Anda di halaman 1dari 13

Mengingat Kembali

Materi 3

Pengendalian Relay dan Kontaktor

Pada sistem kelistrikan dikenal dua istilah yaitu sistem pengendalian dan sistem pengaturan. Sistem
pengendalian yang akan dibahas kali ini memakai perangkat kontaktor dan alat kendali sakelar ON,
sakelar OFF, timer, dsb. Pada sistem pengendalian memiliki dua bagian yaitu yang disebut rangkaian
kontrol (DC 24 V) dan sistem daya (AC 230 V) (gambar 1).

Pada saat sakelar S1 di ON kan relay Q1 akan energized sehingga pada kontak 1-2 tertutup
dan lampu akan menyala karena mendapatkan supply listrik AC 230 V. Apabila sakelar S1
di-OFF- kan, maka Q1 dan lampu akan OFF.

Pada sistem pengaturan dikenal dengan pengaturan loop terbuka dan loop tertutup dengan


feedback. Sistem pengaturan loop terbuka hasil output tidak dapat dikendalikan sesuai
dengan setting, Sebab pada sistem loop terbuka tidak ada feedback atau umpan balik.

Sistem pengaturan loop tertutup, memiliki umpan balik yang akan menghubungkan input
dengan hasil output. Sehingga hasil akhir output akan selalu diperiksa sehingga hasilnya bisa
selalu mendekati dengan besaran yang diinginkan (gambar 2).
Pada alat Setrika Listrik atau Rice Cooker termasuk contoh sistem pengaturan loop tertutup
temperatur dengan Bimetal (gambar 3).

Kondisi awal dari bimetal pada kondisi masih dingin akan menutup, sehingga kontak tertutup
membuat arus listrik akan mengalir ke elemen pemanas. Hingga temperatur setting dicapai,
pada bimetal akan terputus dan arus listrik ikut terputus juga. Jika temperatur kembali dingin
bimetal akan terhubung kembali dan pada pemanas akan bekerja lagi, kejadian ini akan terus
berulang-ulang kondisi ON dan OFF secara otomatis dan teratur.

Komponen Sistem Pengendalian

Pada sistem pengendalian terdapat dua kelompok komponen listrik yang digunakan, yaitu
komponen kontrol dan komponen daya. Kemudian yang termasuk komponen kontrol yaitu:
sakelar ON, sakelar OFF, timer, relay overload dan relai.

Komponen daya diantaranya yaitu: kontaktor, kabel daya, sekring atau circuit breaker. Dan
berikut ini akan dijelaskan konstruksi dari beberapa komponen kontrol dan komponen daya
yang banyak dipakai pada sistem pengendalian.

Tabel di bawah menunjukkan terdapat empat tipe kontak yang sering digunakan pada sistem
pengendalian, yaitu Normally Open (NO), Normally Close (NC), Satu Induk dua Cabang
(gambar 4).
● Kontak Normally Open (NO), yaitu ketika coil dalam kondisi tidak energized kontak pada
posisi terbuka (open, OFF) dan ketika coil diberikan arus listrik dan 1 maka kontak pada
posisi menutup ON.

● Kontak Normally Close (NC), yaitu kebalikan dari kontak NO ketika coil pada kondisi
tidak energized kontak pada posisi tertutup (close, ON) dan ketika coil diberikan arus listrik
dan energized maka kontak pada posisi membuka OFF.

● Kontak Single pole double trough, mempunyai satu kontak utama dan dua kontak cabang,
ketika coil tidak energized kontak utama terhubung dengan cabang atas. Dan ketika coil
energized justru kontak utama terhubung dengan kontak cabang bawah.

● Kontak bantu, terdapat dua jenis ujung kontak, jenis pertama yaitu kontak dengan dua
kontak hubung biasanya ditemui pada kontak relai (gambar 5).

Jenis kedua yaitu kontak dengan empat kontak hubung, ada bagian yang diam dan ada kontak
yang bergerak ke bawah, kedua jenis ini terpasang pada kontaktor.

● Komponen relai, ini akan bekerja secara elektromagnetis, saat coil K terminal A1 dan A2
diberikan arus listrik angker akan menjadi magnet dan menarik lidah kontak yang ditahan
oleh pegas, kontak utama 1 akan terhubung dengan kontak cabang 4 (gambar 6).
Saat arus listrik putus (unenergized), elektromagnetiknya akan hilang dan kontak akan
kembali pada posisi awal karena ditarik oleh tekanan pegas. Kemudian pada kontak utama 1
akan terhubung kembali dengan kontak cabang 2. Relai memakai tegangan DC 12V, 24V,
48V dan AC 220V.

● Bentuk fisik relai, dibuat dengan wadah plastik transparan, mempunyai dua kontak SPDT
(Single Pole Double Throgh (gambar 7), satu kontak utama dan dua kontak cabang).

Relay jenis SPDT ini memakai tegangan DC 6V, 12V, 24V dan 48V. Dan tersedia dengan
tegangan AC 220V. Kemampuan kontak SPDT mengalirkan arus listrik sangat terbatas
kurang dari 5 Amper. Kemudian untuk bisa mengalirkan arus daya yang besar untuk
mengendalikan motor induksi. Pada relai harus dihubungkan dengan kontaktor yang
mempunyai kemampuan hantar arus dari 10–100 Amper.

● Komponen Reed Switch yaitu merupakan sakelar elektromagnetik yang cukup unik karena
bisa bekerja dengan dua cara. Cara pertama reed switch dimasukkan pada belitan kawat dan
dihubungkan dengan sumber tegangan DC. Saat coil menjadi elektromagnet maka reed
switch berfungsi sebagai kontak, dan saat listrik di-OFF-kan maka reed switch juga akan OFF
(gambar 8).

Cara kedua yaitu reed switch di belitkan dalam beberapa belitan kawat yang dialiri listrik DC
yang cukup besar. Misalkan jumlah belitan yaitu 5 lilit, dan besarnya arus DC 10 A, maka
reed switch akan ON bila ada kuat magnet sebesar 50 Amper-lilit (5 lilit x 10 Amper).

● Komponen push-button atau yang disebut sakelar ON/ OFF banyak dipakai sebagai alat
penghubung atau pemutus sirkuit kontrol (gambar 9).

Mempunyai dua kontak, yaitu NC dan NO. Yang artinya ketika sakelar tidak dipakai satu
kontak akan terhubung Normally Close, dan satu kontak lainnya akan Normally Open. Saat
kontak ditekan secara manual kondisinya akan berbalik posisi menjadi NO dan NC.

● Komponen timer biasanya dipakai pada rangkaian kontrol pengendalian, fungsinya yaitu


untuk mengatur kapan suatu kontaktor harus energized atau mengatur berapa lama kontaktor
akan energized. Ada empat jenis timer yang sering dipakai yang mempunyai karakteristik
kerja seperti pada (gambar 10).
● Kontaktor yaitu merupakan sakelar daya yang bekerja dengan prinsip elektromagnetik
(gambar 11).

Sebuah coil dengan inti yang berbentuk huruf E yang diam, bila coil dialirkan arus listrik
akan menjadi magnet dan akan menarik inti magnet yang bergerak dan menarik sekaligus
kontak pada posisi ON. Batang inti yang bergerak menarik paling sedikit ada 3 kontak utama
dan beberapa kontak bantu bisa kontak NC atau NO. Kerusakan yang terjadi pada kontaktor,
biasanya terjadi karena belitan coil yang terbakar atau kontak tipnya saling lengket atau pada
ujung-ujung kontaknya terbakar.

● Susunan kontak dalam Kontaktor (gambar 12) secara skematik terdiri dari belitan coil
dengan notasi A2-A1.
Terminal yang menuju ke sisi sumber supply listrik 1/L1, 3/L2, 5/L3, kemudian terminal ke
sisi beban motor atau beban listrik lainnya yaitu 2/T1, 4/T2 dan 6/T3. Dengan menggunakan
dua kontak bantu NO Normally Open 13-14 dan 43-44, dan dua kontak bantu NC Normally
Close 21-22 dan 31-32. Kontak utama harus digunakan dengan sistem daya saja, dan kontak
bantu ini difungsikan untuk kebutuhan rangkaian kontrol dan tidak boleh tertukar. Kontak
bantu pada sebuah kontaktor dapat dilepaskan atau ditambahkan secara modular.

● Bentuk fisik Kontaktor ini terbuat dari bahan plastik keras yang kokoh (gambar 13).
Pemasangan ke panel bisa dengan memakai rel atau disekrupkan.

Kontaktor dapat digabungkan dengan beberapa pengaman lainnya, misalnya digabung


dengan pengaman bimetal atau overload relay. Tetapi yang perlu diperhatikan adalah
kemampuan hantar arus kontaktor yang perlu disesuaikan dengan besarnya arus beban.
Karena ini berkenaan dengan kemampuan dari kontaktor secara elektrik.

● Pengaman sistem daya untuk beban motor-motor listrik atau beban lampu yang berdaya
besar dapat memakai sekring atau Miniatur Circuit Breaker (MCB) (gambar 14).

MCB adalah sebuah komponen pengaman yang kompak, karena di dalamnya terdiri dua
pengaman sekaligus.

• Pengaman pertama beban lebih oleh bimetal, dan kedua pengaman arus hubung-singkat
oleh relai arus. Pada saat salah satu pengaman berfungsi maka secara otomatis sistem
mekanik MCB akan trip dengan sendirinya.
• Pengaman bimetal bekerja secara thermis, fungsi kuadrat arus dan waktu sehingga saat
terjadi beban lebih reaksi MCB menunggu beberapa saat.

● Komponen Motor Control Circuit Breaker 1 (MCCB) mempunyai tiga fungsi, yang


pertama adalah sebagai switching, kedua sebagai pengamanan motor dan fungsi yang ketiga
adalah sebagai isolasi untuk rangkaian primer dengan beban (gambar 15).
• Pengaman beban lebih disini dilakukan oleh bimetal, dan untuk pengamanan hubung-
singkat dilakukan oleh coil arus hubung-singkat yang secara mekanik akan bekerja
mematikan Circuit Breaker. Rating arus yang ada di pasaran yaitu 16 A sampai dengan 63 A.

● Bentuk fisik Motor Control Circuit Breaker (MCCB) ini terbuat dari casing plastik keras
yang akan melindungi seluruh perangkat seperti: coil arus hubung-singkat, bimetal, dan
kontak utama (gambar 16).

Pengaman untuk beban lebih bimetal dan coil arus hubung-singkat terpasang terintegrasi.
Mempunyai tiga terminal ke sisi pemasok listrik 1L1, 3L2 dan 5L3. Mempunyai tiga terminal
yang terhubung ke beban yaitu 2T1, 4T2 dan 6T3. Terminal ini tidak boleh dibalikkan
penggunaanya, karena akan mempengaruhi fungsi dari alat pengaman.

Pengendalian Kontaktor Elektromagnetik

● Komponen kontrol relay impuls bekerja ini seperti sakelar toggle manual, bedanya yaitu
relai impuls disini bekerja secara elektromagnetik (gambar 17).
Pada saat sakelar S1 di-ON- kan relai impuls K1 dengan terminal A1 dan A1 akan energized
sehingga kontak berada posisi ON. Dan lampu E1 akan menyala. Pada saat sakelar S1 posisi
OFF mekanik pada relai impuls tetap mengunci atau tetap ON. Ketika S1 di ON yang kedua,
mekanik impuls akan lepas dan kontak akan OFF, kemudian lampu akan mati.

● Komponen timer OFF-delay bekerja secara elektromagnetik (gambar 18). Sakelar S2 di-
ON- kan, coil timer OFF-delay K2 akan energized dan menyebabkan sakelar akan ON dan
akan lampu menyala.

Timer di set pada waktu tertentu misalkan saja tiga menit. Setelah waktu tiga menit dicapai
dari saat timer energized, mekanik timer OFF delay akan meng-OFF-kan sakelar dan
menyebabkan lampu mati. Dengan penggunaan timer yang dikombinasikan dengan
kontaktor, akan didapat waktu ON dan OFF kontaktor dapat disetting sesuai dengan
kebutuhan.

● Coil kontaktor Q1 pada penerapan/aplikasinya dihubungkan secara paralel dengan dioda


R1, Varistor R2 atau secara seri R3C1 (gambar 19).
Coil Q1 yang dihubungkan secara paralel dengan dioda R1 fungsinya yaitu untuk menekan
munculnya ggl (gaya gerak listrik) induksi yang dikeluarkan oleh induktor pada coil Q1.
Sedangkan varistor R2 mempunyai karakteristik untuk menekan arus induksi pada coil agar
bisa meminimal dengan mengatur besaran resistansinya. Coil Q1 yang dihubungkan secara
paralel dengan R3C1 akan membentuk sebuah impedansi sehingga arus yang mengalir ke coil
menjadi minimal dan aman.

● Bentuk Coil Set-Reset dengan dua belitan dan bisa melayani dua sakelar yang berfungsi
sebagai sakelar Setting (tombol S) dan sakelar Reset (tombol R) (gambar 20).

Pada saat tombol S di ON mekanik coil akan meng-ON- kan sakelar dan lampu akan
menyala. Dioda R1, berpasangan dengan K1 dan dioda R4. Pada saat tombol R di ON coil
energized dan sistem mekanik akan meng OFF-kan sakelar dan lampu akan mati. Dioda R2,
berpasangan dengan K1 dan dioda R3.
Pengendalian Hubungan Langsung

Pengendalian hubungan langsung atau yang dikenal dengan istilah Direct On Line (DOL)
digunakan untuk mengontrol motor induksi dengan kontaktor Q1.

Rangkaian daya (gambar 21) menunjukkan ada lima kawat penghantar, yaitu L1, L2 , L3, N
dan PE, kemudian ada tiga buah sekring/fuse F1 yang fungsinya sebagai pengaman hubung-
singkat bila ada gangguan pada rangkaian daya.

Sebuah kontaktor mempunyai enam kontak, sisi supply terminal 1, 3 dan 5, sedangkan pada
disisi beban terhubung ke motor terminal 2, 4 dan 6. dalam notasi ini tidak boleh dibolak-
balikkan. Rangkaian kontrol perlu dipasangkan sekring/fuse F2 sebagai pengaman apabila
terjadi hubung-singkat pada rangkaian kontrol.

Posisi menghidupkan atau ON

Apabila tombol Normally Open S1 di ON-kan, aliran listrik dari jala-jala L akan mengalir
melewati sekring/fuse F1, S1, S2 melewati terminal coil A1 A2 dari coil Q1 menuju ke netral N.
Akibatnya dari coil kontaktor Q1 akan energized dan kemudian mengaktifkan kontak
Normally Open Q1 terminal 13,14 akan menjadi ON dan berfungsi sebagai pengunci.
Sehingga saat salah satu tombol S1 posisi OFF aliran listrik ke coil Q1 tetap energized dan
motor akan induksi berputar.

Posisi mematikan atau OFF


Tekan tombol Normally Close S2, maka pada loop tertutup dari rangkaian akan terbuka, dan
hilangnya aliran listrik pada coil kontaktor Q1 akan de-energized. Akibatnya pada coil
kontaktor OFF dan kontak-kontak daya akan memutuskan aliran listrik ke motor.

Rangkaian daya dan kontrol seperti pada (gambar 22) di atas, secara prinsip bekerja sama
dengan rangkaian pada (gambar 21). Kemudian yang membedakan yaitu terdapat dua tombol
Normally Open S1 dan S3 untuk menghidupkan rangkaian. Dan juga terdapat dua tombol
Normally Close S2 dan S4 yaitu untuk mematikan rangkaian.

Tugas 3. Tulis soal dan jawaban ke dalam buku serta Cantumkan Nama
dan nomor Absen selanjutnya foto dan upload ke google classrom

1. Dari materi diatas, Jelaskan tentang DOL.....


2. Gambarkan rangkaian DOL........

Anda mungkin juga menyukai