Anda di halaman 1dari 5

Nama : Yulita

Nim : 1910035050
Tingkat : III.B

“Pemasangan Neck Collar dan Pelepasan Helm”


A. Pemasangan Neck Collar
1. Pengertian
neck collar adalah alat yang berfungsi sebagai penyangga leher dan
digunakan untuk menjaga kestabilan dari tulang servikal. Pasien-pasien
trauma seringkali mengalami trauma di daerah servikal. Trauma di daerah servikal
akan berakibat buruk bila juga mengenai sumsum tulang belakang. Sehingga,
sangatlah penting untuk segera melakukan immobilisasi secara efektif pada kasus
trauma servikal yang tidak stabil.

2. Tujuan
a. Mencegah pergerakan tulang servikal yang patah
b. Mencegah bertambahnya kerusakan tulang servikal dan corda spinalis
c. Mengurangi rasa nyeri
Tujuan pemasangan cervical collar adalah untuk immobilisasi dengan
jalan menjaga kepala dalam posisi netral dan agar tidak terjadi gerakan kepala
dan leher ke segala arah. Pemakaian cervical collar melakukan pembatasan
gerak (membidai) kepala dan leher baik untuk terapi ataupun profilaksis.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka peralatan yang digunakan harus sesuai
dengan prinsip dasar kasus orthopedi yaitu melakukan immobilisasi pada
persendian diatas dan dibawah daerah yang dicurigai mengalami trauma. Agar
dapat digunakan pada kondisi diluar rumah sakit), peralatan untuk
immobilisasi servikal haruslah mudah dibawa dan mudah digunakan dan
dapat menjamin bebasnya jalan nafas.
3. Indikasi :
Cervical collar digunakan pada kasus-kasus trauma kepala dan leher. Apabila
mekanisme trauma tidak diketahui, pasien harus dilakukan imobilisasi untuk
mencegah terjadinya injuri potensial pada tulang servikal. Mekanisme injuri yang
paling sering yakni pada kecelakaan kendaraan bermotor yang menyebabkan
terjadinya hiperfleksi dan hiperekstensi. Pasien dibawah pengaruh alkohol atau obat-
obatan tidak mampu mengenali gejala trauma tulang belakang yang mereka alami,
sehingga harus secara rutin dilakukan immobilisasi.
Semua pasien yang tidak sadar harus dilakukan immobilisasi untuk mencegah
memburuknya trauma tulang belakang yang sudah terjadi. Semua pasien trauma yang
sadar dan mengeluh nyeri pada tulang belakang, parestesia, kelemahan dan
kelumpuhan harus dilakukan immobilisasi dengan sangat hati-hati untuk mencegah
cedera sekunder tulang belakang. Imobilisasi juga dipertimbangkan untuk dilakukan
pada pasien dengan keterbatasan kemampuan berbicara dan gangguan pendengaran
yang akan mempengaruhi kemampuan pasien mengkomunikasikan dan
mempersepsikan rasa nyeri.
4. Kontraindikasi pemasangan cervical collar
Ada beberapa keadaan dimana cervical collar tidak perlu digunakan:
1 Adanya pembedahan pada jalan nafas (misalnya krikotiroidotomi dan
trakeostomi) membutuhkan modifikasi teknik imobilisasi servikal.
2 Dislokasi servikal yang ditandai dengan angulasi atau abnormalitas anatomi
dapat mempengaruhi efektivitas pemasangan cervical collar buatan pabrik.
Pada kasus seperti ini, bisa dilakukan imobilisasi servikal yang
dimodifikasi seperti horse collar atau mempertahankan posisikan secara
manual tanpa melakukan traksi.
3 Edema servikal yang hebat (misalnya akibat dari trauma atau perdarahan
trakea). Pada kondisi ini, apabila dipasang cervical collar akan
menghalangi pertukaran udara, mengurangi perfusi serebral atau
meningkatkan tekanan intrakranial. 4 Adanya benda asing yang menempel
pada daerah leher seperti pisau, pecahan kaca, atau logam juga
menimbulkan kesulitan untuk melakukan imobilisasi dengan menggunakan
cervical collar.

5. Peralatan yang perlu di siapkan :


a. Neck collar
- Soft neck collar
- Rigid neck collar
b. Handscoon
5. Langkah-langkah pemasangan Neck collar:
a. Penolong 1 melakukan fksasi kepala dari bahu pasien
b. Penolong 2 memasukkan neck collar melalui leher belakang dengan melipat
ujung neck collar - neck collar dimasukkan hanya sampai penolong 1
mendapatkan ujung dari neck collar yang disleipkan Kemudian neck collar
disapukan ke depan leher pasien dan disesuaikan lalu dikaitkan dengan
perekat yang telah diselipkan di belakang leher pasien

B. Pelepasan Helm Korban Kecelakaan


1. Pengertian
Penggunaan helm dapat mengurangi angka kejadian dan kegawatan
trauma kepala pada kasus kecelakaan sepeda motor. Kebanyakan helm yang
diproduksi saat ini terdiri dari bahan foam/busa di lapisan bagian dalam dan
dibungkus dengan material plastik yang keras. Beberapa helm telah
dimodifikasi dengan menambahkan lapisan (padding) di bagian dalam sehingga
dapat menyesuaikan dengan kepala dan terasa erat saat dipakai.
Petugas gawat darurat harus dapat melakukan prosedur pelepasan helm
secara aman. Pelepasan helm membutuhkan metode tertentu yang harus
dilakukan dengan hati- hati untuk menghindari trauma lebih lanjut pada tulang
belakang.
2. Indikasi dan kontraindikasi
Pada kasus dimana pasien trauma adalah atlit atau aktivitas rekreasi, ada
dua pendapat mengenai prosedur pelepasan helm pada kondisi prehospital. Satu
pendapat menyarankan bahwa pelepasan helm pada kondisi tersebut jarang
perlu dilakukan karena helm itu sendiri sudah merupakan alat imobilisasi tulang
belakang yang cukup baik. Pendapat lainnya merekomendasikan agar helm
selalu dilepas sehingga pasien dapat terekspos secara keseluruhan dan petugas
Penolong mempunyai akses penuh pada bagian kepala dan leher pasien
sehingga dapat melakukan manajemen jalan nafas, kontrol perdarahan dan
stabilisasi tulang servikal. Karena adanya kontroversi ini maka pada November
1999, dibentuklah satuan kerja yang membahas penanganan secara tepat pada
kasus trauma tulang belakang pada atlit. Hasil konsensus yang dibahas berupa
panduan yang merekomendasikan pelepasan helm hanya pada situasi sebagai
berikut:
a. Jika helm dan tali pengikat dagu tidak dapat melindungi kepala dengan
baik yang artinya bila helm tidak dilepas juga tidak menjamin imobilisasi
kepala Meskipun bagian penutup wajah sudah dilepas, namun penggunaan
helm dan tali pengikatnya mengakibatkan kontrol jalan nafas tidak adekuat.
b. Jika penutup wajah (facemask) tidak dapat dilepas
c. Jika helm yang digunakan mencegah teknik imobilisasi yang diperlukan
untuk proses pengangkutan pasien Jika helm tidak dilepaskan, imobiliasi
tulang servikal dapat dilakukan dengan mempertahankan posisi helm
menggunakan tape, foam blocks, dan backboard. Pada pemain football, bila
helm dilepaskan maka bantalan pelindung bahu juga harus dilepaskan
untuk mencegah hiperekstensi kepala.
Pada pengendara sepeda motor, helm harus dilepas pada saat sebelum dibawa
ke rumah sakit (prehospital). Helm sepeda motor yang menutupi seluruh wajah
(full-face helmet) menyebabkan kesulitan untuk mengakses dan melakukan
manajemen jalan nafas dan untuk mengevaluasi jejas pada kepala dan leher.
Dan bila helm tetap digunakan oleh pasien, karena ukuran dan disain helm yang
besar dapat menyebabkan fleksi leher saat pasien dipindahkan ke backboard.
Satu-satunya kontraindikasi absolut pelepasan helm adalah adanya nyeri leher
dan parestesia yang berhubungan dengan prosedur. Sedangkan kontraindikasi
relatif apabila penolong tidak mengetahui teknik yang tepat dan kekurangan
tenaga penolong.
3. Prosedur
Dibutuhkan sedikitnya dua orang yaitu untuk melakukan pelepasan helm dan
untuk stabilisasi manual tulang servikal selama dilakukannya prosedur. Meskipun
pelepasan helm dapat dilakukan oleh satu orang namun yang terbaik adalah
dilakukan oleh minimal dua orang terutama pada kasus penderita tidak sadar atau
tidak kooperatif.
a. Penolong 1 melakukan stabiisasi helm, dengan memegang kedua sisi helm,
posisi jari jangan diletakkan dirahang bawah korban untuk mencegah
pergerakkan leher
b. Penolong 2 melepaskan tali helm yang melingkari dahu korban
c. Penolong 2 melakukan stabilisasi dengan cara meletakkan satu
tangandibagian sudut rahang depan dan satu tangan lain diletakkan dibagian
belakang kepala
d. Penolong 1 menarik kedua sisi helm kearah luar sambil melepaskan helm ke
arah penolong 1
e. Penolong 2 mencegah kepala korban terjatuh setelah helm terlepas
f. Setelah helm terlepas penolong 1 mengambil alih stabilisasi dengan cara
meletakkan tangan dikedua sisi kepala dengan telapak tangan diatas telinga
korban sampai cervical collar support terpasang pada leher korban
g. Penolong 2 memasang cervical collar support dileher korban

Anda mungkin juga menyukai