan dalam rumah tangga tidak diijinkan dan tidak berkenan
dengan ajaran agama Kristen.
Efesus 5:21mengatakan “dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut
akan Kristus.”
Ayat ini mengajarkan untuk saling merendahkan diri dan tidak untuk saling
membanggakan dan menilai jika diri sendiri yang benar dan paling berkuasa dalam
keluarga. Namun dalam ayat ini mengajarkan bagaimana harus selalu bersikap rendah diri
baik bagi istri maupun bagi suami.
Efesus 5:22-24 mengatakan “22Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada
Tuhan, 23 karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat.
Dialah yang menyelamatkan tubuh. 24 Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada
Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.”
Dalam ayat ini memang menjelaskan jika seorang istri harus tunduk kepada suami, namun
tidak juga suami harus bersikap semena-mena kepada istri yang mana harus juga
menghargainya dan tidak membuat tindak fisikyang menyakiti dari istri tersebut.
Efesus 5:25-33 mengatakan “25Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah
mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya 26untuk menguduskannya,
sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, 27supaya
dengan demikianIah menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa
cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
28Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa
yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. 29Sebab tidak pernah orang membenci
tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap
jemaat, 30 karena kita adalah anggota tubuh-Nya. 31 Sebab itu laki-laki akan
meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu
menjadi satu daging. 32Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan
Kristus dan jemaat. 33Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah
isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya.”
Dalam ayat ini sangat jelas bukan jika suami tidak seharusnya bertindak semaunya kepada
istrinya melainkan harus memiliki kasih sabagaimana Kristus mengasihi jemaat. Ayat ini
juga mengajarkan jika suami harus rela berkorban untuk istrinya tanpa alasan apapun.
perilaku tersebut juga termasuk dalam contoh kebudayaan yang sesuai dengan iman
kristen. Sangat jelas sekali dengan beberapa ayat diatas jika kekerasan dalam rumah tangga
sangat bertentangan dengan ajaran agama Kristen. Bahkan hal tersebut sudah disampaikan
dalam Alkitab.