Anda di halaman 1dari 11

1

MODUL
MATA PELAJARAN : ADMINISTRASI PAJAK

MELAKUKAN PERHITUNGAN PAJAK


PENGHASILAN (PPH) PASAL 21

OLEH : RENY SEPTIANA


AKT-1

AKUNTANSI DAN KEUANGAN LEMBAGA


2020
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan karunia, rahmat, taufiq dan
rahmat-Nya karena dapat terselesaikannya modul Administrasi Pajak materi Perhitungan Pajak Penghasilan
(PPh) pasal 21 wajib pajak orang pribadi. Modul ini bertujuan untuk membantu peserta didik dalam
memahami perhitungan pajak penghasilan (PPh) pasal 21 orang pribadi dengan tepat. Penyusun berharap
bahwa modul ini juga dapat menambah referensi bagi peserta didik SMK Kompetensi Keahlian Akuntansi dan
Keuangan Lembaga dalam pembelajaran Administrasi Pajak.
Dalam modul ini memuat tentang uraian materi-materi yang berkaitan dengan “Perhitungan Pajak
Penghasilan (PPh) Pasal 21 Wajib Pajak Orang Peibadi” sesuai dengan Kurikulum 2013. Penyusun berusaha
menyusun modul ini sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan pendidik sehingga dapat terjadi kegiatan
belajar mengajar yang lebih komunikatif dan optimal.
Akhirnya, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan modul ini, semoga dapat memberikan andil dalam kemajuan peserta didik untuk mempelajari
Administrasi Pajak. Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan modul ini.
Untuk itu, kritik dan saran bagi kesempurnaan modul ini sangat penyusun harapkan. Semoga modul ini dapat
memberikan manfaat bagi pembentukan ketrampilan dan pengetahuan serta hasil belajar peserta didik dalam
penerapan materi Administrasi Pajak dalam kehidupan sehari-hari.

Klaten, September 2020

Penyusun
3

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................................................... 1


KATA PENGANTAR .................................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ................................................................................................................................................ 3
KI/KD, IPK DAN TUJUAN PEMBELAJARAN .................................................................................................. 4
PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPH) PASAL 21
A. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) ...................................................................................... 5
B. Penghasilan Kena Pajak (PKP) ................................................................................................ 6
C. Tarif Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 .................................................................................... 6

EVALUASI ................................................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................................... 10
LAMPIRAN
4

Mata Pelajaran : Administrasi Pajak


Kelas / Semester : XI / 1
Kompetensi Dasar : 3.5 Menganalisis data pembuatan SPT Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21
4.5 Melakukan perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21

Indikator Pencapaian Kompetensi :


3.5.2 Menganalisis tarif PPh Pasal 21
4.5.2 Melakukan perhitungan pajak penghasilan PPh Pasal 21

Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik dapat menganalisis tarif PPh Pasal 21
2. Peserta didik dapat melakukan perhitungan pajak penghasilan PPh pasal 21

Materi :
1. Penghasilan Tidak Kena Pajak
2. Penghasilan Kena Pajak
3. Perhitungan tarif pajak
5

Pajak Penghasilan (PPh)


Pasal 21 Wajib Pajak Orang
Pribadi
A. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

Penghasilan Tidak Kena Pajak adalah


jumlah penghasilan tertentu yang
tidak dikenakan pajak. PTKP telah
ditentukan oleh pemerintah melalui
Peraturan Menteri Keuangan (PMK)
RI No. 101/PMK.010/2016
(www.online-pajak.com)

TABEL PTKP
Keterangan Jumlah
Diri Wajib Pajak Rp 54.000.000
Kawin Rp 4.500.000
Tanggungan (Maks 3 tanggungan) Rp 4.500.000
Gabungan Rp 54.000.000

Pihak-pihak yang menjadi tanggungan sepenuhnya menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan adalah anggota
keluarga yang tinggal bersama wajib pajak, tidak dibantu oleh orang tua dan keluarga lainnya, dan tidak memiliki
penghasilan.
Hubungan sedarah dan memenda :
a. Sedarah lurus satu derajat : ayah, ibu, dan anak kandung
b. Sedarah ke samping satu derajat : saudara kandung
c. Semenda lurus satu derajat : mertua dan anak tiri
d. Semenda kesamping satu derajat : saudara ipar
(sumber : Dwi Hartati, 2015)
6

Kode TK untuk keterangan Tidak Kawin sedangkan K untuk keterangan Kawin. Jadi jika seorang wajib pajak belum
menikah dan tidak memiliki tanggungan maka kodenya adalah TK/0 Penghasilan Tidak Kena Pajak yang dikenakan
hanya diri wajib pajak saja yaitu sebesar Rp 54.000.000 per tahun.

Jika seorang wajib pajak telah menikah dan memiliki 1 tanggungan maka :
K/1 : PTKP yang dikenakan Wajib Pajak = Rp 54.000.000
Kawin = Rp 4.500.000
1 tanggungan = Rp 4.500.000 +
Rp 63.000.000

B. Penghasilan Kena Pajak (PKP)


Penghasilan Kena Pajak (PKP) merupakan dasar perhitungan untuk menentukan besarnya pajak
penghasilan terutang.
Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Pegawai Tetap maka terdapat biaya jabatan yang harus dikenakan serta
iuran pensiun yang dibayarkan sendiri oleh wajib pajak sebagai pengurang penghasilan bruto. (Dwi
Hartati, 2015)
Penghasilan bruto merupakan penghasilan yang diperoleh Wajib pajak atas pekerjaannya selama satu
tahun pajak dari pemberi kerja. Penghasilan bruto dapat dibedakan menjadi penghasilan rutin dan
penghasilan tidak rutin. Penghasilan rutin adalah penghasilan yang diterima secara periodic oleh setiap
pegawai dalam jangka waktu tertentu, misalnya gaji pokok dan tunjangan. Penghasilan tidak rutin adalah
penghasilan yang diterima secara tidak rutin dalam jangka waktu tertentu, misalnya bonus, tunjangan hari
raya, dan sebagainya.
Pengurang penghasilan bruto antara lain biaya jabatan, biaya pensiun, iuran jaminan hari tua, dan
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).
Biaya Jabatan = 5% dari Penghasilan Bruto dan maksimal Rp 6.000.000/ tahun atau Rp 500.000/ bulan.
Iuran pensiun maksimal Rp 2.400.000/tahun atau Rp 200.000/bulan.

C. Tarif Pajak Penghasilan PPh pasal 21

TARIF
NO LAPISAN PENGHASILAN KENA PAJAK TIDAK ADA
NPWP
NPWP

1 s/d 50.000.000 (rentang : Rp 50.000.000) 5% 6%

2 Di atas 50.000.000 s/d 250.000.000 (Rentang : Rp 200.000.000) 15% 18%

3 Di atas 250.000.000 s/d 500.000.000 (Rentang : Rp 250.000.000) 25% 30%

4 Di atas 500.000.000 30% 36%


7

MEMILIKI NPWP
Jika PKP diketahui sebesar Rp 21.000.000 maka berada pada lapisan ke 1, maka perhitungan tarif pajak
yang digunakan adalah :
1. 5% x Rp 21.000.000 = Rp 1.050.000 per tahun
Maka perhitungan pajak terutang per bulan : Rp 1.050.000 : 12 = Rp 87.500 / bulan

Jika PKP diketahui sebesar Rp 180.000.000 maka berada pada lapisan ke 2, maka perhitungan tarif pajak
yang digunakan adalah :
1. 5% x Rp 50.000.000 = Rp 2.500.000
2. 15% x Rp 130.000.000 = Rp 19.500.000 +
Rp 180.000.000 Rp 22.000.000 per tahun perbulan = Rp 22.000.000 : 12
= Rp 1.833.333

Jika PKP diketahui sebesar Rp 450.000.000 maka berada pada lapisan ke 3, maka perhitungan tarif pajak
yang digunakan adalah :
1. 5 % x Rp 50.000.000 = Rp 2.500.000
2. 15% x Rp 200.000.000 = Rp 30.000.000
3. 25% x Rp 200.000.000 = Rp 50.000.000 +
Rp 450.000.000 Rp 82.500.000 Pajak Penghasilan PPh pasal 21 yang
terutang Rp 82.500.000 /tahun
Pajak per bulan :
Rp 82.500.000 : 12 bulan
= Rp 6.875.000

Jika tidak memiliki NPWP maka hanya mengganti persentase tarif sesuai ketentuan Undang-Undang
Perpajakan.

Contoh :
Ibnu seorang pegawai tetap yang telah menikah dan belum memiliki tanggungan menerima gaji per bulan
sebesar Rp 7.500.000. Perusahaan mengikuti premi Jaminan Keselamatan Kerja dan Jaminan Kematian
masing-masing sebesar 4% dari gaji yang dibayarkan oleh perusahaan. Ibnu membayar iuran pensiun
sebesar Rp 300.000 per bulan. Penghasilan Kena Pajak yang dikenakan adalah

Gaji 1 bulan Rp 7.500.000


Ditambah : Premi JKK (4% x Rp 7.500.000) Rp 300.000
Premi JK (4% x Rp 7.500.000) Rp 300.000
Rp 900.000 +
Rp 8.400.000
Dikurangi : Biaya jabatan (5% x Rp 8.400.000) Rp 420.000
Iuran Pensiun (maks 200.000/bulan) Rp 200.000
Rp 620.000 –
Penghasilan netto per bulan Rp 7.780.000
8

Penghasilan netto 1 tahun Rp 7.780.000 x 12 = Rp 93.360.000


PTKP (K/0) Wajib Pajak Rp 54.000.000
Kawin Rp 4.500.000 +
Rp 58.500.000 –
Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp 34.860.000
Tarif pajak (PPh pasal 21) :
1. 5% x Rp 34.860.000 = Rp 1.743.000 / tahun
Pajak terutang per bulan = Rp 1.743.000 : 12 bulan = Rp 145.250 / per bulan

Latihan Soal
Yahya seorang pegawai pegawai tetap di PT JogjaFood yang telah memiliki NPWP. Ia memperoleh gaji
sebesar Rp 6.500.000 per bulan. Perusahaan mengikuti program BPJS Jaminan Kecelakaan Kerja dan
Jaminan Kematian dengan premi sebesar 5% dari gaji yang dibayarkan oleh perusahaan. Yahya juga
membayarkan sendiri iuran dana pensiun sebesar Rp 100.000 per bulan. Yahya telah menikah dan
memiliki 1 anak. Analisislah :
a. PTKP Yahya
b. PKP Yahya
c. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 yang terutang
9

EVALUASI
1. Pak Wawan adalah pegawai tetap di PT Kurnia, memiliki gaji sebesar Rp. 4.500.000/bulan. Ia
memiliki NPWP dengan status menikah dengan 4 anak. Istri bekerja di PT Indosri sebagai pegawai
tetap yang telah memiliki NPWP sendiri. Analisislah jumlah PTKP Istri Pak Wawan adalah ….
A. Rp 32.000.000
B. Rp 47.500.000
C. Rp 54.000.000
D. Rp 58.500.000
E. Rp 126.000.000
2. Penentuan lapisan tarif PPh pasal 21 antara yang telah memiliki NPWP dan yang belum memiliki
NPWP memiliki perbedaan. Lapisan PKP 250.000.000 s/d 500.000.000 jika tidak memiliki NPWP
maka dikenakan tarif sebesar ….
A. 15%
B. 25%
C. 30%
D. 36%
E. 18%
3. Lia adalah seorang PNS di Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten. Ia saat ini belum menikah tetapi ia
memiliki tanggungan yaitu ibu kandungnya. Pada saat perhitungan tarif pajak, jumlah PTKP yang
dikenakan untuk Lia adalah sebesar ….
A. Rp 54.000.000
B. Rp 58.500.000
C. Rp 63.000.000
D. Rp 67.500.000
E. Rp 71.000.000
4. Jika Pak Adi memiliki PKP sebesar Rp 55.000.000, sedangkan ia memiliki NPWP. Analisislah
besarnya pajak terutang yang ditanggung Pak Adi adalah ….
A. Rp 2.500.000
B. Rp 2.575.000
C. Rp 2.650.0000
D. Rp 2.750.000
E. Rp 8.250.000
5. Jika diketahui bahwa penghasilan bersih seorang pegawai tetap dalam satu tahun adalah
Rp 120.000.000 kemudian PTKPnya sebesar Rp 63.000.000. Berapakah jumlah pajak terutang yang
ditanggung ….
A. Rp 2.150.000
B. Rp 3.200.000
C. Rp 3.550.000
D. Rp 4.350.000
E. Rp 7.500.000
10

DAFTAR PUSTAKA

Hartati, Dwi. 2015. Administrasi Pajak untuk SMK/MAK kelas XI. Jakarta : Erlangga
Laksmi Dara, Avni. 2018. Administrasi Pajak XI Buku Siswa. Surakarta : Mediatama
Internet : www.online-pajak.com
11

LAMPIRAN
KUNCI JAWAB SOAL EVALUASI
1 E
2 A
3 B
4 E
5 E

KUNCI JAWAB LATIHAN SOAL


Yahya seorang pegawai pegawai tetap di PT JogjaFood yang telah memiliki NPWP. Ia memperoleh gaji
sebesar Rp 6.500.000 per bulan. Perusahaan mengikuti program BPJS Jaminan Kecelakaan Kerja dan
Jaminan Kematian dengan premi sebesar 5% dari gaji yang dibayarkan oleh perusahaan. Yahya juga
membayarkan sendiri iuran dana pensiun sebesar Rp 100.000 per bulan. Yahya telah menikah dan
memiliki 1 anak. Analisislah :
a. PTKP Yahya
b. PKP Yahya
c. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 yang terutang

JAWAB :
Gaji Rp 6.500.000
Ditambah : Premi JKK (5% x Rp 6.500.000) = Rp 325.000
Premi JK (5% x Rp 6.500.000) = Rp 325.000
Rp 650.000
Penghasilan Bruto Rp 7.150.000
Dikurangi : Biaya Jabatan (5% x Rp 7.150.000) = Rp 375.500
Iuran Pensiun = Rp 100.000
Rp 475.500
Penghasilan Netto Rp 6.674.500
Penghasilan netto 1 tahun = Rp 6.674.500 x 12 = Rp 80.094.000
PTKP : Wajib Pajak = Rp 54.000.000
Kawin = Rp 4.500.000
1 anak = Rp 4.500.000
Rp 63.000.000 –
Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp 17.094.000
Tarif pajak
1. 5% x Rp 17.094.000 = Rp 854.700 per tahun
Atau Rp 71.225 per bulan

Anda mungkin juga menyukai