Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN


KURIKULUM
Makalah disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mata kuliah manajemen
dan pengembangan kurikulum
Dosen pengampu:
Dr. Ima Rahmawati, M.Pd

Oleh :
Mohammad Taufiqurrahman
NIM: 2021.04.034

Samsul Ma’ruf
NIM: 2021.04.017

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM SAHID BOGOR
1443 H / 2021 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Sholawat dan salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Kepada keluarga, sahabat dan kita
selaku umatnya sampai di yaumil akhir. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah manajemen dan pengembangan kurikulum yang berjudul
faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum.

Selama penulisan makalah ini, penulis banyak mendapatkan dukungan


dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis banyak mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang tidak dapat di sebutkan satu persatu yang telah
memberikan dukungannya.

Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penyusunan makalah


ini, untuk itu penulis berlapang dada dan menerima masukan dan kritikannya agar
kedepannya penulis bisa lebih baik lagi dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.
Besar harapan penulis semoga makalah ini dapat diterima dengan baik dan
bermanfaat bagi yang membacanya.

Demikian pengantar singkat dari tulisan ini, lebih kurangnya mohon maaf
dan terima kasih atas perhatian dan pengertiannya.

Bogor, 24 November 2021

Samsul Ma’ruf

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................2
A. Pengertian Pengembangan Kurikulum..........................................................2
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum.....................2
C. Faktor Determinan Pengembangan Kurikulum.............................................5
BAB III..................................................................................................................11
PENUTUP..............................................................................................................11
A. Kesimpulan..................................................................................................11
D. Saran............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam proses pembelajaran, peran kurikulum sangat penting
keberadaannya. Karena kurikulum sebagai pedoman utama dalam mencapai
target tujuan dari hasil pembelajaran. Dengan adanya kurikulum akan
memudahkan para pengajar dalam menentukan proses belajar mengajar. Oleh
karena itu, perlu memahami apa itu kurikulum dan apa tujuan dengan adanya
kurikulum ini. Setelah kita mengetahui arti dan tujuan kurikulum maka kita
akan mudah menentukan arah dari tujuan pembejaran.
Di samping itu setelah mengetahui dan memahami arti dan tujuan
kurikulum, perlu juga mengetahui bagaimana caranya untuk mengembangkan
kurikulum mengingat zamanpun mengalami banyak perkembagan salah
satunya dalam hal teknologi. Teknologi di zaman era globalisasi ini sangat
pesat perkembangannya begitupun dengan kurikulum jangan hanya berhenti di
satu titik saja melainkan harus mengalami perkembangan dan menyesuaikan
dengan kondisi dan kebutuhan yang ada.
Oleh karena itu, penulis mencoba untuk membahas tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi pengembangan kurikulum serta komponen yang terkait di
dalammnya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan
permasalahnya yaitu ;
1. Apa pengertian pengembangan kurikulum?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengembangan kurikulum?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut;
1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah manajemen dan
pengembangan kurikulum.
2. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi
pengembangan kurikulum.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengembangan Kurikulum


Kurikulum menurut UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 adalah
seperangkat rencana pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan kurikulum tingkat
satuan pendidikan dan silabusnya pada setiap satuan pendidikan.
Dalam suatu peraturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran tentunya
kurikulum banyak mengalami perkembangan mengingat zamanpun mengalami
perubahan yang sangat pesat. Maka dari itu, kurikulumpun harus
menyesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Menurut Nana Syaodih
Sukmadinata (2011) pengembangan kurikulum merupakan perencana,
pelaksana, dan penilaian. Pengembang kurikulum sebenarnya diharapkan
memberikan landasan, isi dan menjadi pedoman bagi pengembang kemampuan
siswa secara optimal sesuai dengan tuntutan dan tantangan perkembangan
masyarakat.
Jadi dapat disimpulkan pengembangan kurikulum harus sesuai dengan
konsep yang akan ditempuh atau dipilih oleh suatu lembaga agar
pengembangan kurikulumnya dapat terarah dan terukur sehingga sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan yang ada.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum.


Adapun faktor utama pengembangan kurikulum yaitu ;
1. Perguruan Tinggi (PT)
Perguruan tinggi setidaknya memberikan dua pengaruh terhadap
kurikulum sekolah.
a. Pengetahuan dan teknologi banyak berperan penting dan memberikan
sumbangan bagi isi kurikulum serta proses pembelajaran. Jenis
pengetahuan yang dikembangkan di perguruan tinggi akan
mempengaruhi isi pelajaran yang akan dikembangkan dalam
kurikulum. Perkembangan teknologi selain menjadi isi kurikulum juga
mendukung pengembangan alat bantu dan media pendidikan.

2
4

b. Dari segi pengembangan ilmu pendidikan dan keguruan serta penyiapan


guru-guru lembaga pendidikan tenaga kependidikan juga
mempengaruhi pengembangan kurikulum, terutama melalui penguasaan
ilmu dan kemampuan keguruan dari guru-guru yang dihasilkan.
2. Masyarakat
Sekolah merupakan bagian dari masyarakat, diantaranya bertugas
mempersiapkan anak didik untuk dapat hidup secara bermartabat di
masyarakat. Sebagai bagian dari anggota masyarakat, sekolah sangat
dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat di tempat sekolah tersebut
berbeda. Isi kurikulum hendaknya mencerminkan kondisi masyarakat
penggunanya serta upaya memenuhi kebutuhan dan tuntutan mereka.
Masyarakat yang ada di sekitar sekolah mungkin masyarakat yang sama
atau beragam dan bervariasi. Sekolah berkewajiban menyerap dan
melayani aspirasi-aspirasi yang ada di masyarakat. Salah satu kekuatan
yang ada dalam masyarakat adalah dunia usaha. Perkembangan dunia
usaha di masyarakat akan mempengaruhi perkembangan kurikulum. Hal
ini karena sekolah tidak hanya sekedar mempersiapkan anak untuk selesai
sekolah, tetapi juga untuk dapat hidup, bekerja dan berusaha. Jenis
pekerjaan yang ada di masyarakat harus mempunyai keterlibatan pada
kurikulum yang dikembangkan dan digunakan sekolah.
3. Sistem Nilai
Dalam kehidupan bermasyarakat terhadap sistem nilai, baik nilai moral,
keagamaan, sosial, budaya maupun nilai politis, sekolah sebagai lembaga
masyarakat juga bertanggung jawab dalam pemeliharaan dan pewarisan
nilai-nilai positif yang tumbuh di masyarakat.
Sistem nilai yang akan diterapkan dan dilanjutkan tersebut harus
berhubungan dalam kurikulum. Masalahnya bagi pengembang kurikulum
yaitu nilai yang ada di masyarakat itu tidak hanya satu. Masyarakat
umumnya beragam, terdiri dari berbagai kelompok suku dan ras,
kelompok berpendidikan, kelompok intelek, kelompok sosial, dan
kelompok spritual keagamaan, yang masing-masing kelompok itu
memiliki nilai khas dan tidak sama. Dalam masyarakat juga terdapat
5

aspek-aspek sosial, ekonomi, politik, fisik, estetika, relegius dan


sebagainya. Aspek-aspek tersebut sering juga mengandung nilai-nilai yang
berbeda.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memenuhi berbagai nilai
yang tumbuh di masyarakat dalam kurikulum sekolah, diantaranya :
a. Mengetahui dan memperhatikan semua nilai yang ada dalam
masyarakat.
b. Berpegang pada prinsip demokratis, etika, dan moral.
c. Berusaha menjadikan dirinya sebagai teladan yang patut ditiru.
d. Menghargai nilai-nilai kelompok lain.
e. Memahami dan menerima keragaman budaya yang ada.

C. Faktor Determinan Pengembangan Kurikulum


Selain faktor-faktor di atas, ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi
pengembangan kurikulum, diantaranya :
1. Filosofis
Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan kurikulum.
Sama halnya seperti dalam filsafat pendidikan, kita dikenalkan pada
berbagai aliran filsafat, seperti perenialisme, essensialisme,
eksistentialisme, progrevisisme dan rekonstruktivisme. Dalam
pengembangan kurikulum juga senantiasa bepijak pada aliran-aliran
filsafat tertentu, sehingga akan mewarnai terhadap konsep dan penerapan
kurikulum yang dikembangkan. Di bawah ini dijelaskan tentang isi dari
masing-masing aliran filsafat dan kaitannya demgan pengembangan
kurikulum.
a. Perenialisme
Lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan
keindahan daripada warisan budaya dan dampai sosial tertentu.
Pengetahuan lebih dianggap penting dan kurang memperhatikan
kegiatan sehari-hari. Pendidikan yang menganut paham ini menekankan
pada kebenaran absolut, kebenaran universal yang tidak terikat pada
tempat dan waktu. Aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu.
6

b. Essensialisme
Menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberian pengetahuan
dan keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi anggota
masyarakat yang berguna. Matematika, sains dan mata pelajaran yang
lainnya dianggap sebagai dasar-dasar substansi kurikulum yang
berharga untuk hidup di masyarakat. Sama halnya dengan perenialisme,
essensialisme juga lebih berorientasi pada masa lalu.
c. Eksistensialisme
Menekankan pada individu sebagai sumber pengetahuan hidup dan
makna. Untuk memahami kehidupan seseorang mesti memahami
dirinya sendiri.
d. Progresivisme
Menekankan pada pentinggnya melayani perbedaan individual,
berpusat pada peserta didik, variasi pengalaman belajar dan proses.
Progresivisme merupakan landasan bagi pengembangan belajar peserta
didik aktif.
e. Rekonstruktivisme
Merupakan kerja sama lanjutan dari aliran progresivisme. Pada
rekonstruktivisme, peradaban manusia masa depan sangat ditekankan.
Di samping menekankan tentang perbedaan individual seperti pada
progresivisme, rekonstruktivisme lebih jauh menekankan tentang
pemecahan masalah, berfikir kritis dan sejenisnya.
Masing-masing aliran filsafat pasti memiliki kelemahan dan
keunggulan tersendiri. Oleh karena itu, dalam praktik pengembangan
kurikulum, penerapan aliran filsafat cenderung dilakukan secara selektif
untuk lebih mengkomunikasikan dan menyediakan berbagai kepentingan
yang terkait dengan pendidikan. Meski demikian, saat ini pada beberapa
negara dan khususnya di Indonesia, tampaknya mulai terjadi pergeseran
landasan dalam pengembangan kurikulum, yaitu dengan mementingkan
pada filsafat rekonstruktivisme. Ini merupakan salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi pengembangan kurikulum.
7

2. Psikologis.
Nana Sukmadinata (1997) mengemukakan bahwa minimal terdapat dua
bidang psikologi yang mendasari pengembangan kurikulum yaitu (1)
psikologi perkembangan dan (2) psikologi belajar. Psikologi
perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku
individu berkenaan dengan perkembangannya. Dalam psikologi
perkembangan, aspek-aspek perkembangan, tugas-tugas perkembangan
individu, serta hal-hal yang lainnya yang berhubungan dengan
perkembangan individu semuanya dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dan mendasari pengembangan kurikulum. Psikologi belajar
merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam
konteks belajar. Psikologi belajar mengkaji tentang hakikat belajar dan
teori-teori belajar, serta berbagai aspek perilaku individu lainnya dalam
belajar, yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan. Selanjutnya,
dikemukakan juga 5 tipe kompetensi yaitu;
a. Motif, yaitu sesuatu yang dimiliki seseorang untuk berfikir secara
konsisten atau keinginan untuk melakukan aksi.
b. Bawaan, yaitu karakteristik fisik yang merespon secara konsisten
berbagai situasi dan informasi.
c. Konsep diri, yaitu tingkah laku, nilai atau image seseorang.
d. Pengetahuan, yaitu informasi khusus yang dimiliki seseorang.
e. Keterampilan, yaitu kemampuan melakukan tugas secara fisik maupun
mental.
Kelima kompetensi tersebut mempunyai tanggung jawab praktis
terhadap perencanaan sumber daya manusia atau pendididkan.
Keterampilan dan pengetahuan cenderung lebih tampak pada permukaan
ciri-ciri seseorang, sedangkan konsep diri, bawaan dan motif lebih
tersembunyi dan lebih mendalam serta merupakan pusat kepribadian
seseorang. Kompetensi permukaan pengetahuan dan keterampilan lebih
mudah dikembangkan. Pelatihan merupakan hal yang tepat untuk
8

menjamin kemampuan tersebut. Sebaliknya, kompetensi bawaan dan motif


jauh lebih sulit untuk dikenali dan dikembangkan.

3. Sosial Budaya.
Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan.
Sebagai suatu rancangan, kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil
pendidikan. Ini dapat dimaklumi bahwa pendidikan merupakan usaha
sadar untuk mempersiapkan peserta didik terjun ke lingkungan
masyarakat. Pendidikan bukan hanya untuk sendiri, namun lebih penting
lagi untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta nilai-nilai
untuk hidup, bekerja dan mencapai perkembanagan lebih lanjut di
masyarakat.
Peserta didik berasal dari masyarakat, mendapatkan pendidikan baik
formal maupun informal dalam lingkungan masyarakat dan diarahkan bagi
kehidupan masyarakat pula. Kehidupan masyarakat dengan segala
karakteristik dan kekayaan budayanya menjadi landasan dan sekaligus
acuan bagi pendidikan. Kita tidak mengharapkan munculnya manusia
yang terasing dari lingkungan masyarakatnya, tetapi justru melalui
pendidikan diharapkan lahirnya manusia yang dapat lebih mengerti dan
mampu membangun kehidupan masyarakatnya. Oleh karena itu, tujuan, isi
dan proses pendidikan itu harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi,
karaktristik, kekayaan dan perkembangan yang ada di masyarakat.
Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengemukakan, bahwa melalui
pendidikan manusia mengenal peradaban masa lalu, turut serta dalam
peradaban sekarang dan membuat peradaban masa yang akan datang.
Dengan demikian, kurikulum yang akan dikembangkan sudah seharusnya
mempertimbangkan, merespon dan berlandaskan pada perkembangan
sosial-budaya dalam suatu masyarakat, baik dalam konteks lokal, nasional
maupun global. Setiap lingkungan masyarakat masing-masing memiliki
sistem sosial-budaya tersendiri yang mengatur pola kehidupan dan pola
hubungan antara anggota masyarakat.
9

Salah satu aspek penting dalam sistem sosial-budaya adalah tatanan


nilai-nilai yang mengatur cara kehidupan dan berprilaku para warga
masyarakat. Nilai-nilai tersebut dapat bersumber dari agama, budaya,
politik atau segi-segi kehidupan lainnya. Sejalan dengan perkembangan
masyarakat maka nilai-nilai yang ada dalam masyarakat juga turut
berkembang sehingga menuntut setiap warga masyarakat untuk melakukan
perubahan dan penyesuaian terhadap tuntutan perkembangan zaman.
4. Politik.
Wiles Bondi (1989) dalam bukunya Curiculum Development : A Guide
to Practice. Menjelaskan pengaruh politik dalam pembentukan dan
pengembangan kurikulum. Hal ini jelas menunjukan bahwa
pengembangan kurikulum dipengaruhi oleh proses politik, karena setiap
kali naik pimpinan sebuah negara itu berbeda, maka setiap kali itulah
kurikulum pendidikan berubah.
5. Pembangunan Negara dan Perkembangan Dunia.
Pengembangan kurikulum juga dipengaruhi oleh faktor pembangunan
negara dan perkembangan dunia. Negara yang ingin maju dan membangun
tidak seharusnya mempunyai kurikulum statis. Oleh karena itu, kurikulum
harus diubah sesuai dengan perkembangan zaman dan kemajuan sains dan
teknologi.
Kenyataan tersebut jelas menunjukan bahwa perkembangan teknologi
telah membawa perubahan yang pesat pada kehidupan manusia di muka
bumi ini. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum haruslah sejajar
dengan pembangunan negara dan dunia. Kandungan kurikulum pendidikan
perlu mementingkan pada mata pelajaran sains dan kemahiran teknik atau
pengetahuan pendidikan karena tenaga kerja yang mahir diperlukan di
zaman tektologi dan canggih ini.
Namun terkadang kurikulum yang ada di suatu negara tidak sesuai
dengan kenyataan perkembangan teknologi sosial dan politik di
masyarakatnya. Sehingga ketika seseorang yang baru masuk dalam dunia
pendidikan akan berfikir bahwa untuk membentuk suatu sistem pendidikan
yang baik haruslah merubah kurikulum yang ada. Padahal itu suatu hal
10

yang dikatakan sulit sehingga yang biasa dilakukan hanyalah melanjutkan


kurikulum yang ada sebelumnya namun dengan cover yang baru.
6. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Pada awalnya, ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia
masih relatif sederhana, namun sejak abad pertengahan mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Berbagai temuan teori-teori baru terus
berlangsung hingga saat ini dan dipastikan kedepannya akan terus
berkembang.
Perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama
dalam bidang transpormasi dan komunikasi telah mampu merubah tatanan
kehidupan manusia. Oleh karena itu, kurikulum harus mampu
menyediakan dan mengantisipasi laju perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, sehingga peserta didik dapat mengimbangi dan sekaligus
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan dan
kelangsungan hidup manusia.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi pengembangan kurikulum sangat banyak dan saling berkaitan
antara satu dengan yang lainnya. Pada hakikatnya kurikulum akan selalu
mengalami perubahan sesuai dengan tuntutan zaman, mengingat kurikulum
bersifat berubah. Perubahan ini membuktikan bahwa ada indikasi untuk
berubah dan berkembang, terkhusus bagi suatu bangsa dan negara agar dapat
bersaing dengan negara-negara lain terkhusus dalam pendidikan.

B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini yang berjudul faktor-faktor yang
mempengaruhi pengembangan kurikulum sangat jauh dari kata kesempurnaan,
dan masih banyak yang belum diketahui oleh penulis sehingga tidak semuanya
dapat dipaparkan dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis berharap agar
pembaca tidak berhenti mencari lagi dari referensi yang lain agar menambah
ilmu dan wawasan pembaca.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ansori Ida (2020). Prosiding Nasional. Peluang dan Tantangan Studi Islam
Interdisipliner dalam Bingkai Moderasi. Kediri : Pascasarjana IAIN. 161-169
(3).
Bahri Syamsul (2011). Pengembangan Kurikulum Dasar dan Tujuan. Jurnal
Ilmiah Islam Futura. Aceh : UIN Ar-Raniry Banda Aceh. 16-32 (11).
Hernawan Yudi Candra (2020). Konsep Kurikulum dan Kurikulum Pendidikan
Islam. Jurnal Mudarrisuna. Yogyakarta : Universitas Ahmad Dahlan. 34-43
(10).
Nana Syaodih Sukmadinata (2011). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik.
Jakarta : PT Rosda Karya Remaja.

12

Anda mungkin juga menyukai