Anda di halaman 1dari 4

Gerakan dan pengenalan bacaan sholat

(Bagian Pertama)
Sholat artinya do’a
Sholat adalah ibadah yang mengandung ucapan-ucapan dan amalan-amalan yang khusus, dimulai dengan
mengagungkan Allah Ta’ala (takbir), diakhiri dengan salam.
1. Takbirotul Ihram
‫هللاُ َأ ْكبَ ُر‬
“Allahu Akbar”
Allah Maha Besar
Setelah wudhu dan menutup aurat dengan pakaian suci dari najis, kemudian kita berdiri tegak menghadap arah
qiblat (arah Masjidil Haram) dengan niat dalam hati untuk melaksanakan sholat. Kemudian kita mengucapkan
Allaahu Akbar dengan suara nyaring sambil mengangkat kedua telapak tangan kearah qiblat tegak lurus, tidak
miring ke kiri atau miring ke kanan. Jari-jari tangan agak direnggangkan dan ujung jari sejajara dengan bahu di
bawah daun telinga. Lalu kedua tangan tersebut diturunkan sambil memanjangkan takbir. Letakkan kedua
tangan (dari siku sampai ujung jari) di atas perut dengan posisi tangan kanan di atas tangan kiri. Jari tangan
kanan menggenggam tangan kiri) bersamaan dengan selesainya takbir.

1. Berdiri tegak, kedua mata melihat tempat sujud dan kedua kaki tidak rapat juga tidak renggang.

2. a. Posisi kedua telapak tangan tegak lurus menghadap qiblat

b. Ujung jari agak direnggangkan sejajar dengan kedua bahu

c. Meletakkan tangan kanan (dari siku sampai jari) di atas tangan kiri
2. Do’a Iftitah (Do’a Pembuka Sholat)
Setelah kita mengucapkan takbir dan posisi tangan kanan di atas tangan kiri dilanjutkan dengan membaca do’a iftitah
dan dibaca dalam hati.

ِ ‫ق َو ْال َم ْغ ِر‬
‫ب‬ ِ ‫ت بَي َْن ْال َم ْش ِر‬ َ ‫ي َك َما با َ َع ْد‬ َ َ ‫اَللّهُ َّم با َ ِع ْد بَ ْينِى َوبَي َْن َخطَايا‬
ِ َ‫ي َكما َ يُنَقَّى الثَّ ْوبُ اَْأل ْبيَضُ ِم َن ال َّدن‬
‫س‬ َ َ ‫اَللّهُ َّم نَقِّنِى ِم ْن َخطَايا‬
‫ج َو ْالبَ َر ِد‬ِ ‫ي باِ ْلما َ ِء َوالثَّ ْل‬
َ َ ‫اَللّهُ َّم ا ْغ ِس ْلنِى ِم ْن َخطَايا‬
“Allaahumma baa’id bainii wabainaa khotoo yaa ya kamaa baa ‘adta bainal masyriqi wal maghrib.
Allaahumma naqqinii minal khotoo yaa kamaa yunqqots tsaubul abyadhuu minaddanas.
Allaahummaghsilnii min khotoo yaa ya bil maa i wats tsalji walbarod”
3. Membaca Ta’awwudz
Setelah selesai membaca do’a iftitah dilanjutkan membaca ta’awwudz dalam hati :

Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk.


Catatan :
Do’a Iftitah dan Ta’awwudz dibaca sir (dalam hati) dan hanya dibaca pada roka’at pertama saja.
4. Membaca Al-Fatihah
Setelah selesai membaca ta’awwudz dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah dengan suara nyaring dari ayat
pertama sampai ayat ke tujuh kecuali Dzuhur dan Ashar dibaca dalam hati dengan bacaan tidak terlalu cepat.
5. Membaca Aamiin
Setelah selesai membaca Al-Fatihah dilanjutkan dengan membaca Aamiin dengan suara nyaring kecuali pada sholat
Dzuhur dan Ashar dibaca di dalam hati. Lafadz tersebut memiliki makna : “Kabilkan ya Allah do’a kami. Baik imam
maupun ma’mum sama-sama membacanya dengan memanjangkan lafadz aamiin tersebut dibarengi dengan penuh
kekhusyuan.
6. Membaca surat Al-Qur’an yang dihafal
Setelah selesai membaca Aamiin dilanjutkan dengan membaca salah satu surat atau beberapa ayat Al-Qur’an yang
dihafal dengan suara nyaring kecuali pada sholat Dzuhur dan Ashar dibaca dalam hati.
7. Ruku (Membungkukan badan)
Angkat kedua tangan sejajar dengan bahu seperti waktu Takbirotul Ihram, kemudian turunkan dan letakkan kedua
telapak tangan pada kedua lutut sambal membaca Allaahu akbar dengan suara nyaring (semua sholat). Posisi kepala
ketika ruku’ tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi tetapi rata dengan punggung. Renggangkan antara dua lutut,
jari-jari tangan dijarangkan seakan-akan menggenggam lutut sambal membaca do’a ruku dalam hati (semua sholat) :
Ruku

1. punggung dan kepala harus rata dan kedua jari tangan menggenggam lutut

ْ َ
“Subhaana robbiyal ‘azhiim”3x ‫ُس ْب َحان َر ِّب َى ال َع ِظ ِيم‬
Maha Suci Tuhanku yang Maha Agung
2. renggangkan antara dua lutut, tidak berhimpitan.
8. Bangkit dari ruku
Setelah selesai membaca do’a tersebut dilanjutkan sengan mengangkat badan sambal mengangkat tangan sampai batas
bahu dengan posisi kedua telapak tangan tersebut menghadap arah kiblat, lantas kita lepaskan kedua tangan itu dan
biarkan bergantung hingga lurus. Berbarengan dengan bangkit dari ruku kita membaca :
َ َّ
“Sami’allahu liman hamidahu” ‫َس ِم َع الل ُه مِل ْن َح ِم َد ُه‬
Semoga Allah mendengar orang yang akan memuji-Mu
Catatan : Bacaan tersebut dibaca ketika sholat munfarid (sendiri) atau menjadi imam ketika sholat berjama’ah, dibaca
nyaring (semua sholat) dan apabila menjadi ma’mum tidak perlu mengucapkan.
9. I’tidal
I’tidal artinya berdiri tegak setelah bangkit dari ruku dengan melepaskan tangan bergantung sambil membaca do’a
dengan suara nyaring yang diajarkan Rasulullah saw :
ْ َ
“Rabbanaa walakal hamdu” ‫َر َّب َنا َول َك ال َح ْم ُد‬
Ya Allah, Ya Tuhan Kami! Dan hanya bagi-Mu-lah Segala puji.
10. Sujud
Setelah selesai membaca do’a I’tidal diteruskan sujud dengan cara menurunkan badan sambal membaca Allaahu Akbar
dengan suara nyaring, kedua tangan memegang paha untuk menghantarkan kedua lutut menyentuh tempat sujud,
kemudian letakkan pula kedua telapak tangan, lalu dahi dan hidung bersamaan dengan habisnya bacaan takbir dengan
suara nyaring apalagi ketika menjadi imam.
Yang perlu diperhatikan :
1. Dahi, hidung, dua telapak tangan, dua lutut dan dua ujung kaki terletak di tempat sujud. Perut diangkat tidak
rapat dengan paha.
2. Sikutnya diangkat dan direnggangkan dari iga.
3. Letakkan kedua telapak tangan (ujung jarinya) bertepatan dengan bahu.
4. Ujung jari-jari kaki menghadap kiblat rata (sejajar) dengan lutut, tidak melebar keluar atau menyempit ke dalam.
Dalam sujud kita membaca dalam hati :
َ ‫َأْل‬ َ ‫ُس ْب َح‬
“Subhaana robbiyal a’laa” 3x ‫ان َر ِّب َى ا ْعلى‬
Maha suci Tuhanku yang maha Luhur
Proses Sujud

1. Setelah I’tidal berdiri tegak

2. Kedua tangan memegang kedua paha untuk menghantarkan kedua lutut menyentuh tempat sujud
3. Diikuti kedua telapak tangan, lalu dahi dan hidung bersamaan

4. Ujung jari-jari kaki dilipat ke dalam menghadap kiblat, kedua tangan sejajar dengan bahu, perut diangkat tidak
rapat dengan paha, sikunya diangkat dengan renggang dari iga

5. Kedua telapak kaki direnggangkan sejajar dengan lutut, tidak menyempit ke dalam atau melebar keluar.
Catatan : ketika selesai membaca do’a sujud kita diperbolehkan menambah do’a dengan Bahasa kita sesuai dengan
kebutuhan masing-masing.
11. Dududk diantara dua sujud (Duduk Iftirosy)
Setelah posisi tubuh kita tegak dari sujud lantas kita susuk sebelum melakukan sujud yang kedua. Cara duduk diantara
dua sujud dengan cara kita duduk d atas telapak kaki kiri, lalu tegakkan telapak kaki kanan di atas ujung jari-jarinya.
Lantas letakkan kedua telapak tangan di aats lutut dengan posisi ujung jari-jari tangan sejajar dengan ujung lutut sambal
membaca do’a dalam hati :
ْ ْ َّ ُ ّ َ
‫اج ُب ْر ِنى َو ْاه ِد ِنى َو ْار ُزق ِنى‬
ْ ‫اغف ْرلى َو ْار َح ْمنى َو‬
ِ ِ ِ ‫اللهم‬
“Allaahumma ghfirlii warhamnii wajburnii wahdinii warzuqnii”
Ya Allah ampuni aku, sayangi aku, tutupi kekuranganku, bimbing aku dan anugrahkan rizqi kepadaku
Duduk diantara dua sujud

1. Duduk di atas telapak kaki kiri dan jari-jari telapak kaki kanan dilipat ke dalam

2. Ujung jari-jari tangan kiri dan kanan sejajar dengan lutut.

Anda mungkin juga menyukai