Anda di halaman 1dari 9

Tugas 2.

Mencari Penerapan Antena Planar

1. Ludowikus Dumatus Juon Junior (19050514054)


2. Ersabila Fatikasari (19050514038)

A. Aplikasi Antena Patch pada UAV (Unmanned Aerial Vehicle)


UAV(Unmaned Aerial Vehcile) adalah sebuah mesin terbang yang dapat di
kendalikan dengan kendali jarak jauh atau pesawat terbang tanpa satu pun kru
pesawat yang mengendalikan berada didalamnya. Terdapat 2 variasi control
pesawat yaitu di control dengan pengendali jarak jauh atau terbang secara mandiri
berdasarkan program yang telah dimasukan. UAV sendiri mampu membawa
kamera, sensor, alat komunikasi dan beberapa peralatan lainya. Pesawat semacam
ini berkembang luas di kalangan militer dan memiliki banyak fungsi salah satu nya
dapat digunakan untuk memfoto, merekam, memantau dan meliput suatu objek dari
udara menggunakan kamera yang terpasang pada pesawat. Untuk melakukan
pemantauan tersebut dibutuhkan suatu jalur komunikasi tanpa kabel yang
menghubungkan UAV ke ground station dengan kecepatan transfer data yang tinggi
dan jarak jangkauan yang cukup jauh.
Untuk memfasilitasi jaringan komunikasi tanpa kabel tersebut digunakan modul
transmitter Boscam 5.8G TS-351 pada sisi pengirim dimana modul tersebut
memiliki power transmit sebesar 200mW dan terdapat 8 pilihan kanal yang
digunakan dari range frekuensi 5945MHz, sehingga membutuhkan bandwidth
sebesar 300MHz. UAV (Unmanned Aerial Vehicle) merupakan jenis pesawat
terbang yang dikendalikan alat sistem kendali jarak jauh lewat gelombang radio.
UAV merupakan sistem tanpa awak (Unmanned System), yaitu sistem berbasis
elektro-mekanik yang dapat melakukan misi-misi terprogram, dengan karakteristik:
(i) tanpa awak pesawat, (ii) beroperasi pada mode mandiri baik secara penuh atau
sebagian.
Gambar 1.1 Pesawat udara tanpa awak
Bagian dari pesawat udara nirawak :
A = Autopilot ntenna
B = Baterai
D = Datalink radio modem dan ntenna
G = Penerima GPS
I = Sensor IR
M = Motor dan ntenna
R = Penerima RC dan ntenna
S = Servo
P = Payload, kamera dan pemancar video
Berikut ini merupakan spesifikasi antenna yang digunakan:
1) Frekuensi Resonansi :5.645 – 5.945 GHz
2) Bandwidth : 300 MHz
3) VSWR : ≤ 2
4) Gain : ≥ 2.9 dB
5) Pola Radiasi : Unidireksional
6) Polarisasi : Linier
7) Impedansi : 50 Ω

B. Aplikasi Antena Patch pada Radar Maritim


Radar merupakan sebuah perangkat yang menggunakan gelombang
elektromagnetik yang berguna untuk mendeteksi, mengukur jarak, kecepatan dan
memetakan objek bergerak maupun diam. Radar ntenna adalah stasiun radar
bergerak yang dipakai diatas kapal laut sehingga dapat mencakup daerah yang luas
di wilayah perairan Indonesia. Radar ntenna digunakan untuk mengawasi perairan
laut Indonesia. Salah satu subsistem radar ntenna adalah ntenna, Antena berfungsi
memancarkan gelombang elektromagnetik ke udara bebas. Untuk menghasilkan
coverage area yang luas diperlukan ntenna dengan gain yang tinggi. Berdasarkan
kondisi tersebut maka pada penelitian ini akan diusulkan penggunaan metode patch
circular dengan metode array 1x8. Metode patch circular berguna untuk
menghasilkan ntenna yang bekerja pada frekuensi 3,2 GHz. Metode array 1x8
berguna untuk meningkatkan gain ntenna tanpa merubah fasa dari sinyal. Hasil
pengujian menujukkan bahwa semakin banyak elemen banyak, gain semakin tinggi

dan memenuhi kriteria yang diharapkan.


Gambar 1.2 Rancangan antenna patch
Berikut ini merupakan spesifikasi antenna yang digunakan:
1) Frekuensi kerja : 3,2 GHz (2,19 – 3,23 GHz)
2) VSWR : ≤ 2
3) Gain : ≥ 8 dBi
4) Bandwidth : 60 MHz
5) Impedansi masukan : 50 Ω

C. Aplikasi Antena Patch pada aplikasi GPS


Dunia telekomunikasi berkembang begitu cepat khususnya dibidang komunikasi
wireless dengan tingkat pengguna yang sangat tinggi. Untuk bidang tracking dan
posisi dunia GPS memerlukan beberapa inovasi lebih lanjut dengan sebuah
teknologi yang dapat meng-cover frekuensi GPS yaitu 1,2 GHz dengan harga yang
murah, simple dan dengan efisiensi yang baik. Beberapa permasalahan ini
menimbulkan beberapa permasalahan di dunia telekomunikasi khususnya di bidang
GPS untuk membuat sebuah ntenna dengan spesifikasi yang diharapkan. GPS
(Global Positioning System) merupakan suatu sistem satelit navigasi yang didesain
untuk memberikan posisi suatu objek. Informasi yang diperoleh dari GPS berupa
posisi geografis yang ditampilkan dalam bentuk Lintang dan Bujur.
Dibandingkan dengan sistem dan metode penentuan posisi lainnya, GPS
mempunyai banyak keuntungan, baik dari segi operasionalnya maupun kualitas
posisi yang diberikan. Saat ini sistem GPS sudah banyak digunakan untuk berbagai
aplikasi di seluruh dunia termasuk di Indonesia, tetapi hanya terbatas untuk
monitoring posisi objek yang diam atau bergerak di darat, laut dan udara. Dalam
perancangan ini dibuat ntenna mikrostrip bentuk patch lingkaran untuk aplikasi
Global Positioning System (GPS) pada frekuensi 1.575 GHz. Antena telah
dirancang dan disimulasikan menggunakan software simulator High Frequency
Structure Simulator (HFSS) versi 13. Bahan yang digunakan yaitu FR4- Epoxy
dengan ketebalan substrat sebesar 1.6 mm ,ketebalan patch 0.03 mm, konstanta
dielektrikum sebesar 4.6 . Dalam proses simulasi didapat hasil yaitu parameter S
sebesar -19.7419 dB dengan bandwidth 30 Mhz (1.5675-1.5975 Ghz), VSWR
sebesar 1.2298, dan impedansi masukkan yang mendekati 50 .
Gain yang didapatkan yaitu sebesar 2.01 dB dengan bentuk pola radiasi
directional. Setelah dilakukan pengujian menggunakan Network ntenna Advantest
R3770 (300 KHz – 20GHz) didapat hasil dari parameter-parameter yang diuji
antara lain parameter S sebesar -17.752 dB, VSWR sebesar 1.433, impedansi
masukkan sebesar 45.289 yang mendekati 50 dan memiliki gain sebesar 2.67 dB
dengan bentuk pola radiasi yang mendekati pola directional . Hasil yang diperoleh
dari simulasi dan pengujian yang telah dilakukan menyatakan bahwa ntenna yang
di rancang dapat bekerja dengan baik.

Gambar 1.3 bentuk antenna


Berikut ini merupakan spesifikasi antenna yang digunakan:
1) Frekuensi kerja : 1.575 Ghz
2) Return loss : ≤ -10 dB
3) VSWR : ≤ 2
4) Impedansi masukkan : 50Ω

D. Penerapan Antena Mikrostrip Patch Segiempat untuk Aplikasi Wireless-Lan


Antena mikrostrip merupakan antena yang sangat pesat perkembangannya di
dalam dunia telekomunikasi. Penggunaan antena mikrostrip menjadi salah satu
alternatif bagi para pengguna WLAN. Dengan berbagai konfigurasi bentuk dari
antena mikrostrip antara lain, linear, planar, dan circular. Dari masing konfigurasi
tersebut mempunyai kelebihan, adapun kelebihan dari planar array mudah dalam
pengaturan dan pengendalian arah pola radiasi.
Pada penelitian ini T-junction yang digunakan adalah yang memiliki impedansi
70,71 Ω dan impedansi 86,6 Ω. Untuk mendapatkan panjang dan lebar saluran
pencatu agar mempunyai impedansi 70,71 Ω digunakan program TXLine2003.
Dengan impedansi 70,71 Ω dan frekuensi kerja adalah 2,45 GHz, maka dibutuhkan
panjang dan lebar pencatu masing-masing sebesar 19 mm dan 1,5 mm . Dengan
cara yang sama, dimensi saluran pencatu untuk impedansi 86,6 Ω diperoleh panjang
saluran 18 mm dan lebar 0,9 mm.

Gambar 1.4 Rancangan T-Junction


Adapun Geometri dari hasil rancangan antena mikrostrip patch segiempat 4
elemen ini setelah diiterasi jarak antar elemennya maka didapatlah seperti yang
terlihat pada Gambar 1.5.

Gambar 1.5 Geometri rancangan antenna


Adapun antena mikrostrip patch segiempat 4 elemen planar array setelah
difabrikasi dapat dilihat pada Gambar 1.6.
Gambar 1.6 gambar antenna setelah difabrikasi
Antena mikrostrip patch segiempat 4 elemen planar array yang berkerja pada
frekuensi 2,4 Ghz- 2,5 Ghz. Teknik pencatuan yang digunakan adalah teknik
pencatuan proximity couple, teknik ini merupakan bagian dari teknik pencatuan tak
langsung(elektomagnetic couple). Gain pengujian sebesar 8 dBi, nilai ini lebih baik
dibandingkan gain simulasi yaitu sebesar 7,38 dBi. Hal ini dapat disebabkan oleh
faktor lingkungan saat pengujian serta pada saat proses fabrikasi antena ini. Nilai
VSWR yang didapatkan setelah dilakukan proses iterasi adalah 1,12 namun nilai ini
jauh berbeda dengan VSWR pada saat perhitungan secara teori yaitu sebesar 9.
Nilai VSWR yang didapatkan saat simulasi diperoleh ketika dilakukannya proses
iterasi pada ukuran dimensi patch, ukuran dimensi saluran pencatu, serta jarak antar
elemen.

E. Penerapan Antena Mikrostrip Patch Triangular untuk Aplikasi LTE


4G adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris (fourth-generation
technology). Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada standar generasi
keempat dari teknologi telepon seluler. 4G yang menawarkan efisiensi dan akses
data berkecepatan tinggi adalah teknologi Long Term Evolution (LTE). Untuk
menunjang kebutuhan tersebut diperlukan suatu antena yang dapat mendukung
komunikasi tanpa kabel. Salah satu jenis antena yang saat ini banyak digunakan
untuk komunikasi tanpa kabel adalah antena mikrostrip. Antena mikrostrip
mempunyai gain, bandwith, dan efisiensi yang rendah. Sehingga, untuk mengatasi
kelemahan tersebut, dalam tugas akhir ini dirancang antena mikrostrip susun
menggunakan elemen parasitic substrat untuk meningkatkan gain antenna.
Antena yang dirancang akan bekerja pada frekuensi 2300 MHz. Patch yang akan
dirancang berbentuk triangular atau segitiga yang berukuran sama sisi. 𝑎=0,04193
𝑚=41,93 𝑚𝑚. Pencatuan yang digunakan pada antena yang dirancang pada
tugas akhir ini adalah menggunakan teknik pencatuan microstrip feed line.
Untuk mendapatkan besar lebar saluran pencatu (𝑊). 𝑊 = 3,11 𝑚𝑚.
Pada tahap antena utama yang telah dirancang kemudian diberi beban parasitic
dengan maksud untuk memperlebar bandwidth. Beban parasiticnya berada pada
satu layer dengan antena utama dengan rancangan menyerupai patch segitiganya
namun dengan dua beban dan posisi di putar 180 derajat.
Gambar 1.7 Rancangan antenna utama dengan beban parasitic
Nilai bandwidth hasil simulasi antena dengan parasitic didapatkan sebesar 265
MHz. Dengan demikian bandwidth mengalami kenaikan yang signifikan sebesar
21,1% dari 219 MHz yang merupakan hasil simulasi antena utama tanpa parasitic.
Antena mikrostrip dengan parasitic memiliki hasil pengukuran nilai VSWR yang
optimum sebesar 1,356 dan nilai return loss sebesar - 16,412 dB. Nilai bandwidth
hasil pengukuran didapatkan sebesar 245 MHz (2185 MHz – 2430 MHz) dengan
demikian memenuhi kebutuhan standar bandwidth 4G LTE sebesar 25 MHz – 100
MHz. Pola radiasi yang didapatkan dari hasil pengukuran yaitu pola radiasi
omnidirectional. Gain yang didapatkan dari hasil pengukuran sebesar 5,43 dBi.

Gambar 1.8 antenna hasil fabrikasi

F. Penerapan Antena Microstrip Mimo 8×8 Array 2 Patch Rectangular H-Slot


Untuk Radio Akses 5g Frekuensi 15 Ghz
Besar trafik yang dihasilkan pada sistem komunikasi seluler meningkat
signifikan dengan bertambahnya konten-konten telepon genggam pintar. Hal ini
membutuhkan peningkatan performa akses jaringan untuk komunikasi seluler
dengan cara mengembangkan teknologi yang ada. Setelah penerapan 4G yang dapat
diaplikasikan pada masyarakat luas, kini penelitian yang berkembang pada jaringan
komunikasi akses radio 5G. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang antena
microstrip MIMO 8×8 dengan array 2 patch berbentuk rektangular dengan slot-H
untuk aplikasi akses radio 5G pada frekuensi 15 GHz. Perancangan antena ini perlu
mengetahui parameter yang ingin tercapai yakni VSWR dibawah 1,5 pada rentang
14,5-15,25 GHz, pola radiasi unidireksional, gain diatas 9 dB.
Slot antena terdapat berbagai macam bentuk, salah satunya slot berbentuk H.
Penelitian ini melakukan pemilihan H-slot karena bentuknya yang sederhana.
Antena yang memiliki slot menyebabkan terjadinya coupling induktif. Semakin
besar efek coupling induktif maka berdampak pada Q-factor yang berkurang.

Gambar 1.9 H-Slot pada antenna microstrip


Gambar 1.10 Rancangan antenna MIMO 8x8
Dalam penelitian ini menentukan spesifikasi merupakan bagian dari tujuan
perancangan antena, yakni membuat antena microstrip MIMO 8×8 untuk aplikasi
akses radio komunikasi 5G. Berikut beberapa target parameter spesifikasi antena:
1) Frekuensi tengah : 14,9 GHz
2) Rentang frekuensi : 14,5 GHz-15,25 GHz
3) Bandwidth efektif : 750 MHz
4) VSWR : ≤ 1.5
5) Return loss : ≤ -14 dB
6) Impedansi : 50 Ω
7) Mutual coupling : ≤ -20 dB
8) Gain : ≥ 9 dB
9) Pola radiasi : Unidireksional

Gambar 1.11 Antenna hasil fabrikasi

Anda mungkin juga menyukai