1
DAFTAR ISI
SAMPUL…………………………………………………………………………..……………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN……....………………………….……………………………………3
4.1 Kesimpulan………………………………………………………………….…..…...8
ii
iii
BAB I
LATAR BELAKANG
Perkembangan zaman yang sangat pesat menghasilkan teknologi yang semakin tinggi
pula dan para ahli fisika, biologi, kimia dan lainnya berlomba-lomba untuk
menciptakan teknologi yang semakin tinggi, tepat guna dan bebas polusi. Dengan
ditemukannya teknologi nano tanpa disadari kita sudah berada didepan revolusi iptek
yang akan membawa dampak yang sangat berpengaruh dalam segala aspek kehidupan
manusia. Dewasa ini, banyak penyakit yang disebabkan oleh kadar gula dalam darah
yang abnormal, gula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa di
dalam darah. Konsentrasi gula darah atau tingkat glukosa, diatur dengan ketat di
dalam tubuh. Jika kadar gula darah ini kelainan maka akan timbulah penyakit seperti
menghasilkan insulin (hormon pengatur gula darah), insulin yang dihasilkan tidak
mencukupi dan insulin tidak bekerja dengan baik. Oleh karena itu akan menyebabkan
gula darah meningkat saat diperiksa. Hal ini mendorong para peneliti bidang medis
untuk mencari alat yang tepat untuk mendeteksi kadar gula darah, salah satunya yaitu
dengan menggunakan biosensor. Biosensor adalah suatu sensor yang dapat digunakan
untuk menelaah fungsi suatu material biologis atau jasad hidup, dan dapat juga
dibuat adalah glucose sensor. Gula darah yang berbentuk glukosa pada awalnya
diukur secara kimiawi oleh para peneliti dari perusahaan Ames di Indiana, Amerika
Serikat, Ernie Adams dan Anton Clemens adalah dua tokoh dalam pengembangan
paper strip (potongan kertas) yang dapat berubah warna karena reaksi kimia dengan
glukosa. Akan tetapi produk ini kurang popular karena banyak mengandung
1
kelemahan seperti akurasi rendah, kecepatan pengukuran lambat. Biosensor glukosa
saat ini mempunyai peranan penting dalam aplikasinya sebagai pengukur konsentrasi
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Biosensor
Biosensor adalah alat untuk mendeteksi suatu analit yang menggabungkan komponen
biologis dengan komponen detektor fisikokimia. Ini terdiri dari 3 bagian: 1. Unsur
sel, enzim, antibodi, asam nukleat, dan lain-lain. 2. Transduser atau elemendetektor,
bekerja dengan cara yang fisikokimia seperti optik 3. Elektronik yang terkait dengan
Biosensor adalah suatu sensor yang dapat digunakan untuk menelaah fungsi suatu
material biologis atau jasad hidup, dan dapat juga digunakan untuk mengetahui
berfungsinya jasad tersebut. Biosensor pertama kali dibuat adalah glucose sensor.
Gula darah yang berbentuk glukosa pada awalnya diukur secara kimiawi oleh para
peneliti dari perusahaan Ames di Indiana, Amerika Serikat, Ernie Adams dan Anton
Clemens adalah dua tokoh dalam pengembangan paper strip (potongan kertas) yang
dapat berubah warna karena reaksi kimia dengan glukosa. Akan tetapi produk ini
kecepatan pengukuran lambat. Biosensor glukosa saat ini mempunyai peranan penting
dalam aplikasinya sebagai pengukur konsentrasi glukosa di bidang klinis maupun non
klinis. Proses kerjanya yaitu senyawa aktif biologi akan berinteraksi dengan molekul
yang akan dideteksi yang disebut molekul sasaran. Hasil interaksi yang berupa
besaran fisik seperti panas, arus listrik, potensial listrik atau lainnya akan dimonitor
diperoleh hasil yang dapat dimengerti. Biosensor yang pertama kali dibuat adalah
3
sensor yang menggunakan transduser elektrokimia yaitu elektroda enzim untuk
menentukan kadar glukosa dengan metode amperometri. Sejauh ini, biosensor dalam
berbasis oksigen, generasi kedua, biosensor menjadi lebih spesifik yang melibatkan
mediator diantara reaksi dan transduser, dan terakhir generasi ketiga, dimana
Kebutuhan akan Biosensor sebagai perangkat analis yang mampu merespons secara
menjadi sinyal listrik melalui sistem rekognisi yang merupakan kombinasi antara
alternatif yang kuat dan murah untuk analitis konvensional, untuk pengujian spesies
kimia dalam matriks yang kompleks, biosensor dapat membedakan analit target dari
sejumlah zat yang tidak dapat bereakasi dan berpotensi menginterferensi proses
glukosa untuk pengukuran konsentrasi glukosa secara garis besar dapat dibagi
menjadi dua, pertama pengukuran konsentrasi glukosa untuk tujuan yang bersifat
klinis, kedua aplikasi yang bersifat non klinis (R. Lowe Christopher at al, 1990).
Biosensor glukosa digunakan untuk meneliti apakah ada kandungan glukosa yang di
luar batas dan pendeteksian ada tidaknya diabetes melitus. Biosensor ini
menggunakan silicon dan platinum. Reaksi glukosa akan menghasilkan protein yang
mempunyai sifat dielektrik yang akan menghasilkan electrical output yang diukur
melalui bonding pads dari sensor.Biosensor terdiri dari 2 lapisan platinum yaitu 1
lapisan poros untuk tempat bereaksi dan lapisan kedua terdiri dari 2 bonding pads.
Sensor terdiri dari 2 lapisan, lapisan pertama merupakan ultra-thin, dan lapisan kedua
4
2.2 Aplikasi dari Biosensor
keperluan manusia dan kemajuan iptek. Tetapi secara umum tetap didominasi untuk
aplikasi dibidang medis dan lingkungan hidup. Beberapa bidang aplikasi lainnya
1. Kontrol polusi
2.2.3 Kimia
2.2.4 Pertanian
5
2. Mendeteksi keberadaan pestisida.
2.2.5 Militer
Mendeteksi zat-zat kimia dan biologi yang digunakan sebagai senjata perang (senjata
kimia atau biologi) seperti virus, bakteri patogen, dan gas urat syaraf.
Pada dasarnya biosensor terdiri dari tiga unsur yaitu unsure biologi (reseptor biologi),
transduser, dan sistem elektronik pemroses sinyal. Unsur biologi yang umumnya
digunakan dalam mendesain suatu biosensor dapat berupa enzim, organel, jaringan,
antibodi, bakteri, jasad renik, dan DNA. Unsur biologi ini biasanya berada dalam
1. Adsorpsi fisik,
Contoh umum dari biosensor komersial adalah biosensor glukosa darah, yang
menggunakan enzim glukosa oksidase untuk memecah glukosa darah turun. Dalam
melakukan hal itu pertama mengoksidasi glukosa dan menggunakan dua elektron
langkah. Arus yang dihasilkan adalah ukuran konsentrasi glukosa. Molekul glukosa
yang dioksidasi oleh enzim glucose oxidase GOD menghasilkan elektron yang
ditangkap oleh elektroda sehingga kadar glukosa berbanding lurus dengan sinyal
6
1. Data yang dihasilkan adalah ukuran kadar glukosa.
biologis aktif.
Bagian yang paling penting adalah strip berbentuk persegi panjang yang berfungsi
dengan konverter analog- digital / analog digital converter (ADC) dari mikrokontroler
mengukur kadar gula dalam darah adalah dengan mengubah konsentrasi glukosa
menjadi sebuah sinyal voltase. Hal ini mungkin terjadi dengan adanya sensor khusus
Sensor ini menggunakan elektroda platinum dan perak untuk membentuk bagian dari
diproduksi sebagai hasil dari oksidasi glukosa pada membran oksida glukosa. Arus
sebagai pengukur gula darah berdasarkan pada elektroda oksida glukosa. Oksida
7
glukosa diamobilisasi dalam elektroda karbon aktif yang telah dilapisi platina. Enzim
deteksi elektrokimia dari hidrogen peroksida yang dihasilkan. Sensor ini terdiri dari
permeabel oleh glukosa, oksigen, dan hidrogen peroksida. Bahan biologis bergerak
pada dukungan imobilisasi, membran permeabel, di sekitar dari sensor. Zat yang akan
diukur melewati membran dan berinteraksi dengan materi bergerak dan menghasilkan
produk menjadi sinyal listrik yang diperkuat. Peralatan pemrosesan sinyal mengubah
sinyal dan diperkuat menjadi layar paling umum yang dapat dibaca dan dicatat.
Ketika larutan glukosa dibawa ke dalam kontak lewat membrane ke dalam lapisan
enzim dari reaksi oksidasi-reduksi, diubah menjadi asam glukonat dan hidrogen
peroksida dalam oksidase air, oksigen dan glukosa. Akibatnya, konsentrasi oksigen
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Biosensor adalah alat untuk mendeteksi suatu analit yang menggabungkan komponen
biologis dengan komponen detektor fisikokimia, yang terdiri dari unsur biologis
3.1.2 Aplikasi Biosensor terdapat dalam berbagai bidang, diantaranya bidang medis dan
3.1.3 Cara kerja Biosensor adalah mengoksidasi glukosa dan menggunakan dua elektron
3.2 Saran
penelitian di bidang ini berhenti pada tahap publikasi ilmiah di jurnal-jurnal atau seminar-
seminar. Sehingga sudah seharusnya para peneliti dan pemerintah Indonesia memanfaatkan
momentum tersebut untuk dapat merintis dan mengembangkan sistem sensor dengan
9
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Widihastono. 2005. Biosensor. Warta Kimia Analitik. Situs Web P2K LIPI.
Bambang Kuswandi, E.W Atmoko dan A. A Gani. 2006. Optical Biosensor For Urea Based
on Immobilised Urease on Sol-Gel Glasses. Acta Pharmaceutica Indonesia Vol. 31 No.
2 Hal. 79-85.
Lee Yook Heng, Loh Han Cherndan Musa Ahmad. 2003. Biosensor Potentiometrik untuk
Penentuan Urea dan Ketoksikan Logam Berat.Sains Malaysiana 23 Juli 2003.
10
Zunita, Megawati. 2009. Sensor Cepat dan Sensitif DNA Elektrokimia.Bandung.
11