Anda di halaman 1dari 11

DINAMIKA PERILAKU MANUSIA

( MOTIF DAM MOTIVASI )


MAKALAH
Di susun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu : Anas Rohman. M.Pd

Disusun oleh:

 MOH ABDAIL ANHAR 19106012031


 MUAROFAH 19106011226

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam melakukan sesuatu, manusia membutuhkan dorongan tertentu dalam
dirinya. Hal itu akan mempengaruhi dengan apa yang akan ia lakukan walaupun
terdapat niat atau sesuatu tekad pada individu, mereka tetap membutuhkan suatu
dorongan unruk terlaksananya kegiatan atau aktivitas yang ia lakukan. Dalam
terciptanya suatu dorongan terdapat pemgaruh-pengaruh dari dalam diri
maupun dari luar individuyang dapat berimbas pada dorongan dan terlaksanya
suatu pencapaian tertentu yang diinginkan.
Dalam kenyataannya sutu niat atau tekad sesorang tanpa dikuatkan
dengan adanya dorongan, maka hal yang hendak dicapai akan kurang terlaksana
secara maksimal. Dorongan atau disebut motivasi merupakan hasil dari
interaksi individu dan situasi. Setiap individu mempunyai dorongan atau
motivasi yang berbeda-beda.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan motif dan motivasi?
2. Bagaimana Jenis-jenisnya motif?
3. Bagaimana cara meningkatkan motivasi belajar peserta didik?
4. Bagaimana Caranya untuk mengukur motivasi belajar peserta didik?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Motif dan Motivasi


Motif secara etimologi, motif dalam bahasa inggris motive, berasal dari
motion, yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak yang menunjuk pada
gerakan manusia sebagai tingkah laku. Dalam psikologi motif berarti
rangsangan pembangkit tenaga kerja bagi terjadinya tingkah laku itu.
Motif adalah sesuatu yang ada dalam diri seseorang, yang mendorong
orang tersebut untuk bersikap dan bertindak guna mencapai tujuan tertentu.
Motif merupakan tahap awal dari motivasi. Motif dan daya penggerak menjadi
aktif, apabila suatu kebutuhan dirasa mendesak untuk dipenuhi. Motif yang
menjadi aktif inilah yang disebut motivasi.
Banyak para ahli yang sudah mengemukakan pengertian motivasi
dengan berbagai sudut pandang mereka masing-masing. Namun intinya sama,
yakni sebagai suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang
kedalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.
Mc. Donald mengatakan bahwa, motivasi is energy change within the
person characterized by affective arousal and anticipatory goal reactions.
Motivasi adalah suatu perubahan energi didalam pribadi seseorang yang
ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan. Perubahan
diri dalam manusia itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik.
Larena seseorang memiliki tujuan tertentu dari aktivitasnya, maka seseorang
mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan segala upaya yang
dapat dilakukan untuk mencapainya. 1
Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan sebab seseorang yang
tidak mempunyai motivasi pendidikan tidak mungkin ada aktivitas pendidikan.
Hal ini [ertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh
kebutuhannya. Segala sesuatu tang menarik minat orang lain belum tentu
menarik minat orang terntu selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan

1
Syaiful Bahri djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011) hal: 148
kebutuhannya.sangat percaya bahwa tingkah laku manusia dibangkitkan dan
diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu seperti kebutuhan fisiologis, rasa
aman, rasa cinta, penghargaan aktualisasi diri, mengetahui dan mengerti, dan
kebutuhan estentik. Kebutuhan-kebutuhan inilah yang mampu memotivasi
seseorang . oleh karena itu apa yang seseorang lihat itu mempunyai hubungan
dengan kepentingan sendiri. Dalam pendekatannya untuk memahami apa yang
membuat orang melakukan sesuatu atau tidak sama sekali banyak ahli teori yang
terbalik kepada “kebutuhan” (need) sebagai konsep.2 Motif terbagi empat
kedalam kebutuhan-kebutuhan:
1. Biologis: lapar, haus, seks
2. Emosi: mendekat menjauh
3. Sosial,:kasih sayng ( hubungan dengan orang lain), kekuasaan, agresi
4. Bermain dan pencapaian motivasi: bermain, eksplorasi,pencarian
stimulasi prestasi. 3

B. JENIS-JENIS MOTIF
Dalam membicarakan soal jenis-jenis motivasi, hanya akan dibahas
dari dua sudut pandang. Yakni motivasi yang berasal dari dalam diri
pribadi seseorang yang dimaksud “motivasi intrinsik” dan motivasi yang
berasal dari luar diri seseorang yang disebut “motivasi ekstrinsik”.
1. Motivasi instrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi instrinsik adalah motif-motif
yang menjadi aktif atau fungsinya tidak perlu dirangsang dari
luar, karena daam diri seseorang sudah ada dorongan untuk
melakukan sesuatu.
Motivasi instriksik bila tujuannya inheren dengan situasi belajar
dan bertemu dengan kebutuhan dan tujuan anak didik untuk
menguasai nilai-nilai yang terkandung didalam pelajaran itu.
Anak didik termotivasi untuk belajar semata-mata untuk
menguasai nilai-nilai yang terkandung dalam bahan pelajaran,

2
Samuels, Frederick.”Human Needs and Behavior. Cambridge, MA:Schenkman.
3
Lynn Wilcox.. “Psikologi Kepribadian” (Yogyakarta:DIVA Press,2018)hlm.152
bukan karena keinginan lain seperti ingin dipuji, mendapatkan
nilai yang tinggi ataupun hadiah.
Jika seseorang telah memiliki motivasi instrinsik dalam dirinya,
maka ia secara sadar akan melakukan sesuatu kegiatan yang
tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. Dalam aktivitas
belajar, motivasi instrnsik sangat diperlukan, terutama belajar
sendiri. Seseorang yang tidak memiliki motivasi instrinsik sulit
sekali melakukan aktivitas belajar terus menerus. Seseorang
yang memiliki motivasi instrinsik selalu ingin maju dalam
belajar, keinginan itu dilatar belakangi oleh pemikiran yang
positif, bahwa semua mata pelajaran yang dipelajari sekarang
akan dibutuhkan dan sangat berguna kini dan dimasa
mendatang. 4
2. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi instrinsik.
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi
karena adanya rangsangan dari luar.
Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik
menempatkan tujuan belajarnya diluar faktor-faktor situasi
belajar. Anak didik belajar karena ingin mencapai tujuan yang
terletak diluar hal yang dipelajarinya. Misalnya untuk
mendapatkan nilai yang tinggi, diploma, gelar sarjana,
kehormatan.
Motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak diperlukan
dan tidak baik bagi pendidikan. Motivasi ekstrinsik diperlukan
agar anak didik mau belajar. Berbagai macam cara bisa
dilakukan agar anak didik mau belajar. Berbagai macam cara
bisa dilakukan oleh guru agar anak didik termotivasi untuk
belajar. Guru yang pandai membangkitkan minat anak didik
dalam belajar adalah guru yang berhasil. 5

4
Syaiful Bahri djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011) hal: 149-150

5
Widayatun, Tri Rusmi. 2009. ILMU PERILAKU. Jakarta: Sagung Seto
C. CARA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK.

1. Pemberian penghargaan atau ganjaran.


Teknik ini dianggap berhasil bila menumbuh kembangkan minat
siswa. Minat adalah perasaan seseorang bahwa apa yang dipelajari atau
dilakukannya bermakna bagi dirinya. Pemberian penghargaan dapat
membangkitkan minat anak untuk mempelajari atau mengerjakan
sesuatu. Tujuan pemberian penghargaan adalah membangkitkan atau
mengembangkan minat. Jadi, penghargaan berperan untuk membuat
pendahuluan saja. Penghargaan adalah alat, bukan tujuan. Hendaknya
diperhatikan jangan sampai penghargaan ini menjadi tujuan. Tujuan
pemberian penghargaan dalam belajar adalah bahwa setelah seseorang
telah menerima penghargaan karena telah melakukan kegiatan belajar
dengan baik, ia akan terus melakukan kegiatan belajarnya sendiri diluar
kelas.

2. Pemberian angka atau grade.


Apabila pemberian angka atau grade didasarkan atas
perbandingan interpersonal dalam prestasi akademis, hal ini akan
menimbulkan dua hal : anak yang mendapat angka baik dan anak yang
mendapatkan angka jelek. Pada anak yang mendapatkan angka jelek
mungkin enggan berkembang rasa rendah diri dan tak ada semangat
terhadap pekerjaan- pekerjaan sekolah.

3. Keberhasilan dan tingkat aspirasi


Istilah”tingkat aspirasi”menunjuk pada tingkat pekerjaan yang
di harapkan pada masa depan berdasarkan keberhasilan atau kegagalan
dalam tugas-tugas yang mendahuluinya.konsep ini berkaitan erat
dengan konsep seseorang tentang dirinya dan kekuatan-kekuatannya.
Menurut smith,apa yang di cita-citakan seseorang untuk di kerjakan
pada masa datang bergantung pada pengamatannya tentang apa-apa
yang mungkin baginya. Menuru borow, tingkat aspirasi banyak
bergantuk pada intelegensi,status social ekonomi, hubungan, dan
harapan orangtua.akan tetapi, factor yang paling kuat adalah
perbandingan besar kecilnya (proporsi) pengalaman tentang
keberhasilan dan kegagalan. Dalam hubungan ini guru dapat
menggunakan prinsip bahwa tujuan-tujuan harus dapat dicapai dan para
siswa merasa bahwa mereka akan mampu mencapainya.
4. Pemberian pujian
Teknik lain untuk memberikan motivasi adalah pujian. Namun,
harus diingat bahwa efek pujian itu bergantung pada siapa yang
memberi pujian dan siapa yang menerima pujian itu. Para siswa yang
membutuhkan keselamatan dan harga diri, mengalami kecemasan, dan
merasa bergantung pada orang lain akan responsive terhadap pujian.
Pujian dapat ditunjukan baik secara verbal maupun secara non verbal.
Dalam bentuk non verbal misalnya anggukan kepala, senyuman, atau
tepuk bahu.
5. Kompetisi dan kooperasi
Persaingan merupakan insetif pada kondisi-kondisi tertentu
tetepi dapat merusak pada kondisi yang lain. Dalam kompetisi harus
terdapat kesepakatan yang sama untuk menang. kompetisi harus
mengandung suatu tingkat kesamaan dalam sifat-sifat para peserta.

6. Pemberian harapan.
Harapan selalu mengacu ke depan. Artinya, jika seseorang
berhasil melaksanakan tugasnya atau berhasil dalam kegiatan
belajarnya, dia dapat memperoleh dan mencapai harapa- harapan yang
telah diberikan kepadanya sebelumnya. Itu sebabnya pemberian harapan
kepada siswa dapat menggugah minat dan motivasi belajar asalkan
siswa yakin bahwa harapannya bakal terpenuhi kelak. Harapan itu dapat
merupakan hadiah, kedudukan, nama baik, atau sejenisnya. Sebaliknya,
cara ini tidak menghasilkan apa-apa jika guru tidak memenuhi harapan
yang pernah diberikannya kepada para siswa. 6

6
Prayitno, Elida. Motivasi Dalam Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Hlm.88
D. CARA MENGUKUR MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK.

Motivasi tidak dapat diobservasi secara langsung namun harus


diukur. Pada umumnya, yang banyak diukur adalah motivasi sosial dan
motivasi biologis. Ada beberapa cara untuk mengukur motivasi yaitu
dengan 1) tes proyektif, 2) kuesioner, dan 3) perilaku.
1. Tes Proyektif
Apa yang kita katakan merupakan cerminan dari apa yang ada
dalam diri kita. Dengan demikian untuk memahami apa yang dipikirkan
orang, maka kita beri stimulus yang harus diinterprestasikan. Salah satu
teknik proyektif yang banyak dikenal adalah Thematic Apperception
Test (TAT). Dalam test tersebut klien diberikan gambar dan klien
diminta untuk membuat cerita dari gambar tersebut. Dalam teori Mc
Leland dikatakan, bahwa manusia memiliki tiga kebutuhan yaitu
kebutuhan untuk berprestasi (n-ach), kebutuhan untuk power (n-power),
kebutuhan untuk berafiliasi (n-aff). Dari isi cerita tersebut kita dapat
menelaah motivasi yang mendasari diri klien berdasarkan konsep
kebutuhan diatas.7
2. Kuesioner
Salah satu cara untuk mengukur motivasi melalui kuesioner
adalah dengan meminta klien untuk mengisi kuesioner yang berisi
pertanyaan-pertanyaan yang dapat memancing motivasi klien. Sebagi
contoh adalah EPPS (Edward’s Personal Preference Schedule).
Kuesioner tersebut terdiri dari 210 nomer dimana pada masing-masing
nomor terdiri dari dua pertanyaan. Klien diminta memilih salah satu dari
dua pertanyaan tersebut yang lebih mencerminkan dirinya. Dari
pengisian kuesioner tersebut kita dapat melihat dari ke-15 jenis
kebutuhan yang dalam tes tersebut, kebutuhan mana yang paling
dominan dari dalam diri kita. Contohnya antara lain, kebutuhan untuk
berprestasi, kebutuhan akan keteraturan, kebutuhan untuk berafiliasi
dengan orang lain, kebtuhan untuk membina hubungan dengan lawan
jenis, bahakan kebutuhan untuk bertindak agresif.

7
Notoatmodjo,. Ilmu Perilaku Kesehatan. (Jakarta: Rineka Cipta,2010) hlm.89
3. Observasi Perilaku
Cara lain untuk mengukur motivasi adalah dengan membuat
situasi sehingga klien dapat memunculkan perilaku yang mencerminkan
motivasinya. Misalnya, untuk mengukur keinginan untuk berprestasi,
klien diminta untuk memproduksi origami dengan batas waktu tertentu.
Perilaku yang diobservasi adalah, apakah klien menggunakan umpan
balik yang diberikan, mengambil keputusan yang berisiko dan
mementingkan kualitas dari pada kuantitas kerja.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Motif adalah sesuatu yang ada dalam diri seseorang, yang mendorong orang tersebut
untuk bersikap dan bertindak guna mencapai tujuan tertentu. Motif merupakan tahap
awal dari motivasi. Motif dan daya penggerak menjadi aktif, apabila suatu kebutuhan
dirasa mendesak untuk dipenuhi. Motif yang menjadi aktif inilah yang disebut motivasi.

Dalam membicarakan soal jenis-jenis motivasi, hanya akan dibahas dari dua sudut
pandang. Yakni motivasi yang berasal dari dalam diri pribadi seseorang yang dimaksud
“motivasi intrinsik” dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang yang disebut
“motivasi ekstrinsik”.

Cara meningkatkan motivasi dengan teknik salah satunya memberi penghargaan,


dianggap berhasil bila menumbuh kembangkan minat siswa. Minat adalah perasaan
seseorang bahwa apa yang dipelajari atau dilakukannya bermakna bagi dirinya.
Pemberian penghargaan dapat membangkitkan minat anak untuk mempelajari atau
mengerjakan sesuatu. Tujuan pemberian penghargaan adalah membangkitkan atau
mengembangkan minat. Jadi, penghargaan berperan untuk membuat pendahuluan saja.
Penghargaan adalah alat, bukan tujuan. Hendaknya diperhatikan jangan sampai
penghargaan ini menjadi tujuan. Tujuan pemberian penghargaan dalam belajar adalah
bahwa setelah seseorang telah menerima penghargaan karena telah melakukan kegiatan
belajar dengan baik, ia akan terus melakukan kegiatan belajarnya sendiri diluar kelas.

Motivasi tidak dapat diobservasi secara langsung namun harus diukur. Pada
umumnya, yang banyak diukur adalah motivasi sosial dan motivasi biologis. Ada
beberapa cara untuk mengukur motivasi yaitu dengan 1) tes proyektif, 2) kuesioner, dan
3) perilaku.
DAFTAR PUSTAKA

 Bahri Syaiful djamarah, 2011. “ Psikologi Belajar”, Jakarta: Rineka Cipta.


 Frederick Samuels,1984.”Human Needs and Behavior. Cambridge, MA:Schenkman.
 Wilcox Lynn. 2018 .“Psikologi Kepribadian” .Yogyakarta:DIVA Press.
 Tri Rusmi Widayatun, 2009. ILMU PERILAKU. Jakarta: Sagung Seto
 Prayitno, Elida.2008. Motivasi Dalam Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan.
 Notoatmodjo,soekidjo, 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai