Disusun oleh :
Disusun oleh:
Telah disetujui oleh Tim Penguji serta disahkan oleh Direktur Madrasah Mu’allimaat
Muhammadiyah Yogyakarta
Pembimbing :
Penguji I :
Penguji II :
NBM. 954.246
ii
MOTTO
“Dan memberikan hikmah kepada siapa yang menghendaki. Barang siapa diberi
hikmah, Sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang
dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat.”
(Al-Baqarah: 269)
iii
KATA PENGANTAR
Peneliti mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penyusunan karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan judul
“Dampak Pengelolaan Sampah Terhadap Kebersihan Lingkungan Kampung
Suronatan" sebagai salah satu tugas wajib dan persyaratan kelulusan siswi Madrasah
Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta. Peneliti menyadari masih banyak terdapat
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun kelengkapan materi, mengingat
keterbatasan waktu dan kemampuan penulis.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………….. ii
MOTTO…………………………………………………………………………. iii
KATA PENGANTAR………………………………………………………….. iv
DAFTAR ISI……………………………………………………………………. v
ABSTRAK……………………………………………………………………… vii
BAB I (PENDAHULUAN) 1
A. Latar Belakang………………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………… 2
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………………….. 2
D. Manfaat Penelitian…………………………………………………................ 2
BAB II (LANDASAN TEORI) 3
A. Deskripsi Teori………………………………………………………………. 3
B. Kebersihan Lingkungan……………………………………………................ 10
C. Kerangka Berpikir…………………………………………………………… 14
D. Hipotesis…………………………………………………………….............. 14
BAB III (METODE PENELITIAN) 15
A. Jenis Penelitian………………………………………………………………. 15
B. Variabel……………………………………………………………………… 15
C. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………………………….. 15
D. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data…………………………………. 16
E. Populasi dan Sampel Penelitian……………………………………................ 16
F. Metode Analisis Data………………………………………………................ 17
BAB IV (HASIL DAN PEMBAHASAN) 18
A. Hasil Penelitian……………………………………………………................ 18
B. Pembahasan………………………………………………………………….. 19
v
BAB V (KESIMPULAN DAN SARAN) 22
A. Kesimpulan………………………………………………………................... 22
B. Saran…………………………………………………………………………. 22
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
ABSTRAK
Oleh:
Aurora Khoirunnisa dan Naf’a Anindya Putri
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Oleh karena itu peneliti memilih untuk meneliti dampak pengelolaan sampah
terhadap kebersihan lingkungan masyarakat, apakah terdapat dampak yang baik
atau buruk bagi kebersihan lingkungan masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
Bagaimana dampak pengelolaan sampah terhadap kebersihan lingkungan
masyarakat Suronatan?
C. Tujuan Penelitian
Mengetahui dampak pengelolaan sampah terhadap kebersihan lingkungan
masyarakat Suronatan.
D. Manfaat Penelitian
Bagi peneliti untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang hubungan
pengelolaan sampah terhadap kebersihan lingkungan masyarakat Suronatan.
Bagi masyarakat agar pengelolaan sampah yang dilakukan masyarakat
Suronatan dapat menjadi contoh bagi masyarakat yang lain sehingga timbul
kebersihan lingkungan yang sehat dan nyaman.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Dampak
a. Pengertian Dampak
Dampak adalah suatu kejadian yang terjadi sebagai akibat suatu
aktivitas. Aktivitas tersebut dapat bersifat alamiah, baik kimia, fisik, maupun
biologis. Di dalam AMDAL terdapat dua jenis batasan tentang dampak,
yaitu;
1) Dampak pembangunan terhadap lingkungan ialah perbedaan antara
lingkungan sebelum ada pembangunan dan setelah ada pembangunan
2) Dampak pembangunan lingkungan adalah perbedaan antara kondisi
lingkungan yang diprakirakan akan ada tanpa adanya pembangunan
tersebut.
Sedangkan menurut penulis pengertian dampak adalah sesuatu yang
terjadi setelah adanya kejadian dari sesuatu tersebut.
2. Sampah
a. Pengertian Sampah
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang
mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun
tidak langsung. Lingkungan hidup yang tidak dijaga akan mengalami
kerusakan. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai macam permasalahan,
salah satunya akibat sampah.
Berdasarkan SK SNI Tahun 1990, sampah adalah limbah yang bersifat
padat terdiri dari zat organik dan zat anorganik yang dianggap tidak berguna
lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi
investasi pembangunan. Sampah dapat didefinisikan sebagai beban atau
3
sumberdaya yang bernilai tergantung dari cara bagaimana sampah dikelola
(Zaman,2009: 1).
Sampah adalah barang atau material sisa yang tidak diinginkan dari
hasil akhir sebuah proses terntentu. Sampah ada karena ada aktivitas
manusia, karena proses alam tidak menghasilkan sampah.
Sampah adalah istilah umum yang sering digunakan untuk
menyatakan limbah padat. Sampah adalah sisa-sisa bahan yang mengalami
perlakuan-perlakuan, baik karena telah sudah diambil bagian utamanya, atau
karena pengolahan, atau karena sudah tidak ada manfaatnya yang ditinjau
dari segi sosial ekonimis tidak ada harganya dan dari segi lingkungan dapat
menyebabkan pencemaran atau gangguan terhadap lingkungan hidup.
Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga
untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang
rusak atau bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan
atau ditolak atau buangan. Sampah merupakan bahan yang terbuang atau
dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum
memiliki nilai ekonomis.
Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga
untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang
rusak atau bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan
atau ditolak atau buangan. Sampah merupakan bahan yang terbuang atau
dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum
memiliki nilai ekonomis.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sampah sesuatu yang
tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya dari pemakai semula, atau
sampah adalah sumber daya yang tidak siap pakai.
b. Penggolongan Sampah
Hampir setiap aktivitas manusia pasti menghasilkan buangan atau
sampah. Sampah dapat dalam bentuk padat cair atau gas. Sampah terbentuk
4
dari berbagai sumber, salah satu sumber sampah dari konsumsi manusia
sebagai pengguna barang. Sebenarnya, sampah dapat berasal dari aktivitas
nuklir, industri, pertambangan, dan manusia sendiri dalam bentuk feses dan
urin.
1) Sampah Organik
Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan
(dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak
berbau (sering disebut dengan kompos).
Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti
daun-daunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang
sejenis yang proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia.
Sampah pasar khusus seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau pasar
ikan, jenisnya relatif seragam, sebagian besar (95%) berupa sampah
organik sehingga lebih mudah ditangani. Sampah yang berasal dari
pemukiman umumnya sangat beragam, tetapi secara umum minimal 75%
terdiri dari sampah organik dan sisanya anorganik.
2) Sampah an-organik
Sampah anorganik ialah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non
hayati baik berupa produk sinterik maupun hasil proses teknologi
pengelolahan bahan tambang atau sumber daya alam dan tidak dapat
diuraikan oleh alam, Contohnya: botol plastik, tas plastik, kaleng.
Adapun berdasarkan sifatnya samapah dibedakan menjadi :
a) Sampah yang secara alami mudah terurai (degradable waste) atau
sampah yang mudah membusuk.
b) Sampah yang sulit terurai atau mudah membusuk (an-degradable waste).
c) Sampah yang mudah terbakar (combustible) dan
d) Sampah yang tidak mudah terbakar (un-combustible).
5
c. Pengelolaan Sampah
6
menjadi sampah, untuk dikembalikan lagi dalam siklus daur ulang
material tersebut.
4) Replace ( Mengganti) : teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah
barang barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih
tahan lama.
Unsur-Unsur Pokok Dalam Pengelolaan Sampah Menurut Depkes RI
Tentang Pembuangan Sampah (1987) Antara Lain :
1. Penyimpanan Sampah (phase stroge)
Penyimpanan sampah ialah tempat sementara, sebelum sampah
tersebut dikumpulkan untuk kemudian diangkut serta dibuang (Azwar,
1995:6). Metode penyimpanan sampah sementara menurut Depkes RI
Tentang pembuanagan sampah adalah :
a) Sistem tercampur (combined)
Dalam sistem ini semua jenis sampah dimasukan dan
tercampur dalam satu tempat penyimpanan sampah sementara.
b) Sistem terpisah (separate)
Dalam sistem ini disediakan dua atau lebih tempat penyimpanan
sampah sementara untuk masing-masing jenis sampah. Sistem
terpisah (separate) memiliki dua sistem, yaitu :
1) Sistem duet, disediakan dua tempat penyimpanan sampah
sementara masing-masing untuk sampah basah dan sampah kering.
2) Sistem trio, disediakan tiga tempat penyimpanan sampah pecahan
gelas, kaleng, dan lain-lain jenis sampah yang tidak
terbakar/membusuk. Barang yang lebih ramah lingkungan,
Misalnya, ganti kantong keresek kita dengan keranjang bila
berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan
ini tidak bisa didegradasi secara alami.
7
Untuk mengelola sampah tersebut perlu diperhatikan beberapa elemen
pokok terutama metode atau manajemen yang benar dan tepat antara lain :
a. Struktur organisasi
Untuk mencapai tujuan berdaya guna dan berhasil maka diperlukan
penyusunan organisasi dengan pemikiran dasar untuk menentukan
hubungan dan tugas serta tanggungjawab, karena kompleksnya kegiatan-
kegiatan didalamnya.
b. Pembiayaan
Dalam melakukan program pengelolaan sampah, maka faktor biaya
sangat menentukan. Pemasukan biaya dapat dilakukan melalui “retribusi
sampah” sesuai dengan peraturan-peraturan daerah atau peraturan lain yang
berlaku.
c. Penyusunan kegiatan opersional
Bagian-bagian organisasi akan mencerminkan besar tidaknya ruang
lingkup pengelolaan. Bagian-bagian yang perlu dipertimbangkan adalah
perlengkapan kendaraan, teknik (pembersihan, pengumpulan,
pembuangan), administrasi, pelayanan kesehatan, dan pemeliharaan.
d. Pengelolaan perlengkapan
Untuk melakukan pengelolaan dibidang perlengkapan bagian-bagian
yang perlu dipertimbangkan antara lain penempatan perlengkapan,
pengembangan peralatan-peralatan, rancangan perlengkapan khusus dan
pemeliharaan perlengkapan
e. Ketenagaan (personalia)
Ketenagaan merupakan masalah yang prinsip karena di dalam
pengelolaan dasar penggerakan adalah unsur “manusianya”. Oleh sebab itu
pemilihan tenaga yang tepat sangat penting. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan tenaga yaitu sikap mental, keterampilan dan
fasilitas yang dimiliki perusahaan seperti upah.
8
f. Pencatatan dan pelaporan
Tujuan pencatatan dan pelaporan yaitu untuk membantu pengelolaan
sampah dalam menerapkan peralatan yang tepat, memberi informasi yang
lengkap untuk keperluan informasi yang mendalam pada terjadinya
perubahan prosedur yang diterapkan serta dapat membantu merencanakan
biaya yang dibutuhkan.
g. Cara kontrak
Kegiatan pengelolaan sampah dapat juga dilimpahkan ke pihak swasta
baik badan maupun perorangan cara yang diambil ini dilandasi dalam hal
keuntungan teknis maupun administrasi, yang pada praktisnya perlu
diperbandingkan segi biayanya dengan tepat.
h. Peraturan perundangan dan landasan kerja
Dalam pelaksanaan pengelolaan sampah maka harus ada peraturan
perundangannya yang mendukung dan landasan kerja yang tepat. Peraturan
perundangan yang kita kenal saat ini adalah tergantung daerah masing-
masing yang dikenal dengan peraturan daerah (PERDA). Sehingga
landasan kerja bervariasi satu daerah dengan daerah lain. Persyaratan
minimum yang perlu dicantumkan dalam menyusun peraturan guna
landasan kerja adalah :
1) Ketentuan umum
2) Tanggung jawab secara administrasi
3) Ketentuan-ketentuan dalam penyampaian sampah sementara
4) Ketentuan-ketentuan dalam pengumpulan sampah
5) Ketentuan-ketentuan dalam pengangkutan sampah
6) Ketentuan-ketentuan dalam pengolahan
7) Ketentuan dalam pembuangan akhir
8) Permasalahan khusus
9) Ketentuan bimbingan
10) Ketentuan sangsi dan pelanggaran-pelanggaran
9
i. Hubungan masyarakat
Pada dasarnya upaya pengelolaan sampah adalah untuk kepentingan
masyarakat sehingga pendekatan dan kejelasan informasi pada masyarakat
mempunyai peran yang penting pula. Tenaga pelaksana perlu memelihara
hubungan yang baik dengan maksud agar pengelolaan sampah yang
dilaksanakan dimengerti oleh masyarakat agar ikut berpartisipasi dalam
penyelenggaraan, melalui bentuk apapun keberhasilan juga ditentukan oleh
peran serta masyarakat Depkes RI tentang pembuangan sampah, (1987 :
23-25).
3. Kebersihan Lingkungan
a. Pengertian kebersihan
Berikut ini beberapa pengertian kebersihan :
a. Lingkungan adalah segala sesuatu yang terdapat disekitar makhluk hidup dan
membawa pengaruh terhadap kehidupan makluk hidup tersebut.(sutarno
1990:10)
b. Kebersihan adalah upaya manusia memelihara diri dan lingkungan dari
segala yang kotor dan keji dalam rangka mewujudkan dan melestarikan
kehidupan yang sehat dan nyaman. Kebersihan merupakan syarat bagi
terwujudnya kesehatan dan sehat adalah salah satu faktor yang dapat
memberikan kebahagian. Sebaliknya, kotor tidak hanya merusak keindahan
tetapi, juga menyebabkan timbulnya berbagai penyakit.
c. Menurut undang – undangan RI nomor 23 tahun 1997 tentang pengelolaan
lingkungan hidup pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan
lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan
dan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan prilakunya yang
mempengaruhi keberlangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia
serta makhlik hidup lainnya.
d. Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran termasuk diantaranya debu,
sampah dan bau.
10
Kebersihan lingkungan adalah kebersihan tempat tinggal, tempat bekerja,
dan tempat awam. Kebersihan tempat tinggal dilakukan dengan cara
mengelap tingkap dan perabot rumah, menyapu dan mengemop lantai, mencuci
peralatan masak dan peralatan makan ,membersihkan bilik mandi dan jamban,
serta membuang sampah. Kebersihan lingkungan dimulakan dengan menjaga
kebersihan halaman dan membersihkan jalan di depan rumah daripada sampah.
Dari pengertian diatas kebersihan lingkungan adalah upaya manusia dalam
menjaga kebersihan halaman, sekitar rumah dan membersihkan jalan di depan
rumah daripada sampah agar terwujud kenyamanan dan kebahagian dalam
kehidupan.
b. Manfaat menjaga kebersihan Lingkungan
Manfaat menjaga kebersihan adalah sebagian dari iman, itulah salah satu
hadits yang harus dijadikan pedoman oleh umat islam, dimana jika ingin
beriman dia juga harus memelihara kebersihan. Lingkungan yang bersih adalah
dambaan semua warga. Dengan bersih, mereka dapat menjalani aktivitas sehari-
hari dengan aman dan nyaman. Kebersihan memiliki manfaat positif bagi
mereka yang menjaganya, berikut 5 manfaat lingkungan yang bersih bagi
masyarakat:
a. Terhindar dari Ancaman Banjir.
Banjir adalah salah satu dampak buruk dari lingkungan yang tidak
bersih. Penyebab banjir yaitu karena membuang sampah tidak pada
tempatnya, yang mengakibatkan banyaknya sampah yang berserakan
dimana-mana. Sehingga ketika terjadi hujan, sampah tersebut akan diseret
oleh air dan menutupi lubang selokan, yang mengakibatkan air tidak dapat
mengalir dengan sempurna. Dengan begitu air akan menggenangi suatu jalan
bahkan perumahan. Air akan surut beberapa waktu kemudian, ada yang
hitungan jam bahkan ada yang hitungan hari. Sangat seram bukan, jika
tinggal di daerah rawan banjir. Kita akan kesulitan untuk melakukan aktivitas
kita. Sebaliknya, dengan kebersihan kita mampu menghindari banjir tersebut.
11
b.Terhindar dari Penyakit Menular
Penyakit menular dampak lingkungan kotor adalah DBD, diare, dan
tipes. Penyakit tersebut jika tidak diobati dengan benar akan berujung pada
kematian. Banyak masyarakat yang takut terhadap ancaman, namun masih
sedikit yang melakukan pencegahan terhadap faktor risiko penyakit tersebut.
Hal ini yang mengakibatkan, masih banyaknya penyakit yang disebabkan
karena lingkungan yang tidak bersih. Hanya kerugian yang kita dapatkan jika
tidak menghindari penyakit tersebut.
Dengan melakukan pencegahan-pencegahan seperti memelihara kebersihan
lingkungan sekitar dengan tidak membuang sampah sembarangan, BAB
sembarangan, dan lain sebagianya, kita mampu untuk menghindari penyakit-
penyakit tersebut. Lingkungan yang bersih akan membuat kita hidup aman,
nyaman, dan tetram.
c.Lingkungan Menjadi Lebih Rapi dan Nyaman Untuk di Tempati
Ketika kita memperhatikan dan mengolah kawasan kumuh yang
berada disuatu daerah, kita akan merasa tidak nyaman untuk
memperhatikannya. Bukan hanya itu, mendekat saja kita merasa enggan.
Karena bau yang ditimbulkannya. Seperti itulah penilaian orang terhadap
lingkungan yang tidak bersih.
Orang akan memberi penilaian terhadap diri kita jika mereka melihat tampak
luar dari diri kita, seperti kawasan yang ditempati. Agar orang atau tamu-tamu
kita merasa tidak enggan untuk memasuki kawasan rumah kita, sebaiknya kita
menjaga kebersihan lingkungan. Tidak sulit untuk memulainya, hanya dengan
membuang sampah pada tempatnya terlebih dahulu. Dengan begitu
lingkungan kita akan menjadi lebih rapi dan nyaman untuk dilihat.
12
d.Meningkatkan Kesehatan Jasmani dan Rohani
Kebersihan adalah modal utama kesehatan jasmani dan rohani.
Terdapat kutipan dari puisi Satire yang ditulis indah oleh Decimus Iunius
Iuvenalis, seorang penyair dan filosofi Romawi yang berbunyi “Mens Sana In
Corpore Sano” atau yang berarti, didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang
kuat. Ia menegaskan bahwa manfaat budaya bersih sebuah bangsa
mencerminkan kemajuan berpikir bangsa tersebut.
Sudut pandang bersih yang sederhana berasal dari rumah kita sendiri. Rumah
yang bersih akan mendatangkan energi ketenangan dan kekuatan serta
kesehatan, baik itu sehat jasmani maupun rohani.
e.Memelihara Kerukunan antar Tetangga
Kerukunan antar tetangga dapat dipelihara jika kita memiliki
lingkungan yang bersih. Mengapa demikian? Sebab kita ketahui bahwa dalam
lingkungan yang bersih akan memberikan energi positif pada hati kita.
Dimana kita akan menularkan energi positif kita kepada lawan bicara kita.
Dengan begitu kita akan semakin akrab dengan tetangga-tetangga kita.
c. Cara menjaga kebersihan Lingkungan
13
B. Kerangka Berpikir
Mewujudkan kebersihan
lingkungan Masyarakat
Dari kerangka berpikir diatas dapat disimpulkan bahwa sampah yang disebut
limbah terbesar di dunia jika dikelola dengan baik oleh masyarakat akan
mewujudkan kebersihan di lingkungan masyarakat.
C. Hipotesis
Pengelolaan sampah oleh masyarakat dapat mewujudkan kebersihan
lingkungan masyarakat.
14
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian merupakan keseluruhan cara atau kegiatan yang
dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian mulai dari merumuskan
masalah sampai dengan menarik kesimpulan (Purwanto, 2008: 45). Pendekatan
penelitian yang diambil dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif
digunakan untuk mengungkap proses kegiatan Pengelolaan sampat terhadap
kebersihan lingkungan di masyarakat suronatan.
B.Variabel
1.Variabel Bebas
Variabel bebas disebut juga variable independen. Pada penelitian ini variable
bebasnya adalah pengelolaan kebersihan.
2.Variabel Terikat
15
D.Metode dan Instrumen Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang dipergunakan adalah
sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan
ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu
topik tertentu.
Wawancara dilakukan kepada semua pihak yang terlibat dalam
penelitian yaitu pengurus pegelola sampah serta warga masyarakat suronatan.
Sedangkan proses wawancara dilakukan dengan menggunakan teknik
wawancara tersrtuktur, dilanjutkan dengan mempersiapakan pedoman
wawancara.
2. Angket
Angket adalah lembaran yang di berikan peneliti kepada responden
untuk diberikan jawaban. Biasanya berbentuk checklist. Angket yang
diberikan berupa angket semi terbuka. Angket semi terbuka adalah angket
yang terdapat pilihan jawaban juga terdapat tempat untuk responden
menjawab sesuai pendapatnya.
E.Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah seluruh objek yang akan diteliti. Sedangkan sampel adalah
beberapa anggota populasi yang digunakan peneliti dalam penelitian. Objek
penelitian ini adalah seluruh warga yang terlibat dalam pengelolaan sampah mulai
dari pengurus dan anggota yang berjumlah 200 siswi. Jumlah total sampel yang
kami ambil adalah 10 % dari populasi. Maka dari 200 siswi didapatkan sampel 20
orang. Pengambilan sampel dengan teknik acak (Random sampling)
16
F.Metode Analisis Data
Metode analisis data yang peneliti gunakan yaitu deskriptif kuantitatif karena
penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan kuantitatif.
F
Rumus penghitungan = N x 100 %
= F adalah frekuensi (jumlah jawaban)
N adalah sampel (jumlah orang)
17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dan observasi pengelolaan lingkungan. Diperoleh
data yang akurat bahwa pengelolaan lingkungan yang baik dapat menimbulkan
pola hidup sehat dalam lingkungan masyarakat sehari – hari.
18
Saya langsung membuang barang
7. yang sudah tidak terpakai tanpa 45,45% 54,54%
mendaur ulangnya kembali
Saya langsung membeli barang
8. baru ketika barang yang lama 90,90% 09,09%
sudah rusak
Saya senang menggunakan barang
-
9. yang ramah lingkungan 100%
Saya selalu menjaga lingkungan
10. dengan memperbaiki lingkungan 100% -
yang telah rusak
B. Pembahasan
19
Hasil dari penelitian yang peneliti lakukan 100 % responden menyatakan
sudah menjaga kebersihan dengan cara membuang sampah pada tempatnya,
mengunakan barang yang ramah lingkungan serta selalau menjaga lingkungan
dengan memperbaiki lingkungan yang telah rusak. Sedangkan 54,54% responden
menyebutkan bahwa membuang barang yang sudah tidak terpakai tanpa mendaur
ulangnya kembali karena pengelolaan sampah yang dilakukan oleh Bank sampah
sukolaras bersifat menerima sampah mentah yang dikumpulkan oleh warga.
Data angket yang kami sebarkan dapat disimpulkan bahwa pengelolaan
sampah yang baik dapat menimbulkan kebersihan lingkungan. Hal tersebut dapat
dilihat dari 94,2% responden menyebutkan bahwa warga Suronatan sangat baik
dalam menjaga lingkungannya dengan turut andil dalam pengelolaan sampah.
Walaupun secara aturan tidak ada teguran dari pengelola tetai warga suronatan
sudah menyadari akan pentingnya kebersihan lingkungan. Akan tetapi, dari data
6,8 % kami dapat disimpulkan juga apabila sebagian besar warga Suronatan masih
belum memahami pengertian dari 4R (reuse, reduce, recycle, recovery). Sangat
disayangkan karena salah satu indikator kebersihan ini juga diperlukan dalam hal
pengelolaan sampah. Dengan jelas terlihat dari data jika warga Suronatan masih
senang membuang barang yang telah rusak tanpa mendaur ulangnya, selain itu,
warga Suronatan juga luput untuk menggunakan kembali barang – barang yang
dapat dimanfaatkan. Warga Suronatan sangat setuju apabila diadakan pengelolaan
sampah di Kampung Suronatan, karena menurut mereka hal tersebut sangat
berpengaruh dalam kehidupan sehari – hari mereka. Diantaranya adalah dapat
mengurangi polusi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan menyadarkan
mereka akan pentingnya lingkungan lebih dalam lagi. Maka dari itu, penelitian ini
membuktikan jika pengelolaan sampah sangat penting dalam mempengaruhi
kebersihan lingkungan sekitar, salah satunya di Kampung Suronatan. Ada baiknya
apabila Bank Sukolaras nantinya dapat terus memberikan informasi – informasi
terkait kebersihan lingkungan, menggiatkan produksi daur ulang barang habis
20
pakai untuk dijual, dan selalu mengingatkan masyarakat terkait masalah
kebersihan lingkungan atau sampah.
21
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa diatas, dapat diambil kesimpulan berikut:
Bahwa pengelolaan sampah yang dilakukan oleh masyarakat Kampung Suronatan
sudah bagus dan sesuai dengan ketentuan pengelolaan sampah. Pengelolaan
sampah yang baik dapat menimbulkan kebersihan lingkungan, hal tersebut dapat
dilihat dari 94,2% responden menyebutkan bahwa warga Suronatan sangat baik
dalam menjaga lingkungannya dengan turut andil dalam pengelolaan sampah.
Akan tetapi, dari data 6,8 % kami dapat disimpulkan juga apabila sebagian besar
warga Suronatan masih belum memahami pengertian dari 4R (reuse, reduce,
recycle, recovery). Sangat disayangkan karena salah satu indikator kebersihan ini
juga diperlukan dalam hal pengelolaan sampah.
B. Saran
Berdasarkan permasalahan dan pembahasan mengenai hubungan yang terjadi
antara variabel-variabel yang ada, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi masyarakat untuk
meningkatkan kebersihan lingkungan di sekitar. Dengan tujuan untuk melihat
dampak pengelolaan sampah terhadap kebersihan lingkungan masyarakat, maka
disarankan untuk masyarakat agar dapat meningkatkan semangat untuk ikut andil
dalam proses pengelolaan sampah.
2. Bagi Pemerintah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana bagi pemerintah untuk
meningkatkan program pola hidup bersih masyarakat, yang salah satunya dapat
dengan cara mengelola sampah dengan baik. Pemerintah dapat menggunakan
penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dua variable tersebut.
Sehingga pemerintah dapat dengan mudah mengambil langkah selanjutnya
22
dalam hal pentingnya lingkungan yang bersih. Hal ini akan sangat berpengaruh
juga dalam kesehetan masyarakat.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber penelitian
yang akan datang bagi peneliti selanjutnya, dan peneliti selanjutnya dapat
meneliti lebih dalam terkait masalah pengelolaan sampah yang terjadi di
masyarakat.
23
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Sampah_organik
https://id.wikipedia.org/wiki/Sampah_anorganik
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34387/1/JEAN%20ANGG
RAINI-FDK.pdf
https://lamongankab.go.id/dinkes/phbs/
http://mily.wordpress.com/2009/02/28/sampah/
https://id.wikipedia.org/wiki/Kebersihan
(“The Study of Man” hal 91 karya Ralp Linton tentang masyarakat)
24
LAMPIRAN
Lampiran I
No Pernyataan Ya Tidak
25
baru ketika barang yang lama
sudah rusak
26