Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ASAL MUASAL MANUSIA PURBA MENURUT TEORI


DARWIN DAN TEORI ISLAM

Oleh :
Anisa Sulistiawati
0059741816

SMAN 23 GARUT
Jl. Raya Jatiwangi-Bungbulang, pakenjeng
Kabupaten Garut, Jawa Barat 44164
2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warohmatullahiwabarokatuh
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan.
Tugas Sejarah membuat makalah. Pada kesempatan kali ini saya menulis
makalah dengan judul “ASAL MUASAL MANUSIA PURBA MENURUT
TEORI DARWIN DAN TEORI ISLAM”.
Secara garis besar makalah ini disusun secara ringkas dan sistematis agar
para pembaca lebih mudah memahami isi makalah ini. Isi makalah ini tersusun
atas pendahuluan, kajian pustaka, pembahasan, dan penutup serta lampiran yang
sudah ditulis secara singkat dan jelas.
Pengetahuan ini masih jauh dari lengkap dan sempurna untuk menjangkau
pengetahuan-pengetahuan yang semakin hari semakin banyak berkembang.
Menyadari kekurangan yang ada pada makalah yang saya tulis ini, dengan
kerendahan hati penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun agar makalah yang saya tulis akan lebih baik dan sempurna. Saya
berharap semoga makalah yang telah ditulis ini bermanfaat bagi pembaca.
Amiin…
Wassalamualaikum warahmatullahiwabarakatuh

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Masalah.................................................................................1
b. Rumusan Masalah..........................................................................................2
c. Tujuan Penulisan............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian manusia purba menurut Teori Darwin...........................................3
a. Penemuan Manusia Purba Di Indonesia....................................................5
b. Kehidupan Manusia Purba........................................................................8
2. Pengertian manusia purba menurut pandangan islam.....................................13
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan....................................................................................................15
b. Saran..............................................................................................................16
DAFTAR PUTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada era yang modern ini, ada banyak penemuan, ilmu pengetahuan, dan
teori yang berkembang dan dikembangkan, baik oleh ilmuan dalam negeri
maupun luar negeri. Namun, diantara sekian banyak penemuan manusia dalam
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian canggih, masih ada satu
permasalahan yang hingga kini belum mampu dijawab dan dijabarkan oleh
manusia.

Masalah itu ialah masalah tentang asal usul kejadian manusia. Banyak ahli
ilmu pengetahuan mendukung teori evolusi yang mengatakan bahwa makhluk
hidup (manusia) berasal dari makhluk yang mempunyai bentuk maupun
kemampuan yang sederhana, kemudian mengalami evolusi dan kemudian menjadi
manusia seperti sekarang ini. Hal ini diperkuat dengan adanya penemuan-
penemuan ilmiah berupa fosil seperti jenis Pitheccanthropus dan Meghanthropus.
Di lain pihak banyak ahli agama yang menentang adanya proses evolusi manusia
tersebut. Hal ini didasarkan pada berita-berita dan informasi-informasi yang
terdapat pada kitab suci masing-masing agama yang mengatakan bahwa Adam
adalah manusia pertama. Amat penting memahami dengan gamblang bagaimana
asal usul manusia yang sebenarnya.

Manusia adalah mahluk paling sempurna yang diciptakan oleh Allah SWT.
Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi
dan tugas mereka sebagai khalifah dimuka bumi ini. Al-Quran menerangkan
bahwa manusia berasal tanah dengan mempergunakan bermacam-macam istilah,
seperti: Turab, Thien, Shal-shal, dan Sualalah.
Walaupun manusia berasal dari materi alam dan dari kehidupan yang
terdapat di dalamnya, tetapi manusia berbeda dengan makhluk lainnya dengan
perbedaan yang sangat besar karena adanya karunia Allah yang diberikan
kepadanya yaitu akal dan pemahaman. Itulah sebab dari adanya penundukkan
semua yang ada di alam ini untuk manusia, sebagai rahmat dan karunia dari Allah

1
SWT. {“Allah telah menundukkan bagi kalian apa-apa yang ada di langit dan di
bumi semuanya.”} (Q. S. Al-Jatsiyah: 13). {“Allah telah menundukkan bagikalian
matahari dan bulan yang terus menerus beredar. Dia juga telah menundukkan bagi
kalian malam dan siang.”} (Q. S. Ibrahim: 33). {“Allah telah menundukkan
bahtera bagi kalian agar dapat berlayar di lautan atas kehendak-Nya.”} (Q. S.
Ibrahim: 32), dan ayat lainnya yang menjelaskan apa yang telah Allah karuniakan
kepada manusia berupa nikmat akal dan pemahaman serta (turunan) dari apa-apa
yang telah Allah tundukkan bagi manusia itu sehingga mereka dapat
memanfaatkannya sesuai dengan keinginan mereka, dengan berbagai cara yang
mampu mereka lakukan.

Kedudukan akal dalam Islam adalah merupakan suatu kelebihan yang


diberikan Allah kepada manusia dibanding dengan makhluk-makhluk-Nya yang
lain. Dengannya, manusia dapat membuat hal-hal yang dapat mempermudah
urusan mereka di dunia.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan yang dapat diambil yaitu sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud manusia purba?
2. Siapa sajakah penemu teori Manusia Purba?
3. Bagaimana penemuan manusia purba diindonesia?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, makalah ini bertujuan sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian manusia purba.
2. Untuk mengetahui siapa sajakah penemu teori manusia purba.
3. Untuk mengetahui bagaimana penemuan manusia purba diindonesia

2
BAB II

PEMBAHASAN
1. Pengertian Manusia Purba Menurut Teori Darwin

Teori yang sangat terkenal dan dijadikan dasar ilmu pengetahuan ilmiah
sampai saat ini yaitu teori evolusi dari Charles Robert Darwin seorang naturalis
yang berasal dari Inggris. Dalam bukunya “The Origin of Species by Means of
Natural Selection” (1859) dan “The Desecent of Man” (1871). Buku tersebut
berisi tentang pemahaman Darwin mengenai makhluk hidup yang isinya bahwa
semua jenis makhluk hidup berasal dari satu jenis makhluk bersel satu yang
mengalami proses perjuangan sampai akhirnya mengalami perubahan sedikit demi
sedikit hingga mencapai kesempurnaan. Teori evolusi milik Darwinmenjelaskan
setiap makhluk hidup merupakan nenek moyang dari jenis selanjutnya dengan
melalui seleksi alam yang terkuatlahyang bertahan hidup. Menurut skenario
Darwin ditetapkan empat kelompok dasar manusia purba yaitu Australophitecus,
Homo Habilis, Homo Erectusdan Homo Sapiens (Yahya, 2001, h. 66).

Khusus tentang kejadian manusia, menurut teori evolusi Darwin, manusia


adalah hewan atau binatang yang lebih maju dibandingkan hewan atau spesies
lain. Pada tahun 1842 Darwin telah menyusun kerangka teorinya dalam sebuah
buku yang setebal 250 halaman yang telah diselesaikan pada tahun 1844, yang
kemudian ia beri judul The Origin of the Species by Means of Natural Selection
pada tahun 1859 dan buku lain dengan judul The Origin of Men pada tahun 1871
yang kemudian terkenal dengan istilahTeori Evolusi Darwin.
Berkaitan dengan asal-usul kehidupan, Darwin secara ringkas memaparkan
bahwa:

1. Kehidupan berasal dari zat-zat organik yang secara bertahap mengalami


perubahan menjadi makromolekul organik yang diperkirakan bermula dari
lautan.
2. Evolusi kimia dimulai dari atmosfer purba dengan beraksinya bahan-
bahan anorganik dengan energi dari halilintar membentuk senyawa
makromolekul sebagai komponen-komponen pembentuk sel.

3
3. Makromolekul-makromolekul akan terkonsentrasi di cekungan secara
progresif, akibat kondisi yang relatif kering dengan bantuan ATP dan enzim-
enzim terjadi percepatan reaksi sehingga terbentuk membran struktural serta
ibril internal sebagai bagian sel primitif yang merupakan kemungkinan
terbentuknya kehidupan pada tahap pertama kali.
4. Kemungkinan dimulainya evolusi dari laut ke darat dengan menggunakan
analogi perkembangan invertebrata dari air ke darat.
5. Perkembangan makhluk hidup secara bertahap dalam jangka waktu lama
dari bentuk sederhana menuju bentuk yang kompleks.
6. Mekanisme evolusi dilaksanakan melalui seleksi alam oleh peristiwa
mutasi gen yang terjadi secara acak dan tidak terduga pada tigkat suatu
populasi.
Teori Darwin berdasarkan atas seleksi alam yang dapat menghasilkan
perubahan besar pada organisme setelah waktu yang lama bahkan pada suatu saat
tertentu dapat menghasilkan spesies baru. Dia juga mengatakan bahwa semua
organisme yang meliputi seluruh tumbuhan dan hewan yang ada dan pernah ada
berkembang dari beberapa atau bahkan satu satu bentuk yang sangat sederhana
melalui proses penurunan dengan modifikasi melalui seleksi alam.
Seiring dengan perkembangan dunia ilmu pengetahuan modern, teori Darwin ini
lambat laun digugurkan oleh para ilmuwan-ilmuwan modern yang disebabkan
karena kegagalan Darwin dalam menjelaskan proses mekanisme transdormasi gen
dari DNA kera menjadi manusia. Sungguh sangat gempar dan ironis bagi para
ilmuwan dan kita pada saat ini yang telah lama belajar mendalami ilmu dan
konsep teorinya.
Hal ini dapat dilihat melalui dalam diagram yang dibuat oleh Washburn
(tahun 1960). Persoalan jika benar manusia berasal dari kera mengapa manusia
tidak berubah menjadi kera dan begitu juga sebaliknya. Oleh sebab itu, manusia
dan kera berbeda dan teori ini tidak relevan.
Manusia purba atau disebut juga (prehistoric people) adalah jenis
manusia yang hidup jauh sebelum ditemukannya tulisan. Maanusia purba diyakini
telah mendiami bumi sejak 4 juta tahun yang lalu. Namun demikian para ahli

4
sejarah meyakini bahwa jenis manusia pertama telah ada dimuka bumi ini sekitar
2 juta tahun yang lalu. Karena lamanya waktu, sisa-sisa manusia purba sudah
membatu atau berubah menjadi fosil. Oleh karena itu, manusia purba juga sering
disebut manusia fosil.
Adapun cara untuk mengetahui bahwa manusia purba diindonesia itu ada yaitu
sebagai berikut:
Dilihat dari ciri-cirinya, manusia purba mempunyai volume otak yang lebih kecil
daripada manusia modern sekarang.
Untuk mengetahui kehidupan manusia purba diindonesia ada dua cara, yaitu
sebagai berikut:
1. Dengan melalui sisa-sisa tulang manusia, hewan, tumbuhan yang telah
membatu(fosil)
2. Dengan melalui peninggalan peralatan dan perlengkapan kehidupan
manusia sebagai hasil budaya manusia, seperti alat-alat rumah tangga,
bangunan, perhiasan ataupun senajata.

A. Penemuan Manusia Purba Di indonesia


Adapun penelitian diindonesia di dilakukan oleh seorang dokter
berkebengsaan Belanda Eugene Dubois. Penelitian Dubois pertama kali di
Sumatra Barat yang ternyata tidak menuai hasil. Kemudian ia merambah ke Pulau
Jawa, pada tahun 1891 Dubois berhasil menemukan sebuah fosil manusia purba di
sebuah desa bernama Trinil, di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
Penemuan fosil manusia purba tersebut ia namai Pithecanthropus Erectus,
yang berarti manusia kera yang sudah berjalan tegak. Setelah Dubois, seorang
bernama Weidenrich pada tahun 1936 berhasil menemukan sebuah fosil tengkorak
anak manusia purba di sebuah lembah.
Mula mula ia mengadakan penelitian di Sumatera Barat namun tidak
membuahkan hasil, lalu ia pindah ke Pulau Jawa. Di Pulau Jawa, ia berhasil
menemukan fosil manusia purba di desa Trinil, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur
pada tahun 1891. Fosil manusia purba ia beri nama pithecanthropus erectus, yang
artinya manusia kera yang berjalan tegak. Penemuan fosil selanjutnya pada tahun
1936 oleh Weidenrich. Ia menemukan fosil tengkorak anak di Lembah.

5
Penemuan Weidenrich selanjutnya adalah sebuah fosil yang diberi nama
Pithecanthropus Robustus yang ia temukan di desa Jetis pinggiran Sungai Brantas,
Mojokerto, Jawa Timur. Seorang von Koenigswald juga menemukan sebuah fosil
manusia purba sejenis di Mojokerto, dan diberinya nama Pithecanthropus
Mojokertensis. Koenigswald terus melakukan penggalian sekitar tahun 1936
sampai 1941 dan berhasil menemukan fosil manusia purba tertua yang
kemungkinan hidup pada 2 juta tahun lalu. Fosil manusia tertua tersebut
dinamakan Meganthropus Palaeojavanicus, yang artinya manusia raksasa tertua
dari Jawa. Meganthropus Palaeojavanicus diyakini hidup satu zaman dengan
Pithecanthropus Mojokertensis, tetapi tingkat kehidupannya masih lebih primitif.
Penggalian fosil manusia purba di Indonesia selanjutnya menemukan fosil yang
diberi nama Homo Sapiens yang artinya manusia yang berfikir. Manusia jenis ini
diperkirakan sudah lebih cerdas dibandingkan Pithecanthropus.
Kehidupan manusia selanjutnya yaitu dikenal dengan kehidupan Praaksara
yaitu dimana zaman sebelum mengenal tulisan. Situs atau tempat penemuan
manusia purba khususnya di dilakukan oleh seorang dokter berkebengsaan
Belanda Eugene Dubois. Penelitian Dubois pertama kali di Sumatra Barat tidak
menuai hasil.
Kemudian ia merambah ke Pulau Jawa, pada tahun 1891 Dubois berhasil
menemukan sebuah fosil manusia purba di sebuah desa bernama Trinil, di
Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Penemuan fosil manusia purba tersebut ia
namai Pithecanthropus Erectus, yang berarti manusia kera yang sudah berjalan
tegak. Setelah Dubois, seorang bernama Weidenrich pada tahun 1936 berhasil
menemukan sebuah fosil tengkorak anak manusia purba di sebuah lembah.
Mula mula ia mengadakan penelitian di Sumatera Barat namun tidak
membuahkan hasil, lalu ia pindah ke Pulau Jawa. Di Pulau Jawa, ia berhasil
menemukan fosil manusia purba di desa Trinil, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur
pada tahun 1891. Fosil manusia purba ia beri nama pithecanthropus erectus, yang
artinya manusia kera yang berjalan tegak. Penemuan fosil selanjutnya pada tahun
1936 oleh Weidenrich. Ia menemukan fosil tengkorak anak di Lembah.
Penemuan Weidenrich selanjutnya adalah sebuah fosil yang diberi nama
Pithecanthropus Robustus yang ia temukan di desa Jetis pinggiran Sungai Brantas,

6
Mojokerto, Jawa Timur. Seorang von Koenigswald juga menemukan sebuah fosil
manusia purba sejenis di Mojokerto, dan diberinya nama Pithecanthropus
Mojokertensis. Koenigswald terus melakukan penggalian sekitar tahun 1936
sampai 1941 dan berhasil menemukan fosil manusia purba tertua yang
kemungkinan hidup pada 2 juta tahun lalu.
Fosil manusia tertua tersebut dinamakan Meganthropus Palaeojavanicus,
yang artinya manusia raksasa tertua dari Jawa. Meganthropus Palaeojavanicus
diyakini hidup satu zaman dengan Pithecanthropus Mojokertensis, tetapi tingkat
kehidupannya masih lebih primitif. Penggalian fosil manusia purba di Indonesia
selanjutnya menemukan fosil yang diberi nama Homo Sapiens yang artinya
manusia yang berfikir. Manusia jenis ini diperkirakan sudah lebih cerdas
dibandingkan Pithecanthropus.
Catatan sejarah datangnya manusia purba ke Indonesia - Wilayah
Indonesia telah di huni oleh manusia sejak dua juta tahun yang lalu. Hal ini dapat
diketahui berdasarkan ditemukannya sejumlah fosil di wilayah Indonesia.
Penghuni wilayah Indonesia pada waktu itu adalah manusia-manusia purba
dengan kebudayaan batu tua,
Seperti Meganthropus paleojavanicus, Pithecanthropuserectus, Homo soloensis,
dan Homo wajakensis yang dapat anda selengkapnya pada: Fosil manusia purba
jenis Homo
Di antara manusia purba tersebut, Homo wajakensis yang paling dominan
karena lebih lebih mirip dengan manusia-manusia yang paling kini dikenal
sebagai penduduk asli Australia, yaitu suku Aborigin. Dai sini dapat diketahui
bahwa penduduk asli Indonesia adalah suku bangsa Negroid, atau sering disebut
sebagai Melanesoid yang berkulit hitam. Manusia purba di Indonesia membawa
kebudayaan batu tua atau paleolitikum yang hidupnya masih nomaden atau
berpindah-pindah dengan mata pencaharian berburu dan meramu.

7
B. Kehidupan Manusia Purba
Manusia purba mempunyai cara hidup yang sangat sederhana dan masih
bergantung dengan alam. Berikut ini adalah beberapa paparan mengenaai corak
kehidupan manusia purba:

1.Masa Kehidupan berburu / Makanan


Dalam corak kehidupan manusia Untuk mengumpulkan makanan (food
gathering) dibagi menjadi 2 bagian. Yaitu masa berburu dan mengumpulkan
makanan tingkat sederhana dan tingkat lanjut.
Ciri-ciri kehidupan manusia purba saat zaman berburu dan mengumpulkan
makanan, sebagai berikut:
1. Belum mempunyai tempat tinggal
2. Hidup sendiri atau dengan kelompok kecil
3. Menggunakan senjata kapak genggam untuk berburu hewan
4. Tempat berlindung di dalam goa
5. Membuat lukisan berupa cap jari tangan dan babi rusa dalam keadaan
terpanah, biasanya menggunakan warna hitam, putih, dan merah.
6. Mengumpulkan makanan seperti umbi-umbian

2. Masa Bercocok Tanam


Salah satu ahli menyatakan bahwa manusia purba lebih dahulu mengenal
beternak hewan. Dibandingkan dengan mengenal bercocok tanam atau membuat
ladang. Beberapa ahli lainnya, juga menyatakan bahwa keadaan yang terjadi
sebelum munculnya beternak dan bercocok tanam pada manusia purba. Adalah
bermukim dan semakin bertambahnya jumlah penduduk pada zaman itu.
Bertambah besarnya anggota kelompok dalam kehidupan manusia purba
menyebabkan kondisi makanan yang awalnya melimpah menjadi lebih sedikit.
Dan bahkan berkurang pada daerah pemukiman manusia purba. Karena hewan-
hewan sering diburu dan masa reproduksinya cukup lambat menjadikan manusia
beralih ke bercocok tanam. Jenis tanaman yang pertama kali dalam bercocok
tanam, menurut Vishu Mitre adalah Jawawut (pearl millet). Dan juga sorgum,
Wijen, Kurma, serta Kacang-kacangan.

8
Namun, juga ada pendapat lain tentang jenis makanan yang pertama kali ditanam
oleh manusia purba dalam bercocok tanam. Yaitu Pohon Ara (fig tree) yang
mempunyai buah banyak dan rasanya sedikit manis. Pada sekitar tahun 10.000
SM mulai beralih ke tanaman gandum dan jenis-jenis tanaman yang tumbuh liar.
Seperti buncis, kacang polong, labu botol, kentang, labu, jagung, dan lain-lain.

Ciri-ciri kehidupan manusia purba saat zaman bercocok tanam, sebagai berikut:
1. Hidupnya sudah mulai menetap pada suatu tempat dan melakukan
kegiatan bercocok tanam
2. Sudah mulai memakai pakaian yang terbuat dari kulit hewan maupun
kulit kayu
3. Membangun rumah atau tempat tinggal dari kayu
4. Membuat alat-alat bercocok tanam, seperti: mata panah, beliung persegi,
kapak lonjong, dan perhiasan.

3. Masa Mengenal Kepercayaan


Seiring dengan perkembangan kemampuan berfikir manusia-manusia
purba. Mereka mulai mengenal kepercayaan terhadap kekuatan-kekuatan lain di
luar dalam dirinya. Sehingga mereka melakukan upacara atau ritual khusus, untuk
menjalankan kepercayaan yang diyakininya memberi kekuatan.
Sistem kepercayaan yang di percaya manusia pada masa prakasara atau masa
prasejarah antara lain animisme, dinamisme, totemisme, dan totemisme.

Animisme, adalah percaya pada roh nenek moyang maupun roh-roh lain yang
mempengaruhi kehidupan mereka. Upaya yang dilakukan agar roh-roh tersebut
tidak mengganggu adalah dengan memberikan sesaji.

Dinamisme, adalah percaya pada kekuatan alam dan benda-benda yang


mempunyai sifat gaib. Manusia purba melakukanya dengan cara menyembah batu
atau pohon besar, gunung, laut, gua, keris, jimat, dan patung.

9
Totemisme, adalah percaya pada binatang yang dinganggap suci dan memiliki
kekuatan. Dalam melakukan upacara ritual pemujaan manusia purba
membutuhkan sarana atau tempat. Mereka membangun bangunan dari batu yang
dipahat dengan ukuran yang besar. Masa ini di sebut sebagai kebudayaan
Megalitikum (kebudayaan batu besar).

Ciri-ciri kehidupan manusia purba saat zaman mengenal kepercayaan, sebagai


berikut:
1. Melaksankan upacara-upara khusus, untuk bukti adanya kekuatan yang
melebihi mereka.
2. Mulai terdapat bangunan-bangunan besar untuk dijadikan sebagai
tempat melakukan pemujaan maupun upacara.
Peralatan Manusia Purba
3. Di Indonesia sampai hari ini masih sering lho ditemukan berbagai
macam perkakas yang diperkirakan itulah benda yang pernah digunakan
manusia purba. Berikut jenis-jenis alat dan penjelasannya:

1. Kapak Genggam
Kapak Genggam yang digunakan oleh manusia jenis Pithecanthropus untuk
berburu. Struktur dan bentuknya masih sangat sederhana, ada satu bagian yang
tajam yaitu hanya terdapat di satu sisi saja. Kapak ini digunakan dengan cara
digenggam dan ditemukan di beberapa tempat, yaitu di Trunyan (Bali),
Awangbangkal (Kalimantan Selatan), dan Kalianda (Lampung).

2. Alat Serpih
Kedua, adalah Alat Serpih. Alat ini digunakan oleh manusia purba untuk
menusuk, memotong dan melubangi kulit binatang, dan terbentuk dari batu.
Diperkirakan, alat ini merupakan serpihan-serpihan dari batu yang dibuat sebagai
kapak genggam. Alat ini pernah ditemukan di Sangiran dan Gombong (Jawa
Tengah), serta Cabbenge (Flores).

10
3. Kapak Persegi
Kapak ini merupakan alat yang terbuat dari batu dan digunakan oleh manusia
untuk mencangkul, memahat, dan berburu. Alat ini terbuat dari batu berbentuk
segi empat yang kedua sisinya diasah halus. Pada salah satu sisi pangkal, ada
bagian berlubang untuk tangkai. Sementara pangkal lainnya adalah bagian yang
tajam. Alat ini banyak ditemukan di berbagai tempat di Indonesia lho, mulai dari
Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, hingga Sulawesi.

4. Kapak Lonjong
Kapak Lonjong Pangkal kapak tersebut lebar dan tajam, sedangkan ujungnya
runcing dan diikatkan pada gagang. Alat ini terbuat dari batu yang telah diasah
sampai halus. Kapak lonjong zaman praaksara pernah ditemukan di Nusa
Tenggara, Maluku, dan Papua.

5. Menhir
Menhir yang merupakan tugu batu yang tinggi. Diperkirakan menhir digunakan
sebagai tempat pemujaan oleh manusia prasejarah.

6. Dolmen
Dolmen yaitu meja yang terbuat dari batu, diperkirakan digunakan oleh manusia
pra sejarah sebagai tempat menyimpan sesaji untuk sesembahan.

7. Sarkofagus
Sarkofagus yaitu peti mati yang terbuat dari batu.Digunakan untuk menyimpan
mayat

8. Arca
Arca merupakan batu yang dibentuk hingga menyerupai makhluk hidup tertentu.

11
9. Bejana Perunggu
Adalah bejana perunggu, bejana ini merupakan benda yang terbuat dari perunggu.
Bentuknya mirip dengan gitar Spanyol tanpa gagang. Alat ini hanya ditemukan di
dua tempat yaitu di Madura dan Sumatra.

10. Kapak Corong


Yang terakhir adalah kapak corong yang terbuat dari perungu dan bentuk bagian
atas mirip dengan corong. Alat ini pernah ditemukan di Jawa, Bali, Sulawesi, dan
Papua.

12
2. Pandangan Islam tentang Asal Usul Manusia serta Surat dan Ayat yang
Mempertegas Pandangan Islam.
Al-quran menyatakan dengan tegas bahawa manusia diciptakan dari tanah
dengan berbagai istilah seperti debu (Surah Ali Imran: 59), tanah kering dan
lumpur hitam (Surah Al-hijr: 28), tanah liat (Surah Ashshafat: 11), sari pati tanah
(Surah Al-shad: 71) dan sebagainya. Semasa penciptaan Adam, Allah telah
berfirman bahawa “Jadilah, maka jadilah ia” (Surah Ali Imran: 59). Oleh itu,
proses kejadian manusia menurut Al-Quran adalah lebih sahih dan relevan karena
mempunyai bukti yang kukuh. Setalah berpandukan pada (Surah Al-A’la: 1-3),
penciptaan atau kejadian manusia terbagimenjadi tiga (3). Hal ini telah menjadi
titik tolak kepada proses kejadian manusia dan menunjukkan tanda-tanda
kemuliaan manusia.

Pertama, Allah telah menciptakan manusia pertama daripada tanah (Adam).


Kedua, penciptaan manusia kedua daripada bahan baku manusia pertama (Hawa).
Ketiga, penciptaan manusia daripada bahan baku manusia pertama (Adam) dan
manusia kedua (Hawa). Oleh itu, kita sebagai anak cucu Adam haruslah berasa
bangga kerana kita ini daripada sebaik-baik kejadian dan lebih mulia daripada
makhluk yang lain. Dalam Surah Al-Qiyamah (75: 37-39), penciptaan manusia
terbahagi menjadi empat (4) tahap.

Allah telah menyatakan bahawa manusia terjadi daripada percampuan Nutfah.


Nutfah ialah air mani. Air mani ini terdiri daripada air mani lelaki dan perempuan.
Allah telah berfirman dalam Al-Quran melalui (surah Al-Insan:2). Mafhumnya:
Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia daripada setetes air mani yang
bercampur yang kami (hendak menguji dengan perintah dan larangan).

Di dalam Al Qur’an proses kejadian manusia secara biologis dejelaskan secara


terperinci melalui firman-Nya: "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia itu dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan
saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu

13
kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami
jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta
Yang Paling Baik." (QS. Al Mu’minuun (23): 12-14).

Kemudian dalam salah satu hadits Rasulullah SAW bersabda:

"Telah bersabda Rasulullah SAW dan dialah yang benar dan dibenarkan.
Sesungguhnya seorang diantara kamu dikumpulkannya pembentukannya
(kejadiannya) dalam rahim ibunya (embrio) selama empat puluh hari. Kemudian
selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan segumpal darah. Kemudian selama
itu pula (empat puluh hari) dijadikan sepotong daging. Kemudian diutuslah
beberapa malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya (untuk
menuliskan/menetapkan) empat kalimat (macam): rezekinya, ajal (umurnya),
amalnya, dan buruk baik (nasibnya)." (HR. Bukhari-Muslim)

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa:
Menurut Islam, manusia pertama yang diciptakan ialah Adam. Adam
diciptakan dari tanah. Manusia kedua ialah Hawa yangpenciptaannya daripada
bahan baku manusia pertama. Sedangkan manusia ketiga diciptakan dari
gabungan bahan Adam dan Hawa. Di dalam Al Qur’an proses kejadian manusia
secara biologis dejelaskan secara terperinci melalui firman-Nya: "Dan
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari suatu saripati (berasal)
dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah,
lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu
Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan
daging. Kemudian Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha
Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik." (QS. Al Mu’minuun (23): 12-14).

Sedangkan dalam sains dikenal teori pertama yang dapat dikenali dari Aristotle
(384-322M) yang disebut sebagai teori Abiogenesis atau Generasio Spontanea.
Menurut teori ini, semua yang hidup muncul secara terus menerus dari yang mati
atau materi. Adapula teori Darwin yang berdasarkan atas seleksi alam yang dapat
menghasilkan perubahan besar pada organisme setelah waktu yang lama bahkan
pada suatu saat tertentu dapat menghasilkan spesies baru. Dia juga mengatakan
bahwa semua organisme yang meliputi seluruh tumbuhan dan hewan yang ada
dan pernah ada berkembang dari beberapa atau bahkan satu satu bentuk yang
sangat sederhana melalui proses penurunan dengan modifikasi melalui seleksi
alam.

Namun, seiring dengan perkembangan dunia ilmu pengetahuan modern, teori


Darwin ini lambat laun digugurkan oleh para ilmuwan-ilmuwan modern yang

15
disebabkan karena kegagalan Darwin dalam menjelaskan proses mekanisme
transdormasi gen dari DNA kera menjadi manusia. Sungguh sangat gempar dan
ironis bagi para ilmuwan dan kita pada saat ini yang telah lama belajar mendalami
ilmu dan konsep teorinya.

Hal ini dapat dilihat melalui dalam diagram yang dibuat oleh Washburn (tahun
1960). Persoalan jika benar manusia berasal dari kera mengapa manusia tidak
berubah menjadi kera dan begitu juga sebaliknya. Oleh sebab itu, manusia dan
kera berbeda dan teori ini tidak relevan.

B. Saran
Kita adalah sebaik-baiknya makhluk ciptaan Allah. Kita mempunyai bentuk yang
sempurna, mempunyai fikiran dan akal. Seharusnya kita sebagai manusia yang
berakal baik, kita menjaga dan melestarikan sumber daya yang kita miliki. Selain
itu tak lupa kita tetap belajar dan menuntut ilmu demi kemajuan bangsa.

16
DAFTAR PUSTAKA

 www.kompas.com
 https://www.gurupendidikan.co.id
 https://www.pihome.id
 https://www.slideshare.net

17

Anda mungkin juga menyukai