UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
TUGAS
OLEH:
ANGEL PATRICIA WILLAR
D061201041
GOWA
2022
1. Trakit
Merupakan batuan beku luar, kristalnya relative kecil mempunyai mineral seperti granit tapi
tidak mengandung kuarsa, utamanya adalah mineral feldspar jenis ortoklas. Warnanya tidak seterang
granit yaitu berwarna kuning muda hingg abu-abu, berat jenis 2,1 – 2,3 kekuatan tekan 500- 900
kg/cm2. Mineral feldsparnya sangat dominan sehingga apabila mengalami pelapukan feldspar
tersebuta akan berubah menjadi kaolin. Batuan ini terdapat sebagai retas, aliran permukaan bongkah,
debu ataupun breksi gunung api.
Tempat Ditemukan
- Bengkulu : Rejang Lebong ( dalam batuan andesit )
- Sumatera Selatan : Gunung Batu sebelah timur Palembang ( dalam batuan ortoklas porfir)
- Lampung : G. Siamang dan G. Galih Wijaya
- Jawa Tengah : G. Muria dan Karang Kobar
- Jawa Timur : G. Ringgit
- Sulawesi Selatan : Balloci Kab. Pangkep, S. Gentungan 15 km selatan ujung pandang, pangkajene
Teknik Penambangan
Untuk batuan yang masih keras, cara penambangannya sama dengan cara penambangan obsidian.
Untuk batuan yang telah mengalami pelapukan penambangan dilakukan dengan alat sederhana.
Pengolahan dan Pemanfaatan
Untuk keperluan ornamen, pengolahan dilakukan dengan cara digergaji atau dibentuk dan dipoles
sesuai dengan ukuran. Kandungan ortoklas yang dominan menyebabkan batuan ini tidak tahan abrasi.
Kandungan K2O yang cukup tinggi, trkhit yang dibuat dalam bentuk serbuk dapat digunakan sebagai
pupuk. Kandungan mineral ortoklas yang cukup tinggi dapat dipergunakan sebagai bahan keramik.
2. Belerang
Belerang atau Sulfur ditemukan dalam dua bentuk yaitu sebagai senyawa sulfide dan sebagai
belerang alam. Sebagai senyawa sulfide didapatkan dalam bentuk Gelena-PbS, Kalkopirit-CuFeS2 dan
Pirit FeS. Kesemuanya terbentuk akibat proses hidrotermal, kecuali yang tersebut terakhir dapat pula
akibat proses sedimentasi dalam kondisi tertentu. Sedang belerang alam dapat berbentuk Kristal
bercampur lumpur atau merupakan hasil sublimasi. Endapan belerang ini terbentuk akibat kegiatan
sulfatara, fumarola atau sebagai akibat dari larutan yang mengandung belerang keluar dari perut bumi
melalui rekahan-rekahan, serat selalu berkaitan dengan rangaian gunung api aktif.
Balerang berwarna kuning, kekerasan 1,5-2,5, berat jenis 2,05 , bila dibakar berwarna biru,
menghasilkan gas SO2 yang berbau tidak enak
Tempat Ditemukan
Balerang biasanya ditemukan pada rangkaian gunung api aktif antara lain :
· NAD : G. Lamo Mete, P. We, Kab. Aceh Besar ( merupakan endapan fumarola ), Meluak
Gayolestan Kec. Blangkejeraen Kab. Aceh Tenggara ( endapan sulfatara ), G. Seoulawah Kab. Aceh
Barat, Burniteulong, Kab. Aceh Tengah
· SuMut : G. Sorik Merapi, Kab. TapUt ( Jenis Danau Kawah )
· SumBar : Lembang Jaya, Kab. Solok
· Jambi : Sungai Tutun, Air Hangat Kec: Air Hangat Kab. Kerinci ( terdapat sekitar mata air panas,
umumnya menempel pada batuan lempung tufaan ), G. Kunyit Kec. Gunung Raya Kab. Kerinci (
terdapat disekitar mata air panas pada umumnya menempel pada batuan lempung tufaan )
· Jawa Barat : G. Papandayan ( Tipe sublimasi ), G. Kraha ( tipe sublimasi ), G. Galunggung ( tipe
sublimasi ) , G.Putri (tipe endapan lumpur, telah disunakan untuk industry kimia dan pupuk), G.
Ciremai, G. Tangkuban Perahu, G. Wayang, G. Matang, Kaah saat, Kawah Mas.
· Jawa Tengah : G. Dieng ( tipe danau kawah dan endapan lumpur ), g. telag gerus
· Jawa Timur : G. Arjuna, G. Welierang, K. Ijen (tipe sublimasi), G. Ijen
· Sulawesi Utara:G. Soputan kawah Masem (tipe sublimasi, kadar S = 70%); G. Ambang (tipe
sublimasi kadar S = 83-99 % ); G. Mahawu (tipe danau kawah dan endapan lumpur, kadar S = 70%)
· Maluku: Wuslah, P.Damar (tipe sublimasi dan endapan lumpur kadar S = 55-79%)
Teknik Penambangan
Pengendapan endapan belerang dapat dikerjakan dengan tambang terbuka. Penggalian belerangnya
dapat dilakukan dengan alat-alat sederhana dan sengan penambangan teknik penyemprotan. Apabila
cadangan belerangnya sedikit maka penambangan dilakukan dengan cara manual yang dilakukan
dengan alat-alat sederhana dan dengan tenaga manusia.
Untuk endapan belerang yang ditutupi lapisan penutup yang cukup tebal, cara penambangannya dapat
dilakukan dengan cara Frasch Process, yaitu dengan pemboran kemudian dimasukan air panas ( suhu
335° F ) kedalam endapan belerang. Melalui pipa-pipa kondensasi dipompakan keluar dan ditampung
dan diendapkan. Tahap berikutnya disublimasi untuk mendapatkan belerang yang bersih.
Pengolahan dan Pemanfaatan
Cara pengolahann belerang tergantung dari jenis endapannya dan hasil yang diinginkan. Untuk
belerang yang berbentuk Kristal langsung dapat dimasukkan ke dalam autoklaf. Dalam autoklaf
dimasukkan/ ditambahkan soalr, air, dan NaOH, kemudian dipanaskan dengan memasukkan uap air
panas dengan tekanan 3 ATM selama 30-60 menit. Pemisahan akan terjadi karena belerang
mempunyai titik didih yang rendah di banding pengotor lainnya. Hasilnya berupa belerang cair
dialirkan melalui filter kemudian dicetak.
Untuk belerang jenis lumpur, pengolahannya perlu dilakukan secar floatasi terlebih dahulu sebelum
dimasukkan ke dalam autoklaf. Tujuan dari floatasi adalah untuk meningkatkan kadar belerang dan
memisahkan senyawa- senyawa besi sulfat dan silikat dari larutan. Cara pengolahan lain untuk
belerang jenis ini dengan cara pelarutan dan penghabluran dengan menggunakan pelarut karbon
disulfide, dimethyl disulfit atau larutan hidrokarbon berat lainnya.
Untuk pengolahan belerang secara sederhana dapat dilakukan dengan jalan memanaskan bongkah-
bongkah belerang di salam wajan besi atau alumunium yang berdiameter 80- 100 cm di atas tungku
sederhana yang terbuat dari tanah liat/ andesit. Pemanasan dilakukan dengan kayu atau kompor
minyak tanah sambil diaduk- aduk, sesudah belerang mencair kemudian disaring dengan kantong-
kantong yang terbuat dari kain. Selanjutnya ditampung dalam tabung-tabung banbu sebagai alat
cetakannya.
Pemanfaatan
Balerang banyak digunakan dalam industry kimia yaitu untuk pembuatan asam sulfat ( H2SO4 ) yang
diperlukan untuk pembuatan pupuk, penghalusan minyak bahan-bahan kimia berat dan keperluan lain
untuk metalurgi.
Disamping belerang dimanfaatkan dalam industry cat, industry karet, industry tekstil, industry korek
api, bahan peledak, industry kertas, pabrik gula, industry ban,dll.
3. Perlit
Perlit terbentuk karena pembekuan magma asam yang tibi-tiba dengan tekana yang tinggi dengan
suasana basah. Komposisi utama adalah mineral silikat berbutir sangat halus, terbangun oleh steroida-
steroida kecil, ringan. Warnanya abu-abu muda hingga abu-abu kehitaman. Perlitini bila dipanaskan
bertahap hingga mencapai suhu antara 9500 – 10500 C, akan mencapai perkembangan isi yang
tetapdan maksimum. Sifat perkembangan ini sangat penting untuk penggunaannya sebagai bahan
baku pembuatan bahan bangunan ringan. Menurut hasil penelitian perlit yang baik mengandung
SiO2 70%, air 2-5%, Na dan K sebanyak 5-8% berat. Dengan susunan ini perlit akan mempunyai suhu
kelembaban/pencairan rendah, demikian pula suhu pemuaiannya tidak jauh berbeda. Banyaknya air
yang dikandungnya akan berpengaruh terhadap pemuaian. Air yang terlalu banyak akan
mengakibatkan desintegrasi. Beratjenis perlit sebelum diolah/dipanaskan antara 1,10-2,50, setelah
dipanaskan menjadi 0,11-0,15.
Tempat Diketemukan
Seperti halnya obsidian, perlit didapatkan disekitar gunung api yang relatif muda. Tempat
diketemukan antara lain:
· Sumatera Utara: Pansur Nipitu Kec. Silindung Kab. Tapanuli utara (prosentase nilai ekspansi
158,3% terdapat sebagai bongkah-bongkah dalam tufa dan berasosiasi dengan obsidian)
· Sumatra Barat: Bukit Rasam Kec. Lubuk Sikaping Kab. Pasaman (prosentase nilai ekspansi
maksimum 51,51% H2O 0,03%, minimum 50,,00% H2O 2,83% terdapat sebagai bongkah dalam tufa);
Bukit Sipinang Kec. Sepuluh Koto, Singkarak Kab. Solok (prosentase nilai ekspansi 945 terdapat
sebagai bongkah dalam tufa dan berasosiasi dengan obsidian); Bukit Batu Kambing Kab. Solok (nilai
ekspansi maksimum 63,15% H2O 0,05%, minimum 8,50% H2O 1,12% terdapat dalam Formasi
Andesit)
· Jambi: S. Tutung Kec. Air Hanga, Kab. Kerinci; G. Gantung S. Purgut dan S. Penuh (nilai ekspansi
100% terdapat dalam satuan batuan lava andesit)
· Bengkulu: bukit Naning, Kotadonok, Bengkulu (terdapat dalam bentuk bongkah dialiran sungai
terdiri breksi vulkanik)
· Sumatra Selatan: Gunung Batu dan Ula Danau, Kec. Pulau beringin, Kab. Ogan Komering Ulu (nilai
ekspansi maksimum 75% sebagai fragmen dalam breksi tufa)
· Lampung: Mutar Alam Kec. Sumberjaya Kab. Lampung Utara (nilai ekspansi 16,21- 269%
berasosiasi dengan tufa riolit dan dasit dalam graben Gedongsurian); Gedong Surian, Kec. Sumber
Jaya Kab. Lampung Utara (berasosiasi dengan tufa riolit dan dasit dalam graben Gedongsurian);
Suwoh, Kec. Belalau, Kab. Lampung Utara (nilai ekspansi maksimum 68,75%, berasosiasi dengan
dasit, tufa breksi, sebagai hasil erupsi Pilo-Pleistosen pada sesar Semangko/Graben Suwoh); G.
Asahan, desa Purnawiwitan, Kec. Sumber Jaya, Kab. Lampung Utara (nilai ekspansi 100-200%);
Antanai (berwarna hitam perlitik kompak) Penaga/tepi pantai (berwarna hitam keabuan perlitik
kompak); G. Muhul Kec. Belalau, Kab. Lampung Utara (nilai ekspansi maksimum329%, berasosiasi
dengan tufa breksi, lava riolit dan dasit sebagai erupsi celah pada Pilo-Plistosen)
· Jawa Barat: Ciasmara, Kab. Bogor (nilai ekspansi 127% terdapat sebagai fragmen dalam breksi
lahar dan aliran lava gelas volkanik); G. Kiamis, Kec. Semarang, Kab. Garut (nilai ekspansi 119%
terdapat berselang-seling dengan obsidian diatas breksi); Sentrijaya Kec. Karangnunggal, Kab.
Tasikmalaya (terdapat sebagai aliran gelas volkanik dalam tufa dasit-andesit dan sebagai fragmen
dalam breksi.
· Nusa Tenggara Barat: Dorodonggamasa, Kec. Sape Kab. Bima (nilai ekspansi 300% sebagai gang
dalam andesit)
· sulawesiUtara: Tataran Kec. Tomohon kab. Minahasa (nilai ekspansi 176% terdapat sebagai sisipan
dalam aliran lava gelas volkanik riolitik)
Teknik Penambangan
Dilakukan dengan sistem tambang terbuka. Karna perlit merupakan bahan galian lunak, penambangan
dilakukan dengan alat sederhana.
Pengolahan dan Pemanfaatan
Perlit disamping didapatkan dialam, dapat pula dibuat/direkayasa dari obsidian dengan pemanasan
· Bahan Bangunan Perlit dimanfaatkan sebagai “very light aggregateI” untuk beton atau bata cetak
yang sangat ringan. Disamping itu perlit dapat pula meninggikan daya isolasi terhadap panas dan
suara/peredam, tetapi mempunyai daya tekan rendah.
· Dalam bentuk ukuran pasir dipergunakan untuk penyaring air.