Anda di halaman 1dari 20

TINJAUAN TINGKAT KONDISI FISIK

PEMAIN SEKOLAH SEPAKBOLA (SSB) MUSPAN


KOTA PADANG

Jenny lusiana purba1, umar2, john3, vega soniawan4

Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Ilmu Keolahragaan


Universitas Negeri Padang, Indonesia

Emain: jennylusianapurba@gmail.com

ABSTRAK
Masalah dalam penelitian ini yaitu belum baiknya kondisi fisik yang dimiliki Pemain
Sekolah Sepakbola (SSB) Muspan Kota Padang. Variabel dalam penelitian ini adalah kondisi
fisik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat kondisi fisik Pemain Sekolah Sepakbola
(SSB) Muspan Kota Padang seperti komponen daya tahan aerobik, kekuatan, kecepatan,
kelincahan, kelentukan, dan daya ledak otot tungkai.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif yang
bertujuan untuk melihat gambaran dari kondisi fisik Pemain Sekolah Sepakbola (SSB) Muspan
Kota Padang. Penelitian ini dilaksankan selama dua (2) hari dengan jabwal pada hari Rabu dan
Jumat tanggal 14 dan 16 Juli 2021. Jadi populasi dalam penelitian ini adalah pemain sepakbola
SSB Muspan dengan usia 14-17 tahun dengan jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 18
orang, Teknik analisis data yang digunakan adalah persentase dengan rumus P=F/Nx100%.
Hasil penelitian yang diperoleh diantara komponen kondisi fisik tersebut adalah: (1) Daya
tahan aerobik yang dimiliki sekarang tergolong pada kategori kurang sekali dengan rata-rata
41,67 atau 100%, (2) Kekuatan yang dimiliki sekarang tergolong pada kategori baik sekali
dengan rata-rata 64 kg atau sekitar 67%, (3) Kecepatan yang dimiliki sekarang tergolong pada
kategori baik dengan rata-rata 3,20 detik atau sekitar 28%, (4) Kelincahan yang dimiliki
sekarang tergolong pada kategori sedang dengan rata-rata 17,4 deik atau sekitar 56%, (5)
Kelentukan yang dimiliki sekarang tergolong pada kategori sedang dengan rata-rata 27 cm atau
sekitar 28%, (6) Daya ledak otot tungkai yang dimiliki sekarang tergolong pada kategori sangat
kurang dengan rata-rata 192 cm atau sekar 72. Jadi Kondisi fisik pemain SBB Muspan Kota
Padang secara keseluruhan masih berada pada kategori cukup, dan pelatih dapat memberikan
latihan peningkatan kondisi fisik.

Kata kunci: kondisi fisik, pemain sekolah sepakbola

ABSTRACT
The problem in this study is that the physical condition of the Muspan City Football
School Players (SSB) in Padang City is not good. The variable in this research is physical
condition. The purpose of this study was to examine the physical condition of Muspan Padang
City Football School Players such as the components of aerobic endurance, strength, speed,
agility, flexibility, and leg muscle explosive power.
This type of research is quantitative using a descriptive method which aims to see a
description of the physical condition of the Muspan Football School (SSB) Players in Padang
City. This study was carried out for two (2) days with the schedule on Wednesday and Friday,
July 14 and 16 2021. So the population in this study was SSB Muspan football players aged 14-
17 years with the number of samples in this study amounting to 18 people. The data analysis
used is the percentage with the formula P=F/Nx100%.
The results obtained between the components of the physical condition are: (1) The
current aerobic endurance is in the very poor category with an average of 41.67 or 100%, (2) The
strength possessed is now classified in the very good category with an average an average of 64
kg or about 67%, (3) The current speed is in the good category with an average of 3.20 seconds
or about 28%, (4) the current agility is in the medium category with an average of 17, 4 seconds
or about 56%, (5) The flexibility that is owned now belongs to the moderate category with an
average of 27 cm or about 28%, (6) The explosive power of the leg muscles that is owned now
belongs to the very poor category with an average of 192 cm or sekar 72. So the overall physical
condition of SBB Muspan players in Padang City is still in the sufficient category, and the coach
can provide training to improve physical condition.

Keywords: physical condition, football school players


PENDAHULUAN

Sepakbola merupakan salah satu olahraga yang sangat populer diseluruh dunia.

Olahraga ini disukai dan dimainkan oleh orang dewasa sampai anak-anak, baik laki-laki

maupun perempuan. Menurut Gunawan (2009:29) Permainan sepakbola adalah cabang

olahroga permainan beregu atau permainan tim, untuk itu untuk dapat bermain dengan baik

dan benar maka keterampilan teknik dasar mengenai permainan sepakbola harus diketahui,

dimengerti dan dipelajari terlebih dahulu. Sepakbola telah banyak mengalami perubahan dan

perkembangan dari berbagai bentuk baik peraturan maupun permaianannya.

Sepakbola telah menjadi permainan yang digemari pada saat ini. Hal ini dapat dilihat

dari banyaknya berdiri klub-klub sepakbola, sekolah sepakbola, dan pelatihan sepakbola

lainya. Hal ini juga didukung penuh oleh pemerintah dalam mengembangkan dan

meningkatkan kualitas permaianan sepakbola di Indonesia. Dalam UU RI No. 3 tahun 2005

tentang Sistem Keolahragaan Nasional menyebutkan: Keseluruhan aspek keolahragaan

yang saling terkiat secara terencana, sistematis, terpadu dan berkelanjutan sebagai satu

kesatuan yang meliputi pengaturan, pendidikan, pelatihan, pengelolaan, pembinaan,

pengembangan dan pengawasan untuk mencapai tujuan keolahragaan nasional. Jadi dapat

dilihat bahwasanya aspek keolahragaan saling terikat secara terencana, sistematis dan

berkelanjutan sebagai kesatuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas

sepakbola di Indonesia. Untuk itu maka dibutuhkan pendidikan, pelatihan, pengolahan

pembinaan, pengembangan dan pengawasan untuk mencapai tujuan keolahragaan nasional.

Sepakbola merupakan permainan tim dimana setiap pemain memiliki tugas masing-

masing seperti bek, gelandang, penyerang dan penjaga gawang tugas tercamtum serta

mendukung dengan menguasai teknik sangat baik, teknik dasar sepakbola sangat menguasai

dan dipahami setaip atlet sepakbola, teknik gerak sepakbola terdiri dari berbagai
keterampilan dasar seperti lari, menggiring bola, mengoper dan menembak yang di sebut

juga keterampilan teknik (Bozkurt, 2020). Menurut Muhajir (2004: 22) “Sepakbola adalah

suatu permainan yang dilakukan dengan jalan menyepak, yang mempunyai tujuan untuk

memasukkan bola ke gawang lawan dengan mempertahankan gawang tersebut agar tidak

kemasukan bola. Sepakbola memiliki sifat intermiten yang mencangkup pertarungan singkat

dengan intensitas tinggi dan periode latihan intensitas rendah yang lebih lama (Rampinini,

Coutts, Castagna, Sassi & Impellizzeri, 2007).

Syafruddin (2012:54) Unsur-unsur prestasi olahraga karena prestasi yang

ditampilkan atau diperagakan oleh atlet baik secara perorangan maupun tim dalam suatu

pertandingan merupakan perpaduan dari kondisi fisik, teknik, taktik, dan mental yang

dimiliki atlet tersebut.

a. Kondisi fisik

Merupakan faktor yang sagat mempengaruhi prestasi atlet, tanpa kondisi fisik yang

baik teknik dan taktik tidak dapat berjalan dengan sempurna. Menurut Ridwan, M (2020)

kondisi fisik merupakan suatu persyaratan yang harus dimiliki oleh atlet di dalam

meningkatkan dan mengembangkan prestasi olahraga yang optimal, sehingga kondisi

fisiknya harus dikembangkan dan ditingkatkan sesuai dengan ciri, karakteristik dan

kebutuhan masing-masing cabang olahraga.

b. Teknik

Menurut Febrianto (2017) Teknik dasar merupakan komponen yang paling

penting dalam permainan sepak bola.Perlu diketahui untuk dapat bermain sepakbola perlu

mempunyai keterampilan dasar dalam bermain sepakbola. Sedangkan Menurut Ramadhan

(2017) Teknik-teknik dasar dalam sepak bola seperti passing (mengumpan), shooting
(menendang), driblling (menggiring), throwing (melempar bola), dan heading (menyudul

bola).

c. Taktik

Taktik adalah suatu rencana atau tindakan tentang bagaimana menerapkan teknik-

teknik yang telah dikuasai didalam bermain untuk menyerang lawan secara sportif.

Taktik diterapkan dengan tujuan menghadapi lawan dan dapat melewati berbagai situasi

di lapangan untuk meraih kemenangan. Menurut Anang D. Prasetyo (2011: 86)

menambahkan bahwa taktik adalah siasat atau akal yang digunakan pada saat

bertanding untuk mencari kemenangan yang sportif.

d. Mental

Ketangguhan mental sendiri merupakan kumpulan nilai-nilai kepribadian dalam diri,

sikap terhadap suatu keadaan, perilaku yang diterapkan, dan pengendalian emosi yang

memungkinkan seseorang menjadi lebih kuat dan mampu mengatasi segala rintangan,

kesulitan, atau tekanan yang dialami, namun juga tetap menjaga konsentrasi dan motivasi

seseorang saat berusaha mencapai tujuan secara konsisten (Gucciardi, Gordon, & Dimmock,

2008).

Kondisi fisik adalah satu persyaratan yang diperlukan dalam usaha peningkatan

prestasi atlet,bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan dasar yang tidak dapat ditunda

atau ditawar-tawar lagi, Pujianto, A. (2015). Untuk meraih prestasi olahraga yang baik,

disamping usaha pembinaan dan pelatihan yang teratur, terarah dan kontiniu hendaknya

pembinaan tersebut juga diarahkan kepada pembinaan kondisi fisik sebagai faktor yang

paling dominan terhadap keberhasilan dalam meraih prestasi puncak atlet (Sepriadi, 2018).
Menurut Irawadi (2018) Daya tahan diartikan sebagai sebagai kemampuan atau

kesanggupan seseorang beraktivitas dengan intensitas tertentu dalam waktu rentang yang

cukup lama, tanpa kelelahan yang berlebihan. Kelelahan yang berlebihan akan

menyebabkan seseorang tidak sanggup melanjutkan pekerjaannya.

Menurut Ismaryati (2011:111) kekuatan atau yang biasa disebut Strength yaitu :

Tenaga kontraksi otot yang dicapai dalam sekali usaha maksimal usaha maksimal ini

dilakukan oleh otot atau sekelompok otot untuk mengatasi suatu tahanan. Kekuatan

merupakan unsur yang sangat penting dalam aktifitas olahraga, karena kekuatan merupakan

daya penggerak, pencegah cidera.

Ariyantini et al., 2016; Hidayat & Witarsyah, 2020) Kecepatan merupakan

kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu sesingkat mungkin. Gerakan

perubahan arah seperti langkah samping yang direncanakan sebelumnya tanpa perlu bereaksi

terhadap stimulus dapat digambarkan sebagai kecepatan perubahan arah (Young, James, &

Montgomery, 2002 ).

Kelincahan adalah persyaratan untuk mencapai keberhasilan kinerja yang tinggi

kelincahan juga diperlukan untuk melakukan gerakan teknik dan taktik habis habisan dengan

mempertahankan dinamika keseimbangan kecepatan (Chaabene, 2017). Menurut

Mappaompo (2011) Kelincahan adalah suatu bentuk gerakan yang mengharuskan

seorang atau pemain untuk bergerak dengan cepat dan mengubah arah serta tangkas.

Kelentukan dalah kemampuan dari sendi-sendi tubuh untuk dapat melakukan gerakan

secara maksimal sesuai dengan fungsi geraknya dalam melakukan semua aktifitas tanpa

terjadinya disfungsional atau cedera (Adnan 2019: 9). Syafruddin (2011) juga
mengemukakan bahwa keberhasilan melakukan gerakan-gerakan tergantung dari amplitudo

sendi atau luas gerakan yang seharusnya melebihi kelentukan yang dibutuhkan oleh gerakan.

Daya ledak otot tungkai merupakan kekuatan seseotang untuk mempergunakan otot

tungkainya (Ridwan 2017). Sedangkan menurut Maidarman (2016) Kekuatan otot tungkai

yang didapat dari latihan yang merupakan sekelompok otot untuk bergerak dengan motorik

tinggi berfungsi untuk mempermudah mempelajari teknik yang sangat bergantung dari

masing-masing individu. Sharkley (2011 : 158) tenaga atau daya ledak otot atau eksplosif

power adalah kekuatan maksimal yang dapat di arahkan dalam satu kontaksi.

METODE

Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriftif

yang menggambarkan apa adanya. Desain dalam penelitian ini adalah dengan melakukan

test untuk imengetahui tentang tingkati kondisii fisiki pemain sekolah sepakbola (SSB)

Muspani Kotai iPadang. Penelitian ini di laksanakan di SSB Muspan. Tempat pelaksanan tes

di lapangan TVRI dan waktu penelitian pada hari Rabu dan Jumat tanggal 14 dan 16 Juli

2021. Dalami penelitiani inii yang menjadi sampel yaitu pemain usia 14-17 tahun SSB

Muspan dengan jumlah pemain 18 orang. Yo-yo intermittent recovery test (level 1) daya

tahan aerobic menggunakan tes, “Yo-yo intermittent recovery test (level 1)”, Kekuatan

menggunakan tes “leg dynamometer”, kecepatan menggunakan tes “sprint 20 meter”,

kelincahan menggunakan tes “Illinois agility run test”, kelenturan menggunakan tes “sit and

reach test” dan daya ledak otot tungkai menggunakan tes “standing broad jump”.

Sesuai dengan tujuan serta pertanyaan dalam penelitian yang diajukan ini maka pengujian
data yang sudah diperoleh akan dianalisis melalui teknik yang sesuai dengan jenis serta tujuan
penelitian yaitu akan dianalisis dengan statistik deskriptif tabulasi frekuensi dengan rumus
sebagai berikut:
F
P= x 100 %
N

HASIL

1. Daya tahan aerobik (SSB) Muspan

Berdasarkan hasil tes diperoleh distance terendah 38,75 mL/min/kg dan tertinggi

adalah 45,47 mL/min/kg dengan rata-rata 41,67 mL/min/kg dan standar deviasi

1,81.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Daya Tahan Aerobik (SSB) Muspan


Norma Fr Kategori

>61.57 0% Sempurna
59.57-61.57 0% Baik sekali
58.23-59.23 0% Baik
54.88-57.90 0% Sedang
51.52-54.54 0% Kurang
<51.52 100% Kurang sekali

maka dapat disimpulkan bahwa dari 18 orang Pemain Sekolah Sepakbola (SSB) Muspan
Kota Padang,18 orang yang memiliki Daya Tahan Aerobik berada pada klasifikasi kurang sekali
atau sekitar (100%), dan tidakada yang memiliki Daya Tahan Aerobik berada pada klasifikasi
kurang, sedang, baik, baik sekali, serta sempurna.

20
18
18
16
14
Frekuensi

12
10
8
6
4
2
0 0 0 0 0
pu
r
se
k Ba da ur
a
g
s
k Se K an
em i
ur
S Ba Day Tahan Aerobik K
2. Kekuatan (SSB) Muspan

Berdasarkan hasil tes tersebut diperoleh kekuatan terendah 34,5 kg dan tertinggi adalah

111 kg dengan rata-rata 63,7 kg dan standar deviasi 24,4 kg.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi kekuatan (SSB) Muspan


Norma Fr Kategori

>54.50 67% Baik sekali


44.50-54.00 17% Baik
33.50-44.00 5% Sedang
27.50-33.00 11% Kurang
<24.00 0% Kurang sekali

maka dapat disimpulkan bahwa dari 18 orang Pemain Sekolah Sepakbola (SSB) Muspan

Kota Padang,tidak ada yang memiliki Kekuatan berada pada klasifikasi kurang sekali, 2

orang yang memiliki Kekuatan berada pada klasifikasi kurang atau sekitar (11%), 1 orang

yang memiliki Kekuatan berada pada klasifikasi sedang atau sekitar (6%), 3orang yang

memiliki Kekuatan berada pada klasifikasi baik atau sekitar (17%), 12 orang yang

memiliki Kekuatan berada pada klasifikasi baik sekali atau sekitar (67%).

14
12
12

10

8
Prekuensi

4 3
2
2 1
0
0
Baik Baik Sedang Kurang Kurang
Sekali Sekali

Kekuatan Otot Tungkai


3. Kecepatan (SSB) Muspan

Berdasarkan hasil tes tersebut diperoleh kecepatan terendah 2,8 detik dan tertinggi
adalah 3,8 detik dengan rata-rata 3,2 detik dan standar deviasi 0,27.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kecepatan (SSB) Muspan


Norma Fr Kategori

<3.04 25% Baik sekali


3.05-3.25 25% Baik
3.26-3.46 0% Sedang
3.47-3.67 0% Kurang
>3.68 0% Sangat kurang

maka dapat disimpulkan bahwa dari 18 orang Pemain Sekolah Sepakbola (SSB) Muspan
Kota Padang,1 orang yang memiliki Kemampuan Kecepatan berada pada klasifikasi
kurang sekali atau sekitar (6%), 3 orang yang memiliki Kemampuan Kecepatan berada
pada klasifikasi kurang atau sekitar (17%), 4 orang yang memiliki Kemampuan
Kecepatanberada pada klasifikasi sedang atau sekitar (22%), 5 orang yang memiliki
Kemampuan Kecepatanberada pada klasifikasi baik atau sekitar (28%), serta 5 orang
yang memiliki Kemampuan Kecepatan berada pada klasifikasi baik sekali atau sekitasr
(28%).

6
5 5
5
4
4
Prekuensi

3
3

2
1
1

0
Baik Baik Sedang Kurang Kurang
Sekali Sekali

Kecepatan
4. Kelincahan (SSB) Muspan

Berdasarkan hasil tes tersebut diperoleh kelincahan terendah 15,3 detik dan tertinggi
adalah 20,7 detik dengan rata-rata 17,4 detik dan standar deviasi 1,35.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Kelincahan (SSB) Muspan


Norma Fr Kategori

<15.2 0% Baik sekali


16.1-15.2 17% Baik
18.1-16.2 56% Sedang
18.3-18.2 5% Kurang
<18.3 22% Sangat kurang

maka dapat disimpulkan bahwa dari 18 orang Pemain Sekolah Sepakbola (SSB) Muspan
Kota Padang,4 orangyang memiliki Kemampuan Kelincahan berada pada klasifikasi
kurang sekali atau sekitar (22%), 1 orang yang memiliki Kemampuan Kelincahan berada
pada klasifikasi kurang atau sekitar (6%), 10 orangyang memiliki Kemampuan Kelincian
berada pada klasifikasi sedang atau sekitar (56%), 3 orang yang memiliki Kemampuan
Kelincahan berada pada klasifikasi baik atau sekitar (17%), serta tidak ada orang yang
memiliki Kemampuan Kelincahan berada pada klasifikasi baik sekali.

12
10
10

8
Prekuensi

6
4
4 3

2 1
0
0
Baik Baik Sedang Kurang Kurang
Sekali Sekali

Kelincahan
5. Kelentukan (SSB) Muspan

Berdasarkan hasil tes tersebutdiperoleh kelentukan terendah 30 cm dan tertinggi adalah


40 cm dengan rata-rata 27 cm dan standar deviasi 5,89.

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Kelentukan (SSB) Muspan


Norma Fr Kategori

>45 cm 0% Baik sekali


36-46 cm 11% Baik
26-35 cm 28% Sedang
20-25 cm 61% Kurang
20 cm 0% Sangat kurang

maka dapat disimpulkan bahwa dari 18orang Pemain Sekolah Sepakbola (SSB) Muspan
Kota Padang, tidak ada orangyang memiliki Kemampuan Kelentukanberada pada
klasifikasi kurang sekali, 11 orang yang memiliki Kemampuan Kelentukan berada pada
klasifikasi kurang atau sekitar (61%), 5 orang yang memiliki Kemampuan Kelentukan
berada pada klasifikasi sedang atau sekitar (28%), 2 orang yang memiliki Kemampuan
Kelentukanberada pada klasifikasi sedang atau sekitar (11%), serta tidak adaorangyang
memiliki Kemampuan Kelentukan berada pada klasifikasi baik, dan baik sekali.

12 11
10

8
Frekuensi

6 5
4
2
2
0 0
0
Baik Baik Sedang Kurang Kurang
Sekali Sekali

Kelentukan
6. Daya ledak otot tungkai (SSB) Muspan

Berdasarkan hasil tes tersebutdiperoleh daya ledak otot tungkai terendah 160 cmdan
tertinggi adalah 230 cm dengan rata-rata 192 cm dan standar deviasi 21,36

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Daya Ledak Otot Tungkai (SSB) Muspan


Norma Fr Kategori

>250 cm 0% Sangat Kurang(jelek)


241 - 250 cm 0% Kurang (dibawah rata-rata)
231 - 240 cm 0% Sedang (dibawah rata-rata)
221 - 230 cm 11% Baik (diatas rata-rata)
211 - 220 cm 17% Sangat Baik
<210 cm 72% Sempurna

maka dapat disimpulkan bahwa dari 18 orang Pemain Sekolah Sepakbola (SSB) Muspan
Kota Padang,13 orangyang memiliki Daya Ledak Otot Tungkai berada pada klasifikasi
sangat kurang atau sekitar (72%), 3 orangyang memiliki Daya Ledak Otot Tungkaiberada
pada klasifikasi kurang atau sekitar (17%), 2 orang yang memiliki Daya Ledak Otot
Tungkai berada pada klasifikasi sedang atau sekitar (11%), tidak ada orang yang memiliki
Daya Ledak Otot Tungkai berada pada klasifikasi baik, sangat baik, dan sempurna.

14 13
12

10

8
Frekuensi

4 3
2
2
0 0 0
0
a k k g g ...
u rn b ai Bai an ran ku
p d t
at Se Ku a
Se
m
ng a ng
Sa Daya Ledak Otot Tungkai S
7. Hasil Kondisi Fisik Secara Keseluruhan Pemain Sekolah Sepakbola (SSB)

Muspan Kota Padang

Berdasarkan dari hasil analisis masing-masing item tes, setelah data di peroleh kemudian

data tersebut dikonversi ke dalam nilai T-Skor. Dan diperoleh hasilnya sebagai berikut :

rata – rata 301,14 , skor minimal yaitu 247,98 , dan skor maksimal yaitu 354,78 , serta

standar deviasi 31,60.

Kondisi Fisik
8
8
6
4
Absolut

3 3
2 2
2
0
> 348,54 316,94 - 286,06 - 253,74 - <253,74
348,54 316,94 286,06

Batas Skala

PEMBAHASAN

Daya tahan aerobik Hendri, (2014:55) menjelaskan bahwa Pemain yang memiliki

daya tahan, kalau ia masih sangup bekerja terus menerus dalam periode waktu yang

relatif lama: contoh pemain sepakbola yang dianggap memiliki sebuah daya tahan, kalau

masih sanggub berlari kesana kemari mengintari lapangan, walaupun nafasnya memburu

sampai pertandingan berakhir 90 menit. Dengan demikian dapat dikatakan daya tahan

sangat berpengaruh terhadap prestasi Pemain Sekolah Sepakbola (SSB) Muspan Kota

Padang.
Kekuatan otot merupakan unsur penting untuk menggerakkan organ-organ

tubuh. Tanpa kekuatan otot yang besar, tidak akan tercapai prestasiyang maksimal.

Biasanya seorang atlet mempunyai keunggulan jauh lebih besar dibandingkan dangan

orang kebanyakan(Irawan,2017). Kekuatan otot tungkai diperlukan saat berlari,

menendang dan mempertahankan bola dari lawan.

Setelah ditelaah item tes yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa komponen

kondisi fisik kecepatan yang dimiliki Pemain Sekolah Sepak Bola (SSB) Muspan Kota

Padang berada pada kategori baik. Dengan hasil penelitian ini sebaiknya Pemain Sekolah

Sepakbola (SSB) Muspan Kota Padang menambah kecepatan, karena masih tergolong

baik. Apabila kecepatan baik sekali, maka pemain akan dapat bergerak lebih cepat.

Kecepatan merupakan kemampuan Pemain untuk melakukan gerak atau serangkaian

gerak secepat mungkin sebagai jawaban terhadap rangsang. Secara tidak lansung

berperan dalam aktivitas gerak pada olahraga sepakbola (Wahyu, 2013).

Kelincahan sering dapat kita amati dalam situasi permainan sepakbola, misalnya

pemain yang tergelincir dan jatuh di lapangan, namun masih dapat menguasai bola dan

membawa bola tersebut dengan tepat kepada temannya. Dan sebaliknya, pemain yang

kurang lincah mengalami situasi yang sama tidak saja mampu menguasai bola, namun

kemungkinan justru mengalami cedera karena jatuh (Dani, 2014). Jadi dapat disimpulkan

bahwa kelincahan sangat dibutuhkan dalam bermain sepakbola, karena pada saat

menerima bola dari lawan arah bola bersifat relatif, artinya berubah tidak sesuai dengan

yang diharapkan.

Kelentukan yaitu efektivitas Pemain dalam penyesuaian diri untuk segala aktivitas

dengan penguluran tubuh yang luas. Hal ini akan sangat mudah ditandai dengan tingkat
flexibilitas persendian pada seluruh tubuh. Fleksibilitas mengandung pengertian luas

gerak satu persendian atau beberapa persendian (Wahyu, 2013). Kelentukan pingang

sangat dibutuhkan pada saat melakukan tendangan salto atau pada saat melakukan

heading bola, karena pada saat melakukan headaing pngung akan mengarah keluar garis

prontal dan membentuk lengkungan pinggang 400 dan begitu juga dengan melakukan

tendangan salto gerakan tubuh akan bergerak kearah anterior dan membentugerak flekasi

pinggan.

Sedangnya daya ledak otot tungkai yang dimiliki Pemain Sekolah Sepakbola (SSB)

Muspan Kota Padang dikatakan masih kategori sangat kurang, dikarnakan kurangnya

bentuk latihan daya ledak otot tungkai yang dilakukan, dengan demikian diharapkan

pelatih dapat meberikan program latihan khusus yang berkaitan dengan daya ledak otot

tungkai seperti latihan plyometric. Karena latihan plyometrik merupakan bentuk latihan

yang berbentuk mengerakan kemampuan otot tungkai dalam bentuk kontraksi maksimal

cepat dan kuat sehingga latihan ini dapat membatu meningkatkan daya ledak otot tungkai

pemain yang dimiliki sekarang.


KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang kondisi fisik Pemain Sekolah Sepakbola (SSB)

Muspan Kota Padang yang telah diuraikan pada bab terdahulu dapat di kesimpulan bahwa :

Daya tahan aerobik yang dimiliki pemain SSB Muspan sekarang tergolong pada

kategori kurang sekali. Kekuatan yang dimiliki pemain SSB Muspan sekarang tergolong

pada kategori baik sekali. Kecepatan yang dimiliki pemain SSB Muspan sekarang tergolong

pada kategori baik. Kelincahan yang dimiliki pemain SSB Muspan sekarang tergolong pada

kategori sedang. Kelentukan yang dimiliki pemain SSB Muspan sekarang tergolong pada

kategori sedang. Daya ledak otot tungkai yang dimiliki pemain SSB Muspan sekarang

tergolong pada kategori sangat kurang. Jadi dapat di simpulkan bahwa Kondisi fisik pemain

SBB Muspan Kota Padang secara keseluruhan masih berda pada kategori cukup.

DAFTAR PUSTAKA

Adnan, A. 2019. Conribution of leg muscle explation power. Arm muscle wxplation power and
waist flexibility against smash ability. Performa olahraga, 4(02), 83-91
http://performa.ppj.unp.ac.id/index.php/kepel/ article/view/98
Anang Dwi Prasetyo. (2011). Tingkat Pengetahuan Taktik dan Strategi Pemain UKM Sepakbola
UNY Dalam Bermain Sepakbola. Skripsi. FIK UNY.
Ariyantini, K. M., Tianing, N. W., & Artini, I. G. A. (2016). Pelatihan Lari Akselerasi
Lebih Meningkatkan Kecepatan Lari 100 Meter dari pada Pelatihan Lari Interval
pada Siswa SMA di Kabupaten Badung. Majalah Ilmiah Fisioterapi Indonesia, 2(1), 19–
23.
Bozkurt, S., Coban, M, & demircan, U. 2020. The effect og football basic techcal training using
unilateral leg on bilateral leg tranfer in mele children. Journal og physical education, 31, 1-
3. https://www.scielo.br/j/jpe/a/gwSW4z6y bWH79spwRnkhC4K/abstract/?lang=en
Chaabene, H., Negra, Y., Capranica,L., Bouguezzi, R., Hachana, Y Rouahi, M. A.,& Mkaouer,
B. 2018. Validity and reliability of a new test of planned agility in elite taekwondo athletes.
The Journal of Strength &ConditioningResearch,32(9),2542-2547.
https://journals.lww.com/nsca-jscr/Abstract/2018/09000/Validity_and_Reliability_of_a_N
ew_Test_of_Planned.15.aspx
Dani Wahyuno, (2014). Studi Kondisi Fisik Pemain Sepak Bola Persatuan Sepak Bola Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu. Skripsi: Program Studi Pendidikan
Jasmani Dakesehatan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu.
Hal.22,2 http://repository.unib.ac.id/9024/
Gucciardi, D. F., Gordon, S., & Dimmock, J. A. (2008). Towards an Understanding of Mental
Toughness in Australian Football. Journal of Applied Sport Psychology, 20(3), 261-281.
https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/10413200801998556
Gunawan, Indra. (2009) Mencetak Olahragawan Atletik dan Sepakbola. Jakarta: IPA Abong.
Hendri Irawadi. (2014). Kondisi Fisik dan Pengukurannya. Padang: UNP Press.
Maidarman, M . (2016). Konstribusi kekuatan otot tungkai, kelentukan pinggang, dan
keseimbangan terhadap kemampuan start renang gaya kupu-kupu pada mahasiswa.
Performa.1 (02), 147-156. http://performa.ppj.unp.ac.id/index.php/kepel/article/view/83
Mappaompo, M. Adam. 2011. Kontribusi Koordinasi Mata-Kaki dan Kelincahan terhadap
Keterampilan Menggiring Bola Dalam Permainan Sepakbola Club Bilopa Kabupaten
Sinjai. Jurnal ILARA, 2 (1), 96-101. (20)
http://sportscience.ppj.unp.ac.id/index.php/jss/article/view/44
Pujianto, A. (2015). Profil Kondisi Fisik dan Keterampilan Teknik Dasar Atlet Tenis
Meja Usia Dini di Kota Semarang. Journal of Physical Education Health and Sport, 2(1),
38-42. https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpehs/article/view/3941
Rahmad, H. (2016). Pengaruh Penerapan Daya Tahan Kardivaskuler (Vo Max) dalam Permaian
Sepakbola PS Bina Utama. Jurnal Curricula, 1(2), 1–10.
https://doi.org/10.22216/jcc.v2i2.1009

Rampinini, E., Coutts, A., Castagna, C., Sassi, R., & Impellizzeri, F. (2007). Variation in top
level soccer match performance. International Journal of Sports Medicine, 28(12), 1018–
1024. https://www.thieme-connect.com/products/ejournals/abstract/10.1055/s-2007-
965158

Ridwan, M. (2017). Kontibusi daya ledak otot tungkai, kecepatan dan kelentukan dengan
kemampuan lompat jauh. Performa, 2(01), 69-81.
performa.ppj.unp.ac.id/index.php/kepel/article/view/67
Sepriadi, S., Arsil, A., & Mulia, A. D. (2019). Pengaruh Interval Training terhadap Kemampuan
Daya Tahan Aerobik Pemain Futsal. Jurnal Penjakora, 5(2), 121-127.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/PENJAKORA/article/view/17288
Sharkey, J. R., Nalty, C., Johnson, C. M., & Dean, W. R. (2012). Children's very low food
security is associated with increased dietary intakes in energy, fat, and added sugar among
Mexican-origin children (6-11 y) in Texas border Colonias. BMC pediatrics, 12(1), 1-12.
https://link.springer.com/article/10.1186/1471-2431-12-16
Syafruddin. (2011). Ilmu KepelatihanOlahraga Padang: FIK UNP.
Wahyu Lestari, (2013). Profil Kondisi Fisik Pemain Sepakbola Putri Binangun Kulon Progo
Yogyakarta. Skripsi: Program Studi Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta. Hl. 13,14.
Young, W. B., James, R., & Montgomery, I. (2002). Is muscle power related to running speed
with changes of direction? Journal of Sports Medicine and Physical Fitness, 42, 282–288.).
https://paulogentil.com/pdf/Is%20muscle%20power%20related%20to%20running
%20speed%20with%20changed%20of%20direction.pdf

Anda mungkin juga menyukai