Anda di halaman 1dari 2

Universitas Muhammadiyah Malang

www.umm.ac.id

Hilangnya Permainan Tradisional Adalah Hilangnya Moralitas dan


Karakter Anak Bangsa?
dakwatuna : Selasa, 2014-06-03 | 09:11 WIB

dakwatuna.com – Dewasa ini, permainan tradisional mulai terkikis dengan munculnya permainan-permainan modern
seperti game online, play station, nintendo, dan lain sebagainya. Padahal, permainan-permainan tersebut hanya
monoton dan menjenuhkan. Anak dituntut untuk mematuhi aturan di game online tersebut. Permainan itupun tidak
menghasilkan efek baik bagi tubuh. Karena game online hanya menggerakkan tangan dan mata, tidak jasmani secara
keseluruhan. Berbeda dengan permainan tradisional seperti gobak sodor, dakon dan petak umpet. Permainan itu
menggerakkan semua anggota tubuh, sehingga badan menjadi kuat dan sehat.

Selain menyehatkan tubuh, permainan tradisional yang diciptakan nenek moyang juga mengandung banyak hikmah
untuk membangun karakter dan moral anak. Sehingga dapat membentuk sang anak menjadi pandai. Baik dan cerdas
dalam aspek kognitif maupun emosional. Permainan tradisional yang beraneka ragam dan merupakan khazanah
budaya bangsa Indonesia harus dilestarikan dan dijaga.

Namun, kenyataan yang terjadi saat ini, orang tua sering melalaikan untuk mengajarkan permainan tradisional dan
lebih mengenalkan pada game online ataupun play station. Sehingga anak merasa ketagihan. Maka dari itu, penting
juga bagi orang tua dan guru untuk memperkenalkan permainan-permainan tradional kepada anak-anak dan memberi
penjelasan tentang hikmah apa yang dapat diambil serta dijadikan teladan dari permainan tersebut.

Permainan tradisioanal secara langsung atau tidak langsung akan menciptakan kepekaan terhadap semua input yang
masuk pada anak. Hal ini memiliki pengaruh yang besar untuk menanamkan nilai moral dan karakter anak, serta
menumbuhkembangkan potensi anak agar mampu berfikir cerdas dan bersikap baik.

Menurut Bredekamp dan Rosegrant, ada empat komponen untuk membantu anak menumbuhkembangkan potensinya,
yaitu dengan kesadaran, eksplorasi, penyediaan pengalaman, dan teman sebaya. Hal ini sesuai dengan dunianya yaitu
belajar sambil bermain. Permainan tradisional adalah permainan yang pertama kali dikenal di lingkungan karena telah
turun temurun dari orang tua mereka atau nenek moyang.

Salah satu permainan tradisional yang menarik dan mendidik adalah Gobak Sodor. Istilah permainan Gobag Sodor ini
dikenal di daerah Jawa Tengah. Gobak Sodor adalah sejenis permainan daerah di Indonesia. Cara melakukan
permainan ini yaitu dengan membuat garis-garis penjagaan dengan kapur seperti lapangan bulu tangkis. Bedanya,
tidak ada garis yang rangkap. Gobak sodor terdiri dari dua tim, satu tim terdiri dari tiga orang. Aturan mainnya adalah
mencegat lawan agar tidak bisa lolos ke baris terakhir secara bolak-balik. Untuk menentukan siapa yang juara adalah
seluruh anggota tim harus secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan.

Permainan ini sangat menarik, mendidik dan juga menyenangkan. Setiap orang harus selalu berjaga dan berlari
secepat mungkin untuk meraih kemenangan. Permainan ini mengajarkan ketangkasan, kerja keras, kebersamaan,
strategi yang baik dalam memilih keputusan dan mengajarkan untuk tidak mudah putus asa karena jalan yang dilalui
tak hanya satu jalur tapi beberapa jalur.

Beraneka ragamnya permainan modern atau disebut game online membuat anak-anak melupakan budaya permainan
tradisional yang turun temurun diwariskan oleh nenek moyang. Karena game online lebih mudah programnya, tidak
membutuhkan area yang luas dan dalam menjalankanya, tidak rumit dan lebih cepat. Berbeda dengan permainan
tradisional, misalnya Dakon. permainan ini membutuhkan persiapan-persiapan yang lumayan panjang. Namun di sisi
lain, permainan tradisional dapat membentuk nilai-nilai moral karena banyak manfaat dari bermain itu dan dapat
menumbuhkan karakter bagi si anak.

Maka dari itu, sangat penting bagi orang tua dan tenaga pendidik untuk memberikan pengenalan tentang
macam-macam permainan tradisional dan bagaimana cara memainkannya, serta memasukan pesan moral di dalam
permainan tradisional tersebut. Sesungguhnya, permainan tradisional tidak hanya untuk kesenangan anak, akan tetapi
berguna untuk pembentukan karakternya. Melalui permainan tradisional, anak dapat mempraktekkan ketrampilan yang
mengarah pada perkembangan kognitif, bahasa, psikomotorik dan fisik. Sehingga sangat perlu diperhatikan dalam
memilih permainan kepada anak.

Seperti yang penulis paparkan di atas, hilangnya permainan tradisional disebabkan karena adanya permainan modern
atau game online di internet yang dianggap lebih menyenangkan daripada permainan tradisional. Namun, tidak banyak

page 1 / 2
Universitas Muhammadiyah Malang

www.umm.ac.id

dari anak bangsa ini menyadari akan reksiko yang akan didaptkan dari game modern tersebut karena sudah merasa
kecanduan berat. Reksiko yang di derita bermacam-macam, berikut penulis paparkan reksiko-reksiko tersebut:

1. Wasir atau ambeien. Karena lamanya duduk sehingga pembulu darah tidak lancar serta mendesak pembuluh
darah vena yang ada di daerah anus. Akibatnya pembuluh darah jadi menonjol dan rasanya sakit serta panas.
2. Mendorong perilaku negatif. Bila sang anak sudah kecanduan game online, apapun akan dilakukan termasuk
melakukan hal negatif agar bisa menikmati game online. Misalnya, seorang anak bisa bolos sekolah,
menyelewengkan uang SPP, mengambil uang teman dan lain-lain, hal ini bisa juga dikatakan sebagai
pemborosan uang. Jumlahnya mungkin tidak banyak, namun tetap saja hal ini sangat memprihatinkan.
3. Prestasi belajar menurun. Asik bermain game membuat anak sering lupa waktu. Sehingga banyak aktifitas yang
seharusnya dilakukan menjadi terganggu. Misalnya shalat lima waktu, belajar, mengerjakan PR sekolah,
merapikan kamar dan lain-lain. Bahkan di saat melakukan aktifitas seperti itu pun kadang-kadang pikiran mereka
masih melamunkan permainan online itu. Akibatnya, prestasi belajar anak menurun.
4. Makan dan istirahat tidak teratur. Hampir setiap anak maniak game online pernah mengalami hal ini. Pola makan
dan istirahat mereka berubah mengikuti jadwal permainan mereka. Waktu makan dan istirahat menjadi kurang
teratur. Kondisi ini tentu saja rentan bagi kesehatan anak yang bersangkutan.

Sedikit menoleh pada masa kejayaan permainan tradisional di Indonesia, yang mana pada saat itu generasi muda
bangsa ini yang memiliki semangat juang mempertahankan warisan nenek moyang, ketrampilan yang tinggi, solidaritas
pertemanan yang terjaga, kejahatan yang sangat rendah serta moralitas yang mencerminkan norma-norma yang
anggun. Hal-hal seperti itu jarang kita jumpai di masa ini. Bahkan bisa dikatakan kebalikan yang amat jauh. Masalah
seperti ini penuh penanganan yang segera dan ekstra. Keikutsertaan orang tua dan pendidik serta kesadaran dari
generasi muda itu sendiri sangat berpengaruh untuk merubah Indonesia menjadi lebih baik.

page 2 / 2

Anda mungkin juga menyukai