NPM : 2048201130
Mata Kuliah : Farmakoekonomi
Dosen Pengampu : Medi Andriani. MPharm, Sci
1. Pendahuluan
Penganalisis farmakoekonomi perlu dilakukan untuk bahan pertimbangan dalam
menentukan pemilihan obat dan alat kesehatan yang akan masuk ke dalam Formularium.
Pelaksanaan analisis farmakoekonomi biasanya dilakukan di fasilitas kesehatan sehingga,
perlu adanya acuan berupa pedoman teknis analisis farmakoekonomi (Direktorat Jenderal
Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kementrian Kesehatan Repuplik Indonesia , 2016)
A. Perspektif Penilaian
Sebelum melakukan studi farmakoekonomi perlu digunakan perspektif yang akan
digunakan untuk menentukan jenis biaya yang diperhitungkan. Ada tiga perspektif yang
digunakan dalam studi farmakoekonomi , yaitu perspektif masyarakat, perspektif
kelembagaan , dan perspektif individu .
Pada kajian farmakoekonomi dikenal empat metode analisis yang tidak hanya
mempertimbangkan efektivitas, keamanan, dan kualitas obat yang dibandingkan, tetapi juga
aspek ekonominya.
Di antara empat metode tersebut, analisis minimalisasi biaya (AMiB) / cost
minimization analysis (CMA) adalah yang paling sederhana, dimana membandingkan dua
intervensi kesehatan yang telah dibuktikan memiliki efek yang sama, serupa, atau setara. Jika
dua terapi atau dua (jenis, merek) obat setara secara klinis, yang perlu dibandingkan hanya
biaya untuk melakukan intervensi. Sesuai prinsip efisiensi ekonomi, jenis atau merek obat
yang menjanjikan nilai terbaik adalah yang membutuhkan biaya paling kecil per periode
terapi yang harus dikeluarkan untuk mencapai efek yang diharapkan.
Analisis minimalisasi biaya ( cost minimization analysis, CMA) merupakan teknik
analisis ekonomi untuk membandingkan dua pilihan (opsi, option) intervensi atau lebih yang
memberikan hasil (outcome) kesehatan setara untuk mengidentifikasi pilihan yang
menawarkan biaya lebih rendah (Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan,
2013)
Cost Minimization Analysis (CMA) adalah tipe analisis yang menentukan biaya
program terendah dengan asumsi besarnya manfaat yang diperoleh sama. Analisis ini
digunakan untuk menguji biaya relatif yang dihubungkan dengan intervensi yang sama dalam
bentuk hasil yang diperoleh. Suatu kekurangan yang nyata dari analisis cost-minimization
yang mendasari sebuah analisis adalah pada asumsi pengobatan dengan hasil yang ekivalen.
Langkah terpenting yang harus dilakukan sebelum menggunakan metode ini adalah
menentukan kesetaraan (equivalence) dari intervensi (misalnya obat) yang akan dikaji. Tetapi,
karena jarang ditemukan dua terapi, termasuk obat, yang setara atau dapat dengan mudah
dibuktikan setara, penggunaan metode CMA agak terbatas, misalnya untuk:
a. Membandingkan obat generik berlogo (OGB) dengan obat generik bermerek dengan bahan
kimia obat sejenis dan elah dibuktikan kesetaraannya melalui uji bioavailabilitas-
bioekuivalen (BA/BE). Jika tidak ada hasil uji BA/BE yang membuktikan kesetaraan hasil
pengobatan, Analisis minimalisasi biaya tidak layak untuk digunakan.
b. Membandingkan obat standar dengan obat baru yang memiliki efek setara.
A. Tahap Analisis minimalisasi biaya / cost minimization analysis (CMA)
Dalam tahap pelaksanaan penerapan Kajian Farmakoekonomi, beberapa langkah pokok
harus diambil. Langkah-langkah dalam kajian ekonomi untuk program intervensi
kesehatan atau pemilihan dan penggunaan obat tersebut adalah:
a. Identifikasi masalah dan menentukan tujuan
Pada tahap ini harus ditentukan masalah apa yang akan diatasi.
b. Identifikasi alternatif pemecahan masalah
Pada tahap ini ditentukan alternatif pengobatan apa yang akan digunakan. Untuk
menentukan alternatif ini beberapa faktor yang harus diperhatikan termasuk jenis,
dosis, formulasi, dan rute pemberian obat.
c. Identifikasi besarnya efektivitas pilihan pengobatan
Mendapatkan informasi tentang efektivitas dari literatur uji klinik. Setiap jenis
penyakit dan pengobatan dapat memiliki tingkat efektivitas yang berbeda. Salah satu
cara untuk mendapatkan data/literatur tentang efektivitas obat tersebut adalah
melalui produsen dari obat yang akan dikaji. Cara yang umum adalah dengan
melakukan penelusuran literatur atau jurnal ilmiah melalui situs internet resmi yang
ada.
d. Identifikasi biaya
Identifikasi biaya yang dikeluarkan untuk setiap pilihan pengobatan, termasuk biaya
langsung dan tidak langsung serta biaya medis dan non-medis.
e. Melakukan analisis minimalisasi-biaya (AMiB)
Yaitu jika obat yang akan dibandingkan memberikan hasil yang sama, serupa, atau
setara atau dapat diasumsikan setara.
f. Interpretasi Hasil
Obat yang didominasi oleh obat lain bukan merupakan alternatif yang layak dipilih.
Untuk alternatif obat yang memerlukan perhitungan , hasil perhitungan yang
diperoleh merupakan gambaran besarnya biaya lebih yang harus dikeluarkan jika
dilakukan pemindahan dari obat standar ke alternatif.
B. Penerapan Metode Analisis minimalisasi biaya / cost minimization analysis (CMA)
Pustakan :
1. http://journal.poltekkes-mks.ac.id/
2. Pedoman Penerapan Kajian Farmakoekonomi. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. 2013
3. Pedoman Teknis Analisis Farmakoekonnmi di Fasilitas Kesehatan. Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. 2016.
JURNAL