Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PROSES PEMBUATAN ASAM ASETAT DENGAN PROSES


KARBONILASI METHANOL
Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Peralatan Industri Proses

Dosen Pengampu : Irwan Hidayatulloh, S.T., M.T

Disusun oleh:

Mochamad Zibran Haykal Ramadhan (201424012)

Kelas 2-TKPB

PROGRAM STUDI D-4 TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

TAHUN 2022
I. Latar Belakang
Asam Asetat atau biasa disebut cuka merupakan zat yang sudah dikenal sejak jaman dahulu
, Asam cuka biasa digunakan manusia sebagai bahan di makanan untuk memberikan rasa asam ,
namun selain itu penggunaan asam asetat juga umumnya digunakan sebagai pereaksi kimia, hal
tersebut sudah dikenal di jaman dahulu salah satunya pada abad ke-3 Sebelum Masehi, Filsuf
Yunani kuno Theophrastos menjelaskan bahwa cuka bereaksi dengan logam-logam membentuk
berbagai zat warna, misalnya timbal putih (timbal karbonat), dan verdigris , yaitu suatu zat hijau
campuran dari garam-garam tembaga dan mengandung tembaga (II) asetat. Bangsa Romawi
menghasilkan sapa , sebuah sirup yang amat manis, dengan mendidihkan anggur yang sudah asam.
Sapa mengandung timbal asetat, suatu zat manis yang disebut juga gula timbal dan gula Saturnus.

Selanjutnya pada masa sekarang ini produksi Asam Asetat sudah dibuat dengan skala Industri ,
dalam skala industry pembuatan asam asetat lebih sering digunakan dengan proses karbonilasi methanol
, ada dua macam proses pembuatan asam asetat dalam pabrik yakni proses monsanto dan proses
cativa. Proses monsanto menggunakan katalis kompleks Rhodium (cis−[Rh(CO)2I2]−), sedangkan
proses cativa menggunakan katalis iridium ([Ir(CO)2I2]−)yang didukung oleh ruthenium. Asam
cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH3-COOH,
CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat murni (asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis
tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7°C,titik didih 117,90C.

Singkatan yang paling sering digunakan, dan merupakat singkatan resmi bagi asam asetat
adalah AcOH atau HOAc dimana Ac berarti gugus asetil, CH3−C(=O)−. Pada konteks asam-basa,
asam asetat juga sering disingkat HAc, meskipun banyak yang menganggap singkatan ini tidak
benar. Ac juga tidak boleh disalahartikan dengan lambang unsur Aktinium (Ac).
II. Tinjauan Pustaka

2.1 Bahan Baku Asam Asetat

Dalam pembuatan Asam Asetat ini bahan baku yang digunakan yaitu Methanol , Metanol, juga
dikenal sebagai metilalkohol,wood alcohol atau spiritus, adalah senyawa kimia dengan rumus
kimia CH3OH. Ia merupakan bentuk alcohol paling sederhana. Pada "keadaan atmosfer" ia
berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, dan beracun
dengan bau yang khas (berbau lebih ringan dari pada etanol). Metanol digunakan sebagai
bahan baku pembuatan asam asetat dengan metode karbonilasi methanol.
Metanol diproduksi secara alami oleh metabolism anaerobik oleh bakteri.Hasil proses
tersebut adalah uap metanol (dalam jumlah kecil) di udara. Setelah beberapa hari, uap methanol
tersebut akan teroksidasi oleh oksigen dengan bantuan sinar matahari menjadi karbondioksida
dan air.

Selanjutnya selain methanol terdapat juga Iodida yang berperan sebagai pengonversi
methanol menjadi metil iode dengan rumus :

MaOH + HI MeI + H2O

Untuk katalis yang digunakan pada pembuatan asam asetat yaitu menggunakan katalis
rhodium (cis−[Rh(CO)2I2]−) Katalis ini sangat aktif sehingga akan memberikan reaksi dan
distribusi produk yang baik.Struktur katalis kompleks Rhodium (cis−[Rh(CO)2I2]−) dapat
dilihat seperti gambar berikut:

2.2 Macam Macam kegunaan Asam Asetat

Produk asam asetat telah banyak digunakan oleh berbagai industri antara lain :
1. Industri PTA merupakan pengkonsumsi asam asetat terbesar yang digunakan sebagai
media pelarut katalis. Industri PTA cenderung memilih menggunakan asam asetat yang
berbahan baku methanol dengan tingkat kemurnian lebih tinggi yang hingga kini belum
diproduksi di dalam negeri.
2. sebagai bahan baku utama pada industry etil asetat
3. Industri tekstil, terutama industri pencelupan kain dimana asam asetat berfungsi sebagai
pengatur pH.
4. Industri asam cuka, asam asetat sebagai bahan baku utama.
5. Industri benang karet, sebagai bahan penggumpal ( co-agulant ) ketika latex dikeluarkan
dari extruder.
Selain dalam industry terdapat juga manfaat dalam kehidupan sehari hari :

1. Di Indonesia, asam asetat sering digunakan sebagai bahan untuk mengawetkan makanan,
seperti pada pembuatan manisan buah atau sayur.
2. Asam asetat berperan penting sebagai zat yang digunakan untuk membersihkan noda
pada kaca, benda berbahan kuningan, baja dan kerak pada mesin pembuat kopi.
3. Selain itu, asam asetat bisa dimanfaatkan pula untuk menghilangkan bau pesing pada toilet
dan kamar mandi
III. Proses Produksi Asam Asetat
Proses yang akan diuraikan yaitu proses dengan karbonilasi methanol dan dalam kondisi
operasi tertentu dengan tahapan diagram alir sebagai berikut

3.1Persiapan Awal bahan baku

Bahan baku metanol berwujud cair dengan kemurnian 99 % disimpan dalam tangki
penyimpanan berbentuk silinder vertikal dengan atap berbentuk kerucut pada kondisi cair
dengan suhu 30 oC dan tekanan 1 atm. Penutupan tangki dengan maksud untuk
menghindari kontaminasi dari luar dan mengurangi penguapan.Volume tangki
direncanakan untuk kebutuhan selama 7 hari. Sedangkan bahan baku CO dialirkan dari
penampung karbonmonoksida ke kompresor untuk meningkatkan tekanannya menjadi 30
atm sebelum masuk reaktor.

3.2 Uraian Proses


Reaksi karbonilasi adalah reaksi antara karbon monoksida dengan gugus fungsional yang
mengandung oksigen secara katalitik menjadi senyawa organik. Senyawa organik tersebut
dapat berupa senyawa jenuh maupun senyawa tak jenuh dan mengandung suatu gugus
fungsional seperti hidroksil, alkoksokarbonol, amino,atau halogen. Reaksi karbonilasi
metanol merupakan proses yang sering digunakan saat ini karena efisiensi keseluruhan
dalam penggunaan bahan bakar yang rendah, bebas dari masalah rendahnya pemasaran
produk samping, dan biaya investasi yang relatif rendah. Metanol adalah bahan yang
penggunaanya luas dan karbon monoksida didapat dari proses reforming gas steam. Ada
dua proses yang sering digunakan dimana keduanya berfase cair, yaitu :
1. Dengan tekanan rendah, menggunakan reaksi katalis radium. Kondisi operasi: tekanan
sekitar 1 atm dan suhu 175 °C.
2. Dengan takanan tinggi. Menggunakan reaksi katalis kobalt. Kondisi operasi: tekanan
510 atm dan suhu 250 °C.

Selanjutnya contoh proses yang digunakan yaitu dalam kondisi operasi suhu 175 °C dan
tekanan 30 atm. Pertama tama Reaktor yang digunakan dalam reaksi ini adalah reaktor
bubble dengan sparger yang terpasang di bagian bawah reaktor. Reaktor ini bekerja secara
kontinyu pada suhu 175 oC dan tekanan 30 atm. Reaktor bekerja secara non isotermal
dengan menggunakan katalis Rhodium kompleks dan promotor HI. Reaksi yang
berlangsung dalam reaktor adalah reaksi eksotermis, dengan penyerapan panas dengan
menggunakan pendingin yang masuk di dalam jaket pendingin. Campuran yang keluar dari
reaktor berfase gas yang kemudian dialirkan ke expander untuk diturunkan tekanannya
sampai 2 atm. Campuran yang keluar dari expander yaitu berfase gas dan cair yang
kemudian diturunkan suhunya ke dalam cooler sampai 40oC. Campuran 2 fase tersebut
dipisahkan berdasar fasenya dalam flashdrum. Campuran berfase gas yang keluar dari
flashdrum dialirkan ke scrubber untuk diserap senyawa HI yang berfase gas dengan
absorben metanol. Campuran methanol dan HI yang keluar dari scrubber dialirkan kembali
menuju reaktor. Sedangkan campuran berfase cair yang keluar dari flashdrum dialirkan ke
catalyst recovery separator.

3.3 Pemurnian Asam Asetat


Umpan masuk catalyst recovery separator (CRS) berupa cairan jenuh. Dalam CRS, umpan
dipisahkan dengan hasil atas asam asetat, asam propionat, dan air. Hasil atas ini dialirkan
dehydration column (DC). Sedangkan hasil bawah CRS berupa katalis Rh, dialirkan
kembali ke reaktor. Di dalam DC ini, asam asetat, asam propionat, dan sedikit air terpisah
sebagai hasil bawah yang berupa asam asetat dan asam propionat dialirkan menuju
finishing column (FinC), sedang hasil atas yang berupa air dialirkan kembali menuju ke
reaktor. Hasil atas finishing column yang diharapkan adalah asam asetat 99 % dan air 1 %,
dan ditampung dalam tangka penyimpanan asam asetat. Hasil bawah finishing column
adalah larutanlarutan berat (heavy ends) berupa asam propionat dan sejumlah kecil asam
asetat yang dialirkan menuju unit pengolah limbah sebelum dibuang ke lingkungan.

IV. KESIMPULAN

Dari uraian proses pembuatan Asam Asetat diatas dapat disimpulkan


1. Dalam Proses Pembuatan Asam Asetat dengan proses Karbonilasi Methanol terdapat
beberapan kondisi operasi yang harus dipenuhi
2. Prinsip dari pembuatan Asam Asetat menggunakan proses Karbonilasi Methanol
ialah methanol direaksikan dengan gas COmenghasilkan asam asetat difasilitasi
katalis rhodium.

V. DAFTAR PUSTAKA

1. https://core.ac.uk/download/pdf/33698587.pdf “33698587.pdf” diakses pada 25


Februari 2022

2. CIC, Indochemical. Perkembangan dan ProspekIndustri Acetic Acid di Indonesia. 16


Nopember 2008, No. 330.

3. http://Chemistrymag.org/cji/2000/027032ne.htm.
4. https://www.academia.edu/35423841/MAKALAH_ASAM_ASETAT_f diakses pada
25 Februari 2022

5. http://repository.iti.ac.id/bitstream/123456789/627/3/13.%20BAB%20I.pdf diakses
pada 25 Februari 2022

Anda mungkin juga menyukai