Anda di halaman 1dari 64

ARAH KEBIJAKAN 

ARAH KEBIJAKAN
DANA ALOKASI KHUSUS
DANA ALOKASI KHUSUS
2012

Dr. Ir. Budhi Santoso, MA


Direktur Otonomi Daerah

budh1santoso@yahoo.co.id 1
OUTLINE PAPARAN
OUTLINE PAPARAN

I. KEDUDUKAN D.A.K.THD KESELURUHAN 
DANA TRANSFER KE DAERAH
DANA TRANSFER KE DAERAH
II. ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RPJMN 2010‐2014
III ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RKP TAHUN
III. ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RKP TAHUN 2012
IV. EVALUASI PELAKSANAAN DAK
V TINDAK LANJUT
V. TINDAK LANJUT
VI. PROYEKSI KEBUTUHAN DAK (HASIL STUDI)
VII PERAN BELANJA MODAL DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI
VII. PERAN BELANJA MODAL DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI
VIII. KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH

budh1santoso@yahoo.co.id 2
2
I. KEDUDUKAN D.A.K.THD KESELURUHAN 
DANA TRANSFER KE DAERAH
S

2/28/2011 budh1santoso@yahoo.co.id 3
Isu‐isu utama untuk: Perencanaan, Penganggaran, Implementasi

• KUALITAS APBN:

• SUSUN APBN YANG 3 
PRO + 1
PRO + 1
• PERCEPAT  Penganggaran
PENYERAPAN;
• PENYERAPAN JGN 
• SINERGI 
• Transfer ke Daerah (35%)
MENUMPUK DI
MENUMPUK DI 
AKHIR TAHUN. • Belanja Pegawai‐Barang (27%) PUSAT‐
• Subsidi (20%) DAERAH
• Bunga Utang (11%)
Perencanaan • Modal Infrastruktur & 
Belanja Modal Infrastruktur & Implementasi
Program Bantuan Sosial Terbats ( 7%). APBN/ APBD
Dana utk belanja tdk mengikat (diskrisioner) sangat kecil (=7 %), 
akibatnya belanja modal infrastruktur
modal infrastruktur dan bantuan subsidi sangat
terbatas.

Transfer ke Daerah 35 %
Belanja
Bunga
Pegawai
g Subsidi
Utang
dan Barang (20%)
((11%))
(27%)
DANA TRANSFER  DBH DBH PAJAK
Berdasarkan PP No. 55 Tahun 2005

DAU DBH PBB 
DBH PBB

DANA  DAK DBH BPHTB 


PERIMBANGAN
DBH PPH
DBH PPH
DANA OTSUS PAPUA
DBH CUKAI
DANA OTSUS NAD
TRANSFER DANA  
DBH SDA
DANA TAMBAHAN INFRAS 
KE DAERAH OTSUS OTSUS PAPUA 
DBH KEHUTANAN
DANA PENYEIMBANG  DAU DBH PERT UM 
DANA TUNJ. KEPENDIDIKAN DBH PERIKANAN
DANA OTSUS DAN
PENYESUAIAN DANA TAMBAHAN.SARANA & DBH MIGAS
PRASARANA PAPUA BARAT 

DANA INFRASTRUKTUR, 
DANA   SARANA & PRASARANA
PENYESUAIAN
DANA ALOKASI
A OKASI CUKAI

2/28/2011 budh1santoso@yahoo.co.id 6
DANA INPRES vs DAK:
PROPORSI TERHADAP BELANJA NEGARA 

PROPORSI  DANA  INPRES SEKTORAL TERHADAP  BELANJA NEGARA  PROPORSI ALOKASI DAK TERHADAP BELANJA NEGARA TAHUN 2006‐2010 
MASA ORDE BARU
TAHUN 1989/90 ‐ 1992/93  (SEBELUM ERA DESENTRALISASI) MASA ORDE REFORMASI
(SETELAH ERA DESENTRALISASI)
120,00 
120,00 

100,00 
100 00
100,00 

80,00 
80,00 

%)
PERSENTASE  (%
PERSENTASE  (%))

APBN 60,00  Belanja Negara


60,00 
INPRES SEKTORAL DAK
97.02 %  95.49 %  94.08 %  93.19 % 98.35 %  97.73 %  97.86 %  97.49 %  97.99 % 

40,00  40,00 

20,00  20,00 

2.98 %  4.51 %  5.92 %  6.81 %  2.01 % 


‐ 1.65 %  2.27 %  2.14 %  2.51 % 

1989/1990 1990/1991 1991/1992 1992/1993 2006 2007 2008 2009 2010
TAHUN TAHUN

2/28/2011 budh1santoso@yahoo.co.id 7
PERKEMBANGAN KOMPOSISI DANA PERIMBANGAN 
2009‐2010
2009 2010

DAU DAU
58%
% 62%
DBH SDA DBH SDA
12% 11%

DBH Pajak
DBH Pajak
j 15%
14%

Dana
DAK Penyesuaian Dana Otsus DAK
DDana
Dana Otsus 2% 3% 7%
Penyesuaian 8%
3%
2%

Sumber: Bappenas diolah dari Kementerian Keuangan, 2010


2/28/2011 budh1santoso@yahoo.co.id 8
PERKEMBANGAN ALOKASI DAK 
TAHUN 2005‐2010  
TAHUN 2005 2010 (Dalam Trilyun Rupiah)

24 82
24.82
21.20 21.13

17 09
17.09

11.56

4.01
2.27 2 84
2.84

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010


2/28/2011 budh1santoso@yahoo.co.id 9
PERKEMBANGAN ALOKASI 
DAK PER BIDANG TAHUN 2003‐2010
30,000 

25,000 
,

Perdagangan
20,000  Sarana dan Prasaran Perdesaan
Kehutanan
Keluarga Berencana ***
Lingkungan Hidup
15,000 
Prasarana Pemerintah
Prasarana Pemerintah
Pertanian
Kelautan dan Perikanan
Infrastruktur Sanitasi
10,000 
Infrastruktur Air Minum  **
Infrastruktur Irigasi
Infrastruktur Jalan
5,000  Kesehatan *
Pendidikan


2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

2/28/2011 budh1santoso@yahoo.co.id 10
PERKEMBANGAN ALOKASI DAK PER WILAYAH TAHUN 2005‐2010

7,000 
6,632
6,632 
6,255 
6,000  6,076 
5,858 
5,568 

5,000 
4,883  4,846 
SUMATERA
dalam miliar rupiah

4,197  JAWA
,
4,000 
3 890
3,890 
3,691  KALIMANTAN

3,241  SULAWESI
3,000  3,066 
2,880  NUSA TENGGARA*
2,723 
2,496 
MALUKU
2,176  2,224 
2,000  1,957  PAPUA**
1,854  1,865 
1,747  1,658  Keterangan:
1,503  *Nusa Tenggara termasuk Provinsi Bali
Papua termasuk Provinsi Papua Barat
**Papua termasuk Provinsi Papua Barat
1,271 
1 271
1,000  1,077  1,019  1,094 
951 
773 
720  767  772 
536  535 
406 
175 

2005 2006 2007 2008 2009 2010

2/28/2011 budh1santoso@yahoo.co.id 11
RATA‐RATA PROPORSI DANA PERIMBANGAN DALAM APBD 

2/28/2011 budh1santoso@yahoo.co.id 12
RATA‐RATA PROPORSI DAK DALAM APBD 

120 00
120,00

100,00

80,00
SE (%)
PERSENTAS

DANA LAINNYA

60,00 DAK/TPAPBD
93.03 % 91.49 %
97.21 % 96.31 % 95.60 %

40 00
40,00

20,00

2.79 % 3.69 % 4.40 % 6.97 % 8.51 %


0,00
2003 2004 2005 2006 2007
TAHUN

2/28/2011 budh1santoso@yahoo.co.id 13
II. ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM 
RPJMN 2010 2014
RPJMN 2010‐2014

budh1santoso@yahoo.co.id 14
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RPJMN 2010 2014
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RPJMN 2010‐2014 

1
1. Mendukung
M d k program d dan k
kegiatan
i yang menjadi
j di
prioritas nasional dalam RPJMN 2010-2014.

2. Diprioritaskan untuk membantu daerah-daerah yang


memiliki kemampuan
p keuangan
g relatif rendah dalam
membiayai pelayanan publik sesuai Standar Pelayanan
Minimal (SPM).

3. Diprioritaskan untuk mendanai kegiatan-kegiatan


dalam program yang bersifat lintas (cross cutting)
sektor yang merupakan prioritas nasional, termasuk
program yang bersifat kewilayahan.

budh1santoso@yahoo.co.id 15
ARAH KEBIJAKAN DAK 
RPJMN 2010 2014 (l j t
RPJMN 2010‐2014 (lanjutan…)
)
4
4. (i) Meningkatkan secara bertahap pagu nasional DAK untuk 
(i) Meningkatkan secara bertahap pagu nasional DAK untuk
meningkatkan efektivitasnya dalam mendukung pencapaian 
sasaran prioritas nasional, 
(ii) yang disertai dengan upaya mempertajam perencanaan
(ii). yang disertai dengan upaya mempertajam perencanaan 
dan penghitungan alokasi DAK berdasarkan kerangka 
pengeluaran jangka menengah dan penganggaran berbasis 
kinerja, 
kinerja
(iii). meningkatkan koordinasi pengelolaan DAK secara utuh 
dan terpadu di pusat dan daerah, 
(i )
(iv). meningkatkan sinkronisasi kegiatan DAK  dengan kegiatan 
i k k i k i ik i DAK d k i
lain yang didanai APBN dan APBD, serta 
( )
(v). meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan 
g p g pp
kegiatan DAK di daerah.

budh1santoso@yahoo.co.id 16
III. ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RKP 
2012

budh1santoso@yahoo.co.id 17
PERENCANAAN DAK 2012
1. LANDASAN HUKUM:
a. UU 33/2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN PUSAT DAN 
DAERAH
b. PP NO. 55 TAHUN 2005 TENTANG DANA PERIMBANGAN
c PERMEN
c. PERMEN PPN/KEPALA BAPPENAS NO. 008/2007 TENTANG 
PPN/KEPALA BAPPENAS NO 008/2007 TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN RKP

2. PROSES:
a. PENETAPAN TEMA DAN PRIORITAS NASIONAL DLM RKP 2011

budh1santoso@yahoo.co.id 18
TEMA RKP 2012
TEMA RKP 2012

“Percepatan dan Perluasan Pertumbuhan


Ekonomi Yangg Inklusif dan Berkeadilan Bagi
g
Kesejahteraan Rakyat”

11 PRIORITAS NASIONAL +
3 PRIORITAS LAINNYA

budh1santoso@yahoo.co.id 19
NATIONAL DEVELOPMENT PRIORITY:

1 Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola
2 Pendidikan
3 Kesehatan
4 Penanggulangan Kemiskinan
5 Ketahanan Pangan
11 Prioritas Nasional
Kabinet Indonesia Bersatu II   6 Infrastruktur
(2009‐2014) 7 Iklim Investasi dan Iklim Usaha
8 Energi
9 Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana
10 Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, & Pasca‐konflik
h i l d l & k flik
11 Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi

12 Bidang Politik, Hukum  dan Keamanan
Prioritas Lainnya 13 Bidang Perekonomian

14 Bidang Kesejahteraan Rakyat
20
2/28/2011 budh1santoso@yahoo.co.id
BIDANG DAK TAHUN 2012 (RKP 2012)

1. Bidang Pendidikan 13. Bidang Pembangunan Daerah


2. Bidang Kesehatan Tertinggal (nama bidang
3. Bidang KB sebelumnya/2010 : Sarana dan
Prasarana Perdesaan)
4. Bidang Infrastruktur Jalan
14 Bidang
14. Bid P d
Perdagangan
5. Bidang Infrastruktur Irigasi
15. Bidang Fasilitas Keselamatan Jalan*
6. Bidang Infrastruktur Sanitasi
7. Bidang Infrastruktur Air Minum 16 Bidang Transportasi Perdesaan
16. Perdesaan*
8. Bidang Pertanian 17. Bidang Sarana & Prasarana
Kawasan Perbatasan*
9
9. Bidang Kelautan dan Perikanan
10. Bidang Lingkungan Hidup
18. Bidang Perumahan & Permukimn*
11
11. Bidang Prasarana Pemerintahan 19. Bidang Listrik Perdesaan*
12. Bidang Konservasi SD
Hutan, Tanah, dan Air *)) bidang baru dibandingkan DAK 2010

2/28/2011 budh1santoso@yahoo.co.id 21
Pemetaan Bdg DAK dgn Prioritas Nasional 2012
No. Prioritas Nasional Bidang DAK 2012
1. Reformasi Birokrasi & Tata Kelola Prasarana Pemda
2. Pendidikan Pendidikan
3. Kesehatan Kesehatan, KB, Infrastruktur Air 
4
4. Penanggulangan Kemiskinan Minum & Sanitasi

5. Ketahanan Pangan Pertanian, Kelautan & Perikanan, 
Infrastruktur Irigasi
6. Infrastruktur Irigasi, Jalan, Perkim, Transp desa, 
Keselamatan Trans Darat
7. Iklim Investasi & Iklim Usaha
Iklim Investasi & Iklim Usaha Sarana Perdagangan
Sarana Perdagangan
8. Energi Listrik Pedesaan
9. Lingkungan Hidup & Pengelolaan Bencana Kehutanan & Lingkungan Hidup
10. Daerah Tertinggal, Terdepan, terluar, &  Infra Kawasan Perbatasan dan 
Pasca Konflik Daerah Tertinggal.
11
11. Kebudayaan Kreatifitas dan Inovasi
Kebudayaan, Kreatifitas dan Inovasi

2/28/2011 budh1santoso@yahoo.co.id 22
ALASAN PENETAPAN BIDANG DAK 2012

BIDANG DAK 2012 TETAP SEBANYAK 19 BIDANG, DENGAN PEMBERIAN PROPORSI 
BIDANG DAK 2012 TETAP SEBANYAK 19 BIDANG DENGAN PEMBERIAN PROPORSI
YANG BERBEDA ANTAR KELOMPOK BIDANG SESUAI TEMA RKP 2012

KEBIJAKAN DESENTRALISASI MENUNTUT PENYERAHAN BERBAGAI URUSAN KE 
DAERAH, NAMUN SEMAKIN BANYAK BIDANG DAK MENYEBABKAN ALOKASI PER 
BIDANG/ DAERAH AKAN MENGECIL

USULAN BIDANG BARU (SEPERTI INDUSTRI & PARIWISATA) PADA DASARNYA 
USULAN BIDANG BARU (SEPERTI INDUSTRI & PARIWISATA) PADA DASARNYA
DAPAT DIDUKUNG OLEH BIDANG2 DAK LAIN YANG SUDAH ADA

budh1santoso@yahoo.co.id 23
P
Percepatan
t d dan Perluasan
P l Pembangunan
P b Ekonomi
Ek i Yang
Y Inklusif
I kl if Berbasis
B b i Potensi
P t i
dan Keunggulan Daerah

CLUSTER I PENDORONG PERTUMBUHAN


CLUSTER I : PENDORONG PERTUMBUHAN

INFRASTRUKTUR JALAN DAN LISTRIK PERDESAAN

SARANA PERDAGANGAN

TRANSPORTASI PERDESAAN SERTA  SARANA DAN 
PRASARANADAERAH TERTINGGAL DAN KAWASAN 
PRASARANADAERAH TERTINGGAL DAN  KAWASAN
PERBATASAN

PERTANIAN, IRIGASI, KELAUTAN DAN PERIKANAN

CLUSTER II : PELAYANAN DASAR
PENDIDIKAN, KESEH FASILITAS UMUM   INFRASTRUKTUR  KESELAMATAN  PRASARANA 
ATAN, dan KB PERUMAHAN AIR MINUM DAN  TRANSPORTASI PEMERINTAHAN 
SANITASI DAERAH

CLUSTER III : PENDUKUNG LAINNYA : LINGKUNGAN HIDUP, KEHUTANAN

budh1santoso@yahoo.co.id 24
ARAH KEBIJAKAN DAK TAHUN 2012
a)Meningkatkan pagu nasional DAK secara lebih optimal dalam
mendukung pencapaian priotritas nasional;

b)Mendukung program yang menjadi prioritas nasional dalam RKP


2012 sesuai kerangka pengeluaran jangka menengah dan
penganggaran berbasis kinerja;

c)Membantu daerah‐daerah yang memiliki kemampuan keuangan


relatif
e a rendah
e da da
dalam
a membiayai
e b aya pe
pelayanan
aya a pub
publik;;

d)Menginformasikan pagu indikatif per kabupaten/kota pada acara


Musrenbangnas. Meningkatkan kualitas dan mempercepat
penyediaan data teknis dan petunjuk teknis.

budh1santoso@yahoo.co.id 25
DAK 2012 (lanjutan)
( j )
e)Meningkatkan koordinasi pengelolaan DAK di pusat dan
daerah, sinkronisasi kegiatan DAK dengan kegiatan lain
yang didanai APBN dan APBD, khususnya dalam
mendukung pembangunan bidang industri, pertanian,
perdagangan, dan pariwisata.

f)Meningkatkan monitoring dan pengawasan terhadap


pelaksanaan kegiatan DAK di daerah.

g)Memasukkan
)M kk k t t
ketaatan pelaporan
l d i Daerah
dari D h sebagai
b i
bagian dari perencanaan/penghitungan alokasi DAK tahun
b ik t
berikutnya.
budh1santoso@yahoo.co.id 26
DASAR ALOKASI PER BIDANG
MEMPERTAHANKAN PAGU 2011 SEBAGAI BASELINE

MENGACU PADA TEMA ‐ PRIORITAS RKP 2012 :
y UPFRONT LOADINGÆ AKSELERASI PERTUMBUHAN
y PRIORITAS PENGALOKASIAN PADA KLASTER PENDORONG 
PERTUMBUHAN DIIKUTI KLASTER PELAYANAN DASAR SERTA
PERTUMBUHAN DIIKUTI KLASTER PELAYANAN DASAR SERTA 
PENDUKUNG LAINNYA (ASPEK LINGKUNGAN HIDUP)

MENYESUAIKAN DENGAN
y PEMENUHAN ANGGARAN PENDIDIKAN 20%
PEMENUHAN ANGGARAN PENDIDIKAN 20%
y SINERGI DENGAN BELANJA K/L (PENCAPAIAN SASARAN)
y KESIAPAN IMPLEMENTASI (KEGIATAN BARU DENGAN DANA TIDAK 
TERLALU BESAR)
TERLALU BESAR)
budh1santoso@yahoo.co.id 27
2/28/2011 budh1santoso@yahoo.co.id 28
IV. EVALUASI PELAKSANAAN D.A.K

2/28/2011 budh1santoso@yahoo.co.id 29
PERMASALAHAN DAK SELAMA INI

1)) Masih adanya y kekurang-tepatan


g p pemahaman tentang
p g konsepp
DAK baik di Pusat maupun di daerah;
2) Masih relatif kecilnya pagu nasional DAK dibandingkan dengan
kebutuhan;
3) Batasan penggunaan DAK sesuai peraturan perundangan yang
ada masih menekankan pada sarana & kegiatan fisik, sehingga
kurang dapat mengakomodasi berbagai kebutuhan ;
4) Masih terbatasnya kapasitas perencanaan DAK yang berbasis
kinerja, serta selaras dan terpadu dengan perencanaan sektoral
nasional;
5) Masih rendahnya akurasi data teknis yang diperlukan untuk
perencanaan dan alokasi DAK;
6) Formula alokasi DAK yang ada belum sepenuhnya dapat
menjamin kesesuaian antara kepentingan nasional dan
kebutuhan daerah;
2/28/2011 budh1santoso@yahoo.co.id 30
PERMASALAHAN (LANJUTAN)

7) Masih
M ih kurang
k terintegrasinya
i i DAK kke ddalam
l siklus
ikl dan
d
mekanisme perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah;
8)) Belum tersedianya y p pedoman yyang
g jjelas tentangg koordinasi
pengelolaan DAK secara utuh dan terpadu di tingkat Pusat,
Provinsi, dan Kabupaten/ Kota;
9) Masih kurangnya sinkronisasi kegiatan DAK dengan kegiatan
lain yang didanai APBD;
10) Masih kurangnya koordinasi dan keterpaduan dalam
pemantauan dan evaluasi DAK serta rendahnya kepatuhan
daerah dalam penyampaian laporan pelaksanaan DAK ke
pusat;; dan
p
11) Masih relatif lemahnya pengawasan daerah terhadap
pelaksanaan kegiatan DAK.

2/28/2011 budh1santoso@yahoo.co.id 31
HASIL EVALUASI SECARA UMUM 

1. Peran DAK sebagai instrumen pembangunan masih jauh dari ideal; meskipun pagu & bidang DAK 
meningkat sejak 2003 (kecuali 2010) namun:
ƒ Pagu (absolut & proporsi) masih RENDAH
ƒ Terkesan dianggap TIDAK PENTING (accessory, piecemeal, ad‐hoc)

2. DAK masih jauh dari ideal…:


ƒ Dibandingkan praktek internasional, konsepnya masih “belum jelas” (misalnya, mensyaratkan
penyediaan Dana Pendamping, padahal konsep DAK kita bukan “matching grant”).
ƒ Regulasi yg ada terlalu membatasi penggunaan DAK utk kegiatan fisik.

3. Padahal, DAK berpotensi menjadi instrumen pendanaan pembangunan yg STRATEGIS – specific block 


grant:
ƒ Di era desentralisasi & otda, makin sulit “mengawal/mengamankan” kepentingan nasional di
daerah ÆSinergi Pusat‐Daerah.
ƒ DAU (60% dana
( perimbangan; block grant) terbukti
) kurang efektif mendanai pelayanan publik
dan pembangunan drh krn +/‐ 70% utk belanja pegawai & operasional.
ƒ Dana Dekon & TP hanya untuk kewenangan Pusat (PP 7/2008).

2/28/2011 budh1santoso@yahoo.co.id 32
REKOMENDASI UMUM

1.          PERLU SEGERA DIPERSIAPKAN :
ƒ KEBIJAKAN UMUM DAK JANGKA MENENGAH DLM RPJMN/RPJMD 2010‐2014 .
ƒ PERLU DIIDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAK UTK MENDUKUNG PRIORITAS NASIONAL RKP
PERLU DIIDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAK UTK MENDUKUNG PRIORITAS NASIONAL RKP 
TAHUN2 BERIKUTNYA SBG UPAYA KESINAMBUNGAN PEMBANGUNAN JANGKA 
MENENGAH.

2. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAK 2012 PERLU DIDASARKAN PADA EVALUASI PELAKSANAAN 
DAK SELAMA INI & SEMANGAT PENYEMPURNAAN (TERMASUK UTK LEBIH TAAT ASAS THD 
PERATURAN PER‐UU‐AN
PERATURAN PER UU AN YG ADA: PP No. 38/2007 TTG PEMBAGIAN URUSAN 
YG ADA: PP No 38/2007 TTG PEMBAGIAN URUSAN
PEMERINTAHAN, PP No 7/2008 TTG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN, DLL).

3
3. PERLUNYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN TEKNIS DALAM MENENTUKAN PRIOTAS 
PERLUNYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN TEKNIS DALAM MENENTUKAN PRIOTAS
PROGRAM/ KEGIATAN PEMBANGUNAN DAERAH MASING2 PROVINSI/ KABUPATEN/KOTA.

2/28/2011 budh1santoso@yahoo.co.id 33
V. TINDAK LANJUT BAPENAS

2/28/2011 budh1santoso@yahoo.co.id 34
LANGKAH2 KE DEPAN :JANGKA PENDEK

• Inventarisasi dan mapping prioritas kegiatan DAK/bidang untuk 
Inventarisasi dan mapping prioritas kegiatan DAK/bidang untuk
mendukung pencapaian prioritas nasional
• Merumuskan target pencapaian DAK masing‐masing
Merumuskan target pencapaian DAK masing masing bidang 
bidang
DAK Æ (Kebijakan DAK/bidang tahun  2011 telah ada target 
kinerja. Bagi K/L: perlu kejelasan dan ketepatan waktu 
penyampaian kuknis; sedangkan bagi Daerah: perlu kepatuhan 
kepada juknis dalam rangka membantu pencapaian prioritas 
nasional).
nasional)
• Penguatan Kelembagaan di Tingkat Pusat antara lain melalui 
pembentukan Tim Koordinasi DAK Tingkat Pusat
pembentukan Tim Koordinasi DAK Tingkat Pusat
• Pengembangan Sistem Informasi Manajemen (SIM) Pelaporan 
DAK berbasis situs web (e‐monev
DAK  berbasis situs web (e monev dan e
dan e‐mobile).
mobile).
LANGKAH-LANGKAH KE DEPAN: JANGKA PENDEK

• Penguatan peran pemerintah provinsi dalam 
pemantauan dan evaluasi DAK yang didukung dengan 
d l i DAK did k d
dana dekonsentrasi (diusulkan untuk dimasukan 
d l
dalam DIPA Kementerian Dalam Negeri).
DIPA K i D l N i)
• Reformulasi dan penajaman kriteria alokasi DAK 
(kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis).
• Penyusunan White Paper
y p DAK Æ sebagai masukan 
g
untuk revisi UU No. 33/tahun 2004
(a). UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN BAPPENAS UNTUK MENINGKATKAN 
(a). UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN BAPPENAS UNTUK MENINGKATKAN
PENGELOLAAN DAK

1.
1 1
1. Penyusunan Mekanisme dan prosedur 
Penyusunan Mekanisme dan prosedur
perencanaan kebijakan DAK secara 
Menyempurnakan  tahunan;
P
Proses  2. Penyelenggaraan pertemuan 3 Pihak 
Perencanaan DAK (Trilateral Meeting antara 
Bappenas, Kemenkeu, dan K/L teknis 
pp , ,
terkait untuk pembahasan dan 
pendetailan kegiatan DAK per 
bidang, yang diselenggarakan setiap
bidang, yang diselenggarakan setiap 
tahun; dan
3. Telah dibentuk Sekretariat Bersama 
(S kb ) P
(Sekber) Pemantauan dan Evaluasi DAK di 
t d E l i DAK di
Tingkat Pusat di Kementerian Dalam 
Negeri (Ditjen Bina Bangda).
(b). UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN BAPPENAS UNTUK MENINGKATKAN 
(b). UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN BAPPENAS UNTUK MENINGKATKAN
PENGELOLAAN DAK

2.
2 1
1. Telah disusun Surat Edaran Bersama (SEB) 
Telah disusun Surat Edaran Bersama (SEB)
3 Menteri (Menneg PPN/Kepala 
Meningkatkan  Bappenas, Menteri Keuangan, dan 
K di i
Koordinasi  M
Menteri Dalam Negeri) tentang Petunjuk 
iD l N i) P j k
Pelaksanaan Pemantauan Teknis 
Perencanaan dan  Pelaksanaan dan Evaluasi Pemanfaatan 
M
Monev DAK
DAK DAK;
2. Telah terlaksananya pemantauan DAK 
secara terpadu dan lintas
secara terpadu dan lintas 
kementerian/lembaga, sejak tahun 2008; 
dan
3
3. P
Penerapan mekanisme penilaian kinerja 
k i il i ki j
DAK Per Bidang tahun sebelumnya sebagai 
masukan untuk penetapan alokasi DAK per 
bidang tahun berikutnya.
(c). UPAYA YANG AKAN DILAKUKAN BAPPENAS UNTUK MENINGKATKAN 
PENGELOLAAN DAK

• Penyempurnaan design kebijakan dan perencanaan DAK ke depan;
d k b k d k d
• Penyempurnaan substansi SEB 3 Menteri tentang Petunjuk Pelaksanaan 
Pemantauan Teknis Pelaksanaan dan Evaluasi Pemanfaatn DAK;;
• Penguatan peran pemerintah provinsi dalam pemantauan dan evaluasi 
DAK yang didukung dengan dana dekonsentrasi 2011 (diusulkan untuk 
dimasukan dalam DIPA Kemdagri);
dimasukan dalam DIPA Kemdagri);
• Pembentukan tim koordinasi pengelolaan DAK di tingkat pusat;
g g p j
• Pengembangan sistem pemantauan DAK menjadi sistem manajemen  j
pelaporan DAK berbasis situs web (offline system dan berbasis e 
mobile/emon).
• Memasukkan proses DAK ke dalam sistim Revitalisasi Musrenbang
Memasukkan proses DAK ke dalam sistim Revitalisasi Musrenbang
VI. PROYEKSI ALOKASI DAK 
(HASIL STUDI)
(HASIL STUDI)

budh1santoso@yahoo.co.id 40
DASAR PENENTUAN USULAN PAGU SEMENTARA

A
PERAN BELANJA MODAL DALAM  PERTUMBUHAN EKONOMI

B
KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH

C
EXTRAPOLASI PENDANAAN
EXTRAPOLASI PENDANAAN

budh1santoso@yahoo.co.id 41
Asumsi

• Estimasi pertumbuhan penerimaan negara pada


tahun 2012, 2013, dan
, , 2014 menggunakan
gg
ekstrapolasi.
• Transfer ke
Transfer ke daerah pada tahun 2012, 2013, dan
2012 2013 dan
2014 menggunakan besaran 34% dari Total APBN 
(
(rata‐rata transfer ke
f daerah).
)
• Estimasi DBH pada
DBH pada tahun 2012, 2013, dan
2012, 2013, dan 2014 
2014
menggunakan ekstrapolasi.

budh1santoso@yahoo.co.id 42
Asumsi (lanjutan)
• DAU padad tahun
h 2012, 2013, dan
d 2014 menggunakan k
besaran sebesar 21% (rata‐rata pertumbuhan DAU) dari
total penerimaan
l Negara. Berdasarkan
d k UU no. 33/2004 
/
sebesar 26% dari pendapatan netto.
• Dana otsus pada tahun 2012, 2013, dan 2014 
menggunakan besaran 4% dari DAU (sesuai UU No. 
33/2004)
• Formula  DAK:
DAK = Dana Transfer – DBH – DAU – Dana Otsus

budh1santoso@yahoo.co.id 43
Ekstrapolasi
p Linear Trend Analysis
y
Penerimaan  Transfer 
Tahun DBH DAU Otsus DAK
Negara Daerah

2003 340.928 120.314 31.370 76.978 1.540 2.723

2004 403.100 129.723 37.901 82.131 1.643 2.836

2005 493.919 150.464 50.479 88.765 1.775 3.977

2006 636.153 226.180 64.900 145.664 3.488 11.566

2007 706.108 253.263 62.942 164.787 4.046 16.238

2008 979.305 292.434 78.420 179.507 7.510 20.787

2009 847 100


847.100 308 585
308.585 76 130
76.130 186 414
186.414 9 527
9.527 24 707
24.707

2010 990.500 344.613 89.618 203.607 9.100 21.138

2011 1082.600 392.980 83.600 225.532 10.421 25.232

2012 1165.041 396.114 100.073 244.659 9.786 41.596


2013 1251.959 425.666 107.334 262.911 10.516 44.904
2014 1338.877 455.218 114.595 281.164 11.247 48.212
budh1santoso@yahoo.co.id 44
2011 2012
Sektor
Aktual Ekstrapolasi Prioritas Nasional
INFRASTRUKTUR JALAN
INFRASTRUKTUR JALAN 3 900
3,900  6 429
6,429  7 800
7,800 
INFRASTRUKTUR IRIGASI 1,312  2,162  2,624 
KELAUTAN & PERIKANAN 1,500  2,473  2,139 
PERTANIAN 1 806
1,806  2 977
2,977  2 575
2,575 
SARPRAS PERDESAAN 316  520  450 
PERDAGANGAN 300  495  428 
LISTRIK PEDESAAN
LISTRIK PEDESAAN 150
150  247
247  300
300 
SARPRAS KAWASAN PERBATASAN 100  165  200 
TRANSPORTASI  PERDESAAN 150  247  214 
KESELAMATAN TRANSPORTASI DARAT 100  165  143 
KELUARGA BERENCANA 368  607  736 
PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN 150  247  300 
PENDIDIKAN 10,041  16,553  14,319 
KESEHATAN 3,001  4,947  6,002 
INFRASTRUKTUR AIR MINUM 420  692  598 
INFRASTRUKTUR SANITASI 420  692  598 
PRASARANA PEMERINTAHAN DAERAH  400  659  800 
LINGKUNGAN HIDUP 400  659  570 
KEHUTANAN  400  659  800 
Total 25,233  41596 41,596

budh1santoso@yahoo.co.id 45
*(Rp Miliar)
VII. PERAN BELANJA MODAL DLM 
PERTUMBUHAN EKONOMI
PERTUMBUHAN EKONOMI

budh1santoso@yahoo.co.id 46
Belanja Modal Daerah: 

1. Belanja Modal Tanah: Belanja modal tanah adl pengeluaran/ 
j j p g /
biaya untuk pengadaan/pembelian/pembebasan tanah. Dan 
lain‐lain terkait tanah;
2. Belanja modal peralatan dan mesin: pengeluaran/biaya 
untuk pengadaan/ penambahan/ penggantian dan 
peningkatan kapasitas peralatanmesin dan inventaris kantor 
i k t k it l t i d i t i k t
yang memberi manfaat lebih dari 12 bulan;
3 Belanja modal gedung dan bangunan 
3. Belanja modal gedung dan bangunan
pengadaan/penambahan/ penggantian dll terikat gedung;
4 Belanja modal jalan, irigasi dan jaringan sehingga dalam 
4. Belanja modal jalan irigasi dan jaringan sehingga dalam
kondisi siap pakai.
Peran Belanja Modal
Peran Belanja Modal

• P
Penelitian LIPI menunjukkan bahwa ada 
liti LIPI j kk b h d
korelasi yang signifikan antara proporsi belanja 
modal terhadap pengeluaran daerah dengan 
tingkat pendapatan riil per kapita provinsi di 
g p p p p p
Indonesia.
• Kenaikan 1% proporsi belanja modal terhadap 
Kenaikan 1% proporsi belanja modal terhadap
pengeluaran akan meningkatkan pendapatan 
per kapita provinsi sebesar 0,02%.
Sumber: Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol. XVII(2),2009
budh1santoso@yahoo.co.id 48
Hasil Persamaan Regresi
Hasil Persamaan Regresi
• G=7.4+0.02CXP+0.12PAG‐0.031LI+0.35 DUM

– K
Koefisien
fi i CXP (Belanja
CXP (B l j modal) signifikan
d l) i ifik berpengaruh
b h positif
itif terhadap
t h d G  G
(Pertumbuhan pendapatan per kapita regional. Jika terdapat kenaikan sebesar
1 persen pada proporsi belanja modal daerah thd total belanja daerah akan
mendorong peningkatan pendapatn per kapita masyarakat sebesar 0.02 % dari
periode
i d sebelumnya;
b l
– Koefisien usia produktif (PAG) signifikan berpengaruh positif terhadap kinerja
ekonomi daerah. Apabila terdapat pertumbuhan 1 % dari proporsi usia
produktif, akan
p , meningkatkan
g pendapatan
p p per kapita
p p 0.12 % dari
pertumbuhan tahun sebelumnya;
– Koefisien tidak melek huruf tidak signifikan berpengaruh;
– Variable dummy signifikan positif. Berarti karakter wilayah sektor primer dan
sekunder
k d berpengaruh
b h terhadap
t h d perekonomian
k i daerah. Dibuktikan
d h Dib ktik wilayah
il h
dengan dominasi sektor pertanian masih mengelamai pertumbuhan
pendapatan per kapita yang positif. Karena sektor pertanian masih cukup
dominan di Indonesia.
Persentase PMTDB Terhadap PDB

TAHUN
No
No. Negara
2005 2006 2007 2008 2009
1 Cina 42% 43% 42% 44% 48%
2 India 34% 35% 38% 35% 35%
3 Indonesia 25% 25% 25% 28% 31%
4 Korea Selatan 30% 30% 29% 31% 26%
5 Malaysia 20% 20% 22% 19% 14%
6 Meksiko 24% 26% 26% 27% 22%
7 Filipina 15% 15% 15% 15% 15%
8 Singapura
g p 20% 19% 20% 29% ‐
9 Thailand 31% 28% 26% 29% 22%
10 Vietnam 36% 37% 43% 40% 38%
Sumber: World Bank

budh1santoso@yahoo.co.id 50
Persentase PMTDB Terhadap PDB

budh1santoso@yahoo.co.id 51
Besaran PMTDB Antar Negara (milyar $)
TAHUN
No. Negara
2005 2006 2007 2008 2009
1. Cina 948 1,167 1,468 1,990 2,393
2. India 285 332 468 425 459
3. Indonesia 71 91 108 143 167
4. Korea Selatan 253 286 304 289 216
5. Malaysia 28 31 41 42 27
6. Meksiko 204 248 267 294 192
7. Filipina 15 18 22 25 24
8. Singapura 25 28 35 56 ‐
9. Thailand 55 58 64 79 58
10. Vietnam 18 22 29 33 34
Rata Rata Dunia
Rata‐Rata Dunia 47 54 61 66 55

budh1santoso@yahoo.co.id 52
Rasio PMTDB Terhadap Jumlah Penduduk
TAHUN
No. Negara
2005 2006 2007 2008 2009
1. Cina 727.07 889.82 1,113.53 1,501.98 1,797.29
2. India 260.05 299.35 416.50 372.80 396.90
3. Indonesia 326.02 410.64 480.82 628.74 728.31
4. Korea Selatan 5,265.26 5,912.00 6,279.48 5,940.19 4,440.34
5. Malaysia 1,075.54 1,199.65 1,546.23 1,560.19 984.17
6. Meksiko 1,976.42 2,376.45 2,532.77 2,766.96 1,791.45
7. Filipina 173.38 202.41 243.59 276.59 262.87
8. Singapura 5,880.15 6,262.46 7,704.59 11,585.36
9
9. Thailand 829 00
829.00 872 45
872.45 959 24
959.24 1 172 41
1,172.41 856 35
856.35
10. Vietnam 227.10 262.61 345.57 377.07 392.24
Rata‐Rata Dunia 1,564.68 1,718.20 1,944.15 2,077.74 1,702.43
Sumber: Hasil Olahan data WorldBank
budh1santoso@yahoo.co.id 53
Perbandingan Peringkat Daya Saing Infrastruktur

Sumber: World Economic Forum, 2010
budh1santoso@yahoo.co.id 54
Prosentase Pengeluaran Pemerintah Untuk Infrastruktur Terhadap PDB

6
5.34

5
4.39
4.1

4 3.63

3.13 3.12 3.2


2.9
2.78
3
2.33

0
1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2002 2003 2004

% PDB 

Sumber: “Indonesia Averting an Infrastructure Crisis: A Framework For Policy and Action”, WDI, 2004.
budh1santoso@yahoo.co.id 55
VIII. KEMAMPUAN KEUANGAN DERAH

budh1santoso@yahoo.co.id 56
Trend Rincian Belanja APBD (I dan II)

Sumber: Deskripsi dan Analisis APBD 2010

budh1santoso@yahoo.co.id 57
Trend Rincian Belanja APBD

budh1santoso@yahoo.co.id 58
Trend Rincian Belanja APBD
Trend Rincian Belanja APBD

budh1santoso@yahoo.co.id 59
PROPORSI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP TOTAL PENDAPATAN KAB/ KOTA
TAHUN 2007 DAN 2008

2007 2008

400 300

350
250
300
(JJumlah Daerah )

(JJumlah Daerah )
250 200

200 150
150
100
100

50 50

0
0
SANGAT  RENDAH SEDANG TINGGI SANGAT 
RENDAH TINGGI SANGAT  RENDAH SEDANG TINGGI SANGAT 
RENDAH TINGGI
Kategori
Kategori

SANGAT RENDAH RENDAH SEDANG TINGGI SANGAT TINGGI TOTAL SANGAT RENDAH RENDAH SEDANG TINGGI SANGAT TINGGI TOTAL

399 7 1 0 0 407 287 8 0 1 0 296

0% - 20% 20,01% - 40% 40,01% - 60% 60,01% - 80% 80,01% - 100% 0% - 20% 20,01% - 40% 40,01% - 60% 60,01% - 80% 80,01% - 100%

budh1santoso@yahoo.co.id 60
PROPORSI PENDAPATAN DANA TRANSFER THD TOTAL PENDAPATAN KAB/ KOTA
TAHUN 2007 DAN 2008

2007 2008

400 250

350
200
300
(Jumlah Daerah )

(JJumlah Daerah )
250
150
200

150 100

100
50
50

0
0
SANGAT  RENDAH SEDANG TINGGI SANGAT 
RENDAH TINGGI SANGAT  RENDAH SEDANG TINGGI SANGAT 
RENDAH TINGGI
Kategori
Kategori

SANGAT RENDAH RENDAH SEDANG TINGGI SANGAT TINGGI TOTAL SANGAT RENDAH RENDAH SEDANG TINGGI SANGAT TINGGI TOTAL

0 0 3 39 366 408 0 1 2 59 232 294

0% - 20% ,
20,01% - 40% 40,01%
, - 60% 60,01%
, - 80% 80,01%
, - 100% 0% - 20% ,
20,01% - 40% 40,01%
, - 60% 60,01%
, - 80% 80,01%
, - 100%

budh1santoso@yahoo.co.id 61
Vicious Circle of Regional Autonomy

Kebutuhan Pusat 
meningkat, transfer 
ke daerah 
tetap/turun.
tetap/turun

Meningkat 
Meningkat Naikkan PAD 
Naikkan PAD
ketergantungan  dengan terbitkan 
transfer  dari  Perda2 hambat 
Pusat Investasi.

PAD Turun/ tidak  Investasi Turun
naik

2/28/2011 budh1santoso@yahoo.co.id 62
Alur Analisis Keterkaitan Pembiayaan Pembangunan ‐ Perekonomian Regional:

Perubahan pd 
aksesibilitas dan
kapasitas
p daerah

Optimalisasi Sumber
Belanja Modal  Daya struktur ekonomi
Penerimaan Daerah Multiplier Effect wilayah Pengembangan
Wilayah Dinamika sosial
Wilayah Dinamika

Produktivitas investasi
Perubahan Pendapatan
aglomerasi kapasitas
pemerintah swasta dan
p
produksi
d k i tenaga
t
masyarakat
kerjalingkungan
TERIMA KASIH:
S l
Salam B
Bappenas
TERIMA KASIH

budh1santoso@yahoo.co.id 64

Anda mungkin juga menyukai