TINJAUAN TEORI
A. KONSEP MEDIS
1. Defenisi
Tonsilofaringitis adalah radang pada tenggorokan yang terletak dibagian faring dan
tongsil yang dapat disebabkan oleh virus, bakteri, elergi, trauma, toksin dan lain-
lain. Radang faring pada anak hampir selalu melibatkan organ disekitarnya
sehingga infeksi pada faring yang juga mengenai tonsil sehingga disebut sebagai
yang masih bersifat ringan radang faring pada anak hampir selalu melibatkan
Tonsilofaringitis akut merupakan faringitis akut dan tonsilitis akut yang ditemukan
2. Etiologi
Menurut suardi (2010) berbgai bakteri dan virus dapat menjadi etiologi faringitis,
baik faringitis sebgai manifestasi tunggal maupun sebagai bagian dari penyakit
lain. Virus merupakan etiologi terbanyak terjadinya faringitis akut, terutama pada
1. Bakteri
morbili dan varisella atau komplikasi penyakit kuman lain seperti pertusis atau
2. Virus
Lebih dari 200 virus juga dapat menyebabkan inveksi pada saluran pernafasan
a. Rhinovirus adalah salah satu jenis virus yang paling sering menjadi penyebab
immunitas terhadap serotipe virus, akan tetapi lebih dari 100 serotipe virus telah
b. Synctytial sering dimulai pada bayi menyerang sistem pernafasan bagian atas
kemudian menginvasi saluran pernafasan bagian bawah. Pada anak yang lebih
tua dan orang dewasa secara alami yang terinveksi virus syncytial biasanya
mempunyai gejala pernafasan yang khas yang mungki berakhir 2 minggu. Masa
inkubasi virus 2-7 hari setelah pajanan dan berlanjut hingga 2 minggu.
Menurut suriadi (2004) penyebab tonsilofaringitis bermacam-macam, sebagai
berikut:
1. Streptokokus pyogenisis
Bakteri gram psotif bentuk pudar yang tumbuh dalam rantai panang yang
2. Streptokokus viridians
4. Virus influenza
Virus RNA dari family orthomyxo viridae (virus influenza). Virus ini
3. Patofisiologi
Bakteri dan virus masuk dalam tubuh melalui saluran nafas bagian atas akan
menyebabkan infeksi pada hidung atau faring kemudian menyebar melalui sistem
limfa ke tonsil. Adanya baktreri dan virus patogen pada tonsil menyebabkan
terjadinya proses inflamasi dan infeksi sehingga tonsil membesar dan dapat
kemerahan dan edema pada faring serta ditemukannya eksudat berwarna putih
telan, demam tinggi dan bau mulut serta otalgia.Faringitis stereptococcus beta
hemolitikus grup A (SBHGA) adalah infeksi akut ororfaring dan nasofaring oleh
dengan kontak yang erat. Infeksi jarang terjadi pada anak di bawah 2 tahun,
mungkin karna kurang kuatnya SBHGA melekat pada sel-sel epitel. Infeksi pada
kontak beberapa kalisehingga terbentuk kekebalan, oleh karna itu infeksi SBHGA
Faringitis akut juga disebabkan oleh bakteri, diantara penyebab bakteri tersebut,
glomerulonefritis alut (GNA). Organisme ini sering terjadi pada usia dewasa
Bakteri maupun virus dapat secara langsung menginfasi mukosa faring yang
Trasmisi dari virus yang khusus dan SBHGA teruta terjadi akibat kontak tangan
dengan sekret hidung dibandingkan dengan kontak oral. Gejala akan tampak
4. Komplikasi
Komplikasi yang dapat muncul bila tonsilofaringitis akut tidak tertangani dengak
baik adalah :
1. Tonsilofaringitis kronis
2. Otitis media
5. Pemeriksaa penunjang
6. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
2. Penatalaksanaan Keperawatan
7. Manifestasi klinis
a. Nyeri tenggorokan
b. Nyeri telan
c. Sulit menelan
d. Demam
e. Mual
f. Anoreksia
h. Faring hiperemis
i. Edema faring
j. Pembesaran tonsil
k. Tonsil hiperemia
l. Mulut berbau
1. Pengkajian
terakhir, pekerjaan, umur, jenis kelamin, alamat, suku, nomor telpon, golongan
2. Alasan masuk RS
3. Riwayat penyakit
4. Data medis
2. Riwayat alergi
3. Riwayat immunisasi
keluarga saat ini, nama penyakit yang diderita, penyebab meninggal dan usia.
keterangan
e. Riwayat psiko-sosio-spiritual
1. Pola koping
3. Faktor stressor
4. Konsep diri
6. Adaptasi
3. Tidur ( meliputi kebiasaan tidur malam/siang, kesulitan tidur, lama tidur, cara
6. Aktivitas dan latihan ( meliputi pengalaman bekerja, lama kerja, lama jam
kerja, jadwal kerja, jarak tempat kerja dengan rumah; jenis olahraga dan
MRS
kuku, kerapian dan hambatan dalam personal hygiene ) sesudah dan setelah
MRS
b. Pemerikasaan fisik
1) Keadaan umum
2) Head to toe
a. Kulit/intigumen ( meliputi tekstur, kelembaban, lesi, perubahan warna,
cara mengatasinya )
mengatasinnya )
g) Mulut dan gigi ( meliputi bibir, mukosa, gusi, lidah dan fungsi
mengatasinya )
h) Leher ( meliputi pembengkakan kelenjar tiroid, tekanan vena
mengatasinya )
mengatasinya )
mengatasinya )
nilai normal )
2 . Diagnosis keperawatan
NO DIAGNOSIS INTERVENSI
Definisi
Tindakan
Observasi :
intensitas nyeri.
non verbal
nyeri
f. Identifikasikan pengaruh
diberikan
penggunaan analgetik
Terapeutik
terbimbing, kompres
ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
meredakan nyeri.
Edukasi
pemicu nyeri
mandiri
secara tepat
Kolaborasi
jika perlu.
2. Pemberian analgetik
Definisi
Menyiapkan dan memberikan agen
Tindakan
Observasi
durasi)
Terapeutik
serum
respons klien.
Edukasi
samping obat
Kolaborasi
Definisi
makan/minum.
Tindakan
Observasi
a. Identifikasi diet yang dianjurkan
perlu.
Terapeutik
makan/minum
yang sehat
sesuai kebutuhan
yang disukai
Edukasi
Kolaborasi
indikasi
Intervensi pendukung
pengobatan
Definisi
sudah ditentukan .
Tindakan
Observasi
a. Identifikasi kepatuhan
menjalani program pengobatan
Terapeutik
jika perlu.
yang dijalani.
Edukasi
pengobatan
melakukankonsultasi ke
perlu.
Intervensi pendukung
Definisi
besar (BAK).
Tindakan
Observasi
sesuai usia
Terapeutik
b. Dukung penggunaan
toilet/commode/pispot/urinal
secara konsisten
Setelah digunakan
Edukasi
jika perlu.
penyakit Definisi
Tindakan
Observasi
energi, ketidakmampuan
kognitif
relaksasi
Terapeutik
jika memungkinkan
relaksasi
Edukasi
nyaman
c. Anjurkan rileks dan merasakan
sensasi relaksasi .
Intervensi pendukung
2. Edukasi aktivitas/istirahat
Definisi
dan istirahat .
Tindakan
Observasi
Terapeutik
bertanya
Edukasi
aktivitas lainnya
aktivitas)
kemampuan
Definisi
Tindakan
Observasi
sebelum tidur)
Terapeutik
sebelum tidur
akupresur)
siklus tidur-terjaga
Edukasi
selama sakit
waktu tidur
Intervensi pendukung
2. Teknik menenangkan
Definisi
mengurangi stres.
Tindakan
Observasi
dialami
Terapeutik
dan nyaman
Edukasi
disukai
menjadi tenang.
BAB II
A. PENGKAJIAN
1. DATA UMUM
a. Identitas pasien
Nama : Ny. N
Umur : 19 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Nama : Ny. A
Usia : 39 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
a. Keluhan utama
gatal-gatal.
b. Alasan Masuk RS
Pasien masuk RS dengan keluhan Demam dan nyeri ulu hati, demam terjadi ±
c. Riwayat Penyakit
- Provocative/palliative : pasien mengatakan nyeri saat menelan dan banyak
10.
menelan dan bergerak terjadi setiap 1-2 jam dengan durasi ≤ 30 menit dan
Data medik
b. Diagnosa medic
- Penyebab :-
- Riwayat perawatan : pasien mengatakan pernah dirawat dipuskesmas
diUlugalung .
di puskesmas di Ulugalung.
imunisasi.
- Lain-lain :-
5. RIWAYAT PSIKO-SOSIO-SPIRITUAL
stressnya.
penyakitnya
dihadapinya.
tampak baik, terlihat dari pengungjung yang datang untuk menjenguk pasien.
i. Perhatian thd orang lain &lawan bicara : pasien terlihat sopan dan terbuka,
kegiatan ibadah.
dideritanya semoga sembuh dan merupakan cobaan dari Allah Swt, sebagai
pengugur dosa.
1. Pasien Pasien
Makan
mengatakan nafsu mengatakan
dan
tenggerokanya
mulai membaik.
mengatakan mengatakan
tenggerokanya
kebokongnya.
dan berwarna
hitam.
dengan warna
kuning.
mengatakan mengatakan
dirawat diRS.
2. PEMERIKSAAN FISIK
a. keadaan umum
43kg.
N: 92×/menit
F: 20×/menit
S: 36,5◦C
spO₂: 96%
b. Head to toe
- Kulit/integument : kulit pasien Nampak pucat, warna kuning langsat, terdapat
- Kepala & rambut : wajah pasien berbentuk bulat, warna rambut hitam dan
lurus.
saat diberi refleks cahaya, scelera berwarna putih, dan konjungtiva berwarna
kemerahan.
bagus.
- Mulut dan gigi : bentuk bibir pasien simetris, warna bibir pucat dan kering,
digarut.
tusuk.
otot baik.
3.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
No rawat : 2019/06/23/162405
Naumafil 71,9
8. PENATALAKSANAAN MEDIS/TERAPI
Paracetamol
Omeprende
Ferbin
1. DATA FOKUS
DATA FOKUS
1. Pasien demam
5. P : 20x/ menit
6. N : 92x/menit
T : 120/80 mmHg
S : 36,5◦C
spO₂ : 96%
KLARIFIKASI DATA
tenggerokan
gatal
c. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat
dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
Penyebab :
Subjektif
a. Mengeluh nyeri
Objektif
a. Tampak meringis
c. Gelisah
e. Sulit tidur
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
e. Menarik diri
g. Diaforesis
Definisi : fungsi menelan abnormal akibat defisit struktur atau fungsi oral,
Penyebab :
a. Gangguan serebrovaskular
b. Gangguan saraf kranialis
c. Paralisis serebral
d. Akalasia
e. Abnormalitas laring
f. Abnormalitas orofaring
i. Defek laring
j. Defek nasal
l. Defek trakea
m. Refluk gastroesofagus
n. Obstruksi mekanis
o. Prematuritas
Subjektif
Objektif
c. Tersedak
a. Oral
(tidak tersedia)
b. Faring
Menolak makan
c. Esofagus
Nyeri epigastrik
Objektif
a. Oral
Refluks nasal
Sulit mengunyah
Mengiler
b. Faring
Muntah
Menelan berulang-ulang
c. Esofagus
Hematemesis
Gelisah
Regurgitasi
Odinofagia
Bruksisme
Definisi
Tindakan
Observasi
Kolaborasi
2. pemberian analgetik
Defenisi
Tindakan
Observasi
kolaborasi
Intervensi Pendukung
1. Pemantauan Nyeri
Defenisi
Tindakan
Observasi
Terapiotik
Tindakan
Observasi
Terapeutik
makan
Edukasi
Kolaborasi
Definisi
Tindakan
Observasi
Terapeutik
dengan baik
pengobatan
Edukasi
D Intervensi utama
3. Defisit nutrisi b.d
ketidakmampuan 1. Manajemen nutrisi
menelan
Definisi
makanan
Mengidentifikasi dan mengelola asupan nutrisi yang
seimbang
Tindakan
Observasi
a. Identifikasi status nutrisi
b. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
c. Identifikasi makanan yang disukai
d. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
e. Monitor asupan makanan
Terapeutik
a.Lakukan oral hygiene sebelum makan,jika perlu
b.Fasilitasi menetukan pedoman diet(mis.piramida
makanan)
c. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
d. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
Edukasi
a. Anjurkan posisi duduk,jika mampu
b. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
(mis.pereda nyeri,antiemetik),jika perlu
b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dengan jenis nutrien yang dibutuhkan,jika perlu
Intervensi pendukung
Definisi
Tindakan
Observasi
Terapeutik
eliminasi
secara konsisten