0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
9 tayangan9 halaman
Dokumen tersebut membahas penerapan antena planar pada beberapa aplikasi seperti UAV, radar maritim, GPS, wireless LAN, dan LTE. Secara khusus dijelaskan desain antena mikrostrip berbentuk patch, spesifikasi teknis antena, dan hasil simulasi untuk masing-masing aplikasi.
Dokumen tersebut membahas penerapan antena planar pada beberapa aplikasi seperti UAV, radar maritim, GPS, wireless LAN, dan LTE. Secara khusus dijelaskan desain antena mikrostrip berbentuk patch, spesifikasi teknis antena, dan hasil simulasi untuk masing-masing aplikasi.
Dokumen tersebut membahas penerapan antena planar pada beberapa aplikasi seperti UAV, radar maritim, GPS, wireless LAN, dan LTE. Secara khusus dijelaskan desain antena mikrostrip berbentuk patch, spesifikasi teknis antena, dan hasil simulasi untuk masing-masing aplikasi.
A. Aplikasi Antena Patch pada UAV (Unmanned Aerial Vehicle)
UAV(Unmaned Aerial Vehcile) adalah sebuah mesin terbang yang dapat di kendalikan dengan kendali jarak jauh atau pesawat terbang tanpa satu pun kru pesawat yang mengendalikan berada didalamnya. Terdapat 2 variasi control pesawat yaitu di control dengan pengendali jarak jauh atau terbang secara mandiri berdasarkan program yang telah dimasukan. UAV sendiri mampu membawa kamera, sensor, alat komunikasi dan beberapa peralatan lainya. Pesawat semacam ini berkembang luas di kalangan militer dan memiliki banyak fungsi salah satu nya dapat digunakan untuk memfoto, merekam, memantau dan meliput suatu objek dari udara menggunakan kamera yang terpasang pada pesawat. Untuk melakukan pemantauan tersebut dibutuhkan suatu jalur komunikasi tanpa kabel yang menghubungkan UAV ke ground station dengan kecepatan transfer data yang tinggi dan jarak jangkauan yang cukup jauh. Untuk memfasilitasi jaringan komunikasi tanpa kabel tersebut digunakan modul transmitter Boscam 5.8G TS-351 pada sisi pengirim dimana modul tersebut memiliki power transmit sebesar 200mW dan terdapat 8 pilihan kanal yang digunakan dari range frekuensi 5945MHz, sehingga membutuhkan bandwidth sebesar 300MHz. UAV (Unmanned Aerial Vehicle) merupakan jenis pesawat terbang yang dikendalikan alat sistem kendali jarak jauh lewat gelombang radio. UAV merupakan sistem tanpa awak (Unmanned System), yaitu sistem berbasis elektro-mekanik yang dapat melakukan misi-misi terprogram, dengan karakteristik: (i) tanpa awak pesawat, (ii) beroperasi pada mode mandiri baik secara penuh atau sebagian. Gambar 1.1 Pesawat udara tanpa awak Bagian dari pesawat udara nirawak : A = Autopilot ntenna B = Baterai D = Datalink radio modem dan ntenna G = Penerima GPS I = Sensor IR M = Motor dan ntenna R = Penerima RC dan ntenna S = Servo P = Payload, kamera dan pemancar video Berikut ini merupakan spesifikasi antenna yang digunakan: 1) Frekuensi Resonansi :5.645 – 5.945 GHz 2) Bandwidth : 300 MHz 3) VSWR : ≤ 2 4) Gain : ≥ 2.9 dB 5) Pola Radiasi : Unidireksional 6) Polarisasi : Linier 7) Impedansi : 50 Ω
B. Aplikasi Antena Patch pada Radar Maritim
Radar merupakan sebuah perangkat yang menggunakan gelombang elektromagnetik yang berguna untuk mendeteksi, mengukur jarak, kecepatan dan memetakan objek bergerak maupun diam. Radar ntenna adalah stasiun radar bergerak yang dipakai diatas kapal laut sehingga dapat mencakup daerah yang luas di wilayah perairan Indonesia. Radar ntenna digunakan untuk mengawasi perairan laut Indonesia. Salah satu subsistem radar ntenna adalah ntenna, Antena berfungsi memancarkan gelombang elektromagnetik ke udara bebas. Untuk menghasilkan coverage area yang luas diperlukan ntenna dengan gain yang tinggi. Berdasarkan kondisi tersebut maka pada penelitian ini akan diusulkan penggunaan metode patch circular dengan metode array 1x8. Metode patch circular berguna untuk menghasilkan ntenna yang bekerja pada frekuensi 3,2 GHz. Metode array 1x8 berguna untuk meningkatkan gain ntenna tanpa merubah fasa dari sinyal. Hasil pengujian menujukkan bahwa semakin banyak elemen banyak, gain semakin tinggi
dan memenuhi kriteria yang diharapkan.
Gambar 1.2 Rancangan antenna patch Berikut ini merupakan spesifikasi antenna yang digunakan: 1) Frekuensi kerja : 3,2 GHz (2,19 – 3,23 GHz) 2) VSWR : ≤ 2 3) Gain : ≥ 8 dBi 4) Bandwidth : 60 MHz 5) Impedansi masukan : 50 Ω
C. Aplikasi Antena Patch pada aplikasi GPS
Dunia telekomunikasi berkembang begitu cepat khususnya dibidang komunikasi wireless dengan tingkat pengguna yang sangat tinggi. Untuk bidang tracking dan posisi dunia GPS memerlukan beberapa inovasi lebih lanjut dengan sebuah teknologi yang dapat meng-cover frekuensi GPS yaitu 1,2 GHz dengan harga yang murah, simple dan dengan efisiensi yang baik. Beberapa permasalahan ini menimbulkan beberapa permasalahan di dunia telekomunikasi khususnya di bidang GPS untuk membuat sebuah ntenna dengan spesifikasi yang diharapkan. GPS (Global Positioning System) merupakan suatu sistem satelit navigasi yang didesain untuk memberikan posisi suatu objek. Informasi yang diperoleh dari GPS berupa posisi geografis yang ditampilkan dalam bentuk Lintang dan Bujur. Dibandingkan dengan sistem dan metode penentuan posisi lainnya, GPS mempunyai banyak keuntungan, baik dari segi operasionalnya maupun kualitas posisi yang diberikan. Saat ini sistem GPS sudah banyak digunakan untuk berbagai aplikasi di seluruh dunia termasuk di Indonesia, tetapi hanya terbatas untuk monitoring posisi objek yang diam atau bergerak di darat, laut dan udara. Dalam perancangan ini dibuat ntenna mikrostrip bentuk patch lingkaran untuk aplikasi Global Positioning System (GPS) pada frekuensi 1.575 GHz. Antena telah dirancang dan disimulasikan menggunakan software simulator High Frequency Structure Simulator (HFSS) versi 13. Bahan yang digunakan yaitu FR4- Epoxy dengan ketebalan substrat sebesar 1.6 mm ,ketebalan patch 0.03 mm, konstanta dielektrikum sebesar 4.6 . Dalam proses simulasi didapat hasil yaitu parameter S sebesar -19.7419 dB dengan bandwidth 30 Mhz (1.5675-1.5975 Ghz), VSWR sebesar 1.2298, dan impedansi masukkan yang mendekati 50 . Gain yang didapatkan yaitu sebesar 2.01 dB dengan bentuk pola radiasi directional. Setelah dilakukan pengujian menggunakan Network ntenna Advantest R3770 (300 KHz – 20GHz) didapat hasil dari parameter-parameter yang diuji antara lain parameter S sebesar -17.752 dB, VSWR sebesar 1.433, impedansi masukkan sebesar 45.289 yang mendekati 50 dan memiliki gain sebesar 2.67 dB dengan bentuk pola radiasi yang mendekati pola directional . Hasil yang diperoleh dari simulasi dan pengujian yang telah dilakukan menyatakan bahwa ntenna yang di rancang dapat bekerja dengan baik.
Gambar 1.3 bentuk antenna
Berikut ini merupakan spesifikasi antenna yang digunakan: 1) Frekuensi kerja : 1.575 Ghz 2) Return loss : ≤ -10 dB 3) VSWR : ≤ 2 4) Impedansi masukkan : 50Ω
D. Penerapan Antena Mikrostrip Patch Segiempat untuk Aplikasi Wireless-Lan
Antena mikrostrip merupakan antena yang sangat pesat perkembangannya di dalam dunia telekomunikasi. Penggunaan antena mikrostrip menjadi salah satu alternatif bagi para pengguna WLAN. Dengan berbagai konfigurasi bentuk dari antena mikrostrip antara lain, linear, planar, dan circular. Dari masing konfigurasi tersebut mempunyai kelebihan, adapun kelebihan dari planar array mudah dalam pengaturan dan pengendalian arah pola radiasi. Pada penelitian ini T-junction yang digunakan adalah yang memiliki impedansi 70,71 Ω dan impedansi 86,6 Ω. Untuk mendapatkan panjang dan lebar saluran pencatu agar mempunyai impedansi 70,71 Ω digunakan program TXLine2003. Dengan impedansi 70,71 Ω dan frekuensi kerja adalah 2,45 GHz, maka dibutuhkan panjang dan lebar pencatu masing-masing sebesar 19 mm dan 1,5 mm . Dengan cara yang sama, dimensi saluran pencatu untuk impedansi 86,6 Ω diperoleh panjang saluran 18 mm dan lebar 0,9 mm.
Gambar 1.4 Rancangan T-Junction
Adapun Geometri dari hasil rancangan antena mikrostrip patch segiempat 4 elemen ini setelah diiterasi jarak antar elemennya maka didapatlah seperti yang terlihat pada Gambar 1.5.
Gambar 1.5 Geometri rancangan antenna
Adapun antena mikrostrip patch segiempat 4 elemen planar array setelah difabrikasi dapat dilihat pada Gambar 1.6. Gambar 1.6 gambar antenna setelah difabrikasi Antena mikrostrip patch segiempat 4 elemen planar array yang berkerja pada frekuensi 2,4 Ghz- 2,5 Ghz. Teknik pencatuan yang digunakan adalah teknik pencatuan proximity couple, teknik ini merupakan bagian dari teknik pencatuan tak langsung(elektomagnetic couple). Gain pengujian sebesar 8 dBi, nilai ini lebih baik dibandingkan gain simulasi yaitu sebesar 7,38 dBi. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor lingkungan saat pengujian serta pada saat proses fabrikasi antena ini. Nilai VSWR yang didapatkan setelah dilakukan proses iterasi adalah 1,12 namun nilai ini jauh berbeda dengan VSWR pada saat perhitungan secara teori yaitu sebesar 9. Nilai VSWR yang didapatkan saat simulasi diperoleh ketika dilakukannya proses iterasi pada ukuran dimensi patch, ukuran dimensi saluran pencatu, serta jarak antar elemen.
E. Penerapan Antena Mikrostrip Patch Triangular untuk Aplikasi LTE
4G adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris (fourth-generation technology). Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada standar generasi keempat dari teknologi telepon seluler. 4G yang menawarkan efisiensi dan akses data berkecepatan tinggi adalah teknologi Long Term Evolution (LTE). Untuk menunjang kebutuhan tersebut diperlukan suatu antena yang dapat mendukung komunikasi tanpa kabel. Salah satu jenis antena yang saat ini banyak digunakan untuk komunikasi tanpa kabel adalah antena mikrostrip. Antena mikrostrip mempunyai gain, bandwith, dan efisiensi yang rendah. Sehingga, untuk mengatasi kelemahan tersebut, dalam tugas akhir ini dirancang antena mikrostrip susun menggunakan elemen parasitic substrat untuk meningkatkan gain antenna. Antena yang dirancang akan bekerja pada frekuensi 2300 MHz. Patch yang akan dirancang berbentuk triangular atau segitiga yang berukuran sama sisi. 𝑎=0,04193 𝑚=41,93 𝑚𝑚. Pencatuan yang digunakan pada antena yang dirancang pada tugas akhir ini adalah menggunakan teknik pencatuan microstrip feed line. Untuk mendapatkan besar lebar saluran pencatu (𝑊). 𝑊 = 3,11 𝑚𝑚. Pada tahap antena utama yang telah dirancang kemudian diberi beban parasitic dengan maksud untuk memperlebar bandwidth. Beban parasiticnya berada pada satu layer dengan antena utama dengan rancangan menyerupai patch segitiganya namun dengan dua beban dan posisi di putar 180 derajat. Gambar 1.7 Rancangan antenna utama dengan beban parasitic Nilai bandwidth hasil simulasi antena dengan parasitic didapatkan sebesar 265 MHz. Dengan demikian bandwidth mengalami kenaikan yang signifikan sebesar 21,1% dari 219 MHz yang merupakan hasil simulasi antena utama tanpa parasitic. Antena mikrostrip dengan parasitic memiliki hasil pengukuran nilai VSWR yang optimum sebesar 1,356 dan nilai return loss sebesar - 16,412 dB. Nilai bandwidth hasil pengukuran didapatkan sebesar 245 MHz (2185 MHz – 2430 MHz) dengan demikian memenuhi kebutuhan standar bandwidth 4G LTE sebesar 25 MHz – 100 MHz. Pola radiasi yang didapatkan dari hasil pengukuran yaitu pola radiasi omnidirectional. Gain yang didapatkan dari hasil pengukuran sebesar 5,43 dBi.
Gambar 1.8 antenna hasil fabrikasi
F. Penerapan Antena Microstrip Mimo 8×8 Array 2 Patch Rectangular H-Slot
Untuk Radio Akses 5g Frekuensi 15 Ghz Besar trafik yang dihasilkan pada sistem komunikasi seluler meningkat signifikan dengan bertambahnya konten-konten telepon genggam pintar. Hal ini membutuhkan peningkatan performa akses jaringan untuk komunikasi seluler dengan cara mengembangkan teknologi yang ada. Setelah penerapan 4G yang dapat diaplikasikan pada masyarakat luas, kini penelitian yang berkembang pada jaringan komunikasi akses radio 5G. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang antena microstrip MIMO 8×8 dengan array 2 patch berbentuk rektangular dengan slot-H untuk aplikasi akses radio 5G pada frekuensi 15 GHz. Perancangan antena ini perlu mengetahui parameter yang ingin tercapai yakni VSWR dibawah 1,5 pada rentang 14,5-15,25 GHz, pola radiasi unidireksional, gain diatas 9 dB. Slot antena terdapat berbagai macam bentuk, salah satunya slot berbentuk H. Penelitian ini melakukan pemilihan H-slot karena bentuknya yang sederhana. Antena yang memiliki slot menyebabkan terjadinya coupling induktif. Semakin besar efek coupling induktif maka berdampak pada Q-factor yang berkurang.
Gambar 1.9 H-Slot pada antenna microstrip
Gambar 1.10 Rancangan antenna MIMO 8x8 Dalam penelitian ini menentukan spesifikasi merupakan bagian dari tujuan perancangan antena, yakni membuat antena microstrip MIMO 8×8 untuk aplikasi akses radio komunikasi 5G. Berikut beberapa target parameter spesifikasi antena: 1) Frekuensi tengah : 14,9 GHz 2) Rentang frekuensi : 14,5 GHz-15,25 GHz 3) Bandwidth efektif : 750 MHz 4) VSWR : ≤ 1.5 5) Return loss : ≤ -14 dB 6) Impedansi : 50 Ω 7) Mutual coupling : ≤ -20 dB 8) Gain : ≥ 9 dB 9) Pola radiasi : Unidireksional