Disusun oleh
: Kelompok
Pengendalian Hasil
Pengendalian hasil atau dalam bahasa inggrisnya disebut dengan Result Control
merupakan strategi pengendalian yang menekankan pada hasil dari suatu aktivitas. Hal ini
berkaitan dengan memberikan imbalan (reward) pada pihak-pihak yang memperoleh hasil
seperti yang diharapkan, dan memberikan hukuman (punishment) bagi pihak-pihak yang
tidak berhasil mendapat hasil sesuai dengan yang diharapkan. Ini mengikuti konsep result
accountability, dimana karyawan (termasuk manajer) harus mempertanggungjawabkan hasil
yang diperoleh.
bekerja keras akan dihargai lebih, daripada karyawan yang sudah lama bekerja atau memiliki
hubungan sosial lebih baik, namun kinerjanya rendah. Kelaziman pen)endalian hasil
Pengendalian hasil digunakan untuk mengendalikan perilaku karyawan pada berbagai tingkat
organisasi.
Kalau hanya menekankan pada hasil, apakah ada jaminan bahwa mereka
mendapatkan hasil tersebut dengan cara yang benar? #isini akan diberikan contoh sederhana
di dunia pendidikan, dimana ditargetkan index prestasi (IP) minimal bagi mahasiswa
penerima beasiswa adalah 3.5. Apabila mahasiswa mendapatkan IP 3,5 maka akan diberi
reward berupa beasiswa untuk semester berikutnya, sedangkan yang tidak berhasil
mendapatkan IP 3,5 akan dicabut beasiswanya. Bagaimana kita yakin bahwa para mahasiswa
mendapatkan IP 3,5 dengan cara yang benar? Yang bukan karena nyontek, atau mencari
bocoran soal?
*ogika penggunaan result control berkaitan dengan cara memperoleh hasil adalah
sebagai berikut+ bila target hasil telah ditetapkan dan para karyawan benar-benar ingin
mencapai target tersebut, maka para karyawan akan melakukan pekerjaan tersebut dengan
sebaik-baiknya agar hasil yang diperoleh dapat sesuai yang diharapkan. Jadi dalam kaitannya
dengan contoh beasiswa di atas, maka mahasiswa akan bekerja keras untuk memperoleh IP
minimal 3,5. Jadi kesungguhan untuk mencapai result yang diharapkan akan mempengaruhi
cara bekerja mereka. #ijamin seperti itu? Tentu saja tidak dijamin apabila tidak ada kontrol
yang baik pada pelaksanaan kerja. Oleh karenanya result control akan sangat baik apabila
disertai dengan action control.
*antas kenapa harus menggunakan result control? Karena result control memiliki
kelebihan tertentu. Karyawan yang dikendalikan melalui hasil yang diperoleh akan memiliki
keleluasaan dalam melaksanakan tugas karena yang difokuskan disini adalah hasilnya.
Terserah bagaimana cara kerjanya yang penting hasil harus sesuai dengan harapan. Hal ini
justru memberikan dorongan kepada karyawan untuk melakukan inovasi agar hasil yang
diperoleh bisa sesuai harapan.
Jadi, dalam result control reward diberikan bagi mereka yang memperoleh hasil sesuai
yang diharapkan (pay for perfomance). #isini berlaku konsep meritokrasi (meritocracies)
yaitu penghargaan diberikan atas dasar merit (prestasi). Konsep ini sangat disukai oleh para
profesional karena mereka memiliki kecenderungan bekerja untuk suatu hasil, bukan bekerja
untuk sekedar menjalankan tugas.
Agar lebih efektif pengendalian hasil membutuhkan implementasi desentralisasi organisasi. #esentralisasi adalah pendelegasi
desentralisasi +
2elain desentralisasi, sistem insentif atas kinerja juga penting dalam penerapan pengendalian hasil. Pen)endalian hasil dan p
pengendalian, yaitu +
/) Pemahaman karyawan mengenai apa yang harus mereka kerjakan dan hasilkan
Imbalan ekstrinsik, berupa uang atau non uang seperti penghargaan pegawai terbaik
Imbalan intrinsik, dihasilkan secara internal melalui adanya rasa puas
atas pencapaian hasil.
Kriteria kunci dalam menilai pengukuran hasil telah efektif adalah kemampuan dari pengukuran untuk mengubah p
haruslah +
Pendekatan result control sering pula diterapkan dalam organisasi yang menggunakan
konsep management by objective (3BO). #alam 3BO, atasan dan bawahannya pada suatu
organisasi bersama-sama mengidentifikasi tujuan bersama, kemudian tanggungjawab dan
hasil yang ingin dicapai dirinci untuk setiap karyawan, yang kemudian menggunakan
ukuran tersebut sebagai dasar untuk menjalankan unit organisasi dan untuk mengukur
kontribusi tiap-tiap anggota organisasi. #engan demikian dalam 3BO ini, hasil yang ingin
dicapai oleh suatu unit, manajernya, dan juga tiap-tiap orang yang bekerja dalam unit
tersebut teridentifikasi. 2etiap orang tahu targetnya masing-masing.
#imensi kinerja bagi suatu organisasi akan berbeda dengan organisasi lainnya
bergantung pada karakteristik bisnisnya. Yang paling penting disini adalah kita harus
menetapkan apa saja yang harus dilihat untuk menyatakan suatu unit organisasi berkinerja
baik atau tidak. Keberhasilan suatu unit bisnis bisa dilihat dari aspek profitabilitasnya,
kepuasan pelanggannya, kepuasan pemegang sahamnya, pangsa pasarnya, dan kualitas
produknya. #i suatu universitas kinerjanya dapat dilihat dari jumlah dan mutu penelitian,
kualitas pengajaran, kualitas lulusan, dan produktivitas lulusan.
Penentuan dimensi kinerja ini sangat penting karena sekali ditetapkan, seluruh elemen
organisasi harus berkomitmen untuk mencapai tujuan yang dimensinya telah ditetapkan
tersebut. Prestasi kerja mereka tidak bisa diukur dengan dimensi lain diluar yang telah
ditetapkan.
+ara Pen)ukuran Kinerja
2etelah dimensi kinerja ditetapkan, kita harus bersepakat tentang bagaimana cara
mengukurnya. Ini sangat penting karena suatu dimensi dapat diukur dengan cara yang
berbeda-beda. 3engukur profitabilitas bisa dengan beragam cara, demikian pula untuk
mengukur lainnya. Oleh karenanya diperlukan kesepakatan. Tanpa kesepakatan bisa
menimbulkan kerancuan dikemudian hari.
#engan mengambil contoh dimensi kinerja yang telah ditetapkan pada suatu unit
bisnis, mari kita coba tentukan cara mengukurnya. #imensi kinerja yang pertama adalah
profitabilitas. Profitabilitas dapat diukur dari jumlah laba dalam rupiah (total pendapatan
dikurangi total biaya), profit margin (laba dibagi dengan total pendapatan kemudian dikalikan
/889), atau dengan cara pengukuran profitabilitas lainnya. #imensi kinerja kedua dalam
contoh di atas adalah kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan dapat diukur dengan
jumlah pelanggan yang melakukan pembelian ulang, jumlah pelanggan baru yang
melakukan pembelian berdasar rekomendasi pelanggan lama, atau bisa juga menggunakan
ukuran customer satisfaction index yang angkanya didapatkan dari hasil survey kepada
pelanggan. Kepuasan pemegang saham bisa dilihat dari hasil survey atapun ukuran lain
seperti pendapatan per lembar saham (earning per share atau EP2, yaitu jumlah laba dibagi
dengan jumlah saham). #emikian selanjutnya kita harus sepakati cara pengukuran tiap-tiap
dimensi kinerja.
Penetapan Tar)et
Target merupakan suatu ukuran tentang sesuatu yang ingin kita capai dalam suatu
kurun waktu tertentu. 5ungsi menetapkan target adalah untuk memotivasi kita mencapai apa
yang telah kita tetapkan dan untuk menjaga agar kita bekerja secara efisien. #engan kata lain
adalah agar kita bekerja efektif dan efisien. Efektif berarti kita bekerja pada koridor untuk
mencapai tujuan atau dengan kata lain kita bekerja dengan benar. 2edangkan efisien adalah
kita bekerja secara hemat. Jadi kalau bisa mencapai tujuan dengan biaya yang lebih murah
mengapa harus mengeluarkan biaya yang lebih mahal? Kalau dalam bentuk formula, efektif
adalah membandingkan antara output dengan tujuan, sedangkan efisien adalah
membandingkan antara output dengan input.
Target harus ditetapkan secara cermat dan harus merupakan perpaduan antara top
down dan buttom up. #engan kata lain target harus ditetapkan dengan melalui komunikasi
yang baik antara yang memberikan target dan yang akan menjalankan target. 3engapa?
Karena atasan akan lebih cenderung menetapkan target yang setinggi-tingginya sedangkan
yang akan menjalankan akan cenderung menetapkan target yang serendah-rendahnya. Target
yang terlamapu tinggi yang hampir tidak mungkin tercapai justru tidak memotivasi .
2ebaliknya, target yang terlampau rendah akan merugikan perusahaan. Tentu saja karyawan
akan senang apabila targetnya rendah karena mereka akan lebih mudah mencapainya, tapi
perusahaan akan dirugikan karena seharusnya bisa memperoleh hasil yang lebih apabila
target ditetapkan lebih tinggi dan bisa terpenuhi. Untuk sebagai pedoman, target yang baik
adalah yang <challenging but acheivable=. Target harus menantang, tetapi juga pada takaran
yang harus memungkinkan untuk dicapai.
Target yang ditetapkan disini harus konsisten dengan ukuran kinerja yang telah
ditetapkan. 3isalnya, dalam contoh di atas, kinerja kita antara lain diukur dari aspek
profitabilitas, dan profitabilas ini diukur dengan jumlah rupiah laba yang dihasilkan dan
profit margin. 3aka target disini harus mencantumkan angka, yang sesuai dengan ukuran
yang telah disepakati untuk digunakan. 3isalnya, laba tahun ini targetnya Rp. 1 3ilyar,
dengan profit margin sebesar 189. Jadi setelah target ini ditentukan, maka tugas kita
selanjutnya adalah mencapai laba Rp. 1 3ilyar, dan profit margin 189. #engan kata lain,
kita bekerja untuk mencapai target tersebut> Bukan target yang lain yang diluar apa yang
telah ditetapkan.
Monitoring Kinerja
2etelah target ditetapkan, maka kita harus berusaha mencapainya, karena target itulah
yang akan digunakan sebagai dasar apakah kita memberikan hasil sesuai yang diharapkan
atau tidak. #alam perjalanan menuju target, kita harus memiliki mekanisme untuk mengukur
seberapa jauh kita telah merealisasikan target, sehingga kita memiliki informasi sudah
seberapa jauh kita melangkah dan masih seberapa jauh kita harus melangkah. Yang harus
diingat disini, kita dalam mengukur realisasi kerja harus dengan formula yang telah
ditetapkan.
Kalaupun target ditetapkan tahunan, bukan berarti kita memonitor kinerja kita hanya
pada akhir tahun. Target tahunan bisa kita rinci menjadi target bulanan, target mingguan,
bahkan target harian. Tetapi tetap saja, kalau sudah kita sepakati bahwa target adalah tahunan,
maka pemenuhan target bulanan dan mingguan atau harian tersebut hanyalah dalam kerangka
agar target tahunan terpenuhi.
Hukuman (punishment) demikian pula, bisa dalam bentuk uang maupun dalam bentuk
bukan uang. Hukuman dalam bentuk uang misalnya penundaan kenaikan gaji ataupun tidak
diberikannya bonus bagi yang tidak target. Hukuman jenis ini memang tidak mewajibkan
karyawan untuk membayar kepada perusahaan sejumlah uang tertentu, tetapi mereka tidak
diberi hak seperti apabila mereka mencapai target. Jadi karyawan tidak akan minus, tetapi
tidak diberi plus. Namun ada pula perusahaan yang mewajibkan karyawan untuk membayar
dalam bentuk uang apabila tidak target. Perusahaan taxi misalnya, mereka menetapkan target
agar sopir dalam satu hari harus setor uang sejumlah tertentu. Apabila target, sopir
mendapatkan bonus, yaitu hak atas uang kelebihan, tetapi apabila tidak target, sopir
diwajibkan menutup selisih antara target dengan yang diperoleh pada hari tersebut. @alau
cara yang terakhir ini ada yang menerapkan, namun sering dipertanyakan dari aspek etika dan
perlindungan karyawan. Hukuman dalam bentuk bukan uang tentunya adalah sisi kebaikan
dari reward. Jadi karyawan yang tidak target bisa ditunda promosinya, atau bahkan
diturunkan levelnya diperusahaan.
Yang harus diperhatikan disini adalah penghargaan ataupun hukuman harus cukup
berarti bagi karyawan. Artinya, penghargaan yang terlampau kecil dan hukuman yang
terlampau kecil yang tidak berarti buat karyawan tidak akan memberikan motivasi kepada
karyawan. 3emang menjadi sangat relatif akhirnya, apa yang berarti bagi seseorang bisa jadi
tidak berarti bagi orang lain. Untuk itu disini pedomannya adalah bukan nilai rupiahnya,
tetapi nilai keberartiannya. 2ebagai contoh bonus Rp. /88.888,- akan berarti buka office boy,
tetapi akan tidak berarti bagi seorang manajer. Jadi, penghargaan maupun hukuman harus
tepat sasaran dan tepat takaran.
Kelebihan dan kekurangan suatu metoda adalah hal yang biasa. Oleh karenanya ada
yang mendukung (pro) dan ada pula yang tidak mendukung (contra) atas result control ini.
Yang pro terhadap result control beranggapan bahwa result control merupakan cara yang
praktis untuk mengendalikan seseorang atau bagian organisasi karena ukurannya sangat
mudah, yaitu hasilnya sesuai dengan harapan atau tidak. Result control juga memberikan
kesempatan kepada para karyawan untuk bebas berimprovisasi atas cara kerjanya, karena
yang penting adalah hasilnya. Jadi justru merangsang inovasi. Karyawan tidak terkekang
dengan cara-cara kerja standar yang sebetulnya masih bisa ditingkatkan. Bahkan, cara kerja
mungkin bahkan lebih baik karena untuk mencapai hasil yang baik diperlukan cara kerja
yang baik pula. Result control juga merupakan pendekatan pengendalian yang relatif murah
bila dibandingkan dengan action control. Hal ini dikarenakan kesederhanaan cara
pengukurannya dan jumlah orang yang terlibat dalam kegiatan monitoring hasil lebih sedikit.
Pro dan kontra yang ada disini bukan berarti kita dihadapkan pada pilihan akan
menggunakan result control atau tidak, namun kita justru harus mampu memaksimalkan
kelebihan yang ada dan meminimalkan, atau bahkan mengeliminasi kekurangan yang ada.