MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Filsafat
Disusun Oleh:
Nama : Adi Tri Setiawan
NIM : 210105010037
Kelas : ES21A
Dosen Pengampu:
Muhammad saleh, S.IP, SH, MA
1
DAFTAR ISI
COVER………………………………………………………………………….1
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………………...3
B. Rumusan Masalah..……………………………………………..3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat dan pendidikan ..………...………………..4
B. Makna Filsafat pendidikan…...……...….….……………...........5
C. Personalan filsafat pendidikan...……....……..……….………....6
D. Tujuan filsafat pendidika……..….…..….……………………....8
DAFTAR PUSTAKA…..…….……………………....……………….….…….9
2
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latarbelakang
Filsafat pendidikan adalah muara ide dari berbagai kebutuhan utama pendidikan seperti
model pembelajaran dan berbagai aspek lain yang dibutuhkan untuk melanjutkan saga
keilmuan pendidikan. Seperti filsafat pada umumnya, filsafat ini juga mempertanyakan
berbagai kemungkinan yang telah ada lalu mempertanyakan kebenarannya agar dapat
memutuskan kebenaran baru dalam menggiati keilmuan ini.
Dahulu, filsafat pendidikan sempat masuk menjadi salah satu mata kuliah yang akan
dipelajari pada program studi pendidikan jenjang sarjana. Namun, belakangan mata kuliah ini
ditiadakan dan secara eksklusif baru diberikan ketika mahasiswa menempuh pendidikan
pasca sarjana. Alasannya? Karena dianggap terlalu berat.Padahal, sebetulnya tidak serumit
itu. Hanya saja filsafat memang harus dilakukan secara sistematis. Konsepsi keilmuan
biasanya dapat diklasifikasikan dengan: pengertian, jenis, tujuan, dsb. Namun karena filsafat
pendidikan pada dasarnya adalah cabang filsafat, terminologi dan metode filsafat yang
digunakan juga harus jelas.Misalnya, bagaimana hakikat, pengertian atau dasar dari filsafat
itu sendiri harus diungkap melalui landasan ontologisnya terlebih dahulu. Ketika seseorang
mencari tahu ontologi, maka leburlah semua konsentrasinya; ontologi adalah bidang filsafat
yang paling sukar.
Sebetulnya hal semacam itulah yang biasanya terjadi dan membuat filsafat tampak lebih
rumit. Padahal, inti dari ontologi adalah bagaimana kita merumuskan apa, mengapa dan yang
seperti apa wujud pasti sesuatu hal itu? Tidak harus mengetahui lebih dalam terlebih dahulu
mengenai apa itu ontologi. pahami saja dahulu salah satu definisi dasarnya, belakangan kita
dapat mempelajarinya lebih lanjut. Oleh karena itu pembahasan mengenai filsafat pendidikan
akan dimulai dengan pengertian umumnya terlebih dahulu.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
dikatakan baik, benar, cantik, buruk secara fundamental tidak berubah dari generasi
ke generasi.
b. Realisme (Aristoteles, Galileo, Wiliam Mc Gucken, Francis Bacon, John Stuart
Mill, dan John Locke), aliran ini memandang realitas secara dualitas. Realisme
membagi bahwa hakekat realitas terdiri atas dunia
fisik dan dunia rohani. Realisme membagi realitas menjadi dua bagian, yaitu subjek
yang menyadari dan mengetahui di satu pihak dan di pihak lainnya adalah adanya
realita di luar manusia, yang dapat dijadikan objek pengetahuan manusia.
5
tentang manusia. Misalnya, manusia adalah makhluk religi, makhluk sosial,
makhluk yang berbudaya, dan sebagainya. Dari telaah tersebut filsafat
mencoba menelaah tiga pokok persoalan, yaitu hakekat benar - salah
(logika/ilmu), hakekat baik - buruk (etika), dan hakekat indah - tidak indah
(estetika). Pada dasarnya, pandangan hidup manusia mencakup ketiga aspek
tersebut, sehingga ketiga aspek tersebut sangat diperlukan dalam pendidikan,
terutama dalam menentukan arah dan tujuan pendidikan.
6
kualitas abstrak yang dapat memberikan nilai senang, puas, atau
bahagia bagi orang yang mengalami dan menghayatinya.Kajian para
filsuf tentang nilai ini adalah hakikat dari nilai itu sendiri. Hasil
pemikiran manusia tentang alam, kedudukan manusia dengan alam,
sesuatu yang dicita-citakan manusia, semua secara tersirat mengandung
nilai-nilai. Misalnya pertanyaan “apakah Tuhan itu?” Pertanyaan ini
memungkinkan jawaban tentang ukuran-ukuran yang harus dipakai
manusia dalam menilai tindakan, memberikan bimbingan dan pilihan.
4. Bersifat Kritis
Persoalan filsafat bersifat kritis merupakan analisis secara kritis
terhadap konsep-konsep dan arti-arti yang biasanya diterima dengan
begitu saja oleh suatu ilmu tanpa pemeriksaan secara kritis. Salah satu
tugas ahli filsafat adalah memeriksa dan menilai asumsi-asumsi
tersebut, mengungkapkan artinya dan menentukan batas-batas
penerapannya.
5. Bersifat Sinoptik
Persoalan filsafat bersifat sinoptik mencakup struktur kenyataan
secara keseluruhan. Filsafat merupakan ilmu yang membuat susunan
kenyataan sebagai keseluruhan.
6. Bersifat Implikatif
Persoalan filsafat bersifat implikatif artinya persoalan filsafat yang
membutuhkan jawaban dan dari jawaban itu akan memunculkan
persoalan baru yang saling berhubungan. Jawaban yang
dikemukakan mengandung akibat-akibat lebih jauh
yang menyentuh kepentingan-kepentingan manusia.Alasan - alasan
tersebut di ataslah yang mendorong para filsuf untuk berfilsafat, akan
tetapi selain dorongan-dorongan tersebut ada juga beberapa hal yang
juga perlu dipikirkan oleh seorang filsuf yaitu:
1. Persoalan tentang “ada” (being) yang kemudian menghasilkan
cabang filsafat metafisika.
2. Persoalan tentang pengetahuan (knowledge) yang kemudian
menghasilkan cabang filsafat epistemologi.
3. Persoalan tentang metode (method) yang kemudian menghasilkan
cabang filsafat metologi.
7
4. Persoalan tentang penyimpulan yang kemudian menghasilkan
cabang filsafat logika.
5. Persoalan tentang moralitas (morality) yang kemudian
menghasilkan cabang filsafat etika (ethics).
6. Persoalan tentang keindahan yang kemudian menghasilkan
cabang filsafat estetika (aesthetics).
Keenam persoalan tersebut benar-benar memerlukan jawaban
secara radikal dan telah disebutkan bahwa dari setiap persoalan akan
menjadi cabang filsafat.
8
BAB II
PENUTUP
A. SIMPULAN
kesimpulan dari filsafat pendidikan ialah semua aspek yang berhubungan dengan
upaya manusia untuk mengerti dan memahami hakikatpendidikaitu sendiri, yang
berhubungandengan bagaimana pelaksanaan pendidikan danbagaimana tujuan
pendidikan itu.Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi
mengenai masalah-masalah pendidikan.Tujuan filsafat pendidikan memberikan
inspirasi bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran yang ideal.
B. SARAN
Diharapkan untuk semua mahasiswa yg membaca/mempelajari tentang filsafat
pendidikan bisa mengetahui atau mengerti tentang filsafat pendidikan karena filsafat
itu mengharuskan kita menentukan antara hakekat benar - salah (logika/ilmu),
hakekat baik - buruk (etika), dan hakekat indah - tidak indah (estetika).
DAFTAR PUSTAKA
Kristiawan,M, 2016. FILSAFAT PENDIDIKAN The Choice Is Yours. Jogjakarta: Vali
Pustaka.
Djamaluddin,Ahdar, FILSAFAT PENDIDIKAN (Educational Phylosophy),ISTIQRA.Volume
I Nomor 2 Maret 2014:Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Parepare
Sumber lain:
https://serupa.id/filsafat-pendidikan-pengertian-sistematika-tujuan-aliran/