Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ELEKTRONIKA DASAR I
“INVERTING AMPLIFIER”
Disusun Oleh :
Kelas :
Reguler A
Dosen Pengampu :
Wawan Kurniawan, S.Si., M.Sc.
Nehru, S.Si., M.T.
A. Pendahuluan
I. Tujuan
Untuk membuat rangkaian dan menguji operasi penguat pembalik (inverting)
dengan menggunakan Op-Amp 741.
II. Manfaat
Supaya bisa merangkai dan menguji operasi penguat pembalik (inverting)
dengan menggunakan Op-Amp 741.
B. Tinjauan Pustaka
Satu penguat operasional atau operational amplifier dalam bahasa inggris,
sering disebut sebagai Op-Amp OpAmp (Operasional Amplifiers) pada hakekatnya
merupakan sejenis IC. Di dalamnya terdapat suatu rangkaian elektronik yang terdiri
atas beberapa transistor, resistor dan atau dioda. Jikalau kepada IC jenis ini
ditambahkan suatu jenis rangkaian, masukkan dan suatu jenis rangkaian umpan balik,
maka IC ini dapat dipakai untuk mengerjakan berbagai operasi matematika, seperti
menjumlah, mengurangi, membagi, mengali, mengintegrasi, dsb. Oleh karena itu IC
jenis ini dinamakan penguat operasi atau operasional amplifier, disingkat OpAmp.
Namun demikian OpAmp dapat pula dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, misalnya
sebagai penguat audio, pengatur nada, osilator atau pembangkit gelombang, sensor
circuit, dsb. Op Amp banyak disukai karena faktor penguatannya besar (100.000 kali),
yang biasanya dikenal dengan sebuah IC dimana banyak transistor digabungkan dalam
satu kristal semikonduktor. Dengan memakai teknologi IC banyak transistor dan
komponen elektronika lain biasa digabungkan menjadi satu komponen dengan berbagai
sambungan dan sifat tertentu yang canggih. Rangkaian Op-Amp dalam IC modern
merupakan pendekatan yang baik untuk sifat Op-Amp ideal. Suatu amplifier dapat
dikatagorikan operasional jika memenuhi tiga karakteristik utama, yakni:
1. Very high gain (200.000 kali)
2. Very high input impedance
3. Very low output impedance
Op AMP umumnya terdiri atas tiga stage atau amplifier yang dirangkai secara cascade.
Ketiga stage itu masing – masing:
1. Differensitial amplifier
2. Voltage amplifier
3. Output amplifier
Untuk dapat memahami sistem kerja dari Op-Amp, maka perlu diketahui terlebih
dahulu beberapa sifat-sifat Op-Amp ideal, yaitu :
Pada Tabel 1 dapat dilihat perbandingan antara Op-Amp ideal dengan LM-741.
Tabel 1. Perbandingan Op-Amp ideal dengan LM-741
Differential amplifier memiliki respon frekuensi yang sangat lebar dan input
impedance yang sangat tinggi. Voltage amplifier memberikan penguatan yang sangat
tinggi dan output amplifier memberikan output impedance yang sangat rendah sehingga
dapat mengeluarkan arus listrik yang besar terhadap beban.
Jenis – jenis atau Tipe Op-Amp
Ada banyak jenis OpAmp, namun yang umum dijual di pasaran adalah OpAmp
741. OpAmp type 741 dijual dengan dua tampilan, yakni silinder dan DIL (Dial
In Line). Yang berbentuk silinder berkaki 8 pin, sedangkan yang berbentuk DIL
ada yang berkaki 8 pin, namun ada juga yang berkaki 14 pin.
Unity gain
Jika Rf = R1 maka penguatan tegangan = - 1
Diferential Amplifier
Rangkaian Integrator
Op-amp bisa juga digunakan untuk membuat rangkaian-rangkaian
dengan respons frekuensi, misalnya rangkaian penapis (filter). Salah satu
contohnya adalah rangkaian integrator seperti yang ditunjukkan pada gambar
3.4. Rangkaian dasar sebuah integrator adalah rangkaian op-amp inverting,
hanya saja rangkaian umpanbaliknya (feedback) bukan resistor melainkan
menggunakan capasitor C.
Gambar 3.2.13 Integrator
Mari kita coba menganalisa rangkaian ini. Prinsipnya sama dengan
menganalisa rangkaian opamp inverting. Dengan menggunakan 2 aturan opamp
(golden rule) maka pada titik inverting akan didapat hubungan matematis : iin
= (Vin – V-)/R = Vin/R , dimana V- = 0 (aturan1) iout = -C d(Vout – V-)/dt = -
C dvout/dt;V- = 0 iin = iout ; (aturan 2) Maka jika disubtisusi, akan diperoleh
persamaan : iin = iout = Vin/R = -C dVout/dt.Dari sinilah nama rangkaian ini
diambil, karena secara matematis tegangan keluaran rangkaian ini merupakan
fungsi integral dari tegangan input. Sesuai dengan nama penemunya, rangkaian
yang demikian dinamakan juga rangkaian Miller Integral. Aplikasi yang paling
populer menggunakan rangkaian integrator adalah rangkaian pembangkit sinyal
segitiga dari inputnya yang berupa sinyal kotak.
Rangkaian penguatan konstan yang banyak digunakan adalah inverting
amplifier, seperti gambar berikut :
5. Diatur rentang pada bagian DC (+) sebesar 12 volt dan pada DC (-) sebesar
0,8 volt dengan amplitude sebesar 1.
6. Disimulasikan dan diatur bagian horizontal sebesar 200 agar terlihat
gelombangnya.
7. Dinonaktifkan garis merah dan hijau supaya sinyal gelombang garis A dan
B terlihat.
Selanjutnya untuk melihat bentuk sinyal yang dihasilkan atau bentuk penguatan
yang dihasilkan oleh 0P-AMP tersebut digunakan oscilloscope. Untuk channel A
diletakkan di sinyal masukan, untuk channel B diletakkan di bagian output di pin nomor 6.
Pada bagian DC (+) diatur rentang voltasenya sebesar 12 volt dan yang sine (-) diberi
tegangan -12 volt. Pada generator sinur diberi nama input dengan besar voltase 0,8 volts
dengan amplitude 1 kemudian dirunning atau disimulasikan. Agar gelombang terlihat
maka disetting pada bagian horizontal dengan posisi 200 dan channel C dan D
dinonaktifkan. Channel A (input) memiliki gelombang sinus seperti pada garis warna
kuning dan channel B (output) ditunjukkan dengan garis sinus berwarna biru. Pada channel
A di atur pada posisi 11 dan terjadilah penguatan dimana sinyal inputan atau channel A
memiliki gelombang yang sangat datar dan gelombang tersebut berlawanan atau bisa
disebut tidak fasa. Jadi ketika channel B mempunyai bukit, channel A memiliki gelombang
lembah, maka di channel B terjadi penguatan.
Boylestad, R., & Nashelsky, L. (1989). Electronic Devices and Circuit Theory, Fourth
Edition. Delhi : Prentice Hall of India.
Malvino, A.P. (2003). Prinsip-Prinsip Elektronika, Buku 1, Jakarta : Salemba Teknika.
Bakrie, Haris, Abdul & Saleh, Muh.. 2015. Penuntun Praktikum Elektronika Dasar 2.
Makassar Laboratorium Fisika FMIPA UNM.
Floyd, Thomas L.2012. Electronic Devices Ninth Edition. New Jersey: Pearson
Education.
Wahyudi. 2014. Elektronika Dasar 2. Mataram: FKIP Press Universitas Mataram.