Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH TEKNOLOGI ENZIM PENGGUNAAN BIOSENSOR

UNTUK MENDETEKSI GULA DARAH

VIARA NADIRA PONGTULURAN


432 21 215

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG


TEKNIK KIMIA
2022

1
DAFTAR ISI

SAMPUL…………………………………………………………………………..……………i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………1

BAB II PEMBAHASAN……....………………………….……………………………………3

2.1 Pemanfaatan Enzim dibidang Industri……..……………………………………...…3

2.2 Penggunaan Enzim dibidang Pertanian……………………………………………...6

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………….………8

4.1 Kesimpulan………………………………………………………………….…..…...8

DAFTAR PUSTAKA. ………………………………………………………………….…..…..8

ii
iii
BAB I
LATAR BELAKANG

Perkembangan zaman yang sangat pesat menghasilkan teknologi yang semakin tinggi

pula dan para ahli fisika, biologi, kimia dan lainnya berlomba-lomba untuk

menciptakan teknologi yang semakin tinggi, tepat guna dan bebas polusi. Dengan

ditemukannya teknologi nano tanpa disadari kita sudah berada didepan revolusi iptek

yang akan membawa dampak yang sangat berpengaruh dalam segala aspek kehidupan

manusia. Dewasa ini, banyak penyakit yang disebabkan oleh kadar gula dalam darah

yang abnormal, gula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa di

dalam darah. Konsentrasi gula darah atau tingkat glukosa, diatur dengan ketat di

dalam tubuh. Jika kadar gula darah ini kelainan maka akan timbulah penyakit seperti

diabetes, diabetes merupakan penyakit mematikan dimana tubuh tidak dapat

menghasilkan insulin (hormon pengatur gula darah), insulin yang dihasilkan tidak

mencukupi dan insulin tidak bekerja dengan baik. Oleh karena itu akan menyebabkan

gula darah meningkat saat diperiksa. Hal ini mendorong para peneliti bidang medis

untuk mencari alat yang tepat untuk mendeteksi kadar gula darah, salah satunya yaitu

dengan menggunakan biosensor. Biosensor adalah suatu sensor yang dapat digunakan

untuk menelaah fungsi suatu material biologis atau jasad hidup, dan dapat juga

digunakan untuk mengetahui berfungsinya jasad tersebut. Biosensor pertama kali

dibuat adalah glucose sensor. Gula darah yang berbentuk glukosa pada awalnya

diukur secara kimiawi oleh para peneliti dari perusahaan Ames di Indiana, Amerika

Serikat, Ernie Adams dan Anton Clemens adalah dua tokoh dalam pengembangan

paper strip (potongan kertas) yang dapat berubah warna karena reaksi kimia dengan

glukosa. Akan tetapi produk ini kurang popular karena banyak mengandung

1
kelemahan seperti akurasi rendah, kecepatan pengukuran lambat. Biosensor glukosa

saat ini mempunyai peranan penting dalam aplikasinya sebagai pengukur konsentrasi

glukosa di bidang klinis maupun non klinis.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Biosensor

Biosensor adalah alat untuk mendeteksi suatu analit yang menggabungkan komponen

biologis dengan komponen detektor fisikokimia. Ini terdiri dari 3 bagian: 1. Unsur

biologis sensitif bahan biologis misalnya jaringan, mikroorganisme, organel, reseptor

sel, enzim, antibodi, asam nukleat, dan lain-lain. 2. Transduser atau elemendetektor,

bekerja dengan cara yang fisikokimia seperti optik 3. Elektronik yang terkait dengan

prosesor sinyal yang terutama bertanggung jawab untuk menampilkan hasil.

Biosensor adalah suatu sensor yang dapat digunakan untuk menelaah fungsi suatu

material biologis atau jasad hidup, dan dapat juga digunakan untuk mengetahui

berfungsinya jasad tersebut. Biosensor pertama kali dibuat adalah glucose sensor.

Gula darah yang berbentuk glukosa pada awalnya diukur secara kimiawi oleh para

peneliti dari perusahaan Ames di Indiana, Amerika Serikat, Ernie Adams dan Anton

Clemens adalah dua tokoh dalam pengembangan paper strip (potongan kertas) yang

dapat berubah warna karena reaksi kimia dengan glukosa. Akan tetapi produk ini

kurang popular karena banyak mengandung kelemahan seperti akurasi rendah,

kecepatan pengukuran lambat. Biosensor glukosa saat ini mempunyai peranan penting

dalam aplikasinya sebagai pengukur konsentrasi glukosa di bidang klinis maupun non

klinis. Proses kerjanya yaitu senyawa aktif biologi akan berinteraksi dengan molekul

yang akan dideteksi yang disebut molekul sasaran. Hasil interaksi yang berupa

besaran fisik seperti panas, arus listrik, potensial listrik atau lainnya akan dimonitor

oleh transduser. Besaran tersebut kemudian diproses sebagai sinyal sehingga

diperoleh hasil yang dapat dimengerti. Biosensor yang pertama kali dibuat adalah

3
sensor yang menggunakan transduser elektrokimia yaitu elektroda enzim untuk

menentukan kadar glukosa dengan metode amperometri. Sejauh ini, biosensor dalam

perkembangannya mempunyai tiga generasi yaitu generasi pertama, dimana biosensor

berbasis oksigen, generasi kedua, biosensor menjadi lebih spesifik yang melibatkan

mediator diantara reaksi dan transduser, dan terakhir generasi ketiga, dimana

biosensor berbasis nzyme coupling.

Kebutuhan akan Biosensor sebagai perangkat analis yang mampu merespons secara

selektif terhadap sampel analit yang bersesuaian dan mengubah konsentrasinya

menjadi sinyal listrik melalui sistem rekognisi yang merupakan kombinasi antara

unsur biologis dan tranduser physico-chemical. Biosensor dapat memberikan

alternatif yang kuat dan murah untuk analitis konvensional, untuk pengujian spesies

kimia dalam matriks yang kompleks, biosensor dapat membedakan analit target dari

sejumlah zat yang tidak dapat bereakasi dan berpotensi menginterferensi proses

kimiawi, kemudian menidentifikasi sampel yang diujikan. Kegunaan biosensor

glukosa untuk pengukuran konsentrasi glukosa secara garis besar dapat dibagi

menjadi dua, pertama pengukuran konsentrasi glukosa untuk tujuan yang bersifat

klinis, kedua aplikasi yang bersifat non klinis (R. Lowe Christopher at al, 1990).

Biosensor glukosa digunakan untuk meneliti apakah ada kandungan glukosa yang di

luar batas dan pendeteksian ada tidaknya diabetes melitus. Biosensor ini

menggunakan silicon dan platinum. Reaksi glukosa akan menghasilkan protein yang

mempunyai sifat dielektrik yang akan menghasilkan electrical output yang diukur

melalui bonding pads dari sensor.Biosensor terdiri dari 2 lapisan platinum yaitu 1

lapisan poros untuk tempat bereaksi dan lapisan kedua terdiri dari 2 bonding pads.

Sensor terdiri dari 2 lapisan, lapisan pertama merupakan ultra-thin, dan lapisan kedua

terdiri dari bonding pads.

4
2.2 Aplikasi dari Biosensor

Aplikasi biosensor pada dasarnya meningkat seiring dengan berkembangnya

keperluan manusia dan kemajuan iptek. Tetapi secara umum tetap didominasi untuk

aplikasi dibidang medis dan lingkungan hidup. Beberapa bidang aplikasi lainnya

dapat dilihat sebagai berikut :

2.2.1 Medis dan Farmasi;

1. Mengontrol penyakit : diabetes, kolesterol, jantung dan lain-lain.

2. Diagnosis untuk : obat, metabolit, enzim, dan vitamin.

3. Penyakit infeksi, alergi.

2.2.2 Lingkungan Hidup

1. Kontrol polusi

2. Monitoring senyawasenyawa toksik di udara, air, dan tanah.

2.2.3 Kimia

1. Mengontrol kualitas makanan (mendeteksi kontaminasi mikroba, menentukan

kesegaran, analisis lemak, protein dan karbohidrat dalam makanan.

2. Mendeteksi kebocoran, menentukan lokasi deposit minyak.

3. Mengecek kualitas udara di ruangan.

4. Penentuan parameter kualitas pada susu

2.2.4 Pertanian

1. Mengontrol kualitas tanah.

5
2. Mendeteksi keberadaan pestisida.

2.2.5 Militer

Mendeteksi zat-zat kimia dan biologi yang digunakan sebagai senjata perang (senjata

kimia atau biologi) seperti virus, bakteri patogen, dan gas urat syaraf.

2.3 Cara kerja Biosensor

Pada dasarnya biosensor terdiri dari tiga unsur yaitu unsure biologi (reseptor biologi),

transduser, dan sistem elektronik pemroses sinyal. Unsur biologi yang umumnya

digunakan dalam mendesain suatu biosensor dapat berupa enzim, organel, jaringan,

antibodi, bakteri, jasad renik, dan DNA. Unsur biologi ini biasanya berada dalam

bentuk terimmobilisasi pada suatu transduser. Immobilisasi sendiri dapat dilakukan

dengan berbagai cara baik dengan

1. Adsorpsi fisik,

2. Menggunakan membran atau perangkap matriks

3. Membuat ikatan kovalen

Contoh umum dari biosensor komersial adalah biosensor glukosa darah, yang

menggunakan enzim glukosa oksidase untuk memecah glukosa darah turun. Dalam

melakukan hal itu pertama mengoksidasi glukosa dan menggunakan dua elektron

untuk mengurangi FAD (komponen enzim) untuk FADH2. Pada gilirannya

teroksidasi oleh elektrode (menerima dua elektron dari elektroda) di sejumlah

langkah. Arus yang dihasilkan adalah ukuran konsentrasi glukosa. Molekul glukosa

yang dioksidasi oleh enzim glucose oxidase GOD menghasilkan elektron yang

ditangkap oleh elektroda sehingga kadar glukosa berbanding lurus dengan sinyal

elektronik yang diterima.

6
1. Data yang dihasilkan adalah ukuran kadar glukosa.

2. Transducer adalah electrode, sedang enzyme sebagai bioreseptor atau komponen

biologis aktif.

Bagian yang paling penting adalah strip berbentuk persegi panjang yang berfungsi

sebagai sensor untuk menempatkan darah dan mendapatkan pengukuran ditentukan

dengan konverter analog- digital / analog digital converter (ADC) dari mikrokontroler

/ microcontroller unit (MCU). Langkah pertama yang harus dilakukan untuk

mengukur kadar gula dalam darah adalah dengan mengubah konsentrasi glukosa

menjadi sebuah sinyal voltase. Hal ini mungkin terjadi dengan adanya sensor khusus

dalam strip /lempengan untuk amperometry.

Sensor ini menggunakan elektroda platinum dan perak untuk membentuk bagian dari

sirkuit listrik di mana hidrogen peroksida terelektrolisis. Hidrogen peroksida

diproduksi sebagai hasil dari oksidasi glukosa pada membran oksida glukosa. Arus

yang melalui rangkaian menyediakan hasil pengukuran konsentrasi peroksida

hidrogen, sehingga konsentrasi glukosa dapat diketahui. Sensor yang digunakan

sebagai pengukur gula darah berdasarkan pada elektroda oksida glukosa. Oksida

7
glukosa diamobilisasi dalam elektroda karbon aktif yang telah dilapisi platina. Enzim

pada elektroda digunakan untuk menentukan amperometry dengan menggunakan

deteksi elektrokimia dari hidrogen peroksida yang dihasilkan. Sensor ini terdiri dari

berbagai elektroda: lapisan membran oksida glukosa, film polyurethane yang

permeabel oleh glukosa, oksigen, dan hidrogen peroksida. Bahan biologis bergerak

pada dukungan imobilisasi, membran permeabel, di sekitar dari sensor. Zat yang akan

diukur melewati membran dan berinteraksi dengan materi bergerak dan menghasilkan

produk. Produk melewati membran lain untuk transduser. Transduser mengubah

produk menjadi sinyal listrik yang diperkuat. Peralatan pemrosesan sinyal mengubah

sinyal dan diperkuat menjadi layar paling umum yang dapat dibaca dan dicatat.

Ketika larutan glukosa dibawa ke dalam kontak lewat membrane ke dalam lapisan

enzim dari reaksi oksidasi-reduksi, diubah menjadi asam glukonat dan hidrogen

peroksida dalam oksidase air, oksigen dan glukosa. Akibatnya, konsentrasi oksigen

sekitar elektroda diturunkan. Hidrogen peroksida membawa perubahan dalam sinyal.

Elektroda mencatat laju reaksi. Tingkat diminition konsentrasi oksigen sebanding

dengan konsentrasi glukosa dari sampel.

8
BAB III
PENUTUP

3.1       Kesimpulan

3.1.1 Biosensor adalah alat untuk mendeteksi suatu analit yang menggabungkan komponen

biologis dengan komponen detektor fisikokimia, yang terdiri dari unsur biologis

sensitif,transduser dan  elektronik yang terkait dengan prosesor sinyal.

3.1.2 Aplikasi Biosensor terdapat dalam berbagai bidang, diantaranya bidang medis dan

farmasi, lingkungan hidup, kimia, pertanian, dan militer.        

3.1.3 Cara kerja Biosensor adalah mengoksidasi glukosa dan menggunakan dua elektron

untuk mengurangi FAD (komponen enzim) untuk FADH2.

3.2       Saran

Di Indonesia penelitian di bidang biosensor telah berkembang pesat. Tetapi kebanyakan

penelitian di bidang ini berhenti pada tahap publikasi ilmiah di jurnal-jurnal atau seminar-

seminar. Sehingga sudah seharusnya para peneliti dan pemerintah Indonesia memanfaatkan

momentum tersebut untuk dapat merintis dan mengembangkan sistem sensor dengan

kreatifitas, langkah dan kebijakan yang lebih baik lagi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Bambang Widihastono. 2005. Biosensor. Warta Kimia Analitik. Situs Web P2K LIPI.

Bambang Kuswandi, E.W Atmoko dan A. A Gani. 2006. Optical Biosensor For Urea Based
on Immobilised Urease on Sol-Gel Glasses. Acta Pharmaceutica Indonesia Vol. 31 No.
2 Hal. 79-85.

Dedy Hermawan Bagus Wicaksono. Mengenal Biosensor (2) : Memanfaatkan dan


Meniru Mahluk Hidup. Tokyo Institute of Technology, Jepang. E-gagas.net

Fraden, J. 1993. AIP Handbook of Modern Sensors: Physics,  Designs and


Applications. American Institute of Physics. New York.

Frieder scheller,Florian Schubert. 1992. BIOSENSOR. Elsevier Science Publishing Company


inc: New York U.S.A

Hartati, Yeni Wahyuni. 2009. Deteksi Hibridisasi Dalam  Biosensor DNA Elektrokimia,

Hartati, Yeni Wahyuni. 2007. Elektrokimia untuk Deteksi Urutan DNA Tanpa

Irawan, M.Anwari.2007.Jurnal Glukosa dan Metabolisme Energi.Volume 01(2007) No.06

Lee Yook Heng, Loh Han Cherndan Musa Ahmad. 2003. Biosensor Potentiometrik untuk
Penentuan Urea dan Ketoksikan Logam Berat.Sains Malaysiana 23 Juli 2003.

Marks,Dawn B.,Allan D.Marks,Collen M.Smith.1996.Biokimia Kedokteran Dasar. EGC:


Jakarta

Meta Ira Yunita, Putri Kusumah Wardani, Andhini Alifiani,Fuji


Fitriani. Biosensor.InInternet

Neil, A.Campbell,Jane B.Recee,Lawrence G.Michell.2006. Biologi Jiid 1 Edisi 5.Erlangga:


Jakarta

Putra, Sinly Evan. 2009. Biosensor dan Aplikasinya,

Wicaksono, Dedy Hermawan Bagus. 2009. Mengenal Biosensor dan Generasi Terbaru


Biosensor. Jakarta.

Yeni Wahyuni Hartati, Siti Rochani, H.H Bahti, M. Agma. Biosensor Elektrokimia untuk


Deteksi Urutan DNA  Tanpa Indikator Hibridisasi.Universitas Padjajaran Bandung. In
Internet

10
Zunita, Megawati. 2009. Sensor  Cepat dan Sensitif DNA Elektrokimia.Bandung.

11

Anda mungkin juga menyukai