Anda di halaman 1dari 8

Materi 1 Pengauditan Internal

Sejarah Perkembangan dan Gambaran Umum

Kelas: Akuntansi K (Malam)

Dosen: sunar

Oleh:

Ni Luh Gede Kumara Yanti (15)

Putu Trisna Yuliana Dewi (22)

Dewa Ayu Fitriani (23)

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

DENPASAR

2022
1.1 Evolusi Audit Internal

Audit internal telah berkembang dari sekedar profesi audit yang hanya memfokuskan diri
pada masalah-masalah teknis akuntansi menjadi profesi yang memiliki orientasi memberikan
jasa bernilai tambah bagi manajemen. Audit internal modern menyediakan jasa-jasa yang
mencakup pemeriksaan dan penilaian atas kontrol kinerja, resiko, dan tata kelola perusahaan,
untuk aspek keuangan sendiri hanyalah salah satu aspek saja dalam lingkup pekerjaan audit
internal, sehingga dulunya audit internal ini dianggap sebagai “lawan” dari pihak manajemen.

A. Sejarah Perkembangan Audit Internal


1. Audit Internal di abad - abad Permulaan
Diketahui bahwa audit internal telah ada sejak 3500 SM (zaman peradaban
Mesopotamia), ditemukan catatan sejarah yang menunjukkan adanya tanda-tanda kecil
yang dibuat disamping angka-angka transaksi keuangan (√) ini merupakan potret dari
sistem verifikasi yang telah dijalankan. Sejarah mencatat beberapa Negara pada waktu itu
seperti: Mesir, Cina, Yahudi yang mulai menerapkan internal audit masih sangat
sederhana. Orang-orang Yunani telah mementingkan control atau transaksi-transaki
keuangan, sedangkan kerajaan Romawi kuno menerapkan sistem dengan laporan, dimana
verifikasi melalui pelaporan lisan atas semua laporan keuangan. Dari sinilah timbul
istilah “audit” yang berasal dari bahasa latin “auditus” (mendengarkan).

2. Audit Internal di abad - abad Pertengahan


Dimulai pada saat perdagangan italia yang melakukan ekspansif pada abad-13
yang membutuhkan sistem pencatatan yang lebih rumit sehingga lahirlah sistem
pembukuan berpasangan (double entry) yakni transaksi dicatat baik pada sisi debit dan
kredit.

3. Audit Internal di Masa Revolusi Industri


Dimulai ketika terjadi Revolusi Industri di Inggris, dimana perusahaan-
perusahaan memperkerjakan akuntan untuk memeriksa catatan keuangannya, lebih dari
sekedar “mendengarkan” melaui jurnal maupun laporan keuangan dan dokumen-
dokumen lainnya sebagai bahan bukti.

4. Audit Internal di tahun Belakangan ini


Pada abad 19, orang Inggris menginvestasikan dana yang cukup besar di negara
Amerika Serikat. Para Auditor Inggris membawa metode dan prosedur audit yang
kemudian diadaptasi untuk kepentingan mereka sendiri. Munculnya undang-undang
perusahaan Inggris maka pentingnya pertanggungjawaban kepada Investor, karena AS
belum memiliki undang-undang yang mengatur tentang pemeriksaan keuangan, sehingga
audit merupakan pengganti untuk memenuhi kebutuhan para pengusaha.

B. Definisi Audit Internal

Menurut Sukrisno Agoes (2004: 221) “Internal audit (pemeriksaan intern) adalah
pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik terhadap laporan
keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen
puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan
ketentuanketentuan dari profesi yang berlaku. Peraturan pemerintah misalnya peraturan di
bidang perpajakan, pasar modal, lingkungan hidup, perbankan, perindustrian, investasi, dan
lain-lain”.

Audit Internal adalah suatu fungsi penilaian yang independen dalam suatu organisasi
untuk mengkaji dan mengevaluasi aktivitas organisasi sebagai bentuk jasa yang diberikan
bagi organisasi. Internal audit membantu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi dengan
memberikan suatu pendekatan yang sistematis untuk meningkatkan efektivitas manajemen
risiko, pengendalian, dan proses tata kelola organisasi.

C. Tujuan dan Fungsi Audit Internal

Tujuan pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor internal adalah untuk membantu
semua pimpinan perusahaan (manajemen) dalam melaksanakan tanggung jawabnya dengan
memberikan analisa, penilaian, saran dan komentar mengenai kegiatan yang diperiksanya.

Fungsi auditor internal merupakan alat bantu manajemen guna menilai tingkat efektif
dan keefisienan pengendalian internal perusahaan, memberi saran ataupun rekomendasi serta
memberikan nilai tambah untuk manajemen sebagai dasar pengambilan keputusan atau
tindakan berikutnya.
1.2 Perbedaan Audit Internal dan Audit Eksternal

Audit Internal Audit Eksternal


Audit Internal mengacu pada fungsi audit yang Audit Eksternal adalah fungsi audit yang
sedang berjalan yang dilakukan dalam suatu dilakukan oleh badan independen yang bukan
organisasi oleh departemen audit internal yang merupakan bagian dari organisasi.
terpisah.
Audit Internal bersifat diskresioner. Audit Eksternal bersifat wajib.
Melayani kebutuhan organisasi, meskipun Melayani pihak ketiga yang memerlukan informasi
fungsinya harus dikelola oleh perusahaan. keuangan yang dapat diandalkan.
Fokus pada kejadian-kejadian di masa depan Fokus pada ketepatan dan kemudahan pemahaman
dengan mengevaluasi kontrol yang dirancang dari kejadian-kejadian masa lalu yang dinyatakan
untuk meyakinkan pencapaian tujuan organisasi. dalam laporan keuangan.
Laporan Audit Internal disampaikan kepada Laporan Audit Eksternal diserahkan kepada
manajemen. pemangku kepentingan seperti pemegang saham,
pemegang surat hutang, kreditor, pemasok,
pemerintah, dll.
Ruang lingkup audit internal diputuskan oleh Ruang lingkup audit eksternal, yang ruang
Mereka yang Dibebankan Dengan Pemerintahan lingkupnya ditentukan oleh hukum.
(TCWG).
Menelaah aktivitas secara terus-menerus. Menelaah catatan2 yang mendukung lap keuangan
secara periodik-biasanya sekali setahun.
Auditor Internal adalah karyawan organisasi Auditor Eksternal bukan karyawan, mereka
karena mereka ditunjuk oleh manajemen itu ditunjuk oleh anggota perusahaan.
sendiri.
Langsung berkaitan dengan pencegahan Sekali-sekali memerhatikan pencegahan dan
kecurangan dalam segala bentuknya atau pendeteksian kecurangan secara umum, namun
perluasan dalam setiap aktivitas yang ditelaah. akan memberikan perhatian lebih bila kecurangan
tsb akan memengaruhi lap. Keuangan secara
material.
1.3 Sertifikasi Audit Internal

Seorang internal auditor diharapkan menjadi business partner manajemen dalam


menjalankan organisasinya. Pencegahan dan rekomendasi dari internal auditor sangat dibutuhkan
oleh manajemen dalam mensukseskan tujuan organisasi. Kompetensi dan profesionalitas dari
auditor internal akan lebih terjamin apabila auditor telah mengikuti ujian Certified Internal
Auditor (CIA). CIA merupakan satu-satunya sertifikasi di bidang audit internal yang diakui
secara internasional, yang dikeluarkan oleh The Institute of Internal Auditors (IIA). Memiliki
sertifikasi CIA merupakan cara yang optimal untuk mengomunikasikan pengetahuan,
keterampilan, dan kompetensi untuk secara efektif melaksanakan tanggung jawab profesional
pada setiap proses audit internal, dimana pun di dunia.

A. Tujuan dan Manfaat Pelatihan

1. Memahami standar-standar pengauditan internal.


2. Teknik pelaksanaan audit internal.
3. Pengetahuan mengenai organisasi lainnya yang dapat menunjang tugas seorang
auditor internal.
4. Diharapkan peserta dapat mengikuti dan lulus ujian CIA.

Syarat mengikuti ujian CIA, peserta harus merupakan sarjana atau setara dengan sarjana
seperti sarjana akuntansi dari institusi yang terakreditasi, mempunyai pengalaman sebagai
internal audit dalam 24 bulan atau pengalaman lainnya yang sama dalam bidang audit, eksternal
audit, internalcontrol.

B. Keunggulan Program Pelatihan


Keunggulan mengikuti CIA Review yang diselenggarakan oleh PPA FEB UI adalah
sebagai berikut:
1. Instruktur yang sangat kompeten di bidangnya (memiliki sertifikasi CIA dan
pengalaman kerja di bidang yang sesuai).
2. Mendapatkan rekomendasi dari instruktur CIA review sebagai persyaratan
pendaftaran ujian CIA.
3. Atmosfer belajar yang nyaman dan kondusif membantu peserta dalam berkonsentrasi
untuk memahami materi.

Contoh Sertifikat Audit Internal:

1.4 Independensi dalam Audit Internal

Menurut definisi yang disusun oleh Institute of Internal Audit (IIA), Internal audit adalah
aktivitas independen, keyakinan obyektif dan konsultasi yang dirancang untuk memberikan nilai
tambah dan meningkatkan operasi organisasi. Independensi merupakan poin penting yang harus
disorot dalam definisi internal audit. Independen disini diartikan sebagai kondisi bebas dari
situasi yang dapat mengancam kemampuan aktivitas auditor internal untuk dapat melaksanakan
tanggung jawabnya secara tidak memihak (IIA).

Secara ideal, auditor internal dikatakan independen apabila dapat melaksanakan tugasnya
secara bebas dan obyektif. Independensi dan objektivitas merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan dalam internal audit. Auditor internal dapat bersikap objektif dengan mengandalkan
independensinya. Demikian juga, sikap objektif mencerminkan independensi dari seorang
auditor internal. Dalam standar internasional tersebut dijelaskan bahwa apabila independensi
atau objektivitas dari seorang auditor terkendala, maka detail dari kendala tersebut harus
disampaikan kepada pihak yang berwenang.
Pentingnya independensi dalam diri auditor serta terdapatnya pengaruh atau intervensi
terhadap independensi seorang auditor membuat dibutuhkan beberapa cara untuk membangun
independensi seorang auditor internal. Dalam melakukan pekerjaannya, auditor internal akan
mampu mengungkapkan pandangan dan dan pendapat tanpa tekanan dari manajemen ataupun
pihak lain yang terkait dengan organisasi. Selain dengan kedudukan dari unit audit internal
dalam struktur organisasi, komitmen dari manajemen puncak untuk mendukung independensi
dari auditor internal harus dituang dalam pernyataan tertulis yang disebut Internal Audit Charter.

Menurut Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (2007:25-29) yang mengemukakan tiga


macam gangguan terhadap independensi yaitu:
A. Gangguan Pribadi
Organisasi pemeriksa harus memiliki sistem pengendalian mutu intern untuk
membantu menentukan apakah pemeriksa memiliki gangguan pribadi terhadap independensi.
Gangguan pribadi yang disebabkan oleh suatu hubungan dan pandangan pribadi mungkin
mengakibatkan pemeriksa membatasi lingkup pertanyaan dan pengungkapan atau
melemahkan temuan dalam segala bentuknya.

B. Gangguan Ekstern
Gangguan ekstern bagi organisasi pemeriksa dapat membatasi pelaksanaan
pemeriksaan atau mempengaruhi kemampuan pemeriksa dalam menyatakan pendapat atau
simpulan hasil pemeriksaannya secara independen dan obyektif.

C. Gangguan Organisasi
Independensi organisasi pemeriksa dapat dipengaruhi oleh kedudukan, fungsi, dan
struktur organisasinya. Dalam hal melakukan pemeriksaan, organisasi pemeriksa harus bebas
dari hambatan independensi. Pemeriksa yang ditugasi oleh organisasi pemeriksa dapat
dipandang bebas dari gangguan terhadap independensi secara organisasi, apabila melakukan
pemeriksaan di luar entitas tempat ia bekerja.”
DAFTAR REFERENSI

http://aniesakuntan.blogspot.com/2017/06/sejarah-dan-perkembangan-audit-internal.html

http://fe.unisma.ac.id/MATERI%20AJAR%20DOSEN/AUDITINT/HRR/1_Audit
%20Internal.pdf

http://hadhyghathan.blogspot.com/2015/12/evolusi-audit-perkembangan-internal.html

https://id.gadget-info.com/difference-between-internal-audit#:~:text=Audit%20Internal
%20adalah%20kegiatan%20audit,entitas%20untuk%20memberikan%20pendapat%20atasnya.

http://spi-blu.uinjkt.ac.id/?p=754

https://ppa-feui.com/certified-internal-auditor-cia-review/

https://mutuinstitute.com/post/sertifikasi-internal-auditor/

http://spi.upi.edu/2021/04/13/sertifikasi-auditor-internal/

https://www.jtanzilco.com/blog/detail/687/slug/independensi-auditor-internal

http://repository.unpas.ac.id/42757/3/BAB%20II%20print%20fix.pdf

https://www.masimam.com/2016/08/independensi-auditor-internal.html

Anda mungkin juga menyukai