BUKU AJAR
SOSIOLOGI-ANTROPOLOGI
DAN PERILAKU KESEHATAN
PENYELARAS NASKAH
Rohani
Rigus Tarnando
SAMPUL
Syamsul Anwar
PERWAJAHAN
Arnain ’99
CETAKAN I
Februari 2013
PENERBIT:
Alaf Riau Publishing
Jl. Pattimura No. 9 Gobah-Pekanbaru
Telp. (0761) 7724831 Fax. (0761) 857397
E-mail: arnain_99@yahoo.com
ISBN 978-602-9012-34-
BAB V PARTISIPASIMASYARATDANKEPEMIMPINAN 61
Standar Kompetensi
Setelah mempelajari bab ini, maka mahasiswa dapat menge-
tahui dan memahami tentang sumber dari semua ilmu pengetahuan
yang khususnya dalam gambaran sosiologi, sehingga dapat meng-
analisa secara riil di dalam kehidupan bermasyarakat.
Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari pembahasan ini mahasiswa diharapkan
dapat:
A. Menjelaskan sumber semua Ilmu
B. Menjelaskan Ilmu dan unsur-unsur Ilmu
C. Menjelaskan Ilmu Pengetahuan
D. Menjelaskan Pengertian dan Batasan Sosiologi
E. Menjelaskan Teori Klasik Aguste Comte
F. Menjelaskan Paradigma Sosiologi Ritzer
B. ILMU
Pada zaman Yunani Kuno, episteme atau pengetahuan rasio-
nal yang mencakup filsafat maupun ilmu pertumbuhan sampai abad
modern, bahwa istilah ilmu pengetahuan merupakan pleonasme
yang lebih dari satu perkataan yang sama artinya. Dengan perkataan
Inggris cukup dengan science disebut ilmu. Istilah ilmu atau sience
merupakan suatu rangkaian yang cukup bermakna ganda, lebih
dari satu arti cakupannya. Pertama, bahwa ilmu merupakan istilah
umum untuk menyebut sebuah ilmu pengetahuan, mengacu
pengetahuan umum (science in general). Arti yang kedua dari ilmu
menunjuk pada masing-masing bidang pengetahuan ilmiah yang
mempelajari sesuatu pokok soal tertentu. Arti ini, ilmu mengacu
pada cabang ilmu khusus seperti antropologi, geografi, dan sosiologi.
Ilmu ini sebagai ilmu khusus yang dikatakan sebagai ilmu penge-
tahuan sistematis mengenai dunia fisik atau material (syistematic
knowledge of the physical or material world).
Ilmu adalah proses yang membuat pengetahuan (science is the
proces which makes knowledge). Pemahaman ilmu sebagai proses
dikemukakan oleh Warfield yang menegaskan, bahwa ilmu dapat
dipandang sebagai suatu bentuk aktivitas manusia, maka akan
melangkah sampai metode dari aktivitas itu. Titus telah mem-
pergunakan istilah ilmu untuk menyebut suatu metode guna
memperoleh pengetahuan yang objektif dan dapat diperiksa
kebenarannya (a method of obtaining knowledge that is objective and
veryfiable).
F. PARADIGMA SOSIOLOGI
Ritzer (1980) memandang bahwa paradigma adalah pandangan
mendasar dari suatu disiplin ilmu tentang apa yang menjadi pokok
persoalan dengan urutannya:
a. Paradigma Filsafat
b. Paradigma Metafisk
c. Paradigma Sosial
d. Paradigma Oprasional
e. Paradigma kongkrit
Kesimpulan
- Sumber dari semua ilmu adalah filsafat, yaitu segala kegiatan
manusia yang menggunakan logika untuk memikirkan tentang
kehidupan dengan mendasar.
- Ilmu dan ilmu pengetahuan merupakan dua konsep yang saling
berhubungan, karena ilmu ada metoda dan mempunyai objek.
Sedangkan pengetahuan merupakan arahannya adanya objek
dan subjek.
Daftar Pertanyaan
1. Jelaskan tentang filsafat, ilmu pengetahuan ?
2. Jelaskan bagian dari ilmu dan bagaimana hubungannnya ?
3. Jelaskan perbedaan ilmu-ilmu sosial dengan sosiologi ?
4. Jelaskan tentang teori-teri sosiologi klasik ?
5. Jelaskan perbedaan antara sosiologi dengan ilmu lain ?
Daftar Pustaka
Alimandan. Sosiologi Berparadigma Ganda: Penyadur George Ritzer.
Jakarta: Rajawali, 1980.
Doule Paul Johnson. Teori-Teori Sosiologi Klasik Modern. Jakarta:
Gramedia, 1967.
Judistira K. Garna. Filsafat Ilmu. Bandung: Judistira Garna
Foundation dan Primaco Akademika, 2005.
Soerjono Soekanto, Pengantar Sosiologi. Jakarta: Raja Garfindo
Persada, 2006.
Munandar Soelaiman. Ilmu Sosial Dasar Teori dan Konsep Ilmu Sosial.
Jakarta: Rafika Aditama, 2005.
The Liang Gie. Pengantar Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Liberty, 1991.
Standar Kompetensi
Setelah mempelajari dalam bab ini, maka mahasiswa dapat
mengetahui tentang konsep individu, keluarga, komunitas, dan
masyarakat, serta dapat menganalisa secara riil dalam kehidupan
sehari hari.
Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari dalam kontek di bawah ini mahasiswa
diharapkan dapat:
A. Menjelaskan tentang individu sebagai organisme biologi
B. Menjelaskan tetang daur hidup dalam keluraga
C. Menjelaskan tentang komunitas dari berbagai kelompok kehidupan
D. Menjelaskan tentang masyarakat dan unsur-unsur masyarakat
A. INDIVIDU
Perkataan “individu” berasal dari kata latin, yaitu Individuum,
yang artinya “yang tak terbagi” dan merupakan sebutan untuk
menyatakan sebagai sebutan suatu satu kesatuan yang terkecil dan
terbatas. Pemahaman individu yang menyangkut pada tabiat dengan
kehidupan jiwanya yang majemuk (konsep sosial ), yang memegang
penanan dalam pergaulan hidup. Dan dalam pergaulan sosial hal
ini (individu) tidak terlalu banyak dapat mempengaruhi kehidupan
pada manusia lain. Individu sebagai keseluruhan yang tak dapat
B. KELUARGA
Plato dan Aritoteles menyebut keluarga bukanlah merupakan
keluarga yang dikatakan inti dan keluarga luas, tetapi yang berhu-
bungan dengan keluarga dalam arti dengan negara. Keluarga dalam
arti lebih sempit lagi, pembahasannya lebih mengarah pada ke-
lompok-kelompok keluarga tertentu seperti pada keluarga petani,
sedangkan Hendrick diarahkan pada keluarga kelas menengah di
kota (Khairudin, 2004). Terlihat konsep di atas ternyata keluarga
merupakan sebagai satu kesatuan unit terkecil dimana didalamnya
menyangkut dalam menjalankan suatu kehidupan dalam unit
terkecil. Sejalan dari konsep yang dikemukakan oleh Sugito menga-
takan bahwa keluarga sebagai suatu sistem, kelangsungan sangat
bergantung pada kesiapan masing-masing individu dalam meme-
nuhi fungsi dan peranannya sesuai dengan statusnya di dalam keluarga.
C. KOMUNITAS
Para ahli antropologi tampaknya sepakat bahwa menurut
Garna, komunitas merupakan suatu konsep yang masih samar-
samar batasannya, karena sudah lebih kurang dua ratus para tahun
lamanya konsep itu diperbincangkan masih belum terdapat batasan
yang memuaskan semua. Penggunan konsep komunitas terbagi
dalam dua hal, yaitu teritorial dan relasional. Sebagai konsep yang
berlandasan teritorial atau kawasan, maka komunitas berkaitan
dengan kawasan fisik atau kawasan geografi, seperti komunitas
kota dan komunitas petani sayuran.
Batasan komunitas yang menggunakan pendekatan rela-
sional, maka biasanya komunitas itu dilihat sebagai salah satu sifat
atau tingkah laku manusia, karena itu dianggap berwujud dari suatu
polaritas, atau merupakan suatu konsep berlawanan dari konsep
komunitas adalah masyarakat. Pelopor kajian komunitas (gemeinschaft)
adalah Tonnies (1887). Apabila diperhatikan, maka fokus dari ba-
nyak batasan tentang konsep komunitas adalah manusia, karena
itu komunitas ialah suatu kelompok manusia yang berada dan
menduduki suatu kawasan geografi, yang semuanya terlibat dalam
aktifitas ekonomi dan politik, yang juga membentuk suatu kesatuan
sosial dengan nilai-nilai tertentu dan memiliki rasa kebersamaan
Kesimpulan
- Individu “berasal dari kata latin, yaitu individuum, yang artinya
yang tak terbagi dan merupakan sebutan untuk menyatakan
sebagai sebutan suatu satu kesatuan yang terkecil dan terbatas.
- Keluarga bukanlah merupakan keluarga yang diakatakan inti
dan keluarga luas, tetapi yang berhubungan dengan keluarga
dalam arti dengan Negara. ternyata keluarga merupakan sebagai
satu kesatuan unit terkecil dimana didalamnya menyangkut
dalam menjalankan suatu kehidupan dalam unit terkecil.
- Komunitas merupakan suatu konsep yang masih samar-samar
batasannya, karena sudah lebih kurang dua ratus tahun lamanya
konsep itu diperbincangkan masih belum terdapat batasan yang
memuaskan semua.
Daftar Pertanyaan
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan individu ?
2. Jelaskan menurut anda apa itu keluarga ?
3. Jelaskan menurut anda ciri umum keluarga yang dikemukakan
Mac Iver and Page ?
Daftar Pustaka
Khairuddin. Sosiologi Keluarga. Jakarta: Nurcahaya, 2004.
Hardiyansyah. Sistem Administrasi dan Manajemen Sumber Daya
Manusia Sektor Publik. Yogyakarta: Gava Media, 2012.
Judistira K. Garna. Teori Sosial Pembangunan. Bandung: Primaco
Akademika dan Judistira Garna Foundation, 2009.
Soerjono Soekanto. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Raja Garfindo
Persada, 2006.
Munandar Soelaiman. Ilmu Sosial Dasar Teori dan Konsep Ilmu Sosial.
Jakarta: Rafika Aditama, 2005.
Zoer’aini Djamal Irwan. Komunitas Menurut Ekologi. Jakarta: Bumi
Aksara, 2007.
Standar Kompetensi
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa dapat mengetahui
tentang perubahan sosial, batasan masalah sosial, dan faktor-faktor
yang mempengaruhi perubahan sosial dan pembangunan yang ter-
jadi dalam lingkungan.
Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari kontek di bawah ini, mahasiswa diharap-
kan dapat memahami :
A. Pengertian Perubahan Sosial
B. Faktor-faktor terjadinya Perubahan Sosial
C. Kehidupan Perkotaan
D. Urbanisasi
E. Masalah-masalah Sosial
2. Faktor Ekstern
Dengan melakukan interaksi sosial, banyak pengaruh-
pengaruh dari luar masyarakat kita yang mendorong terjadinya peru-
bahan sosial. Faktor-faktor ekstern yang menyebabkan perubahan
sosial adalah sebagai berikut.
a. Faktor Alam yang Ada di Sekitar Masyarakat Berubah
Bagi manusia, alam mempunyai makna yang sangat penting
bagi kehidupannya. Misalnya alam mempunyai nilai estetika
yang mendorong manusia untuk cinta pada alam, alam sebagai
sumber penyediaan bahan-bahan makanan dan pakaian, serta
alam menjadi sumber kesehatan, keindahan, dan hiburan atau
rekreasi. Mengingat pentingnya alam bagi kehidupan manusia,
maka sudah seharusnyalah kita menjalin keserasian hubungan
dengan alam yang ada di sekitar kita agar tetap terjaga kelesta-
riannya. Namun apa yang terjadi? Tidak jarang tindakan manusia
justru mengakibatkan munculnya kerusakan alam. Misalnya
tindakan manusia menebang hutan secara liar. Tindakan
tersebut dapat menimbulkan banjir dan tanah longsor pada
musim penghujan karena terjadinya pengikisan tanah oleh air
hujan (erosi). Akibatnya banyak masyarakat yang kehilangan
tempat tinggal, keluarga, dan sarana umum lainnya.
b. Peperangan
Peperangan yang terjadi antara negara yang satu dengan negara
yang lain dapat menyebabkan terjadinya perubahan yang sangat
mendasar, baik seluruh wujud budaya (sistem budaya, sistem
sosial, dan unsur-unsur budaya fisik) maupun seluruh unsur
2. Dampak urbanisasi
Urbanisasi mempunyai akibat kebaikan di samping keburu-
kan yang ditimbulkanya. Banyak diantaranya pendatang yang men-
F. MASALAH-MASALAH SOSIAL
Mengetahui masalah individu dan mengenal lingkungannya
saja tidak berarti mengenal masalah sosial. Dalam mendefinisikan
masalah sosial ada beberapa faktor yang mempengarui antara lain
sistem nilai (value system). Chohen (1964) memberikan batasan
masalah sosial ialah terbatas pada masalah yang timbul dalam ke-
luarga, kelompok, tingkah laku individual yang menuntut supaya
masyarakat dapat meneruskan fungsinya. Masalah masyarakat
menyangkut analisis tentang macam-macam gejala kehidupan mas-
yarakat, sedang yang kedua adalah probelma sosial.
Sosiologi secara teori dalam batasan tertentu menyangkut
nilai-nilai sosial dan moral. Meskipun sosiologi meneliti gejala-gejala
kemasyarakatan, juga perihal mempelajari masalah-masalah sosial,
kerena ia merupakan aspek–aspek tata kelakuan sosial. Dengan
demikian, sosiologi juga mempelajari kejahatan, konflik atas ras,
kemiskinan, perceraian, pelacuran, gelandangan, dan delinkuensi
anak.
Lauric mengatakan tindakan rehebelatatif diambil karena
timbulnya masalah atau perlu dihindarkan (dicegah). Bila sasaran
Kesimpulan
- Perubahan sosial adalah proses dimana terjadi perubahan
struktur dan fungsi suatu sistem sosial. Perubahan tersebut
terjadi sebagai akibat masuknya ide-ide pembaruan yang
diadopsi oleh para anggota sistem sosial yang bersangkutan.
- Terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat disebabkan oleh
dua faktor, yaitu faktor Interen dan faktor Eksteren, karena
itu orang harus hati-hati agar tidak hanya memusatkan perha-
tian pada salah satu faktor tertentu dari penyebab perubahan
ini.
- Masalah sosial adalah terbatas pada masalah yang timbul dalam
keluarga, kelompok, tingkah laku individual yang menuntut supaya
masyarakat dapat meneruskan fungsinya. Masalah masyarakat
mnyangkut analisis tentang macam-macam gejala kehidupan
masyarakat, sedang yang kedua adalah problema sosial.
- Penumpukan peduduk tersebut disebabkan pertumbuhan
penduduk alami dan masuknya peduduk dari luar kota ke kota.
Jadi urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota.
Arus urbanisasi yang sangat pesat dan merupakan suatu kele-
mahan masyarakat yang tidak lemah atau tidak mampu men-
ciptakan pasaran di dalam negeri yang memakai untuk men-
dorong produksi sektor pertanian bagi negara yang sedang
berkembang.
Daftar Pustaka
Isjoni Ishaq. Masalah Sosial Masyarakat. Pekanbaru: Unri Press,
2002.
Joseph S. Roucek dan Roland L. Warren. Pengantar Sosiologi. Jakarta:
Bina Aksara, 1984.
Steven Vago. Teori Perubahan Sosial. New Jersey, 1996.
Soerjono Soekanto. Sosiologi Suatu Penganta. Jakarta: Grafindo
Persada, 1990.
Standar Kompetensi
Setelah membahas hal ini diharapkan mahasiswa mampu
memahami, menganalisis dan mengkaji pengertian tentang perilaku,
perilaku masyarakat, perilaku manusia dalam kesehatan, dan orga-
nisasi kesehatan serta lambang kesehatan.
Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari dalam kontek di bawah ini, mahasiswa
diharapkan dapat mempelajari:
A. Pengertian Perilaku
B. Pengertian Kesehatan
C. Fungsi Kesehatan dalam lingkungan
D. Perilaku Manusia dalam Kesehatan
E. Peranan Sakit
F. Organisasi Kesehatan dan Lambang Kesehatan
G. Role Genders in Health
H. The Family and Ilness
A. PENGERTIAN PERILAKU
Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan
atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia
B. PENGERTIAN KESEHATAN
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
sosial dan ekonomis, (WHO) Pemeliharaan kesehatan adalah upaya
penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memer-
lukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk
kehamilan dan persalinan. Pendidikan kesehatan adalah proses
membantu sesorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri
2. Bentuk-bentuk organisasi
a. Organisasi politik
b. Organisasi sosial
c. Organisasi mahasiswa
d. Organisasi olahraga
e. Organisasi sekolah
f. Organisasi negara
Organisasi kesehatan adalah suatu wadah di mana dalam
wadah tersebut untuk memenuhi dan memberikan suatu pelayanan
terhadap masyarakat yang memerlukannya. Organisasi akan men-
capai secara optimal jika di dalam kerja samanya saling berkaitan
antara manusia satu dengan manusia lain sehingga tercapai dengan
baik, dan mempertimbangkan rasional, efisiensi, dan efektifitas.
Pada kenyatannya organisasi dibentuk untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan dan melaksanakan wewenang untuk me-
nentukan tujuan serta melaksanakan fungsi atau menjalankan tugas-
tugas setiap bagian masing-masing.
Kesimpulan
- Perilaku merupakan reaksi seorang individu terhadap stimulus
yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya
- Penggolongan perilaku :
Daftra Pertanyaan
1. Jelaskan tentang perilaku dalm bidang biologis ?
2. Jelaskan perilaku manusia dalam tingkah laku sakit atau peranan
sakit ?
3. Jelaskan konsep gender dalam bidang kesehatan ?
4. Jelaskan maksud dari The family and illnes serta penyakti yang
di timbulkan dalam keturunan atau keluarga ?
Daftra Pustaka
Foster, Anderson. Antropologi Kesehatan. Jakarta: UI-Press, 1986.
Soekidjo Notoatmodjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Prinsip-prinsip
Dasar. Jakarta: Rineka Cipta, 2003.
Sumardi As. Organisasi Sebagai Sistem Sosial. Bandung: STKS, 1978.
Widyastuti, Yani. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya,
2009.
Standar Kompetensi
Setelah membahas hal ini diharapkan mahasiswa mampu
memahami, menganalisis, dan mengkaji pengertian partisipasi, ben-
tuk partisipasi dalam organisasi, kepemimpinan, fungsi pimpinan,
dan tujuan pimpinan.
Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari dalam kontek di bawah ini, mahasiswa
diharapkan dapat mempelajari:
A. Pengertian Partisipasi
B. Bentuk Partisipasi dalam Organisasi
C. Kepemimpinan
D. Fungsi Pimpinan
E. Tujuan Pimpinan
A. PENGERTIAN PARTISIPASI
Partisipasi diartikan sebagai keikutsertaan warga masyarakat
secara individu dan kelompok secara sadar dan tanpa pamrih dalam
suatu kegiatan. Dengan pengertian lain, bahwa partisipasi adalah
suatu perwujudan dari daya dan upaya masyarakat didasari atas
kemauan dan kesadaran masyarakat sendiri yang dicerminkan de-
ngan keikutsertaan atau keterlibatan aktif masyarakat, baik secara
C. KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan adalah kemampuan dan kesiapan yang
dimiliki seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong,
mengajak, menuntun, menggerakkan dan kalau perlu memaksa
orang lain agar ia menerima pengaruh itu. Selanjutnya orang yang
dipengaruhi tersebut berbuat sesuatu yang dapat membantu pen-
capaian suatu maksud atau tujuan tertentu.
Unsur-unsur yang terlibat dalam situasi kepemimpinan adalah:
· Orang yang dapat mempengaruhi orang lain di satu pihak.
· Orang yang dapat pengaruh di lain pihak
D. FUNGSI PIMPINAN
Fungsi kepemimpinan terbagi atas dua bagian:
1. Fungsi bertalian dengan tujuan yang hendak dicapai.
2. Fungsi bertalian dengan penciptaan suasana pekerjaan yang sehat
dan menyenangkan sambil memeliharanya.
Fungsi yang bertalian dengan tujuan yang hendak dicapai
antara lain terdiri dari:
· Memikir dan merumuskan dengan teliti tujuan kelompok serta
menjelaskan supaya anggota-anggota selalu dapat menyadari
dalam bekerja sama mencapai tujuan itu.
· Memberi dorongan kepada para anggota kelompok serta men-
jelaskan situasi dengan maksud untuk dapat ditemukan rencana-
rencana kegiatan kepemimpinan yang dapat memberi harapan
baik. Kepemimpinan yang efektif dalam suatu demokrasi ter-
gantung interaksi dari anggota dalam situasi itu dan juga sasa-
ran dari anggota akan membantu pemimpin dalam hal mem-
bawa anggota menuju tujuan.
· Membantu para anggota kelompok dalam mengumpulkan
keterangan-keterangan yang diperlukan supaya dapat meng-
adakan pertimbangan pertimbangan yang sehat.
· Menggunakan kesanggupan-kesanggupan dan minat khusus
dari anggota kelompok.
E. TUJUAN PIMPINAN
Sebagai seorang pemimpin, tentu saja diharapkan memiliki
kelebihan-kelebihan dari pada orang yang dipimpinnya. Oleh karena
pemimpin pendidikan nantinya selalu berhadapan dengan orang
lain dalam konteks sosial, maka ia harus memiliki syarat-syarat
kepribadian tertentu. Menurut Brata, maka kepemimpinan yang
akan berhasil adalah kepemimpinan yang memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
· Memiliki kesehatan jasmani dan rohani yang baik (indra-brata)
· Berpegang teguh pada tujuan yang dicapai (bayu-brata)
· Bersemangat (agni-brata)
· Cakap di dalam memberi bimbingan (surya-brata).
Kesimpulan
- Partisipasi adalah suatu perwujudan dari masyarakat dalam ben-
tuk daya maupun upaya dalam melakukan hal baik yang di-
dasari kemauan masyarakat dalam melakukan hal yang mem-
punyai tujuan yang sama.
- Dalam berorganisasi setiap individu dapat berinteraksi dengan
semua struktur yang terkait, baik itu secara langsung maupun
secara tidak langsung kepada organisasi yang mereka pilih. Agar
dapat berinteraksi secara efektif setiap individu bisa berparti-
sipasi pada organisasi yang bersangkutan.
- Kepemimpinan adalah kemampuan dan kesiapan yang dimiliki
seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak,
menuntun, menggerakkan dan kalau perlu memaksa orang lain
agar ia menerima pengaruh itu. Selanjutnya berbuat sesuatu yang
dapat membantu pencapaian suatu maksud atau tujuan tertentu.
- Fungsi kepemimpinan terbagi atas dua bagian:
· Fungsi bertalian dengan tujuan yang hendak dicapai.
· Fungsi bertalian dengan penciptaan suasana pekerjaan yang
sehat dan menyenangkan sambil memeliharanya.
Daftar Pertanyaan
1. Jelaskan apa arti partisipasi ?
2. Jelaskan maksud dari partisipasi yang dalam organisasi ?
Daftar Pustaka
Firdina Dewi. Partisipasi Masyarakat dalam Meningkatkan Kesejahteraan
Sosial. Skripsi, Bandung: Universitas Padjadjaran, 1984.
Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto. Kepemimpinan dan Surpervisi
Pendidikan. Jakarta: PT. Bina Aksara, 1988.
Husein Umar. Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2004.
Soerjono Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Grapindo
persada. 1982.
Suparman. Partisipasi Sosial Masyarakat. Jakarta: Direktorat Bina
Sosial Departemen Sosial RI, 1980.
Standar Kompetensi
Setelah membahas hal ini di harapkan mahasiswa mampu
memahami, menganalisis dan mengkaji pengertian tentang
Antropologi, Ruang Lingkup dan Perkembangan Antropologi,
Metoda dan Kajian Antropologi, serta Lembaga dan Tujuan
Antropologi.
Kompetensi Dasar
A. Pengertian Antropologi
B. Perkembangan Antropologi
C. Bidang Kajian dan Masalah dalam Antropologi
D. Metoda dan Sasaran Antropologi
E. Lembaga-lembaga Antropologi
F. Tujuan Mempelajari Antropologi
A. PENGERTIAN ANTROPOLOGI
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia atau
antropos dan mempelajari manusia sebagai makhluk sosial dan
makhluk biologi. Sesuai dengan pandangan Koentjaraningrat
mengatakan bahwa antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial
yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu.
Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang-
B. PERKEMBANGAN ANTROPOLOGI
Seperti halnya sosiologi, antropologi sebagai sebuah ilmu juga
mengalami tahapan-tahapan dalam perkembangannya. Koentjara-
ningrat menyusun perkembangan ilmu Antropologi menjadi empat
fase sebagai berikut:
Fase Pertama (Sebelum tahun 1800-an)
Manusia dan kebudayaannya, sebagai bahan kajian Antro-
pologi. Sekitar abad ke-15-16, bangsa-bangsa di Eropa mulai
E. LEMBAGA-LEMBAGA ANTROPOLOGI
Koentjaraningrat (2009) menyatakan lembaga lembaga antro-
pologi biasanya memberi peranan kepada para ahli yang melakukan
proyek proyek penelitian, meyelenggarakan pertemuan-pertemuan
atau kongres-kongres ilmiah, tempat para peneliti dapat berjumpa
untuk bertukar fikiran. Salah satu majalah antropologi yang paling
penting dan perlu dimiliki oleh setiap ahli antropologi atau tiap
orang yang ingi menjadi ahli antropologi. Dalam terbitannya majalah
Daftar Pertanyaan
1. Jelaskan apa arti antropologi ?
2. Coba jelaskan ilmu-ilmu bagian dari antropologi !
3. Sebutkan serta jelaskan lembaga-lembaga dalam antropologi !
4. Sebutkan masalah masalah di dalam antropologi !
Daftar Pustaka
Abdurrahmat Fathoni. Antropologi Sosial Budaya. Jakarta: Rineka
Cipta, 2006.
C.H.M. Palm. Sejarah Antropologi Budaya. Bandung: Jemmars, 1980.
Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta,
2009.
William A.Haviland dan R.G. Soekadijo. Antropologi. Jakarta:
Erlangga, 1988.
Standar Kompetensi
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa dapat mengetahui
dan memahami tentang kebudayaan, fungsi kebudayaan, wujud
dan unsur kebudayaan, lembaga kebudayaan, sejarah kebudayaan
dan faktor penyebab terjadinya perubahan kebudayaan, sehingga
dapat menganalisa secara riil di dalam kehidupan bermasyarakat.
Kompetensi Dasar
Setelah mempejarai pembahasan ini, mahasiswa diharapkan
dapat mempelajari:
A. Pengertian Kebudayaan
B. Fungsi Kebudayaan
C. Wujud dan Unsur Kebudayaan
D. Lembaga-Lembaga Kebudayaan
E. Sejarah Pertumbuhan Kebudayaan
F. Faktor Penyebab Terjadinya Perubahan Kebudayaan
A. PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Berdasarkan pandangan ilmu Antropologi, kebudayaan adalah
keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia
dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia
dengan proses belajar (Koentjaraningrat, 2009). Sementara itu
B. FUNGSI KEBUDAYAAN
Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi ma-
nusia dan masyarakat. Bermacam-macam kekuatan yang harus
dihadapi masyarakat, seperti kekuatan alam dimana dia bertempat
tinggal maupun kekuatan-kekuatan lainnya di dalam masyarakat
itu sendiri. Dikatakan sebagian besar kemampuan manusia terbatas
sehingga kemampuan kebudayaan yang merupakan hasil ciptaannya
juga terbatas.
Masyarakat mewujudkan norma dan nilai-nilai sosial yang
sangat perlu untuk pergaulan kemasyarakatan. Kebudayaan me-
ngatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya ber-
tindak, berbuat, menentukan sikapnya kalau berhubungan dengan
masyarakat lainnya. Setiap orang akan selalu menciptakan ke-
biasaan bagi dirinya sendiri (Soekanto, 2006).
D. LEMBAGA-LEMBAGA KEBUDAYAAN
Lembaga kebudayaan atau lembaga kemasyarakatan meru-
pakan terjemahan langsung dari istilah social–intitution. Lembaga
menunjuk pada suatu bentuk, sekaligus juga mengandung pe-
3. Kebudayaan Islam
Pada abad ke-11 diperkirakan agama Islam telah masuk ke
Indonesia, khususnya daerah Jawa dan Sumatera. Hal ini ditandai
dengan ditemukannya makam dari seorang wanita Islam di Kota
Gresik. Islam sendiri masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan,
dibawa oleh para saudagar-saudagar yang berasal dari Timur Tengah.
Karena Islam masuk dengan damai tanpa adanya pemaksaan, Islam
pun dengan cepat dapat berkembang di Indonesia.
Bersamaan dengan makin surutnya kejayaan Majapahit di Nu-
santara pada abad ke-15, muncullah kerajaan-kerajaan Islam di
Nusantara. Kerajaan-kerajaan yang dimaksud adalah kerajaan
Malaka di Semenanjung Malaka, kerajaan Aceh di Ujung Pulau
Sumatera, kerajaan Banten di Jawa Barat, kerajaan Demak di Pesisir
Utara Jawa Tengah.
Persebaran Islam di Indonesia, khususnya di Jawa sebagian
besar dilakukan oleh Wali Songo. “Walisongo” berarti sembilan
orang wali. Mereka adalah Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel,
Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Dradjad, Sunan Kalijaga, Sunan
Kudus, Sunan Muria, dan Sunan Gunung Jati. Mereka tidak hidup
pada saat yang persis bersamaan. Namun satu sama lain mempunyai
keterkaitan erat, bila tidak dalam ikatan darah juga dalam hubungan
guru-murid.
Era Walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha
4. Kebudayaan Barat
Dimulai dengan kedatangan bangsa Portugis tahun 1512 di
Ternate, setelah itu disusul oleh Spanyol dan Belanda. Inilah awal
dari masuknya kebudayaan Barat di Indonesia. Portugis dan Belanda
yang akhirnya menjajah Nusantara juga menyebarkan agama Nas-
rani di Indonesia, terutama di wilayah-wilayah yang hampir belum
tersentuh agama Islam.
Selama sekitar 350 Indonesia dijajah oleh bangsa asing, selama
itu pula Indonesia mendapat masukan kebudayaan dari barat.
Setelah Indonesia dikuasai mereka, munculnya budaya-budaya barat,
contohnya bangunan-bangunan bergaya arsitektur barat, tradisi-tradisi
dari barat seperti acara pesta dansa, dan lain-lain.
2. Faktor Ekstern
a. Perdagangan
Indonesia terletak pada jalur perdagangan Asia Timur
dengan India, Timur Tengah bahkan Eropa Barat. Itulah
sebabnya Indonesia sebagai persinggahan pedagang besar.
Selain berdagang mereka juga memperkenalkan budaya pada
masyarakat setempat.
b. Penyebaran Agama
Masuknya unsur-unsur agama Hindu dari India atau budaya
Arab bersamaan proses penyebaran agama Hindu dan Islam
ke Indonesia. Demikian pula masuknya unsur-unsur budaya
barat melalui proses penyebaran agama Kristen dan Kolo-
nialisme.
c. Peperangan
Kedatangan bangsa Barat ke Indonesia umumnya menim-
bulkan perlawanan keras dalam bentuk peperangan, dalam
suasana tersebut ikut masuk pula unsur-unsur budaya bangsa
asing ke Indonesia.
Kesimpulan
- Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain
kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang
didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebu-
dayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola
perilaku yang normatif.
Daftar Pertanyaan
1. Jelaskan maksud dari kebudayaan ?
2. Jelaskan empat unsur pokok kebudayaan ?
3. Jelaskan sejarah kebudayan yang terjadi di negara kita ?
4. Jelaskan wujud dari kebudayaan ?
Daftar Pustaka
Abdulkadir Muhammad. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Bandung: Citra
Aditya Bakti, 2005.
Hari Poerwanto, Kebudayaan dan Lingkungan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2010.
Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
Soerjono Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Grafindo
Persada, 1982.
Standar Kompetensi
Setelah membahas hal ini diharapkan mahasiswa mampu
memahami, menganalisis dan mengkaji teor-teori kebudayaan
seperti faktor sosial budaya, determinasi, akulturasi, asimilasi, struktur
fungsional, inovasi, dan religi.
Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari pembahasan ini mahasiswa diharapkan
dapat:
A. Faktor Sosial Budaya
B. Determinasi
C. Struktur Fungsional
D. Asimilasi
E. Akulturasi
F. Inovasi
G. Religi
B. DETERMINASI
C.H.M. Palm (1980) mengatakan, gagasan determinasi sosial
atas pengetahuan disajikan sebagai premis pertama dari pemikir
sosial klasik Marx dan Durkheim. Dalam kasus Marx dimaksudkan
C. STRUKTUR FUNGSIONAL
Vago (1996) mengatakan struktur fungsional adalah sebuah
sudut pandang luas dalam dan yang berupaya menafsirkan mas-
yarakat sebagai sebuah dengan bagian-bagian yang saling ber-
hubungan. Fungsional menafsirkan masyarakat secara keseluruhan
dalam hal fungsi dari elemen-elemen konstituennya terutama dan
sebuah analogi umum yang dipopulerkan menampilkan bagian-
bagian masyarakat ini sebagai “organ” yang bekerja demi ber-
fungsinya seluruh “badan” secara wajar. Dalam arti paling men-
dasar, istilah ini menekankan “upaya untuk menghubungkan, sebisa
mungkin, dengan setiap fitur, adat, atau praktik, dampak terhadap
berfungsinya suatu sistem yang stabil dan kohensif. “Bagi” struktur
fungsional” mendeskripsikan suatu tahap tertentu dalam pengem-
bangan metodologis, bukan sebuah mazhab pemikiran.
Teori struktur fungsional adalah suatu bangunan teori yang
paling besar pengaruhnya dalam ilmu sosial diabad sekarang.
Tokoh-tokoh yang pertama kali mencetuskan fungsional, yaitu
Auguste Comte, Emile Durkheim dan Herbet Spencer. Pemikiran
structural fungsional sangat dipengaruhi oleh pemikiran biologis yaitu
terdiri dari organ-organ yang saling ketergantungan tersebut me-
rupakan hasil atau konsekuensi agar organism tersebut tetap dapat
bertahan hidup. Sama halnya dengan pendekatan struktural fung-
sional ini juga bertujuan untuk mencapai keteraturan sosial.
D. ASIMILASI
Koentjaraningrat (2009) menyebutkan asimilasi (assimilation)
adalah proses sosial yang timbul bila ada:
1. Golongan-golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan
yang berbeda-beda
2. Saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama
3. Kebudayaan-kebudayaan golongan-golongan tadi masing-
masing berubah sifatnya yang khas, dan juga unsur-unsurnya
masing-masing berubah wujudnya menjadi unsur-unsur kebu-
dayaan campuran. Biasanya golongan-golongan yang ber-
sangkutan dalam suatu proses asimilasi adalah suatu golongan
mayoritas dan beberapa golongan minoritas. Dalam hal ini
golongan-golongan minoritas mengubah sifat khas dari unsur-
E. AKULTURASI
Koentjaraningrat (2009) mengatakan, akulturasi menunjukan
pada pengambilan atribut material dan non-material dari kultur
lain sebagai akibat kontak tatap-muka yang berlangsung sejak lama.
Kontak seperti itu dapat terjadi dalam beberapa cara. Dapat terjadi
sebagai akibat perang, penaklukan, pendudukan militer, atau ko-
lonisasi atau melalui misionaris atau pertukaran kultur. Dapat pula
dihasilkan melalui migrasi atau pengiriman tenaga kerja seperti
F. INOVASI
Koentjaraningrat (2009) mengatakan, inovasi adalah suatu
proses pembaharuan dan penggunaan sumber-sumber alam, energi,
dan modal, peraturan baru dari tenaga kerja dan penggunaan
teknologi baru yang semua akan menyebabkan adanya sistem
produksi menghasilkan produk-produk baru. Dengan demikian
inovasi itu mengenai pembaharuan kebudayaan yang khusus
G.RELIGI
Koentjaraningrat (2009) mengatakan, sejak lama ketika ilmu
antropologi belum ada dan hanya merupakan suatu himpunan
tulisan mengenai adat-istiadat yang aneh-aneh dari suku-suku
Kesimpulan
- Aspek sosial budaya tidak dapat dipisahkan antara manusia
dengan pendidikan, sebab dalam aspek ini adanya faktor-faktor
sosial budaya dan teori-teori dalam kebudayaan.
- Struktur fungsional adalah sebuah sudut pandang luas dalam
dan yang berupaya menafsirkan masyarakat sebagai sebuah
dengan bagian-bagian yang saling berhubungan.
- Dari berbagai proses asimilasi yang pernah diteliti oleh para
ahli terbukti bahwa hanya dengan pergaulan antara kelompok-
kelompok secara luas dan intensif saja, belum tentu terjadi
proses asimilasi, kalau diantara kelompok-kelompok yang
Daftar Pertanyaan
1. Jelaskan maksud dan tujuan dari Determinasi ?
2. Jelaskan lima golongan dalam Alkuturasi?
3. Jelaskan menurut Schon & Rein tentang kedua sistem Difusi ?
4. Jelaskan perbedaan dari proses Inovasi dan proses Evolusi ?
Daftra Pustaka
C.H.M. Palm. Sejarah Antropologi Budaya. Bandung: Jemmars, 1980.
Koentjaraningrat. Pengantar ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta,
2009.
Soerjono Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Grafindo
Persada,1982
Steven Vago. Teori Perubahan Sosial. New Jersey, 1996.
Standar Kompetensi
Setelah mempelajari dalam bab ini, maka mahasiswa dapat
mengetahui dan memehami tentang keluarga, sejarah keluarga, ciri
umum dan khusus dalam keluarga, peranan keluarga baik dalam
pembangunan maupun negara, sehingga dapat menganalisa secara
riil dalam kehidupan bermasyarakat.
Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari pembahasan ini, mahasiswa diharapkan
dapat mengetahui:
A. Pengertian Keluarga
B. Fungsi Keluarga
C. Sejarah Terbentuknya Keluarga
D. Ciri Umum dan Ciri Khusus dalam Keluarga
E. Peranan Keluarga dalam Pembangunan
F. Peranan Keluarga dengan Negara
A. PENGERTIAN KELUARGA
Keluarga diartikan sebagai suatu satuan sosial terkecil yang
dimiliki manusia sebagai makhluk sosial, yang ditandai adanya kerja
sama ekonomi. Fungsi keluarga adalah berkembang biak, menso-
sialisasi atau mendidik anak, menolong, melindungi atau merawat
B. FUNGSI KELUARGA
Keluarga adalah tumpuan utama pola lembaga. Pola per-
cintaan, perkawinan, pola cara merawat bayi. Sistem kekeluargaan
merupakan aspek utama lembaga keluarga. Bagi hampir semua
masyarakat, keluarga adalah pusat yang paling penting dalam ke-
hidupan seorang individu biasa. Dari keluarga, seorang itu me-
langkah keluar, dan kepada keluarga juga seseorang itu akan
kembali, berada dalam kelompok orang yang paling erat dalam
hidup mereka. Keluarga biasanya adalah kelompok inti yang paling
penting dan denganya seseorang itu berhubungan. Ia di cirikan
dengan adanya kemesraan, hubungan tatap muka, dan sangat abadi.
Hubungan yang mesra dengan kelompok manusia yang terdekat
menjadi kebutuhan seluruh manusia, sekurang-kurangnya sejauh
mana wujudnya dalam semua masyarakat sebagai petunjuk univer-
salitas.
Selain menjadi kelompok hidup yang mesra, keluarga juga
menjadi sumber penyebaran makanan kepada semua lembaga lain.
Di dalamnya, bukan saja desakan berproduksi dilakukan, tetapi dari
segi alamiah merupakan satu-satunya kelompok dimana proses
pembiakan diatur. Jadi keluarga juga mengambil tahu hal-hal me-
ngenai desakan berproduksi pembiakan, dan juga ditugaskan men-
jaga dan mendidik anak-anak pada masa bayinya. Oleh karena
keluarga bertanggung jawab atas anak-anak itu pada tingkat awal
2. Ciri-ciri khusus
Dari seluruh organisasi, kecil maupun besar yang terdapat di
dalam masyarakat, tidak ada yang lebih penting dari pada keluarga
dalam intensitas pengertian sosiologisnya. Keluarga juga memiliki
ciri-ciri khusus sebagai berikut:
a. Kebersamaan
Keluarga merupakan bentuk yang hampir universal diantara
bentuk-bentuk sosial lainnya. Dia dapat ditemui dalam semua
masyarakat, pada semua tingkat perkembangan sosial, dan
terdapat pada tingkatan manusia yang paling rendah sekalipun,
hampir setiap keadaan manusia mempunyai keanggotaan dari
beberapa keluarga.
b. Dasar-dasar emosional
Hal ini didasarkan pada suatu kompleks dorongan-dorongan
yang sangat mendalam dari sifat organis kita, seperti perkawi-
nan, menjadi ayah, kesetiaan akan maternal, dan perhatian orang
tua.
Kesimpulan
- Keluarga diartikan sebagai suatu satuan sosial terkecil yang
dimiliki manusia sebagai makhluk sosial, yang ditandai adanya
kerja sama ekonomi. Fungsi keluarga adalah berkembang biak,
mensosialisasi atau mendidik anak, menolong, melindungi atau
merawat orang-orang tua (jompo).
- Setiap keluarga merupakan kisah hidup bersama dengan pasa-
ngan pertamanya. Suatu kisah yamg abadi dalam kehidupan
mereka, apabila keluarga tersebut dapat bertahan lama. Suatu
rangkaian reputasi yang sama dengan kadar berbagai hubungan
keluarga dari keturunan yang sama yang hidup terus menerus.
- Keluarga mempunyai ciri-ciri umum dan ciri-ciri khusus.
Ciri-ciri umum :
1. Keluarga merupakan hubungan perkawinan
2. Berbentuk perkawinan atau susunan kelembagaan yang ber-
Daftar Pertanyaan
1. Jelaskan pengertian keluarga ?
2. Jelaskan ciri-ciri umum keluarga menurut Mac Iver and Page ?
2. Jelaskan peranan keluarga dalam negara ?
3. Jelaskan peranan keluarga (ayah) dalam pembangunan negara?
Standar Kompetensi
Setelah mempelajari dalam bab ini mahasiswa dapat menge-
tahui dan memahami tentang akar antropologi kesehatan, pengo-
batan tradisional dan modern, peranan antropologi kesehatan
dalam pembangunan, wilayah psikososial antropologi, sehingga
dapat menganalisa secara riil di dalam kehidupan bermasyarakat.
Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari pembahasan ini, mahasiswa diharapkan
dapat mengetahui:
A. Akar Antropologi Kesehatan
B. Pengobatan Tradisional dan Pengobatan Modern
C. Peranan Antropologi Kesehatan dalam Pembangunan
D. Wilayah Psikologi Antropologi
2. Pengobatan modern
a. Profesionalisme dalam pengobatan (dokter)
Para ahli antropologi memberikan suatu pendapat pada tahun
terakhir ini melihat jumlah pasien semakin meningkat, jelas bahwa
ahli-ahli antropologi kesehatan hanya sedikit sekali berhubungan
studi pengobatan tradisional. Dalam dunia barat ahli antropologi
dan sosiologi menaruh perhatian terhadap teknik pengobatan dari
penyembuhan, ciri-ciri kepribadiannya dan peranan mereka sebagai
pendamai sosial maupun sebagai ahli terapi kesehatan, sedangkan
ahli sosiologi menaruh perhatian kepada dokter-dokter sebagai
contoh dari suatu kategori sosial, yaitu golongan profesional.
Dalam pendekatannya ahli antropologi dan ahli sosiologi
memberikan studi utama mengenai sebuah pendidikan kedokteran.
Pendidikan kedokteran meruapakan suatu profesi dan tentunya
kedalam bidang kedokteran, suatu kelas orang-orang yang sama
dimana ia sebagai pengarah profesional yang berkeahlian untuk
melayani dan menyembuhkan masyarakat dalam suatu penyakit.
b. Profesionalisme dalam pengobatan (perawatan)
Lapangan perawatan menjadi perhatian ahli antropologi paling
sedikit karena dua alasan pokok. Pertama, sebagaimana dengan
sistem sosial budaya lainnya lapangan ini memberikan kesempatan
untuk melakukan penelitian yang bersifat unik dan dilakukan ber-
sama bidang kedokteran. Kedua, perawatan memberikan salah satu
Kesimpulan
- Antropologi kesehatan kontemporer pada empat sumber yang
berbeda, yang berkembanganya masing–masing secarar relatif
(tetapi tidak mutlak) terpisah satu sama lain.
1) Antropologi fisik terhadap topik-topik seperti evolusi, adap-
tasi, anatomi komparatif, tipe-tipe ras, genetika dan serologi;
2) Perhatian etnografi tradisional terhadap pengobatan pri-
mitif, termasuk ilmu sihir dan magic;
3) Gerakan “kebudayaan dan kepribadian” pada akhir 1930-
an dan 1940-an, yang merupakan kerjasama antara ahli-
ahli psikiatri dan antropologi; dan
4) Gerakan esehatan masyarakat internasional.
- Objek ilmu jiwa modern ialah manusia serta kegiatan-kegiatan-
nya dalam hubungan dan lingkungannya.
1) Makhluk Individual
2) Makhluk Sosial
3) Makhluk Berketuhanan
- Peranan dari antropologi dan psikologi antara lain untuk me-
ngurangi atau setidak-tidaknya menjelaskan bias (penyim-
pangan) yang terdapat dalam hasil penelitian psikologi sosial
Daftar Pertanyaan
1. Jelaskan akar antropologi dalam Antropologi fisik ?
2. Jelaskan pengobatan modern dalam Antropologi ?
3. Jelaskan peran antopologi kesehatan dalam Pembangunan ?
4. Jelaskan wilayah psikologi yang berkaitan dengan Antropologi?
Daftar Pustaka
Foster/Anderson. Antopologi Kesehatan. Jakarta: UI Press, 1986.
Koentjaraningrat. Pengantar ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta,
2009.
Sarlito Wirawan Sarwono. Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta:
Rajawali Press, 1991.
W.A.Gerungan. Psikologi Sosial. Bandung: Eresco, 1991.