Anda di halaman 1dari 10

NAMA:MUHAMMAD ILHAM NUR R

NO :22
KELAS:XI TFLM
PERSIAPAN MENUJU HARI AKHIR

‫ﺕ ﺃَ ْﻋ َﻤﺎﻟِﻨَﺎ َﻣ ْﻦ ﻳَ ْﻬ ِﺪ ِﻩ‬
ِ ‫ﺇِ ّﻥ ْﺍﻟ َﺤ ْﻤ َﺪ ِﻪﻠﻟِ ﻧَﺤْ َﻤ ُﺪﻩُ َﻭﻧَ ْﺴﺘَ ِﻌ ْﻴﻨُﻪُ َﻭﻧَ ْﺴﺘَ ْﻐﻔِ ُﺮﻩُ َﻭﻧَﻌُﻮْ ُﺫ ﺑِﺎﻪﻠﻟِ ِﻣ ْﻦ ُﺷﺮُﻭْ ِﺭ ﺃَ ْﻧﻔُ ِﺴﻨَﺎ َﻭ َﺳﻴّﺌَﺎ‬
‫ﻀ ّﻞ‬ ِ ‫ﻪﻠﻟﺍُ ﻓَﻼَ ُﻣ‬
ُ‫ﻱ ﻟَﻪُ ﺃَ ْﺷﻬَ ُﺪ ﺃَ ْﻥ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻّ ﻪﻠﻟﺍُ َﻭﺃَ ْﺷﻬَ ُﺪ ﺃَ ّﻥ ُﻣ َﺤ ّﻤﺪًﺍ َﻋ ْﺒ ُﺪﻩُ َﻭ َﺭﺳُﻮْ ﻟُﻪ‬
َ ‫ﻟَﻪُ َﻭ َﻣ ْﻦ ﻳُﻀْ ﻠِﻞْ ﻓَﻼَ ﻫَﺎ ِﺩ‬
‫ﺻ ّﻞ َﻭ َﺳﻠّ ْﻢ ﻋَﻠﻰ ُﻣ َﺤ ّﻤ ٍﺪ َﻭﻋَﻠﻰ ﺁﻟِ ِﻪ ِﻭﺃَﺻْ َﺤﺎﺑِ ِﻪ َﻭ َﻣ ْﻦ ﺗَﺒِ َﻌﻬُ ْﻢ ﺑِﺈِﺣْ َﺴﺎ ٍﻥ ﺇِﻟَﻰ ﻳَﻮْ ِﻡ ﺍﻟ ّﺪﻳْﻦ‬
َ ‫ ﺍَﻟﻠﻬُ ّﻢ‬.
َ‫ﻖ ﺗُﻘَﺎﺗِ ِﻪ َﻭﻻَ ﺗَ ُﻤﻮْ ﺗُ ّﻦ ﺇِﻻّ َﻭﺃَ ْﻧﺘُ ْﻢ ُﻣ ْﺴﻠِ ُﻤﻮْ ﻥ‬
ّ ‫ﻳَﺎﺃَﻳّﻬَﺎ ﺍﻟّ َﺬ ْﻳﻦَ ﺁ َﻣﻨُﻮْ ﺍ ﺍﺗّﻘُﻮﺍ ﻪﻠﻟﺍَ َﺣ‬
(Innal hamda lillaah, nahmaduhuu wanastaiinuhuu wanastaghfiruh, wanauudzu
billaahi min suruuri anfusinaa, wamin sayyiaati a’maalinaa, mayyahdillaahu falaa
mudlillalah, waman yudlilhu falaa haadiyalah.

Asyhadu allaa Ilaaha illalloohu wahdahuu laa syariikalah, waasyhadu anna


Muhammadan abduhuu warasuuluh.

Allaahumma sholli ‘alaa Muhammadin, wa ‘alaa aalihii waash haabiihii ajmaiin.

Innallooha wa malaaikatahuu yusholluuna ‘alan Nabi, yaa ayyuhalladziina


aamanuu sholluu ‘alaihi wa sallimuu tasliimaa.

Ya ayyuhaladzi naamanu, taqullooha haqqa tuqaatih, walaa tamuutunna illa


waantum muslimuun.)

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Marilah kita senantiasa memuji Allah Subhanahu wa Ta’ala yang


menjadikan hidup dan mati, untuk menguji hamba-hamba-Nya
sehingga terbedakan siapa yang paling baik amalannya di antara
mereka. Begitu pula kita memuji Allah Subhanahu wa
Ta’ala, Rabb yang menciptakan manusia untuk beribadah kepada-
Nya dan memuliakan hamba-hamba-Nya yang menaati-Nya. Maka,
sungguh berbahagialah orang-orang yang bertakwa kepada-Nya. Dan
sungguh merugilah orang-orang yang bermaksiat kepada-Nya.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi yang
mulia, sayyidina Muhammad ibn ‘Abdillah, keluarganya, para
sahabatnya dan orang-orang yang senantiasa mengikuti jalannya.

Hadirin rahimakumullah,

Ketahuilah, bahwa kehidupan dunia ini ibarat tempat penyeberangan


yang sedang dilalui oleh orang-orang yang hidup di dalamnya. Setiap
orang akan melewati dan meninggalkannya, lalu menuju kehidupan
yang sesungguhnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan dunia ini
sebagai tempat beramal dan akhirat sebagai tempat pembalasan
amalan. Maka setiap orang yang beramal, dia akan melihat
balasannya. Dan orang yang lalai akan menyesali perbuatannya.
Setiap orang yang menjalani kehidupan dunia ini akan ada saat
berakhirnya. Hari pembalasan pasti akan datang, dan apa saja yang
akan datang adalah sesuatu yang dekat. Maka, janganlah kita tertipu
dengan gemerlapnya kehidupan dunia yang sementara ini, sehingga
melalaikan dari kehidupan yang sesungguhnya di akhirat nanti.

Saudara-saudaraku kaum muslimin rahimakumullah,

Ingatlah, bahwa kematian adalah suatu kepastian yang akan


menimpa seseorang. Kematian akan memisahkan dirinya dari
keluarga, harta, serta tempat tinggalnya. Allah Subhanahu wa
Ta’ala telah memberitakan melalui firman-Nya, bahwa di antara
manusia ada yang akan mendapatkan pertolongan dan mendapatkan
kabar gembira pada saat kematiannya, serta ada pula yang
merasakan ketakutan yang luar biasa. Allah Subhanahu wa
Ta’ala menyebutkan keadaan orang-orang yang bahagia saat
kematiannya dalam firman-Nya,

ْ ‫والَت‬
‫َح َز ُنوا‬ َ ‫مالَِئكَةُ َأآلتَخَا ُفوا‬ َ ‫م ا ْل‬ ُ ‫ه‬ ِ ‫ل عَ لَ ْي‬ُ ‫تَ َت َن َّز‬
‫ن‬
ُ ‫َح‬ ْ ‫ ن‬. ‫ون‬َ ‫م ُتوعَ ُد‬ ْ ‫كن ُت‬ ُ ‫ة الَّ ِتي‬ َ ‫ش ُروا بِا ْل‬
ِ ‫ج َّن‬ ِ ‫وَأ ْب‬ َ
‫م‬ ُ َ‫ول‬
ْ ‫ك‬ َ ‫خ َر ِة‬ِ ‫وفِي ْاَأل‬ َ ‫د ْنيَا‬ ُّ ‫حيَا ِة ال‬
َ ‫م فِي ا ْل‬ ْ ‫ك‬ ُ ‫َأ ْولِيَاُؤ‬
َ ‫ع‬
‫ون‬ ُ ‫د‬َّ َ‫مات‬
َ ‫ها‬ َ ‫م فِي‬ْ ‫ك‬ُ َ ‫ول‬َ ‫م‬ ْ ‫ك‬ ُ ‫هي َأن ُف‬
ُ ‫س‬ ِ ‫َش َت‬ْ ‫مات‬ َ ‫ها‬ َ ‫فِي‬
“Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan, ‘Janganlah
kamu takut dan janganlah merasa sedih dan berbahagialah dengan
surga yang telah dijanjikan Allah kepada kalian.’ Kami adalah
penolong-penolong kalian dalam kehidupan dunia dan akhirat, di
dalam (surga) kalian akan memperoleh apa yang kalian inginkan dan
memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kalian minta.” (Fushshilat:
30-31)

Sungguh, kita semua tentu mengharapkan kabar gembira di saat


malaikat maut hendak mencabut nyawa kita. Karena dengan itu
seseorang akan mengawali kehidupan bahagia di alam akhiratnya.
Dimulai dengan kenikmatan di alam kuburnya dan kemudahan-
kemudahan yang akan terus dialami pada kehidupan akhiratnya.
Keutamaan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala karuniakan ini akan
dirasakan oleh orang-orang yang menyerahkan dirinya kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala sehingga menerima dan menjalankan
syariat-Nya. Yaitu orang-orang yang senantiasa ikhlas dalam
beribadah kepada-Nya dan mengikuti jalan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam dan para ulama yang mengikuti jejaknya. Adapun
orang-orang yang menyerahkan dirinya kepada selain
Allah Subhanahu wa Ta’ala, sehingga beribadah kepada selain-Nya
dan menyelisihi jalannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, serta jalan para ulama yang mengikutinya, maka dia akan
merasakan siksa yang sangat pedih. Dimulai dari saat kematiannya
dan begitu pula ketika berada di alam kuburnya serta kejadian-
kejadian berikutnya.

Jamaah jum’ah rahimakumullah,

Ketahuilah, bahwa kehidupan dunia ini akan berakhir dan akan


datang saatnya hari kebangkitan. Seluruh manusia, sejak yang
pertama kali diciptakan hingga yang terakhir kali diciptakan akan
dibangkitkan dari alam kuburnya, serta akan dikumpulkan di padang
mahsyar. Selanjutnya, kehidupan akhirat akan berujung pada dua
tempat tinggal yang sesungguhnya, yaitu surga atau neraka. Maka di
antara manusia, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya, akan
menjadi penduduk surga dan dikatakan kepada mereka:

ِ ‫م فِي ْاَأليَّا‬
‫م‬ ْ ‫مآَأ‬
ْ ‫سلَ ْف ُت‬ َ ‫اش َر ُبوا‬
َ ِ‫ه ِنيًئ ا ب‬ ْ ‫و‬ َ ‫كلُوا‬ ُ
ِ َ‫ا ْلخَالِي‬
‫ة‬
“Makan dan minumlah kalian dengan penuh kesenangan disebabkan
amal yang telah kalian kerjakan pada hari-hari yang telah lalu (saat di
dunia).” (Al-Haqqah: 24)

Sementara yang lainnya akan menjadi penduduk


neraka. A’adzanallahu waiyyakum minannaar (semoga
Allah Subhanahu wa Ta’ala menjauhkan kita dari siksa api neraka).
Mereka sebagaimana dalam firman-Nya, akan menyesal di akhirat
kelak dengan mengatakan,

َ ِ‫ب هللا‬
‫وِإن‬ ِ ‫ج ْن‬
َ ‫طت فِي‬
ُ ‫ف َّر‬َ ‫ما‬
َ ‫س َرتَى عَ لَى‬ْ ‫ح‬َ ‫َيا‬
‫ين‬
َ ‫خ ِر‬ِ ‫السا‬
َّ ‫ن‬ ِ َ‫نت ل‬
َ ‫م‬ ُ ‫ك‬ ُ
“Amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan
kewajiban) terhadap Allah, dan aku sungguh dahulu termasuk orang-
orang yang memperolok-olokkan (agama Allah).” (Az-Zumar: 56)

Hadirin rahimakumullah,

Akhirnya, marilah kita berlomba-lomba dalam beramal shalih dalam


kehidupan yang singkat ini. Janganlah kita menjadi orang yang
memiliki sifat sombong sehingga menolak kebenaran yang datang
kepada kita. Begitu pula, janganlah kita menjadi orang-orang yang
mendahulukan dunia dan mengikuti hawa nafsunya, sehingga berani
berbicara dan mengamalkan agama tanpa bimbingan para ulama.
Sungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyebutkan dalam
firman-Nya,

َّ‫فِإن‬َ . ‫د ْنيَا‬ ُّ ‫حيَا َة ال‬ َ ‫و َءاثَ َر ا ْل‬َ . ‫من طَغَى‬ َ ‫ما‬ َّ ‫فَأ‬ َ
‫ه‬
ِ ّ ِ‫م َرب‬َ ‫قا‬ َ ‫م‬َ َ‫خاف‬ َ ‫ن‬ ْ ‫م‬َ ‫ما‬ َّ ‫وَأ‬
َ . ‫وى‬ َ ‫مْأ‬
َ ‫ي ا ْل‬
َ ‫ه‬
ِ ‫م‬ َ ‫حي‬ ِ ‫ج‬ َ ‫ا ْل‬
‫ي‬
َ ‫ه‬ ِ ‫ة‬ َ ‫ج َّن‬
َ ‫فِإنَّ ا ْل‬ َ . ‫وى‬ َ ‫ه‬َ ‫ن ا ْل‬ ِ َ‫ْس ع‬ َ ‫هى ال َّنف‬ َ َ‫ون‬ َ
‫وى‬ َ ‫مْأ‬ َ ‫ا ْل‬
“Adapun orang yang melampaui batas dan lebih mengutamakan
kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya).
Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Rabb-nya
dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya
surgalah tempat tinggal(nya).” (An-Nazi’at: 37-41)

Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kita sebagai


hamba-hamba-Nya yang beruntung, sehingga mendapatkan surga-
Nya dan diselamatkan dari siksa api neraka.

‫د ْنيَا‬ ُّ ‫خ َر َة عَ لَى ال‬ ِ ‫ن آثَ ُروا اآْل‬ ْ ‫م‬ َّ ‫م‬ِ ‫ع ْل َنا‬َ ‫اج‬ْ ‫م‬َّ ‫اللَّ ُه‬
ً ‫س َن‬
‫ة‬ َ ‫ح‬ َ ‫خ َر ِة‬ ِ ‫وفِي اآْل‬ َ ‫ة‬ ً ‫س َن‬َ ‫ح‬ ُّ ‫وآتِ َنا فِي ال‬
َ ‫د ْنيَا‬ َ
‫د‬
ٍ ‫م‬
َّ ‫ح‬ َ ‫م‬ ُ ‫هللا عَ لَى نَ ِبيِّ َنا‬
ُ ‫صلَّى‬ َ ‫و‬ َ ‫اب ال َّنار‬ َ ‫وقِ َنا عَ َذ‬ َ
‫ن‬
َ ‫ع ْي‬
ِ ‫م‬ ْ ‫حابِه َأ‬
َ ‫ج‬ َ ‫ص‬ ْ ‫وَأ‬َ ‫ه‬ ِ ِ‫وعَ لَى آل‬ َ
KHUTBAH KEDUA

،‫ن‬َ ‫ة ال َّتاِئ ِب ْي‬ َ َ‫ل تَ ْوب‬ُ َ‫ يَ ْقب‬،‫ن‬ َ ‫م ْي‬ ِ َ‫ه َربِّ ا ْلعَال‬ ِ ‫م ُد لِل‬ ْ ‫ح‬ َ ‫ا ْل‬
َ َ‫ه ُد َأنْ ال َ ِإل‬
َّ ‫ه ِإال‬ َ ‫ش‬ ْ ‫ َأ‬،‫ن‬ َ ‫سنِ ْي‬ ِ ‫ح‬ ْ ‫م‬ُ ‫ج َر ا ْل‬ْ ‫ع َأ‬ ُ ‫ض ْي‬ ِ ‫وال َ ُي‬ َ
‫م ًدا عَ ْب ُد ُه‬ َّ ‫ح‬ َ ‫م‬ ُ َّ‫ه ُد َأن‬ ْ ‫وَأ‬
َ ‫ش‬ َ ‫ه‬ ُ َ‫ك ل‬ َ ‫ش ِر ْي‬ َ َ ‫ح َد ُه ال‬ ْ ‫و‬َ ‫هللا‬
ُ
‫ه‬
ِ ِ‫ح ب‬َ ‫ض‬ َ ‫فَأ ْو‬ َ ،‫ن‬ ِ َ‫ة لِ ْلعَال‬
َ ‫م ْي‬ ً ‫م‬ َ ‫ح‬ ْ ‫ه َر‬ ُ َ ‫سل‬َ ‫ َأ ْر‬،‫ُه‬ ُ ‫س ْول‬ ُ ‫و َر‬ َ
‫ة عَ لَى‬ َ ‫ج‬َّ ‫الح‬ُ ‫ه‬ِ ِ‫م ب‬ َ ‫قا‬ َ ‫وَأ‬ َ ،‫ن‬ َ ‫لسالِكِ ْي‬ َّ ِ‫ة ل‬ َ ‫ج‬ َّ ‫ح‬ َ ‫م‬َ ‫ا ْلـ‬
ِ ِ‫وعَ لَى آل‬
‫ه‬ َ ‫ه‬ ِ ‫هللا عَ لَ ْي‬ ُ ‫صلَّى‬ َ ،‫ن‬ َ ‫د ْي‬ِ ِ‫معَان‬ ُ ‫ا ْل‬
،‫ن‬
ِ ‫د ْي‬ ِ ‫ن ِإلَى يَ ْو‬
ِّ ‫م ال‬ ٍ ‫سا‬
َ ‫ح‬
ْ ‫م بِِإ‬
ْ ‫َه‬
ُ ‫ن تَبِع‬
ْ ‫م‬
َ ‫و‬
َ ‫ه‬
ِ ِ‫حاب‬
َ ‫ص‬ْ ‫وَأ‬ َ
‫ْد‬
ُ ‫ما بَع‬َّ ‫َأ‬:
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Marilah kita senantiasa bertakwa kepada Allah Ta’ala dengan


senantiasa membersihkan dan menyucikan diri-diri kita, dengan
menjalankan ketaatan kepada-Nya serta tidak mengotorinya dengan
perbuatan kemaksiatan kepada-Nya. Allah Ta’ala menyebutkan
dalam firman-Nya:

َ ‫سا‬
‫ها‬ َّ ‫د‬
َ ‫من‬
َ ‫اب‬
َ ‫خ‬ َ ‫و‬
َ ‫ق ْد‬ َ ‫من َزكَّا‬
َ . ‫ها‬ َ َ‫ق ْد َأ ْفل‬
َ ‫ح‬ َ
“Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu. Dan
sungguh merugilah orang yang mengotorinya.” (Asy-Syams: 9-10)

Al-Imam Ibnu Rajab rahimahullah, berkaitan dengan ayat ini


mengatakan, “Maknanya adalah sungguh telah beruntung orang yang
membersihkan dirinya dengan ketaatan kepada Allah Ta’ala, dan
sungguh merugilah orang-orang yang mengotori dirinya dengan
bermaksiat (kepada-Nya)….”

Saudara-saudaraku kaum muslimin rahimakumullah,

Ketahuilah, bahwa setiap amalan yang dilakukan oleh seseorang


maka akibatnya akan kembali kepada dirinya sendiri. Baik itu berupa
amalan kebaikan ataupun amalan kejelekan. Allah Ta’ala berfirman,
َ ‫علَ ْي‬
‫ها‬ َ ‫ف‬ َ ‫ن َأ‬
َ ‫سآ َء‬ ْ ‫م‬
َ ‫و‬
َ ‫ه‬
ِ ‫س‬ َ ‫صالِحًا‬
ِ ‫فلِ َن ْف‬ َ ‫ل‬َ ‫م‬ ِ َ‫ن ع‬ ْ ‫م‬َّ
‫د‬ ِ ‫ع ِبي‬ ٍ َّ ‫ك بِظَال‬
َ ‫م لِ ّ ْل‬ َ ُّ‫ما َرب‬َ ‫و‬ َ
“Barangsiapa mengerjakan amal yang shalih, maka (pahalanya)
untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat,
maka (dosanya) untuk dirinya sendiri.” (Fushilat: 46)

Oleh karena itu, sudah semestinya setiap orang senantiasa


memperbaiki dirinya dengan terus bersemangat dalam mempelajari
agama dan mengamalkannya. Bukan menjadi orang yang sibuk
memerhatikan orang lain sementara dia melupakan keselamatan
dirinya. Ketahuilah, setiap orang selama masih bernyawa dan
berakal, tentu dia akan melakukan berbagai aktivitas. Maka,
seseorang yang melakukan aktivitasnya untuk menjalankan ketaatan,
berarti dia telah menjual dirinya kepada Allah Ta’ala dan akan
diselamatkan dari siksa api neraka. Sedangkan orang yang
melakukan aktivitasnya untuk berbuat kemaksiatan, maka
sesungguhnya dia telah mencelakai dirinya sendiri.

Hadirin rahimakumullah,

Ingatlah, bahwa Allah Ta’ala telah memerintahkan kepada masing-


masing orang dua malaikat yang akan mencatat setiap aktivitasnya.
Sebagaimana tersebut dalam firman-Nya,

‫ل‬
ِ ‫ما‬َ ‫الش‬
ِّ ِ َ‫وع‬
‫ن‬ َ ‫ين‬
ِ ‫م‬ ِ َ‫ن ا ْلي‬ ِ َ‫ن ع‬ ِ ‫قيَا‬ّ ِ َ‫م َتل‬
ُ ‫ِإ ْذ يَ َتلَقَّى ا ْل‬
ٌ ‫يب عَ تِي‬
‫د‬ ٌ ِ‫ه َرق‬ِ ‫ل ِإال َّ لَ َد ْي‬ َ ‫من‬
ٍ ‫ق ْو‬ ِ ‫ظ‬ ُ ‫مايَ ْل ِف‬
َّ . ‫د‬
ٌ ‫عي‬ ِ ‫ق‬ َ
“(Yaitu) ketika dua malaikat mencatat amal perbuatannya, satu
malaikat ada di sebelah kanan dan yang lain ada di sebelah kirinya.
Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di
dekatnya malaikat yang mengawasi yang selalu hadir.” (Qaf: 17-18)

Maka, marilah kita berusaha untuk menghitung amalan-amalan kita


agar menjadi orang yang senantiasa memperbaiki diri di dunia ini,
sebelum datangnya hari perhitungan amalan yang penyesalan pada
hari itu tidak lagi memiliki arti. Begitu pula marilah kita berusaha
menjaga anggota badan kita dari melakukan perbuatan yang tidak
diridhai Allah Ta’ala, sebelum datang hari yang pendengaran,
penglihatan, dan tubuh yang lainnya akan berbicara sebagai saksi.
Allah Ta’ala berfirman,

‫م‬
ْ ‫ف ُه‬َ ‫ش ُر َأعْ َدآ ُء هللاِ ِإلَّى ال َّنا ِر‬ َ ‫ح‬ ْ ‫م ُي‬ َ ‫ويَ ْو‬ َ
‫م‬ ْ ‫ه‬ِ ‫ه َد عَ لَ ْي‬ ِ ‫ش‬ َ ‫ها‬ َ ‫جآ ُءو‬ َ ‫ما‬ َ ‫ذا‬ َ ‫ح َّتى ِإ‬ َ . ‫ون‬ َ ‫ع‬ ُ ‫ُيو َز‬
‫ما كَا ُنوا‬ َ ِ‫جلُو ُدهُ م ب‬ ُ ‫و‬ َ ‫م‬ ْ ُ‫صا ُره‬ َ ‫وَأ ْب‬َ ‫م‬ ْ ‫ع ُه‬ُ ‫م‬ ْ ‫س‬ َ
‫م عَ لَ ْي َنا‬ ْ ُّ ‫هدت‬ِ ‫ش‬ َ ‫م‬ َ ِ‫م ل‬ ْ ‫ه‬ِ ‫جلُو ِد‬ ُ ِ‫قالُوا ل‬ َ ‫و‬ َ . ‫ُون‬ َ ‫مل‬ َ ‫يَ ْع‬
َ ُ‫وه‬
‫و‬ َ ‫ى ٍء‬ ْ ‫ش‬ َ ‫ل‬ َّ ‫ك‬ ُ ‫ق‬ َ َ‫ذي َأنط‬ ِ َّ‫هللا ال‬
ُ ‫ق َنا‬ َ َ‫قالُوا َأنط‬ َ
َ ‫ع‬
‫ون‬ ُ ‫ج‬
َ ‫ه ُت ْر‬ ِ ‫وِإلَ ْي‬َ ‫م َّر ٍة‬
َ ‫ل‬ َ ‫و‬ َّ ‫م َأ‬ ْ ‫ك‬ُ ‫ق‬ َ َ‫خل‬ َ
“Dan (ingatlah) hari (ketika) musuh-musuh Allah digiring ke dalam
neraka, lalu mereka dikumpulkan semuanya. Sehingga apabila
mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan, dan kulit
mereka menjadi saksi terhadap mereka atas apa yang telah mereka
kerjakan. Dan mereka berkata kepada kulit mereka, ‘Mengapa kamu
menjadi saksi terhadap kami?’ Kulit mereka menjawab, ‘Allah yang
menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami
pandai (pula) berkata, dan Dia-lah yang menciptakan kamu pada kali
pertama dan hanya kepada-Nya lah kamu dikembalikan’.” (Fushshilat:
19-21)

Mudah-mudahan Allah Ta’ala menjadikan kita sebagai hamba-


hamba-Nya yang mengikuti petunjuk Rasul-Nya. Karena sebaik-baik
petunjuk adalah petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan
sejelek-jelek perkara adalah aturan-aturan ibadah baru yang tidak
sesuai dengan petunjuknya. Setiap aturan yang baru dalam ibadah
adalah sesat, dan setiap kesesatan tempatnya adalah di neraka.

‫د‬ ٍ ‫م‬ َّ ‫ح‬ َ ‫م‬ ُ ‫ك‬ َ ِ‫س ْول‬ ُ ‫و َر‬ َ ‫ك‬ َ ‫د‬ ِ ‫م عَ لَى عَ ْب‬ ْ ِّ‫سل‬ َ ‫و‬ َ ‫ل‬ ِّ ‫ص‬ َ ‫م‬ َّ ‫اللَّ ُه‬
‫ن‬
ٍ ‫سا‬ َ ‫ح‬ ْ ‫م بِِإ‬ ْ ‫ن لَ ُه‬ َ ‫ع ْي‬ ِ ِ‫وال َّتاب‬ َ ‫ه‬ ِ ِ ‫ح اب‬ َ ‫ص‬ ْ ‫وَأ‬ َ ‫ه‬ ِ ِ‫وعَ لَى آل‬ َ
َ َ ‫سال‬
‫م‬ ْ ‫ع َّز ْاِإل‬ ِ ‫م َأ‬ َّ ‫ اللَّ ُه‬،‫ن‬ ِ ‫د ْي‬ ِّ ‫م ال‬ َ ‫لى يَ ْو‬ َ ‫ِإ‬
‫م ْر‬ ِّ ‫د‬ َ ‫و‬َ .‫ن‬ َ ‫ك ْي‬ ِ ‫ش ِر‬ ْ ‫م‬ ُ ‫وا ْل‬ َ ‫ك‬ َ ‫الش ْر‬ ِّ ‫ل‬َّ ‫وَأ ِذ‬ َ ‫ن‬ َ ‫م ْي‬ ِ ‫س ِل‬ ْ ‫م‬ ُ ‫وا ْل‬ َ
‫م‬َّ ‫ اللَّ ُه‬.‫ين‬ َ ‫د‬ ِ ‫ح‬ ِّ ‫و‬ َ ‫م‬ ُ ‫ك ا ْل‬ َ ‫د‬ َ ‫عبَا‬ ِ ‫ص ْر‬ ُ ‫وا ْن‬ َ ‫ين‬ ِ ‫د‬ ِّ ‫َأعْ َدا َء ال‬
َّ ‫ اللَّ ُه‬.‫ن‬
‫م‬ ٍ ‫مكَا‬ َ ‫ل‬ ِّ ‫ك‬ ُ ‫ين فِي‬ َ ‫م‬ ِ ِ‫سل‬ ْ ‫م‬ ُ ‫ل ا ْل‬ َ ‫وا‬ َ ‫ح‬ ْ ‫ح َأ‬ ْ ِ‫صل‬ ْ ‫َأ‬
‫ل‬
َ ‫ط‬ ِ ‫وَأ ِرنَا ْالبَا‬ َ ‫اعَه‬ ُ َ‫وا ْر ُز ْق َنا اتِّب‬ َ ‫قا‬ ًّ ‫ح‬ َ ‫ق‬ َّ ‫ح‬ َ ‫َأ ِرنَا ا ْل‬
‫غ ُق ُل ْوبَ َنا بَ ْع َد ِإ ْذ‬ ْ ‫ َربَّ َنا ال َ ُت ِز‬.‫ه‬ ُ َ‫اجتِ َناب‬ ْ ‫وا ْر ُز ْق َنا‬ َ ً ‫طال‬ ِ ‫بَا‬
َ ‫ك َأ ْن‬
‫ت‬ َ َّ‫ة ِإن‬ ً ‫م‬ َ ‫ح‬ ْ ‫ك َر‬ َ ‫ن لَّ ُد ْن‬ ْ ‫م‬ِ ‫ب لَ َنا‬ ْ ‫ه‬ َ ‫و‬ َ ‫ه َد ْي َت َنا‬ َ
‫وفِي‬ َ ‫ة‬ ً ‫س َن‬ َ ‫ح‬ َ ‫د ْنيَا‬ ُّ ‫ َربَّ َنا آتِ َنا فِي ال‬.‫اب‬ ُ ‫ه‬ َّ ‫و‬ َ ‫ا ْل‬
‫ك‬ َ ِّ‫ان َرب‬ َ ‫ح‬ َ ‫س ْب‬ ُ .‫اب ال َّنا ِر‬ َ ‫وقِ َنا عَ َذ‬ َ ‫ة‬ ً ‫س َن‬ َ ‫ح‬ َ ‫خ َر ِة‬ ِ ‫ْاآل‬
‫م عَ لَى‬ ٌ َ ‫سال‬ َ ‫و‬ َ ،‫ون‬ َ ‫ص ُف‬ ِ َ‫ما ي‬ َّ َ‫ع َّز ِة ع‬ ِ ‫َربِّ ال‬
‫ين‬
َ ‫م‬ ِ ِ‫ب ا ْلعَال‬ ِّ ‫ه َر‬ ِ ‫م ُد لِل‬ ْ ‫ح‬ َ ‫وا ْل‬ َ ‫ين‬ َ ‫س ِل‬ َ ‫م ْر‬ ُ ‫ا ْل‬

Anda mungkin juga menyukai