Anda di halaman 1dari 4

1.

Obesitas

Bubble tea memicu kenaikan berat badan. Bayangkan saja, segelas bubble tea ukuran 500
ml lengkap dengan pearl mengandung sekitar 500 kalori. Semakin mengejutkan, bola-bola
kenyal kesukaanmu itu menyumbang 100-200 kalori dari 500 kalori tersebut. Ini karena
pearl terbuat dari tapioka dengan bahan dasar singkong yang merupakan sumber
karbohidrat.Mengonsumsi segelas bubble tea sudah memenuhi 25% asupan kalori
harianmu. Padahal, setelah mengonsumsi teh kekinian ini, biasanya kamu tetap akan makan
berat dan mengonsumsi cemilan lain. Jadi, sangat masuk akal jika berat badanmu cepat naik
bila sering minum minuman ini Grameds. Minum bubble tea secara berlebih juga dapat
memicu peningkatan deposit lemak, peningkatan kadar trigliserida dan kolesterol yang
dapat menyebabkan terjadinya obesitas.

2. Mengganggu Kesehatan Gigi

Secara umum, bubble tea adalah campuran teh, susu, dan gula, yang disajikan dalam bentuk
dingin. Meski susu baik untuk kesehatan gigi, bahan-bahan tambahan lainnya justru
membuatmu rentan terkena masalah pada gigi, seperti gigi berlubang.Hal ini karena gula
dan bahan tambahan lain dalam bubble tea dapat diubah menjadi zat asam oleh bakteri di
dalam mulut, yang bisa mengikis enamel gigi dan membuat gigi menjadi berlubang.Selain itu
boba juga akan membuat gigimu menjadi kuning, namun berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh R. J. Lee, et al, adanya tambahan susu pada teh dapat membantu
mengurangi efek buruknya. Sebab susu memiliki kasein yang dapat menurunkan efek
samping teh dalam membuat noda pada gigi Grameds.

3. Picu Kanker

Satu lagi bahaya yang paling mengerikan dari konsumsi boba yang berlebihan, yaitu kanker.
Tahun 2012 lalu, para peneliti Jerman di University Hospital Aachen menemukan jejak
bifenil aspoliklorinasi atau PCB dalam sampel gelembung tapioka. Zat berbahaya tersebut
dapat memicu kanker serta efek lain seperti penurunan sistem kekebalan tubuh, system
reproduksi, dan saraf.

4. Memicu Diabetes

Selain itu, terlalu banyak asupan gula yang dikonsumsi dalam waktu yang sering juga dapat
mengakibatkan gangguan metabolisme dan pengaturan glukosa (gula darah) di dalam
tubuh, sehingga dapat menyebabkan peningkatan risiko penyakit diabetes melitus atau
kencing manis. Hal ini akan lebih mudah terjadi apabila kamu memiliki riwayat keturunan
keluarga yang menderita diabetes juga.Diabetes melitus adalah penyakit senyap yang
umumnya tidak disadari oleh penderitanya, karena gejalanya ringan dan tidak spesifik.
Gejala awal diabetes antara lain adalah sering merasa lapar, sering merasa haus, dan sering
buang air kecil.Diabetes umumnya baru diketahui ketika penderitanya sudah mengalami
komplikasi atau melakukan pemeriksaan darah. Apabila tidak dideteksi dan ditangani sejak
dini, diabetes mellitus dapat menyebabkan berbagai komplikasi penyakit.

5. Komplikasi Diabetes

Komplikasi yang paling sering dan awal disadari oleh penyandang diabetes adalah luka yang
tidak kunjung sembuh. Lukanya mungkin kecil dan penyebabnya sepele, seperti lecet di kaki
akibat sepatu.Namun, luka tersebut sangat sulit sembuh, sampai akhirnya terinfeksi,
meluas, dan dapat menyebabkan gangren (infeksi luas dan dalam) yang terus menyebar dan
dapat meningkatkan risiko amputasi tungkai. Kerusakan saraf akibat penumpukan gula juga
dapat turut andil dalam terjadinya luka tersebut.Kerusakan saraf kaki dapat menumpulkan
rasa sakit akibat luka di kaki tersebut, sehingga banyak orang yang baru menyadari luka
tersebut saat sudah terlambat. Selain itu, diabetes juga dapat menyebabkan komplikasi lain,
seperti merusak kornea dan retina, sehingga menyebabkan kebutaan, menyebabkan gagal
ginjal, stroke, hingga penyakit jantung.

 6. Lemak Berlebih

Bubble tea mengandung banyak lemak trans di setiap takaran penyajiannya. Lemak trans
sendiri ialah lemak yang terkandung dalam suatu hidangan yang telah melewati proses
industri dan bertujuan meningkatkan rasa serta tekstur pada makanan.Terlalu banyak lemak
trans pada tubuh dapat mengakibatkan kolestrol, penurunan daya ingat, dan meningkatkan
risiko penyakit jantung dan stroke. Bubble tea dapat menyebabkan sembelit atau sulit
buang air besar. Sebab, bubble tea yang terbuat dari tepung tapioka atau tepung kanji
biasanya sulit dicerna oleh tubuh sehingga mengakibatkan penumpukan lemak tubuh.

 7. Memicu Kontipasi

Seorang remaja berusia 14 tahun berkonsultasi di Chinese Hospital dengan keluhan


konstipasi selama lima hari. Setelah diperiksa, dokter menemukan sekitar seratus butiran
boba menumpuk di tubuhnya sehingga menyebabkan masalah pencernaan yang cukup
serius.Dokter pun mendiagnosis kejadian ini diakibatkan oleh bola tapioka mentah atau bola
tapioka yang kurang matang dan direbus dengan gula dalam jumlah yang sangat banyak
sehingga sulit dicerna oleh sistem pencernaan. Selain itu, kandungan guar gum dalam
minuman ini juga dapat memicu konstipasi.Guar gum adalah serat untuk membantu
menyatukan bola tapioka dan mengembang saat berinteraksi dengan air. Guar gum
sebenarnya dapat mengobati masalah pencernaan, namun bila dikonsumsi secara
berlebihan malah menyebabkan konstipasi. Walaupun demikian, kamu mungkin hanya
terkena konstipasi hanya bila mengkonsumsi bubble tea dalam jumlah yang sangat banyak

8. Asam Urat dan Penyakit Jantung


Sumber makanan tinggi gula dan kalori sudah lama dikaitkan dengan peningkatan risiko
obesitas dan diabetes, terutama pada kalangan anak-anak. Selain itu, adanya kadar gula dan
kalori yang tinggi ini juga dapat meningkatkan adanya faktor risiko terhadap penyakit
jantung dan asam urat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Caitlin Batt, et al, sering
mengonsumsi minuman manis lebih dari 2 kali per hari, dapat meningkatkan risiko terkena
asam urat sebesar 1,78 kali pada pria dan 3,05 kali pada wanita. Hal ini disebabkan karena
adanya kadar fruktosa dan kalori yang tinggi dan berlebih dapat memicu terjadinya
peningkatan asam urat. Selain itu, adanya kandungan gula yang tinggi, dapat menyebabkan
terjadinya resistensi insulin. Insulin merupakan hormon yang berfungsi untuk mengatur
kadar glukosa dalam darah. Hal ini dapat mencetuskan terjadinya diabetes melitus tipe

 9. Tinggi Kalori Tanp Gizi

Kalori kosong adalah istilah untuk sejumlah jenis makanan dan minuman yang memiliki
jumlah kalori sangat tinggi namun tidak memiliki nilai gizi sama sekali. Bubble tea termasuk
dalam jenis minuman manis dengan kalori kosong. Akibat dari mengonsumsi kalori kosong
berlebihan adalah tubuh menimbun lemak yang hanya menambah berat badan tubuh dan
meningkatkan risiko penyakit lainnya.

10. Kerusakan Pada Hati

Bahaya minumbubble tea lainnya ialah dapat menyebabkan jumlah fruktosa di dalam tubuh
meningkat dan dapat berpengaruh besar pada fungsi hati yang perlahan rusak. Jika kamu
tak segera menghentikan kebiasaan mengonsumsi bubble tea, maka bisa saja tubuhmu
terserang hepatitis, penyakit kuning, atau perlemakkan pada hati Grameds.

11. Merusak Kolagen

Seperti yang kita ketahui, bahan utama pembuatan boba drink ialah tepung tapioka dan
gula. Menggunakan gula dengan takaran yang berlebihan dapat memicu efek yang buruk
bagi kulitmu. Seperti dapat meningkatkan lemak di kulit yang dapat merusak
kolagen.Kolagen adalah salah satu protein yang menyusun tubuh manusia, keberadaannya
kurang lebih mencapai 30% dari seluruh protein yang terdapat di tubuh. Kolagen adalah zat
yang memberikan kekuatan dan kelenturan pada kulit juga membantu dalam mengganti sel-
sel kulit matimu. Jadi, mengurangi jumlah konsumsi boba drink merupakan langkah yang
tepat untuk mencegah rusaknya kolagen.

12. Picu Sembelit

Mungkin, masih banyak yang belum tahu bahwa bahaya minum bubble tea ialah dapat
mengganggu sistem pencernaan. Penyebab utamanya tak lain adalah bola mutiara atau
yang kerap disebut boba, sebab tambahan zat bernama guar gum sebagai bahan campuran
di dalam pearl juga dinilai dapat memicu sembelit.Bola mutiara yang terbuat dari tepung
tapioka ini memiliki tekstur yang kenyal dan sangat lengket, sehingga susah dicerna oleh
organ pencernaan dan malah dapat menyebabkan kerusakan pada bagian pencernaan.Hal
yang satu ini sudah dibuktikan dari banyaknya kasus yang menyebabkan seseorang harus
dilarikan ke rumah sakit karena bagian pencernaannya yang rusak akibat sering
mengonsumsi bubble tea. Bubble tea juga pernah dilaporkan mengandung bahan kimia
DEHP (di(2-ethylhexyl) phthalate). Bahan kimia ini berfungsi untuk meningkatkan warna dan
tekstur produk. DEHP terbukti dapat menurunkan tingkat kesuburan dan pertumbuhan pada
hewan

Anda mungkin juga menyukai