Oleh :
G. Pemeriksaan
Pemeriksaan ini berfokus pada aktivitas dan olahraga yang menonjolkan
kesejajaran tubuh, cara berjalan, penampilan dan pergerakan sendi, kemampuan dan
keterbatasan gerak, kekuatan dan massa otot, serta toleransi aktivitas.
a. Mengkaji skelet tubuh
b. Mengkaji tulang belakang : Skoliosis, Kifosis, Lordosis.
c. Mengkaji system persendian : Luas gerakan dievaluasi baik aktif maupun pasif,
deformitas, stabilitas, dan adanya benjolan, adanya kekakuan sendi.
d. Mengkaji system otot
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada pasien dengan masalah gangguan
mobilitas yaitu dengan memberikan latihan rentang gerak. Latihan rentang gerak yang
dapat diberikan salah satunya yaitu dengan latihan Range of Motion (ROM) yang
merupakan latihan gerak sendi dimana pasien akan menggerakkan masing-masing
persendiannya sesuai gerakan normal baik secara pasif maupun aktif. Range of
Motion (ROM) pasif diberikan pada pasien dengan kelemahan otot lengan maupun
otot kaki berupa latihan pada tulang maupun sendi dikarenakan pasien tidak dapat
melakukannya sendiri yang tentu saja pasien membutuhkan bantuan dari perawat
ataupun keluarga.
II. Konsep Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas Mobilisasi
A. Pengkajian
1. Anamnesa
Pengkajian dengan melakukan anamnesis atau wawancara untuk menggali
masalah keperawatan lainnya yang dilaksanakan perawat adalah mengkaji riwayat
kesehatan pasien. Dalam wawancara awal, perawat berusaha memperoleh gambaran
umum status kesehatan pasien. Perawat memperoleh data subjektif dari pasien
mengenai awitan masalhnya dan bagaimana penanganan yang sudah dilakukan.
Persepsi dan harapan pasien sehubungan dengan masalah kesehatan dapat
memengaruhi perbaikan kesehatan (Arif Muttaqin, 2010).
a. Informasi Biografi : meliputi tanggal lahir, alamat, jenis kelamin, usia, status
pekerjaan, status perkawinan, nama anggota keluarga terdekat atau orang terdekat
lainnya, agama, dan sumber asuransi kesehatan.
b. Keluhan Utama : Setiap keluhan utama harus ditanyakan sedetil-setilnya kepada
pasien dan semuanya dituliskan pada riwayat penyakit sekarang.
c. Riwayat kesehatan dahulu : menanyakan tentang penyakit-penyakit yang pernah
dialami sebelumnya. Hal-hal yang perlu dikaji meliputi: Pengobatan yang lalu dan
riwayat alergi, riwayat keluarga, riwayat pekerjaan dan kebiasaan, dan perkawinan.
2. Pemeriksaan Fisik
1) Mengkaji skelet tubuh
Adanya deformitas dan kesejajaran. Pertumbuhan tulang yang abnormal akibat
tumor tulang. Pemendekan ekstremitas, amputasi dan bagian tubuh yang tidak
dalam kesejajaran anatomis. Angulasi abnormal pada tulang panjang atau gerakan
pada titik selain sendi biasanya menandakan adanya patah tulang.
2) Mengkaji tulang belakang : Skoliosis, Kifosis, Lordosis.
3) Mengkaji system persendian : Luas gerakan dievaluasi baik aktif maupun pasif,
deformitas, stabilitas, dan adanya benjolan, adanya kekakuan sendi.
4) Mengkaji system otot : Kemampuan mengubah posisi, kekuatan otot dan
koordinasi, dan ukuran masing-masing otot. Lingkar ekstremitas untuk mementau
adanya edema atau atropfi, nyeri otot.
5) Mengkaji cara berjalan
Misanya cara berjalan spastic hemiparesis - stroke, cara berjalan selangkah-
selangkah – penyakit lower motor neuron, cara berjalan bergetar – penyakit
Parkinson).
6) Mengkaji kulit dan sirkulasi perifer
Palpasi kulit dapat menunjukkan adanya suhu yang lebih panas atau lebih
dingin dari lainnya dan adanya edema. Sirkulasi perifer dievaluasi dengan
mengkaji denyut perifer, warna, suhu dan waktu pengisian kapiler.
7) Mengkaji fungsional klien
3. Pemeriksaan Penunjang (Lab, Rontgent, USG, dll)
a. Sinar –X tulang menggambarkan kepadatan tulang, tekstur, dan perubahan
hubungan tulang.
b. CT scan (Computed Tomography) menunjukkan rincian bidang tertentu tulang
yang terkena dan dapat memperlihatkan tumor jaringan lunak atau cidera ligament
atau tendon. Digunakan untuk mengidentifikasi lokasi dan panjangnya patah tulang
didaerah yang sulit dievaluasi.
c. MRI (Magnetik Resonance Imaging) adalah tehnik pencitraan khusus, noninvasive,
yang menggunakan medan magnet, gelombang radio, dan computer untuk
memperlihatkan abnormalitas (mis: tumor atau penyempitan jalur jaringan lunak
melalui tulang Dll.
d. Pemeriksaan Laboratorium:
Hb ↓pada trauma, Ca↓ pada imobilisasi lama, Alkali Fospat ↑, kreatinin dan
SGOT ↑ pada kerusakan otot.
B. Diagnosa Keperawatan Utama
1. Definisi/Pengertian
Hambatan mobilitas fisik : keterbatasan dalam gerakan fisik atau satu atau lebih
ekstremitas secara mandiri dan terarah.
2. Batasan Karakteristik
a. Dispnea setelah beraktivitas
b. Gangguan sikap berjalan
c. Gerakan lambat
d. Gerakan spastic
e. Gerakan tidak terkoordinasi
f. Instabilitas postur
g. Kesulitan membolak-balik posisi
h. Keterbatasan rentang gerak
i. Ketidaknyamanan
3. Faktor Yang Berhubungan
a. Agens farmaseutikal
b. Ansietas
c. Depresi
d. Disuse
e. Fisik tidak bugar
f. Gangguan fungsi kogitif
g. Gangguan metabolisme
h. Gangguan musculoskeletal
i. Gangguan neuromuscular
j. Gaya hidup kurang gerak
C. Planning/Rencana Tindakan Keperawatan
1. Tujuan dan Kriteria hasil
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24jam diharapkan pasien dapat tetap
mempertahankan pergerakannya, dengan kriteria:
NOC Label :Body Mechanics Performance
Menggunakan posisi duduk yang benar
Mempertahankan kekuatan otot
Mempertahankan fleksibilitas sendi
2. Intervensi dan Rasional
Intervensi :
NIC Label Exercise Therapy: Joint Mobility
a. Kaji keterbatasan gerak sendi
b. Kaji motivasi klien untuk mempertahankan pergerakan sendi
c. Jelaskan alasan/rasional pemberian latihan kepada pasien/ keluarga
d. Monitor lokasi ketidaknyamanan atau nyeri selama aktivitas
e. Lindungi pasien dari cedera selama latihan
f. Bantu klien ke posisi yang optimal untuk latihan rentang gerak
g. Anjurkan klien untuk melakukan latihan range of motion secara aktif jika
memungkinkan
h. Anjurkan untuk melakukan range of motion pasif jika diindikasikan
i. Beri reinforcement positif setiap kemajuan klien
Rasional :
a. Menentukan batas gerakan yang akan dilakukan
b. Motivasi yang tinggi dari pasien dpt melancarkan latihan
c. Agar pasien beserta keluarga dapat memahami dan mengetahui
alasanpemberian latihan
D. Masalah Keperawatan Lain Yang Bisa Terjadi (Disertai Rencana Tindakan
Keperawatan sampai intervensi lengkap untuk 1 diagnosa keperawatan
tambahan)
Diagnosa Keperawatan :
Risiko Jatuh : Peningkatan rentan jatuh yang dapat menyebabkan bahaya fisik dan
gangguan kesehatan
Tujuan dan Kriteria Hasil :
a. Klien dapat menggunakan alat bantu dengan benar
b. Klien dapat menempatkan penompang untuk mencegah jatuh
c. Klien dapat memodifikasi lingkungan untuk mencegah jatuh
d. Klien dapat menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
e. Klien dapat menempatkan susunan pegangan tangan sesuai
Kebutuhan
Intervensi dan Rasional :
Intervensi :
1. Berikan tanda-tanda atau amankan identifikasi gelang untuk mengingatkan
penyedia layanan kesehatan
2. Pindahkan pasien ke ruangan dekat stasiun perawat
3. Menanggapi panggilan cahaya sesegera mungkin
4. Pastikan bahwa tempat tidur berada pada posisi serendah mungkin
Rasional :
1. Untuk mengetahui siapa yang memiliki kondisi, meningkatkan keselamatan
pasien dan mencegah jatuh
2. Menyediakan pengamatan yang lebih konstan dan respons cepat terhadap
kebutuhan panggilan
3. Untuk mencegah pasien keluar dari tempat tidur tanpa bantuan apapun
4. Untuk mengurangi resiko jatuh dan cedera serius
DAFTAR PUSTAKA
- Antameng, R., Rambi, C., & Tinungki, Y. L. (2019). PENERAPAN MOBILISASI
DINI PADA IBU POST SECTIO CAESAREA DI RUANGAN DAHLIA RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH LIUN KENDAGE TAHUNA TAHUN 2019. Jurnal
Ilmiah Sesebanua, 3(2), 59-64.
- Hidayah N. 2019. Buku Seri Keperawatan komplementer: “Totok punggung “
(TOPUNG) untuk Penderita Stroke Yang Mengalami Gangguan Mobilitas Fisik.
- WAHYUNINGSIH, N. D., & PO7120216048, N. I. M. PENGARUH MOBILISASI
RANGE OF MOTION (ROM) PASIF TERHADAP WAKTU PULIH SADAR
PASIEN DENGAN GENERAL ANESTESI DI RUANG PEMULIHAN RSUP DR.
SOERAJI TIRTONEGORO KLATEN.
- Handiyani, H & Kep, M n.d., MANAGING MOBILITY PROBLEMS Case study,
viewed 20 December 2020,
<https://staff.ui.ac.id/system/files/users/honey/material/pkkdm-mobilisasiklien.pdf>.
- Herdman, T. Heather. Nanda International Inc. diagnosis keperawatan : definisi &
klasifikasi 2015-2017 editor,T Heather Herdman,Shigemi Kamitsuru; alih bahasa,
Budi Anna Keliat.Ed 10-Jakarta : EGC.2015.
- Wilkinson, Judith M. Diagnosis Keperawatan:diagnosis NANDA-I, Intervensi NIC,
hasil NOC. Ed.10-Jakarta: EGC,2016.
- Resmi, Cahyanti (2020) PENGARUH MOBILISASI (ROM AKTIF ASISTIF)
TERHADAP KEJADIAN KONSTIPASI PADA PASIEN BEDREST DENGAN POST
OP FRAKTUR EKSTREMITAS BAWAH DI RUANG TERATAI DAN BOUGENVIL
1,2 RSUD Dr SOEGIRI LAMONGAN. Jurnal Surya, 1 (1). pp. 1-8. ISSN 1979-9128