MAKALAH
DOSEN PENGAMPU
Ellyke, S.KM., M.KL
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 5 PENGOLAHAN LIMBAH KELAS C
Dinda Tiara Nurzahrah Dariswan (192110101060)
Khoirunnisa Yunita Winarismasari (192110101063)
Juniar Maulina Wardani (192110101065)
Khuriyyah Indraswari Utami (192110101066)
Rani Fauziyah Putri (192110101127)
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisis
Permasalahan Limbah Anorganik Studi Kasus : Sampah Plastik Ancam Ekosistem
Laut Makassar” dengan baik dan tepat pada waktunya tanpa ada halangan apapun.
Makalah ini dususun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengolahan Limbah.
Kami mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan
yang diberikan baik secara langsung maupun tidak langsung selama penyusunan
makalah ini hingga selesai. Secara khusus rasa terima kasih disampaikan kepada
Ibu Ellyke, S.KM., M.KL. selaku dosen pengampu Mata Kuliah Pengolahan
Limbah Fakultas Kesehatan Masyarakat yang telah memberikan bimbingan dan
arahan kepada kami pada saat proses praktikum maupun menyusun laporan
penelitian ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
sistematika penulisan maupun hasilnya. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca guna penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat menjadi media untuk menambah wawasan dan
pengetahuan serta dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
1
plastik mencapai 9 juta ton dan diperkirakan sekitar 3,2 juta ton adalah sedotan
plastik (Ardhani et al., 2020).
2
para pemuda juga dapat menjadi salah satu inovasi dalam menanggulangi dan
mengurangi timbulan sampah plastik.
1.2.Tujuan Analisa
3
BAB II
PERMASALAHAN
4
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Definisi Sampah
1) Berdasarkan Sumbernya
a. Pemukiman : biasanya berada di rumah atau apartemen. Jenis
sampah yang ditimbulkan antara lain sisa makanan, kertas, kardus,
plastik, tekstil, kulit, sampah kebun, kayu, kaca, logam, barang bekas
rumah tangga, limbah berbahaya dan sebagainya
b. Daerah komersial: yang meliputi pertokoan, rumah makan, pasar,
perkantoran, hotel, dan lain-lain. Jenis sampah yang ditimbulkan antara
5
lain kertas, kardus, plastik, kayu, sisa makanan, kaca, logam, limbah
berbahaya dan beracun, dan sebagainya
c. Institusi: yaitu sekolah, rumah sakit, penjara, pusat pemerintahan, dan
lan-lain. Jenis sampah yang ditimbulkan sama dengan jenis sampah
pada daerah komersial
d. Konstruksi dan pembongkaran bangunan: meliputi pembuatan
konstruksi baru, perbaikan jalan, dan lain-lain. Jenis sampah yang
ditimbulkan antara lain kayu, baja, beton, debu, dan lain-lain
e. Fasilitas umum: seperti penyapuan jalan, taman, pantai, tempat
rekreasi, dan lain-lain. Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain
rubbish, sampah taman, ranting, daun, dan sebagainya
f. Pengolah limbah domestik seperti Instalasi pengolahan air minum,
Instalasi pengolahan air buangan, dan insinerator. Jenis sampah yang
ditimbulkan antara lain lumpur hasil pengolahan, debu, dan sebagainya
g. Kawasan Industri: jenis sampah yang ditimbulkan antara lain sisa
proses produksi, buangan non industri, dan sebagainya
h. Pertanian: jenis sampah yang dihasilkan antara lain sisa makanan
busuk, sisa pertanian
2) Berdasarkan cara penanganan dan pengelolaan
a. Komponen mudah membusuk (putrescible): sampah rumah tangga,
sayuran, buah-buahan, kotoran binatang, bangkai, dan lain-lain
b. Komponen bervolume besar dan mudah terbakar (bulky combustible):
kayu, kertas, kain plastik, karet, kulit dan lain-lain
c. Komponen bervolume besar dan sulit terbakar (bulky noncombustible):
logam, mineral, dan lain-lain
d. Komponen bervolume kecil dan mudah terbakar (small combustible)
e. Komponen bervolume kecil dan sulit terbakar (small noncombustible)
f. Wadah bekas: botol, drum dan lain-lain
g. Tabung bertekanan/gas
h. Serbuk dan abu: organik (misal pestisida), logam metalik, non metalik,
bahan amunisi dsb
6
i. Lumpur, baik organik maupun non organik
j. Puing bangunan
k. Kendaraan tak terpakai
l. Sampah radioaktif
7
mencemari biota laut, bahkan dapat menimbulkan kematian pada hewan-
hewan laut. Kematian sejumlah hewan laut sekitar satu juta burung laut, seratus
ribu mamalia laut, serta ikan-ikan dikarenakan mengkonsumsi limbah plastik
(Nasution, 2015). Di darat, tanah yang mengandung racun partikel plastik dapat
membunuh hewan pengurai, seperti cacing yang berakibat menurunkan tingkat
kesuburan tanah. Sampah yang menumpuk di sungai dapat menimbulkan
penyumbatan aliran sungai, sehingga terjadi banjir. Dampak negatif bagi
manusia, asap pembakaran limbah plastik dapat memicu penyakit kanker,
gangguan pernapasan, gangguan sistem saraf, serta hepatitis.
8
BAB IV
REKOMENDASI PENYELESAIAN MASALAH
KESIMPULAN & SARAN
9
Tentang Penendalian Penggunaan Kantong Plastik yang mulai berlaku pada
tahun 2020. Pada peraturan tersebut tertulis bahwa setiap elemen
masyarakat mempunyai peran masing-masing dalam usaha pengurangan
penggunaan kantong plastik seperti menggunakan bahan pengganti platik
yang lebih ramah lingkungan, melakukan program bersih-bersih pantai,
hingga program kemitraan. Sebagaimana dalam aperwali tersebut tertulis
sanksi administratif bagi mereka yang melanggar proses pengendalian
dengan fokus utama bagi pelaku usaha dan penyedia kantong plastik
4) Melakukan program daur ulang sampah plastik dengan melakukan
pemilahan terlebih dahulu sebelum dibuang ke TPA sehingga sampah
plastik dapat bernilai ekonomis terutama bagi masyarakat sekitar pesisir
Laut Makassar.
4.2. Kesimpulan
Sampah adalah sisa dari hasil kegiatan sehari-hari manusia dan atau
proses alam yang berbentuk padat. Sampah plastik merupakan jenis sampah
yang paling banyak dihasilkan oleh manusia dengan total yang dihasilkan
masyarakat Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun dan 3,2 juta ton sampah
plastik terbuang di lautan. Penyebab tingginya jumlah sampah plastik yang
dihasilkan per tahun disebabkan karena penggunaan plastik dalam kehidupan
sehari-hari sangat tinggi. Plastik-plastik tersebut secara umum digunakan
sebagai wadah dan pembungkus makanan yang biasanya digunakan sekali
pakai. Rendahnya kesadaran dalam penggunaan kembali dan pembuangan
sampah plastik secara sembarangan dapat menyebabkan tingginya jumlah
sampah plastik yang dihasilkan oleh manusia.
Perairan seperti sungai dan laut merupakan tempat pembuangan
sampah plastik yang sering dituju oleh masyarakat. Jarak tempat sampah yang
jauh dan rasa malas dalam mengolah sampah menjadikan mereka memilih
perairan sebagai tempat pembuangan sampah. Hal tersebut terjadi karena
sampah yang mereka buang tidak mengotori tempat tinggal mereka namun
terbawa arus air. Dampak yang dihasilkan oleh pembuangan sampah plastik ke
perairan dapat menyebabkan pencemaran laut yang dapat merusak ekosistem
10
biota laut hingga kematian biota akibat keracunan plastik di sumber makanan
mereka. Selain itu, sampah plastik juga dapat menyebabkan keracunan bagi
manusia akibat adanya kandungan mikroplastik di dalam ikan konsumsi di laut
tercemar. Pencemaran sampah plastik yang terjadi di Laut Makassar adalah
sebuah kasus pencemaran laut yangs serius karena Laut Makassar memegang
penting dalam produksi ikan dan lalu lintas transportasi laut. Pengendalian
dapat dilakukan dengan terfokus pada pencegahan timbulan dan pembersihan
sampah plastik yang ada di Laut Makassar
4.3. Saran
Pengendalian kasus pencemaran sampah plastik di perairan, terutama di
Laut Makassar harus segera dilakukan melihat akibat yang telah ditimbulkan
seperti kematian biota laut, terganggungnya jalur transportasi laut, hingga
kandungan mikroplastik pada ikan konsumsi. Program pengendalian dapat
dilakukan dengan kerja sama terpadu antara pemerintah setempat dengan
organisasi lingkungan dengan membersihkan pesisir dan laut dari sampah
plastik, edukasi dan gerakan masyarakat untuk rutin dalam pemilahan sampah
sebelum masuk TPA dan pembuangan sampah di tempat sampah. Selain itu,
penegakkan aturan Perwali No 70 Tahun 2019 Tentang Pengendalian
Penggunaan Kantong Plastik oleh seluruh elemen pemerintah dan masyarakat
dapat mengurangi penggunaan plastik sekali pakai terutama di usaha dan
perindustrian. Pencegahan adanya timbulan sampah plastik dari jumlah
penggunaan plastik merupakan langkah utama untuk mengurangi pembuangan
sampah plastik di perairan yang dapat berakhir di Laut Makassar.
11
DAFTAR PUSTAKA
Ardhani, A. D., Pongtuluran, Y. A., & King, L. I. (2020). Dua Sisi Mata Uang :
Kebijakan Publik dan Penanganan Sampah Plastik di Indonesia. Kacamata
Driyarkara, 1–16.
Imron, M. (2019). What is Zero Waste? Retrieved May 16, 2021, from
Zerowaste.id website: https://zerowaste.id/zero-waste-lifestyle/what-is-zero-
waste-anyway/
Karuniastuti, N. (2016). Bahaya Plastik terhadap Kesehatan dan Lingkungan.
Jurnal Forum Teknologi, 3(1), 6–14.http://pusdiklatmigas.esdm.go.id/file/t2-
_Bahaya_Plastik_---_Nurhenu_K.pdf
Trisunaryanti, W. (2018). Dari Sampah Plastik Menjadi Bensin dan Solar. Gadjah
Mada University Press.
12
LAMPIRAN
13