Disusun oleh:
Pembelajaran koopeatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham
konstruktivisme. Pembelajaran koopeatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai
anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam penyelesaian tugas kelompoknya,
setiap siswa harus saling bekerja sama, saling membantuuntuk memahami materi pelajaran. Dalam
belajar dikatakan belum selesai jika salah satu anggota belum menguasai bahan pelajaran (Isjoni,
2011:14). Cooperative learning merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota
kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap
siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi
pelajaran. Dalam Cooperative learning, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam
kelompok blum menguasai bahan pelajaran.
Slavin (2008) dalam Khaeriyah (2015) mengemukakan dua alasan mengapa model cooperative learning
baik di gunakan untuk para pendidik yaitu, pertama, beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa
penggunaan cooperative learning dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan
sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua, cooperative
learning dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berfikir, memecahkan masalah dan
mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan.
Penggunaan model cooperative learning bukan sekedar pembelajaran dalam kelompok namun disini
terlihat adanya suatu interaksi sosial antar siswa sehingga akan timbul jiwa solidaritas antar sesama dan
menerima segala kekurangan yang ada serta saling membantu mewujudkan keberhasilan pembelajaran.
Cooperative learning tidak hanya dapat meningkatkan hasil belajar siswa namun menumbuhkan
pemikiranpemikiran siswa dalam pembelajaran. Pengelompokkan dalam belajar dengan cooperative yang
bersifat heterogen ini dimaksudkan agar setiap anggota kelompok dapat saling memberikan pengalaman
dan memberikan konstribusi dalam kelompok sehingga tidak ada anggota yang dominan dalam kelompok.
Model ini tidak hanya unggul dalam membantu siswa memahami konsep yang sulit, tetapi juga sangat
berguna untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, bekerja sama, dan membantu teman. Dalam
pembelajaran cooperatve siswa terlibat aktif pada proses pembelajaran sehingga memberikan dampak
positif terhadap kualitas interaksi dan komunikasi yang berkualitas, dapat memotivasi siswa untuk
meningkatkan prestasi belajarnya.
Sanjaya (2008) dalam Khaeriyah (2015) mengemukakan bahwa, cooperative learning berbeda dengan
strategi pembelajaran lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang lebih
menekankan kepada proses kerja sama dalam kelompok.
Sanyaja (2008) dalam Khaeriyah (2015) menyatakan bahwa, Karakteristik model cooperative learning
yaitu sebagai berikut:
Semua anggota tim (anggota kelompok) harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Kriteria keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh keberhasilan tim.
Setiap masing-masing dari anggota kelompok bukan saja harus diatur tugas dan tanggung jawabnya, akan
tetapi juga ditanamnkan perlunya saling membantu satu sama lain. Misalnya, yang pintar membantu yang
kurang pintar dalam proses pembelajaran.
Kemauan untuk bekerja sama itu kemudian di praktikan melalui aktivitas dan kegiatan-kegiatan yang
tergambarkan dalam keterampilan bekerja sama. Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk mau dan
sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain.
Abdul Majid (2013) dalam bukunya menyatakan bahwa terdapat tiga tujuan pokok belajar kooperatif
adalah: Pertama, mengatakan kinerja siswa dalam tugastugas akademik. Model cooperative ini memiliki
keunggulan dalam membantu siswa untk memahami konsep-konsep yang sulit. Kedua, agar siswa dapat
menerima temantemanya yang mempunyai berbagai perbedaan latar belakang. Ketiga, mengembangkan
keterampilan sosial siswa, berbagai tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing
teman untuk bertanya, mau menjelaskan idea tau pendapat, dan bekeja dalam kelompok.
Linda Lundgren (1994) dalam Abdul Majid (2013) mengemukakan bahwa, terdapat manfaat cooperative
learning bagi siswa dengan prestasi belajar yang rendah, diantaranya yaitu: meningkatkan pencurahan
waktu pada tugas-tugas siswa, rasa harga diri menjadi lebih tinggi, memperbaiki sikap terhadap IPA dan
sekolah, memperbaiki kehadiran siswa, angka putus sekolah menjadi rendah, penerimaan terhadap
perbedaan individu menjadi lebih besar, perilaku mengganggu antar siswa menjadi lebih kecil, konflik
antar pribadi berkurang, sikap apatis bekurang, pemahaman yang lebih mendalam, meningkatkan
motivasi lebih besar, hasil belajar lebih tinggi, retensi lebih lama, dan meningkatkan kebaikan budi,
kepekaan, dan toleransi.
Sanjaya (2008) mengemukakan bahwa, keunggulan pembelajaran cooperative sebagai suatu model
pembelajaran di antaranya:
1. Melalui pembelajaran cooperative, siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan
tetapi akan menambah kemampuan berfikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai
sumber dan belajar dari siswa lain.
3. Pembelajaran cooperative dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan
menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.
5. Pembelajaran cooperative merupakan suatu model yang cukup ampuh untuk meningkatkan
prestasi akademik sekligus kemampuan sosial.
1. Untuk siswa yang di anggap memiliki kelebihan akan merasa terhambat oleh siswa yang
dianggap kurang memiliki kemampuan. Akibatnya, keadaan semacam ini dapat menganggu
iklim kerja sama dalam kelompok.
2. Ciri utama dari pembelajaran cooperative adalah bahwa siswa saling membelajarkan. Oleh
karena itu, jika tanpa pembelajaran yang efektif, maka dibandingkan dengan pengajaran
guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami
tidak pernah dicapai oleh siswa.
3. Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran cooperative didasarkan kepada hasil kerja
kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari bahwa sebenarnya hasil atau prsetasi
yang diharapkan adalah prsetasi setiap individu siswa.
Dawaty, S. (2020, November 18). MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING. Retrieved from
raharja.ac.id: https://raharja.ac.id/2020/11/18/model-pembelajaran-cooperative-learning/
Didik Suhardi, P. (n.d.). Cooperative Learning Model: Solusi Peningkatan Kualitas Hasil Belajar dan
Pembentukan Karakter Siswa. Retrieved from jendela.kemdikbud.go.id:
https://jendela.kemdikbud.go.id/v2/berita/detail/cooperative-learning-model-solusi-
peningkatan-kualitas-hasil-belajar-dan-pembentukan-karakter-siswa
Huda, F. A. (2017, Juli 22). Pengertian dan Contoh Pembelajaran Cooperative Learning. Retrieved from
Fatkhan.web.id: https://fatkhan.web.id/pengertian-dan-contoh-pembelajaran-cooperative-
learning/