Anda di halaman 1dari 54

Kegiatan Pembelajaran 3

MEMBACA GAMBAR/SKEMATIK DIAGRAM


ELEKTRONIKA

A. Tujuan

Setelah menyelesaikan materi pembelajaran ini, peserta diharapkan dapat

3-1. memahami simbol komponen elektronika dan rangkaian kerja


skematik.
3-2. menterjemahkandalam daftarkomponen/part list.
3-3. mengetahui perubahan dan up-date skema.
dengan benar
B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Setelah menyelesaikan materi pembelajaran ini, peserta diharapkan dapat:

3-1.1. Standar simbol-simbol baku komponen elektronika yang berlaku


dipelajari dan dipahami sesuai dengan kebutuhan untuk bekerja di
industri elektronika.

3-1.2. Tegangan suplay rangkaian ditetapkan agar tidak salah tegangan.

3-1.3. Mengkonfirmasi kesesuaian nilai, part number dan kategori komponen


elektronik.

3-1.4. Safety Part diketahui dari gambar rangkaian.

3-1.5. Sistim kerja rangkaian atau kerja blok rangkaian dipahami dan
dijelaskan fungsi kerjanya.

3-2.1. MasterParlistkomponenElektronikditerjemahkandari
sumberskematikdiagram

3-2.2. Jenis komponen yang sama dikelompokkan agar mudah untuk


proses selanjutnya.

47
3-2.3. Daftarkomponen/partlistatassistemkerjarangkaian
diperiksakembaliuntukmemperolehgambarrangkaian yangvalid
3-3.1. Idedanusulanperubahanskemadaripihakyang
memilikiotoritasdipelajariuntukmengetahuitingkat
perubahanyangterjadi
3-3.2. PerubahanNilai,Partnumber,Partnamekomponen
diketahuimelaluisimbolperubahanskema.
3-3.3. Perubahanskemagambarrangkaiandianalisisuntuk
mengetahuifungsikerjanya
3-3.4. Keabsahanperubahangambardanskemarangkaian
diproseskepadapihakyangmemilikiotoritassesuai
denganSOPyangberlaku.
3-3.5. Catatanpembacaandanperubahangambarrangkaian
dibuatdenganformatyangditetapkandan
diadministrasikansesuaidenganSOPyangberlaku.
C. Uraian Materi

3-1. Simbol Komponen Elektronika dan rangkaian kerja skematik

Simbol Komponen

Gambar teknik dijadikan sarana untuk mengkomunikasikan desain teknik.


Terkait dengantujuan ini maka gambar teknik haruslah mempunyai metoda
yang mudah dikenal, mudah dipelajari, dan haruslah dimengerti oleh semua
orang, secara internasional.

Simbol digunakan dalam gambar skema untuk menggambarkan komponen


dan menghubungkannya dengan komponen lainnya. Simbol komponen
secara bentuk maupun ukuran tidak memperlihatkan bentuk dan ukuran fisik
komponen secara nyata.

Gambar simbol digambarkan berdasarkan beberapa standar yang ada. Pada


saat ini ada beberapa standar yang digunakan dalam industri seperti, ISO
(International Standard Organization), IEC (International Electrotechnic
Commision), DIN (Deutsche Industrie Norm), JIS (Japan Industrial
Standard), SII (Standar Industri Indonesia), dan lainnya.

48
Tabel 3. 1.Simbol Gambar standart Internasional

SIMBOL NAMA KOMPONEN


Simbol
Simbol Ground
Sambungan

Kabel/ Wire Listrik Earth Ground

Koneksi kabel Chassis Ground

Common/ Digital
Kabel tidak koneksi
Ground

Simbol Saklar
(Switch) dan Simbol Resistor
Simbol Relay

Toggle Switch SPST Resistor

Toggle Switch SPDT Resistor

Saklar Push-
Potensio Meter
Button(NO)

Saklar Push-Button
Potensio Meter
(NC)

DIP Switch Variable Resistor

Relay SPST Variable Resistor

Simbol Condensator
Relay SPDT
(Kapasitor)

Jumper Condensator Bipolar

Solder Bridge Condensator Nonpolar

50
SIMBOL NAMA KOMPONEN

Sumber tegangan
Condensator Bipolar
yang dapat diatur

Sumber arus yang


Kapasitor berpolar
dapat diatur

Simbol Meter (Alat


Kapasitor Variable
Ukur)

Simbol Kumparan
Volt Meter
(Induktor)

Induktor, lilitan,
Ampere Meter
kumparan, spul, coil

Induktor dengan inti


Ohm Meter
besi

Variable Induktor Watt Metter

Simbol Power
Simbol Lampu
Supply
Sumber tegangan
Lampu
DC

Sumber Arus Lampu

Sumber tegangan
Lampu
AC

Generator Simbol Dioda

Battery Dioda

Battery lebih dari


Dioda Zener
satu Cell

51
SIMBOL NAMA KOMPONEN

Dioda Schottky Bel Listrik

Dioda Varactor Buzzer

LED (Light Emitting


Fuse, Sikring
Diode)

Photo Dioda Fuse, Sikring

Simbol Transistor Bus

Transitor Bipolar
Bus
NPN

Transistor Bipolar
Bus
PNP

Transitor Darlington Opto Coupler

Transistor JFET-N Speaker

Transistor JFET-P Mic, Microphone

Op-Amp, Operational
Transistor NMOS
Amplifier

Transistor PMOS Schmitt Trigger

Simbol Komponen
ADC, Analog to Digital
Lain

Motor DAC, Digital to Analog

Trafo, Transformer,
Crystal, Ocsilator
Transformator

52
SIMBOL NAMA KOMPONEN

Simbol Antenna OR Gate

Antenna NOR Gate

Antenna EX-OR Gate

Dipole Antenna D-Flip-Flop

Simbol Gerbang
Multiplexer 2 to 1
Logika (Digital)

NOT Gate Multiplexer 4 to 1

AND Gate D-Multiplexer 1 to 4

NAND Gate

Tegangan Suplay Rangkaian

Besar tegangan suplay atau tegangan catu dalam rangkaian sangat penting.
Besar dan jenis tegangan catu ditampilkan dalam gambar skema.

Gambar 3.1.Simbol sumber tegangan dengan catatan besarannya.


https://cdn.sparkfun.com/assets/b/a/5/0/8/51cc9e54ce395ff06d000001.png dan
https://cdn.sparkfun.com/assets/f/7/5/4/2/51cc9e55ce395fcc74000000.png

pada gambar 3.1 diperlihatkan gambar sumber tegangan dengan catatan


besar tegangannya, seperti 5VDC atau 120VAC. Untuk sumber tegangan
dari baterai, secara umum 1 sel baterai besarnya 1,5V sehingga kalau
digambarkan 2 sel baterai maka besar tegangnnya 3V. untuk yang berupa
terminal, dituliskan besar tegangan pada terminal tersebut, misalkan 5V.

53
Bagian-bagian Keselamatan

Dalam gambar dapat dicantumkan tanda-tanda keselamatan, seperti terlihat


dalam gambar. Terdapat tulisan HOT dan COLD juga CAUTION “LIVE
MAINS” ini menandakan bagian-bagian yang berbahaya (tegangan tinggi)
pada peralatan yang skemanya tergambar.

Gambar 3.2.Simbol sumber tegangan dengan catatan besarannya.


http://4.bp.blogspot.com/-0BDTXwbMLhI/U1f8SFmmEDI/AAAAAAABAnY/-HkPGt9BTrA/s1600/power+supply.bmp.jpg

Gambar 3.3.Komponen pengaman.


http://3.bp.blogspot.com/-6DqyBW2E6mY/U1-wF_9aHJI/AAAAAAABAwM/QCsGJY-DmTg/s1600/Untitled.bmp.jpg

54
Komponen yang dalam gambar terdapat gambar  menandakan harus
diganti dengan tipe yang sama dengan rating yang tertulis, ini untuk
pengamanan yang tetap terjaga.

Rangkaian Blok

Rangkaian blok atau juga disebut diagram blok adalah merupakan diagram
alir (flowchart) yang digunakan dalam rekayasan (engineering). Ini
digunakan untuk merancang sistem baru atau mendiskripsikan dan
memeperbaiki yang sudah ada. Struktur memberikan gambaran tingkat
tinggi komponen sistem utama, peserta proses kunci, dan hubungan kerja
yang penting.

3-2. Menterjemahkan dalam daftar komponen/ part list

Daftar Komponen dan Gambar Skema

Penggambaran skema ada 2 cara, yaitu dengan penggambaran simbol dan


penggambaran piktorial.

Gambar 3.4.Penggambaran Skema.


https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/8/80/Circuit_diagram_%E2%80%93_pictorial_and_schematic.png.

Pada gambar 3.4 sebelah kiri digambarkan skema secara piktorial dan
gambar kanan dengan penggambaran simbol. Kedua cara biasa digunakan
dalam menggambar skema elektronika. Untuk metoda piktorial biasa
digunakan pula untuk menggambar tata letak komponen pada PRT/PCB.
Sedang metoda penggambaran simbol untuk menggambar skema, sehingga
cara kerja rangkaian menjadi jelas.

55
Gambar 3.5.Contoh Gambar Skema.
Gambar 3.5 memperlihatkan contoh gambar skema sebuah rangkaian
elektronik. Tata letak gambar yang menyebar merata dalam bidang gambar
dengan komponen-komponen yang terletak sedemikian rupa sehingga cara
kerja rangkaian jelas dapat dilihat.

Gambar 3.6.Contoh Tata Letak Komponen diatas PRT.


Gambar 3.5 memperlihatkan contoh tata letak komponen diatas PRT,
gambar komponen mirip bentuk fisik dari komponen sebenarnya dari
pandangan atas.

Tabel 3. 2. Daftar Komponen (sebuah contoh)

No Nama Komponen Kode Nilai


1 Tahanan ¼ watt R1 68kΩ
2 Tahanan ¼ watt R2 220kΩ
3
4

56
Penataan komponen secara merata pada seluruh bidang PRT dan selain
didapat sambungan antar komponen yang benar, tata letak juga
memudahkan menelusur hubungan antar komponen untuk perbaikan.

Untuk menginventaris komponen yang digunakan maka dibuatlah tabel


daftar komponen.

Dari daftar komponen dapat dengan mudah untuk penggantian komponen


rusak jika terjadi kerusakan. Karena tidak semua tata letak komponen di atas
PRT dilengkapi nilai komponen. Juga pada badan kkomponen seringkali
tidak terlihat lagi tipe maupun nailai komponen yang akan diganti. Selain itu
daftar komponen juga dapat digunakan untuk pembelian komponen jika kita
akan membangun rangkaian tersebut.

3-3. Perubahan dan Perbaruan Skema.

Mempelajari perubahan dan perbaruan skema

Perubahan ataupun perbaruan skema dari sebuah rangkaian elektronik


harus ada usulan dari yang memiliki otoritas untuk itu. Perubahan bisa terjadi
karena adanya perbaikan kualitas atau karena ketiadaan komponen
sehingga harus menggangganti komponen lain dan menuntut perubahan
rangkaian.

Dalam hal perubahan bentuk fisik komponen yang menuntut perubahan jalur
PRT/PCB. Perubahan jalur harus memperhatikan berapa arus yang
dimungkinkan mengaliri jalur tersebut, dan berapa besar tegangan beda
diantara jalur tersebut.

Perubahan nilai dari tiap komponen yang berubah harus dicatat dan
digunakan untuk perbaikan dokumen.

3-4. memahami simbol komponen elektronika dan rangkaian kerja


skematik.
3-5. menterjemahkandalam daftarkomponen/part list.
3-6. mengetahui perubahan dan up-date skema.

57
D. Aktifitas Pembelajaran

1. Untuk dapat memahami simbol komponen elektronika dan rangkaian


kerja skematik, menterjemahkandalam daftarkomponen/part list
danmengetahui perubahan dan up-date skema dengan benar di
bengkel/laboratorium Teknik Elektronika Audio Video, lakukan diskusi,
brainstroming dalam kelompok kecil. Selama proses diskusi gunakan
cara berfikir kritis, proses pengambilan keputusan (decision making),
perencanaan strategi (strategic planning), proses ilmiah (scientific
process), dan pemecahan masalah (problem solving).

2. Pada aktifitas pembelajaran ini, peserta diberi tugas melakukan diskusi


tentang simbol komponen elektronika dan rangkaian kerja skematik,
menterjemahkan dalam daftar komponen/ part list dan mengetahui
perubahan dan up-date skema dan mempresentasikannya.

E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


1. Umpan Balik
Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran ini, periksa penguasaan
pengetahuan dan keterampilan anda menggunakan daftar periksa di
bawah ini:
Indikator Ya Tidak Bukti
3-1.1. Standar simbol-simbol baku komponen
elektronika yang berlaku dipelajari dan
dipahami sesuai dengan kebutuhan
untuk bekerja di industri elektronika.
3-1.2. Tegangan suplay rangkaian ditetapkan
agar tidak salah tegangan.
3-1.3. Mengkonfirmasi kesesuaian nilai, part
number dan kategori komponen
elektronik.
3-1.4. Safety Part diketahui dari gambar
rangkaian.
3-1.5. Sistim kerja rangkaian atau kerja blok
rangkaian dipahami dan dijelaskan
fungsi kerjanya.
3-2.1. Master Parlist komponen Elektronik
diterjemahkan dari sumber skematik
diagram
3-2.2. Jenis komponen yang sama
dikelompokkan agar mudah untuk proses
selanjutnya.

58
Indikator Ya Tidak Bukti
3-2.3. Daftar komponen/part list atas sistem
kerja rangkaian diperiksa kembali untuk
memperoleh gambar rangkaian yang
valid
3-3.1. Ide dan usulan perubahan skema dari
pihak yang memiliki otoritas dipelajari
untuk mengetahui tingkat perubahan
yang terjadi
3-3.2. Perubahan Nilai, Part number, Part
name komponen diketahui melalui
simbol perubahan skema.
3-3.3. Perubahan skema gambar rangkaian
dianalisis untuk mengetahui fungsi
kerjanya
3-3.4. Keabsahan perubahan gambar dan
skema rangkaian diproses kepada pihak
yang memiliki otoritas sesuai dengan
SOP yang berlaku.
3-3.5. Catatan pembacaan dan perubahan
gambar rangkaian dibuat dengan format
yang ditetapkan dan diadministrasikan
sesuai dengan SOP yang berlaku.

2. Tindak Lanjut
a. Buat rencana pengembangan dan implementasi di lingkungan
bengkel kerja anda.
b. Gambarkan suatu situasi atau isu di dalam bengkel anda yang
mungkin dapat anda ubah atau tingkatkan dengan
mengimplementasikan sebuah rencana tindak lanjut.
c. Apakah judul rencana tindak lanjut anda?
d. Apakah manfaat/hasil dari rencana aksi tindak lanjut anda tersebut?
e. Uraikan bagaimana rencana tindak lanjut anda memenuhi kriteria
SMART (spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, relevan,
rentang/ketepatan waktu).

59
Kegiatan Pembelajaran 4
MEMBACA DAN MENGIDENTIFIKASI KOMPONEN
ELEKTRONIKA (PASIF)

A. Tujuan

Setelah menyelesaikan materi pembelajaran ini, peserta diharapkan dapat

4-1. menyiapkan pekerjaan.


4-2. membaca dan mengidentifikasi komponen Resistor.
4-3. membaca dan mengindentifikasi komponen Kapasitor.
4-4. membaca dan mengindentifikasi komponen Induktor
dengan benar
B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Setelah menyelesaikan materi pembelajaran ini, peserta diharapkan dapat:

4-1.1. Teoritentangkomponenelektronikadipelajaridan
dipahamisesuaidengankebutuhan.
4-1.2 Peralatandaninstrumenukurelektronikadisiapkan
sesuaidengankabutuhan
4-1.3 Tabeldandaftarkomponenyangterstandardisiapkan
untukkeperluanpembacaan
4-2.1. Resistordibacadandiidentifikasiharganya
berdasarkankodewarnadantandalain.
4-2.2. Resistordikenalikomposisibahannyauntukkeperluan yangberbeda-
beda.
4-3.1. Kapasitordiidentifikasidandibacanilainyaserta
tipenyaberdasarkantulisannyaataukodewarnanya.
4-3.2. Kapasitormampudijelaskanmasing-masing kegunaannya
4-3.3. Kapasitormampudijelaskancarapengisiannyadan
memahamihukumCoulomb.

60
4-4.1. Inductordiidentifikasidandipahaminilainyauntuk berbagaitipeintinya.
4-4.2. Induktormampudijelaskanikegunaandanalasannya.
4-4.3 NilaiInduktordihitungberdasarkanbesarnyaukuran
diameterkawatbelitansesuainilainya
C. Uraian Materi

4-1. Menyiapkan pekerjaan

Komponen Elektronika

Komponen elektronika terbagi dalam dua kelompok besar, yaitu komponen


pasif dan aktif. Komponen pasif adalah komponen yang tidak memerlukan
catu daya atau penguatan tetapi hanya pelemahan atau mengurangi
tegangan atau arus yang melewatinya. Komponen pasif itu antara lain
tahanan (R), induktansi (L) dan kapasitor (C). Masing-masing komponen
akan berbeda jika masing-masing berada dalam arus searah (DC) dan arus
bolak-balik (AC).

Gambar 4.1.Contoh komponen induktor.

Alat Ukur penguji Komponen RLC

Ada beberapa alat ukur untuk menganalisis cara kerja komponen pasif, alat
ukur tersebut antara lain Multimeter atau AVO-meter, RLC-meter, Power
Supply DC, Function Generator dan Oscilloscope.

61
a. Multimeter b. Jembatan LCR c. CRO dan FG

Gambar 4.2.Alat ukur untuk pengujian komponen RCL.


Alat ukur untuk pengujian komponen RLC diperlihatkan pada gambar 4.2,
gambar a, memperlihatkan multimeter analog dan digital. Untuk multimeter
analog kebanyakan hanya dapat mengukur tahanan, untuk multi meter
digital pada tipe tertentu bisa untuk mengukur induktansi dan kapasitansi.

Untuk multimeter analog perlu perlakuan khusus saat akan digunakan untuk
mengukur tahanan.

Gambar 4.3.Seting awal penggunaan multimeter sebagai Ohm meter.


Untuk penggunaan multi meter untuk mengukur tahanan ( sebagai Ohm-
meter), saklar batas-ukur diarahkan ke Ω yang berada di kanan bawah. Pilih
x1 atau x10 atau x1k disesuaikan perkiraan besar tahanan yang akan diukur.
Dalam gambar 4.3 misal dipilih x1, colok ukur merah dan hitam dihubung
singkat, atur knop Ω-adj sehingga jarum menunjuk 0Ω. Alat ukur siap untuk
digunakan untuk mengukur tahanan. Jika jarum tisak dapat menunjuk 0Ω
(kurang) maka baterai perlu diganti. Setiap akan melalukan pengukuran

62
lakukan hal ini. Juga saat mengganti batas pengukuran dai x1 ke x10 atau
ke x1k dan sebaliknya.

Untuk multimeter digital tidak perlu dilakukan hal seperti pada multimeter
analog, yang perlu diperhatikan apakah tidak muncul tanda lower bat
(baterai habis/kurang tegangan), jika muncul baterai perlu diganti.

Tabulasi Komponen RLC

Tabel 4.1.Komponen Tahanan

Nama Gambar Simbol


Tahanan tetap

https://www.autodesk.com/products/eagle/blog/wp-content/uploads/2017/03/resistors_01_electronic-
components_TESLA_Institute.jpg

Tahanan
variabel trim
(trimmer
potentiometer)

Potensiometer

PTC-NTC

LDR

63
Tabel 4.2. Komponen Induktor

Nama Gambar Simbol


induktor
tanpa inti

dg inti ferit

Induktor
variable

Tabel 4. 1. Komponen Kapasitor

Nama Gambar Simbol


Kapasitortor
keramik

Kapasitortor
Milar

Kapasitortor
Mika

Kapasitortor
Tantalum

64
Kapasitortor
elektrolit
(Elco)

Kapasitortor
variabel
.(a dam b)
.a dan b

Kapasitor
trimer (c) .a b c
c

Membaca dan Mengidentifikasi Komponen Resistor

Komponen resistor memiliki besaran satuan Ω (Ohm), jika diberi tegangan pada
ujung-ujungnya akan mengalir arus, jika kedua ujung memiliki beda potensial.
Tahanan atau resistor mempunya kemampuan tertentu untuk dapat dialiri arus.
Maka sebuah tahanan selain memiliki resistansi sekian Ω juga memiliki
kemampuan dialiri arus, hasil kali arus yang lewat dengan tegangan jatuh pada
kedua ujungnya akan menimbulkan daya hilang yang disebut daya disipasi atau
daya hilang (dissipation power). Maka tahanan diproduksi dengan nilai tahanan
tertentu (urutan E6, E12 hingga E96).

Gambar 4.4.Resistor dengan kemampuan disipasi daya yang berbeda.


http://www.bcae1.com/images/jpegs/IMG_5660b.jpg dan http://p.globalsources.com/IMAGES/PDT/B1011935086/Cement-Resistor.jpg

Penandaan besar nilai dan keterangan lain pada badan resistor ada yang ditulis
langsung, seperti 5W3Ω3J karena bentuk fisiknya yang mencukupi untuk ditulis
itu. Untuk resistor yang berbentuk fisik kecil digunakan kode warna.

65
Tabel 4. 2. Kode Warna Resistor

Resistor 4 Pita  Contoh gambar : 22x104=222.000Ω 5%

Pita I Pita II Pita III Pita IV


WARNA Angka ke 1 Angka ke 2 Pengali Toleransi
Hitam 0 0 100
Coklat 1 1 1 101 1%
Merah 2 2 2 102 2%
Oranye 3 3 3 103 3%
Kuning 4 4 4 104
Hijau 5 5 5 105
Biru 6 6 6 106
Ungu 7 7 7 107
Abu-abu 8 8 8 108
Putih 9 9 9 109
Emas 10-1 5%
Perak 10-2 10%
Angka ke 1 Angka ke 2 Angka ke 3 Pengali Toleransi
Pita I Pita II Pita III Pita IV Pita V

Resistor 5 Pita  Contoh gambar : 222x104=2.220.000Ω 5%


Besaran-besaran resistor diproduksi dengan nilai yang kemudian disebut dengan
urutan E, antara lain E6, berarti terdapat 6 nilai ditambah kelipatannya. Untuk
E12 terdapat 12 nilai dengan tambahan kelipatannya.Contoh, dipasaran banyak
dijual urutan E12, jadi nilainya 1, 1.2, 1.5, 1.8, 2.2, 2.7, 3.3, 3.9, 4.7, 5.6, 6.8, 8.2
dan ada 1, 10, 100, 1000 danseterusnya.
Tabel 4. 3.Urutan resistor menurut IEC

66
Kunstruksi dan Bahan Resistor

Gambar 4.5. Kunstruksi beberapa Resistor tetap.


Berdasarkan ketentuan spefikasinya, macam dan jenis resistor tetap pada
umumnya dibedakan berdasarkan konstruksi, jenis bahan, dan proses
fabrikasinya. Jenis bahan resistor-resistor tersebut yang lazim berupa komposisi
karbon, lapisan karbon, oksida karbon, selaput logam, lapisan logam, dan lilitan
kawat.

4-3. Identifikasi Komponen Kapasitor

Kunstruksi Kapasitor

Sebuah kapasitor dapat dibentuk oleh dua pelat penghantar yang terpasang
secara parallel dan dipisahkan oleh suatu bahan dielektrikum yang juga berfungsi
sebagai isolator.besarnya nilai kapasitansi dari sebuah kapasitor sangat
ditentukan oleh luas penampang pelat, permitivitas relatif, dan dielektrikum
bahan. Agar didapatkan bentuk fisik dari kapasitor kecil ,maka lazimnya untuk
memperoleh nilai kapasitansi yang layak, dibuat perbandingan dengan besaran-
besaran ditentukan sedemikian sehingga dipilih luas pelat yang besar dengan
permitivitas tinggi dan dielektrikumnya tipis.
Simbol

Kapasitor

Kapasitor elektrolit
Gambar 4.6. Kunstruksi Kapasitor.
Kapasitor dibedakan atas bahan dielektrikum, sehingga ada kapasitor kertas,
karena dielektrikumnya dari kertas. Bermacam jenis lainnya, kapasitor keramik,
mylar, tantalum, mika dan lain-lain. Untuk ukuran yang besar, digunakan elektrolit
sebagai dielektrikumnya, sehingga disebut sebagai Kapasitor Elektrolit atau
ELCO singkatan dari ELectrolyt COndensator. Untuk elco ada yang memiliki

67
polaritas, sehingga pemasangannya tidak boleh terbalik (gambar 4.5 kanan
bawah) dengan elektroda putih untuk polaritas positif. Terdapat pula Elco dengan
Non Polar (dengan kode NP) atau BIPOLAR (kode BP).

Gambar 4.7.Kapasitor dengan dan tanpa polaritas.

Gambar 4.8.Kapasitor dengan dan tanpa polaritas.


Pembacaan nilai kapasitor dengan angka, misal 103K,
angka ke 1 = 1
angka ke 2 = 0 Jadi nilai kapasitor tersebut adalah :
angka ke 3 = 3 10.000pF toleransi 10%
toleransi =K

Tabel 4. 4.Kode warna padaKapasitor

WARNA Angka Angka Pengali Toleransi Toleransi


ke 1 ke 2 >10pF <10pF
Hitam 0 100 ±20% ±2.0pF
Coklat 1 1 101 ±1% ±0,1pF
Merah 2 2 102 2% ±0,25pF
Oranye 3 3 103 ±3%
Kuning 4 4 104 ±

68
Hijau 5 5 105 ±5% ±0,5pF
Biru 6 6 106
Ungu 7 7
Abu-abu 8 8 X0,01 ±80%-
20%
Putih 9 9 X0,1 ±1.0pF
Emas X0,1 ±5%
Perak X0,01 ±10%

Pengisian dan Pengosongan Kapasitor


Rangkaian uji untuk pengisian pengosongan seperti gambar dibawah
ini,generator dengan gelombang kotak mensimulasikan tegangan arus
searah yang di”on-off”kan. Pada t = 0-50mS tegangan generator tinggi
mesimulasikan rangkaian mendapat tegangan arus searah, saat t = 50-
100ms rangkaian mendapat tegangan 0V.

Gambar 4.9.. Rangkaian Uji Pengisian dan Pengosongan Kapasitor

Dari hasil percobaan tergambar di layar CRO yang digambarkan pada gambar
berikut ini.

69
Gambar 4.10.. Kurva pengisian dan pengosongan kapasitor

Terlihat saat t = 0 tegangan generator tinggi (on), tetapi tegangan VC tidak


segera setinggi tegangan generator, tetapi secara eksponensial naik, yang
pada puncaknya maksimum setelah 5τ. Sementara arus, yang diukur oleh
CRO pada tahanan R) pada t = 0 justru menunjukkan level maksimum,
yang kemudian secara eksponensial turun, hingga setelah 5τ nilainya nol.
Perkalian tahanan dengan kapasitor disebut sebagai konstanta waktu dengan
simbol τ

R = Resistor / tahanan
τ = R ⋅C C = Kapasitor
τ = konstanta waktu

Tegangan dan arus pada pengisian

(
U C = U G ⋅ 1 − e − t / CR )
IC = IG ⋅ e −t / CR
VC =tegangan kapasitor
VG =tegangan sumber
t =waktu

Tegangan dan arus pada pengosongan

70
−t / CR
UC = UG ⋅e (1.107)

IC=IG⋅⋅ (1 − e −t / CR ) (1.108)

V
dimana IG= G
R

τ = konstanta waktu
R = Resistor / tahanan
C = kapasitor
IG = arus sumber

Arus pada saat mulai pengisian dan mulai pengosongan dibatasi oleh tahanan

Kegunaan Kapasitor
Dengan sifat kemampuan menyimpan dan mengosongkan energi, maka
kapasitor dapat digunakan sebagai penunda waktu, sebagai filer, sebagai
decoupling dan masih banyak lagi kegunaan yang lainnya.

Gambar 4.11.Kapasitor sebagai rangkaian tunda

Gambar 4.11 memperlihatkan sebuah transistor sebagai saklar, transistor akan


hidup setelah kapasitor pada kaki basis penuh. Kecepatan pengisian ini
tergantung tahanan yang terpasang.

Gambar 4.12.Kapasitor sebagai rangkaian filter

Rangkaian RC pada gambar 4.11 memperlihatkan rangkaian filter RC pelalu


frekuensi rendah.

71
Frekuensi batas adalah frekuensi tegangan
saat Xc = R
1
dengan 𝑋𝑋𝐶𝐶 =
2.𝜋𝜋.𝑓𝑓.𝐶𝐶
1
sehingga 𝑓𝑓𝐵𝐵 =
2.𝜋𝜋.𝑅𝑅.𝐶𝐶

72
4-4. Identifikasi Komponen Induktor

Kunstruksi Induktor

Induktor yang juga disebut dengan coil adalah komponen listrik dua terminal
pasif, yang menyimpan energi listrik di medan magnet saat arus melewatinya.
Ketika arus yang mengalir melalui perubahan induktor, medan magnet yang
bervariasi waktu menginduksi tegangan pada konduktor, yang dijelaskan oleh
hukum induksi Faraday.

Dalam Sistem Satuan Internasional (SI), unit induktansi adalah henry (H), dalam
elektronika besarannya berkisar antara 1 μH (10-6H) sampai 1 H. Banyak
induktor memiliki inti magnetik yang terbuat dari besi atau ferit di dalam koil, yang
berfungsi untuk meningkatkan medan magnet dan dengan demikian induktansi.

Gambar 4.13.Kapasitor sebagai rangkaian filter

Untuk induktor dalam kemasan mirip dengan resistor, memiliki cara pembacaan
yang sama dengan kode warna pada resistor, Tabel 4.7 memperlihatkan code
warna pada induktor.

Tabel 4. 5.Kode warna padaInduktor

Untuk induktor
berkode angka

73
Induktor dirangkai seperti Gambar 4.14 berikut

Gambar 4.14.Induktor dalam Arus Searah

Dalam kondisi jauh setelah pensaklaran, maka Voltmeter dan Ampermeter


menunjukkan seperti grafik pada Gambar 4.15 berikut ini:

(a) (b)

Gambar 4.15.(a) Arus dan (b) Tegangan Induktor

Ampermeter menunjukkan arus rangkaian, yang dalam hal ini juga arus induktor,

menunjukkan harga tertentu yang konstan, dan Voltmeter pada induktor

menunjukkan harga mendekati 0 Volt. Ini menunjukkan perubahan rate arus

(di/dt) sama dengan nol,karena arusnya stabil.

Dengan tegangan VL=0V maka nilai resistansinya akan sama dengan 0Ω.
Karena R= VL/IL=0/IL=0Ω.

Rangkaian Induktor

Dua atau lebih induktor dapat dirangkai dalam rangkaian seri maupun paralel.
Gambar 4.16 memperlihatkkan induktor dalam rangkaian seri

74
Gambar 4.16Induktor dalam rangkaian seri

Pada rangkaian seri Lt=L1+L2 terlihat rumusan ini sama dengan pada rumusan
resistor yang dihubung seri.

Gambar 4.17Induktor dalam rangkaian paralel

Pada rangkaian paralel seperti diperlihatkan pada Gambar 4.17, arus Is sama
dengan jumlah arus yang mengalir pada masing-masing cabang.

sehingga jumlah induktansi totalnya :

1
Lt
= L1 + L1
1 2

terlihat rumusannya sama dengan pada resistor yang dirangkai paralel.

Pengisian dan Pengosongan Induktor

Induktor dirangkai seperti gambar berikut dengan kumparan dengan jumlah 600
llilit. Untuk mengamati kejadian tadi dapat dilakukan dengan rangkaian seperti
dalam Gambar 4.17berikut.

75
Gambar 4.18Rangkaian LR

Generator dengan gelombang kotak mensimulasikan tegangan arus searah yang


di”on-off”kan. Dari hasil percobaan tegambar di layar CRO yang digambarkan
pada Gambar 4.19.

Gambar 4.19Pengisian Pengosongan Induktor

Pada gambar 4.19 menggambarkan pada t=0-50ms tegangan arus searah “on”
dan dari t=50-100ms tegangan arus searah pada posisi “off”. Pada tegangan UR,
dimana arusnya juga serupa dengan UR ini, terlihat adanya waktu tunda sebelum
UR mencapai nilai maksimumnya. Pada proses naik maupun turun mempunyai
fungsi eksponensial.

Contoh Penggunaan

Dari sifat induktor dalam aplikasinya induktor digunakan pula untuk filter pada
tape mobil, yang disambung seri antara baterai dengan tape mobil (Gambar

76
4.20). Induktor akan melalukan tegangan DC dan menghadang tegangan AC
yang timbul dalam kendaraan.

Gambar 4.20 Aplikasi induktor

Aplikasi lain dari induktor sebagai contoh filter RL seperti gambar berikut ini

Gambar 4.21 Aplikasi induktor sebagai pelalu atas

Tegangan keluaran seperti halnya pembagi tegangan dengan komponen R dan


XL. Dengan XL = 2.π.f.L dengan frekuensi diubah dari rendah ke tinggi, maka
diperoleh tegangan keluaran seperti gambar 4.21 kanan.
Frekuensi batas saat besarnya XL = R
2.π.f.L = R
𝑅𝑅
.f =
2.𝜋𝜋.𝑓𝑓.𝐿𝐿

Gambar 4.22 Aplikasi induktordengan kapasitor sebagai pelalu band


Pada kejadian ini saat XC = XL akan terjadi yang disebut dengan frekuensi
resonansi
XC = XL
1
2.𝜋𝜋.𝑓𝑓.𝐶𝐶
= 2.π.f.L

1 𝑅𝑅
Sehingga fr = �
2𝜋𝜋 𝐿𝐿

77
3. Untuk dapat memahami simbol komponen elektronika dan rangkaian
kerja skematik, menterjemahkandalam daftarkomponen/part list
danmengetahui perubahan dan up-date skema dengan benar di
bengkel/laboratorium Teknik Elektronika Audio Video, lakukan diskusi,
brainstroming dalam kelompok kecil. Selama proses diskusi gunakan
cara berfikir kritis, proses pengambilan keputusan (decision making),
perencanaan strategi (strategic planning), proses ilmiah (scientific
process), dan pemecahan masalah (problem solving).

4. Pada aktifitas pembelajaran ini, peserta diberi tugas melakukan diskusi


tentang simbol komponen elektronika dan rangkaian kerja skematik,
menterjemahkan dalam daftar komponen/ part list dan mengetahui
perubahan dan up-date skema dan mempresentasikannya.

D. Aktifitas Pembelajaran

1. Untuk dapat membaca dan mengidentifikasi komponen resistor, kapasitor


dan induktordengan benar di bengkel/laboratorium Teknik Elektronika
Audio Video, lakukan diskusi, brainstroming dalam kelompok kecil.
Selama proses diskusi gunakan cara berfikir kritis, proses pengambilan
keputusan (decision making), perencanaan strategi (strategic planning),
proses ilmiah (scientific process), dan pemecahan masalah (problem
solving).

2. Pada aktifitas pembelajaran ini, peserta diberi tugas melakukan diskusi


tentang identifikasi komponen resistor, kapasitor dan induktordan
mempresentasikannya.

E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


1. Umpan Balik
Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran ini, periksa penguasaan
pengetahuan dan keterampilan anda menggunakan daftar periksa di
bawah ini:
Indikator Ya Tidak Bukti

78
Indikator Ya Tidak Bukti
4-1.1. Teori tentang komponen elektronika
dipelajari dan dipahami sesuai dengan
kebutuhan.
4-1.2 Peralatan dan instrumen ukur elektronika
disiapkan sesuai dengan kabutuhan
4-1.3 Tabel dan daftar komponen yang
terstandar disiapkan untuk keperluan
pembacaan
4-2.1. Resistor dibaca dan diidentifikasi
harganya berdasarkan kode warna dan
tanda lain.
4-2.2. Resistor dikenali komposisi bahannya
untuk keperluan yang berbeda-beda.
4-3. 1. Kapasitor diidentifikasi dan dibaca
nilainya serta tipenya berdasarkan
tulisannya atau kode warnanya.
4-3. 2. Kapasitor mampu dijelaskan masing-
masing kegunaannya
4-3. 3. Kapasitor mampu dijelaskan cara
pengisiannya dan memahami hukum
Coulomb.
4-4.1. Inductor diidentifikasi dan dipahami
nilainya untuk berbagai tipe intinya.
4-4.2. Induktor mampu dijelaskani kegunaan
dan alasannya.
4-4.3 Nilai Induktor dihitung berdasarkan
besarnya ukuran diameter kawat belitan
sesuai nilainya

2. Tindak Lanjut
a. Buat rencana pengembangan dan implementasi di lingkungan
bengkel kerja anda.
b. Gambarkan suatu situasi atau isu di dalam bengkel anda yang
mungkin dapat anda ubah atau tingkatkan dengan
mengimplementasikan sebuah rencana tindak lanjut.
c. Apakah judul rencana tindak lanjut anda?
d. Apakah manfaat/hasil dari rencana aksi tindak lanjut anda tersebut?
e. Uraikan bagaimana rencana tindak lanjut anda memenuhi kriteria
SMART (spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, relevan,
rentang/ketepatan waktu).

79
Kegiatan Pembelajaran 5
MEMBACA DAN MENGIDENTIFIKASI KOMPONEN
ELEKTRONIKA (AKTIF)

A. Tujuan

Setelah menyelesaikan materi pembelajaran ini, peserta diharapkan dapat

5-1. menyiapkan pekerjaandengan benar.


5-2. membaca dan mengidentifikasi komponen Transistordengan benar.
5-3. membaca dan mengindentifikasi komponen Thyristordengan benar.
5-4. membaca dan mengindentifikasi komponen Diodedengan benar
5-4. membaca dan mengindentifikasi komponen Optikdengan benar

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Setelah menyelesaikan materi pembelajaran ini, peserta diharapkan dapat:

5-1.1. Konsepteoritentangkomponenelektronikaaktif
(transistor)dipalejaridandipahamiuntuk
kebutuhanpekerjaandibidangindustrielektronika
5-1.2. Peralatandaninstrumenukurdiidentifikasidan
dipersiapkanuntukmengukurankomponen elektronikaaktif.
5-1.3. Komponenelektronikaaktifyangakandikur
disiapkansesuaidengankebutuhan
5-2.1. TransistorUJTdapatdibacadandiidentifikasi
tipenyasertadijelaskanoperasinya.
5-2.2. Perbedaanmasing-masingkomponenUJT,MOS,
CMOSdanFETdapatdijelaskanpemakaiannya.
5-3.1. Thyristordapatdibacadandiidentifikasi
kegunaannyadengansemikonduktorlainnya.
5-3.2. KomponenDiac,Triacs,danSCRdapat
diidentifikasidandijelaskanoperasinya.
5-4.1. Diodedapatdiidentifikasidandipahamitipenya dankegunaannya
5-4.2. Diodepenyearahdapatdijelaskankegunaannya

80
padapenyearahanteganganbolak-balik.
5-4.3. Diodezenerdapatdijelaskanbatasratingnya,dan
kegunaannyapadaregulatortegangansearah
5-4.4. Diodedetectordapatdijelaskanfungsinyapada
pendeteksisinyalmodulasi
5-4.5. DiodeVaractordapatdijelaskanfungsinyauntuk
pengubahteganganmenjadikapasitansi
5-5.1. Komponenoptikdibacadandiidentifikasi
kegunaannyasebagaiLED,LCDdansebagainya.
5-5.2. KomponenoptikuntukSolarseldapatdijelaskan
aktivasinyadenganbenar.
5-5.3. Komponenoptikuntukphotoresistor,photodiode,
phototransistordapatdijelaskanpemakaiannya masing-
masingdandapatdigambarkan skemanya.

C. Uraian Materi

1. Menyiapkan pekerjaan

a. Konsep teori tentang komponen aktif

Komponen aktif adalah komponen elektronika yang dalam


pengoperasiannya memerlukan sumber arus atau sumber tegangan
tersendiri. Yang termasuk komponen aktif antara lain Dioda, Transistor, FET,
MOSFET, SCR, TRIAC.
Semikonduktor merupakan elemen dasar dari komponen elektronika seperti
dioda, transistor bipolar (Bipolar Junction Transistor/BJT), transistor unipolar
(Uni Junction Transistor/UJT), thyristor dan piranti terintegrasi seperti IC
(integrated circuit). Dinamakan semi atau setengah konduktor (penghantar),
karena bahan ini memang bukan konduktor murni. Tidak seperti bahan-
bahan logam seperti tembaga, besi, timah disebut sebagai konduktor yang
baik sebab logam memiliki susunan atom yang sedemikian rupa, sehingga
elektronnya dapat bergerak bebas.
Transistor merupakan salah satu komponen elektronika aktif yang sering dan
paling banyak penggunaannya. Nama transistor diambil dari kata transfer
dan resistor. Bahan semikonduktor ini berasal dari bahan atom germanium,

81
Indium dan Arsenikumatau Silikon. Atom-atom ini sendiri termasuk bahan
yang tidak mengalirkanarus listrik, jadi termasuk jenis bahan isolator atau
resistor. Setelahmengalami proses peleburan, maka terbentuklah hasil
campuran yangdinamai P-N junction. Bahan campuran ini mempunyai sifat
setengahmenghantarkan arus listrik atau semikonduktor. Itulah sebabnya
hasilcampuran ini sering dinamai semikonduktor. Ada 2 jenis tipe transistor
yaitu tipe PNP dan NPN.

PNP NPN
Gambar 5.1.Simbol transistor

Gambar 5.2.Berbagai bentuk transistor

Transistor mempunyai 3 pin atau kaki yaitu emitor (E), kolektor (C), dan
basis (B).

82
b. Peralatan dan instrumen ukur komponen elektronika aktif

Ada beberapa peralatan dan instrumen ukur untuk komponen elektronika


aktif. Yang umum digunakan adalah multimeter analog dan digital, akan lebih
baik lagi jika dilengkapi dengan pengukuran hFE. Selain itu ada juga
transistor checker dan ESR meter. Peralatan dan istrumen dimaksud seperti
terlihat pada gambar di bawah.

Multimeter analog Multimeter digital

Transistor checker ESR Meter


Gambar 5.3.Peralatan dan istrumen ukur komponen elektronika aktif

83
Gambar 5.3 di atas memperlihatkan contoh peralatan dan instrumen ukur
komponen elektronika aktif. Anda dapat memilih yang mana saja yang Anda
kuasai penggunaannya. Masih banyak lagi peralatan dan instrumen ukur
untuk komponen aktif ini, tergantung tempat Anda bekerja, apa yang dapat
disediakan/ada di sana.

c. Menyiapkan komponen elektronika aktif


Siapkan komponen elektronika aktif yang akan diukur. Banyak macam
komponen elektronika aktif ini. Gambar di bawah menunjukkan beberapa
komponen elektronika aktif yang umum digunakan dalam sebuah rangkaian
elektronika.

Gambar 5.4.Contoh berbagai macam komponen elektronika aktif

Banyak macam dan tipe komponen elektronika aktif, gambar 5.4 di atas
sebagai contohnya. Dalam hal ini Anda harus menyiapkan komponen
elektronika aktif yang dibutuhkan atau yang disediakan oleh instruktor.

2. Membaca dan mengidentifikasi komponen transistor

A. Mengidentifikasi transistor UJT


Uni Junction Transistor (UJT) atau dalam bahasa Indonesia sering disebut
dengan Transistor Sambungan Tunggal adalah Komponen Elektronika Aktif

84
yang terbuat dari bahan semikonduktor, UJT memiliki tiga terminal dan
hanya memiliki satu sambungan. Pada umumnya UJT digunakan sebagai
Saklar Elektronik dan penghasil Isyarat Pulsa. Seperti namanya, Uni
Junction Transistor atau UJT juga digolongkan sebagai salah satu anggota
dari keluarga Transistor, namun berbeda dengan Transistor Bipolar pada
umumnya, Uni Junction Transistor atau UJT ini tidak memiliki
Terminal/Elektroda Kolektor. UJT yang memiliki Tiga Terminal ini terdiri dari
1 Terminal Emitor (E) dan 2 Terminal Basis (B1 dan B2). Oleh karena itu,
Transistor UJT ini sering disebut juga dengan Dioda Berbasis Ganda
(Double Base Diode).
Struktur dasar Uni Junction Transistor atau UJT dapat dilihat pada gambar
dibawah ini. Pada dasarnya UJT terdiri dari semikonduktor jenis Silikon yang
bertipe N yang didoping ringan dan sepotong Silikon bertipe P yang
berukuran kecil dengan doping tinggi (berat) di satu sisinya untuk
menghasilkan sambungan tunggal P-N (P-N Junction). Sambungan Tunggal
inilah yang kemudian dijadikan terminologi UJT yaitu Uni Junction Transistor.
Di kedua ujung batang silikon yang bertipe N, terdapat dua kontak Ohmik
yang membentuk terminal B1 (Basis 1) dan (Basis 2). Daerah
Semikonduktor yang bertipe P menjadi Terminal Emitor (E) pada UJT
tersebut.

Gambar 5.5.Bentuk dan struktur dasar serta simbol UJT

Sumber:http://teknikelektronika.com/pengertian-uni-junction-transistor-ujt-dan-cara-
kerjanya/
Saat Tegangan diantara Emitor (E) dan Basis 1 (B1) adalah Nol, UJT tidak
menghantarkan arus listrik, Semikonduktor batang yang bertipe N akan

85
berfungsi sebagai penghambat (memiliki resistansi yang tinggi). Namun akan
ada sedikit arus bocor yang mengalir karena bias terbalik (reverse bias).

Pada saat tegangan di Emitor (E) dan Basis 1 (B1) dinaikan secara
bertahap, resistansi diantara Emitor dan Basis 1 akan berkurang dan arus
terbalik (reverse current) juga akan berkurang. Ketika Tegangan Emitor
dinaikan hingga ke level bias maju, arus listrik di Emitor akan mengalir. Hal
ini dikarenakan Hole pada Semikonduktor yang di doping berat bertipe P
mulai memasuki daerah semikonduktor tipe N dan bergabung kembali
dengan Elektron yang di Batang Semikonduktor bertipe N (yang di doping
ringan). Dengan demikian Uni Junction Transistor atau UJT ini kemudian
mulai menghantarkan arus listrik dari B2 ke B1.

d. Perbedaan masing-masing komponen UJT, MOS, CMOS, dan


FET
Komponen elektronika UJT sudah dijelaskan pada bahasan sebelumnya
secara singkat dan jelas.
MOSFET (Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor). MOSFET
disebut juga Transistor Efek Medan Oksida Logam, hal ini karena pada Gate
diisolasi dari saluran mayoritas pembawa muatan hal ini mengakibatkan
arus Gate sangat kecil dan tidak dipengaruhi oleh Positif atau Negatifnya
Gate tersebut. MOSFET sering juga disebut sebagai IGFET (Insulated Gate
Field Effect Transistor), mempunyai elektroda Source, Drain dan Gate.
Bekerjanya MOSFET berbeda dengan JFET, pada MOSFET Gate/Gerbang
di isolasi dari kanal sehingga dapat dioperasikan menggunakan tegangan
positif (+), sedang pada JFET menggunakan tegangan negatif (-). Tegangan
positif tersebut memeberi manfaat mempertinggi konduktifitas kanal. Makin
positif tegangan gerbang, semakin besar konduktifitas dari Source ke Drain
(Sumber ke Cerat).

Keuntungan utama menggunakan FET adalah, impedansi Inputnya sangat


tinggi dan menggunakan hukum kuadrat sehingga menghasilkan kurva
transkonduktansi parabolik. Pada MOSFET apabila Gate di triger dengan
tegangan negatif lebih kecil dari nol, maka arus Source – Drain akan

86
terputus (Off), dan apabila tegangan lebih positif dari nol maka arus Source
– Drain akan semakin besar (ON). Dengan sifatnya yang mudah untuk di
operasikan ON-OFF maka MOSFET banyak dipakai dalam rangkaian Digital
(Switch). MOSFET dapat dioperasikan sebagai Penguat DC, yaitu penguat
yang dapat beroperasi sepenuhnya sampai frekuensi nol tanpa kehilangan
penguatan.
Pemberian Tegangan Bias :
a). Self Bias/Bias sendiri.
b). Source Current Bias/ Bias sumber arus
c). Drain Feetback Bias/Bias umpan balik Cerat.
Komponen MOS, CMOS dan FET dapat dijelaskan kegunaannya masing-
masing Kegunaan MOS; CMOS dan FET Kanal P dan Kanal N:
a)Saklar elektronik kecepatan tinggi/ High Speed Switch
b)Pembalik Fase / Inverter
c)Penguat Pencuplik dan Penahan / Sample & Hold Amplifier
d)Penguat DC/ DC Amplifier

3. Membacadan mengidentifikasi komponenthyristor


a. Mengidentifikasi kegunaan thyristor
Thyristor biasanya terdiri dari empat lapisan dengan tiga buah terminal.
Empat lapisan pada thyristor itu terdiri dari:
• Lapisan semikonduktor tipe N, dan
• Lapisan semikonduktor tipe P.
Kedua jenis semikonduktor tersebut dipasang secara bergantian /
bertumpuk sehingga menghasilkan tiga persimpangan N yang terbentuk.
Tiga terminal tersebut, yaitu:
• Terminal Anoda (A),
• Terminal Katoda (K), dan
• Terminal Gate / Gerbang (G).
Proses kerjanya adalah pada saat arus mengalir masuk ke komponen maka
akan dikontrol besaranya oleh bagian Gate (G) melalui triger sinyal listrik
yang dimasukkan. Terminal Anoda (A) dan Katoda (K) adalah bagian
terminal yang menangani masukan tegangan dan arus yang melewati
thyristor.

87
Keistimewaan thyristor dibanding dengan semikonduktor yang lainnya
adalah thyristor dapat dikontrol besaran outputnya, selain itu juga lebih besar
kemampuannya pada tegangan lebih besar, sedangkan sakelar digital pada
elektronika hanya mampu dilewati oleh arus dan tegangan yang rendah.

Pada dasarnya thyristor adalah komponen elektronika yang dibuat yang


untuk mampu dilewati oleh arus dan tegangan yang besar, digunakan
terutama pada rangkaian tenaga listrik dengan tegangan lebih dari 1kV atau
besar arus diatas 100A.
Keuntungan penggunaan Thyristor adalah meminimalisir kerugian daya
internal dan terutama kecepatan switching.Thyristor lebih banyak digunakan
pada perangkat konverter untuk merubah tegangan searah menjadi
tegangan bolak-balik, juga pada perangkat yang merubah tegangan bolak-
balik menjadi tegangan bolak-balik yang memiliki frekuensi berbeda.
Secara mendasar ada empat jenis thyristor, yaitu:
• Silicon Controlled Rectifier (SCR),
• Gate Turn- Off Thyristor (GTO),
• Integrated Gate Commutated Thyristor (IGCT), dan
• Static Induction Thyristor (SITH)

b. Mengidentifikasi Diac, Triacs, dan SCR


DIACS adalah salah satu jenis dari bidirectional thyristor. Rangkaian
ekuivalen DIACS adalah merupakan dua buah dioda empat lapis yang
disusun berlawanan arah dan dapat dianggap sebagai susunan dua buah
latch. DIACS singkatan dari Diode Alternating Current Switch. Namun secara
umum DIACS hanya disebut dengan DIAC, komponen ini paling sering
digunakan untuk menyulut TRIAC. Berikut ini adalah gambar konstruksi dari
DIAC pada sebelah kiri dan symbol dari DIAC disebelah kanan.

88
a. konstruksi Diac b. simbol Diac
Gambar 5.6.Konstruksi dan simbol Diac

Gambar 5.7.Bentuk fisik Diac

DIACS yang tersusun dari 2 buah dioda empat lapis dengan bahan silicon
memungkinkan bekerja pada tegangan tinggi dan arus yang sebatas
kemampuannya, namun DIACS perlu mendapat perhatian khusus karena
setelah mencapai tegangan UBRF tertentu, kemudian tegangan dengan
sendirinya turun tapi arus IF tiba-tiba naik secara tajam. Untuk itu rangkaian
DIACS memerlukan R seri sebagai pembatas arus. Dan karena
konstruksinya yang kalau kita lihat dari simbol terdiri dari 2 dioda yang
tersambung secara anti parallel maka DIACS dapat dipergunakan pada
rangkaian AC.
SCR singkatan dari Silicon Control Rectifier, yang artinya komponen yang
terbuat dari bahan silicon dan dipergunakan untuk penyearah yang dapat
dikendalikan berdasarkan sudut trigernya. Thyristor adalah elemen semi
konduktor yang mempunyai karakteristik tegangan arus yang spesifik
SCR disebut juga Thyristor dan dipakai sebagai pengatur daya dan
saklar.Penggunaan SCR sebagai pengatur daya dan sebagai saklar
sangatmenguntungkan dibandingkan dengan saklar mekanik sebab tak
adakontak-kontak yang aus karena terbakar, tidak menjangkitkan busur
apidan memerlukan sedikit komponen-komponen tambahan. SCR

89
dapatdipakai untuk mengatur daya yang besar-besar sepertin mesin-mesin
listrik,sedangkan SCR itu sendiri memerlukan daya yang kecil saja

a. simbol SCR b. bentuk fisik SCR


Gambar 5.8.Simbol dan bentuk fisik SCR

TRIAC singkatan dari Triode Alternating Current Switch. Atinya saklar trioda
untuk arus bolak-balik. Triac adalah merupakan dua SCR (thyristor) yang
dirangkaikan anti paralel dan diberi satu elektroda baru yang disebut
gate.TRIAC adalah perangkat yang ideal untuk digunakan dalam aplikasi
switching AC karena dapat mengontrol aliran arus pada kedua bagian dari
siklus tegangan bolak-balik. Tidak seperti SCR atau Thyristor yang hanya
dapat mengendalikan setengah dari siklus tegangan bolak-balik.
Fakta bahwa TRIAC dapat digunakan untuk mengontrol switching dari kedua
bagian siklus tegangan bolak-balik, memungkinkan untuk dimanfaatkan
pada daya yang lebih besar dibandingkan SCR.

a. simbol TRIAC b. bentuk fisik TRIAC


Gambar 5.9.Simbol dan bentuk fisik TRIAC

4. Membacadan mengidentifikasi komponenDioda


a. Mengidentifikasi tipe Dioda
Dioda merupakan salah satu komponen elektronika aktif. Ada berbagai
macam jenis dioda yaitu dioda penyearah, Zener, Varaktor, Schottky, LED.

90
Diode akan menghantar pada saat arah forward (maju) dimana anoda
(material P) diberi tegangan positif, sedangkan katoda (material N)
dihubungkan pada tegangan negatif. Harga batas dari dioda adalah batas
kemampuan arus dan tegangan maksimum dari suatu dioda, sedangkan
peak inverse voltage adalah batas tegangan reverse (break downvoltage)
dari dioda.
Ada dua karakteristik dioda yaitu arah maju (forward) dan arah mundur
(reverse). Kedua karakteristik tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah.

Gambar 5.10.Karakteristik dioda

b. Dioda penyearah
Disebut dioda penyearah karena fungsinya untuk menyearahkan arus bolak-
balik (AC) menjadi arus searah (DC). Ada berbagai macam jenis dioda, dan
umumnya dioda mempunyai keterbatasan arus penyearahan. Dioda
biasanya di sebut dengan kemampuan arus maksimum penyearahannya,
misalnya dioda 1A, 3A, 6A dan seterusnya.
Dioda penyearah terbagi menjadi 2 yaitu dioda penyearah tunggal dan dioda
penyearah Bridge (jembatan).

Gambar 5.11.Simbol dioda penyearah tunggal

91
Gambar 5.12.Berbagai macam dioda penyearah tunggal

Gambar 5.13.Simbol dioda penyearah jembatan (bridge)

Gambar 5.14.Berbagai macam dioda bridge

Gambar 5.15.Dioda sebagai penyearah gelombang sinus

92
Gambar 5.16.Penyearah setengah gelombang

Pada saat gelombang sinus bergerak dari 0o sampai dengan 180o, dioda on
sehingga arus mengalir dari dioda ke beban RL dan kembali ke sumber (-).
Pada saat gelombang sinus bergerak dari 180o sampai dengan 360o, dioda
off, sehingga arus tidak mengalir. Dengan demikian pada beban hanya
dilewati arus setengah perioda saja (perhatikan gambar 5.15 warna
merah).

Umumnya jika diode digunakan sebagai penyearah digunakan


transformator terlebih dahulu untuk menurunkan tegangan misalnya dari
220V menjadi 12V. Pada gambar 5.16 di atas menunjukkan diode sebagai
penyearah setelah tegangan diturunkan terlebih dahulu, untuk
menyearahkan ½ gelombang cukup di butuhkan 1 Dioda saja.
Penyearah gelombang penuh bisa dibentuk dengan dua cara, yaitu dengan
menggunakan empat buah dioda dan dua buah dioda. Bila dipakai dua
buah dioda, maka diperlukan transformator dengan center tap (CT). Cirinya
transformator dengan CT adalah mempunyai tegangan yang sama
disamping Centre Tapnya, misalnya 24V – 12V – 9V – 6V – CT – 6V – 9V
– 12V – 24V, tegangan yang sama berbeda fasa satu dengan yang lainnya
sebesar 180o.

93
Gambar 5.17.Penyearah gelombang penuh

Gambar 5.18.bentuk gelombang sebelum disearahkan berbeda fasa 180o


dan setelah disearahkan

Gambar 5.19.Penyearah gelombang penuh sistim jembatan

94
Gambar 5.20.Bentukpenyearah gelombang penuh dengan empat dioda

C. Dioda Zener
Dioda Zener adalah dioda yang bekerja pada daerah breakdown atau pada
daerahkerja reverse bias. Dioda ini banyak digunakan untuk pembatas
tegangan.Tipe dari dioda zener dibedakan oleh tegangan pembatasnya.
Misalnya 12V, iniberarti dioda zener dapat membatasi tegangan yang lebih
besar dari 12 V ataumenjadi 12 V.

Gambar 5.21.Simbol dioda zener

Gambar 5.22.Berbagai macam dioda Zener

Dalam kondisi forward bias dioda zener, kaki katoda diberi tegangan lebih
negatif terhadap anoda atau anoda diberi tegangan lebih positif terhadap
katoda, maka dioda zener akan berfungsi sama halnya dioda penyearah dan
mulai aktif setelah mencapai tegangan barier yaitu 0,7V.

95
Dalam kondisi reverse bias, kaki katoda diberi tegangan yang lebih positif
terhadap anoda. Jika digambarkan kurva karakteristik dioda zener dalam
kondisi forward bias dan reverse bias adalah sebagai berikut.

Gambar 5.23.Grafik karakteristik dioda zener

Harga batas dioda zener adalah data-data komponen dioda zener yang
harus di penuhi dan tidak boleh dilampaui batas maximumnya serta tidak
boleh jauh lebih kecil dari batas minimumnya. Adapaun harga batas tersebut
memuat antara lain keterangan tentang tegangan break down (Uz ), arus
maximumnya dioda zener (Iz), tahanan dalam dioda zener (Rd).
Sesuai dengan sifat-sifat yang dimiliki, dioda zener dapat digunakan sebagai
penstabil tegangan searah.

Gambar 5.24.Penstabil tegangan dengandioda zener

96
d. Dioda Detektor
Fungsi dioda detektor adalah untuk mendeteksi sinyal informasi atau audio
dari sinyal modulasi pada penerimaan radio AM.

Gambar 5.25.Demodulasi AM

Gambar 5.26.Proses demodulasi AM

97
1N60 1N4148

Gambar 5.27.Contoh dioda detektor

e. Dioda Varactor
Dioda varactor adalah sebuah dioda yang jika dialiri arus listrik dan
mendapatkan tegangan catu tertentu maka sifatnya akan berubah
menjadi kapasitif. Kelebihan dari dioda ini adalah mampu
menghasilkan nilai kapasitansi tertentu sesuai dengan besar tegangan
yang diberikan kepadanya. Dengan dioda ini maka sistem penalaan
digital pada sistem transmisi frekuensi tinggi mengalami kemajuan
pesat, seperti pada radio dan televisi. Contoh sistem penalaan
dengan dioda ini adalah dengan sistem PLL (Phase lock loop), yaitu
mengoreksi oscilator dengan membaca penyimpangan frekuensinya
untuk kemudian diolah menjadi tegangan koreksi untuk oscilator.
Dioda varactor dibias reverse.

Gambar 5.28.Simbol dioda varactor

Gambar 5.29.Contoh dioda Varactor

98
Dalam penggunaannya, Terminal Katoda Dioda Varactor akan dihubungkan
ke tegangan positif (+) sedangkan terminal Anoda-nya dihubungkan ke
tegangan negatif (-). Jika terjadi perubahan beda potensial diantara terminal
Katoda dan Anoda yang melebihi breakdown atau tegangan tembus Dioda
Varactor, maka daerah deplesi pada sambungan semikonduktor tipe P dan
tipe N dalam Dioda Varaktor tersebut akan terjadi perubahan lebar. Semakin
tinggi tegangan terbalik (Reverse Bias) yang diberikan pada Dioda Varaktor,
semakin lebar pula daerah deplesi pada sambungan semikonduktor tersebut
yang mengakibatkan semakin rendahnya nilai kapasitansi. Sebaliknya, jika
Dioda Varaktor menerima tegangan terbalik atau reverse bias yang rendah,
maka deplesi akan menyempit sehingga nilai kapasitansi menjadi lebih
tinggi.
Nilai kapasitansi dioda varactor akan naik jika tegangan bias turun, dan
nilainya akan turun jika tegangan biasnya naik. Nilai kapasitansi dari dioda
varactor akan nol (0) pada batas maksimum tegangan kerjanya.

5. Membacadan mengidentifikasi komponenOptik


A. Mengidentifikasi komponen optik dan kegunaannya
Komponen optik dalam bidang elektronika sering disebut dengan
optoelektronik, yaitu semua komponen yang berhubungan dengan cahaya,
baik komponen tersebut bekerja karena adanya cahaya, atau menghasilkan
dan mengubah cahaya.
Komponen optik adalah komonen-komponen yang dipengaruhi sinar
(optoelektronik), komponen-komponen pembangkit cahaya (Light-Emitting)
dan komponen-komponen yang mempengaruhi atau mengubah sinar.
Komponen optik dapat dikategorikan sebagai berikut :
• Foto Emisi, di sini radiasi yang mengeni katoda menyebabkan electron-
elektron diemisikan dari permukaan katoda itu, contoh : LED (Light
Emitting Diode), LCd (Liquid Crystal Dinamic), diode laser (Light
Amplification by Stimulated Emission of Radiotation), dan Opto Coupler.
• Foto Kondusif. Di sini bila komponen disinari maka resistansi bahan
berubah, contohnya : Dioda Foto (Diberi tegangan mundur) dan LDR
(Light Dependent Resistor).

99
• Foto Voltaik, komponen ini akan membangkitkan tegangan pada output
yang sebanding dengan kekuatan radiasi. Contohnya : Dioda Foto
(tanpa diberi tegangan), solar cell, transisitor foto, Darlington, FET
Photo, dan Dectronic Coupler.

LED
LED (Light Emiting Dioda) dikenal juga dengan Dioda cahaya, karena
perangkat elektronik ini mampu menghasilkan cahaya. LED adalah dioda
yang di dalam Junction diadop dengan Fosfor, maka bila dialiri arus listrik
akan menghasilkan cahaya. LED akan menyala jika diberi arus DC arah
forward atau arus AC yang sesuai dengan tegangan kerjanya. LED memiliki
2 kaki anoda (+) dan katoda (-), LED memiliki tiga warna yaitu merah, hijau
dan kuning serta ada juga yang bewarna putih untuk memancarkan tiga
warna sekaligus. Dioda LED digunakan sebagai lampu indikator dan sebagai
display.

Gambar 5.30.Simbol dan bentuk LED

Gambar 5.31.Berbagai macam bentuk LED

100

Anda mungkin juga menyukai