Anda di halaman 1dari 5

MANUSIA, MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN

A. PENGERTIAN MANUSIA

Homo sapiens, adalah makhluk yang bijak karena berpikir.

Homo socius, adalah mahluk yang bias bersosialisasi.

Homo homini lupus, manusia adalah makhluk ekonomi atau makhluk yang bias menghasilakn uang.

Homo faber, adalah makluk yang bias membuat alat.

Individiuum, adalah makhluk yang memiliki privacy

Animal symbolicum, adalah makhluk yang sebagai simbol hewan.

Faktor-faktor yang dimiliki manusia (Dimensi manusia):

1.Manusia dengan cinta kasih

2.Manusia dengan keadilan

3.Manusia dengan penderitaan dan kebanggan

4.Manusia dengan harapan dan cita-cita.

HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA

Manusia memiliki kemampuan menciptakan kebudayaan. Dengan budayanya, Manusia memiliki harkat
dan derajat yang tinggi, oleh karena itu manusia perlu menekankan perinsip kemanuaiaan. Prinsip
kemanusiaan mengandung arti adanya penghargaan dan penghormatan terhadap harkat dan martabat
manusia. Yang bias melakukannya hanya manusia pula.

MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

Kebudayaan menurut para ahli sebagai berikut:

Herskovits, kebudayaan adalah sesuatu yang turun-menurun dari suatu generasi ke generasi yang lain,
yang kemudian disebut sebagai superorganisk.

Andreas Eppink, kebudayaan adalah keseluruhan pengertian nilai, norma, ilmu pengetahuan, serta
keseluruhan struktur-struktur social, religious dan lain-lain, ditambah lagi dengan segala pernyataan
intelektual dan artistic yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Edward B. Taylor, Kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat sitiadat, dan kemampuan-kemampuan lain
yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.Selo Soemardjan, kebudayaan adalah sarana hasil
karya, rasa, cipta masyarakat.Koentjaraningrat, kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya
manusia yang harus dibiasakan dengan belajar beserta hasil budi pekertinya.Heemingman, kebudayaan
terdiri dari tiga jenis yaitu; gagasan, aktifitas dan artefak.

B. PENGERTIAN KEBUDAYAAN

Kebudayaan/kultur, berasal dari kata cultuur (Belanda), culture (Inggris), tsqafah (Arab), atau colore
(Latin) yang artinya mengolah mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan.Kebudayaan berasal
dari kata budhayah (sansekerta) bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Adapula yang
mengartikan sebagai budi dan adaya yang berarti pikiran, perasaan dan perbuatan.Berdasarkan
pengertian diatas, kebudayaan mempunyai arti dua dimensi umum yaitu:

Yang dapat diamati.

Yang tidak dapat diamati

Menurut aliran materialism atau beharviorisme kebudayaan didefenisikan oleh para ahli sebagai
berikut:

Good enaugh : Pola-pola kehidupan dalam komunitas, aktivitas berulang-ulang secara regular serta
pengaturan material dan sosial.

Eugene A. Nida : perilaku manusia yang diajarkan terus menerus dari generasi yang satu ke generasi
berikutnya.

J. Verkuyl : segala sesuatu yang dikerjakan manusia, sebagai segala sesuatu yang dibuat oleh manusia.

C. PENGGOLONGAN DAN WUJUD KEBUDAYAAN

Wujud kebudayaan (Koentjara Ningrat) dapat digolongkan menjadi 3 yaitu:

1.Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide- ide, gagasan-gagasan, nilai-nilai, norma-norma,
peraturan dan sebagainya.

2.Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat.

3.Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

Hubungan antara individu dan masyarakat:


Masyarakat merupakan lingkungan sosial individu yang lebih luas.

• Hubungan antara individu, keluarga, dan masyarakat.

Individu  Keluarga  Masyarakat berkaitan erat dengan aspek sosial dari individu yang menggambarkan
kebutuhan hakiki dari manusia, yang tercakupi melalui kontak individu dengan keluarga dan
masyarakatnya.

Hubungan antara Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan

• Hubungan antara masyarakat dan kebudayaan adalah

Kebudayaan tidak mungkin timbul tanpa adanya masyarakat dan ekstensi masyarakat itu hanya dapat
dimungkinkan oleh adanya kebudayaan.

• Hubungan individu, masyarakat dan kebudayaan adalah

Hubungan individu dan kebudayaan adalah:

– Individu bertindak sebagai penganut kebudayaan.

– Individu bertindak sebagai pembawa kebudayaan.

– Individu bertindak sebagai manipulator

– Individu bertindak sebagai pencipta kebudayaan.

Wahana dimana individu hidup adalah masyarakat. Melaluis sitem nilai budaya, akan menata peranan
sosialnya sesuai dengan status sosialnya. Jadi individu harus hidup di dalam masyarakat agar potensi
budayanya berkembang yang mengantarnya menjadi manusia. Maka individu (manusia), masyarakat
dan kebudayaan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan dalam arti yang utuh. Karena
ketiga unsur tersebut inilah kehidupan mahluk sosial berlangsung.

Pengertiannya

Tak mengherankan jika sosiolog besar Indonesia, Selo Soemardjan ,183 mengatakan bahwa kebudayaan
masyarakat pada pokoknya berfungsi menghubungkan manusia dengan alam sekitarnya dan dengan
masyarakat tempat manusia itu menjadi warga.Dengan teknologi yang dimiliki oleh masyarakat,
manusia dapat menyesuaikan diri dengan alam itu dan bahkan memanfaatkannya untuk memenuhi
keperluan hidup. Sedangkan, kesenian tidak lain adalah unsur kebudayaan yang bersumber pada rasa,
terutama rasa keindahan yang ada pada manusia. Rasa keindahan ini dapat disentuh lewat pancaindra,
yaitu lewat penglihatan mata, pendengaran telinga, penciuman hidung, perasaan lidah, dan perasaan
pucuk jari-jari.Rasa keindahan mer upakan rasa halus dalam jiwa manusia dan memberikan kemampuan
pada kita untuk menangkap,meresapkan dalam hati sebagai pusat perasaan, dan kemudian
menyentuhkan pada jiwa segala impuls yang datang dari sekitar manusia, semuanya telah tersaring
menurut keindahannya.
Sosiologi juga menggunakan dan mengkaji masalah kebudayaan karena kebudayaan tak lepas dari
hubungan antara sesama manusia dalam masyarakat. Mengabaikan kajian kebudayaan tentu akan
membuat Sosiologi sebagai ilmu tentang masyarakat menjadi hambar dan kehilangan nuansa
dinamisnya.Sementara itu, sosiologi mempelajari kebudayaan dari sudut pandang dinamika hubungan
antara manusia dan kelompok,serta interaksi kelompok dengan kelompok lain melalui
budayanya.Sosiologi juga memberikan banyak kajian tentang bagaimana interaksi sosial dalam
masyarakat melahirkan suatu pola kebudayaan, bagaimana lembaga-lembaga masyarakat memiliki
kebudayaan-kebudayan tertentu, dan bagaimana ketika antar-kelompok sosial yang berbeda secara
budaya itu berinteraksi.

Manusia adalah bagian dari alam, akan selalu memperlakukan dan mengubah alam kar ena didorong
sesuatu untuk menciptakan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dan menjawab
permasalahan.Misalnya, ada masalah lapar, jawabannya harus makan. Maka, untuk mengatasi masalah
tersebut, harus menghadapi alam dengan memetik buah atau berbur u binatang, ber tanam, dan kerja-
kerja lainnya.

Jadi, didorong oleh upaya untuk menjawab masalah, orang pun melakukan kerja, mengubah materi-
materi yang ada di alam untuk diubah menjadi suatu yang mampu memenuhi kebutuhannya.Jenis-jenis
karya cipta yang bisa kita lihat antara lain:

- Teknologi: ciptaan manusia yang membantu memudahkan menghadapi alam dan menjalani
kehidupan;

- Karya Seni: karya yang mengandung keindahan (lagu, puisi, lukisan, patung, dan lain-lain);

- Karya Tulis: karya yang mer upakan rangkaian tulisan yang bermakna dan berguna (buku, puisi, cerpen,
novel, artikel, dan lain-lain);

- Karya Sastra: karya yang ber upa hasil tulisan, tetapi lebih ke tulisan yang fi ksi (puisi, cerpen, no vel,
prosa, serat, kitab, dan lain-lain); dan
- Karya Ilmiah: karya yang merupakan hasil proses berpikir dengan ilmu pengetahuan yang dapat diuji
kebenarannya, sesuai dengan

Hubungan antara Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan

Dalam hal membahas tentang hubungan antara manusia, masyarakat, dan kebuayaan ketiganya saling
berhubungan satu sama lain . Masyarakat adalah suatu organisasi manusia yang saling berhubungan
dengan kebudayaan. Mc Iver pakar sosiologi politik pernah mengatakan:”Manusia adalah makhluk yang
dijerat oleh jaring – jaring yang dirajutnya sendiri”. Jaring – jaring itu adalah kebudayaan. Mc Iver ingin
mengatakan bahwa kebudayaan adalah sesuatu yang diciptakan oleh masyarakat tetapi pada gilirannya
merupakan suatu kekuatan yang mengatur bahkan memaksa manusia untuk melakukan tindakan
dengan “pola tertentu”. Kebudayaan bahkan bukan hanya merupakan kekuatan dari luar diri manusia
tetapi bisa tertanam dalam kepribadian individu . Dengan demikian kebudayaan merupakan kekuatan
pembentuk pola sikap dan perilaku manusia dari luar dan dari dalam. Unsur paling sentral dalam suatu
kebudayaan adalah nilai – nilai yang merupakan suatu konsepsi tentang apa yang benar atau salah (nilai
moral), baik atau buruk (nilai etika) serta indah atau jelek (nilai estetika). Dari sistem nilai inilah
kemudian tumbuh norma yang merupakan patokan atau rambu – rambu yang mengatur perilaku
manusia di dalam masyarakat.

Dari uraian diatas jelas sekali bahwa kebudayaan merupakan unsur paling dasar (basic) dari suatu
masyarakat, sehingga sampai sekarang sebahagian sosiolog dan antropolog masih menganut faham
cultural determinism yaitu bahwa sikap, pola perilaku manusia dalam masyarakat ditentukan oleh
kebudayaannya. Lawrence Harrison dalam bukunya “Culture Matters” menggambarkan bagaimana nilai
– nilai budaya mempengaruhi kemajuan maupun kemunduran manusia (Harrison, 2000). Samuel
Huntington memberi contoh bahwa pada tahun 1960-an Ghana dan Korea Selatan memiliki kondisi
ekonomi yang kurang lebih sama. Tiga puluh tahun kemudian Korea telah menjadi Negara maju, tetapi
Ghana hampir tidak mengalami kemajuan apapun dan saat ini GNP perkapitanya hanya seperlimabelas
Korea Selatan. Ini disebabkan karena bangsa Korea (selatan) memiliki nilai – nilai budaya tertentu
seperti hemat, kerja keras, disiplin dan sebagainya. Semua ini tidak dimiliki masyarakat Ghana.

Secara umum kebudayaan dapat didefinisikan sebagai suatu sistem pengetahuan, gagasan, ide, yang
dimiliki oleh suatu kelompok manusia, yang berfungsi sebagai pengarah bagi mereka yang menjadi
warga kelompok itu dalam bersikap dan bertingkah laku. Karena berfungsi sebagai pedoman dalam
bersikap dan bertingkah laku, maka pada dasarnya kebudayaan mempunyai kekuatan untuk memaksa
pendukungnya untuk mematuhi segala pola acuan yang digariskan oleh kebudayaan itu. Dalam konteks
Negara, kebudayaan merupakan sebuah penentu penting bagi kemampuan suatu Negara untuk
makmur, oleh karena budaya membentuk pemikiran orang – orang mengenai resiko, penghargaan dan
kesempatan. Sementara itu disisi lain, pembangunan pada dasarnya merupakan proses aktivitas yang
bersifat kontinyu dan terencana yang ditujukan untuk merubah dan meningkatkan kualitas kehidupan
sosial ekonomi kearah yang lebih baik dan wajar dari waktu ke waktu.

Anda mungkin juga menyukai