Anda di halaman 1dari 11

Review Jurnal Fitokimia

identifikasi tinta menggunakan Kromatografi Kertas

Disusun Oleh:
Seplin Kurnia Potabuga (714840120070)

Stania Robot (714840120072)

Sylvana Kui (714840120074)

Tasbila Paputungan (714840120076)

JURUSAN FARMASI
POLTEKKES KEMENKES MANADO
TAHUN
2022
PENDAHULUAN
Pena, spidol dan mesin cetak merupakan contoh nyata dari pengembangan
tinta yang sangat berpengaruh dalam kemajuan zaman. Tanpa adanya tinta
bukanlah hal yang tidak mungkin bahwa taraf pendidikan akan sebesar saat ini.
Perlu diketahui tinta adalah cairan atau pasta yang berisi pigmen atau pewarna
yang kompleks atas berbagai macam komponen meliputi pelarut, pigmen,
celupan, resin, pelumas, solubilizer, serta surfaktan yang memiliki peran atau
fungsi penting. Pigmen berfungsi sebagai pemberi warna dianggap sebagai
penyusun utama tinta. Resin mengikat tinta bersama-sama ke dalam lapisan film
dan mengikatnya ke permukaan. Pelarut digunakan untuk membuat aliran tinta
sehingga bisa dipindahkan ke permukaan cetak, dan komponen lainnya berfungsi
untuk membuat sifat fisik tinta agar sesuai dengan situasi yang berbeda (Gandjar,
2007).

Karakteristik sebuah tinta dapat diamati melalui viskositas, tegangan


muka, nonvolatile compound (NV), retardation factor (Rf), serta kadar volatile
organic compound (VOC). Percobaan ini akan diamati komposisi warna dari
sampel tinta menggunakan kromatografi kertas dengan berbagai jenis fasa gerak.
tersebut dapat diidentifikasi menggunakan kromatografi sederhana yaitu
kromatografi kertas.

Kromatografi kertas (Paper Chromatography) adalah metode kromatografi


yang paling penting dan sederhana yang digunakan untuk memisahkan dan
mengidentifikasi komponenkomponen campuran. Kromatografi kertas ini baik
digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif. Metode pemisahan
dilakukan dengan kerja dua fase yaitu fase diam (kertas) dan fase gerak (pelarut).
Hasil kerja kedua fase ini berupa rambatan warna yang dapat terlihat pada kertas
kromatografi dan bercak yang ada untuk membandingkan antar totolan dari
sampel maupun totolan dari standar. Kertas yang dipakai umumnya terbuat dari
selulosa yang sangat murni. (Triwahyuni, dkk, 2003).
Terdapat tiga metode elusi pada kromatografi kertas, yaitu metode penaikan
(Ascending), metode penurunan (Descending), metode mendatar (Radial). Metode
penaikan (Ascending) kertas digantung sedemikian rupa sehingga bagian bawah
kerta tercelup pada pelarut yang terletak didasar bejana. Noda harus diusahakan
tidak sampai tercelup karena dapat larut dalam pelarut. Pelarut akan naik melalui
serat-serat kertas oleh gaya kapiler menggerakkan komponen dengan jarak yang
berbeda-beda. Metode penurunan (Descending) kertas digantung dalam bejana
dengan ujung dimana aliran mulai bergerak dicelupkan dalam palung kaca yang
berisi pelarut. Pelarut bergerak turun membawa komponen melalui gaya kapiler
dan gaya gravitasi. Metode mendatar (Radial) Matode ini sangat berbada dari
sebelumnya. Biasanya kertas dibentuk bulat yang tengahnya diberi sumbu dari
benang atau gulungan kertas. Noda ditempatkan pada pusat kertas kemudian
pelarut akan naik melalui sumbu sehingga membasahi kertas untuk kemudian
mengembang melingkar membawa komponen yang dipisahkan. Bila permukaan
pelarut telah mengembang atau bergerak pada batas tertentu, maka kertas
dikelurkan dari bajana dan batas kertas pelarut diberi tanda lalu dikeringkan. Jika
senyawa yang akan dipisahkan berwarna akan Nampak seperti noda-noda yang
terpisah. Tetapi jika komponen zat tidak berwarna (umumya senyawa organik)
maka dapat dideteksi dengan cara fisika atau kimia (Rusmana, 2009).
METODE
Alat dan Bahan

 Alat
1. Gelas piala 50 Ml, 100 ml, 250 mL dan 500 mL
2. Pipet ukur 10 mL dan 25 mL
3. Gelas ukur 100 mL
4. Gunting
5. Cutter
6. Pengaduk kaca
7. Mikropipet
8. Pipa kapiler
9. Pro-pipet
10. Botol semprot
11. Spatula
12. Penjepit kayu
13. Sinar UV

 Bahan

1. Isopropyl alcohol 99,98%


2. Spidol
3. Etanol 96%,
4. Tissue
5. Aquadest,
6. Kloroform p.
7. Kertas saring whatman,
Cara Kerja

 Identifikasi Tinta Menggunakan Kromatografi Kertas


1. Kertas saring dipotong 2cm x 12 cm dan ditandai menggunakan pensil
dari tepi bawah 2 cm tepi atas 1 cm seperti pada gambar 1.

2. Tinta ditotolkan menggunakan alat totol pada garis tepi bawah.


3. Aquades dimasukkann dalam gelas ukur dan kertas saring dimasukkan
dengan posisi totolan tinta berada dibawah (totolan tidak masuk
aquades).
4. Kemudian dibiarkan sampai terjadi elusi dan bercak ditandai dengan
pensil.
5. Langkah-langkah tersebut diulangi dengan menggunakan pelarut
etanol, kloroform dan isopropil alkohol lalu nanti akan dihasilkan
bercak hasil elusi.
HASIL PRAKTIKUM

Identifikasi Tinta menggunakan Kromatografi Kertas.


Warna yang muncul pada setiap fase gerak berbeda-beda hal ini
dikarenakan dengan sifat kepolarannya. Apabila sifat kepolaran dari senyawa
yang dipisahkan sama dengan fase diamnya maka senyawa tersebut akan tertahan
pada fase diamnya, sehingga senyawa –senyawa yang keluar telebih dahulu
berbeda sifat kepolarannya dengan fase diam. Setelah itu dilakukan perhitungan
nilai Rf dengan rumus pada persamaan 1.

dR
Rf =
dM

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi nilai Rf yang dihasilkan


dari pengukuran identifikasi tinta dengan asam amino, salah satunya suhu,
tekanan ketika proses elusi, sifat dari larutan yang di pakai sebagai fase gerak,
serta jenis larutan yang dipakai disesuiakan dengan sampel. Adapun hasil nilai Rf
dari pengujian tinta dengan kromatografi kertas pada tabel 2.
PEMBAHASAN
Kromatografi merupakan metode pemisahan yang didasarkan pada
distribusi diferensial komponen sampel antara dua fase. Secara pengertian,
kromatografi terdiri atas dua fase yaitu fase gerak (gerak phase) dan fase diam
(stationary phase) (Soebagio, 2003 :55).
Kromatografi kertas merupakan kromatografi cair-cair. Fase diam berupa lapisan
tipis air yang terserap oleh kertas. Selain itu daat digunkan pelarut lainnya.
Pengerjaanya sangat sederhana dengan penotolan satu tetes cuplikan pada kertas
yang sudah ditandai kemudian dicelupkan ke dalam pelarut untuk memisahkan
komponen-komponen yang ada dalam cuplikan (Soebagio, 2003: 59).
Kromatografi yang digunakan untuk pengujian tinta secara kualitatif,
dengan cara memisahkan setiap komponen-komponen yang ada pada suatu
campuran. Prinsinya kromatografi kertas adalah adsorbsi dan kepolaran, dimana
adsorbsi didasarkan pada panjang kompenen dalam campuran yang diadsorbsi
pada permukaan fase diam. Serta kepolaran komponen berpengaruh karena
komponen akan terlarut dan terbawa oleh pelarut jika memiliki kepolaran yang
sama serta kecepatan migrasi pada fase diam dan fase gerak..
Pengujian yang dilakukan pada identifikasi tinta menggunakan
kromatografi kertas yang bertujuan untuk memisahkan senyawa yang ada pada
tinta tersebut secara kualitatif dengan fase diam berupa senyawa selulosa dan
pelarut organik yang digunakan yaitu akuades, kloroform, isopropil, dan etanol
sebagai eluen (fase gerak). Senyawa selulosa yang digunakan mempunya gugus
hidroksil (-OH) yang bersifat polar sehingga pemisahan dapat terjadi melalui
mekanisme adsobsi tanpa adanya air. Sebelumnya fase gerak dilakukan
penjenuhan terlebih dahulu untuk mengurangi tekanan dan uap saat proses elusi
yang dapat mempengaruhi proses perambatan noda. Penotolan yang dilakukan
pada sampel dan standar pada potongan kertas saring yang digunakan yaitu kecil
dan pekat. Jika penotolan encer atau terlalu lebar maka pemisahan yang senyawa
yang terjadi akan tertindih sehingga tidak dapat terlihat dengan jelas.
Peritiwa yang terjadi secara partisi dan metode kromatografi kertas yang
digunakan yaitu secara ascending yaitu dari bawah menuju keatas, dan posisi
kertas harus tegak untuk meminimalisir pelebaran perambatan noda yang
menyebabkan noda tidak merambat menuju ke atas dan untuk penentuannya
membandingkan nilai Rf sampel dengan nilai Rf standar.
KESIMPULAN
Prinsip kromatografi kertas pada indentifikasi tinta adalah adsorbsi dan
kepolaran, dimana adsorbsi didasarkan pada panjang komponen dalam campuran
yang diadsorbsi pada permukaan fase diam, serta kepolaran komponen
berpengaruh karena komponen akan terlarut dan terbawa oleh pelarut jika
memiliki kepolaran yang sama serta kecepatan migrasi pada fase diam (kertas
saring) dan fase gerak (pelarut kloroform, etanol, isopropyl, dan akuades).
Identifikasi tinta dengan menggunakan kromatografi kertas mampu memisahkan
komponen dengan cukup baik dengan melihat nilai Rf diperoleh nilai Rf pada fase
gerak akuades (0; 0,1714; 0,0381; 0,0571), pada fase gerak etanol nilai Rf (0,5393
; 0,3821; 0,0562), Rf fase gerak dengan isopropil (0,4118; 0,5588) pada fase
gerak kloroform nilai Rf (0,5988; 0,5490; 0,0196).
DAFTAR PUSTAKA
Asmarani, Dhea Rahmi, Kurnia Wahyu Lestari, Nurfajri Novayanti, Riza Ariyanti
Primandini, Renaldy Ajie Prayoga, Tenera Alifia Rahadianti.2020.
Identifikasi Tinta dan Asam Amino Menggunakan Kromatografi Kertas.
Yogyakarta: Program Studi DIII Analisis Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Islam Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai