Anda di halaman 1dari 4

NOTULENSI KAJIAN RAMADHAN “BERLIAN”

SEMANGAT JIWA MILENIAL DALAM MERAIH KEISTIMEWAAN


RAMADHAN
2020

Hari/Tanggal : Ahad, 3 Mei 2020


Pukul : 16.00 S/D 17.30 WIB
Tempat pelaksanaan : Room Chat Aplikasi WhatssApp (WA)
Pemateri : Ustadz Suhairi Umar (Pendidik di Al Irsyad Al Islamiyah, Purwokerto)
Moderator : Irfan Dwi Juniarto
Notulis : Amelia Putri Heryawati
Peserta : Pelajar dan Umum
Jumlah peserta : 50 orang

Susunan Acara:
1. Pembukaan
2. Pemberian Materi
3. Sesi Tanya Jawab dan Diskusi
4. Penutupan

Pelaksanaan:
1. Acara kajian dimulai oleh moderator dengan ucapan salam, membaca surat Al-Fatihah, dan
penyampaian peraturan dalam diskusi. Moderator memperkenalkan pemateri Ustadz
Suhairi Umar dan mempersilahkan beliau untuk menyampaikan materinya.
2. Dibuka sesi tanya jawab oleh moderator, dengan batasan tiga pertanyaan pada sesi pertama,
dan satu pertanyaan pada sesi kedua.
3. Diskusi diakhiri dengan kesimpulan dari notulis. Lalu ditutup oleh moderator.

MATERI

Berbicara tentang milenial berarti berbicara tentang masa depan suatu bangsa.
Indonesia menurut angka statistik memiliki 80 juta lebih anak milenial. Ini angka yang
besar dan potensial. 80 juta sama dengan 1/3 penduduk Indonesia. Jika yang sepertiga ini
baik, kreatif, inovatif maka sangat menentukan nasib bangsa ke depan. Dalam pepatah arab
dikatakan, "Pemuda hari ini pemimpin di masa akan datang."
‫شبان اليوم رجال الغد‬
Maka peran pemuda itu sangatlah besar dalam membentuk, mewarnai peradaban
suatu bangsa. Dalam konteks agama masa pemuda sangatlah dihargai dan diagungkan.
Banyak ulama kita yang mencapai keluhuran budi, kekayaan, ketinggian ilmu di masa
mudanya. Imam syafi'i sudah menjadi mufti pada usia 15 tahun. Muhammad Al Fatih
menaklukkan konstantinopel usia 21 tahun. Usamah bin Zaid dipercaya memimpin
pasukan Islam padahal masih ada Abu bakar, Umar, Usman, Ali. Intinya pada masa muda
adalah puncak kekuatan dan kemampuan seorang manusia menurut Syekh Yusuf Al
Qardawi.
Ketika muda manusia bisa melakukan apa saja yang dia mau dan dia pikirkan.
Berbeda dengan masa tua yang hanya bisa menyesali umurnya yang telah lewat.
"Seandainya aku masih muda ... aku akan ….” Usia muda datang hanya sekali dan jangan
sampai di sia siakan. Masa ini tidak akan terulang. Ramadan bagi anak milenial ada yang
merasa senang dan ada pula yang merasa menjadi beban. Ia merasa dibatasi gerak-
geriknya. Matanya tidak sebebas sebelum puasa karena harus menjaga pandangan. Begitu
juga dengan telinga, mulut, dan perutnya. Pola tidur, olahraga, kuliah, belajar, dan ibadah
semuanya berubah. Kadang anak muda sering terbawa dengan lingkungan dan mudah lalai
dalam menjalani kehidupan. Bagaimana caranya agar kita sukses di dalam Bulan
Ramadan?
PERTAMA, Kenali kemampuan dan kekurangan kita. Kelebihan apa yang kita
miliki dan tidak dimiliki orang lain. Coba kita inventarisir kelebihan kita dalam sebuah
kertas kosong di sebelah kanan dan kekurangan kita di sebelah kiri. Tatap dengan mata hati
kita. Lalu syukuri dengan kelebihan, kekuatan yang diberikan Allah kepada kita. Lalu
minta kepada Allah untuk mengampuni kekurangan kita. Kelebihan seperti iman, badan
sehat, akal cerdas, teman banyak, lingkungan baik, bisa mengaji, mampu melakukan hal
baik. Kekurangan kita mungkin mudah putus asa, pesimis, malas, sering membuang waktu
percuma dan sebagainya yang membuat jiwa milenial kita menjadi tidak produktif dan
bahkan destruktif.
KEDUA, tentukan target kita di bulan suci ini. Tujuan hidup manusia adalah untuk
ibadah kepada Allah. Apakah setiap kata, langkah, dan perbuatan kita sebagai bernilai
ibadah? Target ibadah kita di bulan ini kita niatkan dalam hati dan ucapkan dengan lisan
lalu lakukan dengan penuh tanggungjawab. Misalnya, "Saya akan khatam dua kali, tiga
atau empat. Saya mau infak 1 hari seribu atau berapapun. Saya akan tarawih setiap malam
meskipun sambil duduk,” dan seterusnya.
KETIGA, sabar dalam mencapai target hidup kita. Setiap orang yang akan
mencapai puncak kesuksesan pasti memerlukan energi lebih, dan pengorbanan yang tidak
sedikit. Maka bersabarlah in syaa Allah dengan kesabaran dalam menghadapi ujian hidup
kita akan sampai pada puncak keberhasilan.
KEEMPAT, minta taufiq dan pertolongan Allah. Manusia makhluk yang lemah. Ia
hanya bisa berencana dan berusaha. Yang menentukan hasil akhir adalah Allah. Dalam
segala hal kebaikan mintalah untuk dimudahkan. Wallahu A'lam.
SESI TANYA JAWAB

Pertanyaan dari Ukh Asih Purwanti Maulana (Purwokerto).


Ijin bertanya. Apa saja yang bisa di lakukan untuk melawan rasa sebagai generasi
milenial yang memiliki tingkat produktivitas yang rendah selain target diatas?
Implementasi seperti apa yang harus dilakukan, jika hal di atas sudah dilakukan tapi tetap
saja merasa tidak ada perubahan di dalam diri kita sendiri?
Jawaban dari Narasumber Ustadz Suhairi Umar:
Untuk melawan produktivitas yang rendah maka bergabunglah dengan komunitas
pemuda yang punya produktivitas tinggi. Jika ibadah kita kurang produktif maka
bergabunglah bersama ahli ibadah, jika ilmu kita sedikit bergabung dengan ahli ilmu,
ulama, insyaaAllah produktivitas kita akan terangkat. dan setelah itu istikomahlah.

Pertanyaan dari Ukh Lisa (IAIN Batusangkar).


Izin bertanya, pertanyaan saya yaitu dalam sebuah hadits sahih Bukhari dan Muslim
yang artinya, “Barang siapa yang melihat kemungkaran, maka cegahlah dengan tangan,
jika belum bisa cegahlah dengan mulut, jika tidak bisa, doakanlah ia, itulah selemah-
lemahnya iman.” Jika dikaitkan dengan peran mahasiswa yang menjalankan tridharma
perguruan tinggi salah satunya yaitu pengabdian masyarakat, bagaimana cara
mengefektifkan hadis tersebut terhadap kemungkaran di tengah masyarakat/ kerabat?
Jawaban dari Narasumber Ustadz Suhairi Umar:
Baik terima kasih. Dalam masyarakat mungkin banyak kita melihat "kemungkaran"
yang kita ketahui bahwa itu mungkar. Dalam usaha memperbaiki kemungkaran di tengah
masyarakat pilihlah yang prioritas dan utama. Seperti memberantas kebodohan,
kemiskinan, ketimpangan sosial. Memberantas kebodohan dengan mengajarkan ilmu,
seperti yang nabi lakukan waktu dakwah di Mekkah beliau memberikan pelajaran dulu
selama 13 tahun. Baru setelah itu beliau bisa mengubah kaumnya setelah hijrah ke
Madinah. Intinya cari yang prioritas untuk diperbaiki dan bersikaplah santun jangan frontal
dalam memperbaikinya. Ajak orang yang dipandang untuk bersama-sama melakukan
perubahan. Wallahu a'lam

Pertanyaan dari Ukh Metri (Fakultas Pertanian Universitas Jenderal


Soedirman):
Izin bertanya kepada Ustadz Suhairi, saat kita sudah menentukan target terkadang
tidak semua target bisa tercapai, dari target yang tidak tercapai terkadang juga membuat
patah semangat dan malas untuk menentukan atau meraih target selanjutnya, bagaimana
ya Ustadz supaya kita tidak mudah patah semangat dan mudah bangkit jika target yang
sudah ditentukan itu tidak tercapai?
Jawaban dari Narasumber Ustadz Suhairi Umar:
Ketika target sudah ditentukan dan usaha sudah dijalankan maka bersyukur dan
bersabar. Jika kita tidak mencapai target itu jangan patah semangat bangkit lagi dan kejar
terus sampai titik Ramadhan yang terakhir. Karena Allah sudah memcatat 3 pahala
sekaligus; niat, usaha, dan merasa bersalah ketika tidak mencapai dan mau berusaha untuk
memperbaiki diri. Wallahu A'lam

Pertanyaan dari Akh Bani (Universitas Jenderal Soedirman).


Izin bertanya sebelumnya kan ustad memberikan contoh untuk membuat target di
bulan suci ini. Dalam prakteknya bagaimana kita melaksanakan ibadah sunnah-sunnah
Rasul di bulan Ramadhan ketika target ibadah kita yg sudah di rencanakan jauh hari belum
bisa terlaksanakan? Kita harus fokus ke mana yaa Ustad?
Jawaban dari Narasumber Ustadz Suhairi Umar:
Alhamdulillah, kalau kita sudah membuat target berarti kita sudah merencanakan
kebaikan dan itu satu pahala bagi Allah. Jika mampu melakukannya itu pahala kedua. Tapi
jika belum, laksanakan sebisa mungkin meskipun sudah di penghujung ramadan. karena
kebaikan sekecil apa pun tidak boleh kita sia-siakan. Wallahu a'lam.

KESIMPULAN

Kesimpulan dari kajian pada hari ini adalah kita sebagai pemuda tidak boleh
menyia-nyiakan kesempatan kita di masa muda. Karena masa muda adalah masa yang
sangat berharga dimana kita bebas untuk melakukan hal-hal baik karena masih memiliki
tenaga dan juga pikiran yang kuat. Untuk itu, jadilah pemuda yang produktif dalam hal
kebaikan. Luruskan niat, berusahalah semaksimal mungkin, dan teruslah memperbaiki diri.
MasyaaAllah.

Anda mungkin juga menyukai