ARAH KEBIJAKAN
DANA ALOKASI KHUSUS
DANA ALOKASI KHUSUS
2012
budh1santoso@yahoo.co.id 1
OUTLINE PAPARAN
OUTLINE PAPARAN
I. KEDUDUKAN D.A.K.THD KESELURUHAN
DANA TRANSFER KE DAERAH
DANA TRANSFER KE DAERAH
II. ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RPJMN 2010‐2014
III ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RKP TAHUN
III. ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RKP TAHUN 2012
IV. EVALUASI PELAKSANAAN DAK
V TINDAK LANJUT
V. TINDAK LANJUT
VI. PROYEKSI KEBUTUHAN DAK (HASIL STUDI)
VII PERAN BELANJA MODAL DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI
VII. PERAN BELANJA MODAL DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI
VIII. KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH
budh1santoso@yahoo.co.id 2
2
I. KEDUDUKAN D.A.K.THD KESELURUHAN
DANA TRANSFER KE DAERAH
S
2/28/2011 budh1santoso@yahoo.co.id 3
Isu‐isu utama untuk: Perencanaan, Penganggaran, Implementasi
• KUALITAS APBN:
• SUSUN APBN YANG 3
PRO + 1
PRO + 1
• PERCEPAT Penganggaran
PENYERAPAN;
• PENYERAPAN JGN
• SINERGI
• Transfer ke Daerah (35%)
MENUMPUK DI
MENUMPUK DI
AKHIR TAHUN. • Belanja Pegawai‐Barang (27%) PUSAT‐
• Subsidi (20%) DAERAH
• Bunga Utang (11%)
Perencanaan • Modal Infrastruktur &
Belanja Modal Infrastruktur & Implementasi
Program Bantuan Sosial Terbats ( 7%). APBN/ APBD
Dana utk belanja tdk mengikat (diskrisioner) sangat kecil (=7 %),
akibatnya belanja modal infrastruktur
modal infrastruktur dan bantuan subsidi sangat
terbatas.
Transfer ke Daerah 35 %
Belanja
Bunga
Pegawai
g Subsidi
Utang
dan Barang (20%)
((11%))
(27%)
DANA TRANSFER DBH DBH PAJAK
Berdasarkan PP No. 55 Tahun 2005
DAU DBH PBB
DBH PBB
DANA INFRASTRUKTUR,
DANA SARANA & PRASARANA
PENYESUAIAN
DANA ALOKASI
A OKASI CUKAI
2/28/2011 budh1santoso@yahoo.co.id 6
DANA INPRES vs DAK:
PROPORSI TERHADAP BELANJA NEGARA
PROPORSI DANA INPRES SEKTORAL TERHADAP BELANJA NEGARA PROPORSI ALOKASI DAK TERHADAP BELANJA NEGARA TAHUN 2006‐2010
MASA ORDE BARU
TAHUN 1989/90 ‐ 1992/93 (SEBELUM ERA DESENTRALISASI) MASA ORDE REFORMASI
(SETELAH ERA DESENTRALISASI)
120,00
120,00
100,00
100 00
100,00
80,00
80,00
%)
PERSENTASE (%
PERSENTASE (%))
40,00 40,00
20,00 20,00
2/28/2011 budh1santoso@yahoo.co.id 7
PERKEMBANGAN KOMPOSISI DANA PERIMBANGAN
2009‐2010
2009 2010
DAU DAU
58%
% 62%
DBH SDA DBH SDA
12% 11%
DBH Pajak
DBH Pajak
j 15%
14%
Dana
DAK Penyesuaian Dana Otsus DAK
DDana
Dana Otsus 2% 3% 7%
Penyesuaian 8%
3%
2%
24 82
24.82
21.20 21.13
17 09
17.09
11.56
4.01
2.27 2 84
2.84
25,000
,
Perdagangan
20,000 Sarana dan Prasaran Perdesaan
Kehutanan
Keluarga Berencana ***
Lingkungan Hidup
15,000
Prasarana Pemerintah
Prasarana Pemerintah
Pertanian
Kelautan dan Perikanan
Infrastruktur Sanitasi
10,000
Infrastruktur Air Minum **
Infrastruktur Irigasi
Infrastruktur Jalan
5,000 Kesehatan *
Pendidikan
‐
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
2/28/2011 budh1santoso@yahoo.co.id 10
PERKEMBANGAN ALOKASI DAK PER WILAYAH TAHUN 2005‐2010
7,000
6,632
6,632
6,255
6,000 6,076
5,858
5,568
5,000
4,883 4,846
SUMATERA
dalam miliar rupiah
4,197 JAWA
,
4,000
3 890
3,890
3,691 KALIMANTAN
3,241 SULAWESI
3,000 3,066
2,880 NUSA TENGGARA*
2,723
2,496
MALUKU
2,176 2,224
2,000 1,957 PAPUA**
1,854 1,865
1,747 1,658 Keterangan:
1,503 *Nusa Tenggara termasuk Provinsi Bali
Papua termasuk Provinsi Papua Barat
**Papua termasuk Provinsi Papua Barat
1,271
1 271
1,000 1,077 1,019 1,094
951
773
720 767 772
536 535
406
175
‐
2005 2006 2007 2008 2009 2010
2/28/2011 budh1santoso@yahoo.co.id 11
RATA‐RATA PROPORSI DANA PERIMBANGAN DALAM APBD
2/28/2011 budh1santoso@yahoo.co.id 12
RATA‐RATA PROPORSI DAK DALAM APBD
120 00
120,00
100,00
80,00
SE (%)
PERSENTAS
DANA LAINNYA
60,00 DAK/TPAPBD
93.03 % 91.49 %
97.21 % 96.31 % 95.60 %
40 00
40,00
20,00
2/28/2011 budh1santoso@yahoo.co.id 13
II. ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM
RPJMN 2010 2014
RPJMN 2010‐2014
budh1santoso@yahoo.co.id 14
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RPJMN 2010 2014
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RPJMN 2010‐2014
1
1. Mendukung
M d k program d dan k
kegiatan
i yang menjadi
j di
prioritas nasional dalam RPJMN 2010-2014.
budh1santoso@yahoo.co.id 15
ARAH KEBIJAKAN DAK
RPJMN 2010 2014 (l j t
RPJMN 2010‐2014 (lanjutan…)
)
4
4. (i) Meningkatkan secara bertahap pagu nasional DAK untuk
(i) Meningkatkan secara bertahap pagu nasional DAK untuk
meningkatkan efektivitasnya dalam mendukung pencapaian
sasaran prioritas nasional,
(ii) yang disertai dengan upaya mempertajam perencanaan
(ii). yang disertai dengan upaya mempertajam perencanaan
dan penghitungan alokasi DAK berdasarkan kerangka
pengeluaran jangka menengah dan penganggaran berbasis
kinerja,
kinerja
(iii). meningkatkan koordinasi pengelolaan DAK secara utuh
dan terpadu di pusat dan daerah,
(i )
(iv). meningkatkan sinkronisasi kegiatan DAK dengan kegiatan
i k k i k i ik i DAK d k i
lain yang didanai APBN dan APBD, serta
( )
(v). meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan
g p g pp
kegiatan DAK di daerah.
budh1santoso@yahoo.co.id 16
III. ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RKP
2012
budh1santoso@yahoo.co.id 17
PERENCANAAN DAK 2012
1. LANDASAN HUKUM:
a. UU 33/2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN PUSAT DAN
DAERAH
b. PP NO. 55 TAHUN 2005 TENTANG DANA PERIMBANGAN
c PERMEN
c. PERMEN PPN/KEPALA BAPPENAS NO. 008/2007 TENTANG
PPN/KEPALA BAPPENAS NO 008/2007 TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN RKP
2. PROSES:
a. PENETAPAN TEMA DAN PRIORITAS NASIONAL DLM RKP 2011
budh1santoso@yahoo.co.id 18
TEMA RKP 2012
TEMA RKP 2012
11 PRIORITAS NASIONAL +
3 PRIORITAS LAINNYA
budh1santoso@yahoo.co.id 19
NATIONAL DEVELOPMENT PRIORITY:
1 Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola
2 Pendidikan
3 Kesehatan
4 Penanggulangan Kemiskinan
5 Ketahanan Pangan
11 Prioritas Nasional
Kabinet Indonesia Bersatu II 6 Infrastruktur
(2009‐2014) 7 Iklim Investasi dan Iklim Usaha
8 Energi
9 Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana
10 Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, & Pasca‐konflik
h i l d l & k flik
11 Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi
12 Bidang Politik, Hukum dan Keamanan
Prioritas Lainnya 13 Bidang Perekonomian
14 Bidang Kesejahteraan Rakyat
20
2/28/2011 budh1santoso@yahoo.co.id
BIDANG DAK TAHUN 2012 (RKP 2012)
2/28/2011 budh1santoso@yahoo.co.id 21
Pemetaan Bdg DAK dgn Prioritas Nasional 2012
No. Prioritas Nasional Bidang DAK 2012
1. Reformasi Birokrasi & Tata Kelola Prasarana Pemda
2. Pendidikan Pendidikan
3. Kesehatan Kesehatan, KB, Infrastruktur Air
4
4. Penanggulangan Kemiskinan Minum & Sanitasi
5. Ketahanan Pangan Pertanian, Kelautan & Perikanan,
Infrastruktur Irigasi
6. Infrastruktur Irigasi, Jalan, Perkim, Transp desa,
Keselamatan Trans Darat
7. Iklim Investasi & Iklim Usaha
Iklim Investasi & Iklim Usaha Sarana Perdagangan
Sarana Perdagangan
8. Energi Listrik Pedesaan
9. Lingkungan Hidup & Pengelolaan Bencana Kehutanan & Lingkungan Hidup
10. Daerah Tertinggal, Terdepan, terluar, & Infra Kawasan Perbatasan dan
Pasca Konflik Daerah Tertinggal.
11
11. Kebudayaan Kreatifitas dan Inovasi
Kebudayaan, Kreatifitas dan Inovasi
2/28/2011 budh1santoso@yahoo.co.id 22
ALASAN PENETAPAN BIDANG DAK 2012
BIDANG DAK 2012 TETAP SEBANYAK 19 BIDANG, DENGAN PEMBERIAN PROPORSI
BIDANG DAK 2012 TETAP SEBANYAK 19 BIDANG DENGAN PEMBERIAN PROPORSI
YANG BERBEDA ANTAR KELOMPOK BIDANG SESUAI TEMA RKP 2012
KEBIJAKAN DESENTRALISASI MENUNTUT PENYERAHAN BERBAGAI URUSAN KE
DAERAH, NAMUN SEMAKIN BANYAK BIDANG DAK MENYEBABKAN ALOKASI PER
BIDANG/ DAERAH AKAN MENGECIL
USULAN BIDANG BARU (SEPERTI INDUSTRI & PARIWISATA) PADA DASARNYA
USULAN BIDANG BARU (SEPERTI INDUSTRI & PARIWISATA) PADA DASARNYA
DAPAT DIDUKUNG OLEH BIDANG2 DAK LAIN YANG SUDAH ADA
budh1santoso@yahoo.co.id 23
P
Percepatan
t d dan Perluasan
P l Pembangunan
P b Ekonomi
Ek i Yang
Y Inklusif
I kl if Berbasis
B b i Potensi
P t i
dan Keunggulan Daerah
INFRASTRUKTUR JALAN DAN LISTRIK PERDESAAN
SARANA PERDAGANGAN
TRANSPORTASI PERDESAAN SERTA SARANA DAN
PRASARANADAERAH TERTINGGAL DAN KAWASAN
PRASARANADAERAH TERTINGGAL DAN KAWASAN
PERBATASAN
PERTANIAN, IRIGASI, KELAUTAN DAN PERIKANAN
CLUSTER II : PELAYANAN DASAR
PENDIDIKAN, KESEH FASILITAS UMUM INFRASTRUKTUR KESELAMATAN PRASARANA
ATAN, dan KB PERUMAHAN AIR MINUM DAN TRANSPORTASI PEMERINTAHAN
SANITASI DAERAH
CLUSTER III : PENDUKUNG LAINNYA : LINGKUNGAN HIDUP, KEHUTANAN
budh1santoso@yahoo.co.id 24
ARAH KEBIJAKAN DAK TAHUN 2012
a)Meningkatkan pagu nasional DAK secara lebih optimal dalam
mendukung pencapaian priotritas nasional;
budh1santoso@yahoo.co.id 25
DAK 2012 (lanjutan)
( j )
e)Meningkatkan koordinasi pengelolaan DAK di pusat dan
daerah, sinkronisasi kegiatan DAK dengan kegiatan lain
yang didanai APBN dan APBD, khususnya dalam
mendukung pembangunan bidang industri, pertanian,
perdagangan, dan pariwisata.
g)Memasukkan
)M kk k t t
ketaatan pelaporan
l d i Daerah
dari D h sebagai
b i
bagian dari perencanaan/penghitungan alokasi DAK tahun
b ik t
berikutnya.
budh1santoso@yahoo.co.id 26
DASAR ALOKASI PER BIDANG
MEMPERTAHANKAN PAGU 2011 SEBAGAI BASELINE
MENGACU PADA TEMA ‐ PRIORITAS RKP 2012 :
y UPFRONT LOADINGÆ AKSELERASI PERTUMBUHAN
y PRIORITAS PENGALOKASIAN PADA KLASTER PENDORONG
PERTUMBUHAN DIIKUTI KLASTER PELAYANAN DASAR SERTA
PERTUMBUHAN DIIKUTI KLASTER PELAYANAN DASAR SERTA
PENDUKUNG LAINNYA (ASPEK LINGKUNGAN HIDUP)
MENYESUAIKAN DENGAN
y PEMENUHAN ANGGARAN PENDIDIKAN 20%
PEMENUHAN ANGGARAN PENDIDIKAN 20%
y SINERGI DENGAN BELANJA K/L (PENCAPAIAN SASARAN)
y KESIAPAN IMPLEMENTASI (KEGIATAN BARU DENGAN DANA TIDAK
TERLALU BESAR)
TERLALU BESAR)
budh1santoso@yahoo.co.id 27
2/28/2011 budh1santoso@yahoo.co.id 28
IV. EVALUASI PELAKSANAAN D.A.K
2/28/2011 budh1santoso@yahoo.co.id 29
PERMASALAHAN DAK SELAMA INI
7) Masih
M ih kurang
k terintegrasinya
i i DAK kke ddalam
l siklus
ikl dan
d
mekanisme perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah;
8)) Belum tersedianya y p pedoman yyang
g jjelas tentangg koordinasi
pengelolaan DAK secara utuh dan terpadu di tingkat Pusat,
Provinsi, dan Kabupaten/ Kota;
9) Masih kurangnya sinkronisasi kegiatan DAK dengan kegiatan
lain yang didanai APBD;
10) Masih kurangnya koordinasi dan keterpaduan dalam
pemantauan dan evaluasi DAK serta rendahnya kepatuhan
daerah dalam penyampaian laporan pelaksanaan DAK ke
pusat;; dan
p
11) Masih relatif lemahnya pengawasan daerah terhadap
pelaksanaan kegiatan DAK.
2/28/2011 budh1santoso@yahoo.co.id 31
HASIL EVALUASI SECARA UMUM
1. Peran DAK sebagai instrumen pembangunan masih jauh dari ideal; meskipun pagu & bidang DAK
meningkat sejak 2003 (kecuali 2010) namun:
Pagu (absolut & proporsi) masih RENDAH
Terkesan dianggap TIDAK PENTING (accessory, piecemeal, ad‐hoc)
2/28/2011 budh1santoso@yahoo.co.id 32
REKOMENDASI UMUM
1. PERLU SEGERA DIPERSIAPKAN :
KEBIJAKAN UMUM DAK JANGKA MENENGAH DLM RPJMN/RPJMD 2010‐2014 .
PERLU DIIDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAK UTK MENDUKUNG PRIORITAS NASIONAL RKP
PERLU DIIDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAK UTK MENDUKUNG PRIORITAS NASIONAL RKP
TAHUN2 BERIKUTNYA SBG UPAYA KESINAMBUNGAN PEMBANGUNAN JANGKA
MENENGAH.
2. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAK 2012 PERLU DIDASARKAN PADA EVALUASI PELAKSANAAN
DAK SELAMA INI & SEMANGAT PENYEMPURNAAN (TERMASUK UTK LEBIH TAAT ASAS THD
PERATURAN PER‐UU‐AN
PERATURAN PER UU AN YG ADA: PP No. 38/2007 TTG PEMBAGIAN URUSAN
YG ADA: PP No 38/2007 TTG PEMBAGIAN URUSAN
PEMERINTAHAN, PP No 7/2008 TTG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN, DLL).
3
3. PERLUNYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN TEKNIS DALAM MENENTUKAN PRIOTAS
PERLUNYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN TEKNIS DALAM MENENTUKAN PRIOTAS
PROGRAM/ KEGIATAN PEMBANGUNAN DAERAH MASING2 PROVINSI/ KABUPATEN/KOTA.
2/28/2011 budh1santoso@yahoo.co.id 33
V. TINDAK LANJUT BAPENAS
2/28/2011 budh1santoso@yahoo.co.id 34
LANGKAH2 KE DEPAN :JANGKA PENDEK
• Inventarisasi dan mapping prioritas kegiatan DAK/bidang untuk
Inventarisasi dan mapping prioritas kegiatan DAK/bidang untuk
mendukung pencapaian prioritas nasional
• Merumuskan target pencapaian DAK masing‐masing
Merumuskan target pencapaian DAK masing masing bidang
bidang
DAK Æ (Kebijakan DAK/bidang tahun 2011 telah ada target
kinerja. Bagi K/L: perlu kejelasan dan ketepatan waktu
penyampaian kuknis; sedangkan bagi Daerah: perlu kepatuhan
kepada juknis dalam rangka membantu pencapaian prioritas
nasional).
nasional)
• Penguatan Kelembagaan di Tingkat Pusat antara lain melalui
pembentukan Tim Koordinasi DAK Tingkat Pusat
pembentukan Tim Koordinasi DAK Tingkat Pusat
• Pengembangan Sistem Informasi Manajemen (SIM) Pelaporan
DAK berbasis situs web (e‐monev
DAK berbasis situs web (e monev dan e
dan e‐mobile).
mobile).
LANGKAH-LANGKAH KE DEPAN: JANGKA PENDEK
• Penguatan peran pemerintah provinsi dalam
pemantauan dan evaluasi DAK yang didukung dengan
d l i DAK did k d
dana dekonsentrasi (diusulkan untuk dimasukan
d l
dalam DIPA Kementerian Dalam Negeri).
DIPA K i D l N i)
• Reformulasi dan penajaman kriteria alokasi DAK
(kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis).
• Penyusunan White Paper
y p DAK Æ sebagai masukan
g
untuk revisi UU No. 33/tahun 2004
(a). UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN BAPPENAS UNTUK MENINGKATKAN
(a). UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN BAPPENAS UNTUK MENINGKATKAN
PENGELOLAAN DAK
1.
1 1
1. Penyusunan Mekanisme dan prosedur
Penyusunan Mekanisme dan prosedur
perencanaan kebijakan DAK secara
Menyempurnakan tahunan;
P
Proses 2. Penyelenggaraan pertemuan 3 Pihak
Perencanaan DAK (Trilateral Meeting antara
Bappenas, Kemenkeu, dan K/L teknis
pp , ,
terkait untuk pembahasan dan
pendetailan kegiatan DAK per
bidang, yang diselenggarakan setiap
bidang, yang diselenggarakan setiap
tahun; dan
3. Telah dibentuk Sekretariat Bersama
(S kb ) P
(Sekber) Pemantauan dan Evaluasi DAK di
t d E l i DAK di
Tingkat Pusat di Kementerian Dalam
Negeri (Ditjen Bina Bangda).
(b). UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN BAPPENAS UNTUK MENINGKATKAN
(b). UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN BAPPENAS UNTUK MENINGKATKAN
PENGELOLAAN DAK
2.
2 1
1. Telah disusun Surat Edaran Bersama (SEB)
Telah disusun Surat Edaran Bersama (SEB)
3 Menteri (Menneg PPN/Kepala
Meningkatkan Bappenas, Menteri Keuangan, dan
K di i
Koordinasi M
Menteri Dalam Negeri) tentang Petunjuk
iD l N i) P j k
Pelaksanaan Pemantauan Teknis
Perencanaan dan Pelaksanaan dan Evaluasi Pemanfaatan
M
Monev DAK
DAK DAK;
2. Telah terlaksananya pemantauan DAK
secara terpadu dan lintas
secara terpadu dan lintas
kementerian/lembaga, sejak tahun 2008;
dan
3
3. P
Penerapan mekanisme penilaian kinerja
k i il i ki j
DAK Per Bidang tahun sebelumnya sebagai
masukan untuk penetapan alokasi DAK per
bidang tahun berikutnya.
(c). UPAYA YANG AKAN DILAKUKAN BAPPENAS UNTUK MENINGKATKAN
PENGELOLAAN DAK
• Penyempurnaan design kebijakan dan perencanaan DAK ke depan;
d k b k d k d
• Penyempurnaan substansi SEB 3 Menteri tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pemantauan Teknis Pelaksanaan dan Evaluasi Pemanfaatn DAK;;
• Penguatan peran pemerintah provinsi dalam pemantauan dan evaluasi
DAK yang didukung dengan dana dekonsentrasi 2011 (diusulkan untuk
dimasukan dalam DIPA Kemdagri);
dimasukan dalam DIPA Kemdagri);
• Pembentukan tim koordinasi pengelolaan DAK di tingkat pusat;
g g p j
• Pengembangan sistem pemantauan DAK menjadi sistem manajemen j
pelaporan DAK berbasis situs web (offline system dan berbasis e
mobile/emon).
• Memasukkan proses DAK ke dalam sistim Revitalisasi Musrenbang
Memasukkan proses DAK ke dalam sistim Revitalisasi Musrenbang
VI. PROYEKSI ALOKASI DAK
(HASIL STUDI)
(HASIL STUDI)
budh1santoso@yahoo.co.id 40
DASAR PENENTUAN USULAN PAGU SEMENTARA
A
PERAN BELANJA MODAL DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI
B
KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH
C
EXTRAPOLASI PENDANAAN
EXTRAPOLASI PENDANAAN
budh1santoso@yahoo.co.id 41
Asumsi
budh1santoso@yahoo.co.id 42
Asumsi (lanjutan)
• DAU padad tahun
h 2012, 2013, dan
d 2014 menggunakan k
besaran sebesar 21% (rata‐rata pertumbuhan DAU) dari
total penerimaan
l Negara. Berdasarkan
d k UU no. 33/2004
/
sebesar 26% dari pendapatan netto.
• Dana otsus pada tahun 2012, 2013, dan 2014
menggunakan besaran 4% dari DAU (sesuai UU No.
33/2004)
• Formula DAK:
DAK = Dana Transfer – DBH – DAU – Dana Otsus
budh1santoso@yahoo.co.id 43
Ekstrapolasi
p Linear Trend Analysis
y
Penerimaan Transfer
Tahun DBH DAU Otsus DAK
Negara Daerah
budh1santoso@yahoo.co.id 45
*(Rp Miliar)
VII. PERAN BELANJA MODAL DLM
PERTUMBUHAN EKONOMI
PERTUMBUHAN EKONOMI
budh1santoso@yahoo.co.id 46
Belanja Modal Daerah:
1. Belanja Modal Tanah: Belanja modal tanah adl pengeluaran/
j j p g /
biaya untuk pengadaan/pembelian/pembebasan tanah. Dan
lain‐lain terkait tanah;
2. Belanja modal peralatan dan mesin: pengeluaran/biaya
untuk pengadaan/ penambahan/ penggantian dan
peningkatan kapasitas peralatanmesin dan inventaris kantor
i k t k it l t i d i t i k t
yang memberi manfaat lebih dari 12 bulan;
3 Belanja modal gedung dan bangunan
3. Belanja modal gedung dan bangunan
pengadaan/penambahan/ penggantian dll terikat gedung;
4 Belanja modal jalan, irigasi dan jaringan sehingga dalam
4. Belanja modal jalan irigasi dan jaringan sehingga dalam
kondisi siap pakai.
Peran Belanja Modal
Peran Belanja Modal
• P
Penelitian LIPI menunjukkan bahwa ada
liti LIPI j kk b h d
korelasi yang signifikan antara proporsi belanja
modal terhadap pengeluaran daerah dengan
tingkat pendapatan riil per kapita provinsi di
g p p p p p
Indonesia.
• Kenaikan 1% proporsi belanja modal terhadap
Kenaikan 1% proporsi belanja modal terhadap
pengeluaran akan meningkatkan pendapatan
per kapita provinsi sebesar 0,02%.
Sumber: Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol. XVII(2),2009
budh1santoso@yahoo.co.id 48
Hasil Persamaan Regresi
Hasil Persamaan Regresi
• G=7.4+0.02CXP+0.12PAG‐0.031LI+0.35 DUM
– K
Koefisien
fi i CXP (Belanja
CXP (B l j modal) signifikan
d l) i ifik berpengaruh
b h positif
itif terhadap
t h d G G
(Pertumbuhan pendapatan per kapita regional. Jika terdapat kenaikan sebesar
1 persen pada proporsi belanja modal daerah thd total belanja daerah akan
mendorong peningkatan pendapatn per kapita masyarakat sebesar 0.02 % dari
periode
i d sebelumnya;
b l
– Koefisien usia produktif (PAG) signifikan berpengaruh positif terhadap kinerja
ekonomi daerah. Apabila terdapat pertumbuhan 1 % dari proporsi usia
produktif, akan
p , meningkatkan
g pendapatan
p p per kapita
p p 0.12 % dari
pertumbuhan tahun sebelumnya;
– Koefisien tidak melek huruf tidak signifikan berpengaruh;
– Variable dummy signifikan positif. Berarti karakter wilayah sektor primer dan
sekunder
k d berpengaruh
b h terhadap
t h d perekonomian
k i daerah. Dibuktikan
d h Dib ktik wilayah
il h
dengan dominasi sektor pertanian masih mengelamai pertumbuhan
pendapatan per kapita yang positif. Karena sektor pertanian masih cukup
dominan di Indonesia.
Persentase PMTDB Terhadap PDB
TAHUN
No
No. Negara
2005 2006 2007 2008 2009
1 Cina 42% 43% 42% 44% 48%
2 India 34% 35% 38% 35% 35%
3 Indonesia 25% 25% 25% 28% 31%
4 Korea Selatan 30% 30% 29% 31% 26%
5 Malaysia 20% 20% 22% 19% 14%
6 Meksiko 24% 26% 26% 27% 22%
7 Filipina 15% 15% 15% 15% 15%
8 Singapura
g p 20% 19% 20% 29% ‐
9 Thailand 31% 28% 26% 29% 22%
10 Vietnam 36% 37% 43% 40% 38%
Sumber: World Bank
budh1santoso@yahoo.co.id 50
Persentase PMTDB Terhadap PDB
budh1santoso@yahoo.co.id 51
Besaran PMTDB Antar Negara (milyar $)
TAHUN
No. Negara
2005 2006 2007 2008 2009
1. Cina 948 1,167 1,468 1,990 2,393
2. India 285 332 468 425 459
3. Indonesia 71 91 108 143 167
4. Korea Selatan 253 286 304 289 216
5. Malaysia 28 31 41 42 27
6. Meksiko 204 248 267 294 192
7. Filipina 15 18 22 25 24
8. Singapura 25 28 35 56 ‐
9. Thailand 55 58 64 79 58
10. Vietnam 18 22 29 33 34
Rata Rata Dunia
Rata‐Rata Dunia 47 54 61 66 55
budh1santoso@yahoo.co.id 52
Rasio PMTDB Terhadap Jumlah Penduduk
TAHUN
No. Negara
2005 2006 2007 2008 2009
1. Cina 727.07 889.82 1,113.53 1,501.98 1,797.29
2. India 260.05 299.35 416.50 372.80 396.90
3. Indonesia 326.02 410.64 480.82 628.74 728.31
4. Korea Selatan 5,265.26 5,912.00 6,279.48 5,940.19 4,440.34
5. Malaysia 1,075.54 1,199.65 1,546.23 1,560.19 984.17
6. Meksiko 1,976.42 2,376.45 2,532.77 2,766.96 1,791.45
7. Filipina 173.38 202.41 243.59 276.59 262.87
8. Singapura 5,880.15 6,262.46 7,704.59 11,585.36
9
9. Thailand 829 00
829.00 872 45
872.45 959 24
959.24 1 172 41
1,172.41 856 35
856.35
10. Vietnam 227.10 262.61 345.57 377.07 392.24
Rata‐Rata Dunia 1,564.68 1,718.20 1,944.15 2,077.74 1,702.43
Sumber: Hasil Olahan data WorldBank
budh1santoso@yahoo.co.id 53
Perbandingan Peringkat Daya Saing Infrastruktur
Sumber: World Economic Forum, 2010
budh1santoso@yahoo.co.id 54
Prosentase Pengeluaran Pemerintah Untuk Infrastruktur Terhadap PDB
6
5.34
5
4.39
4.1
4 3.63
0
1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2002 2003 2004
% PDB
Sumber: “Indonesia Averting an Infrastructure Crisis: A Framework For Policy and Action”, WDI, 2004.
budh1santoso@yahoo.co.id 55
VIII. KEMAMPUAN KEUANGAN DERAH
budh1santoso@yahoo.co.id 56
Trend Rincian Belanja APBD (I dan II)
budh1santoso@yahoo.co.id 57
Trend Rincian Belanja APBD
budh1santoso@yahoo.co.id 58
Trend Rincian Belanja APBD
Trend Rincian Belanja APBD
budh1santoso@yahoo.co.id 59
PROPORSI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP TOTAL PENDAPATAN KAB/ KOTA
TAHUN 2007 DAN 2008
2007 2008
400 300
350
250
300
(JJumlah Daerah )
(JJumlah Daerah )
250 200
200 150
150
100
100
50 50
0
0
SANGAT RENDAH SEDANG TINGGI SANGAT
RENDAH TINGGI SANGAT RENDAH SEDANG TINGGI SANGAT
RENDAH TINGGI
Kategori
Kategori
SANGAT RENDAH RENDAH SEDANG TINGGI SANGAT TINGGI TOTAL SANGAT RENDAH RENDAH SEDANG TINGGI SANGAT TINGGI TOTAL
0% - 20% 20,01% - 40% 40,01% - 60% 60,01% - 80% 80,01% - 100% 0% - 20% 20,01% - 40% 40,01% - 60% 60,01% - 80% 80,01% - 100%
budh1santoso@yahoo.co.id 60
PROPORSI PENDAPATAN DANA TRANSFER THD TOTAL PENDAPATAN KAB/ KOTA
TAHUN 2007 DAN 2008
2007 2008
400 250
350
200
300
(Jumlah Daerah )
(JJumlah Daerah )
250
150
200
150 100
100
50
50
0
0
SANGAT RENDAH SEDANG TINGGI SANGAT
RENDAH TINGGI SANGAT RENDAH SEDANG TINGGI SANGAT
RENDAH TINGGI
Kategori
Kategori
SANGAT RENDAH RENDAH SEDANG TINGGI SANGAT TINGGI TOTAL SANGAT RENDAH RENDAH SEDANG TINGGI SANGAT TINGGI TOTAL
0% - 20% ,
20,01% - 40% 40,01%
, - 60% 60,01%
, - 80% 80,01%
, - 100% 0% - 20% ,
20,01% - 40% 40,01%
, - 60% 60,01%
, - 80% 80,01%
, - 100%
budh1santoso@yahoo.co.id 61
Vicious Circle of Regional Autonomy
Kebutuhan Pusat
meningkat, transfer
ke daerah
tetap/turun.
tetap/turun
Meningkat
Meningkat Naikkan PAD
Naikkan PAD
ketergantungan dengan terbitkan
transfer dari Perda2 hambat
Pusat Investasi.
PAD Turun/ tidak Investasi Turun
naik
2/28/2011 budh1santoso@yahoo.co.id 62
Alur Analisis Keterkaitan Pembiayaan Pembangunan ‐ Perekonomian Regional:
Perubahan pd
aksesibilitas dan
kapasitas
p daerah
Optimalisasi Sumber
Belanja Modal Daya struktur ekonomi
Penerimaan Daerah Multiplier Effect wilayah Pengembangan
Wilayah Dinamika sosial
Wilayah Dinamika
Produktivitas investasi
Perubahan Pendapatan
aglomerasi kapasitas
pemerintah swasta dan
p
produksi
d k i tenaga
t
masyarakat
kerjalingkungan
TERIMA KASIH:
S l
Salam B
Bappenas
TERIMA KASIH
budh1santoso@yahoo.co.id 64