Emain: jennylusianapurba@gmail.com
ABSTRAK
Masalah dalam penelitian ini yaitu belum baiknya kondisi fisik yang dimiliki Pemain
Sekolah Sepakbola (SSB) Muspan Kota Padang. Variabel dalam penelitian ini adalah kondisi
fisik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat kondisi fisik Pemain Sekolah Sepakbola
(SSB) Muspan Kota Padang seperti komponen daya tahan aerobik, kekuatan, kecepatan,
kelincahan, kelentukan, dan daya ledak otot tungkai.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif yang
bertujuan untuk melihat gambaran dari kondisi fisik Pemain Sekolah Sepakbola (SSB) Muspan
Kota Padang. Penelitian ini dilaksankan selama dua (2) hari dengan jabwal pada hari Rabu dan
Jumat tanggal 14 dan 16 Juli 2021. Jadi populasi dalam penelitian ini adalah pemain sepakbola
SSB Muspan dengan usia 14-17 tahun dengan jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 18
orang, Teknik analisis data yang digunakan adalah persentase dengan rumus P=F/Nx100%.
Hasil penelitian yang diperoleh diantara komponen kondisi fisik tersebut adalah: (1) Daya
tahan aerobik yang dimiliki sekarang tergolong pada kategori kurang sekali dengan rata-rata
41,67 atau 100%, (2) Kekuatan yang dimiliki sekarang tergolong pada kategori baik sekali
dengan rata-rata 64 kg atau sekitar 67%, (3) Kecepatan yang dimiliki sekarang tergolong pada
kategori baik dengan rata-rata 3,20 detik atau sekitar 28%, (4) Kelincahan yang dimiliki
sekarang tergolong pada kategori sedang dengan rata-rata 17,4 deik atau sekitar 56%, (5)
Kelentukan yang dimiliki sekarang tergolong pada kategori sedang dengan rata-rata 27 cm atau
sekitar 28%, (6) Daya ledak otot tungkai yang dimiliki sekarang tergolong pada kategori sangat
kurang dengan rata-rata 192 cm atau sekar 72. Jadi Kondisi fisik pemain SBB Muspan Kota
Padang secara keseluruhan masih berada pada kategori cukup, dan pelatih dapat memberikan
latihan peningkatan kondisi fisik.
ABSTRACT
The problem in this study is that the physical condition of the Muspan City Football
School Players (SSB) in Padang City is not good. The variable in this research is physical
condition. The purpose of this study was to examine the physical condition of Muspan Padang
City Football School Players such as the components of aerobic endurance, strength, speed,
agility, flexibility, and leg muscle explosive power.
This type of research is quantitative using a descriptive method which aims to see a
description of the physical condition of the Muspan Football School (SSB) Players in Padang
City. This study was carried out for two (2) days with the schedule on Wednesday and Friday,
July 14 and 16 2021. So the population in this study was SSB Muspan football players aged 14-
17 years with the number of samples in this study amounting to 18 people. The data analysis
used is the percentage with the formula P=F/Nx100%.
The results obtained between the components of the physical condition are: (1) The
current aerobic endurance is in the very poor category with an average of 41.67 or 100%, (2) The
strength possessed is now classified in the very good category with an average an average of 64
kg or about 67%, (3) The current speed is in the good category with an average of 3.20 seconds
or about 28%, (4) the current agility is in the medium category with an average of 17, 4 seconds
or about 56%, (5) The flexibility that is owned now belongs to the moderate category with an
average of 27 cm or about 28%, (6) The explosive power of the leg muscles that is owned now
belongs to the very poor category with an average of 192 cm or sekar 72. So the overall physical
condition of SBB Muspan players in Padang City is still in the sufficient category, and the coach
can provide training to improve physical condition.
Sepakbola merupakan salah satu olahraga yang sangat populer diseluruh dunia.
Olahraga ini disukai dan dimainkan oleh orang dewasa sampai anak-anak, baik laki-laki
olahroga permainan beregu atau permainan tim, untuk itu untuk dapat bermain dengan baik
dan benar maka keterampilan teknik dasar mengenai permainan sepakbola harus diketahui,
dimengerti dan dipelajari terlebih dahulu. Sepakbola telah banyak mengalami perubahan dan
Sepakbola telah menjadi permainan yang digemari pada saat ini. Hal ini dapat dilihat
dari banyaknya berdiri klub-klub sepakbola, sekolah sepakbola, dan pelatihan sepakbola
lainya. Hal ini juga didukung penuh oleh pemerintah dalam mengembangkan dan
yang saling terkiat secara terencana, sistematis, terpadu dan berkelanjutan sebagai satu
pengembangan dan pengawasan untuk mencapai tujuan keolahragaan nasional. Jadi dapat
dilihat bahwasanya aspek keolahragaan saling terikat secara terencana, sistematis dan
Sepakbola merupakan permainan tim dimana setiap pemain memiliki tugas masing-
masing seperti bek, gelandang, penyerang dan penjaga gawang tugas tercamtum serta
mendukung dengan menguasai teknik sangat baik, teknik dasar sepakbola sangat menguasai
dan dipahami setaip atlet sepakbola, teknik gerak sepakbola terdiri dari berbagai
keterampilan dasar seperti lari, menggiring bola, mengoper dan menembak yang di sebut
juga keterampilan teknik (Bozkurt, 2020). Menurut Muhajir (2004: 22) “Sepakbola adalah
suatu permainan yang dilakukan dengan jalan menyepak, yang mempunyai tujuan untuk
memasukkan bola ke gawang lawan dengan mempertahankan gawang tersebut agar tidak
kemasukan bola. Sepakbola memiliki sifat intermiten yang mencangkup pertarungan singkat
dengan intensitas tinggi dan periode latihan intensitas rendah yang lebih lama (Rampinini,
ditampilkan atau diperagakan oleh atlet baik secara perorangan maupun tim dalam suatu
pertandingan merupakan perpaduan dari kondisi fisik, teknik, taktik, dan mental yang
a. Kondisi fisik
Merupakan faktor yang sagat mempengaruhi prestasi atlet, tanpa kondisi fisik yang
baik teknik dan taktik tidak dapat berjalan dengan sempurna. Menurut Ridwan, M (2020)
kondisi fisik merupakan suatu persyaratan yang harus dimiliki oleh atlet di dalam
fisiknya harus dikembangkan dan ditingkatkan sesuai dengan ciri, karakteristik dan
b. Teknik
penting dalam permainan sepak bola.Perlu diketahui untuk dapat bermain sepakbola perlu
(2017) Teknik-teknik dasar dalam sepak bola seperti passing (mengumpan), shooting
(menendang), driblling (menggiring), throwing (melempar bola), dan heading (menyudul
bola).
c. Taktik
Taktik adalah suatu rencana atau tindakan tentang bagaimana menerapkan teknik-
teknik yang telah dikuasai didalam bermain untuk menyerang lawan secara sportif.
Taktik diterapkan dengan tujuan menghadapi lawan dan dapat melewati berbagai situasi
menambahkan bahwa taktik adalah siasat atau akal yang digunakan pada saat
d. Mental
sikap terhadap suatu keadaan, perilaku yang diterapkan, dan pengendalian emosi yang
memungkinkan seseorang menjadi lebih kuat dan mampu mengatasi segala rintangan,
kesulitan, atau tekanan yang dialami, namun juga tetap menjaga konsentrasi dan motivasi
seseorang saat berusaha mencapai tujuan secara konsisten (Gucciardi, Gordon, & Dimmock,
2008).
Kondisi fisik adalah satu persyaratan yang diperlukan dalam usaha peningkatan
prestasi atlet,bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan dasar yang tidak dapat ditunda
atau ditawar-tawar lagi, Pujianto, A. (2015). Untuk meraih prestasi olahraga yang baik,
disamping usaha pembinaan dan pelatihan yang teratur, terarah dan kontiniu hendaknya
pembinaan tersebut juga diarahkan kepada pembinaan kondisi fisik sebagai faktor yang
paling dominan terhadap keberhasilan dalam meraih prestasi puncak atlet (Sepriadi, 2018).
Menurut Irawadi (2018) Daya tahan diartikan sebagai sebagai kemampuan atau
kesanggupan seseorang beraktivitas dengan intensitas tertentu dalam waktu rentang yang
cukup lama, tanpa kelelahan yang berlebihan. Kelelahan yang berlebihan akan
Menurut Ismaryati (2011:111) kekuatan atau yang biasa disebut Strength yaitu :
Tenaga kontraksi otot yang dicapai dalam sekali usaha maksimal usaha maksimal ini
dilakukan oleh otot atau sekelompok otot untuk mengatasi suatu tahanan. Kekuatan
merupakan unsur yang sangat penting dalam aktifitas olahraga, karena kekuatan merupakan
kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu sesingkat mungkin. Gerakan
perubahan arah seperti langkah samping yang direncanakan sebelumnya tanpa perlu bereaksi
terhadap stimulus dapat digambarkan sebagai kecepatan perubahan arah (Young, James, &
Montgomery, 2002 ).
kelincahan juga diperlukan untuk melakukan gerakan teknik dan taktik habis habisan dengan
seorang atau pemain untuk bergerak dengan cepat dan mengubah arah serta tangkas.
Kelentukan dalah kemampuan dari sendi-sendi tubuh untuk dapat melakukan gerakan
secara maksimal sesuai dengan fungsi geraknya dalam melakukan semua aktifitas tanpa
terjadinya disfungsional atau cedera (Adnan 2019: 9). Syafruddin (2011) juga
mengemukakan bahwa keberhasilan melakukan gerakan-gerakan tergantung dari amplitudo
sendi atau luas gerakan yang seharusnya melebihi kelentukan yang dibutuhkan oleh gerakan.
Daya ledak otot tungkai merupakan kekuatan seseotang untuk mempergunakan otot
tungkainya (Ridwan 2017). Sedangkan menurut Maidarman (2016) Kekuatan otot tungkai
yang didapat dari latihan yang merupakan sekelompok otot untuk bergerak dengan motorik
tinggi berfungsi untuk mempermudah mempelajari teknik yang sangat bergantung dari
masing-masing individu. Sharkley (2011 : 158) tenaga atau daya ledak otot atau eksplosif
power adalah kekuatan maksimal yang dapat di arahkan dalam satu kontaksi.
METODE
Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriftif
yang menggambarkan apa adanya. Desain dalam penelitian ini adalah dengan melakukan
test untuk imengetahui tentang tingkati kondisii fisiki pemain sekolah sepakbola (SSB)
Muspani Kotai iPadang. Penelitian ini di laksanakan di SSB Muspan. Tempat pelaksanan tes
di lapangan TVRI dan waktu penelitian pada hari Rabu dan Jumat tanggal 14 dan 16 Juli
2021. Dalami penelitiani inii yang menjadi sampel yaitu pemain usia 14-17 tahun SSB
Muspan dengan jumlah pemain 18 orang. Yo-yo intermittent recovery test (level 1) daya
tahan aerobic menggunakan tes, “Yo-yo intermittent recovery test (level 1)”, Kekuatan
kelincahan menggunakan tes “Illinois agility run test”, kelenturan menggunakan tes “sit and
reach test” dan daya ledak otot tungkai menggunakan tes “standing broad jump”.
Sesuai dengan tujuan serta pertanyaan dalam penelitian yang diajukan ini maka pengujian
data yang sudah diperoleh akan dianalisis melalui teknik yang sesuai dengan jenis serta tujuan
penelitian yaitu akan dianalisis dengan statistik deskriptif tabulasi frekuensi dengan rumus
sebagai berikut:
F
P= x 100 %
N
HASIL
Berdasarkan hasil tes diperoleh distance terendah 38,75 mL/min/kg dan tertinggi
adalah 45,47 mL/min/kg dengan rata-rata 41,67 mL/min/kg dan standar deviasi
1,81.
>61.57 0% Sempurna
59.57-61.57 0% Baik sekali
58.23-59.23 0% Baik
54.88-57.90 0% Sedang
51.52-54.54 0% Kurang
<51.52 100% Kurang sekali
maka dapat disimpulkan bahwa dari 18 orang Pemain Sekolah Sepakbola (SSB) Muspan
Kota Padang,18 orang yang memiliki Daya Tahan Aerobik berada pada klasifikasi kurang sekali
atau sekitar (100%), dan tidakada yang memiliki Daya Tahan Aerobik berada pada klasifikasi
kurang, sedang, baik, baik sekali, serta sempurna.
20
18
18
16
14
Frekuensi
12
10
8
6
4
2
0 0 0 0 0
pu
r
se
k Ba da ur
a
g
s
k Se K an
em i
ur
S Ba Day Tahan Aerobik K
2. Kekuatan (SSB) Muspan
Berdasarkan hasil tes tersebut diperoleh kekuatan terendah 34,5 kg dan tertinggi adalah
maka dapat disimpulkan bahwa dari 18 orang Pemain Sekolah Sepakbola (SSB) Muspan
Kota Padang,tidak ada yang memiliki Kekuatan berada pada klasifikasi kurang sekali, 2
orang yang memiliki Kekuatan berada pada klasifikasi kurang atau sekitar (11%), 1 orang
yang memiliki Kekuatan berada pada klasifikasi sedang atau sekitar (6%), 3orang yang
memiliki Kekuatan berada pada klasifikasi baik atau sekitar (17%), 12 orang yang
memiliki Kekuatan berada pada klasifikasi baik sekali atau sekitar (67%).
14
12
12
10
8
Prekuensi
4 3
2
2 1
0
0
Baik Baik Sedang Kurang Kurang
Sekali Sekali
Berdasarkan hasil tes tersebut diperoleh kecepatan terendah 2,8 detik dan tertinggi
adalah 3,8 detik dengan rata-rata 3,2 detik dan standar deviasi 0,27.
maka dapat disimpulkan bahwa dari 18 orang Pemain Sekolah Sepakbola (SSB) Muspan
Kota Padang,1 orang yang memiliki Kemampuan Kecepatan berada pada klasifikasi
kurang sekali atau sekitar (6%), 3 orang yang memiliki Kemampuan Kecepatan berada
pada klasifikasi kurang atau sekitar (17%), 4 orang yang memiliki Kemampuan
Kecepatanberada pada klasifikasi sedang atau sekitar (22%), 5 orang yang memiliki
Kemampuan Kecepatanberada pada klasifikasi baik atau sekitar (28%), serta 5 orang
yang memiliki Kemampuan Kecepatan berada pada klasifikasi baik sekali atau sekitasr
(28%).
6
5 5
5
4
4
Prekuensi
3
3
2
1
1
0
Baik Baik Sedang Kurang Kurang
Sekali Sekali
Kecepatan
4. Kelincahan (SSB) Muspan
Berdasarkan hasil tes tersebut diperoleh kelincahan terendah 15,3 detik dan tertinggi
adalah 20,7 detik dengan rata-rata 17,4 detik dan standar deviasi 1,35.
maka dapat disimpulkan bahwa dari 18 orang Pemain Sekolah Sepakbola (SSB) Muspan
Kota Padang,4 orangyang memiliki Kemampuan Kelincahan berada pada klasifikasi
kurang sekali atau sekitar (22%), 1 orang yang memiliki Kemampuan Kelincahan berada
pada klasifikasi kurang atau sekitar (6%), 10 orangyang memiliki Kemampuan Kelincian
berada pada klasifikasi sedang atau sekitar (56%), 3 orang yang memiliki Kemampuan
Kelincahan berada pada klasifikasi baik atau sekitar (17%), serta tidak ada orang yang
memiliki Kemampuan Kelincahan berada pada klasifikasi baik sekali.
12
10
10
8
Prekuensi
6
4
4 3
2 1
0
0
Baik Baik Sedang Kurang Kurang
Sekali Sekali
Kelincahan
5. Kelentukan (SSB) Muspan
maka dapat disimpulkan bahwa dari 18orang Pemain Sekolah Sepakbola (SSB) Muspan
Kota Padang, tidak ada orangyang memiliki Kemampuan Kelentukanberada pada
klasifikasi kurang sekali, 11 orang yang memiliki Kemampuan Kelentukan berada pada
klasifikasi kurang atau sekitar (61%), 5 orang yang memiliki Kemampuan Kelentukan
berada pada klasifikasi sedang atau sekitar (28%), 2 orang yang memiliki Kemampuan
Kelentukanberada pada klasifikasi sedang atau sekitar (11%), serta tidak adaorangyang
memiliki Kemampuan Kelentukan berada pada klasifikasi baik, dan baik sekali.
12 11
10
8
Frekuensi
6 5
4
2
2
0 0
0
Baik Baik Sedang Kurang Kurang
Sekali Sekali
Kelentukan
6. Daya ledak otot tungkai (SSB) Muspan
Berdasarkan hasil tes tersebutdiperoleh daya ledak otot tungkai terendah 160 cmdan
tertinggi adalah 230 cm dengan rata-rata 192 cm dan standar deviasi 21,36
maka dapat disimpulkan bahwa dari 18 orang Pemain Sekolah Sepakbola (SSB) Muspan
Kota Padang,13 orangyang memiliki Daya Ledak Otot Tungkai berada pada klasifikasi
sangat kurang atau sekitar (72%), 3 orangyang memiliki Daya Ledak Otot Tungkaiberada
pada klasifikasi kurang atau sekitar (17%), 2 orang yang memiliki Daya Ledak Otot
Tungkai berada pada klasifikasi sedang atau sekitar (11%), tidak ada orang yang memiliki
Daya Ledak Otot Tungkai berada pada klasifikasi baik, sangat baik, dan sempurna.
14 13
12
10
8
Frekuensi
4 3
2
2
0 0 0
0
a k k g g ...
u rn b ai Bai an ran ku
p d t
at Se Ku a
Se
m
ng a ng
Sa Daya Ledak Otot Tungkai S
7. Hasil Kondisi Fisik Secara Keseluruhan Pemain Sekolah Sepakbola (SSB)
Berdasarkan dari hasil analisis masing-masing item tes, setelah data di peroleh kemudian
data tersebut dikonversi ke dalam nilai T-Skor. Dan diperoleh hasilnya sebagai berikut :
rata – rata 301,14 , skor minimal yaitu 247,98 , dan skor maksimal yaitu 354,78 , serta
Kondisi Fisik
8
8
6
4
Absolut
3 3
2 2
2
0
> 348,54 316,94 - 286,06 - 253,74 - <253,74
348,54 316,94 286,06
Batas Skala
PEMBAHASAN
Daya tahan aerobik Hendri, (2014:55) menjelaskan bahwa Pemain yang memiliki
daya tahan, kalau ia masih sangup bekerja terus menerus dalam periode waktu yang
relatif lama: contoh pemain sepakbola yang dianggap memiliki sebuah daya tahan, kalau
masih sanggub berlari kesana kemari mengintari lapangan, walaupun nafasnya memburu
sampai pertandingan berakhir 90 menit. Dengan demikian dapat dikatakan daya tahan
sangat berpengaruh terhadap prestasi Pemain Sekolah Sepakbola (SSB) Muspan Kota
Padang.
Kekuatan otot merupakan unsur penting untuk menggerakkan organ-organ
tubuh. Tanpa kekuatan otot yang besar, tidak akan tercapai prestasiyang maksimal.
Biasanya seorang atlet mempunyai keunggulan jauh lebih besar dibandingkan dangan
Setelah ditelaah item tes yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa komponen
kondisi fisik kecepatan yang dimiliki Pemain Sekolah Sepak Bola (SSB) Muspan Kota
Padang berada pada kategori baik. Dengan hasil penelitian ini sebaiknya Pemain Sekolah
Sepakbola (SSB) Muspan Kota Padang menambah kecepatan, karena masih tergolong
baik. Apabila kecepatan baik sekali, maka pemain akan dapat bergerak lebih cepat.
gerak secepat mungkin sebagai jawaban terhadap rangsang. Secara tidak lansung
Kelincahan sering dapat kita amati dalam situasi permainan sepakbola, misalnya
pemain yang tergelincir dan jatuh di lapangan, namun masih dapat menguasai bola dan
membawa bola tersebut dengan tepat kepada temannya. Dan sebaliknya, pemain yang
kurang lincah mengalami situasi yang sama tidak saja mampu menguasai bola, namun
kemungkinan justru mengalami cedera karena jatuh (Dani, 2014). Jadi dapat disimpulkan
bahwa kelincahan sangat dibutuhkan dalam bermain sepakbola, karena pada saat
menerima bola dari lawan arah bola bersifat relatif, artinya berubah tidak sesuai dengan
yang diharapkan.
Kelentukan yaitu efektivitas Pemain dalam penyesuaian diri untuk segala aktivitas
dengan penguluran tubuh yang luas. Hal ini akan sangat mudah ditandai dengan tingkat
flexibilitas persendian pada seluruh tubuh. Fleksibilitas mengandung pengertian luas
gerak satu persendian atau beberapa persendian (Wahyu, 2013). Kelentukan pingang
sangat dibutuhkan pada saat melakukan tendangan salto atau pada saat melakukan
heading bola, karena pada saat melakukan headaing pngung akan mengarah keluar garis
prontal dan membentuk lengkungan pinggang 400 dan begitu juga dengan melakukan
tendangan salto gerakan tubuh akan bergerak kearah anterior dan membentugerak flekasi
pinggan.
Sedangnya daya ledak otot tungkai yang dimiliki Pemain Sekolah Sepakbola (SSB)
Muspan Kota Padang dikatakan masih kategori sangat kurang, dikarnakan kurangnya
bentuk latihan daya ledak otot tungkai yang dilakukan, dengan demikian diharapkan
pelatih dapat meberikan program latihan khusus yang berkaitan dengan daya ledak otot
tungkai seperti latihan plyometric. Karena latihan plyometrik merupakan bentuk latihan
yang berbentuk mengerakan kemampuan otot tungkai dalam bentuk kontraksi maksimal
cepat dan kuat sehingga latihan ini dapat membatu meningkatkan daya ledak otot tungkai
Berdasarkan hasil penelitian tentang kondisi fisik Pemain Sekolah Sepakbola (SSB)
Muspan Kota Padang yang telah diuraikan pada bab terdahulu dapat di kesimpulan bahwa :
Daya tahan aerobik yang dimiliki pemain SSB Muspan sekarang tergolong pada
kategori kurang sekali. Kekuatan yang dimiliki pemain SSB Muspan sekarang tergolong
pada kategori baik sekali. Kecepatan yang dimiliki pemain SSB Muspan sekarang tergolong
pada kategori baik. Kelincahan yang dimiliki pemain SSB Muspan sekarang tergolong pada
kategori sedang. Kelentukan yang dimiliki pemain SSB Muspan sekarang tergolong pada
kategori sedang. Daya ledak otot tungkai yang dimiliki pemain SSB Muspan sekarang
tergolong pada kategori sangat kurang. Jadi dapat di simpulkan bahwa Kondisi fisik pemain
SBB Muspan Kota Padang secara keseluruhan masih berda pada kategori cukup.
DAFTAR PUSTAKA
Adnan, A. 2019. Conribution of leg muscle explation power. Arm muscle wxplation power and
waist flexibility against smash ability. Performa olahraga, 4(02), 83-91
http://performa.ppj.unp.ac.id/index.php/kepel/ article/view/98
Anang Dwi Prasetyo. (2011). Tingkat Pengetahuan Taktik dan Strategi Pemain UKM Sepakbola
UNY Dalam Bermain Sepakbola. Skripsi. FIK UNY.
Ariyantini, K. M., Tianing, N. W., & Artini, I. G. A. (2016). Pelatihan Lari Akselerasi
Lebih Meningkatkan Kecepatan Lari 100 Meter dari pada Pelatihan Lari Interval
pada Siswa SMA di Kabupaten Badung. Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia, 2(1), 19–
23.
Bozkurt, S., Coban, M, & demircan, U. 2020. The effect og football basic techcal training using
unilateral leg on bilateral leg tranfer in mele children. Journal og physical education, 31, 1-
3. https://www.scielo.br/j/jpe/a/gwSW4z6y bWH79spwRnkhC4K/abstract/?lang=en
Chaabene, H., Negra, Y., Capranica,L., Bouguezzi, R., Hachana, Y Rouahi, M. A.,& Mkaouer,
B. 2018. Validity and reliability of a new test of planned agility in elite taekwondo athletes.
The Journal of Strength &ConditioningResearch,32(9),2542-2547.
https://journals.lww.com/nsca-jscr/Abstract/2018/09000/Validity_and_Reliability_of_a_N
ew_Test_of_Planned.15.aspx
Dani Wahyuno, (2014). Studi Kondisi Fisik Pemain Sepak Bola Persatuan Sepak Bola Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu. Skripsi: Program Studi Pendidikan
Jasmani Dakesehatan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu.
Hal.22,2 http://repository.unib.ac.id/9024/
Gucciardi, D. F., Gordon, S., & Dimmock, J. A. (2008). Towards an Understanding of Mental
Toughness in Australian Football. Journal of Applied Sport Psychology, 20(3), 261-281.
https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/10413200801998556
Gunawan, Indra. (2009) Mencetak Olahragawan Atletik dan Sepakbola. Jakarta: IPA Abong.
Hendri Irawadi. (2014). Kondisi Fisik dan Pengukurannya. Padang: UNP Press.
Maidarman, M . (2016). Konstribusi kekuatan otot tungkai, kelentukan pinggang, dan
keseimbangan terhadap kemampuan start renang gaya kupu-kupu pada mahasiswa.
Performa.1 (02), 147-156. http://performa.ppj.unp.ac.id/index.php/kepel/article/view/83
Mappaompo, M. Adam. 2011. Kontribusi Koordinasi Mata-Kaki dan Kelincahan terhadap
Keterampilan Menggiring Bola Dalam Permainan Sepakbola Club Bilopa Kabupaten
Sinjai. Jurnal ILARA, 2 (1), 96-101. (20)
http://sportscience.ppj.unp.ac.id/index.php/jss/article/view/44
Pujianto, A. (2015). Profil Kondisi Fisik dan Keterampilan Teknik Dasar Atlet Tenis
Meja Usia Dini di Kota Semarang. Journal of Physical Education Health and Sport, 2(1),
38-42. https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpehs/article/view/3941
Rahmad, H. (2016). Pengaruh Penerapan Daya Tahan Kardivaskuler (Vo Max) dalam Permaian
Sepakbola PS Bina Utama. Jurnal Curricula, 1(2), 1–10.
https://doi.org/10.22216/jcc.v2i2.1009
Rampinini, E., Coutts, A., Castagna, C., Sassi, R., & Impellizzeri, F. (2007). Variation in top
level soccer match performance. International Journal of Sports Medicine, 28(12), 1018–
1024. https://www.thieme-connect.com/products/ejournals/abstract/10.1055/s-2007-
965158
Ridwan, M. (2017). Kontibusi daya ledak otot tungkai, kecepatan dan kelentukan dengan
kemampuan lompat jauh. Performa, 2(01), 69-81.
performa.ppj.unp.ac.id/index.php/kepel/article/view/67
Sepriadi, S., Arsil, A., & Mulia, A. D. (2019). Pengaruh Interval Training terhadap Kemampuan
Daya Tahan Aerobik Pemain Futsal. Jurnal Penjakora, 5(2), 121-127.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/PENJAKORA/article/view/17288
Sharkey, J. R., Nalty, C., Johnson, C. M., & Dean, W. R. (2012). Children's very low food
security is associated with increased dietary intakes in energy, fat, and added sugar among
Mexican-origin children (6-11 y) in Texas border Colonias. BMC pediatrics, 12(1), 1-12.
https://link.springer.com/article/10.1186/1471-2431-12-16
Syafruddin. (2011). Ilmu KepelatihanOlahraga Padang: FIK UNP.
Wahyu Lestari, (2013). Profil Kondisi Fisik Pemain Sepakbola Putri Binangun Kulon Progo
Yogyakarta. Skripsi: Program Studi Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta. Hl. 13,14.
Young, W. B., James, R., & Montgomery, I. (2002). Is muscle power related to running speed
with changes of direction? Journal of Sports Medicine and Physical Fitness, 42, 282–288.).
https://paulogentil.com/pdf/Is%20muscle%20power%20related%20to%20running
%20speed%20with%20changed%20of%20direction.pdf