Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS FARMASI INSTRUMENTAL


PK NaHCO3 SECARA POTENSIOMETRI

DOSEN PENGAMPU :

1. Drs. Warlan Sugiyo, M.Si


2. apt. Sandi Mahesa, M.Farm

Kelompok 4 :
1. Eny Nur Alimah A1201068
2. Ulya Maqviroh A1201055
3. Vinesia Emariyanti A1201056
4. Wasis Utami A1201057
5. Zalikal Fauzul R A1201064
6. Zeti Matfukha A1201065

PROGRAM D3 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI NUSAPUTERA SEMARANG

2021 – 2022
PENETAPAN KADAR NATRIUM BICARBONAT SECARA POTENSIOMETRI

I. TUJUAN
Mahasiswa dapat menentukan konsentrasi natrium bicarbonate dalam larutan sampel
(bahan pembuat bolang-baling) dengan menggunakan metode potensiometri.

II. DASAR TEORI


Potensiometri adalah cabang dari ilmu kimia yang mempelajari ilmu pengukuran
potensial dari suatu elektroda. Pengukuran potensial elektroda banyak digunakan
untuk dalam ilmu kefarmasian terutama untuk pengukuran pH. Metode analisis
potensiometri ini didasarkan pada pengukuran potensial sel elektrokimia (Basset,
1994).
Salah satu aplikasi metode titrasi adalah tirasi potensiometri dimana larutan
sampel dititrasi dengan larutan baku pentitrasi kedalam larutan sampel dicelupkan
elektroda indicator dan pembanding. Selisih potensial antara kedua elektroda diamati
selama titrasi, kurva titrasi dihasilkan dengan jalan mengalukan harga potensial/PH
terhadap volume.
Metode potensiometri didasarkan atas pengukuran selisih beda potensial antara
dua buah electrode yang tercelup dalam larutan. Proses tritasi potensiometri dapat
dilakukan dengan bantuan elektroda indicator dan elektroda pembanding yang sesuai.
Dengan demikian, kurva titrasi yang diperoleh dengan menggambarkan grafik
potensial terhadap pontiter yang ditambahkan, mempunyai kenaikan yang tajam
disekitar titik kesetaraan, dari grafik itu dapat diperkirakan titik akhir titrasi. Cara
potensiometri ini bermanfaat bila tidak ada indicator yang cocok untuk menentukan
titik akhir titrasi, misalnya dalam hal larutan keruh atau bila daerah kesetaraan sangat
pendek dan tidak cocok untuk penetapan titik akhir titrasi dengan indicator
(Rivai,1995)
III. ALAT DAN BAHAN
Alat Bahan
Buret Hcl

Klem dan statif NaHCO3

Bekker glass Na2HCO3

Gelas ukur Aquadest

Stopwatch

Magnetic stirer

Corong kaca

pipet volume

pH meter

IV. CARA KERJA


1. Dilakukan pembakuan HCl 0,1 N dengan larutan baku primer Natrium carbonat.
2. Ditimbang seksama serbukan tablet / sampel yang mengandung natrium
bicarbonat atau serbuk NaHCO3 150 mg, dimasukkan kedalam bekker glass.
3. Ditambahkan 50 ml aquades.
4. Diisi buret dengan larutan HCl 0,1 N
5. Diaduk larutan dalam bekker glass secara perlahan dengan magnetic stirrer
selama kurang lebih 1 menit.
6. Ditunggu 30 detik , dibaca nilai selisih potensial dengan bantuan potensiometer
(pH meter).
7. Ditambahkan 1 ml larutan dari buret, diaduk selama kurang lebih 1 menit dan
ditunggu 30 detik , dibaca selisih potensial dengan bantuan potensiometer(pH
meter).
8. Diulang langkah tersebut hingga tercapai Titik Akhir Titrasi.
9. Ditentukan TAT –nya dari kurva potensial volume dengan metode defferensial.
10. Dihitung kadar serbuk atau tablet NaHCO3
Rumus kesetaraan:
1 ml HCl 0,1 N setara dengan 8,401 mg NaHCO3
1 ml 0,1 N HCl setara dengan 5,299 mg Na2CO3

V. DATA HASIL PENGAMATAN

No Volume Jml vol titrasi Energi Selisih energi 𝐸 ∆𝐸 ∆₂𝐸


titrasi (Ʃml) potensial potensial 𝑉 ∆𝑉 ∆𝑉
(Mv)
1 1 ml 1 ml 192 192
= 192
1
-50 -71
2 1 ml 2 ml 242 242 35,33
= 121
2
-14 -35,67
3 1 ml 3ml 256 256 15,84
= 85,33
3
-6 -19.83
4 1 ml 4ml 262 262 5,93
= 65,5
5
4 -13,9
5 1 ml 5ml 258 258 5,8
= 51,6
5
-3 -81,1
6 1 ml 6ml 261 261 0,88
= 43,5
6
7 -7,22
7 1 ml 7ml 254 254 3,56
= 36.62
7
-7 -3,66
8 1 ml 8 ml 261 261 0,04
= 32,62
8
0 -3,62
9 1 ml 9 ml 261 261 0,82
= 29
9
1 -2,8
10 1 ml 10 ml 262 262 0,42
= 26,2
10
0 -2,38
11 1 ml 11 ml 262 262 0,64
= 23,82
11
-3 -1,74
12 1 ml 12 ml 265 265 0,67
= 22,08
12
-4 -1,07
13 1 ml 13 ml 269 269 -0,26
= 20,69
13
-2 -1,33
14 1 ml 14 ml 271 271
= 19,36
14

Membuat HCI 0,1 N sebanyak 100 ml


Diketahui = Densitris HCL 1,18 gr/ml
% HCL 32%
Mr HCL 36,5 gr/nol
V.HCL 100 ml

N : M. ek
(% 𝑥 𝑝 𝑥 10
:
𝑚𝑟
32 𝑥 1,18 𝑥 10

36,5
: 10,34 N

M1 . V1 = M2 . V2
10,34 N. V1= 0,1 . 100 ml
V1 = 0,97 ml 1ml

Membuat Na2co3 = 0,05 N sebanyak 50 ml


Mr Na2co3 = 106
𝑔𝑟 1.000
𝑁 = 𝑁𝑟 × 𝑚𝑙 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
𝑔𝑟 1.000
0,05 𝑁 = ×
106 50

0,05 𝑁 = 𝑔𝑟5.300
𝑥 1.000

0,05 N = 5300 = gr x 1.000


265 = gr x 1.000
265
= gr
1.000
0,265 gram : 265 mg

300mg →50ml
50ml [Na₂CO₃] →metyl red

𝐵𝑃 [ 𝑚𝑔]𝑥 𝑁𝑁𝑥 𝑝𝑖𝑝𝑒𝑡


N baku=
𝑣 𝑥 𝑚𝑔 𝑁 𝑎𝑑
265 𝑚𝑔 𝑥 0,05 𝑥 5 𝑚𝑙
=
4,6 𝑚𝑙 𝑥 5,249 ,50 𝑚𝑙
66,25
=1218,77
= 0,054 N
𝐵
2+
𝐵+𝐶

35.33
2 + [35.33+15,84 ]

35,3
2+
51,7

2 + 0,69 = 2,96

𝑉 𝑋 𝑁𝐵 𝑋 𝑀𝑔𝑐𝑢 𝑋 𝑎𝑑
= 𝑏𝑠 [𝑚𝑔]𝑥 𝑁 𝑝𝑖𝑝𝑒𝑡
x 100%

2,69 𝑥 0,054 𝑥 8,401 50


= 300 𝑥 0,1
𝑥 x 100%
50

= 4,067%

VI. PEMBAHASAN
Potensiometri adalah suatu teknik analisis pengukuran konsentrasi sebagai fungsi
dari potensial dalam suatu sel elektrokimia. Metode ini sangat berguna untuk
menentukan titik ekuivalen suatu titrasi secara instrumen sebagai pengganti indikator
visual. Ketelitian titrasi potensiometri lebih tinggi dibandingkan dengan titrasi visual
yang menggunakan indikator.
Pada praktikum kali ini digunakan aquadest untuk melarutkan NaHCO3 sebagai
larutan baku yang akan digunakan. Kalibrasi pH meter dilakukan terlebih dahulu
sebelum digunakan, proses ini bertujuan agar skala yang ditunjukkan pada pH meter
adalah benar. Air merupakan larutan yang bermuatan netral sehingga sering
digunakan untuk mengkalibrasi pH meter. Penggunaan pH meter sebagai alat ukur
untuk mengukur pH pada larutan titrat yang dianalisis.
Pada titrasi potensiometri ini tidak digunakan indikator seperti metode pengkuran analis
lainnya sehingga titrasi dikatakan sebagai titrasi yang sederhana, Titik akhir titrasi diharapkan
mendekati titik ekuivalen sehingga data yang dihasilkan dianggap memiliki kesalahan yang
kecil. Praktikum potensiometri ini dilakukan dengan tujuan untuk membuat kurva hubungan
antara pH dan volume titran, menentukan titik akhir titrasi, dan menentukan kadar larutan
asam asetat yang dianalisis.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapatlah titik akhir yaitu pada
penambahan volume titran dengan mengamati grafik hubungan antara pH dengan volume
titran, Setelah diketahui titik kesetimbangan pada titrasi tersebut, selanjutnya dilakukan
perhitungan kadar larutan baku. Berdasarkan hasil yang diperoleh, persen kadar larutan baku
dalam sampel adalah 4,067%.

VII. KESIMPULAN
Dari praktikum kali ini dapat disimpulkan prinsip dasar titrasi potensiometri
adalah pengukuran potensial suatu larutan dengan menggunakan elektroda dengan
buret secara titrasi.
Di peroleh hasil persen kadar NaHCO3 dalam larutan sampel adalah 4,067%, Adapun
kemungkinan kesalahan pada praktikum kali ini yaitu ketidaktelitian pada saat memindahkan
larutan yang telah diukur sebelumnya. Sehingganya volumenya menjadi tidak akurat lagi.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Kimia Instrumen Jurusan P. Kimia UPI. (2003). Penuntun Praktikum
Kimia Instrumen. Bandung: FPMIPA-UPI dan JICA.
Sumar Hendayana Dkk. (1994). Kimia Analitik Instrumen. Semarang: IKIP
Semarang Press.
Day, R.A and Underwood, A.L. (1994). Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi 4.
(Penerjemah: Soendoro, Dkk.). Surabaya: Penerbit Erlangga.
Gandjar, I.G. dan A. Rohman. 2009, Kimia Farmasi Analisis Yogyakarta
Rivai, Harrizul. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia, Penerbit UI Press.Jakarta

Anda mungkin juga menyukai