Skripsi+Di+Donload+PDF Dikompresi
Skripsi+Di+Donload+PDF Dikompresi
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Menjadi Sarjana (S1)
Disusun Oleh:
AFFAN GHOFURI
NIM : 111511241
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya ajukan ini adalah hasil
karya sendiri yang belum pernah di sampaikan untuk mendapatkan gelar pada
program sarjana ini atau pun pada program lain. Karya ini adalah milik saya, karena
itu pertanggung jawabannya berada di pundak saya. Apabila di kemudian hari
pernyataan ini tidak benar, Maka saya bersedia untuk di tinjau dan menerima sanksi
sebagaimana mestinya.
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
PROGRAM STUDY MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
BISNIS DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PELITA BANGSA
iii
ANALISIS PRODUK DEFECT
PADA TIRE RADIAL DENGAN METODE SEVEN TOOLS DAN
FMEA
(Study Kasus Pada PT. Hankook Tire Indonesia )
AFFAN GHOFURI
NIM : 111511241
iv
ANALISIS PRODUK DEFECT PADA TIRE RADIAL DENGAN
METODE SEVEN TOOLS DAN FMA
Oleh
AFFAN GHOFURI
NIM : 111511241
Kata kunci: kualitas, seven tools, FMEA (Failure Method Effect Analysis)
v
ABSTRACT
ANALYSIS PRODUCTS ON TIRE RADIAL TIRES WITH THE SEVEN
TOOLS AND FMEA METHODS
By:
AFFAN GHOFURI
NIM : 111511241
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, Puji Syukur yang sedalam – dalamnya penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat dan Hidayahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul Analisis Defect pada produksi Tire Radial
dengan Metode Seven Tools dan FMEA
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,
sehingga pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan penghargaan dan
ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :
1. Bapak H. M. Mardiyana selaku Pembina Yayasan Pelita Bangsa.
2. Ibu Dr. Anna Wulandari, S.E., M.M. selaku Ketua Yayasan Pelita Bangsa.
3. Bapak Hamzah M. Mardi Putra, S.K.M., M.M. selaku Rektor Universitas
Pelita Bangsa.
4. Ibu Preatmi Nurastuti, S.E., M.M. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis
Dan Ilmu Sosial Universitas Pelita Bangsa.
5. Ibu Yunita Ramadhani Ratnaningsih, S.E., M.Sc. selaku Ketua Program
Studi Manajemen Universitas Pelita Bangsa.
6. Bapak Hamdan Amaruddin, S.E., M.E. selaku pembimbing skripsi yang
dengan sabar memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi.
7. Civitas Akademika Universitas Pelita Bangsa.
8. Rekan-rekan Mahasiswa/i Program Studi Manajemen Universitas Pelita
Bangsa Angkatan tahun 2015.
Penulis menyadari penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
saran serta kritik yang membangun sangat kami harapkan. Semoga karya akhir ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
AFFAN GHOFURI
vii
DAFTAR ISI
viii
3.4. Populasi dan Sempel .......................................................................... 36
3.5 Metode Pengumpulan Data ................................................................ 37
3.6 Metode Analisis Data .......................................................................... 38
3.6.1 Metode QC Seventool ................................................................. 38
3.6.2 Metode FMEA ............................................................................. 43
BAB IV GAMBARAN OBYEK PENELITIAN ...................................................46
4.1. Sejarah Perusahaan dan Pekembangannya ......................................... 46
4.1.1 Jadwal Kerja Karyawan Hankook Tire Indonesia ....................... 49
4.2 Struktur PT. Hankook Tire Indoesia ................................................... 51
4.2.1 Fugsi dan Tugas Kariawan PT. Hankook Tire Indonesia ............ 53
4.3 Proses Produksi Tire (Ban) Pt. Hankook Tire Indonesia ................... 56
4.3.1 Konstruksi Struktur Dan Keunngulan Ban Radial Dengan
Tubeless ................................................................................................ 56
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................68
5.1 Data Penelitian .................................................................................... 68
5.2 Analisa data ......................................................................................... 77
5.3 Hasil Perbaikan ................................................................................... 86
BAB VI ..................................................................................................................89
KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................................89
6.1 Kesimpulam ........................................................................................ 89
6.2 Saran Perbaikan ................................................................................... 90
Daftar Pustaka ........................................................................................................91
LAMPIRAN SKRIPSI ...........................................................................................91
ix
DAFTAR TABEL
No Judul Hal.
Tabel.1.1. Data Jumlah Produksi .............................................................................3
Tabel.3.1. Jadwal Penelitian...................................................................................33
Tabel.5.1.Cheeksheet Jenis Cacat ..........................................................................69
Tabel.5.2. Frekuensi BI..........................................................................................71
Tabel.5.2. Persentase Diagram Pareto ..................................................................72
Tabel.5.3. Data Speed Mesin Bulding ...................................................................73
Tabel.5.4. 5 Why.....................................................................................................78
Tabel5.6. FMEA (Failure Methode Effect Analysis) .............................................83
Tabel.5.6. Perbandingan Before Dan After Perbaikan ...........................................87
x
DAFTAR GAMBAR
xi
Daftar Lampiran
Hal.
Lampiran 1 Data Produk Cacat Bulan Maret- Juli ...............................................94
Lampiran 2 Dokumentasi Foto...............................................................................97
Lampiran 3 Flow Chart Quality Assmling Tire .....................................................98
Lampiran 4 Curriculum Vitae ................................................................................99
xii
BAB I
PENDAHULUAN
yang tinggi , pabrik harus beroprasi secara efektifitas dan dapat memenuhi tingkat
Kualitas merupakan salah satu hal penting dalam produksi perusahan harus
pada konsumen bahwa produk yang di terima konsumen memiliki Mutu yang
barang, penyebab produk cacat di pengaruhi oleh proses produksi, di mana produksi
product defect pada perusahaan berdampak pada biaya produksi, image perusahaan,
dan kepuasaan konsumen, semakin banyak product defect yang di hasilkan maka
semakin besar pula biaya produksi. Hal ini di karenakan banyaknya product defect
/ product yang di buang karena kondisinya NG atau scrap, image persahaan akan
hasilkan berkualitas baik dan membuat konsumen puas terhadap produk yang di
1
2
hasilkan, maka konsumen akan menilai baik atau tidaknya dari kualitas produk
yang di hasilkan
bergerak dalam bidang Otomotif dengan produk Ban Radial (Ban Roda empat
sedang) berada di bekasi kecamatan Cikarang Pusat Jl. Delta silikon 5 Desa Cicau,
yang mulai beroperasi pada tahun 2014 dan di resmikan langsung oleh Bapak
Presiden SBY. Perusahaan Tire Radial ekspor dari korea ini mengutamakan
kualitas sebagai aset harga diri dari produknya namun belakangan ini banyaknya
jumlah tire radial yang Not Good (NG) / cacat menyebabakan loss time terhadap
Produk cacat di kategoriakn menjadi dua yaitu produk cacat Minor dan
produk cacat Major, produk cacat Minor merupakan kejadian di mana suatu produk
gagal memenuhi persyaratan standar kualitas namun masih dapat di perbaiki ulang
(Rework) biasanya sering terjadi produk cacat pada proses inspeksion dan
Assembling/ bulding sedangkan Produk cacat Minor merupakan produk cacat yang
sudah tidak dapat di perbaiki lagi (scrap) karena tidak memenuhi standar kualiatas,
sering terjadi pada proses Assembling, cacat Minor dan cacat Major sama-sama
merugikan bagi perusahahn karena untuk merework ada petambahan biaya seperti
menambah jam kerja /lembur, pembelian alat- alat, dan membayar orang saplon .
untuk produk cacat Major di leburkan kembali tapi tak semua komponaen produk
tire radial (Ban radial ) di leburkan kembal seperti material carcas,belt, dan beat
yang terbuat dari benang, kawat yang di lapisi kompon karet tidak dapat di leburkan
kembali hanya tire yang stengah jadi ( Green Tire) dapat di leburkan kembali jika
3
sudah melalui proses curing /molding terjadi produk cacat maka tire tak bisa di
rework dengan kata lain Tire di Scrap (di Buang Menjadi limbah).
komponen ban radial (Tire Radial) yang terdiri dari material belt, tread, sidewall,
carcas, dan bead, sehingga di gabungkan menjadi satu maka menghasilkan Ban
Radial yang setenga jadi (Green Tire), di proses ini sering terjadi produk cacat
Minor maupun Mayor sehingga screp yang terbuang maupun yang di leburkan
jumlah
Jumlah jenis cacat
No Bulan kecacatan Persentase
Produksi Assmbling
(kg)
menganalisis jumlah jenis cacat yang paling menoton pada produk tire dan dapat
1. Apa saja jenis defect utama yang terjadi pada tire radial?
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui jenis defeck (cacat) utama pada ban
radial (Radial Tire) dan menganalisa faktor faktor penyebab dari cacat pada ban
radial tersebut.
Penelitian karya ilmiah ini di harapkan akan memberi manfaat bagi penulis
secara pribadi dan juga bagi berbagai pihak yang berkepentingann dalam karya
ilmiah ini adapun kegunaan secara teoritis dan gunaan praktis yang di harapkan
yaitu:
Manfaat Teoritis, semoga hasil karya ilmiah ini maenjadi bahan pertimbangan
dan masukan untuk karyah ilmia yang akan mendatang di STIE Pelita Bangsa
pekerjaan.
Manfaat Praktis,
2. Hasil dari penelitian akan di jadikan bahan trening kualitas untuk kariawan,
pada aturan sistematika yang sudah ditetapkan oleh Program Studi Manajemen
STIE Pelita Bangsa (Surya Bintarti, 2015:38-48), sehingga dapat diuraikan sebagai
berikut :
- Bab II Kajian pustaka, dimana pada bab ini menjelaskan tentang landasan
- Bab III Metodologi penelitian, dimana pada bab ini menjelaskan tentang
jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, kerangka konsep yang meli-
data, metode analisis data yang meliputi tahap pengolahan data kuantitatif
- Bab VI Gambaran umum obyek penelitian, dimana pada bab ini menjelas-
kan tentang obyek penelitian yang meliputi visi, misi, target, sasaran, selan-
struktur organisasi.
- Bab V Hasil penelitian dan Pembahasan, dimana pada bab ini menjelaskan
tentang hasil analisis data dengan Metode Seven Tool yang meliputi check
Diagram, Strafikasi.
- Bab VII Penutup, dimana pada bab ini menjelaskan kesimpulan dan saran
KAJIAN PUSTAKA
2014, dapat di simpulkan problem appereance proses main body line men-
galami penurunan setelah cacat dominan yakni Front Door Opening RH dan
wan, dari faktor bahan baku yaitu bahan baku tidak sesuai spesifikasi, dari
7
8
dukan kurang lama dan dari faktor lingkungan yaitu pabrik yang berdebu.
3) Bayu tasman, Henny Yulius dalam artikel yang berjudul analisa kualitas
kantong semen tipe pasted bag mengggunakan methode seven tool pada Pt.
bat penyebab dari rejeck produk adalah, material, mesin, manusia, ling-
dengna metodhe Seven Tools terhadap produk shotblas pada proses cast
dengan jenis repair tertinggi pada heat chekc sekitar 20% dari jumlah
kualitas dengan menggunakan metode seven tools dan fault tree analysis
mode kecacatan sraung tangan koyak di sebabkan oleh faktor manusia yaitu
9
operator tidak mengikuti SOP, faktor bahan baku yaitu lateks cair mengan-
kualitas Dengan Metode stastik dan FMEA pada pabrik cat CV X Surabaya
dan pengepakan di sebabkan karena Box mixxing kotor sebesar 1.389 kg,
salah warna sebesar 1.475 kg, Formula tidak tepat sebesar 1.1 kg, cat
menggumpal sebesar 954 kg, kaleng pesok sebesar 590 unit , kaleng bocor
sebesar 405 unit, dan tutup tidak rapat sebesar 285 unit.
consumpiion and that might satisfy a want or need”. Artinya produk adalah
attributes, incluiding packaging, color, prince quality and brand plus the
services and reputation of the seller”. Artinya suatu produk adalah kumpulan
dari atribut atribut yang nyata maupun tidak nyata, termasuk di dalamnya
10
kemasan,warna, harga, kualitas dan merk ditambah dengan jasa dan reputasi
dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetisi dan kapasitas organisasi serta
daya beli.
produk , yaitu core bonefit, bisic product, expected product, augmented product
1) Core benefit (namely the fundimental service of benefit the costemer really
buying) yaitu manfaat dasar dari suatu produk yang ditawarkan kepada kon-
sumen.
2) Basic product (namely a basic version of the product) yaitu bentuk dasar
3) Expected product (namely a set of attributes and conditions that the buyers
normally expect and agree to when they purchase this product) yaitu se-
4) Augmnted product (namely that one includes additional service and benefit
that distinguish the company’s offer from competitor’s offer) yaitu sesuatu
that this product that ultimately undergo in the future) yaitu semua argu-
mentasi dan perubahan bentuk yang dialami oleh produk dimasa datang.
Menurut Mursyidi (2008: 115) produk cacat adalah produk gagal yang
secara teknis atau ekonomis tidak dapat di perbaiki menjadi produk yang sesuai
dengan standar mutu yang di tetapkan. Berbeda dengan sisa bahan, produk
rusak menelan semua unsur biaya produksi (bahan baku.tenaga kerja, biaya
overhead pabrik) Produk cacat adalah produk yang tidak sesuai setandar mutu
rusak apabilah kriteria produk tersebut terletak diluar batas atas dan batas
Sehingga produk tersebut di buang atau di lebur kembali menjadi bahan baku.
12
dakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada
pihak lain, yang pada adasarnya tidak berwujud dan tidak mengaki-
yaitu.
a) Barang tidak tahan lama (nondurable goods) tidak tahan lama adalah
tahun lebih). Contohnya lemari es, mesin cuci, pakaian dan lain-lain.
dan apa produk itu dikonsumsi, maka produk diklasifikasikan menjadi dua,
yaitu:
tangga), bukan untuk tujuan bisnis”. Pada umumnya barang konsumen dibedakan
uensi pembelian tinggi (sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan
14
sebagainya.
dan sebagainya.
bila produk atau pelayanan penjual telah memenuhi atau melebihi harapan
ditawarkan oleh penjual mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh
perusahaan pesaing. Akan tetapi, suatu produk dengan penampilan terbaik atau
oleh pasar
fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuan
bahkan harapan dari konsumen, kepuasan itu dapat di lihat dan di ukur dari
hasil akhir produk yang di hasilkan oleh suatu produsen (Lupioadi 2013:
design). Yang merupakan kualitas pada rancangan awal seperti target performa
jangka waktu yang lama. Aspek kedua yaitu kualitas dalam kesesuaian teknis
perusahaan harus mengerti aspek dimensi apa saja yang digunakan oleh
terdapat pada suatu produk atau jasa, contoh dalam produk yaitu alat
17
gambar.
cepat.
moral.
Seven Tools adalah 7 (tujuh) alat dasar yang digunakan untuk memecahkan
berkaitan dengan kualitas (Mutu). 7 alat dasar QC ini pertama kali diperkenalkan
oleh Kaoru Ishikawa pada tahun 1968. Ketujuh alat tersebut adalah Check Sheet,
18
Control Chart, Cause and Effect Diagram, Pareto Diagram, Histogram, Scatter
Berikut ini adalah penjelasant dari ketujuh alat pengendalian kualitas tersebut.
berbentuk daftar yang berisi pernyataan dan pertanyaan yang ingin diselidiki
dengan memberi tanda cek. Alat ini berupa lembar pencatatan dan secara
keterangan seperlunya.
Sebagai salah satu alat dari tujuh alat dasar manajemen kualitas yang
dalam istilah bahasa sono seven basic quality tools, checksheet memiliki fungsi
produksi, item, lokasi, dan penyebab produk cacat atau rusak, juga sebagai alat
data. Lebih jauh data yang dapat dikumpulkan dengan cepat, terpilih, dan valid,
maka data tersebut dapat dianalisis secara rinci untuk keputusan pengambilan
keputusan yang akurat dalam hal pengendalian kualitas. Besar kecilnya manfaat
yang bisa diperoleh dari penggunaan checksheet bergantung pada banyak hal.
Makin baik checksheet, makin besar manfaat yang bisa diperoleh dengan catatan
observernya juga baik. Lalu checksheet yang baik setidaknya memiliki enam ciri
yaitu
6) Bersifat kuantitatif.
Selain enam ciri diatas checksheet yang baik haruslah memiliki stuktur yang
memuat informasi judul checksheet, identitas pengisian dan butir atau item
checksheet. Ciri dari struktur checksheet tersebut yang baik terlepas apakah
checksheet tersebut merupakan ciri dan struktur minimal untuk bisa dikatakan
Sumber: www.IlmuMenegemenindustri.com
21
ditunjukkan oleh grafik batang pertama yang tertinggi serta ditempatkan pada
sisi paling kiri, dan seterusnya sampai masalah yang paling sedikit terjadi
2012, P466 )
22
bervariasi dalam program perbaikan mutu untuk menentukan langkah apa yang
adalah salah satu jenis distribusi dimana sifat-sifat yang diobservasi diurutkan
dari yang frekuensinya terbesar hingga terkecil. Analisis pareto sering kali
Penggambaran secara visual seperti ini dengan jelas akan menunjukan ukuran
paling signifikan atau memiliki biaya yang paling tinggi akan segera
89)
Sumber: www.ilmuemenjemenIndustri.com
23
Cause and Effect Diagram adalah alat QC yang dipergunakan untuk meng-
identifikasikan dan menunjukkan hubungan antara sebab dan akibat agar dapat
menemukan akar penyebab dari suatu permasalahan. Cause and Effect Diagram
Ikan, Cause and Effect Diagaram disebut juga dengan Fishbone Diagram (Diagram
Tulang Ikan).
Sumber: www.ilmuemenjemenIndustri.com
2.2.5.4 Histogram
data secara visual atau seberapa sering suatu nilai yang berbeda itu terjadi
Gambar.2.4 Histogram
Sumber: www.ilmuemenjemenIndustri.com
Pada tahun 1920, Walter dari Bell Laboratories telah mempelajari data hasil
khusus dan yang umum. Walter mengembangkan alat sederhana yang dapat
memisahkan kedua jenis variasi tersebut yang berupa bagan kendali proses
dikarenakan oleh sebab yang alami (umum). Proses ini digambarkan ke dalam
o Peta Kendali p
25
penyimpangan atau sering disebut cacat ) dari item – item dalam kelompok
spesifikasi kualitas atau proporsi dari produk yang dihasilkan dalam suatu
banyaknya item yang tidak memenuhi syarat dalam suatu kelompok terhadap
total banyaknya item dalam kelompok itu. Item – item itu dapat mempunyai
beberapa karakteristik kualitas yang diperiksa atau diuji secara simultan oleh
pemeriksa. Jika item – item itu tidak memenuhi standart pada satu atau lebih
sebagai tidak memenuhi syarat spesifiaksi atau cacat. ( Gazper, 2012, P575 )
Rumus untuk batas kendali atas dan bawah dari diagram p adalah ( Heizer
UCLp = p-bar + z σp
LCLp = p-bar - z σp
Dimana:
σp =
26
o Peta Kendali u
apabila ukuran contoh lebih dari satu unit dan mungkin bervaariasi dari waktu
Rumus untuk batas kendali peta kendali u adalah (Heizer dan Render, 2007)
Dimana:
u-bar = rata – rata dari jumlah yang cacat dan produksi per unit
Negatif ataupun tidak ada hubungan sama sekali. Bentuk dari Scatter
Diagram adalah gambaran grafis yang terdiri dari sekumpulan titik-titik dari
Sumber: www.ilmuemenjemenIndustri.com
permasalahan.
28
Gambar.2. 7 Stratification
Sumber: www.ilmuemenjemenIndustri.com
dari sebuah sistem untuk menentukan efek dari kegagalan dari sistem tersebut.
kesuksesan suatu misi dari sebuah sistem. Secara umum, FMEA (Failure
1. Penyebab kegagalan yang potensial dari sistem, desain produk, dan proses
dan proses
29
mengenai prediksi keandalan sistem, desain, dan proses. Terdapat lima tipe
Berikut ini adalah tujuan yang dapat dicapai oleh perusahaan dengan
penerapan FMEA:
efeknya
signifikan
permasalahan.
resiko
produk atau proses. Perubahan ini dapat dan sering digunakan untuk mengenal
terutama ketika:
diharapkan berfungsi.
1.Money (Modal)
Modal adalah uang yang di gunakan sebagai dasar untuk melakukakan suatu
sebagai pokok (induk ) untuk berdagang, harta benda (uang / barang) yang di
sebagainya
32
2.Man (Orang)
perlakuan orang lalai maka bisa saja hasil pekerjaannya produk tidak sesuai,
terlebih jika kesalahan tersebut di lakukan oleh operator karena operator adalah
3.Machine (Mesin)
Faktor mesin sangat berpengaruh pada kualitas dan in put produk jika
4.Method (Metode)
Metode adalah suatu proses atau cara sistematis yang di gunakan untuk
5.Evirronment (lingkungan)
produksi, dalam area produksi harus dalam kaeadaan bersih terhindar dari
debu, suara bising dan pencahayan yang redup karena hal tersebut sangat
METODE PENELITIAN
tersebut, serta penampilan dari hasilnya hal ini sesuai dengan judul “Analisis
Produk Defect Pada Tire Radial Dengan Methode Seven Tools dan FMEA”
penulis ingin mengetahui apakah upaya untuk menurunkan produk cacat dan
Penelitian ini dilakukan di line assembling bulding pada Pt. Hankook Tire
Indonesia dan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan april dengan tabel
sebagai berikut .
33
34
Start
Identifikasi
Masalah
Mengumpulkan
data
Pengelolah
an Data
Analisi Data
Tindakan
Perbaikan
Selesai
35
nsi
(2011)
Populasi adalah seluruh jumlah dari subyek yang akan diteliti oleh seorang
peneliti. Secara harfiah pengertian populasi yaitu seluruh variabel yang terkait
wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang memiliki kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah data Produk
keseluruhan subyek penelitian (populasi). Dari jumlah sebagian inilah yang akan
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Jika populasi
besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka
37
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Adapun
sampel dalam penelitian ini iala data produk cacat pada ban mobil.
berikut :
untuk penelitian .
Berdasarkan tujuan dari penelitian ini untuk menganalisa produk cacat dan
sesuai, dll.
dikhawatirkan lupa.
sesuai, dll.
kelas.
bawah kelas.
2. Menetukan satuan yang ingin di teliti (misal dalam gram, liter, dst).
4. Merangkum data mulai dari kejadian yang sering muncul hingga yang
jarang terjadi.
akibat (effect). Tulislah pada sisi sebelah kanan dari kertas (kepala
tindakan peningkatan.
1. Pilih jenis control chart yang sesuai untuk data yang kita
ambil.
bar).
control chart.
diperlukan.
mempengaruhinya.
berhubungan.
Data yang di gunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder, yakni
berupa data produksi dan jumlah cacat pada tanggal 01 april - juli 2019 (4 bulan)
pemecahan masalah terhadap suatu masalah yang ada secara sistematis dan
3. Buat daftar mengenai efek dari failure mode yang ada dalam daftar
4. Buatlah rating, efek mana yang paling besar hingga yang paling kecil.
Beri angka 1 untuk yang efeknya paling kecil, dan 10 untuk yang
(severity).
paling mungkin dan mana yang paling tidak mungkin. Beri angka 1
tersebut.
dan detection (DET) dan masukkan hasilnya pada kolom ‘risk priority
terdeteksi), nilai RPN menjadi 1000. Ini berarti kondisi telah sangat
serius.
8. Sortir nilai pada RPN dan identifikasi isu yang paling kritikal dan
mulai/selesai dilakukan.
yang penting.
BAB IV
Dengan komitmen yang kuat dalam hal teknologi dasar dari industri ban
korea didirikan pada tahun 1941 sebagai perusahaan ban Chosun,perusahaan ban
mobil pertama di korea Hankook menempa visinya selama masa ketika benih
untuk tumbuh dengan sukses bahkan kurangnya dan perlengkapan yang ada sampai
akhir perang korea, hal tersebut tidak mengurangi antusiasme untuk memproduksi
ekonomi korea pada tahun 1960 dan 1970an perekonomian korea berkembang
begitu pula Hankook melaui prinsip-prinsip bisnis yang sehat dan selalu ingin
mengembangkan ban musim dingin, tubless dan ban radial untuk mobil penumpang
di korea.Sejalan dengan kualitas Hankook yang tumbuh pada skala global membuat
tahun 1962 ekspor pertama ke Pakistan dan pada tahun 1975 hankook membuka
46
47
Pada tahun 1979 Hankook membangun manufaktur ban dan fasilitas skala
skala dan memimpin dalam bidang teknologi dan sebagai bagian dari investasi
pasokan ban radial melalui pabrik daejeon untuk memperluas ekspor ke Amerika
ban daejeon, pada tahun 1982 membangun sistem untuk memperkuat kemampuan
teknologi tinggi dan kualitas teknologi dunia dari ban Hankook sehingga di akui
proses produksi yang efisiensi, berhasil memasuki ban pasar original equipment
(OE) luar negri di mana teknologi ban canggih dan kualitas yang baikn merupakan
hal yang wajib, pada tahun 1991, mendatangani dengan Volkswagen untuk
diluar negri untuk meningkatkan kapasitas teknologi dan pasokan produk secara
efisien untuk setiap daerah pusat penelitian di dirikan di Amerika Serikat tahun
Pada abad ke-21, populasi mobil tumbuh pesat di pasar Negara berkembang,
hal ini menyebabkan adanya peningkatan permintaan ban, sejalan dengan tren
48
global hankook memperluas jaringan produksi dan distribusi global serta mulai
fokus pada membangun nilai Brand pada tahun 2004, hankook menciptakan slogan
membangun sebuah pusat distribusi pada tahun 2001 dan pabrik baru di Hongaria
Pt. Hankook Tire Indonesia ialah sebuah perusahaan berasal dari korea yang
menanam investasi di Indonesia yang perusahannya terletak di Jl. Kenari Raya Blok
G3-01 Delta Silicon Desa Cicau cikarang pusat Bekasi yang di bangun di area
manufactur automotif Ban kendaran roda empat dan diresmikan oleh presiden RI
Korea Myung Bak Lee beserta duta besar korea dan negara lainnya, serta jajaran
menteri kedua negara, jajaran direksi hankook turut hadir di antara nya Seung Hwa
Suh, Vice Chairman dan CEO Hankook Tire Hyun Sick Cho pada tanggal 17
ini berjumlah USD 1,1 Miliar hingga tahun 2025. Sekitar 70 persen dari ban yang
pasasr daalam negri seperti PT. Astra , PT. Suzuki , PT. Daihatsu Motor dll. Tiap
Tahunya PT. Hankok memproduksi 10 juta ban yang terdiri dari ban kendaran
49
penumpang , ban Ultra High Perfomence (UHP) Dan ban truck ringan .seluruh
Visi:
bagi pelanggan.
Misi:
Prinsip bisnis
- Menghargai lingkungan
Pada perusahaan ini menggunakan sistem off yang terdiri dari 4 group
B. Terlambat
terlambat.
Jika karyawan terlambat lebih dari 1,5 jam bisa di pulangkan dan
terhitung mangkir.
Karyawan yang terlambat lebih dari tiga kali berturut turut akan
C. Mangkir
Karyawan yang mangkir tiga hari berturut turut akan dapat SP dari
HRD.
kepersonaliaan.
D. Sakit
perusahahan.
51
Karyawan yang sakit pada hari pertama masuk kerja harus membawa
E. Izin
perusahaan.
Karyawan dapat di izinkan pulang cepet jika telah bekerja lebih dari 4
jam.
F. Cuti
suatu strutur organisasi harus menunjukan suatu rangka kerja yang melukiskan
menggambarkan suatu kerja sama yang baik dalam mencapai suatu tujuan.
52
yang bertugas operatif yaitu para kariawan, struktur organisasi menunjukan pula
yang sama.
efektivitas kerja dari semua anggota yang ada di daalam perusahaan struktur
organisasi adalah suatu rangka kerja dari yang akan menyatuhakan berbagai
diperlukan struktur organisasi yang jelas dan anggota yang terdapat di dalamnya
Sim Kim Young Seung Hwa Kim Min Young Hyun Bun Co
Kim Jung Nim Jang Nim Young
Manager Manager QA Manager Manager
Manager Prouksi Menejer HRD
QC Technologi Maintenen
Mr. Diding Mr.Rendi .A Mrs. Winata.S Mrs. Andri Mrs. Sitompul.H Mrs.Danang.M
Asst.Manager Asst.Manager Asst. Manager Asst. Manager Ass. Manager Asst, Manager
Mrs. Agus Mrs. Andi Mrs.Eko. S Mrs. Sutarno Mrs. Awan Mrs. Cnta .l
SPV SPV SPV SPV SPV SPV
Mrs. Catur Mrs. Agung.N Mrs.Pebri. S Mrs. Deni. P Mrs. Genta. G Mrs. Yanto
Leader Leader Leader Leader Leader Leader
berikut
ini, yang membawahi seluruuh kedudukan, ada pun tugas dan tanggung
jawabnya:
perusahaan.
luar perusahaan.
54
ke untungan perusahaan.
maupun barang atau jasa yang di produksi sehingga mendapat acuan dalam
aktivitas organisasi.
telah di buat.
4. Staff, orang yang di tunjuk oleh pimpinan untuk membantu pekerjaan pimpinan
Membantu pimpinan dalam mencari jalan tengah atau dalam hal ini
supervisor:
maupun bawahannya.
Staffing memastikan setiap orang yang terlibat pada tugas dan pekerjaan
tersebut dapaat bekerja sesuai dengan job masing -masing yang telah di
berikan.
kerjanya.
Leader produksi persiapan mesin dan tools serta alat pendukung produksi.
telah di tentukan.
56
1.Ban Radial
Konstruksi Ban Radial terdiri dari Body ply yang benangnya disusun secara
2.Ban Bias
Konstruksi ban bias terdiri dari Body ply yang benangnya disusun
.
57
- Kecepatan
Speed rating ban radial secara umum lebih tinggi dari ban bias
- Daya Tempuh
- Daya Kemudi
Ban radial mempunyai cengkeraman dan kestabilan lebih tinggi baik di jalan
- Penampilan
Ban radial lebih menarik dari segi gaya, rancangan dinding dan telapak ban
menggunakan ban dalam). Ban tubeless adalah ban yang tidak memerlukan
ban dalam dan sebagai penggantinya ban tersebut dilapisi dengan lapisan
- Lebih aman pada saat ban terkena benda tajam misalnya paku.
60
- Resiko terhadap ban meledak akibat panas karena gesekan tidak ada.
1. Mixing / Banbury
Dalam pembuatan produk ban unggulan, baik untuk kendaraan mobil maupun
baku utama dan beberapa bahan kimia sebagai bahan pelengkap produksi.
Material yang digunakan antara lain Natural dan Synthetic Rubber, Carbon
Black, Silica, Zinc Oxide, Sulfur, Oli, dan beberapa material kimia lain. Pada
berat yang ditentukan pada spesikasi produk yang ingin dibentuk. Kemudian
diberikan tambahan Carbon dan Oli pada saat material tersebut masuk kedalam
61
mesin Banburry. Dalam mesin tersebut terdapat alat yang berfungsi untuk
Sebelum compound tersebut disusun pada rak, terlebih dahulu melewati proses
pendinginan dan diberi cairan adhesive agar compound tersebut tidak lengket
setelah tersusun.
2.Extruding
Hasil Mixxing tadi dibuat menjadi tread dan sidewall. Prosesnya adalah
Hasil akhir dari tahapan ini adalah side wall, tread dan filler. Side
wall merupakan salah satu bagian ban yang berfungsi sebagai pelindung
62
terhadap benturan dari arah samping atau serempetan, bahan untuk menambah
fleksibilitas ban, lapisan karet pembungkus carcass dari shoulder area ke rim
cushion dan bead area, berfungsi untuk fashion jika dihias dengan white
ribbon atau white letter, penahan tekukan untuk beban berat, daya tahan lama
dan tahan retakan dan juga berfungsi untuk kekerasan dan keempukan radial.
3. Calender
Proses aplikasi lain adalah untuk pembuatan material ply & steel belt,
JLB & cap ply. Aplikasi tersebut dibentuk oleh mesin Calender dengan
bahan dasar benang (polyester dan nylon) juga steel cord. Polyester maupun
ke dalam oven dengan suhu 160°C agar pada saat diberikan compound dan
sempurna.
4. Bead
63
bead wire yaitu melapisi kawat baja dengan karet. Proses ini berjalan
otomatis dan begitu keluar dari mesin, bead wire sudah berbentuk lingkaran
5. Cutting
Proses cutting ini merupakan proses lanjutan dari mesin Callender, hasill
akhir dari proses ini biasa disebut dengan Ply dan Cap Ply. Ply merupakan
lembaran material yang terdiri dari Polyester, Nylon, dan compound yang telah
kemudian di potong – potong untuk merubah arah atau sudut benang dari 0°
menjadi 90°. Ply berfungsi sebagai carcass atau kerangka untuk menahan,
lembaran material yang terdiri dari nylon dan compound yang dipotong –
potong menjadi beberapa bagian di mesin TTO. Cap Ply berfungsi sebagai
bising dari steel belt, membuat nyaman, dan untuk memperkecil rolling
resistance.
64
6. Building
komponen aplikasi yang telah dibuat pada proses semi manufaktur. Semua
komponen seperti rakitan bead, lembaran ply yang telah di potong dengan sudut
90°, steel belts, innerliner, tread dan side wall semua di rakit menjadi satu
kesatuan utuh sebagai bagian dari ban setengah jadi atau biasa disebut
dengan Green Tire (GT). Proses perakitan (Tire Building) terdiri dari 2 tahap,
tahap pertama sering disebut dengan istilah 1st stage yang kemudian menghasil
atau 2nd stagedengan menambahkan steel belt, cap ply dan tread menjadi GT.
Tahap ini dilakukan dengan menggunakan mesin yang dioperasikan oleh satu
7. Curing
yang dihasilkan dari proses perakitan kemudian di kirim ke area Curing untuk
dimasak. Proses Curing sendiri terdiri dari beberapa tahap. Pertama GT datang
terlebih dahulu untuk menghindari adanya cacat pada GT. Setelah GT selesai
diperiksa diambil 4 ban setiap 1 rak GT untuk dilakukan proses painting Chem
black dan sulphur dengan dibantu oleh persenyawaan bahan kimia untuk
bagian ban. Proses curing (pemasakan) ini membutuhkan suhu panas dan
sejumlah tekanan steam yang sangat tinggi, GT akan ditempatkan pada cetakan
Setelah cetakan tertutup, GT akan melebur ke dalam cetakan tread dan side
wall. Cetakan tersebut tidak dapat dibuka sampai proses curing selesai secara
otomatis. Ban yang sudah jadi akan jatuh dan masuk ke dalam conveyor untuk
Setelah selesai, ban di periksa scara visual apakah ada cacat atau tidak, proses
ini tentu saja tidak menggunakan mesin, jadi ketelitian pekerja sangat
Ban tidak mungkin bisa 100% balance seperti pelek, namun ada batasannya.
Jika melebihi batas, berarti ada kesalahan pada proses produksi. Selain itu, kami
juga memiliki laboratorium untuk memeriksa sampel ban yang diambil secara
9.Wrapping/Packaging
Dalam penelitian ini yang menjadi objek dalam pengambilan data ialah PT.
Hankook Tire Indonesia . data yang di ambil adalah data periode April - Juli 2019.
Metode yang di pakai ialah beberapa alat statistik seventool. Berikut adalah langkah
5.1.1 CheekSheet
atau penyebab dan mengambil keputusan untuk melakukan perbaikan atau tidak.
Dari data tabel di bawah berikut di ketahui bahwa jumlah produksi terbesar di bulan
juni dengan total produksi 702.000 pcs dan jumlah cacat dengan total 575 pcs
dengan rata - rata jumlah kecacatan sebesar 115 pcs. Dari hasil perhitungan di
ketahui bahwa persentase kecacatan produksi pada jenis cacat BI mencapai 0,150
% ,dengan jumlah dari total jenis cacat 922 pcs padahal batas toleransi dari
68
69
7 FMP 12 17 37 15 81 0,012
8 FML 10 17 15 31 73 0,012
5.1.2 Histogram
Untuk memudahkan dan melihat lebih jelas jenis cacat produk. Dari diagram
batang di bawah ini dapat di lihat jenis cacat produksi yang sering terjadi di line
assembling sering terjadi pada jenis cacat BI yaitu sebesar 922 pcs.
70
Untuk selanjutnya mencari frekuensi pada jenis cacat yang sering terjadi
R = 171
= 8, 36
c. P/K = 171/8,368
Interval : 20
71
Pcs FREKUENSI
177-196 2
196-215 1
215-234 0
234-254 0
254-273 1
273-293 0
293-312 0
312-331 0
331-351 1
Melalui tabel frekuensi tersebut maka dapat di peroleh histogram cacat BI pada
2,5 Ketidaksesuaian BI
2
F 1,5
R 1
E
0,5
K
U… 0
177-196
196-215
215-234
234-254
254-273
273-293
293-312
312-331
331-351
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7 8 9
Prosentase
Jenis Cacat Jumlah Cacat Prsentase
Kumulatif
JOL 98 6% 100%
Berdasarkan data maka dapat di susun sebuah diagram pareto seperti terlihat
Dari hasil pengamatan dapat di ketahui bahwa 50% cacat produksi Tire yang terjadi
di line Assembling PT. Hankook Tire Indonesia di dominasi jeni cacat produksi
yaitu BI 922 unit, jadi perbaikan dapat di lakukan dengan mefokuskan pada sala
Data di atas menggunakan sempel 100 pcs dengan rata- rata nilai 2.400 di
550
500
450
400
350
300
250
200
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 46 49 52 55 58 61 64 67 70 73 76 79 82 85 88
Data diatas merupakan data pada bulan juli dimana grafik yang bertanda
merah merupakan adanya speed mesin yang melebihi dari standar atas dan bawah
yang telah diatur dalam WI. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa berdsarkan
pengecekan tiap shift ditemukan kejadian speed yang diluar batas standar sehingga
BI
12
10
0
200 250 300 350 400 450 500 550
Dari gambar diatas adapat diketahui bahawa terdapat pengaruh yang besar
akan speed mesin terhadap defect BI dimana semakin tinggi speed semakin sering
Setelah Diagram fishbone yang telah di buat maka dapat di lihat bahawa
kecacatan yang paling dominan di line Assembling selama bulan april-juli yaitu
Man Material
Joint terlalu tebal kalduarsa
Cek visual
Tidak teliti Bubble pada inner
Material low teck lainer
Tidak paham
NG BI
Part mesin BI
Panas Auto
abnormal
tar Aktive
Item Why 1 Why 2 Why 3 Why 4 Why 5
get plan
Tidak Tiadak
Lebar Kurang
Joint PA sesuai ada
PA tidak pengawa
tebal cheeks prosedur Edukasi
standar san
eet OP printah dan
training
Jedah Jadwal
0P Kurang waktu dan
Kariawa
Kurang Trenin trening waktu
n baru
skill g op terlalu terlalu
lama padat
Tidak tau
Tidak
prosedur Masuk Begadan Tidak di
BI Man mengiku
awal telat g siplin
ti brifing
shift
Recoup
Tidak Tidak
Material materia
Materi Kalduars di Tidak sesuai
remain l dan
al a gunaka setandar spesifika
sisah info
n lagi sinya
QC
79
Menge Di
Prosedur
Prosedur jar Performa Value kontrol
tidak
Manualk plannin ce idividu secara
sesuai
an g operator operator berseka
SOP
target la
Belum
Sperpa
ada per Mentain
Spepart Terpakai rt tidak Perbaik
baiakn en
yang terus memen an
atau datang
rusak menerus uhi sperpart
perngece telat
standar
kan
Tidak
ada Palaning
Speed Nilai Settingm Info
kontrol produksi
zipper setting an setting
dan berubah
abnormal kurang keteter man
pengec ubah
ekan
Tidak
Part Cutter, beum
ada
mesin dek ,side menginfo PM
kontol Cek
Mesin tidak ring rmasi susah di
dan PM
Abnorma tidak pada hubungi
pengec
l normal teknisi
ekan
80
Bising Belum
Mesin Ada
mengga adad
Bunyi yang sparepart Perbaik
ngu perganti
mesin abnor yang an PM
konsentr an
mal abnormal
asi sparepart
Berhamb
Sepiha Tidak
Areah uran di Di
Terkonti n ada
material sekitar adakan
minasi produk jadwal
kotor area 5S
si 5S
proses
Material
Kurng berada
Materi Material Pebaika
pendingi dalam
Panas al kondisi n pd
n di area kondisi
lengket panas AC
line tidak
panas
Lampu Suadh
di area Karena waktuny
Kurangn Penamb
line sudah a di
Lingku ya ahan
Gelap assemb terlalu ganti
ngan peneran peneran
ling lama di dengan
gan gan
sudah gunakan yang
redup baru
setelah setting sesuai standar yang di tetapkan , dan cek GT yang sudah di serittng
secara visual jika GT masi cacat maka di setting ulang tapi bila suda “ok” maka GT
Start
Material change
Change sparepart
Setting
NO
Cek visual GT
OK
finish
1. Melakuakan education dan trening pada kariawan baru dan kariawan lama.
penilaian yang paling besar yaitu 8 (High severity), sehingga di jelaskan bahawa
82
sumber daya manusia dan material bisa menyebabkan kegagalan Yang signitifikan.
Karena bahan yang berkualitas buruk sangat mempengaruhi kualitas Ban yang di
(mild severity) karena pengaruh buruk masih ringan dan masih sangat mungkin bisa
di perbaiki.
memiliki nilai 5 (karena kegagalan agak mungkin terjadi), dan peluang terjadinya
mesin yang rutin, menambah ventilasi udara maupun di berikan pelatihan kepada
yaitu dengan nilai 8, atau kegagalan sangat mungkin terjadi, di sebabbkan karena
masing masing kariawan memiliki tingkat konsentrasi berbeda beda dalam bekerja
disebabkan oleh faktor sumber daya manusia lebih di bandingkan dengan penyebab
karena lingkungan, mesin atau peralatan dan metode lebih muda di identifikasi.
Lingkungan yang panas bisa di ketahui akan mengganggu kariawan dalam bekerja.
Mesin dan metode bisa di ketahui tidak berfungsi dengan baik sasat proses produksi
berlangsung. Sedangkan pemberian nilai 6 untuk sumber daya manusia dan 4 untuk
bekerja atau tidak , sangat sulit untuk di identifikasi secara fisik, dan sulitnya
mengidentifikasi.
C. Lingkungan
Requitment Potensial Potensial Severit Clasifikatio
Fungsi (kebutuhan) Failure Mode Effect Failure y n
Prose Potensial
D. Mesin
Proses Requitment Potensial Potensial Effect Severity Clasifikation
Function Failure Failure
Mode
Potensial
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Mesin Paet pada Convayer Menghasilkan -
press up mesin PA tak produk cacat
cutting normal stabil
kendor tak 7
stabil dan
bantalan
zipper
sudah aus
5.Metode
Proses Requitment Potensial Potensial Severity Clasifikation
Function Failure Effect Failure
Mode
Potensial
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Setting posisi Setting Cara joint Menghasilkan -
dan speed terhadap tidka produk Cacat
convayer PA sharus rapih dan
tidak sesuai sesuai cutting
spesifikasinya dengan tak rata 5
spesifikasi
sizenya
JOL 98 80 18
BI
53,80
53,60
53,40
53,20
53,00
sebelum
52,80 53,54 Setelah (agust)
52,60
52,40
52,20 52,51
52,00
sebelum Setelah (agust)
Sumber: data di olah, 2019
88
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisi diketahui bahwa defect utama yang ada pada line
Assembling ban radial di PT. Hankook Tire Indonesia adalah BI ( Blister Inside )
sebesar 0,150 %, AUS (Air Under Sidwall ) sebesar 0,026%, NCD (Not cord
densin) sebesar 0,025 %, JOL (join over law) sebesar 0,025% , OJS (Open Join side
wall ) sebesar 0,035%. Yang paling besar adalah defect BI (Blister Inside) yaitu
pada bulan April 348 pcs dengan persentase 0,50% melebihi batas 0,5% dari
standar toleransi.
Tindakan perbaikan
1..Melakuakan education dan trening pada kariawan baru dan kariawan lama.
89
90
rekomendasi yang dapat di terapkan secara permanen atau terus menerus pada
line Assmbling di PT. Hankook Tire Indonesia agar dapat mengurangi produk
ada apakah masih layak di gunakan atau tidak untuk proses produksi
Secara bersekalah.
kecelakaan kerja.
91
Daftar Pustaka
Fauzi S. Perbaikan Kualitas dengan Menggunakan Seven Tool dan Faunlt Three
Aalysisz (FTA) di PT.XYZ, prosing SNTI dan SATELIT 2017(pp.D110-
117).Malang: Jurusan Teknik Universita Brawijaya.
Tasman B. dan Yulius H. Analisa Kualitas Kntong Semen Tipe Pasted Bag
Mengggunakan Metode Seven Tool pada Pt. Semen Padang. Jurnal
Teknologi Vol.6, No.1, Hal.51-63(2016) ISS:2301-4474. Padang:Universitas
Putra Indonesia YPK.
Siboro, B. A. H., Afma, V. M., & Pratama, A. (2018). Perancangan Mesin Bending
untuk Menurunkan Reject Mechanical Packing Kapasitor. Jurnal Sistem dan
Manajemen Industri, 2(1), 9-16.
Paliska, G., D. Pavletic., and M. Sokovic, 2007. “Quality tools – systematic use in
process industry”. Journal of Achievments in Materials and.
Kotler, P dan Keller, K. (2013). Menejemen pemasaran, Jilid 1. Jakarta: PT. Indeks
Kelompok Gramedia.
Gasppersz, vincent 200. Metode fmea untuk meningkatkan kualitas, Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama.
LAMPIRAN SKRIPSI
Disusun Oleh:
AFFAN GHOFURI
NIM : 111511241
Re-setting Re-setting
Cureing 6 ea
Building Building
Machine
Check 6 ea
Result Ok
Re-setting
Building
Verification
Result
OK
Countinue
Production
99
PENDIDIKAN FORMAL
- Madrasah Ibtidaiya Tanbihulathfal
- Madrsah Tsanawiyah Negri 1 Arjawinangun
- SMK N 1 Jamblang
PENGALAMAN KERJA
- PT. Mayora,Tbk Cibitung
- PT. Hankook Tire Indonesia
Demikian Daftar Riwayat Hidup ini saya buat dengan sesungguhnya serta
menurut keadan yang sebenar benarnya.
Hormat Saya
AFFAN GHOFURI
NIM:111511241