Anda di halaman 1dari 6

Cooperatif Learning

Sebagai bentuk penugasan mata kuliah Strategi Pembelajaran Matematika

Dosen Pengampu: Esti Ambar Nugraheni, M.Pd.

Disusun oleh:

Reno Khoerudin Mufid (NIM: 2001105034)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA


Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-
sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok. Model pembelajaran
cooperative learning merupakan strategi pembelajaran yang menitikberatkan pada pengelompokan siswa
dengan tingkat kemampuan akademik berbeda kedalam kelompok-kelompok kecil (Saptono, 2003). Siswa
diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik dalam kelompoknya,
seperti menjelaskan kepada teman sekelompoknya, menghargai pendapat teman, dan berdiskusi dengan
teratur.

Pembelajaran koopeatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham
konstruktivisme. Pembelajaran koopeatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai
anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam penyelesaian tugas kelompoknya,
setiap siswa harus saling bekerja sama, saling membantuuntuk memahami materi pelajaran. Dalam
belajar dikatakan belum selesai jika salah satu anggota belum menguasai bahan pelajaran (Isjoni,
2011:14). Cooperative learning merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota
kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap
siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi
pelajaran. Dalam Cooperative learning, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam
kelompok blum menguasai bahan pelajaran.

Slavin (2008) dalam Khaeriyah (2015) mengemukakan dua alasan mengapa model cooperative learning
baik di gunakan untuk para pendidik yaitu, pertama, beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa
penggunaan cooperative learning dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan
sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua, cooperative
learning dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berfikir, memecahkan masalah dan
mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan.

Penggunaan model cooperative learning bukan sekedar pembelajaran dalam kelompok namun disini
terlihat adanya suatu interaksi sosial antar siswa sehingga akan timbul jiwa solidaritas antar sesama dan
menerima segala kekurangan yang ada serta saling membantu mewujudkan keberhasilan pembelajaran.
Cooperative learning tidak hanya dapat meningkatkan hasil belajar siswa namun menumbuhkan
pemikiranpemikiran siswa dalam pembelajaran. Pengelompokkan dalam belajar dengan cooperative yang
bersifat heterogen ini dimaksudkan agar setiap anggota kelompok dapat saling memberikan pengalaman
dan memberikan konstribusi dalam kelompok sehingga tidak ada anggota yang dominan dalam kelompok.
Model ini tidak hanya unggul dalam membantu siswa memahami konsep yang sulit, tetapi juga sangat
berguna untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, bekerja sama, dan membantu teman. Dalam
pembelajaran cooperatve siswa terlibat aktif pada proses pembelajaran sehingga memberikan dampak
positif terhadap kualitas interaksi dan komunikasi yang berkualitas, dapat memotivasi siswa untuk
meningkatkan prestasi belajarnya.

Sanjaya (2008) dalam Khaeriyah (2015) mengemukakan bahwa, cooperative learning berbeda dengan
strategi pembelajaran lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang lebih
menekankan kepada proses kerja sama dalam kelompok.

Sanyaja (2008) dalam Khaeriyah (2015) menyatakan bahwa, Karakteristik model cooperative learning
yaitu sebagai berikut:

a) Pembelajaran secara tim

Semua anggota tim (anggota kelompok) harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Kriteria keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh keberhasilan tim.

b) Didasarkan pada managemen cooperative

Berdasarkan manajemen cooperative yaitu yang pertama, fungsi perencanaan menunjukkan


pembelajaran cooperative memerlukan perencanaan yang matang agar proses pembelajaran berjalan
efektif. Fungsi organisasi menunjukkan bahwa cooperative learning adalah pekerjaan bersama antar
anggota kelompok, maka perlu diatur tugas dan tanggung jawab setiap anggota kelompok. Fungsi kontrol
menunjukkan bahwa dalam cooperative learning perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui tes
maupun non tes.

c) Kemauan untuk bekerja sama

Setiap masing-masing dari anggota kelompok bukan saja harus diatur tugas dan tanggung jawabnya, akan
tetapi juga ditanamnkan perlunya saling membantu satu sama lain. Misalnya, yang pintar membantu yang
kurang pintar dalam proses pembelajaran.

d) Keterampilan bekerja sama

Kemauan untuk bekerja sama itu kemudian di praktikan melalui aktivitas dan kegiatan-kegiatan yang
tergambarkan dalam keterampilan bekerja sama. Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk mau dan
sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain.
Abdul Majid (2013) dalam bukunya menyatakan bahwa terdapat tiga tujuan pokok belajar kooperatif
adalah: Pertama, mengatakan kinerja siswa dalam tugastugas akademik. Model cooperative ini memiliki
keunggulan dalam membantu siswa untk memahami konsep-konsep yang sulit. Kedua, agar siswa dapat
menerima temantemanya yang mempunyai berbagai perbedaan latar belakang. Ketiga, mengembangkan
keterampilan sosial siswa, berbagai tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing
teman untuk bertanya, mau menjelaskan idea tau pendapat, dan bekeja dalam kelompok.

Linda Lundgren (1994) dalam Abdul Majid (2013) mengemukakan bahwa, terdapat manfaat cooperative
learning bagi siswa dengan prestasi belajar yang rendah, diantaranya yaitu: meningkatkan pencurahan
waktu pada tugas-tugas siswa, rasa harga diri menjadi lebih tinggi, memperbaiki sikap terhadap IPA dan
sekolah, memperbaiki kehadiran siswa, angka putus sekolah menjadi rendah, penerimaan terhadap
perbedaan individu menjadi lebih besar, perilaku mengganggu antar siswa menjadi lebih kecil, konflik
antar pribadi berkurang, sikap apatis bekurang, pemahaman yang lebih mendalam, meningkatkan
motivasi lebih besar, hasil belajar lebih tinggi, retensi lebih lama, dan meningkatkan kebaikan budi,
kepekaan, dan toleransi.

Sanjaya (2008) mengemukakan bahwa, keunggulan pembelajaran cooperative sebagai suatu model
pembelajaran di antaranya:

1. Melalui pembelajaran cooperative, siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan
tetapi akan menambah kemampuan berfikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai
sumber dan belajar dari siswa lain.

2. Pembelajaran cooperative mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan


dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.

3. Pembelajaran cooperative dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan
menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.

4. Pembelajaran cooperative dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih


bertanggung jawab dalam belajar.

5. Pembelajaran cooperative merupakan suatu model yang cukup ampuh untuk meningkatkan
prestasi akademik sekligus kemampuan sosial.

6. Melalui pembelajaran cooperative dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji


ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat berpraktik memecahkan
masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung
jawab kelompoknya.

7. Pembelajaran cooperative dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi


dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata (riil).

8. Interaksi selama cooperative berlangsung dapat meningkatkan motivsi dan memberikan


rangsangan untuk berfikir.

Sanjaya mengemukakan bahwa, keunggulan pembelajaran cooperative sebagai suatu strategi


pembelajaran di antaranya:

1. Untuk siswa yang di anggap memiliki kelebihan akan merasa terhambat oleh siswa yang
dianggap kurang memiliki kemampuan. Akibatnya, keadaan semacam ini dapat menganggu
iklim kerja sama dalam kelompok.

2. Ciri utama dari pembelajaran cooperative adalah bahwa siswa saling membelajarkan. Oleh
karena itu, jika tanpa pembelajaran yang efektif, maka dibandingkan dengan pengajaran
guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami
tidak pernah dicapai oleh siswa.

3. Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran cooperative didasarkan kepada hasil kerja
kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari bahwa sebenarnya hasil atau prsetasi
yang diharapkan adalah prsetasi setiap individu siswa.

4. Keberhasilan pembelajaran cooperative dalam upaya mengembangkan kesadaran kelompok


memerlukan periode waktu yang cukup panjang. Hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya
dengan satu kali penerapan strategi.
Daftar Pustaka

Dawaty, S. (2020, November 18). MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING. Retrieved from
raharja.ac.id: https://raharja.ac.id/2020/11/18/model-pembelajaran-cooperative-learning/

Didik Suhardi, P. (n.d.). Cooperative Learning Model: Solusi Peningkatan Kualitas Hasil Belajar dan
Pembentukan Karakter Siswa. Retrieved from jendela.kemdikbud.go.id:
https://jendela.kemdikbud.go.id/v2/berita/detail/cooperative-learning-model-solusi-
peningkatan-kualitas-hasil-belajar-dan-pembentukan-karakter-siswa

Hazhira Qudsyi, L. I.-S. (2011). PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COOPERATIVE


LEARNING) DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMA. Jurnal Psikologi
Proyeksi.

Huda, F. A. (2017, Juli 22). Pengertian dan Contoh Pembelajaran Cooperative Learning. Retrieved from
Fatkhan.web.id: https://fatkhan.web.id/pengertian-dan-contoh-pembelajaran-cooperative-
learning/

Majid, A. (2013). Pengertian Cooperative Learning. Retrieved from Silabus.Web.id:


https://www.silabus.web.id/pengertian-cooperative-learning/

Anda mungkin juga menyukai