Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS PERMASALAHAN LIMBAH ANORGANIK

Studi Kasus : Sampah Plastik Ancam Ekosistem Laut Makassar

MAKALAH

DOSEN PENGAMPU
Ellyke, S.KM., M.KL

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5 PENGOLAHAN LIMBAH KELAS C
Dinda Tiara Nurzahrah Dariswan (192110101060)
Khoirunnisa Yunita Winarismasari (192110101063)
Juniar Maulina Wardani (192110101065)
Khuriyyah Indraswari Utami (192110101066)
Rani Fauziyah Putri (192110101127)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JEMBER
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisis
Permasalahan Limbah Anorganik Studi Kasus : Sampah Plastik Ancam Ekosistem
Laut Makassar” dengan baik dan tepat pada waktunya tanpa ada halangan apapun.
Makalah ini dususun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengolahan Limbah.
Kami mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan
yang diberikan baik secara langsung maupun tidak langsung selama penyusunan
makalah ini hingga selesai. Secara khusus rasa terima kasih disampaikan kepada
Ibu Ellyke, S.KM., M.KL. selaku dosen pengampu Mata Kuliah Pengolahan
Limbah Fakultas Kesehatan Masyarakat yang telah memberikan bimbingan dan
arahan kepada kami pada saat proses praktikum maupun menyusun laporan
penelitian ini.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
sistematika penulisan maupun hasilnya. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca guna penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat menjadi media untuk menambah wawasan dan
pengetahuan serta dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jember, 16 Mei 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii


DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2. Tujuan Analisa .................................................................................................. 3
BAB II PERMASALAHAN ............................................................................................. 4
2.1. Studi Kasus Permasalahan.................................................................................... 4
2.2. Rangkuman Permasalahan ................................................................................... 4
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................................. 5
3.1. Definisi Sampah ..................................................................................................... 5
3.2. . Jenis jenis sampah................................................................................................ 5
3.3. Penyebab adanya timbulan sampah dan alasan masyarakat membuang ........ 7
sampah plastik ke perairan .......................................................................................... 7
3.4. Dampak membuang sampah plastik sembarangan ............................................ 7
BAB IV REKOMENDASI PENYELESAIAN MASALAH KESIMPULAN &
SARAN ............................................................................................................................... 9
4.1. Rekomendasi Penyelesaian masalah .................................................................... 9
4.2. Kesimpulan ........................................................................................................... 10
4.3. Saran ..................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 12
LAMPIRAN..................................................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang

Menurut (Suprihatin et al., 1996), jenis-jenis sampah dibagi menjadi dua


macam, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah anorganik
adalah sampah yang berasal dari sumber daya alam yang tidak terbarui, seperti
mineral dan sisa-sisa hasil produksi. Secara keseluruhan, sebagian dari zat
anorganik tidak dapat diuraikan oleh alam. Sedangkan sebagian lainnya lagi
dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Contoh sampah anorganik
adalah botol gelas, kaleng, dan logam.
Salah satu dari jenis sampah anorganik adalah sampah plastik. Plastik
adalah polimer hidrokarbon rantai panjang yang terdiri atas jutaan monomer
yang saling berikatan dan tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme
(Trisunaryanti, 2018). Sampah plastik membutuhkan waktu 200 sampai 1.000
tahun untuk dapat terurai. Sampah plastik dapat menimbulkan pencemaran
terhadap tanah, air tanah, dan makhluk bawah tanah. Bahkan racun dari partikel
plastik yang masuk ke dalam tanah akan membunuh hewan pengurai di dalam
tanah seperti cacing. Tidak hanya itu, PCB (Polychlorinated Biphenyls) yang
tidak dapat terurai meskipun termakan oleh binatang maupun tanaman akan
menjadi racun berantai sesuai urutan rantai makanan, dan masih banyak lagi
dampak negatif yang ditimbulkan oleh sampah plastik (Purwaningrum, 2016).
Data Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat
Statistik (BPS) menunjukkan sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton
per tahun. Sebanyak 3,2 juta ton di antaranya merupakan sampah plastik yang
dibuang ke laut. Sumber yang sama menyebutkan, kantong plastik yang
terbuang ke lingkungan sebanyak 10 miliar lembar per tahun atau sebanyak
85.000 ton kantong plastik. Sebelumnya, berdasarkan data The World Bank
tahun 2018, sebanyak 87 kota di pesisir Indonesia memberikan kontribusi
sampah ke laut diperkirakan sekitar 1, 27 juta ton. Dengan komposisi sampah

1
plastik mencapai 9 juta ton dan diperkirakan sekitar 3,2 juta ton adalah sedotan
plastik (Ardhani et al., 2020).

Matinya makhluk hidup seperti ikan paus jenis Physeter


Macrocephalus di wilayah laut Pulau Kapota, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi
Tenggara dan tiga ekor penyu di wilayah laut Pulau Pari, Kepulauan Seribu,
Jakarta Utara yang termasuk ke dalam hewan yang amat dilindungi oleh
undang-undang ini karena dalam perutnya tertelan plastik yang tidak bisa
dicerna secara sempurna. Hal ini membuka mata kita bahwa plastik tidak bisa
diurai oleh air laut, dan sangat berbahaya bagi makhluk hidup yang ada di laut
karena sudah banyak di buang masyarakat ke laut dalam berbagai bentuk dan
jenis sampah plastik (Qodriyatun, 2018). Sampah jenis plastik yang sudah
dipendam dalam tanah ini sulit hancur terurai atau terdegradasi (non-
biodegradable). Sampah plastik ini membutuhkan waktu beberapa generasi
kehidupan hingga ratusan tahun baru dapat terurai atau terdekomposisi dengan
sempurna oleh tanah (Karuniastuti, 2016).
Penumpukan sampah plastik tentu tidak dapat dibiarkan.
Penanggulangan limbah plastik dengan cara menguburnya ditanah tentu bukan
merupakan solusi yang baik mengingat sifatnya yang sulit terurai di alam,
apalagi dengan cara membakarnya dimana saat proses pembakaran dihasilkan
senyawa kimia berbahaya bagi manusia. Terdapat beberapa cara
penanggulangan limbah plastik selain mengubur ataupun membakarnya, antara
lain meliputi mengurangi penggunaan kantong plastik dengan menggantinya
dengan alat (kain) untuk membungkus barang atau dikenal dengan furoshiki;
pengolahan limbah plastik menggunakan metode fabrikasi; dan penggunaan
plastik biodegradable yang lebih mudah terurai di alam (Nasution, 2015).
Oleh karena itu, sampah plastik menjadi topik yang sangat diamati
belakangan ini akibat timbulan yang dihasilkan sangatlah banyak. Melihat
dampak timbulan sampah pleasti yang sangat banyak, perlu adanya
ketersediaan dan partisipasi dari seluruh elemen masyarakat dan juga
pemerintah dalam menangani masalah sampah plastik di Indonesia. Kreativitas

2
para pemuda juga dapat menjadi salah satu inovasi dalam menanggulangi dan
mengurangi timbulan sampah plastik.

1.2.Tujuan Analisa

Untuk mengumpulkan data serta informasi terkini dan terperinci terkait


permasalahan sampah plastik yang pada akhirnya data-data dan informasi ini
dapat digunakan untuk berbagai keperluan pencegahan, penanggulangan, serta
pengurangan timbulan sampah plastik di Indonesia.

3
BAB II
PERMASALAHAN

2.1. Studi Kasus Permasalahan

Judul : Sampah Plastik Ancam Ekosistem Laut Makassar


Penulis : Wahyu Chandra
Tahun : 2020
What : Permasalahan sampah plastik yang mengancam ekosistem laut
Makassar
Where : Sejumlah perairan di Kota Makassar, Sulawesi Selatan
When : Berita ini dirilis pada tanggal 4 November 2020
Who : Nirwan Dessibali, Direktur Yayasan Konservasi Laut Indonesia
(YKLI)
Why : Menumpuknya sampah plastik yang mengganggu ekosistem laut di
mana ditemukan paparan mikroplastik pada ikan di tempat
pelelangan ikan
How : Penelitian keterpaparan ikan konsumsi oleh mikroplastik dilakukan
dengan metode observasi langsung dengan hasil riset yang
menunjukkan kandungan mikroplastik pada ikan
2.2. Rangkuman Permasalahan
Sampah plastik masih menjadi permasalahan bagi seluruh dunia, tak
terkecuali Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Permasalahan sampah plastik ini
menjadi hal yang serius karena ekosistem laut mulai terpapar dengan
mikroplastik. Yayasan Konservasi Laut Indonesia (YKLI) mulai menanggapi
permasalahan ini karena Kota Makassar termasuk kota dengan konsumsi ikan
terbesar di Indonesia. Mikroplastik yang ada di ikan akan masuk ke tubuh
manusia ketika dikonsumsi. Sehingga permasalahan sampah plastik tidak
hanya menjadi masalah bagi lingkungan sekitar, melainkan juga menjadi
masalah kembali bagi manusia yang membuang sampah plastik tersebut.

4
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Definisi Sampah

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008


tentang Pengelolaan Sampah, sampah adalah sisa dari hasil kegiatan sehari hari
manusia dana tau proses alam yang berbentuk padat (UNDANG-UNDANG
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2008, 2008). Setiap kativitas
manusia selalu menghasilkan sampah yang jumlahnya sebanding dengan
konsumsi barang sehari-hari. Sampah bisa bersumber dari berbagai aktivitas
seperti rumha tangga, sampah pertanian, sisa material, dan sampah industri.
Penumpukan sampah disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah
volume sampah yang sangat besar sehingga malebihi kapasitas daya tampung
tempat pembuangan sampah akhir
Sebagian besar sampah yang dihasilkan adalah sampah plastik. Data
Asosiasi Industru Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik
(BPS) menunjukkan bahwa sampah plastik yang dihasilkan oleh Indonesia
mencapi 64 juta ton per tahun dan sebanyak 3,2 juta ton sampah plastik dibuang
ke laut (Ardhani & King, 2020). Hal tersebut dapat menyebabkan dampak
buruk bagi kehidupan makhluk hidup di air.
3.2. . Jenis jenis sampah
Menurut Prof. Enri Damanhuri dan Dr. Tri Padmi dalam bukunya yang
berjudul Pengelolaan Sampah, sampah dikelompokkan menjadi beberapa
bagian (Damanhuri & Padmi, 2010) :

1) Berdasarkan Sumbernya
a. Pemukiman : biasanya berada di rumah atau apartemen. Jenis
sampah yang ditimbulkan antara lain sisa makanan, kertas, kardus,
plastik, tekstil, kulit, sampah kebun, kayu, kaca, logam, barang bekas
rumah tangga, limbah berbahaya dan sebagainya
b. Daerah komersial: yang meliputi pertokoan, rumah makan, pasar,
perkantoran, hotel, dan lain-lain. Jenis sampah yang ditimbulkan antara

5
lain kertas, kardus, plastik, kayu, sisa makanan, kaca, logam, limbah
berbahaya dan beracun, dan sebagainya
c. Institusi: yaitu sekolah, rumah sakit, penjara, pusat pemerintahan, dan
lan-lain. Jenis sampah yang ditimbulkan sama dengan jenis sampah
pada daerah komersial
d. Konstruksi dan pembongkaran bangunan: meliputi pembuatan
konstruksi baru, perbaikan jalan, dan lain-lain. Jenis sampah yang
ditimbulkan antara lain kayu, baja, beton, debu, dan lain-lain
e. Fasilitas umum: seperti penyapuan jalan, taman, pantai, tempat
rekreasi, dan lain-lain. Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain
rubbish, sampah taman, ranting, daun, dan sebagainya
f. Pengolah limbah domestik seperti Instalasi pengolahan air minum,
Instalasi pengolahan air buangan, dan insinerator. Jenis sampah yang
ditimbulkan antara lain lumpur hasil pengolahan, debu, dan sebagainya
g. Kawasan Industri: jenis sampah yang ditimbulkan antara lain sisa
proses produksi, buangan non industri, dan sebagainya
h. Pertanian: jenis sampah yang dihasilkan antara lain sisa makanan
busuk, sisa pertanian
2) Berdasarkan cara penanganan dan pengelolaan
a. Komponen mudah membusuk (putrescible): sampah rumah tangga,
sayuran, buah-buahan, kotoran binatang, bangkai, dan lain-lain
b. Komponen bervolume besar dan mudah terbakar (bulky combustible):
kayu, kertas, kain plastik, karet, kulit dan lain-lain
c. Komponen bervolume besar dan sulit terbakar (bulky noncombustible):
logam, mineral, dan lain-lain
d. Komponen bervolume kecil dan mudah terbakar (small combustible)
e. Komponen bervolume kecil dan sulit terbakar (small noncombustible)
f. Wadah bekas: botol, drum dan lain-lain
g. Tabung bertekanan/gas
h. Serbuk dan abu: organik (misal pestisida), logam metalik, non metalik,
bahan amunisi dsb

6
i. Lumpur, baik organik maupun non organik
j. Puing bangunan
k. Kendaraan tak terpakai
l. Sampah radioaktif

3.3. Penyebab adanya timbulan sampah dan alasan masyarakat membuang


sampah plastik ke perairan

Sampah telah menjadi masalah dunia sejak dahulu. Namun, kini


perhatian masyarakat global tertuju pada banyaknya sampah, terutama
sampah plastik yang tersebar ke seluruh penjuru laut dan mencemari
ekosistem tersebut. Sampah yang dibuang tersebut adalah sampah plastik
impor Indonesia yang berasal dari negara-negara Industri, seperti Belanda,
Jerman, Amerika-Serikat, Jepang, Singapura, dan Hongkong. Plastik sudah
menjadi dominasi insdustri makanan Indonesia yang biasanya dijadikan
sebagai kemasan makanan. Peningkatan penggunaan barang-barang berbahan
dasar plastik berbanding lurus terhadap limbah plastik yang dihasilkan, yang
akhirnya bermuara pada rusaknya keseimbangan alam (Nasution, 2015).
Penyebab adanya timbulan sampah plastik yaitu adanya penggunaan
plastik sebagai kebutuhan utama untuk membungkus makanan. Pola
konsumsi masyarakat yang tinggi juga menyebabkan adanya timbulan
sampah plastik yang sangat merugikan lingkungan. Alasan masyarakat
membuang sampah plastik ke perairan biasanya dikarenakan rasa malas
karena tempat sampah jauh dari jangkauan masyarakat, membuang sampai ke
perairan dinilai lebih praktis dan gratis serta telah menjadi suatu kebiasaan
masyarakat.

3.4. Dampak membuang sampah plastik sembarangan

Dalam kehidupan sehari-hari plastik merupakan produk yang dikemas


dalam berbagai bentuk dan fungsi serta banyak digunakan oleh masyarakat.
Penggunaan berbagai jenis plastik secara berlebihan dapat berdampak negatif
bagi kesehatan dan lingkungan. Sampah plastik yang terbawa arus laut dapat

7
mencemari biota laut, bahkan dapat menimbulkan kematian pada hewan-
hewan laut. Kematian sejumlah hewan laut sekitar satu juta burung laut, seratus
ribu mamalia laut, serta ikan-ikan dikarenakan mengkonsumsi limbah plastik
(Nasution, 2015). Di darat, tanah yang mengandung racun partikel plastik dapat
membunuh hewan pengurai, seperti cacing yang berakibat menurunkan tingkat
kesuburan tanah. Sampah yang menumpuk di sungai dapat menimbulkan
penyumbatan aliran sungai, sehingga terjadi banjir. Dampak negatif bagi
manusia, asap pembakaran limbah plastik dapat memicu penyakit kanker,
gangguan pernapasan, gangguan sistem saraf, serta hepatitis.

8
BAB IV
REKOMENDASI PENYELESAIAN MASALAH
KESIMPULAN & SARAN

4.1. Rekomendasi Penyelesaian masalah


Rekomendasi penyelesaian masalah berdasarkan artikel berjudul
“Sampah Plastik Ancam Ekosistem Laut Makassar” adalah sebagai berikut :
1) Melakukan aksi dan sosialisasi secara nyata untuk membersihkan sampah
yang ada di Laut Makassar dengan melibatkan lembaga-lembaga terkait
seperti YKLI, Econusa, kelompok pemuda lokal, hingga lembaga
multinasional peduli lingkungan. Aksi dan sosialisasi dapat dilakukan
dengan melakukan pembersihan dan pemilahan pantai hingga perairan laut
dari sampah plastik. Sedangkan sosialisasi dapat dilakukan dengan
melakukan intervensi langsung khususnya ke masyarakat sekitar pesisir
untuk membuang sampah plastik di tempatnya serta peningkatan kesadaran
dengan membersihkan lingkungan dari tumpukan sampah plastik. Selain itu
program pembersihan juga dapat dilakukan secara berkala pada bagian hulu
sungai yang menuju Laut Makassar sehingga sampah plastik tidak sampai
menuju laut.
2) Mengurangi pemakaian plastik sekali pakai dengan melakukan kampanye
program seperti zero waste guna mencegah penumpukan dan pembuangan
sampah plastik dari darat ke laut. Program zero waste sendiri merupakan
sebuah program yang terfokus pada penggunaan kembali produk yang bisa
digunakan kembali dengan tujuan untuk menghindari pemakaian barang
sekali pakai yang dapat menimbulkan timbulan sampah (Imron, 2019).
Program ini terfokus pada kegiatan Refuse, Reduce, dan Reuse untuk barang
daur ulang dan Reycle, Rot bagi barang yang sudah tidak bisa didaur ulang.
3) Program pengurangan sampah plastik dapat dilakukan dengan
memberlakukan pengetatan aturan pemakaian plastik sekali pakai seperti
kantung plastik belanja dan bungkus makanan. Dalam usaha ini, Pemkot
Makassar sudah mempunyai aturan khusus yaitu Perwali No 70 Tahun 2019

9
Tentang Penendalian Penggunaan Kantong Plastik yang mulai berlaku pada
tahun 2020. Pada peraturan tersebut tertulis bahwa setiap elemen
masyarakat mempunyai peran masing-masing dalam usaha pengurangan
penggunaan kantong plastik seperti menggunakan bahan pengganti platik
yang lebih ramah lingkungan, melakukan program bersih-bersih pantai,
hingga program kemitraan. Sebagaimana dalam aperwali tersebut tertulis
sanksi administratif bagi mereka yang melanggar proses pengendalian
dengan fokus utama bagi pelaku usaha dan penyedia kantong plastik
4) Melakukan program daur ulang sampah plastik dengan melakukan
pemilahan terlebih dahulu sebelum dibuang ke TPA sehingga sampah
plastik dapat bernilai ekonomis terutama bagi masyarakat sekitar pesisir
Laut Makassar.
4.2. Kesimpulan
Sampah adalah sisa dari hasil kegiatan sehari-hari manusia dan atau
proses alam yang berbentuk padat. Sampah plastik merupakan jenis sampah
yang paling banyak dihasilkan oleh manusia dengan total yang dihasilkan
masyarakat Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun dan 3,2 juta ton sampah
plastik terbuang di lautan. Penyebab tingginya jumlah sampah plastik yang
dihasilkan per tahun disebabkan karena penggunaan plastik dalam kehidupan
sehari-hari sangat tinggi. Plastik-plastik tersebut secara umum digunakan
sebagai wadah dan pembungkus makanan yang biasanya digunakan sekali
pakai. Rendahnya kesadaran dalam penggunaan kembali dan pembuangan
sampah plastik secara sembarangan dapat menyebabkan tingginya jumlah
sampah plastik yang dihasilkan oleh manusia.
Perairan seperti sungai dan laut merupakan tempat pembuangan
sampah plastik yang sering dituju oleh masyarakat. Jarak tempat sampah yang
jauh dan rasa malas dalam mengolah sampah menjadikan mereka memilih
perairan sebagai tempat pembuangan sampah. Hal tersebut terjadi karena
sampah yang mereka buang tidak mengotori tempat tinggal mereka namun
terbawa arus air. Dampak yang dihasilkan oleh pembuangan sampah plastik ke
perairan dapat menyebabkan pencemaran laut yang dapat merusak ekosistem

10
biota laut hingga kematian biota akibat keracunan plastik di sumber makanan
mereka. Selain itu, sampah plastik juga dapat menyebabkan keracunan bagi
manusia akibat adanya kandungan mikroplastik di dalam ikan konsumsi di laut
tercemar. Pencemaran sampah plastik yang terjadi di Laut Makassar adalah
sebuah kasus pencemaran laut yangs serius karena Laut Makassar memegang
penting dalam produksi ikan dan lalu lintas transportasi laut. Pengendalian
dapat dilakukan dengan terfokus pada pencegahan timbulan dan pembersihan
sampah plastik yang ada di Laut Makassar
4.3. Saran
Pengendalian kasus pencemaran sampah plastik di perairan, terutama di
Laut Makassar harus segera dilakukan melihat akibat yang telah ditimbulkan
seperti kematian biota laut, terganggungnya jalur transportasi laut, hingga
kandungan mikroplastik pada ikan konsumsi. Program pengendalian dapat
dilakukan dengan kerja sama terpadu antara pemerintah setempat dengan
organisasi lingkungan dengan membersihkan pesisir dan laut dari sampah
plastik, edukasi dan gerakan masyarakat untuk rutin dalam pemilahan sampah
sebelum masuk TPA dan pembuangan sampah di tempat sampah. Selain itu,
penegakkan aturan Perwali No 70 Tahun 2019 Tentang Pengendalian
Penggunaan Kantong Plastik oleh seluruh elemen pemerintah dan masyarakat
dapat mengurangi penggunaan plastik sekali pakai terutama di usaha dan
perindustrian. Pencegahan adanya timbulan sampah plastik dari jumlah
penggunaan plastik merupakan langkah utama untuk mengurangi pembuangan
sampah plastik di perairan yang dapat berakhir di Laut Makassar.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ardhani, A. D., Pongtuluran, Y. A., & King, L. I. (2020). Dua Sisi Mata Uang :
Kebijakan Publik dan Penanganan Sampah Plastik di Indonesia. Kacamata
Driyarkara, 1–16.

Damanhuri, P. E., & Padmi, D. T. (2010). Pengelolaan Sampah.


https://doi.org/10.1364/josaa.1.000711

Imron, M. (2019). What is Zero Waste? Retrieved May 16, 2021, from
Zerowaste.id website: https://zerowaste.id/zero-waste-lifestyle/what-is-zero-
waste-anyway/
Karuniastuti, N. (2016). Bahaya Plastik terhadap Kesehatan dan Lingkungan.
Jurnal Forum Teknologi, 3(1), 6–14.http://pusdiklatmigas.esdm.go.id/file/t2-
_Bahaya_Plastik_---_Nurhenu_K.pdf

Nasution, R. S. (2015). Berbagai Cara Penanggulangan Limbah Plastik. Journal


of Islamic Science and Technology, 1(1), 97–104. http://jurnal.ar-
raniry.ac.id/index.php/elkawnie/article/view/522. Diakses 01 Januari 2021

Purwaningrum, P. (2016). Upaya Mengurangi Timbulan Sampah Plastik di


Lingkungan. Indonesian Journal of Urban Environmental Technology, 8(2),
141–147.

Qodriyatun, S. N. (2018). Sampah Plastik: Dampaknya terhadap Pariwisata dan


Solusi. Info Singkat, Kajian Singkat Terhadap Isu Aktual Dan Strategis,
10(23), 124–132. https://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info
Singkat-X-23-I-P3DI-Desember-2018-189.pdf

Suprihatin, A., Prihanto, D., & Gelbert, M. (1996). Pengolahan Sampah.


PPPGT/VEDC Malang.

Trisunaryanti, W. (2018). Dari Sampah Plastik Menjadi Bensin dan Solar. Gadjah
Mada University Press.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2008, 69


(2008).

12
LAMPIRAN

Sumber berita yang digunakan sebagai bahan analisis

13

Anda mungkin juga menyukai